Anda di halaman 1dari 11

METODE CABLE STAYED UNTUK RE DESAIN JEMBATAN

GANTUNG DI DAERAH JEMBATAN KEMBAR, LOMBOK BARAT


Cable stayed method for redesain suspended bridge in Jembatan Kembar, West Lombok

LALU HASMI BAHTIAR1

Ir.SURYAWAN MURTIADI, M.Eng., Ph.D 2

I WAYAN SUTEJA, ST.,MT.3

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram


Jl. Majapahit 62 Mataram 83125 Telp. : (0370) 633007-63116

INTISARI

Jembatan gantung yang berada pada daerah Jembatan Kembar ini merupakan jembatan gantung
yang masih berfungsi hingga saat ini. Ketika jembatan tersebut tidak mampu lagi untuk menampung
pergerakan maka dilakukan desain ulang agar dapat menampung pergerakan. Dipilihnya desain
Cable Stayed karena sistem ini memiliki desain yang paling hemat dibandingkan desain yang lainnya.
Metode yang digunakan pada perhitungan jembatan ini adalah sesuai dengan urutannya yaitu
perhitungan box girder, kabel, menara (pylon) dan pondasi serta bagian-bagian detail lainnya yang
berhubungan dengan struktur jembatan tersebut. Variabel yang umum digunakan adalah tegangan,
kuat tekan beton dan leleh baja dan diameter tulangan. Hasil analisis didapat bahwa perhitungan
tendon prategang didapatkan sebanyak 90 buah kabel yang akan dibagi menjadi 10 buah yang
masing-masing terdiri dari 9 buah kabel per strand, untuk kabel penggantung didapatkan jumlah kabel
sebanyak 64, 54, dan 39 buah untuk setiap sudut kabel terhadap pylon dan tinggi jagaan didapat 6,7
meter dari tinggi normal yaitu 10 meter.

ABSTRACT

Suspension bridge located in Jembatan Kembar village is the only suspension bridge that still serves
in Lombok island. When the bridge is no longer able to accommodate movement, redesign is carried
out. Cable stayed design choosen because this system has the mot efficient design than other
design.Methods used in the calculation of this bridge is in accordance with the order which is tee beam
girder, pylon, and foundation calculation and other detail that has conection to the bridge structures.
Variable communing used is the stress, the compressive strength of concrete, specified strength yield
of non presstressed reinforcement, and diameter of reinforcement.The analysis of prestressed tendon
calculation results 90 cabels which will be devided into 10 hole each that contains 9 cable per strand,
for suspended cable result 64, 54 cables and 39 cables for each cable angle toward. Pylon and
clearance height result 6.7 meters from normal height which is 10 meters.

Keywords: Cable stayed, tee beam girder, clearence, foundation.

PENDAHULUAN tersebut. Masalah timbul ketika jembatan tidak


mampu lagi untuk mengakomodir seluruh
Latar Belakang
kegiatan masyarakat didaerah sekitar
Jembatan gantung yang terletak di
jembatan pada khususnya dan daerah Lombok
Desa Jembatan Kembar Kabupaten Lombok
Barat pada umumnya. Dengan parameter
Barat merupakan jembatan yang sangat
umum penentuan tingkat pelayanan jembatan
potensial dalam membantu kegiatan
adalah dari segi kemampuan tampung
masyarakat untuk mengembangkan potensi
kendaraan, struktur yang sudah ada, tingkat
daerah yang ada di hubungkan oleh jembatan
mobilisasi dan pergerakan orang dan barang
Keterangan :
1. Penulis
2. Dosen Pembimbing Utama
3. Dosen Pembibing Pendamping
dan pertumbuhan daerah sekitar. Sehingga penggantung setiap 2 meter dengan menara
dari parameter tersebut dapat dikatakan pada ujung-ujungnya dan memiliki angkur
bahwa jembatan gantung ini 80% sudah tidak yang berfungsi sebagai tempat menahan kabel
mampu lagi melayani pergerakan. ketika menerima beban. Pemilihan jenis
Jembatan merupakan satu struktur jembatan Cable Stayed ini didasarkan pada
yang dibuat untuk menyeberangi rintangan keunggulan dari sisi rasio panjang utama
seperti sungai, rel kereta api, ataupun jalan bentang dan tinggi phylon yang lebih murah
raya. Jembatan dibangun untuk membolehkan disamping dari segi estetika memiliki ke
pejalan kaki, kendaraan atau kereta api khasan tersendiri.
melintas diatas halangan itu. Jembatan cable
Dari desain ini diharapkan
stayed sudah dikenal lebih dari 200 tahun yang
memperoleh beberapa manfaat antara lain:
lalu (Walther, 1988 dalam buku Supriyadi, B.,
Muntohar, A.S., 2007) yang pada umumnya a) Sebagai bahan masukan maupun
dibangun dengan menggunakan kabel vertikal pertimbangan lain untuk alternatif rancangan
dan miring. design jembatan yang lain yaitu jenis cable
stayed.
Pada prinsipnya desain ulang
merupakan perhitungan kembali yang b) Sebagai simbol yang membuat sebuah
menghitung kekuatan yang mampu ditopang daerah menjadi mudah diingat karena
oleh struktur jembatan yang lama dan keunikan struktur jembatan tersebut.
dilakukan desain kembali dengan
menggunakan struktur rancang yang baru Dengan banyaknya metode perencanaan

