Anda di halaman 1dari 23

BAB II.

KOLOM BIAKSIAL

A. Umum
Pada struktur portal simetrik seperti pada kolom portal ABCD gambar 3.1, oleh
beban gravitasi (beban mati dan beban hidup) kolom AB dan CD dapat dianggap menahan
satu gaya aksial dengan satu momen arah-y (uniaksial) karena pada arah tegak lurus
padanya (arah-x) momen kolom itu sangat kecil (boleh diabaikan), namun tidak demikain
halnya dengan kolom

D
sudut. Struktur di

C
daerah gempa sedang D E F
sampai berat (wilayah Bisa uniaksial atau
2 sampai 6) setiap biaksial
kolom pada suatu saat

Portal AD
akan mengalami beban
lateral oleh beban
gempa atau angin Pasti biaksial
sehingga kolom itu
akan menderita beban
B

B
aksial dengan dua arah
momen yaitu momen

A
A C
pada arah-x dan y,
kolom demikian
mengalami beban y
biaksial. Hitungan/
rancangan/ analisis
kolom dengan momen
x
satu arah (uniaksial)
sudah pernah dibahas
sebelumnya. Bila
Gb.2.1. Kolom uniaksial dan
kolom struktur aman
biaksial
secara biaksial maka ia
akan pasti aman pula bila ditinjau secara uniaksial, namun tidak sebaliknya. Pada bab ini
akan dibahas lebih mendalam perilaku kolom yang dibebani secara biaksial.
Dahulu para ahli struktur menganggap bahwa analisis/ perancangan kolom dapat
dilakukan dengan cara menggabungkan (superimposed) dari dua analisis/ perancangan
uniaksial, yaitu meninjau kombinasi Pu-Mux dan Pu-Muy. Penelitian lebih lanjut
menunjukkan bahwa cara ini pada suatu kasus dapat menyebabkan terlalu aman (boros)
tetapi pada kasus yang lain dapat menghasilkan kolom tidak aman (berbahaya) karena
memperhitungkan luasan beton tekan yang sama dua kali. Diagram interaksi kolom
uniaksial dan biaksial berikut ini dapat lebih menjelaskan letak keamanan kolom secara
uniaksial dan biaksial.

2-1
Kolom aman

Gambar 3.2. Diagram interaksi kolom uniaksial


(Park dan Paulay, 1975)

Dari gambar 3.2 di atas bila dilihat secara 3D seperti tampak dalam gambar 3.3 di
bawah menunjukkan bahwa kolom tersebut bisa menjadi tidak aman. Secara terpisah
kolom tampaknya aman pada masing-masing arah (masing-masing Mux dan Muy masih di
dalam garis aman). Namun resultan kedua momen dapat menjadikan tidak aman bila
ditinjau secara biaksial (Mr).

Jadi dapat disimpulkan apabila secara unuaksial pada salah satu arah (misal arah-x) kolom
tersebut terletak pada atau di luar dari garis aman maka dapat dipastikan secara biaksial
kolom tersebut tidak aman, walaupun ke arah sumbu lainnya (misal arah-y) kolom tersebut
aman. Demikian pula walaupun dari kedua arahnya kolom tersebut aman, secara uniaksial,
maka secara biaksial belum tentu aman (lihat gambar 3.3.b)

2-2
Batas kolom
aman idealisasi
Mnx
Garis batas aman
senyatanya
Batas kolom
aman Garis batas
Daerah
aman idealisasi
kolom
Mny aman

