Agustus, 2021
1
SIVA Copyright©2001
Keruntuhan Geser
• Tanah pada umumnya runtuh karena
pengaruh geser
Urukan
Fondasi
Menerus
3
SIVA Copyright©2001
Keruntuhan Geser
f =c+ tan
Sudut geser
kohesi
f
c
f
f =c+ f tan
f tan Komponen
friksi
c c
f
6
SIVA Copyright©2001
c dan adalah parameter untuk
menentukan kekuatan geser.
Lingkaran Mohr & Selubung Keruntuhan
Y
X X
Y Elemen tanah
pada lokasi yang
berbeda X ~ runtuh
Y ~ stabil
Lingkaran Mohr & Selubung Keruntuhan
Elemen tanah tidak runtuh bila lingkaran Mohr
berada di bawah selubung.
GL
Y c
c+
c
Kondisi awal (sebelum ada timbunan),
lingkaran Mohr berupa titik.
Lingkaran Mohr & Selubung Keruntuhan
Bila pembebanan meningkat,
linkaran Mohr menjadi lebih
besar…
GL
Y c
Y c 90+
c c+
Lingkaran Mohr dalam & ’
v v’ u
h’
= + u
h
X X X
effective stresses
total stresses
h’ v’ h v
u
Selubung dalam & ’
Benda uji yang sama pada
kondisi awal diberi
tegangan isotropik ( c) f
kemudian dibebani aksial
c c
sampai runtuh
c c
uf
Initially… Failure
c,
Dalam
Pada waktu runtuh ,
3= c; = c+
1 f
c’, ’
3’ = – uf ; 1’ = - uf
3 1
Dalam ’
Hubungan 1- 3 waktu Runtuh
1
X 3
X
Elemen tanah waktu
runtuh
3 1
1 = (45 + / 2) + 2c tan( 45 + / 2)
2
3 tan
ζf = ½ (σ’1 - σ’3) sin 2θ dan σ’f = ½ ( σ’1 - σ’3) + ½ (σ’1 - σ’3) cos 2 θ
½ (σ’1 - σ’3 )
θ = 45 + Ф´/2
○ sin Ф’ =
c’ cot Ф´ + ½ (σ’1 - σ’3)
15
SIVA Copyright©2001
Sehingga :
½ (σ’1 - σ’3 ) = ½ (σ’1 - σ’3 ) sin Ф´ + 2 cos Ф´
atau
σ’1 = σ’3 tan2 (45o + Ф´/2) + 2 c’ tan (45○ + Ф´/2)
16
SIVA Copyright©2001
Alternatif penggambaran kondisi tegangan saat
terjadi keruntuhan dg titik tegangan (Diagram P-Q)
q’ = ½(σ’1- σ’3)
p’ = ½ (σ’1+σ’3)
SIVA Copyright©2001
v
h X
Tegangan Titik
t
Tegangan titik
Tegangan titik
( v- h)/2
h v s
( v+ h)/2
−
t= v h
2
+
s= v h
2 18
SIVA Copyright©2001
Lintasan Tegangan (stress path)
Lintasan tegangan
t Runtuh
tan-1 (sin )
20
SIVA Copyright©2001
Parameter Tekanan Pori
1
u=B 3 + A( 1 − 3 )
Y 3
B = f (kejenuhan ,..)
Untuk tanah jenuh , B 1.
Bidang runtuh
O-ring
Membran
Kedap air
Benda uji pada
waktu runtuh
Batupori
perspex cell
Air
Tek.Sel/ Keliling
pore pressure or
Tek. Balik
pedestal volume change
23
SIVA Copyright©2001
Tipe Uji Triaksial
Tegangan deviator 1
= 1- 3
3
3
3
ya tidak ya tidak
24
SIVA Copyright©2001
Tipe Uji Triaksial
Tergantung pada apakah diperbolehkan
ada drainase atau tidak waktu pengujian
❖ Aplikasi tek sel isotropik awal , dan
❖ penggeseran,
Dapat dilakukan tiga tipe uji triaksial yang
mempunyai nilai praktis, yaitu:
25
SIVA Copyright©2001
Untuk uji tak-terkonsolidasi
tak-terdrainase , dengan istilah
tegangan total , u = 0
27
SIVA Copyright©2001
Keruntuhan pada uji TXL-UU ini terjadi, bila tegangan pada
benda uji sama dengan tegangan deviator maksimum yang
dicapai atau tegangan deviator mencapai regangan aksial
15%, mana yg tercapai terlebih dulu.
