Anda di halaman 1dari 10

STUDI PERENCANAAN JEMBATAN SULAWESI

DENGAN STRUKTUR BETON PRATEKAN DI KOTA BANJARMASIN

Muhammad Yusni Anshari, Bambang Suprapto, Azizah Rachmawati


Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Malang
Jl. MT.Haryono 193, Malang, Jawa Timur 65144
Email : m.yusnianshari@gmail.com

ABSTRAKSI
Jembatan Sulawesi Kota Banjarmasin yang mengalami banjir sampai mengakibatkan jembatan tersebut
roboh pada tahun 2013 lalu, sekarang jembatan tersebut dibangun kembali. Mengingat arti pentingnya
sarana transportasi bagi masyarakat sekitar maka perlu adanya peningkatan sarana penghubung darat yang
salah satunya berupa jembatan baru yang layak digunakan sebagai pendukung transportasi. Ditinjau dari
faktor-faktor jembatan baru direncanakan dibangun dengan bentang 40 m dan lebar 9 m serta meninggikan
abutmen menjadi 6,5 m untuk menghindari hantaman air sungai. Studi perencanaan ini membahas
beberapa perhitungan yang diantaranya plat lantai kendaraan, trotoar dan sandaran, gelagar beton
prategang, jumlah tendon, kontrol lendutan, balok ujung, abutmen, serta perencanaan pondasi.
Dari hasil perhitungan perencanaan gelagar beton pratekan dapat disimpulkan dimensi gelagar
direncanakan dengan tinggi gelagar 2 m, lebar flens atas 0,7m, lebar flens bawah 0,6 m, tebal flens 0,2 m,
tebal flens atas 0,2 m dan bawah 0,25 m. Tendon direncanakan dengan jenis tendon VSL type 31 dengan
untaian kawat baja 24 strand. Jumlah yang direncanakan sesuai perhitungan menggunakan 6 buah tendon
dengan maksimal gaya F = 1.836.000 kg, untuk ukuran abutmen direncanakan dengan tinggi 7,85 m panjang
abutmen sesuai dengan lebar jembatan yaitu 9 m, lebar abutmen sebesar 3 m, pondasi yang dipakai adalah
pondasi kaison karena penggunaan pondasi ini sesuai dengan keadaan tanah dilapangan dengan kedalaman
5 m, diameter luar 350 cm, diameter dalam 250 cm, serta jumlah pondasi sebanyak 2 buah.

