Anda di halaman 1dari 2

JANGAN

Saat sampai dirumah,tak biasa rumahku terlihat sepi. ku cari istri dan anakku,ternyata mereka ada
dikamar. kulihat istriku duduk di sofa dekat balkon kamar kami sedangkan anak cantikku sudah terlelap
tidur dikasurnya. Iya istriku hari itu terlihat agak murung sambil menatap bintang-bintang. Rambutnya
yang hitam tergerai lurus terlihat sangat berkilauan diterpa terangnya sinar bulan. Akupun terpesona
melihat kecantikan istriku ditambah lagi ia memakai baju yang dulu pernah aku belikan di Bali.
Walaupun sudah agak lama tapi masih muat dibadannya. Akupun bertanya sembari duduk
disampingnya. "Mama sudah makan?" Tanyaku. "Belum,nanti saja" jawabnya. Ku lihat anakku yang
tertidur pulas dikasurnya, dia terlihat sangat manis tidur menyamping sambil memeluk boneka kucing
kesukaannya. "Lihatlah anak kita tertidur lelap,sampai-sampai mendengkur Ma'. Ingin sekali ku gendong
dia" Kataku sambil hendak bangun dari sofa untuk menuju kasur. "Jangan" Kata istriku lembut. "Kenapa
tidak boleh? Aku hanya ingin menggendongnya karena hari ini nggak bisa main dengannya karena aku
harus bekerja" Kataku. "Jangan kasihan dia sudah terlelap tidur,nanti bisa bangun" istriku menimpali.
"Aku sangat rindu dengan anak cantikku,biasanya kalau sudah terlelap dia tidak akan bangun kok Ma'"
Aku memaksanya lagi. "Jangan,dia lelah bermain seharian.Nanti kalau sudah terbangun dia sulit tidur
kembali "Kata istriku.

Kupandangi wajah istriku dari samping, daritadi kuperhatikan tak sekalipun dia menengok ke arahku.
Seakan-akan langit malam itu sangat memikat hatinya sampai-sampai suaminya yang baru pulang kerja
tidak dihiraukan. "Apa yang mama risaukan? Kan aku sudah dapat kerja lagi" Tanyaku keheranan. "Aku
rindu masa saat kita pertama ketemu" kata istriku sambil menundukkan kepalanya. "Kenapa harus
rindu,sekarang aku ada disini,kita punya anak dan kita selalu bersama,apa yang membuatmu
rindu?"Kataku keheranan. "Lihatlah anak kita,dia masih kecil baru belajar berbicara,kata pertamanya
adalah papa',sungguh pintarnya anak kitaya. Semoga ia menjadi anak yang sukses dan bisa menemaniku
hingga tua" Kata istriku sambil menahan tangisnya. Akupun semakin heran, mengapa tiba-tiba istriku
sesedih ini. Padahal kamipun tidak ada masalah apa-apa,kuingat lagi adakah kesalahanku yang membuat
istriku kesal. Akupun ingat mungkinkah istriku marah karena aku sempat terkena PHK dan menganggur
selama 4 bulan. Mungkinkah itu yang membuatnya marah. Dulu aku bekerja sebagai karyawan di sebuah
PT ternama,gajiku lumayan besar hingga bisa membelikan istriku rumah yang ia impikan. Memang
selama menganggur ini hanya istriku saja yang bekerja sebagai guru honorer. Tapi kan aku sudah
mendapatkan pekerjaan kembali meskipun gajinya tidak sebesar dulu,setidaknya itu cukuplah untuk
makan,susu dan keperluan kami. Mungkinkah itu yang membuat istriku seperti ini,mungkin dia berfikir
aku tidak bisa menafkahinya lagi. Ah sudahlah istriku bukan orang yang seperti itu. Tiba-tiba aku
tersentak terkejut mendengar anakku menangis sambil memanggil "Papa..Papa" oh..sepertinya ia
mencariku. Akupun berjalan menghampiri nya dengan rasa rindu yang menggebu. Sontak istriku berkata
"Biarkan saja,jangan dibangunkan,dia hanya mengigau itu. Biarkan dia tidur,dia lelah sore tadi menangis
hingga tertidur di karpet ruang tv". "Kenapa kamu melarangku mendekatinya? Aku hanya ingin
bersamanya hingga nanti ia terbangun aku akan tetap disampingnya" Ujarku agak kesal. Tiba-tiba istriku
menangis tersedu-sedu,dibarengi dengan turunnya rintik gerimis. Padahal tadinya langit cerah dihiasi
bintang dan sinar bulan,sungguh anehnya malam ini. Hatiku semakin bertanya-tanya ada apa dengan
istriku,apa yang terjadi hari ini padanya. Apakah dia tidak enak badan sehingga moodnya sangat buruk
saat ini. Suara tangisan istriku terdengar sangat kencang saling berlomba dengan rintik hujan yang
semakin deras. Anakku pun sampai terbangun dan menangis kencang mungkin karena mendengar
tangisan mamanya. Suara mereka saling beradu akupun bingung harus menenangkan yang mana,
seketika seluruh badanku terasa panas seakan ada api yang menyelimutiku. Aku ingin berteriak rasanya
memanggil istriku,tapi entah mengapa mulutku terasa terkunci. Ada apa ini? Ada apa denganku?.