yang diperkirakan dapat memberikan desain sebuah jembatan dan, maka skripsi ini hanya

yang lebih ekonomis maupun efektif. Untuk dibatasi pada “perancangan jembatan saja”.

mengetahui hal tersebut maka dilakukan Adapun ruang lingkup perancangannya

redesain pada jembatan gantung yang terletak adalah:

di Kecamatan Lembar, Desa Jembatan


1. Metode perancangan redesign yang
Kembar Kabupaten Lombok Barat yang
digunakan adalah metode Cable Stayed
melintasi Sungai Dodokan.
dengan sistem dua bidang.

Kondisi jembatan gantung saat ini telah 2. Di fokuskan pada perhitungan struktur atas

mengalami perbaikan namun hanya perbaikan jembatan.

pada cat dan perbaikan lantai kendaraan, 3. Menggunakan girder Tee Beam
namun tetap pada kondisi semula dimana
TINJAUAN PUSTAKA
jembatan hanya dapat melayani warga secara
terbatas yang akan melintas pada jembtan
Jembatan Beton Prategang
tersebut. Secara structural, jembatan tersebut
masih menggunakan desain awal yang berupa
jembatan gantung dengan menggunakan kabel
Keterangan :
1. Penulis
2. Dosen Pembimbing Utama
3. Dosen Pembibing Pendamping
Beton prategang adalah jenis beton Nilai modulus elastic menurut SNI 2002
dimana tulangan ditarik atau diregangkan ditentukan dengan persamaan:
terhadap betonnya. Penarikan ini
Ec = 4700 √f’c…………………. (4)
menghasilkan system kesetimbangan pada
tegangan dalam yang akan meningkatkan Tegangan akibat prategang adalah
kemampuan beton menahan beban luar.
Karena beton cukup kuat dan daktail terhadap P M P.e
σ = + + …………….(5)
tekanan dan sebaliknya lemah serta rapuh
A W W
terhadap tarikan maka kemampuan menahan Berbagai macam kehilangan tegangan akibat:
beban luar dapat ditingkatkan dengan
memberikan pratekanan. 1. Gesekan pada tendon

Pada struktur beton prategang dengan


tendon yang melengkung diketahui adanya
gesekan pada system penarik dan angkur
sehingga tegangan yang ada pada tendon jadi
Gambar 1. Balok Prategang
lebih kecil daripada yang terdapat pada alat
Kuat tarik beton mempunyai harga
baca tegangan.
yang jauh lebih rendah dari kuat tekannya.
Untuk tujuan desain, SNI menetapkan kuat Ps = Px.e-μ(α+βL) ………………………(6)
tarik beton sebesar σts = 0,5 √f’c………..…(1)
2. Slip pada angkur
Perubahan bentuk pada beton adalah
Slip pada angkur terjadi sewaktu kawat
langsung dan tergantung waktu. Pada beban
dilepaskan dari mesin penarik dan ditahan baji
tetap, perubahan bentuk bertambah dengan
pada angkur. Panjang atau besarnya slip rata-
waktu dan jauh lebih besar disbanding harga
rata adalah 2,5 mm. Rumusnya:
langsungnya. Pengembangan regangan
sepanjang waktu disebabkan oleh susut dan fc
ANC = ΔL = x L ……………(7)
rangkak. Jumlah regangan pada struktur pada Es
waktu t adalah penjumlahan dari regangan
langsung, susut, dan rangkak atau: Jembatan Cable Stayed

