Anda di halaman 1dari 32

BAB IV

HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian Material


Hasil pengujian dari penelitian ini meliputi hasil pengujian sifat fisik
agregat dan pengujian karakteristik aspal.

4.1.1 Hasil Pengujian Sifat Fisik Agregat


Pengujian sifat fisik agregat pada penelitian ini dilakukan berdasarkan
acuan Standar Nasional Indonesia (SNI). Adapun hasil pengujian yang dilakukan
terhadap agregat, antara lain :
1. Analisa Saringan
Jenis agregat yang diuji pada pengujian ini adalah agregat 1-2, agregat
1-1, dan abu batu. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel dan grafik
berikut.
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Analisa Saringan Agregat 1-2.
A B
Kumulatif Rata-Rata
Kumulatif
Ukuran
Tertahan Lolos Kumulati Tertahan Lolos
Saringan f Lolos
(%)
gr % % gr % %
Inchi mm
1 1/2" 38,1 0,0 0,00 100,00 100,00 0,0 0,00 100,00
1" 25,4 0,0 0,00 100,00 100,00 0,0 0,00 100,00
3/4" 19 0,0 0,00 100,00 100,00 0,0 0,00 100,00
61,4
1/2" 12,7 2107,5 60,06 39,94 39,26 2227,0 38,58
2
96,8
3/8" 9,5 3379,0 96,30 3,70 3,42 3512,0 3,14
6
99,7
#4 4,75 3496,5 99,64 0,36 0,29 3618,0 0,22
8
99,7
#8 2,36 3497,0 99,66 0,34 0,28 3618,0 0,22
8
99,7
# 16 1,15 3497,0 99,66 0,34 0,28 3618,0 0,22
8
99,7
# 30 0,60 3497,0 99,66 0,34 0,28 3618,0 0,22
8
99,7
# 50 0,300 3497,0 99,66 0,34 0,28 3618,0 0,22
8

73
74

99,7
# 100 0,150 3497,0 99,66 0,34 0,28 3618,0 0,22
8
99,7
# 200 0,075 3497,0 99,66 0,34 0,28 3618,0 0,22
8
856,
Total 853,9
7
Rata-Rata 855,3
(Sumber: Hasil Perhitungan,2021)
Total Kumulatif Tertahan 855,3
MHB = = = 8,55
100 100

Agregat 1-2
120.00

100.00
Lolos Saringan (%)

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
38.1 25.4 19 12.7 9.5 4.75 2.36 1.15 0.6 0.3 0.15 0.075
Ukuran Saringan (mm)

Gambar 4.1 Grafik Gradasi Agregat 1-2

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Analisa Saringan Agregat 1-1.


A B
Kumulatif Rata-Rata Kumulatif
Ukuran
Tertahan Lolos Kumulatif Tertahan Lolos
Saringan Lolos
gr % % (%) gr % %
inchi mm
1 1/2" 38,1 0,0 0,0 100,0 100,00 0,0 0,0 100,0
1" 25,4 0,0 0,0 100,0 100,00 0,0 0,0 100,0
3/4" 19 0,0 0,0 100,0 100,00 0,0 0,0 100,0
1/2" 12,7 0,0 0,0 100,0 100,00 0,0 0,0 100,0
3/8" 9,5 123,5 3,7 96,3 96,0 144,5 4,4 95,6
#4 4,75 2039,5 60,6 39,4 37,1 2156,0 65,2 34,8
#8 2,36 3139,0 93,3 6,7 4,8 3208,0 97,1 2,9
# 16 1,15 3197,0 95,0 5,0 3,4 3243,0 98,1 1,9
# 30 0,60 3214,0 95,5 4,5 3,1 3249,0 98,3 1,7
75

# 50 0,300 3227,0 95,9 4,1 2,9 3252,0 98,4 1,6


# 100 0,150 3322,0 98,7 1,3 1,2 3272,0 99,0 1,0
# 200 0,075 3356,0 99,7 0,3 0,3 3297,0 99,8 0,2
Total 642,2 660,3
Rata-Rata 651,25
(Sumber: Hasil Perhitungan,2021)
Total Kumulatif Tertahan 651,25
MHB = = = 6,51
100 100

Agregat 1-1
120.00

100.00
Lolos Saringan (%)

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
38.1 25.4 19 12.7 9.5 4.75 2.36 1.15 0.6 0.3 0.15 0.075
Ukuran Saringan (mm)

Gambar 4.2 Grafik Gradasi Agregat 1-1

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Analisa Saringan Abu Batu.