Kata Kunci : Jembatan, Abutmen, Kaison, Banjarmasin

penghubung sekarang dipakai sebuah jembatan


darurat terbuat dari kayu yang dibangun diatas
PENDAHULUAN jembatan yang lama. Akan tetapi penggunaan
jembatan darurat itu tidak dapat menampung
Latar Belakang
arus kendaraan yang melaluinya karena
Pada tahun 2013 Jalan Sulawesi Kota keterbatasan kualitas jembatan. Hanya mobil-
Banjarmasin terjadi banjir yang menyebabkan mobil kecil yang bisa melintas diatas jembatan
satu-satunya penghubung antara Jalan Sulawesi darurat tersebut dengan cara bergantian
dan Jalan Mesjid Jami terputus. Penghubung menggunakan satu jalur yang sama.
tersebut adalah sebuah jembatan yang terletak di
Kecamatan Pasar Lama Kota Banjarmasin
perbatasan diantara Jalan Sulawesi dan Jalan Identifikasi Masalah
Mesjid Jami. Jembatan Sulawesi yang telah rusak Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
tersebut mempunyai panjang bentang 30 meter dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai
dengan lebar 5 meter, dimana jarak Muka Air berikut :
Terendah (MAT) dengan lantai kendaraan ± 3 1. Kondisi kontruksi lantai kendaraan kurang
meter. Untuk mengatasi masalah ini dibangun lebar.
sebuah jembatan baru disamping jembatan yang 2. Gelagar jembatan yang ada kurang besar.
telah roboh tersebut menggunakan sistem 3. Perencanaa tendon dengan kondisi gelagar
jembatan rangka baja yang pengerjaannya belum yang baru.
selesai hingga sekarang. Untuk alternatif
53
4. Kondisi abutmen yang ada kurang dapat 4. Perhitungan jumlah tendon
memikul beban yang akan diterima jembatan. a. Perencanaan tendon
5. Kondisi pondasi yang sesuai dengan keadaan b. Perencanaan Daerah aman tendon
tanah agar bisa menahan beban yang diterima. c. Menentukan koordinat tendon
5. Perhitungan kontrol lendutan
a. Menentukan keadaan awal
b. Menentukan keadaan setelah kehilangan
Rumusan Masalah
gaya prategang
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka 6. Perhitungan balok ujung (End Block)
dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu: a. Gaya tarik pemecah
1. Berapa besarnya pembebanan yang terjadi b. Besar gaya tarik pada lepas gumpal
pada lantai kendaraan ? 7. Perhitungan abutment
2. Berapa dimensi gelagar tipe beton prategang ? a. Perencanaan abutment
3. Berapa jumlah tendon yang memenuhi syarat b. Perhitungan pembebanan kepala jembatan
kontruksi ? c. Perhitungan perhitungan gaya-gaya
4. Berapa ukuran abutment pada jembatan ? horisontal
5. Berapa dimensi ukuran pondasi ? d. Kontrol stabilitas
e. Penulangan abutment
8. Perencanaan pondasi sumuran atau kaison
Tujuan dan Manfaat a. Perhitungan berat sendiri pondasi
Tujuan dari Studi Perencanaan Jembatan b. Perhitungan daya dukung pondasi
Sulawesi dengan Struktur Beton Pratekan di Kota c. Menentukan jumlah pondasi
Banjarmasin ini adalah : d. Kontrol jarak antar pondasi
1. Merencanakan studi perencanaan jembatan e. Efisiensi satu caisson dalam kelompok
yang kokoh dengan kualitas struktur yang f. Perhitungan penahan geser kaison
efektif. g. Perhitungan penulangan pondasi kaison
2. Meningkatkan kapasitas jembatan sehingga
mampu digunakan dalam perkembangan arus
lalu lintas lebih dari 20 tahun yang akan datang.
Sedangkan manfaat dari “Studi TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan Jembatan Sulawesi dengan Sturktur Jembatan
Beton Pratekan di Kota Banjarmasin” adalah
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi
memberi alternatif perencanaan jembatan yang
yang memungkinkan rute transportasi melalui
kokoh dan efisien serta memberikan gambaran
sungai, danau, jalan raya, jalan keret api dan lain-