εt = εe t + εc t + εsh t ……………………...(2)
Pada umumnya jembatan cable stayed
Regangan langsung dari beton dinyatakan menggunakan gelagar baja, rangka, beton
dengan: atau beton pratekan sebagai gelagar utama
(Rosliansjah dan Zarkasi, 1995). Pemilihan
σ
εe = ……………………………….(3) bahan gelagar tergantung pada ketersediaan
Ec
bahan, metode pelaksanaan dan harga
konstruksi. Penilaian parameter tersebut tidak

Keterangan :
1. Penulis
2. Dosen Pembimbing Utama
3. Dosen Pembibing Pendamping
hanya tergantung pada perhitungan semata Pemilihan bentuk menara sangat
melainkan masalah ekonomi dan estetika lebih dipengaruhi oleh konfigurasi kabel, estetika
dominan. Kecenderungan sekarang adalah dan kebutuhan perencanaan serta
menggunakan gelagar beton, cast in situ. pertimbangan biaya. Bentuk-bentuk menara
dapat berupa rangka portal trapezoidal,
Pada dasarnya komponen utama
menara kembar, menara A atau menara
jembata Cable Stayed terdiri atas gelagar,
tunggal. Tinggi menara merupakan fungsi dari
system kabel, dan menara atau phylon.
panjang panel (Troitsky, 1977) yang dapat

Kabel menara ditulis:

H = n.a. tan 250 = 0,465 n.a

Dengan n dan a masing masing jumlah kabel


dan panjang panel.

Gambar 2. Lomponen Jembatan Cable Stayed (Podolny,1976), tinggi menara ditentukan dari
a. Sistem Kabel beberapa hal seperti tipe system kabel, jumlah
kabel dan perbandingan estetika dalam tinggi
Sistem kabel merupakan salah satu hal
menara dan panjang bentang, untuk itu
mendasar dalam perencanaan jembatan
direkomendasikan perbandingan antara
Cable Stayed. Kabel digunakan untuk
bentang panjang dan tinggi menara antara
menopang gelagar diantara dua tumpuan dan
0,19 sampai 0,25.
memindahkan beban tersebut ke menara.
Secara umum system kabel dapat dilihat c. Gelagar
sebagai tatanan kabel transversal dan
Bentuk gelagar jembatan Cable Stayed
longitudinal. Pemilihan tatanan kabel tersebut
sangat bevariasi namun yang paling sering
didasarkan atas berbagai hal karena akan
digunakan ada dua yaitu Stiffening trust dan
memberikan pengaruh yang berlainan
Solid Webb (Podolny and Scalzy, 1976).
terhadap perilaku struktur terutama pada
Stiffening trust digunakan untuk struktur baja
bentuk menara dan tampang gelagar.
dan Solid Webb digunakan untuk struktur baja
Sebagian besar struktur yang sudah dibangun
atau beton baik beton bertulang maupun beton
terdiri atas dua bidang kabel dan diangkerkan
prategang.
pada sisi sisi gelagar (Walther, 1988). Namun
ada beberapa yang hanya menggunakan satu Proses Perencanaan Jembatan
bidang. Penggunaan tiga bidang atau lebih
mungkin dapat dipikirkan untuk jembatan yang Data-data yang diperlukan dalam

sangat lebar agar dimensi balok melintang proses perencanaan jembatan / Re-Design:

dapat lebih kecil.