Gari batas
aman senyatanya

Kolom tidak
aman

Kolom (b)
(a)
tidak aman

Gambar 3.3. Diagram interaksi kolom biaksial dan garis batas aman

Permasalahan yang muncul dalam analisis & perancangam kolom biaksial


diantaranya adalah bentuk garis lengkung yang menghubungkan dua kurva interaksi
uniaksial (arah - x dan arah – y) yang tidak pasti persamaannya (gambar 3.3.b). Dari
penelitian ternyata bahwa bentuk garis lengkung tersebut dipengaruhi oleh banyak hal
diantaranya adalah :
a. mutu bahan (beton dan baja),
b. bentuk tampang (bulat, persegi, segitiga, poligon dsb),
c. penempatan tulangan, tebal penutup beton dan
d. luasan tulangan.
Park & Paulay (1975) menyarankan perancangan kolom yang dilakukan dengan
cara sederhana yaitu dengan memperbesar eksentrisitas untuk mengakomodasi pengaruh
biaksial yaitu dengan menarik sudut 45o dari titik resultan-nya. Namun demikian hasil
perancangan dengan cara ini kurang disukai karena cenderung boros (kolom terlalu kuat)
khususnya pada arah sejajar sumbu kuatnya (arah-y) dan hanya cocok bila diterapkan pada
kolom tampang bujur sangkar (gambar 3.4).

2-3
e’y ex Pu e’y ex Pu

ey ey

e’x
e’x

Gambar 3.4. Pembesaran momen dengan menarik sudut 45o

Park dan Paulay (1975) menyarankan pula suatu koefisien pembesaran yang nilainya tetap
dan sama untuk kedua arahnya yaitu 1,5. Kemudian masing-masing kolom dianalisis
secara uniaksial.

M’ux = 1,5 Mux


M’uy = 1,5 Muy
dengan :
Mux & Muy adalah momen terfaktor.
Disamping itu upaya untuk mendapatkan hasil yang masih memenuhi syarat tetapi
proses penghitungannya mudah terus dilakukan. Dengan berkembangnya teknologi
komputer memungkinkan analisis kolom biaksial dilakukan secara lebih cermat dan eksak,
namun selama komputer belum dapat dibawa ke lapangan dengan mudah dan harga
komputer masih belum terjangkau oleh semua kalangan maka cara yang konservatif masih
diminati. Di dorong oleh kenyataan bahwa kolom selalu menjadi elemen struktur paling
lemah saat dilanda gempa maka penghitungan yang menghasilkan ukuran dan tulangan
yang lebih boros masih dapat dipertanggung jawabkan. Di bawah ini akan dijelaskan cara
yang dianut oleh ACI-318-2000 dan beberapa yang diusulkan oleh beberapa ahli.

2-4
1. Cara ACI 318-2000.
ex

ey e  e x2  e y2
 .M n  Pu . e
atau
Gb.3.5. Kolom
e
 .M n  M ux2  M uy2 tampang lingkaran

a. Kolom tampang lingkaran (circular section) dengan tulangan simetri dan tersebar
merata. Dikatakan kolom tampang lingkaran apabila jumlah tulangan lebih banyak atau
sama dengan 6 buah yang disebar merata sekeliling lingkarannya. Karena kemampuan
kolom relatif sama pada sebarang arah maka analisis cukup dilakukan dengan
membandingkan resultan momen terfaktor dengan kemampuan kolom tampang
lingkaran uniaksial.

Mux Mox

MR
Bentuk ¼ lingkaran
Mux
Pu pada P = Pu
Muy
Muy
Tampak Atas
Moy Potongan
Mox

Moy (a) (b)

Gb.3.6. Potongan horisontal diagram interaksi kolom lingkaran

M R  .M n  M ux 2  M uy 2  M ox atau M oy

dengan :
MR = momen rancang resultan dari Mux dan Muy pada beban PR

2-5
Mux /Muy = momen terfaktor arah-y dan x padabeban Pu
Mox = momen kapasitas pada beban PR

b. Kolom tampang bujur sangkar.


Dikatakan kolom tampang bujur sangkar bila kolom memiliki sisi-sisi sama dan
tulangan tersebar merata atau terkelompokkan pada ke empat sudutnya atau kolom
bulat dengan empat tulangan.

