ABSTRAKSI
Jembatan Sulawesi Kota Banjarmasin yang mengalami banjir sampai mengakibatkan jembatan tersebut
roboh pada tahun 2013 lalu, sekarang jembatan tersebut dibangun kembali. Mengingat arti pentingnya
sarana transportasi bagi masyarakat sekitar maka perlu adanya peningkatan sarana penghubung darat yang
salah satunya berupa jembatan baru yang layak digunakan sebagai pendukung transportasi. Ditinjau dari
faktor-faktor jembatan baru direncanakan dibangun dengan bentang 40 m dan lebar 9 m serta meninggikan
abutmen menjadi 6,5 m untuk menghindari hantaman air sungai. Studi perencanaan ini membahas
beberapa perhitungan yang diantaranya plat lantai kendaraan, trotoar dan sandaran, gelagar beton
prategang, jumlah tendon, kontrol lendutan, balok ujung, abutmen, serta perencanaan pondasi.
Dari hasil perhitungan perencanaan gelagar beton pratekan dapat disimpulkan dimensi gelagar
direncanakan dengan tinggi gelagar 2 m, lebar flens atas 0,7m, lebar flens bawah 0,6 m, tebal flens 0,2 m,
tebal flens atas 0,2 m dan bawah 0,25 m. Tendon direncanakan dengan jenis tendon VSL type 31 dengan
untaian kawat baja 24 strand. Jumlah yang direncanakan sesuai perhitungan menggunakan 6 buah tendon
dengan maksimal gaya F = 1.836.000 kg, untuk ukuran abutmen direncanakan dengan tinggi 7,85 m panjang
abutmen sesuai dengan lebar jembatan yaitu 9 m, lebar abutmen sebesar 3 m, pondasi yang dipakai adalah
pondasi kaison karena penggunaan pondasi ini sesuai dengan keadaan tanah dilapangan dengan kedalaman
5 m, diameter luar 350 cm, diameter dalam 250 cm, serta jumlah pondasi sebanyak 2 buah.
56
Konstruksi jembatan seperti gambar dibawah ini :
9m
1m
70 cm
30 cm
20 cm
2m
90 cm
200 cm
2,33 m
Gambar 1
Potongan Melintang Jembatan
30 cm
30 cm
Data Pembebanan
20 cm 20 cm 20 cm
a. Lapisan aspal lantai kendaraan
- Tebal Aspal = 0,05 meter
60 cm
- Berat jenis aspal = 2240 kg/m3
- Faktor beban K = 1,3 (RSNI T-02-2005 Hal : 12)
b. Plat beton lantai trotoar Gambar 2. Balok Sebelum Komposit
- Tebal plat beton = 0,20 meter
- Tebal tegel dan spesi = 0,05 meter Tabel 1. Luas Penampang Melintang (A) dan Titik
- Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/m3 Berat (Y)
- Berat jenis tegel dan spesi = 2240 kg/m3
- Faktor beban K = 1,3 (RSNI T-02-2005 Hal : 12)
c. Plat beton lantai kendaraan
- Tebal plat beton = 0,20 meter
- Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/m3
- Faktor beban K = 1,3
d. Air hujan dengan faktor beban
- Tinggi air hujan = 0,05 meter Jarak garis netral (c.g.c)
- Berat jenis air hujan = 1000 kg/m3 A .Y
Terhadap sisi bawah : Yb =
- Faktor beban K = 2,0 A
687480
=
HASIL DAN PEMBAHASAN 6900
= 99,634783 cm
Perencanaan Balok Pratekan
1. Sebelum Komposit
Terhadap sisi atas : Ya = Tinggi Balok - Yb
Penentuan tipe gelagar jembatan pratekan
= 200 – 99,63
Menggunakan Tipe VI
= 100,37 cm
Momen Inersia : I = ΣIi + ΣaδY2
= 1550833,33 + 30442713,65
57
Tabel 2. Luas Penampang melintang (A) dan Titik
70 cm Berat (Y)
30 cm
1
20 cm
4 5
2
90 cm
200 cm
100 cm
30 cm
6 7
70 cm
30 cm
20 cm 30 cm 20 cm
20 cm 20 cm 20 cm
60 cm
= 31993546,99
90 cm
200 cm
Gambar 3
Balok Pembagian Momen Inersia
30 cm 30 cm
Jari-jari inersia (i)
I 31993456,9 9
i2 = = = 4636,746 cm2
A 6900
Letak kern (titik inti) Gambar 4
i 2 4636,746 Balok Komposit
Kern atas : ka = = = 46,54 cm
Yb 99,63
Jarak garis netral (c.g.c)
i 2 4636 ,746
Kern bawah : kb = = = 46,19 cm A .Y 957498
Ya 100,37 Terhadap sisi bawah : Yb’ = =
I 8900
2. Sesudah Komposit
Pada beton pratekan pembebanan prestess = 107,584 cm
berlangsung lama, maka dipakai modulus tekan
dimana : Terhadap sisi atas : Ya’ = 220 – 107,584
- Balok pracetak = fc’ = 50 Mpa = 112,416 cm
- Beton bertulang = fc’ = 25 Mpa
Ikomp = 42657205 + 1617500
fc’ = 50 Mpa = 44274705 cm4
Ec = 4700 fc = 4700 50 = 33234,02 Mpa
Jari-jari inersia
fc’ = 25 Mpa I komp
i2 =