atau masukan kepada pemerintah tentang
lain. Pengertian jembatan secara umum adalah
keuntungan-keuntungan yang bisa didapat pada
suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk
masa yang akan datang.
menghubungkan dua bagian jalan yng terputus
oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah
Lingkup Pembahasan yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi,
Sesuai dengan judul skripsi yaitu Studi jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak
Perencanaan Jembatan Sulawesi dengan Struktur sebidang dan lain-lain. Jembatan juga merupakan
Beton Pratekan di Kota Banjarmasin, maka penulis sarana pelengkap lalu lintas darat dengan struktur
membatasi pembahasannya hanya pada terdiri atas pondasi, bangunan bawah dan struktur
bangunan atas jembatan, yang meliputi : bangunan atas, yang menghubungkan dua ujung
1. Perhitungan plat lantai kendaraan jalan yang terputus akibat bentuk rintangan
a. Pembebanan lantai kendaraan melalui struktur bangunan atas.
2. Perhitungan Trotoar dan sandaran
a. Pembebanan Trotoar Karena perkembangan lalu lintas yang relatif
b. Pembebanan sandaran besar jembatan yang dibangun biasanya dalam
3. Perhitungan gelagar beton prategang beberapa tahun tidak mampu lagi menampung
a. Perencanaan balok prategang volume lalulintas sehingga biasanya perlu
b. Perhitungan statistika diadakan pelebaran. Untuk memudahkan
c. Tegangan uji pelebaran perlu dipersiapkan desain dari seluruh
54
jembatan. Sehingga dimungkinkan dilakukan Struktur bawah jembatan berfungsi memikul
pelebaran dikemudian hari, sehingga pelebaran seluruh beban struktur atas dan beban lain yang
dapat dilaksanakan dengan biaya murah dan ditimbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan
konstruksi menjadi mudah. hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dan
sebagainya untuk kemudian disalurkan ke
pondasi. Selanjutnya beban-beban
tersebutdisalurkan oleh pondasi ketanah dasar.
Klasifikasi Jembatan
Struktur bawah jembatan umunya meliputi :
1. Berdasarkan fungsinya jembatan bisa a. Pangkal Jembatan (Abutment)
dibedakan sebagai berikut : b. Pilar Jembatan (Pier)
a. Jembatan Jalan Kereta Api (Railway Bridge) 3. Pondasi
b. Jembatan Pejalan Kaki atau Penyebrangan Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh
(Pedestrian Bridge) beban dari struktur atas dan struktur bawah
c. Jembatan Jalan Raya (Highway Bridge) jembatan ketanah dasar. Berdasarkan sistimnya,
2. Berdasarkan bahan konstruksi jembatan dapat fondasi abutment atu pier jembatan dapat
dibedakan sebagai berikut : dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
a. Jembatan Kayu (Log Bridge) a. Pondasi Telapak (Spread Footing)
b. Jembatan Beton ( Concrete Bridge) b. Pondasi Sumuran (Sumuran Coisson)
c. Jembatan beton Prategang (Prestressed c. Pondasi tiang (Pile Foundation)
Concrete Bridge)
d. Jembatan Baja (Steel Bridge) Pembebanan Jembatan Pada Jalan Raya
e. Jembatan komposit (Composite Bridge) Pada suatu perencanaan jembatan jalan
3. Berdasarkan tipe strukturnya jembatan dapat raya terdapat klasifikasi jalan raya yang
dibedakan menjadi beberapa macam antara ditetapkan dalam standar spesifikasi bina marga.
lain : Adapun spesifikasi tersebut adalah :
a. Jembatan Plat (Slab Bridge) 1. Jenis 1
b. Jembatan Plat Berongga (Voided Slab a. Kelas I Jalan standar tertinggi untuk
Bridge) melayani lalu lintas kecepatan tinggi antar
c. Jembatan Rangka (Truss Bridge) daerah atau antar kota dengan bebas
d. Jembatan Gelagar (Girder Bridge) hambatan.
e. Jembatan Pelengkung (Arch Bridge) b. Kelas II Jalan standar tinggi untuk melayani