Gb.3.7. Tampang kolom bujur sangkar

Oleh karena tampang & tulangan simetri maka kapasitas ke dua arah dapat dikatakan
sama. Mox = Moy namun garis penghubung antara kedua diagram interaksi uniaksial
tidak berbentuk lingkaran, namun juga tidak akan melengkung ke dalam.
Mux Mox M ox  M ux M uy

M ox M oy
M ux M uy
MR 1  ; karena M ox  M oy
Pendekatan ACI 318-
M ox M oy
Muy 2000
syarat aman bila :

Pendekatan Bresler
M ux  M uy  M ox atau M oy

Moy

Gb.3.8. Potongan horisontal diagram interaksi kolom bujur sangkar

Menurut ACI 318-2000 pendekatan dapat dilakukan dengan menarik garis lurus yang
menghubungkan Mox & Moy (lower boundary). Sebagai akibat dari pendekatan garis

2-6
lurus ini maka kolom akan bersifat konservatif (jauh lebih aman). Oleh karenanya
apabila kolom dinyatakan aman dengan cara pendekatan garis lurus ini akan menjadi
lebih aman bila dianalisis dengan cara lain. Namun sebaliknya bila kolom dinyatakan
tidak aman dengan cara pendekatan ini, mungkin masih dinyatakan aman oleh cara lain
yang lebih teliti.

c. Kolom tampang persegi empat.


Dikatakan kolom tampang persegi empat bila sisi-sisinya tidak sama. Karena ukuran
sisi-sisi tidak sama dan terlebih oleh jumlah tulangan yang berbeda pada masing-
masing sisi maka Mox  Moy. Cara penurunan rumus sama dengan kolom bujur
sangkar.
Mux Mox M ux M uy
 1
M ox M oy
syarat aman bila :
Pendekatan
ACI-318-2000
Muy
Pendekatan M ux M uy
Bresler  1
M ox M oy
Moy

Gb. 3.9. Tampang horisontal diagram interaksi kolom persegi empat

Cara lain untuk menentukan analisis/ perancangan kolom biaksial dilakukan dengan
membandingkan kemampuan gaya aksial ultimit dan gaya aksial terfaktornya. Cara ini
panjang dan dapat dilakukan melalui persamaan berikut :

1 1 1 1
  
Pu Pux Puy Po

dengan :
Pux & Puy didapatkan dari diagram interaksi uniaksial dengan menarik garis
vertikal melalui Mux & Muy, sedang Po adalah kapasitas kolom untuk e = 0.

2-7
Cara-cara ini hanya berlaku bila Pu  0,1 Po. Cara pendekatan dengan garis lurus dapat
digunakan bila data diagram interaksi yang dibuat dengan komputer tidak tersedia. Tetapi
bila diagram interaksi tersedia maka rumus membandingkan gaya aksial di atas lebih
sesuai.

2. Cara Bresler
Seperti digambarkan dalam diagram interaksi di atas cara Bresler lebih mendekati
kenyataan kemampuan kolom di lapangan. Ia menyarankan bentuk legkung itu dapat
didekati melalui persamaan polinomial berikut :
 
 M ux   M uy 
      1,0
 M ox   M oy 
Dengan  dan  adalah koefisien yang bergantung pada ukuran tampang kolom, jumlah
tulangan, karakteristik regangan dan cara penempatannya. Mox dan Moy adalah kapasitas
momen ultimit kolom pada arah-x dan y. Oleh karena sulitnya mendapatkan nilai  dan 
maka Bresler menyarankan agar dalam praktek dianggap  =  sehingga dapat diperoleh
rumus yang lebih sederhana :
 
 M ux   M uy 
     1,0
 M ox   M oy 

Kolom dinyatakan aman apabila kombinasi gaya axial [Pu] dan momen lentur ke arah-x
dan y [Mux & Muy ] masih di dalam bidang runtuh atau :
 
 M ux   M uy 
      1,0
 M ox   M oy 
Untuk mendapatkan koefisien , Bresler mengkaitkannya dengan gaya aksial yang terjadi
dan aksial ultimit konsentrik seperti tabel di bawah ini atau melalui grafik 4.8. Namun
demikian Bresler menyarankan untuk kolom tampang bujur sangkar dapat diambil  = 1,5
sampai 2,0 dan untuk tampang 4-pp dapat diambil  = 1,5