28
SIVA Copyright©2001
Contoh lingkaran Mohr hasil pengujian undrained untuk
tanah kohesif jenuh sempurna.
29
SIVA Copyright©2001
Contoh lingkaran Mohr hasil uji undrained untuk tanah jenuh sebagian,
(a) tegangan total, (b) tegangan efektif
Bila tekanan air pori diukur selama pengujian, dapat digambarkan
selubung keruntuhan tegangan efektif yang hampir linier.
30
SIVA Copyright©2001
Uji Triaksial CU
Uji Terkonsolidasi Tak-terdrainase (CU)
❖ tekanan pori terjadi waktu penggeseran
Diukur ➔ ’
❖ menghasilkan c’ and ’
31
SIVA Copyright©2001
Benda uji pada uji TXL CU ini dikonsolidasi secara isotropis terlebih
dahulu, kemudian diberi beban geser dengan kondisi tak terdrainase
pada kecepatan regangan aksial yang konstan , berdasarkan t50
konsolidasi.
Keruntuhan diambil pada teg deviator maks atau tegangan deviator
telah mencapai 15% regangan aksial, mana yang tercapai terlebih
dulu. Kriteria keruntuhan lainnya bisa didefinisikan sebagai rasio
tegangan utama efektif σ1’/σ3’.
Derajat penjenuhan diukur menggunakan parameter tekanan pori B:
B=
Untuk pasir jenuh, lama waktu pengujian biasanya sekitar satu jam,
untuk lempung jenuh memakan waktu sekitar 4 – 6 jam. Untuk
tanah lempung jenuh sebagian (timbunan yg dipadatkan) dgn
ukuran butiran maks 10 mm, biasanya pengujian dilakukan
menggunakan benda uji berdiameter 4” (100 mm). Perkiraan lama
pengujian lihat tabel berikut.
32
SIVA Copyright©2001
Laju pembebanan untuk pengujian undrained dengan
pengukuran tekanan air pori (Bishop & Henkel, 1972)
Jenis Tanah Permeabilitas Koefisien Laju Waktu runtuh
(cm/s) konsolidasi pembebana (Jam)
n Di bawah Di atas
(%/mnt) OMC (%) OMC (%)
Lempung 1x10-4 2x10-1 0,08 1 2½
laut hingga hingga
(Moraine) 1x10-6 2x10-2
Lempung 1x 10-6 2x10-2 0,08 dengan 1½ 3
kerakalan hingga hingga strip kertas
1x10-7 2x10-3 filter
- Parameter kuat geser long term ini dapat digunakan dalam analisis
stabler saat dilakukan inspeksi besar, berdasarkan pengujian saat
pelaksanaan konstruksi (kendali mutu), selama tidak terjadi kondisi
yg ekstrim (mis pernah terjadi keruntuhan/longsor).
34
SIVA Copyright©2001
Selubung kelongsoran dg lingkaran Mohr dan diagram p-q
35
SIVA Copyright©2001
Uji Triaksial CD
Uji Terkonsolidasi Terdrainase (CD)
❖ Tidak diperbolehkan terjadi tekanan pori ekses waktu pengujian
❖ Penggeseran dilakukan sangat lambat
❖ menghasilkan c’ and ’
36
SIVA Copyright©2001
Benda uji dijenuhkan terlebih dulu, setelah itu dikonsolidasi
37
SIVA Copyright©2001
Sebagai gambaran regangan keruntuhan dan waktu keruntuhan
ditunjukkan seperti tabel di bawah. (Bishop & Henkel, 1972)
38
SIVA Copyright©2001
Lingkaran Mohr hasil pengujian CD untuk: (a) tanah terkonsolidasi
normal, dan (b) tanah terkonsolidasi berlebih
39
SIVA Copyright©2001
Contoh hasil uji Triaksial CDBP
(lingkaran Mohr)
40
SIVA Copyright©2001
Contoh hasil uji Triaksial CUBP
(Stress path, diagram p-q)
41
SIVA Copyright©2001
Penentuan kuat geser tanah berdasarkan stress path
(p-q diagram)
42
SIVA Copyright©2001
Keuntungan dan Keterbatasan Pengujian Triaksial
Keuntungan dari pengujian triaksial, adalah:
- Terkontrolnya kondisi drainasi dan pengukuran tekanan air pori.
Hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh jenis pengujian kuat geser
lainnya.
- Keruntuhan akibat tekanan air pori berlebih adalah merupakan
faktor terbesar
Keterbatasan dari pengujian triaksial, adalah :
- Pengaruh tegangan utama intermediate (σ2).