f. Jembatan Gantung (Suspension Bridge) lalu lintas kecepatan tinggi antar daerah
atau dalam kota metropolitan dengan
Bagian Struktur Jembatan bebas hambatan.
Struktur jembatan terbagi atas tiga bagian
penting. Bagian-bagian tersebut adalah : 2. Jenis 2
a. Kelas I Jalan standar tertinggi dengan 4
jalur atau lebih untuk melayani antar kota
1. Struktur Atas (Superstructures) dari dalam-kota, kecepatan tinggi, melalui
Struktur atas jembatan merupakana bagian yang lalu lintas dengan hambatan sebagian.
menerima beban secara langsung, yang meliputi : b. Kelas II Jalan standar tinggi dengan 2 jalur
berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, atau lebih untuk melayani antar/dalam-
beban lalu lintas kendaraan, gaya rem, beban kota (dalam distrik), kecepatan tinggi,
pejalan kaki, dan lain-lain. terutama melalui lalu lintas dengan/tanpa
Struktur atas jembatan umumnya meliputi : hambatan sebagian.
a. Trotoar. c. Kelas III Jalan standar menengah dengan 2
b. Slab Lantai Kendaraan jalur atau lebih untuk melayani dalam
c. Gelagar (Girder) distrik, kecepatan sedang melalui lalu lintas
d. Balok Diafragma dengan hambatan.
e. Ikatan Pengaku (ikatan angin, ikatan d. Kelas IV Jalan standar rendah dengan satu
melintang) jalan kendaraan untuk melayani kedaerah
f. Tumpuan (bearing) pedalaman.
2. Struktur Bawah (Substructures)
55
Klasifikasi Beton Pratekan Pengolahan data pada penelitian ini dapat
Beton Pratekan (prestressed concrete) dilihat pada Flowchart atau bagan alir dibawah ini:
adalah balutan beton dikelilingi kabel baja, yang
ditarik dengan dongkrak hidraulis. Setelah beton
mengeras dongkrak dilepas. Sehingga kabel
menekan beton pada kedua ujungnya. Tegangan
awal adalah suatu tegangan yang bekerja
sekalipun tidak ada beban yang diterima oleh
kontruksi. Pada suatu jembatan, tegangan awal itu
membantu peniadaan tekanan bawah, akibat
berat badan jembatan dan berat kendaraan
diatasnya. Tegangan awal yang bekerja itu timbul
oleh kabel baja. Kabel baja dipasang dalam beton
dengan membentuk busur dan ditempat kabel
baja didalam beton secara pasti diperoleh dari
perhitungan.
1. Sistem Pratarik (Pre-tensioning)
Sistem Pratarik adalah system pemberian gaya
Pratekan dengan cara menarik tendon sebelum
beton dicor, tendon-tendon itu harus diangkur
sementara pada abutment atau lantai penahan
pada waktu ditarik dan gaya Pratekan dialihkan ke
beton setelah beton tersebut mengeras.
2. Sistem Pasca Tarik (Post Tensioning)
Sistem pasca tarik adalah suatu sistem Pratekan di DATA PERENCANAAN
mana kabel ditarik setelah beton mengeras,
tendon-tendon diangkurkan pada beton tersebut Data Struktur
segera setelah gaya Pratekan diberikan. Cara ini
dapat dipakai pada elemen-elemen baik beton Tipe gelagar jembatan = Gelagar Pratekan
pracetak maupun beton yang dicetak ditempat. Panjang total jembatan = 40,00 m
Metode ini biasanya dipakai pada jembatan dan Lebar total jembatan = 9,00 m
struktur berat yang pelaksanaannya dituang Lebar trotoir = 2 x 1,00 m
langsung di tempat. Lebar lantai kendaraan = 7,00 m
Jarak gelagar memanjang = 2,33 m
Dasar Perencanaan Kepala Jembatan Tebal plat lantai kendaraan = 20 cm
Kepala jembatan dan pondasi termasuk Tebal trotoir = 40 cm
dalam bangunan bawah jembatan yang menerima Mutu baja tulangan (Fy) = 300 Mpa
beban dari bangunan diatasnya yang bekerja, Mutu beton (Fc) = 25 Mpa
meliputi beban mati, beban hidup, dan beban- Balok pracetak
beban lainnya yang bekerjapada struktur Mutu baja (fy) = 400 MPa
jembatan yang kemudian diteruskan ke tanah Mutu beton (fc) = 50 Mpa
sebagai dasar landasan struktur jembatan.

