73
74
99,7
# 100 0,150 3497,0 99,66 0,34 0,28 3618,0 0,22
8
99,7
# 200 0,075 3497,0 99,66 0,34 0,28 3618,0 0,22
8
856,
Total 853,9
7
Rata-Rata 855,3
(Sumber: Hasil Perhitungan,2021)
Total Kumulatif Tertahan 855,3
MHB = = = 8,55
100 100
Agregat 1-2
120.00
100.00
Lolos Saringan (%)
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
38.1 25.4 19 12.7 9.5 4.75 2.36 1.15 0.6 0.3 0.15 0.075
Ukuran Saringan (mm)
Agregat 1-1
120.00
100.00
Lolos Saringan (%)
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
38.1 25.4 19 12.7 9.5 4.75 2.36 1.15 0.6 0.3 0.15 0.075
Ukuran Saringan (mm)
Abu Batu
120.00
100.00
Lolos Saringan (%)
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
38.1 25.4 19 12.7 9.5 4.75 2.36 1.15 0.6 0.3 0.15 0.075
Ukuran Saringan (mm)
Batas Maksimal 100,0 100,0 100,0 100,0 90,0 69,0 53,0 40,0 30,0 22,0 15,0 9,0
Batas Minimal 100,0 100,0 100,0 90,0 77,0 53,0 33,0 21,0 14,0 9,0 6,0 4,0
(Sumber: Hasil Perhitungan)
80
100
80
Lolos Saringan (%)
60
40
20
0
38.1 25.4 19 12.7 9.5 4.75 2.36 1.15 0.6 0.3 0.15 0.075
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat 1-2
Keterangan A B Rata-Rata Satuan
Berat Kering Oven W1 1871,5 1764,5 gr
Berat Piknometer + Air W2 1884,0 1777,0 gr
Berat Piknometer + Agregat + Air W3 1186,0 1118,0 gr
Berat Jenis Bulk 2,681 2,678 2,679 -
Berat Jenis SSD 2,699 2,697 2,698 -
Berat Jenis Semu 2,730 2,729 2,730 -
Berat Jenis Efektif 2,706 2,704 2,705 -
Penyerapan 0,668 0,708 0,688 %
(Sumber: Hasil Analisis,2021)
81
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat 1-1
Keterangan A B Rata-Rata Satuan
Berat Kering Oven W1 974,5 782,5 gr
Berat Piknometer + Air W2 985,0 791,0 gr
Berat Piknometer + Agregat + Air W3 623,0 498,0 gr
Berat Jenis Bulk 2,692 2,671 2,681 -
Berat Jenis SSD 2,721 2,700 2,710 -
Berat Jenis Semu 2,772 2,750 2,761 -
Berat Jenis Efektif 2,732 2,711 2,722 -
Penyerapan 1,077 1,086 1,082 %
(Sumber: Hasil Analisis,2021)
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Abu Batu.
Keterangan A B Rata-Rata Satuan
Berat Kering Permukaan Jenuh Air 500,0 500,0 gr
Berat Kering Oven W1 489,0 490,0 gr
Berat Piknometer + Air W2 717,0 721,0 gr
Berat Piknometer + Agregat + Air W3 1030,5 1032,5 gr
Berat Jenis Bulk 2,622 2,599 2,611 -
Berat Jenis SSD 2,681 2,653 2,667 -
Berat Jenis Semu 2,786 2,745 2,766 -
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Kadar Air dan Kadar Lumpur Agregat 1-2.
82
Keterangan Satuan A B
W1 Berat Material gr 93,82 110,48
W2 Berat Material Kering Konstan gr 91,90 108,8
W3 Berat Matrial Kering Konstan Setelah dicuci gr 91,21 108,06
Kadar Air % 2,09 1,54
Kadar Lumpur % 0,75 0,68
Rata-Rata Kadar Air % 1,82
Rata-Rata Kadar Lumpur % 0,72
(Sumber: Hasil Analisis,2021)
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Kadar Air dan Kadar Lumpur Agregat 1-1.