- Perubahan arah tegangan utama.
- Pengaruh pengekangan akhir, antara end cap dg benda uji.
- Lama waktu pengujian.
43
SIVA Copyright©2001
Pengujian Geser Lainnya
Uji kuat geser lainnya di laboratorium adalah uji tekan bebas (SNI 03-
3638-1994), uji geser langsung (SNI 03-2813- 1992), uji geser torsi.
Sedangkan uji geser in-situ yg populer adalah uji geser baling dan sondir
44
SIVA Copyright©2001
Laju pembebanan yang diberikan sekitar 0,3 – 10%/menit, tetapi laju
sekitar 2%/menit telah cukup memuaskan untuk tanah lempungan;
keruntuhan terjadi dlm waktu 5 - 10 menit.
Diameter (D) benda uji standar adalah 1½” (35,8 mm) dengan panjang 2
D.
45
SIVA Copyright©2001
2. Uji Geser Langsung
Kelemahan uji ini, bidang gesernya tertekan dengan kondisi :
- Bidang runtuh sudah ditentukan terlebih dahulu, berupa bidang horisontal
yang belum tentu merupakan bidang yang terlemah.
- Dibandingkan uji triaksial, drainase pada uji ini tidak terkontrol.
- Distribusi teg normal dan teg geser pd permukaan longsoran tidak seragam.
Oleh karena itu, bisa terjadi keruntuhan progresif yang sangat besar
46
SIVA Copyright©2001
3. UJI GESER BALING (VANE SHEAR TEST) IN-SITU
Tujuan metode pengujian ini adalah untuk memperoleh
parameter kuat geser undrained lempung kohesif
jenuh air, langsung di lapangan.
47
SIVA Copyright©2001
Hasil pengujian in-situ vane shear
48
SIVA Copyright©2001
Hasil uji harus dikoreksi menggunakan grafik koreksi ( R) hub
indeks plastisitas dan waktu keruntuhan (Chandler, 1988)
49
SIVA Copyright©2001
APLIKASI
- Penggunaan tegangan efektif dalam analisis stabilitas
mencakup : (1) penentuan parameter c’ & Ø’ dan (2)
memperkirakan besarnya tekanan air pori pada tahap yang
paling kritis saat konstruksi, operasi atau jangka panjang.
- Penentuan tekanan air pori adalah merupakan hal yang sulit
dilakukan , oleh karena itu dipasang sejumlah instrumen
pisometer di lapangan.
- Tekanan air pori secara eksplisit tidak ditentukan pada kasus,
dimana perubahan tegangan menyebabkan terjadinya
keruntuhan dan disipasi tekanan air pori diabaikan.
- Bila tanah yang diuji pada kondisi undrained, dimana
tegangan geser saat runtuh adalah sebagai fungsi tegangan
normal total, maka analisis stabilitas dilakukan dengan
menggunakan tegangan total.
50
SIVA Copyright©2001
- Dalam analisis tegangan efektif, kuat geser
tanah dievaluasi berdasarkan tegangan
normal efektif, dan perhitungan dilakukan
secara eksplisit terhadap tekanan air pori.
Tekanan air pori dihitung tersendiri (flow
net, dll)
51
SIVA Copyright©2001
No Kondisi Kuat Tekanan Air Pori FK FK dg
Geser Tanpa Gempa
Gempa *
1. Selesai konstruksi 1. Peningkatan tekanan 1,30 1,20
tergantung: Efektif air pori pada urugan
1.Jadwal konstruksi. dan fondasi dihitung
2.Hubungan antara tekanan air menggunakan data lab.
pori dan waktu. dan pengawasan
instrumen.
Lereng U/S dan D/S. Idem hanya tanpa 1,40 1,20
pengawasan
instrumen.
Dengan gempa tanpa Hanya pada urugan 1,30 1,20
kerusakan digunakan 50% tanpa data lab. dan
koefisien gempa desain. dengan atau tanpa
pengawasan instrumen
(taksir-an konservatif)
2. Total Tanpa pengawasan 1,30 1,20
instrumen.
2. Aliran langgeng tergantung: 1. Dari analisis rembesan 1,50 1,20
1. Elevasi muka air normal Efektif
sebelah udik.
2. Elev. muka air sebelah hilir.
Lereng U/S dan D/S. Dg gempa
tanpa kerusakan digunakan
52
SIVA Copyright©2001
100% koef. gempa desain.