Dasar Perencanaan Pondasi Sumuran (Kaison)


Kaison adalah suatu pondasi yang terletak
pada lapisan pendukung, yang terbenam ke dalam
tanah karena beratnya sendiri dan dengan
mengeluarkan tanah galian dari dasar bangunan
bulat, yang terbuat dari beton bertulang.
Jenis-Jenis Pondasi Sumuran :
a. Kaison Terbuka (Open Caisson)
b. Kaison Tekanan (Pneumatic Caisson)

56
Konstruksi jembatan seperti gambar dibawah ini :
9m

1m

70 cm

30 cm
20 cm
2m

90 cm
200 cm
2,33 m

Gambar 1
Potongan Melintang Jembatan

30 cm
30 cm
Data Pembebanan
20 cm 20 cm 20 cm
a. Lapisan aspal lantai kendaraan
- Tebal Aspal = 0,05 meter
60 cm
- Berat jenis aspal = 2240 kg/m3
- Faktor beban K = 1,3 (RSNI T-02-2005 Hal : 12)
b. Plat beton lantai trotoar Gambar 2. Balok Sebelum Komposit
- Tebal plat beton = 0,20 meter
- Tebal tegel dan spesi = 0,05 meter Tabel 1. Luas Penampang Melintang (A) dan Titik
- Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/m3 Berat (Y)
- Berat jenis tegel dan spesi = 2240 kg/m3
- Faktor beban K = 1,3 (RSNI T-02-2005 Hal : 12)
c. Plat beton lantai kendaraan
- Tebal plat beton = 0,20 meter
- Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/m3
- Faktor beban K = 1,3
d. Air hujan dengan faktor beban
- Tinggi air hujan = 0,05 meter Jarak garis netral (c.g.c)
- Berat jenis air hujan = 1000 kg/m3  A .Y
Terhadap sisi bawah : Yb =
- Faktor beban K = 2,0 A
687480
=
HASIL DAN PEMBAHASAN 6900
= 99,634783 cm
Perencanaan Balok Pratekan
1. Sebelum Komposit
Terhadap sisi atas : Ya = Tinggi Balok - Yb
Penentuan tipe gelagar jembatan pratekan
= 200 – 99,63
Menggunakan Tipe VI
= 100,37 cm
Momen Inersia : I = ΣIi + ΣaδY2
= 1550833,33 + 30442713,65

57
Tabel 2. Luas Penampang melintang (A) dan Titik
70 cm Berat (Y)

30 cm
1

20 cm
4 5

2
90 cm
200 cm

100 cm
30 cm

6 7

70 cm
30 cm

20 cm 30 cm 20 cm
20 cm 20 cm 20 cm

60 cm

= 31993546,99

90 cm
200 cm
Gambar 3
Balok Pembagian Momen Inersia

30 cm 30 cm
Jari-jari inersia (i)
 I 31993456,9 9
i2 = = = 4636,746 cm2
A 6900
Letak kern (titik inti) Gambar 4
i 2 4636,746 Balok Komposit
Kern atas : ka = = = 46,54 cm
Yb 99,63
Jarak garis netral (c.g.c)
i 2 4636 ,746
Kern bawah : kb = = = 46,19 cm  A .Y 957498
Ya 100,37 Terhadap sisi bawah : Yb’ = =
I 8900
2. Sesudah Komposit
Pada beton pratekan pembebanan prestess = 107,584 cm
berlangsung lama, maka dipakai modulus tekan
dimana : Terhadap sisi atas : Ya’ = 220 – 107,584
- Balok pracetak = fc’ = 50 Mpa = 112,416 cm
- Beton bertulang = fc’ = 25 Mpa
Ikomp = 42657205 + 1617500
fc’ = 50 Mpa = 44274705 cm4
Ec = 4700 fc = 4700 50 = 33234,02 Mpa
Jari-jari inersia
fc’ = 25 Mpa I komp
i2 =
Ec = 4700 fc = 4700 25 = 23500 Mpa A
44274705
= = 4974,686 cm2
23500 8900
Maka n = = 0,71
33234 ,02
Bef = n . b = 0,71 x 2,00 = 1,42 m = 142 cm Letak kern (titik inti)
i 2 4974,686
Kern atas : ka’ = = = 46,24 cm
Yb' 107,584