2-8
Pu/Po  Pu/Po 
 0,20 1,00 0,60 1,67
0,40 1,33  0,80 2,00
dengan :
Pu = beban nominal terfaktor kolom
Po = beban nominal ultimit konsentrik
= Ø.{0,85.f’c.(b.h-Ast) + Ast .fy}
British Standar CP110 di dalam Mosley (1982) menyebutkan nilai  berkisar antara 1,0
sampai 2,0 dengan diantarnya didapatkan melalui persamaan :
Pu
  1,66  0,67
Po

3. Cara Parme

Di dalam ACI 318-2000 dijelaskan pula cara mendapatkan nilai α dari persamaan Bresler
melalui grafik. Cara Parme mirip dengan cara Bresler. Hasil dari cara Parme lebih teliti
dibandingkan cara Bresler. Nilai  didapatkan melalui grafik seperti tertera dalam gambar
3.10 berikut.

Gb.3.10. Grafik nilai  menurut Bresler (kiri) dan Parme (kanan)


log 0 , 5 / log  log 0 , 5 / log 
 Mux   Muy 
     1
 Mox   Moy 

2-9
4. Cara British Standard.
Sebagai pilihan lain penghitungan kekuatan kolom biaksial dapat pula digunakan
cara Inggris. Standar Inggris membolehkan penghitungan biaksial dengan pendekatan
uniaksial, yaitu dengan memperbesar salah satu momennya. Secara prinsip momen yang
lebih besar pada suatu arah diberi faktor yang sebanding dengan sisi-sisi kolom dan
momen pada arah lain. Proses itu dilakukan seperti berikut :

h'
Bila M ux / h  M uy / b maka M
' ' '
ux  M ux   ' M uy
b
b'
Bila M ux / h '  M uy / b ' maka M uy'  M uy   ' M ux
h

dengan :
 = koefisien yang dapat dicari melalui tabel
b’ & h’ = lebar dan tinggi bersih

My

b’
Gb. 3.11. Tampang
kolom dan
penulangan cara
standar Inggris

h’
Mx

Koefisien :  didapat melalui table di bawah ini

P/ (b.h.f’c) 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6


 1,00 0,88 0,77 0,65 0,53 0,42 0,3

2-10
Perlu ditambahkan bahwa cara standar Inggris ini menuntut peletakan tulangan dengan
cara dibendel (bundled) pada sudut-sudut begel. Cara ini menurut SNI-03-2002 maupun
ACI 318-2000 menuntut pengurangan luasan tulangan tarik efektif yang lebih rendah.

Contoh-2.1 :
Sebuah kolom bertampang persegi empat dengan
Y
tulangan dan ukuran tergambar dibebani secara biaksial
pada kedua arahnya oleh beban sebagai berikut. Bila 12D25 600
tegangan karakteristik beton dan tegangan leleh baja X

berturut-turut 20 MPa dan 400 MPa, tetapkan apakah


kolom terasebut aman ( gunakan cara ACI dan cara
450
Bresler)

Muy = 50 kNm
Mux = 240 kNm
Nu = 240 kN
Jawaban :
Digunakan grafik dengan d’/d = 0,15 (asumsi), fy = 400 MPa (Vis dan Gideon, 1996)
 = 0,8 ( fc’ = 20 MPa, dari grafik diagram interaksi yang sesuai )
Luas tulangan total (Astot) = 12.0,25..252 = 5892,86 mm2
= Astot /bh = 0,022  r = / = 0,027
= 0,65 ( coba-ralat)  Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,08 < 0,2
nilai  yang baru dicari dengan interpolasi
 = 0,65 + (0,8 - 0,65) x (0,2 - 0,08) = 0,74  Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,071
Dari grafik diagram interaksi yang sesuai untuk Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,071 dan
r =0,027.  diperoleh (e/h) . Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,19, sehingga
e/h = 0,19/{Nu/(b.h.0,85fc’)}
e/h = 0,19/0,071 = 2,6878