Ec = 4700 fc = 4700 25 = 23500 Mpa A
44274705
= = 4974,686 cm2
23500 8900
Maka n = = 0,71
33234 ,02
Bef = n . b = 0,71 x 2,00 = 1,42 m = 142 cm Letak kern (titik inti)
i 2 4974,686
Kern atas : ka’ = = = 46,24 cm
Yb' 107,584
58
i 2 4974,686
Kern bawah : kb’ = = = 44,25 cm Daerah Aman Tendon
Ya' 112,416
Menentukan Koordinat Tendon,
berdasarkan bentuk tendon parabola maka
Tegangan Ijin
penempatan kabel disusun menurut persamaan
Pemeriksaan tegangan pada penampang
berikut :
harus ditinjau pada beberapa keadaan yaitu :
4. f .x( L − x)
1. Keadaan awal adalah tegangan ijin setelah Y=
pelimpahan (transfer) Pratekan, sebelum L2
terdapat kehilangan tegangan diukur terhadap Dimana :
kuat tekan saat Pratekan awal :
f = tegangan puncak parabola
- Tegangan tarik (f’c)
f’c = 0,25 f ' c = 0,25 50 = 1,768 Mpa = x = panjang x
17,68 kg / cm2
y = perbedaan tinggi tendon diukur dari ujung
- Tegangan tekan (f’ci)
f’’ci = 0,6 . f’c = 0,6 . 50 = 30 Mpa = 300 L = panjang bentang = 40 m
kg/cm2
2. Keadaan akhir adalah tegangan ijin beton PERENCANAAN KONTRUKSI BANGUNAN BAWAH
pada tahap pelayanan beban kerja (sesudah Perencanaan Abutmen
kehilangan Pratekan) Direncanakan bentuk abutment sebagai berikut :
- Tegangan tarik (f ’ct)
f ' ct = 0,5 fc = 0,5 50 = 3,535 Mpa = 2525 130
75 70
35,35 kg/m2
- Tegangan tekan (f ‘c)
50 100
f 'c
f ’ci = 0,45 = 0,45 .50 = 22,5 Mpa = 225
kg /cm2
785
315
Perencanaan Tendon
Data tendon yang digunakan : 50
Fo 35 35
n = 25 25
gaya pra peregangan terhadap putus 250
300
1988418,14
= (Gambar Dalam cm)
360000
= 5,52 6 buah tendon Gambar 5
(VSL type 31untaian kawat 24) Bentuk Abutmen
Fo = n x 360000 = 6 x 360000 = 2160000 kg Keterangan :
75 70
G1
Sudut geser tanah = 200 G2
γ tanah = 1,920 t.m3
50 100
G3
γ beton = 2,500 t.m G4 G5
785
Pembebanan :
315
G6
G7 G8
50
125
G9
500
35 35
25 25
250
300
Gambar 6
Gaya yang Bekerja Pada Abutmen
= 407347,04 Kg
Beban Hidup :
Qu = 3504,97 kg/m
Rh = ½ . Qu x L
Tabel 4. Gaya-Gaya Vertikal Berat Tanah Urugan
= (½ . 3504,97 x 40)
= 70099,4 kg
Rtotal = Rm + Rh
= 501707,56 kg
60
3. Pada tendon direncanakan jenis tendon VSL
2525 130
type 31 dengan untaian kawat baja 24 strand.
75 70
W1
Jumlah yang direncanakan sesuai perhitungan
menggunakan 6 buah tendon dengan
50 100
W2
W4
maksimal gaya F = 1.836.000 kg.
W3
4. Dari Perhitungan dan data yang ada maka
785
W5
direncanakan ukuran abutmen untuk tinggi
315
7,85m panjang abutmen sesuai dengan lebar
W6
jembatan yaitu 9 m, lebar abutmen sebesar
Pa
3m.
50
W7 W8
125
5. Pondasi yang dipakai adalah pondasi koison
karena penggunaan pondasi ini sesuai dengan
keadaan tanah dilapangan dengan kedalaman
5 m, Diameter luar 350 cm, Diameter dalam
500 250 cm serta jumlah pondasi sebanyak 2
buah.
35 35 Saran
25 25
250
300 1. Dalam merencanakan suatu konstruksi
(Gambar Dalam cm) jembatan harus menggunakan aturan-aturan
yang sesuai dan masih relevan.
Gambar 7
2. Dalam perencanaan setiap dimensi dari
Gaya-Gaya Vertikal Akibat Berat Tanah Urugan
komponen-komponen strukturnya harus
diadakan kontrol agar konstruksi aman dan
PENUTUP dimensi yang dihasilkan menjadi lebih efektif.
3. Dalam merencanakan konstruksi harus dipakai
Kesimpulan faktor keamanan, sehingga konstruksi yang
direncanakan bisa menjadi konstruksi yang
Dari hasil analisa perhitungan perencanaan kokoh, serta tahan terhadap berbagai macam
gelagar beton pratekan, maka dapat disimpulkan kondisi yang selalu berubah-ubah dalam
sebagai berikut : setiap waktu.
2. Dimensi gelagar direncanakan untuk tinggi Fadila Sumantri, R, 1989, "Analisis Perencanaan
geagar 2 m, lebar flens atas 0,7 m, lebar flens Jembatan", Proyek Pengembangan
bawah 0,6 m, tebal badan flens 0,2 m, tebal Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan,
flens atas 0,2 m dan tebal flens bawah 0,25 m. Jakarta.
61
Hadi Pratomo, W, 1994 "Struktur Beton
Prategang (Teori dan Prinsip Desain)",
Nova.
62