ANALISIS STABILITAS LERENG
1. Kondisi selesai konstruksi
Pada kondisi selesai dan selama konstruksi, dapat dianalisis
dengan menggunakan konsep tegangan total dan teg efektif.
a)Tegangan Total
Benda uji dibentuk sesuai dengan berat volume kering ( dr-lap)
dan kadar air (wlap) sesuai dengan kondisi lapangan. Kemudian
diuji dg triaxial UU, dengan tekanan keliling sesuai dengan
rentang tegangan normal di lapangan.
53
SIVA Copyright©2001
b) Tegangan efektif
Bila tek air pori dlm tubuh bendungan dan fondasi meningkat
karena peningkatan beban timbunan, maka harus digunakan kuat
geser efektif dari uji triaxial CU
54
SIVA Copyright©2001
2. Kondisi aliran langgeng (steady seepage)
Untuk analisis stabilitas SS ini, digunakan kuat geser efektif
dari material tubuh dan fondasi bendungan hasil uji triaxial
CU atau CD dengan backpressure, untuk meniru kondisi
lapangan dan mengurangi efek tekanan kapiler
55
SIVA Copyright©2001
3. Kondisi Air Waduk Surut Cepat
- Pada tanah yang relatif pervious dengan kompresibilitas rendah, distribusi
tekanan air pori kondisi surut cepat dikontrol oleh laju drainasi air pori
dari pori-pori tanah.
- Pola aliran adalah fungsi dari rasio dari laju surutnya air waduk terhadap
permeabilitas, dan nilainya diambil dari flownet.
- Nilai c’ dan Ø’ yang digunakan dalam analisis diambil dari pengujian
drained atau pengujian CU dengan pengukuran tekanan air pori.
56
SIVA Copyright©2001
Karakteristik tanah sebagai bahan timbunan dan fondasi bendungan,
USBR, 1987
Koef. Data Pemadatan Standar (USBR).
Klas. Kualitas sebagai bahan
Tipe tanah Perm k MDD OMC ‘ c’
USCS urugan
(cm/s) t/m3 % ( ) t/m2
GW Kerikil gradasi baik, Kuat geser tinggi, dapat >10-2 >1.91 <13.3 >38 *
campuran kerikil- digunakan untuk zone lulus
pasiran air dangkal dari bendungan
GP Kerikil gradasi buruk, Sama dengan yang diatas >10-2 >1.76 <12.4 >37 *
campuran kerikil
pasiran
GM Kerikil lanauan, Kuat geser tinggi, kurang baik 10-3-10- 6 >1.83 <14.5 >34 *
kerikil pasiran untuk zone lulus air, baik
lanauan gradasi untuk inti kedap air.
buruk
GC Kerikil lempungan, Kuat geser tinggi, dapat 10-6-10- 8 >1.84 <14.7 >31 *
kerikil pasiran digunakan untuk inti kedap air
lempungan gradasi
buruk
SW Pasir gradasi baik, Kuat geser baik, dapat 10-3 1.91 0.08 13.3 2.5 38 1 *
campuran pasir digunakan untuk zone lulus
kerikilan air permukaan perlu dilindungi
SIVA Copyright©2001
Karakteristik tanah sebagai bahan timbunan dan fondasi bendungan,
USBR, 1987 (sambungan)
Koef. Data Pemadatan Standar (USBR).
Klas. Kualitas sebagai bahan
Tipe tanah Perm k MDD OMC ‘ c’
USCS urugan
(cm/s) t/m3 % ( ) t/m2
SP Pasir gradasi buruk, Kuat geser baik, dapat 10-3 1.76 0.03 12.4 1.0 37 1 *
campuran pasir digunakan untuk tubuh
kerikilan bendungan dengan
lereng sedang.
SM Pasir lanauan, pasir Kuat geser sedang, dapat 10-3-10- 6 1.83 0.02 14.5 0.4 34 1 2.01
lanauan gradasi digunakan untuk zona 0.67
buruk kedap air
SM-SC Pasir lanauan Sama dengan SM 10-3-10- 6 1.91 0.02 12.8 0.5 33 3 1.44
lempungan 0.57
plastisitas
rendah
SC Pasir lempungan, Kuat geser sedang, dapat 10-6-10- 8 1.84 0.02 14.7 0.4 31 3 1.15
campuran pasir digunakan untuk inti 0.57
lempungan kedap air untuk
gradasi buruk pengendalian banjir
ML Lanau anorganik dan Kuat geser rendah, dapat 10-3-10- 6 1.65 0.02 19.2 0.7 32 2 0.86 *
lanau digunakan untuk tanggul
lempungan dengan sedikit
pengaturan
SIVA Copyright©2001
Karakteristik tanah sebagai bahan timbunan dan fondasi bendungan,
USBR, 1987 (sambungan)
Koef. Data Pemadatan Standar (USBR).