Pada arah sumbu-y (mengitari sumbu-x)


ey = 2,6878. h = 1613 mm

2-11
Mox = Nu . ey = 387 kNm

Pada arah sumbu-x (mengitari sumbu-y)


ex = 2,6878. b = 1209 mm
Moy = Nu . ex = 290,28 kNm

 Menurut ACI untuk kolom tampang empat persegi panjang


M ux M uy
 1
M ox M oy

0,62 + 0,1722 = 0,79 < 1 … aman

 Menurut Bresler
Nilai banding Mux/Mox dan Muy/Moy pada Gambar 3.10 diperoleh nilai  = 1, maka

 
 M ux   M uy 
    0,62  0,1722  0,79  1.......aman
1 1

 M ox   M oy 
Contoh-2.2 :
Sebuah kolom bertampang persegi empat dengan tulangan dan ukuran tergambar dibebani
pada kedua arahnya oleh beban sebagai berikut :

Y
Mux = 240 kNm
12D25
Muy = 50 kNm 450

Nu = 240 kN X

450

Bila tegangan karakteristik beton dan tegangan leleh baja berturut-turut 20 MPa dan 400
MPa, tetapkan apakah kolom tersebut aman ( gunakan cara ACI dan cara Bresler)

Jawaban :
Digunakan grafik dengan d’/d = 0,15 (asumsi), fy = 400 MPa (Vis dan Gideon,1996)
 = 0,8 ( fc’ = 20 MPa, dari grafik diagram interaksi yang sesuai )
2-12
Luas tulangan total (Astot) = 12 .0,25..252 = 5892,86 mm2
= Astot /bh = 0,029  r = / = 0,036
= 0,65 ( coba-ralat)  Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,107 < 0,2
nilai  yang baru dicari dengan interpolasi
 = 0,65 + (0,8 - 0,65) x (0,2 - 0,107) = 0,72  Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,097
Dari grafik diagram interaksi yang sesuai untuk Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,097 dan
r = 0,036. diperoleh (e/h). Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,26, sehingga
e/h = 0,26/{Nu/(b.h.0,85fc’)}
e/h = 0,26/0,097 = 2,6835

Pada arah sumbu-y


ey = 2,6835.h = 1207,6 mm
Mox = Nu . ey = 289,8 kNm

Pada arah sumbu-x


ex = 2,6835. b = 1207,6 mm
Moy = Nu . ex = 289,8 kNm

 Menurut ACI untuk kolom tampang bujur sangkar Mux + Muy  Mox atau Moy
240 + 50 = 290 kNm > 289,8 kNm … sedikit tidak aman

 Menurut Bresler
Nilai banding Mux/Mox dan Muy/Moy pada gambar --- diperoleh nilai  = 1, maka
 
 M ux   M uy 
    0,8281  0,1730  1,001  1...... sedikit tidak aman
1 1

 M ox   M oy 

Contoh 2-3 :
Sebuah kolom bertampang empat persegi dengan tulangan dan ukuran tergambar dibebani
pada kedua arahnya oleh beban sebagai berikut :

2-13
Y
Mux = 240 kNm
8D25 450
Muy = 50 kNm
Nu = 240 kN X

450

Bila tegangan karakteristik beton dan tegangan leleh baja berturut-turut 20 MPa dan 400
MPa, tetapkan apakah kolom terasebut aman ( gunakan cara ACI dan cara Bresler)

Jawaban :
Digunakan grafik dengan d’/d = 0,15 (asumsi), fy = 400 MPa (Vis dan Gideon, 1996)
 = 0,8 ( fc’ = 20 MPa, dari grafik diagram interaksi yang sesuai )

Pada arah sumbu-y


Luas tulangan total (Astot) = 8.0,25..252 = 3928,57 mm2
= Astot /bh = 0,019  r = / = 0,024
= 0,65 ( coba-ralat)  Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,107 < 0,2
nilai  yang baru dicari dengan interpolasi
 = 0,65 + (0,8 - 0,65) x (0,2 - 0,107) = 0,72  Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,097
Dari grafik diagram interaksi yang sesuai untuk Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,097 dan
r = 0,024. Diperoleh (e/h). Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,22, sehingga
e/h = 0,22/{Nu/(b.h.0,85fc’)}
e/h = 0,22/0,097 = 2,2707
ey = 2,6835. h = 1021,8 mm
Mox = Nu . ey = 245,2 kNm