1. Lokasi
b. Menara
a. Topografi : Sesuai kontur

Keterangan :
1. Penulis
2. Dosen Pembimbing Utama
3. Dosen Pembibing Pendamping
b. Lingkungan : Kota dan Luar Kota  Gaya akibat gempa bumi
c. Tanah dasar : Tidak dilakukan  Gaya gesekan pada tumpuan
pengukuran bergerak
2. Keperluan : Melintasi sungai atau Jalan
c. Beban Khusus
lain
3. Bahan Struktur : Yang termasuk beban khusus adalah:
a. Karakteristik
b. Ketersediannya  Gaya sentrifugal

4. Peraturan : SNI 2004, SNI 2005 dan  Gaya tumbuk pada jembatan

BMS 1992 layang


 Gaya dan beban selama
pelaksanaan

METODOLOGI PERENCANAAN
Data Primer Perencanaan :

 Data Topografi daerah sekitar Lokasi


jembatan data topografi ini digunakan
sebagai bahan acuan dalam perencanaan
jembatan terutama dalam perencanaan
Desa jembatan kembar, Lombok Barat
bangunan bawah jembatan ( pondasi )
Data Hidrologi
Gambar 3. Lokasi Rencana
 Data mengenai curah hujan diperlukan
Data Beban
dalam perencanaan jembatan karena
a. Beban Primer
dalam prosesnya, data ini digunakan untuk

Yang termasuk beban primer adalah: memprediksi besaran banjair rata-rata


yang akan melintasi jembatan sehingga
 Beban mati dapat diprediksi besar gaya dorong yang
 Beban hidup terjadi pada pondasi dan abutment
 Beban kejut jembatan. Biasanya data yang digunakan
 Beban akibat tekanan tanah merupakan data curah hujan harian
selama 10 tahun minimal 3 Stasiun
b. Beban Sekunder
perekam ketinggian muka air / Automatic
Yang termasuk beban sekunder Water Level Recording (AWLR) yang
adalah: melintasi DAS pada Sungai Dodokan.
Data curah hujan didapat pada Badan
 Beban angin
Meteorologi Propinsi Nusa Tenggara
 Gaya akibat rangkak dan susut
Barat.
 Gaya rem dan traksi
Keterangan :
1. Penulis
2. Dosen Pembimbing Utama
3. Dosen Pembibing Pendamping
 Data Geologi - Perhitungan penulangan phylon
- Perhitungan pondasi
Data Geologi diperlukan terutama data
tentang batuan yang ada di sekitar lokasi ANALISIS
jembatan untuk membantu proses
perencanaan pondasi jembatan melalui - Nama Jembatan : Jembatan Kembar 2.

proses booring dan sondir di Lokasi - Lokasi Jembatan : Jalan RayaYos

jembatan tersebut. Untuk data geologi Sudarso, Lembar, Lombok Barat.

didapat pada Dinas Pekerjaan Umum - Panjang Jembatan : 80 meter.

Propinsi Nusa Tenggara Barat. - Panjang Bentang : 2x40 meter.


