Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN JEMBATAN GELAGAR BAJA

SEI-SEBULU KECAMATAN HANAU KABUPATEN SERUYAN

(Lilis Indriani, ST, MT dan Diana, ST)


E-mail: indrianililis@yahoo.com

Abstrak

Jembatan adalah sarana transportasi yang menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya
rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, saluran irigasi dan pembuang, jalan yang
melintang tidak sebidang, dan lain-lain. Dalam Tugas Akhir ini mengambil judul Perencanaan Jembatan
Gelagar Baja Sei-Sebulu Kecamatan Hanau Kabupaten Seruyan dengan latar belakang Perencanaan
jembatan harus bisa menahan beban yang bekerja didalamnya dan berpedoman pada peraturan-
peraturan yang berlaku seperti Rencana Standar Nasional Indonesia (RSNI) dan Standar Nasional
indonesia (SNI). Tujuan dari perencanaan jembatan merancang atau mendesain suatu struktur jembatan
dengan gelagar baja , menentukan suatu tingkat keamanan agar tidak terjadi kegagalan dalam struktur
jembatan dengan gelagar baja, untuk menghitung bangunan jembatan apakah sudah memenuhi
persyaratan.
Tahap Perencanaan dalam menentukan desain suatu bangunan diperlukan berbagai pertimbangan
melalui data-data yang terkumpul, kemudian direncanakan secara mendetail. Selanjutnya diadakan
perumusan untuk perencanaan lebih lanjut dengan menentukan, lebar lalu lintas dengan trotoar, bentang
jembatan, plat lantai, gelagar memanjang, gelagar melintang
Metode yang digunakan metode pengumpulan data, teknik analisis data, metode penyajian dan diagram
alir. Metode pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder
Tugas akhir ini membahas perhitungan struktur bawah dan perhitungan atas jembatan, yang
diperhitungan dalam struktur bawah jembatan adalah abutmen dan pondasi jembatan sedangkan
perhitungan atas jembatan adalah tiang sandaran, trotoar, plat lantai, gelagar memanjang, gelagar
melintang dan shear connector.
Dari hasil perencanaan jembatan ini diperoleh tiang sandaran dengan b = 180 mm dan h = 200 mm,
jumlah tulangan 2 buah dengan diameter 12, lebar trotoar 0,8 m dan tebal trotoar 300 mm, jumlah
tulangan 13 diameter 12, plat lantai dengan tebal 220 mm lebar jembatan 7,6 m dengan tulangan 12 buah
dan diameter 12, gelagar memanjang jarak 120 mm jumlah stringer 6 buah dengan menggunkan profil Wf
300 x 300 x 11 x 17, stringer melintang dengan lebar lantai kendaraan 6 m dan digunakan profil Wf 350
x 350 x 12 x 19 dan shear connector, panjang gelagar 1200 mm, tebal plat lantai 220 mm. Perencanaan
jembatan ini telah memenuhi persyaratan dalam perhitungan tulangan pokok yaitu Mu  Mn, persyaratan
dalam menentukan jumlah tulangan yaitu 25 < δ < 80, dan persyaratan dalam perhitungan gelagar
memenjang yaitu Wf > W perlu jika telah memenuhi persyaratan dalam keamanan bangunan.
Perhitungan struktur bangunan jembatan berdasarkan SNI 03-2833-200X tentang perencanaan
ketahanan untuk jembatan dan RSNI T-02-2005 tentang pembebanan untuk jembatan

Kata Kunci : Struktur bangunan atas dan bangunan bawah

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang giat melaksanakan pembangunan
disegala bidang. Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi mempunyai peranan yang penting
didalam kelancaran transportasi untuk pemenuhan hidup, dimana jalan yang lancar, aman dan nyaman
telah menjadi kebutuhan hidup utama. Tetapi seperti yang kita ketahui, terkadang perjalanan kita
terganggu oleh sungai, selat, danau maupun jalan lalu lintas biasa sehingga perlu adanya suatu
penghubung agar kita dapat melintasinya dalam hal ini adalah jembatan.
Jembatan sebagai salah satu prasarana transportasi strategis bagi pergerakan lalu lintas. Jembatan
adalah istilah umum untuk suatu konstruksi yang dibangun sebagai jalur transportasi yang melintas

JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 4, EDISI JANUARI 2013 – APRIL 2013 Page 12
sungai, danau, rawa, maupun rintangan lainnya. Jika jembatan berada diatas jalan lalu lintas biasa maka
dinamakan Viaduct.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana merencanakan gelagar baja yang sesuai dengan standar SNI dan RSNI?
2. Bagaimana merencanakan perhitungan bangunan bawah jembatan yang memenuhi peraturan-
peraturan yang berlaku?
3. Bagaimana merencanakan perhitungan bangunan atas jembatan yang memenuhi peraturan-
peraturan yang berlaku?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah
1. Untuk merencanakan atau mendesain suatu struktur jembatan dengan gelagar baja
2. Menentukan suatu tingkat keamanan agar tidak terjadi kegagalan dalam struktur jembatan dengan
gelagar baja
3. Untuk menghitung struktur bangunan jembatan apakah telah sesuai dengan SNI 03-2833-200X
tentang perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan dan memenuhi syarat RSNI T-02-2005
tentang pembebanan untuk jembatan
1.4 Batasan Masalah
Pada bagian pendahuluan secara umum telah disinggung jenis jembatan yang akan dibahas. Tetapi
mengingat parameter yang harus diperhitungkan sehingga diperlukan beberapa batasan masalah
sebagai berikut :
1. Kontruksi jembatan di tumpu diatas dua perletakan dengan panjang bentang dan gelagar jembatan
berupa bahan baja yang akan mendukung semua beban yang bekerja
2. Memperhitungkan bangunan bawah terdiri dari :
a. Perhitungan Abutmen
b. Perhitungan Pondasi Abutmen
3. Memperhitungkan bangunan atas terdiri dari :
a. Perhitungan tiang sandaraan
b. Perhitungan Lantai Trotoar
c. Perencanaan Plat Lantai Kendaraan
d. Perencanaan Gelagar Melintang
e. Perencanaan Gelagar Memanjang
f. Perencanaan Penghubung geser (shear connector)
4. Lokasi perencanaan jembatan terletak di Kecamatan Hanau Kabupaten Seruyan
5. Perencanaan Jembatan Berdasarkan SNI 03-2833-200X dan RSNI T-02-2005, RSNI T-03-
2005,RSNI-T-12-2004

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tahap Perencanaan


Dalam menentukan desain suatu bangunan diperlukan berbagai pertimbangan melalui data-data yang
terkumpul, kemudian direncanakan secara mendetail. Selanjutnya diadakan perumusan untuk
perencanaan lebih lanjut dengan menentukan:
1. Lebar lalu lintas dengan trotoar.
2. Bentang jembatan yang menguntungkan.
3. Tipe pondasi.
4. Peil jembatan.
5. Jangka waktu pelaksanaan.
6. Anggaran biaya dan lain – lain.
Kemudian diadakan perhitungan–perhitungan konstruksi, gambar– gambar rencana serta detailnya dan
dilengkapi dengan anggaran biaya serta syarat-sayarat pelaksanaan
2.2 Tinjauan Teknik
Untuk menentukan atau memilih suatu tipe jembatan jalan raya dapat kita lihat dari segi yang
menguntungkan misalnya ekonomis, keawetan konstruksi, pemeliharaan, keamanan dan kelayakan

JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 4, EDISI JANUARI 2013 – APRIL 2013 Page 13
bagi pemakai jembatan. Jembatan dirancang komposit penuh, dalam hal ini sesuai dengan kriteria-
kriteria di atas yaitu segi teknis maupun segi ekonomis dan juga jembatan ini dibuat atau direncanakan
agar dapat berguna untuk jangka panjang.
Tabel 2.1 Jenis Jembatan Berdasarkan Bentang Jembatan
Type Material Range Bentang
Slab Beton 0 – 12
Beton 12 – 210
Girder
Baja 30 – 300
Truss Baja 90 – 550
Beton 90 – 130
Arch Rib
Baja 120 – 370
Arch Truss Beton 240 – 520
Cable Beton 90 – 450
Stayed Baja 90 – 600
Suspension Baja 300 – 1400
Sumber : Laporan Pendahuluan Dinas Pekerjaan Umum
Jembatan composit merupakan perpaduan antara konstruksi beton pada lantai kendaraan dan konstruksi
baja pada gelagar induk dan diafragma. Beton pada lantai jembatan ditumpu oleh gelagar induk dengan
sayapnya dan untuk mengadakan beton dan baja diberi satu penghubung geser (shear connector). Baja
dan beton ini merupakan satu kesatuan yang homogen sehingga dapat bersama-sama menahan gaya-
gaya yang timbul. Kontruksi jembatan dibagi menjadi 2 (dua) bagian pokok yaitu :
1. Bangunan Atas (Upper Structure)
a. Perhitungan tiang sandaran
b. Perhitungan lantai trotoar
c. Perencanaan plat lantai kendaraan
d. Perencanaan gelagar melintang
e. Perencanaan gelagar memanjang
f. Perencanaan Penghubung geser (shear connector)
2. Bangunan Bawah ( Sub Structure )
a. Abutment ( Kepala Jembatan ).
Abutment merupakan tumpuan dari gelagar jembatan pada bagian ujung beton atau muatan yang
diberikan pada abutment dari bagian atas. Beban jembatan dilimpahkan kepondasi di bawahnya
yang kemudian diteruskan ke tanah.
b. Pondasi.
Tipe pondasi ditentukan setelah mengetahui keadaan tanah dasarnya melalui data – data hasil
sondir atau boring yang dipakai. Konstruksi pondasi harus cukup kokoh atau kuat untuk
menerima beban diatasnya atau melimpahkannya pada tanah keras dibawahnya. Selain ditentukan
oleh faktor teknis, sistem dan konstruksi pondasi juga dipilih yang ekonomis dan biaya
pembuatan serta pemeliharaannya mudah tanpa mengurangi kekokohan konstruksi bangunan
keseluruhan .
c. Pilar.
Pilar merupakan tumpuan gelagar yang terletak di antara ke dua abutment, dimana tujuannya
untuk membagi kedua bentang jembatan agar di dapatkan bentang jembatan yang kecil atau tidak
terlalu panjang untuk menghindari adanya penurunan yang besar pada bangunan atas.
2.3 Sistem Struktur
Sistem struktur adalah sistem jembatan Indonesia serta dalam buku “ Indonesia Steel Bridge Proyec” ,
Jembatan di bedakan menjadi 3 (tiga) macam :
1. Kelas A.
a. Jumlah Jalur = 2 jalur
b. Lebar Jalur = 2 x 3,5 m
c. Trotoar = 2 x 1,0 m
2. Kelas B.
a. Jumlah Jalur = 2 jalur

JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 4, EDISI JANUARI 2013 – APRIL 2013 Page 14
b. Lebar Jalur = 2 x 3,0 m
c. Trotoar = 2 x 0,5 m
3. Kelas C.
a. Jumlah Jalur = 1 jalur
b. Lebar Jalur = 4,5 m
c. Trotoar = 2 x 0,5 m
2.4 Pembebanan Umum
Berdasarkan, ” Badan Standardisasi Nasional BSN Tentang Pembebanan untuk jembatan Badan
Standardisasi Nasional” RSNI T-02-2005

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode – metode yang dipakai dalam tugas akhir ini terdiri dari metode – metode pengumpulan data,
teknik analisis data, metode penyajian dan diagram alir studi perencanaan
3.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mencari informasi dan untuk melengkapi data perencanaan.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data yang diambil dari
perencanaan jembatan, standar yang diperlukan dalam perencanaan bangunan. Datanya dapat berupa
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatana yanag
dilakukan langsung kelapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari data – data
pendukung yang dipakai dalam proses pembuatan tugas akhir.
3.3 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dihitung melalui tahapan perhitungan sebagai berikut:
Perhitungan bangunan bawah jembatan :
1. Perhitungan Abutmen
2. Perhitungan Pondasi Abutmen
Perhitungan bangunan atas jembatan :
1. Perhitungan sandaran
2. Perhitungan lantai trotoar
3. Perencanaan pelat lantai kendaraan
4. Perencanaan gelagar memanjang
5. Perencanaan gelagar melintang
6. Perhitungan Penghubung Geser ( Shear Connector)
3.3 Metode Penyajian Laporan
Pada metode penyajian laporan dapat disesuaikan dengan pedoman Pembuatan laporan yang akan
disajikan yaitu berupa sistematika penulisan,penggunaan bahasa dan bentuk laporan yang akan
disajikan.
IV PEMBAHASAN
4.1 Lokasi Perencanaan Jembatan
Lokasi jembatan dapat dijangkau dengan menggunakan sarana transportasi darat laut dari kuala
pembuang dengan jarak sekitar 92 km melalui Pembuang Hulu dari sampit sekitar 150 km. Pada
beberapa ruas jalan kondisinya rusak dan kondisi ekisting jembatan masih merupakan jembatan darurat
sehingga masih cukup berbahaya untuk kendaraan – kendaraan berat. Jalan menuju jembatan sebulu
merupakan tanah laterit yang dipadatkan dengan lebar jalan 6 m. sangat rentan akan rusak apabila
dilewati kendaraan berat.

JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 4, EDISI JANUARI 2013 – APRIL 2013 Page 15
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Seruyan
Lokasi
Jembatan

V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam tulisan ini dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Perhitungan Struktur Jembatan yaitu
a. Dalam perhitungan tiang sandaran diperoleh dimensi b = 180 mm dan h = 200 mm dengan
jumlah tulanga 2 Ø12 mm
b. Perhitungan trotoar diperoleh lebar trotoar 0,8 m, tulangan 13 Ø 12
c. Perhitungan plat lantai dengan dimensi tebal plat lantai 0,22 mm, lebar jembatan 7,6 m
dengan tulangan 12 Ø 12
d. Gelagar memanjang dengan dimensi jarak gelagar 120 mm, lebar lantai kendaraan 6 m,
jumlah gelagar 6 dengan menggunkan profil Wf 300 x 300 x 11 x 17
e. Kebutuhan shear connector adalah 3 buah paku (stud) dalam satu kelompok, dan jarak tiap
kelompok di daerah tumpuan adalah 25 cm sedangkan di daerah lapangan, jarak tiap
kelompok shera connector adalah 60 cm
2. Perhitungan dalam menentukan tingkat keamanan agar tidak terjadi kegagalan dalam struktur
jembatan
a. Dalam perencanaan jembatan tulangan sandaran diperoleh Momen nominal penampang (Mn)
= 32,5112 KN.m dan Momen batas terfaktor (Mu) = 40,64 kNm dengan syarat Mu ≥ Mn jadi
karena Mu ≥ Mn dapat dikatakan sudah memenuhi persyaratan
b. Dalam perencanaan jembatan tulangan trotoar diperoleh Momen nominal penampang (Mn) =
8,3 KN.m dan Momen batas terfaktor (Mu) = 10,375 KN.m dengan syarat Mu ≥ Mn jadi
karena Mu ≥ Mn dapat dikatakan sudah memenuhi persyaratan
3. Dari hasil perhitungan bangunan jembatan telah sesuai dengan RSNI T - 02 - 2005 Tentang
“Pembebanan untuk jembatan Badan Standardisasi Nasional” dan SNI 03 - 2833 - 200X Tentang
“Perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan Badan Standardisasi Nasional”
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 4, EDISI JANUARI 2013 – APRIL 2013 Page 16
1. Sebelum melakukan analisis perhitungan struktur jembatan sebaiknya seorang perencana
mencermati beban-beban yang akan bekerja yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
2. Dalam merancang bangunan jembatan harus berdasarkan SNI. Kekuatan dan kekakuan struktur
komposit, banyak dipengaruhi oleh kemampuan penghubung geser dalam menahan geseran.

DAFTAR PUSTAKA

Darmansyah Tjitradi., 2008. “Struktur Beton Bertulang II”, Universitas Lambung Mangkurat Press,
Banjarmasin
Sembiring Gurki, J. T, 2007. “Beton Bertulang Edisi Revisi”, Bandung, Rekayasa Sains
Sembiring, Lea Christina., 2010. “Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton”,
Puji Ardiyanto, dkk., 2010. Laporan Tugas Akhir “ Perencanaan Jembatan Banjir Kanal Timur
Gayamsari Kota Semarang”, Universitas Diponegoro
Rudy Gunawan., 1988. “Tabel Profil Kontruksi Baja” Kasinus, Yogyakarta
Tugas akhir “ Perencanaan Jembatan Kali Kuto Kabupaten Kendal”
Badan Standardisasi Nasional, 2005 “Pembebanan untuk Jembatan” Rencana Standar Nasional Indonesia,
RSNI T-02-2005
Badan Standardisasi Nasional, 2005 “Perencanaan stuktur baja untuk jembatan” Rencana Standar Nasional
Indonesia, RSNI T-03-2005
Badan Standardisasi Nasional, 2004 “Perencanaan struktur beton untuk jembatan” Rencana Standar
Nasional Indonesia, RSNI T-12-2004

JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 4, EDISI JANUARI 2013 – APRIL 2013 Page 17

Anda mungkin juga menyukai