Anda di halaman 1dari 6

Tulangan Geser Balok.

a. Perancangan.
Disamping kerusakan lentur, balok dapat rusak oleh geser. Kerusakan geser dapat
dibedakan menjadi : 1) geser-lentur (flexural shear) 2) geser-belah diagonal (diagonal spliting
shear) 3) rusak tumpuan (beraing failure). Jenis kerusakan itu berkaitan dengan perbandingan
antara bentang dan tinggi balok (L/d), atau bisa pula bergantung pada nilai banding antara
jarak tumpuan ke beban terpusat dan tinggi balok (a/d). Berbagai negara memiliki syarat yang
berbeda-beda. Menurut ACI 813-2000 dikatakan balok tinggi bila L/d < 5 dan sebaliknya
dikatakan balok langsing.
Balok tinggi banyak digunakan untuk gedung struktur lepas pantai, dan sebagainya.
Dikatakan sebagai balok tinggi dan dibicarakan secara khusus karena tegangan-regangan
balok tinggi tidak linear terhadap garis netral.

a
d
h

b
L

Gb.2.5 Balok tinggi

 L/d , bentang/tinggi
 a/d , bentang geser/tinggi
 d/b , angka kelangsingan
Beberapa peraturan menyajikan ketentuan/batasan balok tinggi secara berbeda :
1) ACI 318 – 2000 untuk balok sederhana L/d < 5
2) CIRIA Guide untuk balok sederhana L/d < 2,
0,23 < a/d < 0,7
Angka kelangsingan diperlukan untuk memungkinkan stabilitas balok terhadap tekuk
(buckle). Syarat tekuk ini sama dengan syarat batang tertekan. Untuk batang ditumpu bebas
pada ujung-ujungnya, tanpa momen, menurut ACI 318-02 faktor tekuk sebesar < 22 sedang
menurut CIRIA sebesar <10 SNI’92 menggunakan syarat serupa dengan ACI. 318 – 02 yaitu :

II-29
k . lu
 22 untuk ba tan g bebas yang dapat bergerak

bebas kearah tegak lurus sumbu.axial
k . lu

 34  12 M 1 / M 2  untuk ba tan g yang dikekang kearah
tegak lurus sumbu  sumbunya .

Walaupun syarat/batasan balok-tinggi berbeda-beda namun ada kesamaan pada cara


pendekatan/penyelesaian permasalahan, misalnya bahwa retak geser dimulai dari dukungan
ke arah beban. Beberapa perbedaan yang terdapat dalam menganalisis kemampuan geser
balok tinggi misal di dalam ACI 318-02 kemampuan geser balok hanya didasarkan pada
kekuatan tekan sedang pada CIRIA mendasarkan pada tegangan geser ultimit. Dalam bab ini
hanya akan dibahas balok langsing dan geser yag terjadi adalah geser lentur (L/d > 5)

a h d

b
L
Gb.2.6 Balok langsing

Untuk balok di atas tumpuan sederhana kerusakan geser lentur diawali oleh retak
ditengah bentang (pada momen maksimum) kemudian retak itu menyebar ke tumpuan. Bila
kekuatan geser terlampaui maka akan terjadi pembesaran retak di ujung yang menuju ke arah
beban luarnya. Rusak geser selalu diawali dari sisi tarik balok, karena di tempat ini
kemampuan balok menahan geser diperlemah oleh adanya tarik akibat lentur.
bentang geser
(bagian bentang yang terjadi geser tinggi)

retak geser

Gambar 2.7. Kerusakan geser tipikal

Beton memiliki kemampuan menahan geser, apabila kemampuan balok menhan geser
dilampaui maka terjadilah kerusakan geser. Kemampuan balok menahan geser dinyatakan
secara empirik (SNI-03-2847 pasal 13.3.1.1) :
Vc = (1/6){√( fc’)}bw.d
dengan √( fc’) < 8,3 Mpa (SNI-03-2847 pasal 13.1.2).