- Lebar Jembatan : 12,8 meter.
 Data Lainnya - Lebar Lajur :@4 meter.
- Tinggi Bebas : 10 meter.
Data penunjang lainnya yang tidak
- Konfigurasi kabel : sistem satu bidang.
memiliki data yang valid ditentukan sendiri.
- Material Utama :
Data Existing Jembatan gantung a. Gelagar T Beam
b. Kabel Baja
1. Bangunan Atas
c. Pylon Beton Bertulang
- Bentang jembatan: 81 meter
- Tinggi Rangka Jembatan: 12 meter Desain Rencana Box Girder
- Lebar Jembatan: 4 meter
- Girder T Beam
- Jarak antar Gelagar: 0,9 meter
- Tinggi girder :3 meter.
- Jarak Gelagar Melintang: 2 meter
- Lebar T beam atas : 12,8 meter.
- Lebar T Beam bawah : 4,8 meter.
2. Bangunan Bawah - Lebar Trotoar : 1,0 meter.
- Jenis abutment : Talud - Direncanakan 2 lajur 2 arah.
- Jenis Pondasi : Pondasi sumuran - F’c : 40 MPa
3. Dalam perhitungan ini, tahap-tahap
pengerjaan adalah sebagai berikut:
- Perhitungan beban sendiri jembatan
- Perhitungan beban yang bekerja pada
jembatan
- Analisa dengan menggunakan SAP
v.14
Gambar 5. Girder Tee Beam
- Perhitungan penulangan memanjang
Desain Rencana Pylon
- Perhitungan penulangan melintang
- Perhitungan kabel Beton bertulang
a. Tinggi pylon : 20 meter
- Perhitungan kabel penggantung
Keterangan :
1. Penulis
2. Dosen Pembimbing Utama
3. Dosen Pembibing Pendamping
b. Dimensi Pylon : 1x2 meter = 1740,5388 kN
c. Jarak antar Kabel :5 meter
c. Beban Hidup Trotoar
d. F’c : 40 MPa
Besar beban hidup trotoar adalah sebesar
e. Fy : 400 MPa
2 kPa untuk luas terbebani 100 m 2 (q= 2
Kabel Penggantung kN/m), dan beban terpusat (p) = 20 kN karena
adanya kendaraan ringan yang lewat.
- Konfigurasi kebel tipe fan
- Sistem satu bidang d. Beban Rem
- Kabel menggunakan tipe ASTM A
Total = KuTB x gaya
416-74
= 496,8 kN
Ø : 15,2 mm
e. Beban angina 1 dan 2
Fu : 2050 MPa
TEW = 0,0006 x 1,2 x 302 x (3x80)
= 205, 286 kN
TEW = 0,0012 Cw (Vw)2 Ab
= 410,5728 kN
f. Beban Gempa
No Elemen Density Luas Berat Vx=Vy =C.I.K.W
1 Box Girder 2500 16,4 41000kg/m = 2482,9807 kN
2 Box Angker 7850 2x1,7 26690kg/m
g. Beban Kejut
3 Utilitas 10%(1+2) 6769 kg/m
k = 1 + 20/(50+L)
4 Aspal 2200 6x2x0,05 1320kg/m
5 Air Hujan 1000 6x2x0,05 600kg/m 20
k3 =1+
6 Trotoar 13494kg/m (50+13,3)
Total 89873 kg/m
= 1,32
Digunakan pembebanan BM 100%
Tabel 1.Beban mati jembatan
- Perencanaan tiang sandaran
a. Beban “T”
Didapat tulangan 4 ᴓ12 dengan diameter
DLA = 30% (RSNI hal.24) sengkang ᴓ8 jarak 15 mm.
T’ = 500 kN - Perencanaan trotoar
T = T’ (1+DLA) KuTT Didapat tulangan tarik dan tekan diameter
= 1170 kN 30 dan 20 mm dengan tulangan sengkang
T = 1170 x 1,32 = 1544,4 kN diameter 8 jarak 15 mm.
b. Beban “D”
• P = 1,3 x 281,75 Pembebanan

= 732,55 kN.
Kombinasi 1 = 1.4 DL
Berdasarkan RSNI 2005 didapatkan Faktor
Kombinasi 2 = 1.2 DL + 1.6 LL + 0.5 RL
beban = 1,8
Kombinasi 3 = 1.2 DL + 1.0 LL + 1.6 WL +
• P = 732,55 x 1,8
0.5 RL
Keterangan :
1. Penulis
2. Dosen Pembimbing Utama
3. Dosen Pembibing Pendamping
Kombinasi 4 = 1.2 DL + 1.0 LL + 1.0 E δ = 2 cm
- Penentuan Jalur Tendon fs = 1000 kg/cm2
Data Tendon Pratekan ff = 1400 kg/cm2
Digunakan dengan tendon dengan 7 strand fb = 100 kg/cm2
dengan data-data sebagai berikut: ᴓ = 2,5 cm
a. Diameter : 12,7 mm
b. Luas : 98,71 mm2/strand Max = ( PsP , PfP , PbP )
c. fpu : 1860 Mpa
d. fpy : 0,9 fpu : 1674 Mpa =
Batas-batas tegangan
e.
f.
Saat jacking,
Saat transfer
0,8 fpu : 1488 Mpa
( 1166,9725
4606
,
1166 , 9725 1166,9725
359,78
,
2021,68 )
g. Pada Angkur 0,7 fpu : 1302 Mpa = (0,253 ; 3,24 ; 0,577 )

h. Sepanjang balok0,74 fpu : 1376,4 Mpa = 3,24 menentukan.