Keterangan Satuan A B
W1 Berat Material gr 104,54 103,08
W2 Berat Material Kering Konstan gr 98,68 97,73
W3 Berat Material Kering Konstan Setelah dicuci gr 97,97 96,88
Kadar Air % 5,94 5,47
Kadar Lumpur % 0,72 0,88
Rata-Rata Kadar Air % 5,71
Rata-Rata Kadar Lumpur % 0,8
(Sumber: Hasil Analisis,2021)
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Kadar Air dan Kadar Lumpur Abu Batu.
Keterangan Satuan A B
Jenis agregat yang diuji pada pengujian ini adalah agregat 1-2 dengan
zona gradasi A. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles.
Ukuran Saringan (mm) Berat (gram)
Lolos Tertahan Gradasi A
76,2 63,5
63,5 50,8
50,8 37,5
37,5 25,4 1250
25,4 19 1250
19 12,5 1250
12,5 9,5 1250
9,5 6,3
6,3 4,75
4,75 2,36
Satua Spesifikasi
Hasil
Jenis n (SNI)
Pengujian Agregat Agregat Abu
1-2 1-1 Batu
Analisa
8,55 6,51 3,8 - -
Saringan
Berat Jenis Bulk 2,679 2,681 2,611 - Min 2,5
Berat Jenis SSD 2,698 2,71 2,667 - Min 2,5
Berat Jenis
2,73 2,761 2,766 - Min 2,5
Semu
Berat Jenis
2,705 2,722 2,688 - Min 2,5
Efektif
Penyerapan 0,688 1,082 2,145 % Maks 3
Kadar Air 1,82 5,71 7,01 % -
Maks 1% &
Kadar Lumpur 0,72 0,8 2,7 %
5%
Keausan
22,13 - - gram < 40
Agregat
(Sumber: Hasil Analisis,2021)
Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik agregat yang telah diperoleh, maka
dapat diketahui hasil pengujian sifat fisik agregat 1-2, agregat 1-1 dan abu batu
yang digunakan pada penelitian ini memenuhi spesifikasi sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI).
2. Penetrasi Aspal
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Penetrasi Aspal.
Penetrasi Setelah 5
Sampel
Detik
Pembacaan Ke- A B
1 66 68
2 60 68
3 60 63
4 60 64
5 61 60
Rata-Rata 63
(Sumber: Hasil Analisa,2021)
86
3. Daktilitas Aspal
Tabel 4.15 Hasil Pengujian Daktilitas Aspal.
Keterangan A B
>110 >110
Panjang Sampai Putus c
m
Rata-rata cm >110
(Sumber: Hasil Analisa,2021)
1400
1300
Stabilitas (kg)
1200
1100
1000
900
800
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
Dapat dilihat pada gambar 4.5 bahwa pada awalnya nilai stabilitas
mengalami peningkatan hingga jumlah kadar aspal sebesar 5,50%,
setelah itu nilai stabilitas kembali mengalami penurunan. Berdasarkan
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018, standar nilai stabilitas Marshall
adalah minimum 800, maka dapat disimpulkan bahwa nilai stabilitas
pada semua variasi kadar aspal memenuhi standar.
2. Flow
6
Flow ( mm )
1
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
Dapat dilihat pada gambar 4.6 bahwa pada awalnya nilai flow
mengalami penurunan hingga jumlah kadar aspal sebesar 5,50%,
setelah itu nilai flow kembali mengalami peningkatan. Berdasarkan
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018, standar nilai flow pada Marshall
adalah minimum 2 dan maksimal 4, maka dapat disimpulkan bahwa
nilai flow pada semua variasi kadar aspal memenuhi standar.
90
3. VMA
23.0
22.0
21.0
20.0
VMA ( % )
19.0
18.0
17.0
16.0
15.0
14.0
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
Dapat dilihat pada gambar 4.7 bahwa pada awalnya nilai VMA
mengalami peningkatan hingga jumlah kadar aspal sebesar 5,50% dan
6,00%, setelah itu nilai VMA kembali mengalami penurunan.
Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018, standar nilai VMA
pada Marshall adalah minimum 15, maka dapat disimpulkan bahwa
nilai VMA pada semua variasi kadar aspal memenuhi standar.
4. VIM
91
6
VIM (%)
2
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
90
80
VFA (%)
70
60
50
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
6. Marshall Quotient
500
Marshall Quotient
400
300
200
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
Marshall Quotient
Dapat dilihat pada gambar 4.10 bahwa pada awalnya nilai Marshall
Quetient mengalami peningkatan hingga jumlah kadar aspal sebesar
5,50%, setelah itu nilai Marshall Quetient mengalami penurunan.
Berdasarkan analisis diatas, maka hasil pengujian Marshall untuk
mendapatkan kadar aspal optimum (KAO) dirangkum dalam tabel 4.20 berikut.
Stabilitas (kg)
Flow (mm)
VMA (%)
VIM (%)
VFA (%)
Berdasarkan analisis grafik diatas, maka dapat dilihat variasi kadar aspal
yang memenuhi spesifikasi adalah variasi kadar aspal 5,3% sampai dengan 6,25%.
Dapat disimpulkan bahwa Kadar Aspal Optimum (KAO) yang digunakan untuk
penelitian ini adalah jumlah kadar aspal sebesar 5,75%.
94
Tabel 4.21 Hasil Pengujian Marshall pada Kadar Aspal Optimum (KAO)
Karakteristik Campuran
KAO
Stabilitas Flow VMA VIM VFA Marshall Quotient
(%)
(kg) (mm) (%) (%) (%) (kg/mm)
Stabilitas Marshall
1450
1400
1350
1300
Stabilitas (kg)
1250
1200
1150
1100
1050
1000
0 5 5.5 6 6.5 7
Kadar Plastik (%)
Stabilitas Marshall
Polynomial (Stabilitas Marshall) Spek Min
=
Gambar 4. 12 Grafik Analisa Hasil Pengujian Marshall Aspal Modifikasi
Terhadap Nilai Stabilitas Marshall
Dapat dilihat pada gambar 4.12 bahwa nilai stabilitas berbanding lurus
dengan jumlah kadar limbah plastik sehingga semakin bertambahnya
95
jumlah kadar limbah plastik yang digunakan, maka nilai stabilitas juga
semakin meningkat. Dengan bertambahnya nilai stabilitas, maka
kemampuan beton aspal dalam menerima beban lalu lintas tanpa
terjadi perubahan bentuk seperti gelombang, alur, ataupun bleeding
semakin meningkat. Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018,
standar nilai stabilitas Marshall untuk aspal modifikasi adalah
minimum 1000, maka dapat disimpulkan bahwa nilai stabilitas pada
semua variasi kadar limbah plastik memenuhi standar.
FLOW
6.00
5.00
Flow (mm)
4.00
3.00
2.00
1.00
0 5 5.5 6 6.5 7
Dapat dilihat pada gambar 4.13 bahwa nilai flow berbanding terbalik
dengan variasi kadar limbah plastik sehingga semakin bertambah
jumlah kadar limbah plastik yang digunakan, maka nilai flow semakin
menurun. Dengan menurunnya nilai flow, maka potensi beton aspal
mengalami keretakan semakin besar dan semakin meningkatnya nilai
flow, maka potensi beton aspal mengalami bleeding semakin besar
96
VMA
22.00
21.00
20.00
19.00
VMA (%)
18.00
17.00
16.00
15.00
14.00
0 5 5.5 6 6.5 7
VM
A Kadar Limbah Plastik (%)
Spek Min
Dapat dilihat pada gambar 4.14 bahwa nilai VMA berbanding lurus
dengan variasi kadar limbah plastik sehingga semakin bertambah
jumlah kadar limbah plastik yang digunakan, maka nilai VMA
semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya nilai VMA, maka
selimut aspal akan semakin tebal sehingga potensi terjadinya bleeding
pada beton aspal semakin besar. Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina
97
VIM
8.00
7.00
6.00
VIM (%)
5.00
4.00
3.00
2.00
0 5 5.5 6 6.5 7
VI
M Kadar Plastik (%)
mempercepat penuaan aspal. Hal ini berarti potensi beton aspal dalam
mengalami kekakuan semakin besar dan menurunkan sifat durabilitas
pada beton aspal. Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018,
standar nilai VIM Marshall untuk aspal modifikasi adalah minimum 3
dan maksimum 5, maka dapat disimpulkan bahwa hanya nilai VIM
dengan jumlah kadar plastik sebesar 5% yang memenuhi standar.