Klas. Kualitas sebagai bahan
Tipe tanah Perm k MDD OMC ‘ c’
USCS urugan
(cm/s) t/m3 % ( ) t/m2
ML-CL Campuran lanau Sama dengan ML dan CL 10-3-10- 6 1.75 0.03 16.8 0.7 32 2 2.20 *
anorganik dan
lempung
CL Lempung anorganik Kuat geser rendah dapat 10-6-10- 8 1.73 0.02 17.3 3.0 28 2 1.34
dengan plastisitas dipergunakan untuk inti atau 0.19
rendah sampai lapisan kedap air
medium
0L Lanau organik dan Tidak baik untuk tanggul 10-4-10- 6 * * * *
lanau lempungan
dengan plastisitas
rendah
MH Lanau lempungan Kuat geser sedang sampai 10-4-10- 6 1.31 0.06 36.3 3.2 25 3 2.01
anorganik, lanau rendah, dapat digunakan 0.86
elastis untuk inti bendungan
CH Lempung anorganik Kuat geser sedang sampai 10-6-10- 8 1.51 0.03 25.5 1.2 19 5 1.15
dengan plastisitas rendah, dapat digunakan 0.57
tinggi untuk inti tipis lapisan selimut
dan tubuh bendungan
OH Lempung dan Tidak baik untuk tanggul 10-6-10- 8 * * * *
lempung lanauan
organik
Pt Tanah mengandung Tidak mungkin dipergunakan * * * * *
SIVA Copyright©2001
gambut & organik untuk konstruksi
KUAT GESER URUGAN BATU
Batu digunakan sbg mat’l urugan , lulus air atau semi lulus air pd:
bendungan zonal, rip rap pelindung atau urugan drainase kaki hilir
bendungan tanah. Parameter kepadatannya bervariasi antara 2.1 t/m3
sampai 2.3 t/m3 dan kuat gesernya dapat ditentukan sebagai berikut :
= 45.75 - 6.77 log ( n/0.03) [1]
= 50.72 - 6.89 log ( n/0.03) [2]
= 55.68 - 6.91 log ( n/0.03) [3]
dengan:
adalah sudut geser dalam (derajat) ;
n adalah tegangan normal (kg/cm2);
Pers [1] berlaku untuk urugan batu dengan kepadatan rendah, gradasi jelek
(poorly graded) dan kuat tekan rendah.
Pers [2] berlaku untuk urugan batu dengan kepadatan tinggi, gradasi baik
dan kuat tekan tinggi.
Pers [3] berlaku untuk urugan batu dengan kekuatan geser berada antara
nilai rata-rata dari persamaan [1) dan [2].
60
SIVA Copyright©2001
TUGAS
UNTUK BENDUNGAN TIPE ZONAL:
1. Pada saat pelaksanaan konstruksi, untuk perhitungan stabilitas lereng,
dipasang pisometer di zona inti:
a) Jenis pisometer apa yang cocok dipasang di zona inti supaya dapat
membaca tekanan air pori saat konstruksi dengan teliti?
b) Untuk analisis stabilitasnya metoda tegangan apa yang sesuai
(tegangan total atau efektif) dan apa jenis uji triaksial nya?
c) Bila tinggi bendungan 40 m dan berat isinya 1,65 t/m3, berapa
pemberian teg lateral (sigma 3) untuk specimen ke 1, ke 2 dan ke 3?
2. Kenapa pengujian triaksial perlu dijenuhkan terlebih dahulu?
3. Untuk zona random:
a) Untuk zona random yang lulus air (free drain) dengan ukuran maks
butiran sekitar 20 cm, pengujian kuat geser apa yang sesuai ? (perlu
dipertimbangkan tegangan yg bekerja sesuai tinggi bendungan).
b) Untuk zona random yang mengandung tanah berbutir halus (lewat
saringan no 200) > 15%, dengan ukuran maks 20 cm, jenis pengujian
apa yang sesuai?
61
SIVA Copyright©2001
SOAL 1: HASIL PEMBACAAN PISOMETER VIBRATING WIRE
COBA KENALI APAKAH ADA ANOMALI PEMBACAAN DAN
BAGAIMANA TREND NYA??
SEKIAN
TERIMA
KASIH