Pada arah sumbu-x


Luas tulangan total (Astot) = 4.0,25..252 = 1964,29 mm2
= Astot /bh = 0,010  r = / = 0,012
nilai  di coba 0,72  Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,097

2-14
Dari grafik diagram interaksi yang sesuai untuk Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,097 dan
r = 0,012. Diperoleh (e/h) . Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,13, sehingga
e/h = 0,13/{Nu/(b.h.0,85fc’)}
e/h = 0,13/0,097 = 1,3418
ex = 1,3418. b = 603,79 mm
Moy = Nu . ex = 144,9 kNm

 Menurut ACI untuk kolom tampang bujur sangkar dengan tulangan tidak sama pada
sisi-sisinya
M ux M uy
 1
M ox M oy

0,98 + 0,35 = 1,32 > 1 … tidak aman

 Menurut Bresler
Nilai banding Mux/Mox dan Muy/Moy pada Gambar --- diperoleh nilai  =0,77, maka 
= log 0,5 / log  = 2,65 maka
 
 M ux   M uy 
    0,98  0,35  1,004  1...... sedikit tidak aman
2, 65 2, 65

 M ox   M oy 

Contoh 2-4 :
Sebuah kolom bertampang empat persegi dengan tulangan dan ukuran tergambar dibebani
pada kedua arahnya oleh beban sebagai berikut :

Mux = 240 kNm 6D25 300


Muy = 50 kNm
X
Nu = 240 kN
300

Bila tegangan karakteristik beton dan tegangan leleh baja berturut-turut 20 MPa dan 400
MPa. Tetapkan apakah kolom tersebut aman ( gunakan cara ACI dan cara Bresler)

2-15
Jawaban :
Digunakan grafik dengan d’/d = 0,15 (asumsi), fy = 400 MPa (Vis dan Gideon)
 = 0,8 ( fc’ = 20 MPa, dari grafik diagram interaksi yang sesuai )

Pada arah sumbu-y


Luas tulangan total (Astot) = 6.0,25..252 = 1701,86 mm2
= Astot /bh = 0,019  r = / = 0,024
= 0,65 ( coba-ralat)  Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,226 > 0,2 … ok !
Dari grafik diagram interaksi yang sesuai untuk Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,226 dan
r = 0,024. diperoleh (e/h) . Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,175, sehingga
e/h = 0,175/{Nu/(b.h.0,85fc’)}
e/h = 0,175/0,226 = 0,7735
ey = 0,7735. h = 232,05 mm
Mox = Nu . ey = 52,2 kNm

Pada arah sumbu-x


Luas tulangan total (Astot) = 4.0,25..252 = 1134,57 mm2
= Astot /bh = 0,013  r = / = 0,016
nilai  di coba 0,65 Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,226 > 2 … ok !
Dari grafik diagram interaksi yang sesuai untuk Nu/(x bh x 0,85fc’) = 0,226 dan
r = 0,016. Diperoleh (e/h) . Nu/(b.h.0,85fc’) = 0,15, sehingga
e/h = 0,15/{Nu/(b.h.0,85fc’)}
e/h = 0,15/0,226 = 0,663
ex = 0,663. b = 198,9 mm
Moy = Nu . ex = 44,8 kNm

 Menurut ACI untuk kolom tampang bujur sangkar dengan tulangan tidak sama pada
sisi-sisinya

2-16
M ux M uy
 1
M ox M oy

0,96 + 0,89 = 1,85 > 1 … tidak aman

 Menurut Bresler
Nilai banding Mux/Mox dan Muy/Moy pada Gambar ---- diperoleh nilai  =0,90, maka 
= log 0,5 / log  = 6,8 maka
 
 M ux   M uy 
    0,96  0,89  1,569  1...... tidak aman
6 ,8 6 ,8

 M ox   M oy 

2-17
2-18
2-19
2-20
2-21
2-22
2-23

Anda mungkin juga menyukai