58
i 2 4974,686
Kern bawah : kb’ = = = 44,25 cm Daerah Aman Tendon
Ya' 112,416
Menentukan Koordinat Tendon,
berdasarkan bentuk tendon parabola maka
Tegangan Ijin
penempatan kabel disusun menurut persamaan
Pemeriksaan tegangan pada penampang
berikut :
harus ditinjau pada beberapa keadaan yaitu :
4. f .x( L − x)
1. Keadaan awal adalah tegangan ijin setelah Y=
pelimpahan (transfer) Pratekan, sebelum L2
terdapat kehilangan tegangan diukur terhadap Dimana :
kuat tekan saat Pratekan awal :
f = tegangan puncak parabola
- Tegangan tarik (f’c)
f’c = 0,25 f ' c = 0,25 50 = 1,768 Mpa = x = panjang x
17,68 kg / cm2
y = perbedaan tinggi tendon diukur dari ujung
- Tegangan tekan (f’ci)
f’’ci = 0,6 . f’c = 0,6 . 50 = 30 Mpa = 300 L = panjang bentang = 40 m
kg/cm2
2. Keadaan akhir adalah tegangan ijin beton PERENCANAAN KONTRUKSI BANGUNAN BAWAH
pada tahap pelayanan beban kerja (sesudah Perencanaan Abutmen
kehilangan Pratekan) Direncanakan bentuk abutment sebagai berikut :
- Tegangan tarik (f ’ct)
f ' ct = 0,5 fc = 0,5 50 = 3,535 Mpa = 2525 130

75 70
35,35 kg/m2
- Tegangan tekan (f ‘c)

50 100
f 'c
f ’ci = 0,45 = 0,45 .50 = 22,5 Mpa = 225
kg /cm2

785
315
Perencanaan Tendon
Data tendon yang digunakan : 50

- Jenis tendon = VSL type 31


125

- Jumlah strand = 24 strand


- Diameter strand = ½”
- Diameter selongsong = 90 mm
- Kekuatan putus 80% = 360 ton = 360000 kg
500

- fpu : 270 ksi = 18621,9 kg/cm2


- fpi : 0,7 fpu = 0,7 . 18625,9
= 13035,33 kg/cm2

Fo 35 35
n = 25 25
gaya pra peregangan terhadap putus 250
300
1988418,14
= (Gambar Dalam cm)
360000
= 5,52  6 buah tendon Gambar 5
(VSL type 31untaian kawat 24) Bentuk Abutmen
Fo = n x 360000 = 6 x 360000 = 2160000 kg Keterangan :

F = 0,85 x 2160000 = 1836000 kg Panjang (L) =9m


Lebar (B) =3m
Tinggi (h) = 7,85 m
59
2525 130

75 70
G1
Sudut geser tanah = 200 G2
γ tanah = 1,920 t.m3

50 100
G3
γ beton = 2,500 t.m G4 G5

785
Pembebanan :

315
G6
G7 G8

50
125
G9

500
35 35
25 25
250
300

(Gambar Dalam cm)

Gambar 6
Gaya yang Bekerja Pada Abutmen

Tabel 3. Gaya-Gaya Vertikal Berat Sendiri


Abutmen
Reaksi akibat bebn mati (Rm)= ½ . 814694,08 kg

= 407347,04 Kg

Beban Hidup :

Qu = 3504,97 kg/m

Beban garis (P) = 24261,12 kg

Reaksi tumpuan akibat beban hidup :

Rh = ½ . Qu x L
Tabel 4. Gaya-Gaya Vertikal Berat Tanah Urugan
= (½ . 3504,97 x 40)

= 70099,4 kg

Rtotal = Rm + Rh

= 407347,04 + (24261,12 + 70099,4)

= 501707,56 kg

Perhitungan Pembebanan Kepala Jembatan

60
3. Pada tendon direncanakan jenis tendon VSL
2525 130
type 31 dengan untaian kawat baja 24 strand.