A B
Kumulatif Rata-Rata Kumulatif
Ukuran
Tertahan Lolos Kumulatif Tertahan Lolos
Saringan Lolos
gr % % (%) gr % %
inchi mm
1 1/2" 38,1 0,0 0,0 100,0 100,00 0,0 0,0 100,0
1" 25,4 0,0 0,0 100,0 100,00 0,0 0,0 100,0
3/4" 19 0,0 0,0 100,0 100,00 0,0 0,0 100,0
1/2" 12,7 0,0 0,0 100,0 100,00 0,0 0,0 100,0
3/8" 9,5 0,0 0,0 100,0 100,00 0,0 0,0 100,0
#4 4,75 0,0 0,0 100,0 100,00 0,0 0,0 100,0
#8 2,36 663,5 20,4 79,6 79,7 851,0 20,2 79,8
# 16 1,15 1426,5 44,0 56,0 56,4 1820,0 43,2 56,8
# 30 0,60 2087,5 64,3 35,7 35,9 2694,5 64,0 36,0
# 50 0,300 2366,5 72,9 27,1 27,1 3070,0 72,9 27,1
76

# 100 0,150 2780,0 85,7 14,3 14,6 3587,5 85,2 14,8


# 200 0,075 3020,5 93,1 6,9 6,1 3992,5 94,8 5,2
Total 380,4 380,1
Rata-Rata 380,25
(Sumber: Hasil Perhitungan,2021)

Total Kumulatif Tertahan 380,25


MHB = = = 3,80
100 100

Abu Batu
120.00

100.00
Lolos Saringan (%)

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
38.1 25.4 19 12.7 9.5 4.75 2.36 1.15 0.6 0.3 0.15 0.075
Ukuran Saringan (mm)

Gambar 4.3 Grafik Gradasi Abu Batu

Berdasarkan gradasi agregat diatas, maka diperoleh gradasi agregat


campuran yang digunakan untuk hasil rancangan aspal beton yang
dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.
77
78

Tabel 4.4 Hasil Rancangan Agregat Gabungan


Keterangan     Ukuran Saringan
Inchi 1 1/2" 1" 3/4" 1/2" 3/8" #4 #8 # 16 # 30 # 50 # 100 # 200
mm 38,1 25,4 19,0 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,600 0,300 0,150 0,075
Gradasi Material
Abu Batu 100,0 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 79,68 56,42 35,86 27,10 14,59 6,08
0
Agregat 1-1 100,0 100,00 100,00 100,00 95,98 37,09 4,84 3,45 3,11 2,87 1,15 0,27
0
Agregat 1-2 100,0 100,00 100,00 39,26 3,42 0,29 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28
0
Filler 100,0 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,0 100,00 100,00 100,00 100,00
0 0
Kombinasi Gradasi
Abu Batu 45% 45,00 45,00 45,00 45,00 45,00 45,00 35,85 25,39 16,14 12,20 6,56 2,73
Agregat 1-1 38% 38,00 38,00 38,00 38,00 36,47 14,09 1,84 1,31 1,18 1,09 0,44 0,10
Agregat 1-2 15% 15,00 15,00 15,00 5,89 0,51 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
Filler 2,0% 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Total 100% 100,0 100,00 100,00 90,89 83,99 61,14 39,74 28,74 19,36 15,33 9,05 4,88
0
79

Batas Maksimal 100,0 100,0 100,0 100,0 90,0 69,0 53,0 40,0 30,0 22,0 15,0 9,0
Batas Minimal 100,0 100,0 100,0 90,0 77,0 53,0 33,0 21,0 14,0 9,0 6,0 4,0
(Sumber: Hasil Perhitungan)
80

Gradasi Agregat Gabungan


120

100

80
Lolos Saringan (%)

60

40

20

0
38.1 25.4 19 12.7 9.5 4.75 2.36 1.15 0.6 0.3 0.15 0.075

Ukuran Saringan (mm)

Lolos Saringan Batas Maksimal Batas Minimal

Gambar 4.4 Grafik Gradasi Agregat Gabungan

2. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat


Jenis agregat yang diuji pada pengujian ini adalah agregat 1-2, agregat
1-1, dan abu batu. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat 1-2
Keterangan A B Rata-Rata Satuan
Berat Kering Oven W1 1871,5 1764,5 gr
Berat Piknometer + Air W2 1884,0 1777,0 gr
Berat Piknometer + Agregat + Air W3 1186,0 1118,0 gr
Berat Jenis Bulk 2,681 2,678 2,679 -
Berat Jenis SSD 2,699 2,697 2,698 -
Berat Jenis Semu 2,730 2,729 2,730 -
Berat Jenis Efektif 2,706 2,704 2,705 -
Penyerapan 0,668 0,708 0,688 %
(Sumber: Hasil Analisis,2021)
81

