Anda di halaman 1dari 25

TEKANAN DALAM TANAH

Air dalam kolam :


• Tekanan hidrostatis :
• p = h w
• Sifat :  bidang
• Sama ke segala arah
Air tanah :
• Tekanan hidrostatis dihitung
terhadap muka air tanah .
Tek. hidrostatis = tek. air pori
u = h w dgn w  10 kN/m3
• Jika muka tanah mendatar >>
m.a.t.  mendatar kecuali air
mengalir.
Tanah dibawah m.a.t.
• terendam dan jenuh air,
• berat vol. efektif = ’
’ = sat - w
• Tanah diatas m.a.t. basah, 
dekat m.a.t. mungkin jenuh air
(makin ke atas makin kering).
m.t.
Tekanan dalam tanah (arah
vertikal)
h
• Tekanan = gaya / luas 
berat prisma tanah setinggi ‘h’ a a
dan luas tampang = 1
p = h tanah
Tekanan tanah di bawah m.a.t. :
• Tekanan total : berat air dan butir-butir (jumlah berat)
• Tekanan air pori  netral (sama kesemua arah)
• Tekanan efektif = tekanan butiran (selisih tek. total dan tek. air
pori)
p (total) =  = h1 1 + h2 sat
= h1 1 + h2 ’ + h2 w
dari bawah :
• tekanan pori = u = h2 w
• Resultante : p’(efektif) = ’ =  - u
= h1 1 + h2 (sat - w) = h1 1 + h2 ’
Tekanan efektif digunakan untuk analisis stabilitas (konsolidasi,
longsoran dsb.)
Contoh :
• Lapisan tanah tergambar :
• Pasir : Gs = 2.6, e = 0.54, di atas m.a.t., w = 15 %
• Lempung : Gs = 2.7 , e = 0.67,
Tentukan ptotal , u, pefektif di -9.00 m ( w = 10 kN/m3)

+0.00

38.84
-2.00 Pasir 38.84 0

-4.50 25
64.82
89.82

Lempung

180.63 70 110.63
-9.00

p total u p’ (ef)
• pasir :  = Gs (1+w) w /(1+e) = 19.42 kN/m3
sat = (Gs + e) w /(1+e) = 20.39 kN/m3
’ = sat - w = 10.39 kN/m3
• lempung : sat =(Gs + e) w /(1+e) = 20.18 kN/m3
’ = sat - w = 10.18 kN/m3
• tekanan total, p = 2 + 2.5 sat1 + 4.5 sat2 = 180.63 kN/m2
• tekanan pori, u = 7 w = 70 kN/m2
• tekanan efektif, p’ = p - u = 110.63 kN/m2
 plot
TEGANGAN EFEKTIF PARTLY SATURATED SOIL
• Partly saturated soil  rongga terisi air dan udara 
dianggap air tidak menerus
• Tegangan total (σ)  tekanan : intergranuler, udara pori
dan air pori
• Tegangan efektif (σ’):
 '    u a   (u a  u w )
dengan :
ua = tekanan udara pori
uw = tekanan air pori
χ = chi (kai)  grafik
tanah jenuh air χ = 1, tanah
kering χ = 0
Kenaikan kapiler dalam tanah
• Rongga pori menerus dalam tanah  blok kapiler
• Gaya tarik permukaan (surface tension force) air naik ke
atas phreatic surface (= level muka air tanah) 
• Konsep tinggi kenaikan tabung kapiler  Gambar
• Tinggi kenaikan air dalam
tabung kapiler  jumlah
gaya arah vertikal 
 2 
 d  hc  w   dT cos 
4 
• T = surface tension, α = angle
of contact, d = diameter of
capillary tube, γw = unit
weight of water
• Dengan T, α dan γw 
konstan  h tergantung 1/d
• Tinggi kenaikan air kapiler yang saturated (h2), diatas h2 
partly saturated
• h1 & h2  tgt besar rongga dan jenis tanah
• Tinggi kenaikan kapiler maksimum h1  Gambar
C
h1 (mm) 
e D10
D10 = diameter efektif
e = void ratio,
C = konstanta(10 mm2
s/d 50 mm2)
Tipikal kenaikan air kapiler :
Range of capillary rise
Soil type
ft m
Coarse sand 0.4-0.6 0.12-0.18
Fine sand 1-4 0.3-1.2
Silt 2.5-25 0.76-7.6
Clay 25-75 7.6-23

Effective stress in the zone of capillary rise


Kondisi umum :
σ = σ’ + u
Di daerah kapiler jenuh air :
u = - γw h h = tinggi diatas m.a.t
Di daerah partly saturated :
 S  Sr = degree of saturation
u   r  .h
  w
 100 
TEKANAN REMBESAN
Kondisi diam : Titik A :
• Tekanan dari atas = tekanan
total () = h.w + l.sat
• Tekanan dari bawah :
tekanan pori = u = (h+l)w
• Resultante = tekanan efektif
=     u
• = h.w + l.sat - h.w - l.w
• = l(sat - w ) = l.’

jika dalam tanah ada aliran air  perubahan tekanan


efektif & tekanan pori.
Aliran air ke bawah
2
Pers. Bernoulli : h  z   vP
 2g
Aliran air dalam tanah 
v2/2g  kecil