75 70
W1
Jumlah yang direncanakan sesuai perhitungan
menggunakan 6 buah tendon dengan

50 100
W2
W4
maksimal gaya F = 1.836.000 kg.
W3
4. Dari Perhitungan dan data yang ada maka

785
W5
direncanakan ukuran abutmen untuk tinggi

315
7,85m panjang abutmen sesuai dengan lebar
W6
jembatan yaitu 9 m, lebar abutmen sebesar
Pa
3m.

50
W7 W8

125
5. Pondasi yang dipakai adalah pondasi koison
karena penggunaan pondasi ini sesuai dengan
keadaan tanah dilapangan dengan kedalaman
5 m, Diameter luar 350 cm, Diameter dalam
500 250 cm serta jumlah pondasi sebanyak 2
buah.

35 35 Saran
25 25
250
300 1. Dalam merencanakan suatu konstruksi
(Gambar Dalam cm) jembatan harus menggunakan aturan-aturan
yang sesuai dan masih relevan.
Gambar 7
2. Dalam perencanaan setiap dimensi dari
Gaya-Gaya Vertikal Akibat Berat Tanah Urugan
komponen-komponen strukturnya harus
diadakan kontrol agar konstruksi aman dan
PENUTUP dimensi yang dihasilkan menjadi lebih efektif.
3. Dalam merencanakan konstruksi harus dipakai
Kesimpulan faktor keamanan, sehingga konstruksi yang
direncanakan bisa menjadi konstruksi yang
Dari hasil analisa perhitungan perencanaan kokoh, serta tahan terhadap berbagai macam
gelagar beton pratekan, maka dapat disimpulkan kondisi yang selalu berubah-ubah dalam
sebagai berikut : setiap waktu.

1. Perencanaan perhitungan gelagar beton


pratekan didapat hasil beban penampang
komposit pada : DAFTAR PUSTAKA
a. Beban Primer :
Anonim, 1992, "Bridge DesainManual (Panduan
Perencanaan) Bridge Management
System" Departement Pekerjaan Umum
Bina Marga.

Anonim, 2002, "SK SNI 03-2847-2002",


Departemen Pekerjaan Umum Bina Marga.

b. Beban Sekunder Anonim, 2005, "Peraturan Perencanaan Teknik


Jembatan (RSNI T-02-2005)", Departemen
Pekerjaan Umum Bina Marga.

2. Dimensi gelagar direncanakan untuk tinggi Fadila Sumantri, R, 1989, "Analisis Perencanaan
geagar 2 m, lebar flens atas 0,7 m, lebar flens Jembatan", Proyek Pengembangan
bawah 0,6 m, tebal badan flens 0,2 m, tebal Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan,
flens atas 0,2 m dan tebal flens bawah 0,25 m. Jakarta.

61
Hadi Pratomo, W, 1994 "Struktur Beton
Prategang (Teori dan Prinsip Desain)",
Nova.

Joseph E Bowles, 1993, "Analisis Desain


Pondasi",Jakarta.

Krisna Raju, N., 1988 "Beton Prategang", edisi


kedua, Erlangga, Jakarta.

Supriyadi, B., 2000, "Jembatan" Edisi


Ketiga,Yogyakarta.

Suyono Sosrodarsono, 2000, "Mekanika Tanah


dan Teknik Pondasi" Edisi Ketujuh, -
PT.PradnyaParamitha.

Struyk, Van Der Veen, Sumargono, 1990,


"Jembatan" Edisi Ketiga, PT Pradnya
Paramita.

TY Lin, Burn, H., "Desain Struktur Beton


Prategang", Edisi Ketiga, Jilid 1 dan 2,
Erlangga,Jakarta.

Winarni, "Struktur Beton Prategang", Jakarta.

62

Anda mungkin juga menyukai