Anda di halaman 1dari 2

Solfatara adalah fumarol yang mengeluarkan gas-gas oksida belerang (seperti SO2 dan SO3),

selain karbon dioksida (CO2)dan uap air(H2O). Solfatara mudah dikenali karena udara sekitarnya
berbau busuk seperti kentut, sebagai bau khas gas-gas oksida belerang. Dalam konsentrasi
tinggi, gas emisi ini juga berbahaya bagi hewan dan manusia.
Belerang dengan nama lain "sulfur" adalah elemen ke-16 di tabel elemen.
Nama Solfatara berasal dari bahasa Latin "Sulpha terra", yang artinya "daratan belerang", atau
"bumi belerang". Nama "Solfatara" diambil dari nama tempat bernama sama di Gunung Pozzoli,
Italia.

Fumarol di sebelah timur danau Kawah Ijen(1927-1929)


Fumarol (Latin fumus, asap) adalah lubang di dalam kerak bumi (maupun objek astronomi yang
lain), yang sering terdapat di sekitar gunung berapi, yang mengeluarkan uap dan gas
seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, asam hidroklorik, danhidrogen sulfida. Nama solfatara,
yang berasal dari kata solfo dari bahasa Italia, sulfur (melalui dialek Sisilia) diberikan pada
fumarol yang mengeluarkan gas sulfur.
Fumarol bisa terdapat di sepanjang retakan kecil maupun rekahan yang panjang, dalam medan
atau klaster yang kacau balau, dan di permukaan aliran lava serta endapan aliran
piroklastik yang tebal. Lapangan fumarol merupakan suatu wilayah mata air panas dan
semburan gas di mana magma atau batuan beku yang panas di kedalaman yang dangkal atau
air tanah. Dari perspektifnya air tanah, fumarol bisa dideskripsikan sebagai mata air panas yang
membuat air mendidih sebelum air mencapai permukaan tanah.
Sebuah fumarol di kawah Halema`uma`u

Salah satu aktivitas fumarol yang terkenal adalah Lembah Ten Thousan Smokes, yang terbentuk
selama meletusnya gunung Novarupta di Alaska pada 1912. Fumarol bisa bertahan selama
beberapa dekade atau abad jika berada di atas sebuah sumber panas yang persisten, atau
hilang dalam berminggu-minggu atau berbulan-bulan jika berada di puncak sebuah endapan
volkanik yang masih baru dan cepat dingin.

Anda mungkin juga menyukai