VFA
90.00
85.00
80.00
75.00
VFA (%)
70.00
65.00
60.00
55.00 VF
50.00 A
0 5 5.5 6 6.5 7
Dapat dilihat pada gambar 4.13 bahwa nilai VFA berbanding terbalik
dengan jumlah kadar limbah plastik sehingga semakin bertambah
jumlah kadar plastik yang digunakan, maka nilai VFA semakin rendah.
Semakin besarnya rongga dalam agregat menyebabkan semakin besar
pula rongga terisi aspal. Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga
99
Marshall Quotient
Marshall Quotient (kg/mm)
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
0 5 5.5 6 6.5 7
Gambar 4.17 Grafik Analisa Hasil Pengujian Marshall Marshall Marshall Aspal
Modifikasi terhadap nilai Marshall Quotient
Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Pengujian Marshall dengan Limbah Plastik LDPE
Sebagai Substitusi Campuran Aspal
Kadar Plastik (%) Spesifikas
Karakteristik Satua i
Campuran n
0 5 5,5 6 6,5 7
Stabilitas kg 1252 1261 1282 1327 1374 1401 Min. 1000
Flow mm 3,47 3,70 3,57 3,48 3,36 3,17 2-4
19,5 19,6 20,0 20,5 20,8
VMA % 7 7 1 20,29 1 7 Min. 15
VIM % 4,23 4,65 5,08 5,43 5,73 6,18 3-5
78,3 76,3 74,6 73,42 72,0 70,4
Min. 65
VFA % 7 8 3 4 7 0
Marshall
kg/mm 361 341 360 381 409 443 -
Quotient
(Sumber: Hasil Perhitungan,2021)
Stabilitas Marshall
1450
1400
f(x) = 3.47246666666663 x² + 8.00793333333331 x + 1235.6312
1350 R² = 0.983543755293377
1300
Stabilitas (kg)
1250
1200
1150
1100
1050
1000
0 5 5.5 6 6.5 7
Kadar Plastik (%)
Stabilitas Marshall
Polynomial (Stabilitas Marshall) Spek Min
FLOW
6.00
5.00
Flow (mm)
4.00
f(x) = − 0.0373214285714279 x² + 0.186583333333328 x + 3.36966666666668
3.00 R² = 0.899793258212375
2.00
1.00
0 5 5.5 6 6.5 7
VMA
22.00
21.00
20.00 f(x) = 0.0146116571120076 x² + 0.163443993893414 x + 19.3581603839952
R² = 0.992311323630041
19.00
VMA (%)
18.00
17.00
16.00
15.00
14.00
0 5 5.5 6 6.5 7
VM
A Kadar Limbah Plastik (%)
Spek Min
VIM
8.00
7.00
6.00
f(x) = − 0.00628612117938902 x² + 0.424390163980878 x + 3.82499004366351
R² = 0.997662991799126
VIM (%)
5.00
4.00
3.00
2.00
0 5 5.5 6 6.5 7
VI
M Kadar Plastik (%)
VFA
90.00
85.00
80.00
75.00 f(x) = 0.0703733699531366 x² − 2.03911203663011 x + 80.2501044680738
R² = 0.997146188931269
VFA (%)
70.00
65.00
60.00
55.00 VF
50.00 A
0 5 5.5 6 6.5 7
Marshall Quotient
Marshall Quotient (kg/mm)
500
450
400 f(x) = 5.47063507803433 x² − 20.1770681507628 x + 370.047518210281
R² = 0.97355345860575
350
300
250
200
150
100
50
0
0 5 5.5 6 6.5 7