II-30
Bila ada gaya tekan selain geser maka kemampuan balok menahan geser dapat dihitung
melalui persamaan berikut (SNI-03-2847 pasal 13.3.1.2) :
Vc = {1+Nu/(14.Ag)}.(1/6){√( fc’)}bw.d
dengan Nu/Ag dalam MPa. Nu bertanda positif (+) bila gaya aksial tekan dan
sebaliknya.
Perhitungan lebih rinci dapat pula dilakukan melalui SNI-03-2847 pasal 13.3.2. Agar supaya
tidak rusak oleh geser maka perlu dirancang tulangan yang mampu menahan geser. Tulangan
itu dapat berupa ;
1. Tulangan serong/ miring, yaitu tulangan yang diletakkan pada daerah sekitar tumpuan
(gaya geser maksimum) diagonal melintang arah retak geser. Tulangan semacam ini
hanya cocok untuk balok yang hanya memikul beban gravitasi (beban mati dan beban
hidup).
2. Tulangan sengkang/ begel, yaitu tulangan yang umumnya digunakan pada balok
bangunan gedung karena mampu memikul beban berganti, misalnya oleh gempa.
3. Tulangan berangkai (wire mesh), atau tulangan berupa balok yang dipasang pada arah
diagonal, biasanya digunakan pada balok tinggi atau balok perangkai dinding geser.
Diameter sengkang umumnya dibatasi ≤ 12 mm, kecuali pada dinding geser yang diameternya
bisa bervariasi sesuai kebutuhan. Tegangan leleh tulangan sengkang juga dibatasi ≤ 400 MPa.
Selanjutnya pada bab ini hanya akan dibicarakan tulangan sengkang dan tulangan miring
untuk menahan kerusakan balok oleh geser-lentur. Dalam segala hal gaya geser yang harus
dipikul oleh sengkang :
a) bila Vs = Vu /Ø - Vc > 4 Vc, maka ukuran balok diubah (SNI-03-2847 pasal 13.5.6.9)
b) bila Vs ≤ 4 Vc, tetapi > 2 Vc, maka tul. sengkang harus dihitung dan jarak sengkang (s)
memenuhi syarat ≤ 300mm dan ≤ d/4 (SNI-03-2847 pasal 13.5.4.3)
c) bila Vu / Ø ≤ 2 Vc tetapi > Vc, maka tul. sengkang harus dihitung dan jarak sengkang (s)
memenuhi syarat ≤ 600m dan ≤ d/2 (SNI-03-2847 pasal 13.5.4.1 pasal 13.5.6.1)
d) Bila Vu / Ø ≤ Vc tetapi ≥ 0,5. Vc, maka hanya diperlukan luas tul. sengkang minimum
(SNI-03-1847 pasal 13.5.5.1) kecuali pada pelat dan fondasi telapak atau plat rusuk, balok
dengan tinggi < 250mm atau < 2,5.t atau < 2,5.bw.
e) Bila Vu / Ø < 0,5 Vc , maka tidak perlu diberi tulangan sengkang
Secara grafik syarat tulangan geser itu dapat dilihat di dalam gambar di bawah ini.

II-31
Vs = Vu//Ø - Vc
Vc Vc Vc
Vu/Ø
0.5.Vc 0.5.Vc
0.5.Vc

Vu/Ø
Vu /Ø

tdk perlu tdk perlu


tdk perlu
sengkang sengkang
sengkang sengkang sengkang
minimum minimum

sengkang dihitung

KATEGORI-I KATEGORI-II KATEGORI-III

Gb. 2.8 Diagram gaya geser balok

Luas tulangan minimum sengkang dapat dihitung menggunakan rumus berikut :


 75 fc '  bw . s  1200  Av . f y Av . f y
Av     s   tetapi s  3
 1200  f  75 fc '  b bw
  y   w
dengan luas tul.sengkang, As = (1/2).Av
Luas tulangan sengkang yang harus dihitung dapat dilakukan menggunakan rumusan berikut :
Av . f y . d Av . f y . d
Vs   s
s Vv
dengan luas tul.sengkang, As = (1/2).Av
Apabila ingin digunakan tulangan serong/ miring maka luas tulangan itu dapat dihitung
dengan rumus berikut :
Am . f y . d .(sin   cos  ) Am . f y . d .(sin   cos  )
Vs   s
s Vv
dengan Am = luas tul.serong/ miring, Am = Av

Langkah-langkah yang diperlukan untuk menentukan perancangan balok terhadap geser :