Butir-butir tanah menderita takanan / dorongan akibat aliran


(seepage force).
Gaya rembesan (seepage force)  gaya rembesan per satuan
volume tanah.
Titik A :   h. w  l. sat  (h  l ) w  l. 
u  (h  l  h) w
     u  h. w  l. w  l.   h. w  l. w  h. w  l.   h. w
l .’ = tekanan butir (tetap/diam)
h.w = tekanan tambahan (tekanan aliran)
h
 l. . w  l.i. w (kN / m 2 )
l
Tekanan di A = ’ = l.’ + l.i.w
Titik B : x dibawah muka tanah
  h. w  x.   x. w u  ( x  h  h) w
     u  x ' xi w  tekanan efektif jika ada rembesan

Aliran ke atas
  (h  x) w  x '
u  (h  x  h) w
 '  x ' xi w
Kondisi khusus pada aliran keatas  hidarulik gradien naik 
tekanan efektif turun  ’  0
Jika ’ = 0  x.’ - x.i.w = 0
 Kondisi ini  hidraulik gradien kritis = icr
'
x. '  x.i. w  icr 
w
 Pada kondisi hidraulik gradien kritis  ’ = 0  seolah-olah
butir tanah tak punya massa (berhamburan dalam air), tak punya
kekuatan (kemampuan dukung = 0)
 mendidih (boiling/quick condition)  beban/bangunan
diatasnya  tenggelam.
Contoh-contoh
• Sumber-sumber air, rawa  tanah mengapung
• Penggalian tanah :
h
i
l
 jika terjadi icr  tanah
terangkat bisa terbawa pompa 
merembet ke bawah  seperti
pipa  proses “piping”  longsor

icr dipengaruhi jenis tanah


• cemented soil (cadas),
lempung (berkohesi)  tak
terpengaruh
• lanau/pasir  potensi icr
Bendung pasangan/beton

h icr
i i  n  23
l n
l >>  i kecil
Pada dinding penahan tanah :

Analisis lebih lanjut dengan teori rembesan  flow-net


Stabilitas galian akibat gaya angkat rembesan
Tekanan air ke atas  sering akibat aquifer artesis
Contoh :
Suatu lapisan lempung jenuh air setebal 8 meter, diikuti
dibawahnya lapisan pasir yang mempunyai tekanan air
artesis (ke atas) tinggi air artesis 6 meter di atas lapisan atas
pasir. Suatu galian akan dibuat di lokasi ini. Berapa
kedalaman maksimum galian (H) agar dasar galian tidak
terangkat (γw = 10 kN/m3)
Penyelesaian :
Ditinjau titik A. Galian berarti pengurangan beban/ tegangan
efektif di titik tsb. Stabilitas terganggu jika pada titik A
tegangan efektif menjadi nol (terjadi heave).
Tegangan di A (total) :
σA = (8-H) x γsat,clay
Tekanan air :
uA = 6 x γw
Heave terjadi jika tegangan efektif di A (σA’) = 0 
σA’ = σA – uA = (8-H) x γsat,clay - 6 x γw = 0
H = 4.84 m
FILTER
Filter  konstruksi penyaring
Bahan filter :
o natural  graded soil
o Sintetis
Filter berfungsi melindungi tanah agar tak terbawa rembesan 
• permeabel  air cepat mengalir
• pori tak telalu besar  tanah tak terbawa
• bahan filter kuat  tak larut terbawa air
Syarat filter :
• butir-butir cukup kasar  permeabel
• tidak terlalu kasar  tanah tak terbawa
 Filter tanah  campuran pasir & kerikil.
Syarat filter tanah :
D15  f
 45
D50  f D15  f
 45
 25
D85 s D50 s D15 s
f = filter s = tanah yang dilindungi.
Cara mencari filter :
• Gradasi tanah yang dilindungi digambar
• Dicari (D85)s, (D50)s, & (D15)s
• 5(D15)s < (D15)f < 5(D85)s
• Dengan (D15)f = 5(D15)s & (D15)f = 5(D85)s
 gambarkan diagram gradasi tanah filter sejajar gradasi tanah
yang dilindungi
 Check (D50)f < 25(D50)s
 jika OK  filter bisa diambil diantara 2 batas filter tersebut.
Syarat tambahan :
• Jika ada lubang lingkaran : D85 f
1
 lub ang

• lubang segi-4 : D85 f


 1.2
lebar lub ang

• Cara sederhana / tradisional 

Contoh :
Tanah dengan gradasi tergambar D85 = 0.01 mm, D15 = 0.002 mm
& D50 = 0.004 mm
 Desain filter yang cocok.
Penyelesaian :
5(D15)s = 5 x 0.002 = 0.010 mm
5(D85)s = 5 x 0.01 = 0.05 mm 5(D15)s < (D15)f < 5(D85)s
check : 25 x (D50)s = 25 x 0.004
= 0.100 mm  OK
 Tanah untuk filter diantara 2 gradasi batas tersebut (garis
merah)
FILTER SINTETIS  GEOSYNTETICS/GEOTEXTILES
Jenis :
• wovens
• non-wovens (tebal & tipis)
Kemampuan drainasi tergantung dari besarnya lubang diantara
elemen/serat-serat tekstil.
Pengukuran :
o metode optik
o pengayakan pasir
Penggunaan geotekstil sebagai filter  dikaitkan dengan ukuran
pori 95% (O95  ukuran pori efektif)  diameter rata-rata dari
pasir dengan 5% fraksinya melewati lubang-lubang pada
geotekstil.
Ukuran pori bisa digambarkan sebagai grafik mirip gradasi tanah
• wovens  ukuran pori uniform
• non-wovens  daerah lebih besar
Mekanisme filter

Kriteria filter
1. O90 < (D90)s
O90 < 10(D50)s
2. O95 < (D90)s
O95 < 10(D50)s

Anda mungkin juga menyukai