i. Saat pelayanan 0,8 fpy : 1339,2 Mpa


Jarak efektif pada saat menerima beban
= 1,8 l= 144 cm

Jenis Kehilangan Tegangan Persen Direncanakan jarak 40 cm, kapasitas actual:


Setelah pratekan 1303,04 100%
144−40 144−80 144−120
Per.elastis 2,15 0,16% 1+ + +
Rangkak &susut 83,49 6,4%
144 144 144
Shrinkage 0,403 0,03% = 2,33 < 3,24
Dudukan Angker 5,817 0,44%
Total 92,97 % Maka digunakan dowel d 2,5 cm dengan jarak
antar dowel 40 cm serta jarak dari pusat ke
Tabel 2.Kehilangan Beban
pusat 106 cm.
- Desain Tendon Pratekan
- Kabel Penggantung
F’c = 40 MPa
Fci = 38 MPa
Tegangan ijin Transfer = 22,8 N/mm2
Servis = 18 N/mm2

12252,84
Jumlah kawat strand =
147,2 Asc = (Wλ + P) cos Ø
= 83,23 => 84 buah (0.8 fu) sin 2 Ø / 2-γ.a
dalam satu selongsong tendon
Dengan rumus diatas diperoleh:
- Perhitungan Sambungan Antar Segmen
α1 (270) = n = 64 Strand
Pu = 11448 kN
h = 50 cm α2 (330) = n = 54 Strand
0
l = 80 cm α3 (49 ) = n = 39 Strand
Keterangan :
1. Penulis
2. Dosen Pembimbing Utama
3. Dosen Pembibing Pendamping
- Pylon Tanah 2: γ = 16.5 kN/m3
 Pu : 375380,107 x 106 Nmm γ = 7.8 kN/m3
 Ø : 30 mm φ = 31 0
 f’c : 40 MPa
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan
 fy : 400 MPa
jumlah pondasi tiang pancang yang digunakan
 Ø sengkang : 10 mm
adalah 40 buah yang tersebar di seluruh
 b : 1000 mm
luasan pondasi telapak.
 h : 2000 mm
 d’ : 100 mm - Perhitungan Tinggi jagaan
 d : 1800 mm Pylon

 As =As’ : 706,5 mm2 Kabel

Direncanakan jumlah tulangan yang akan


tiang sandaran

A
box girder
talud B

digunakan adalah 18 d 30 m.a.t

Pondasi tiang

18 d 30
pancang

Data :
V : 3,5 m/s

Didapat
A : penampang (1+2+3+4)
Cb =46,601 inchi
ab = 39,6 inchi Q = V xA
f’s = 79500>60000
= 134,75 m3/s
Mnb = 444910385,3244 in-lb
eb = 5,277 inch = 134 mm Mencari koef.
Kontrol Tarik
F’s = 80210,589 > 58000 lb (Fs=Fy) ∑n(i=1) ▒ log ⁡xi
Log x =
- Bantalan elastomer n
Dimensi Vertikal : 32 mm
n
Dimensi Horizontal : 920 mm
Panjang bantalan : 1000 mm
s =
√∑
i=1
¿¿¿¿

n
Cs = ∑(i=1) ¿ ¿
920
Kala Hujan 100 tahun, didapat:
jarak aman : tinggi total – penambahan
32
muka air 1 – penambahan
1000
muka air 2
- Pondasi
Tanah 1: γ = 20.8 kN/m3 : 6,694 m
0
φ = 29.5
Keterangan :
1. Penulis
2. Dosen Pembimbing Utama
3. Dosen Pembibing Pendamping
KESIMPULAN DAN SARAN
- Kesimpulan - SARAN

Dari hasil perhitungan redesain Dari desain yang telah dilakukan pada

jembatan gantung menggunakan metode jembatan gantung yang ada di daerah

cable stayed di dapatkan beberapa kesimpulan Jembatan Kembar di Kabupaten Lombok

antara lain: Barat ini di dapat beberapa saran, yaitu:

1) Dimensi balok tee beam yang didapat o Untuk mendapatkan desain yang

adalah memiliki tenla 0,5 meter untuk efektif perlu dilakukan Preliminary
pelat atas dengan ketinggian total 3 Design yang efisien sehingga
meter dengan sisi bawah memiliki didapatkan final desain yang tidak
lebar 2,4 meter. boros.
2) Hasil perhitungan kabel tendon berupa
90 buah kabel tendon dibagi terhadap
DAFTAR PUSTAKA
rencana 10 buah dalam satu
rangkaian girder tee beam yang akan Budiadi, A., 2008, Desain Praktis Beton
berisi masing-masing 9 buah gulungan Prategang.Andi, Yogyakarta.
dalam sabuah strand .
Hamsani, A., 2004, Perencanaan ulang
3) Dimensi kabel yang didapat untuk
Struktur atas Jembatan Saritowa dengan
dapat menahan beban yang diberikan
menggunakan Metode LRFD. Tugas akhir
oleh jembatan beserta beban yang
Universitas Mataram , Mataram.
bekerja didalamnya adalah diameter
15,2 mm dengan 64 gulungan pada Hardiyatmo ,Hary Christady., 2006, Teknik
sudut 270 ( kabel nomor 3 dari phylon), Fondasi II. Beta Offset.Jogjakarta.
0
54 gulungan pada sudut 33 ( kabel
nomor 2 dari phylon) serta 39 Nawy, Edward G.(alih bahasa Bambang

gulungan pada sudut 490 ( kabel Surtoatmono),2010, Beton

nomor 1 atau kabel yang berada tepat Bertulang.Refika Aditama, Bandung.

pada sisi samping phylon).


Podolny & Scalm J.B., 1976, Construction and
4) Phylon yang digunakan tetap
Design of cable Stayed Bridges,
menggunakan dua buah pada posisi
JohnWiley & Sons Inc., New York, USA.
awal perencanaan dengan dimensi
panjang 1000 mm dengan lebar 2000
Pramono, Handi., 2004. Struktur 2D dan 3D
mm.
dengan SAP 2000. Maxikom, Palembang.
5) Pondasi yang digunakan adalah
Roliansjah, S., & Zarkast I, 1995,
pondasi tiang pancang dengan 40
Perkembangan Akhir Jembatan Cable
buah tiang pancang setiap 1 pondasi
Stayed, Makalah pada Konferensi
dengan formasi 4 buah arah melintang
Regional Teknik Jalan (KRTJ) IV, Padang.
dan 10 buah arah memanjang.
Keterangan :
1. Penulis
2. Dosen Pembimbing Utama
3. Dosen Pembibing Pendamping
RSNI T-12-2004, 2004, Pembebanan
Jembatan, Badan Standar Nasional,
Jakarta.

RSNI T-02-2005, 2005, Perencanaan struktur


beton untuk Jembatan, Badan Standar
Nasional, Jakarta.

Schodek, 1991, Struktur (Alih


Bahasa:Suryoatmojo), PT.Eresco, Jakarta.
SNI 3967:2008. Spesifikasi Bantalan
Elastomer Tipe polos dan Tipe Berlapis
Untuk Perletakan Jembatan. Badan
Standar Nasional. Jakarta.
Standar Konstruksi Bangunan Indonesia,
1987, Pedoman Perencanaan
Pembebanan Jembatan Jalan Raya,
Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta.
Standar Konstruksi Bangunan Indonesia,
1992, Bridge Management System
Bagian 2 (Beban Jembatan), Department
PU, Jakarta.
Standar Konstruksi Bangunan Indonesia,
1992, Bridge Design Manual (Panduan
Perencanaan), Bridge Management
System, Jakarta.
Standar Konstruksi Bangunan Indonesia,
1992, Peraturan Perencanaan Teknik
Jembatan dan Penjelasan,Bridge
Management System,Jakarta.

Standar Nasional Indonesia Gempa tahun


2002 ; Jakarta.

Structure Analysis Program (SAP v.14),


Computer and Structure inc.USA

Supriyadi, B., Muntohar, A.S., 2007,


Jembatan, Beta Offset, Yogyakarta.

Keterangan :
1. Penulis
2. Dosen Pembimbing Utama
3. Dosen Pembibing Pendamping

Anda mungkin juga menyukai