Pikiranku mulai tak karuan. Ingin ku memanggil istri dan anakku tapi tiba-tiba aku lihat wajah mereka
semakin menjauh dan buram, akupun berusaha berteriak. Aku tersentak kaget merasa diriku terbaring
diranjang disuatu tempat dengan cat putih bersih menghiasi tembok dan plafond. Kulihat gorden hijau
tertiup angin bergerak dengan lembutnya . Aku tersadar ini bukanlah rumah ku, ini bukanlah kamarku.
Dari luar terdengar riuh suara bising,sepertinya ada keramaian. Aku ingin bangun tapi apadaya badanku
lemas dan kakiku rasanya sakit sekali. Tak lama terdengar suara pintu terbuka dan kulihat ibu mertua ku
masuk sambil menangis dengan nada lirih ia berkata "Maafkan ibu nak,maafkan ibu,kamu harus kuat
nak,kamu harus sehat lagi". Jantungku berdegup kencang rasanya ingin meledak saja,ada apa
sebenarnya ini. Akupun mencoba berbicara dan bertanya mana anak dan istriku. Ibu mertuakupun
menjawab "Allah sayang dengan anak dan istrimu,maafkan jika istrimu ada salah". "Mana istriku bu?
Anakku mana bu? tolong bu beritahu aku!". Sambil menagis ibu menggenggam tanganku "Bus wisata
yang kalian tumpangi kemarin mengalami kecelakaan dan..dan istri dan anakmu...". Seketika nafasku
sesak rasanya jantung ini berhenti seketika, pikiranku tidak karuan,ingin rasanya aku teriak.

Aku mencoba untuk teriak menangis sekencang-kencangnya. Akupun terkaget-kaget terbangung dengan
rasa cubitan yang luar biasa sakit di tangan kananku.Akupun membuka mata mendapati wajahku
terhimpit sesuatu. Aku mendengar ada suara omelan keras disampingku. Akupun mencoba membuka
mata Apa ini diwajahku, tenyata itu adalah anakku yang sedang bermain menindis wajahku. Kudengar
suara bentakan istriku keras sambil menarik kakiku "Papa..... Bangun sudah magrib,hari libur kok
tidurnya pulas amat sampai adzanpun nggak didengar" ucapnya dengan nada marah. Akupun melihat
istri dan anakku dengan kebingungan,apakah ini mimpi atau nyata ya,pikirku bingung.Seketika istriku
datang dan menarik kakiku lagi "Ayo bangun sholat,hayo tadi pasti mimpi yang aneh-aneh ya?" Ucapnya
dengan nada kesal. Kurangkul anakku ku peluk dan kucium pipinya yang empuk. Aku membalas omelan
istriku "seandainya kamu tau apa mimpiku tadi,mungkin kamu nggak sanggup untuk terbangun" kataku
dengan perasaan lega. Istriku menyaut dengan nada marah "makaknya jangan tidur sampai magrib,kan
jadi mimpi yang aneh-aneh kan!!".

Anda mungkin juga menyukai