1). Menggambarkan diagram gaya geser rencana di sepanjang balok, Vu / dengan  =
0,75
2). Menghitung kemampuan balok beton menahan geser dengan rumusan V c =
(1/6).bw.d.√ fc’ atau Vc = {1+Nu/(14.Ag)}.(1/6){√( fc’)}bw.d
3). Menggambarkan diagram kemampuan balok beton Vc ke dalam diagram gaya geser
rencana (lihat butir 1)
4). Pertimbangkan hasil superimposed diagram yg dilakukan menghasilkan kategori-I
atau II atau III

II-32
5). Tetapkan diameter tul.sengkang (umumnya diantara 8mm, 10mm atau 12mm) dan
hitung luasan tulangan sengkang (As)  Av = 2. As
6). Bila dikehendaki tulangan serong/ miring, tetapkan diameter dan luasannya (Am) 
Av = Am
7). Hitung jarak sengkang (s) sesuai dengan rumusan di atas dan kontrol terhadap jarak
maksimum

Catatan :
Hitungan geser di atas berlaku bila momen torsi terfaktor (T u) seperti berikut

 . f c '  ( A ) 
2

Tu  cp
atau
12  p cp 
 

 . f c '  ( A ) 
2

3N u
Tu  cp
1 bila disertai gaya aksial, Nu
12  p cp  Ag . f c '
 
Acp = luas tampang efektif dan pcp = keliling luar tampang efektif dapat dihitung melalui
gambar berikut :

t t beff < 4.t

h bef h bef beff < h-t


Gb.2.11. Kekakuan Torsi
45o
(b) Tampang Balok T/L
(a)
bw bw

Contoh 2.9
Contoh ini diambil dari contoh 2.8. Balok berukuran 200/450 dengan d’= ds = 50 mm, mutu
bahan yang direncanakan seperti berikut ini : fc’ = 30 MPa, fy = 400 MPa. Tulangan
terpasang, Ast= 5D25mm = 2453,12 mm dan A’ = 2D25 mm = 981.25 mm2. Bila balok di
2

atas tumpuan sederhana dengan bentang 6m dan dibebani oleh beban beban mati dan beban
hidup terfaktor berturut-turut 15 kN/m’ (termasuk berat sendiri balok) dan 20 kN/m’ tentukan
tulangan geser yang diperlukan bila diameter sengkang ditetapkan 10mm.!!!.
Langkah :
1. Qu = 15 + 20 kN/m’ = 35 kN/m’
2. Gaya lintang maksimum Vu = 0,5.Qu. L = 0,5.35.6 = 105 kN, Vu / = 105/0,75 = 140 kN
3. Menghitung kemampuan balok beton menahan geser, Vc = (1/6.√ fc’).bw.d = 73029 N =
73,03 kN.

II-33
140 I II

73,03

36,5
Gb.2.9. Pembagian daerah geser

3000 mm

4. Vu / > Vc dan Vs = Vu / - Vc = 66,97 kN < 2.Vc = 2.73,03 = 146,06 kN 


syarat jarak sengkang maks s < d/2 = 200mm dan
s < 600 mm
5. X = 3000.(73,03/140) = 1564,93 mm ~ 1565 mm  daerah (I) = 3000 - 1565 = 1435 mm
perlu dihitung tulangan sengkangnya, daerah (II) = 1565/2 = 782,5 mm cukup diberi
tulangan minimum.
6. As = 0,25.π.d2 = 0,25.(22/7).102 = 78,5 mm2.  Av = 157, 5 mm2.
7. Hitung jarak sengkang (s)
Daerah II :
b.s 3. Av. fy 3.157.400
Avmin  s   942 mm
3. fy b 200
Daerah I :
Av . fy . d Av . fy . d 157.400.400
Vs   s   375 mm
s Vs 66970
Kesimpulan : jarak sengkang daerah I pilih nilai terkecil dari 200mm, 600mm, dan
375mm  s = 200 mm, daerah II dipilih antara 200mm dan 942mm  s = 200 mm

Ø10-200 Ø10-200

1435 782,5 782,5

Gb.2.10. Penulangan geser

II-34

Anda mungkin juga menyukai