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat 1-1
Keterangan A B Rata-Rata Satuan
Berat Kering Oven W1 974,5 782,5 gr
Berat Piknometer + Air W2 985,0 791,0 gr
Berat Piknometer + Agregat + Air W3 623,0 498,0 gr
Berat Jenis Bulk 2,692 2,671 2,681 -
Berat Jenis SSD 2,721 2,700 2,710 -
Berat Jenis Semu 2,772 2,750 2,761 -
Berat Jenis Efektif 2,732 2,711 2,722 -
Penyerapan 1,077 1,086 1,082 %
(Sumber: Hasil Analisis,2021)

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Abu Batu.
Keterangan A B Rata-Rata Satuan
Berat Kering Permukaan Jenuh Air 500,0 500,0 gr
Berat Kering Oven W1 489,0 490,0 gr
Berat Piknometer + Air W2 717,0 721,0 gr
Berat Piknometer + Agregat + Air W3 1030,5 1032,5 gr
Berat Jenis Bulk 2,622 2,599 2,611 -
Berat Jenis SSD 2,681 2,653 2,667 -
Berat Jenis Semu 2,786 2,745 2,766 -

Berat Jenis Efektif 2,704 2,672 2,688 -


Penyerapan 2,249 2,041 2,145 %
(Sumber: Hasil Analisis,2021)

3. Kadar Air dan Kadar Lumpur


Jenis agregat yang diuji pada pengujian ini adalah agregat 1-2, agregat
1-1, dan abu batu. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Kadar Air dan Kadar Lumpur Agregat 1-2.
82

Keterangan Satuan A B
W1 Berat Material gr 93,82 110,48
W2 Berat Material Kering Konstan gr 91,90 108,8
W3 Berat Matrial Kering Konstan Setelah dicuci gr 91,21 108,06
Kadar Air % 2,09 1,54
Kadar Lumpur % 0,75 0,68
Rata-Rata Kadar Air % 1,82
Rata-Rata Kadar Lumpur % 0,72
(Sumber: Hasil Analisis,2021)

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Kadar Air dan Kadar Lumpur Agregat 1-1.
Keterangan Satuan A B
W1 Berat Material gr 104,54 103,08
W2 Berat Material Kering Konstan gr 98,68 97,73
W3 Berat Material Kering Konstan Setelah dicuci gr 97,97 96,88
Kadar Air % 5,94 5,47
Kadar Lumpur % 0,72 0,88
Rata-Rata Kadar Air % 5,71
Rata-Rata Kadar Lumpur % 0,8
(Sumber: Hasil Analisis,2021)

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Kadar Air dan Kadar Lumpur Abu Batu.

Keterangan Satuan A B

W1 Berat Material gr 86,14 95,51


W2 Berat Material Kering Konstan gr 80,85 88,86
W3 Berat Material Kering Konstan Setelah dicuci gr 78,41 86,75
Kadar Air gr 6,54 7,48
Kadar Lumpur gr 3,02 2,37
Rata-Rata Kadar Air % 7,01
Rata-Rata Kadar Lumpur % 2,70
(Sumber: Hasil Analisis,2021)
4. Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles
83

Jenis agregat yang diuji pada pengujian ini adalah agregat 1-2 dengan
zona gradasi A. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles.
Ukuran Saringan (mm) Berat (gram)
Lolos Tertahan Gradasi A
76,2 63,5
63,5 50,8
50,8 37,5
37,5 25,4 1250
25,4 19 1250
19 12,5 1250
12,5 9,5 1250
9,5 6,3
6,3 4,75
4,75 2,36

Berat Agregat Sebelum Pengujian 5000

Berat Agregat Tertahan


Saringan1,7 mm Setelah 3893,5
Pengujian

Keausan Agregat (%) 22,13

(Sumber: Hasil Analisis,2021)

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Pengujian Sifat Fisik Agregat.


84

Satua Spesifikasi
Hasil
Jenis n (SNI)
Pengujian Agregat Agregat Abu
1-2 1-1 Batu
Analisa
8,55 6,51 3,8 - -
Saringan
Berat Jenis Bulk 2,679 2,681 2,611 - Min 2,5
Berat Jenis SSD 2,698 2,71 2,667 - Min 2,5
Berat Jenis
2,73 2,761 2,766 - Min 2,5
Semu
Berat Jenis
2,705 2,722 2,688 - Min 2,5
Efektif
Penyerapan 0,688 1,082 2,145 % Maks 3
Kadar Air 1,82 5,71 7,01 % -
Maks 1% &
Kadar Lumpur 0,72 0,8 2,7 %
5%
Keausan
22,13 - - gram < 40
Agregat
(Sumber: Hasil Analisis,2021)

Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik agregat yang telah diperoleh, maka
dapat diketahui hasil pengujian sifat fisik agregat 1-2, agregat 1-1 dan abu batu
yang digunakan pada penelitian ini memenuhi spesifikasi sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI).

4.1.2 Hasil Pengujian Karakteristik Aspal


Pengujian karakteristik aspal pada penelitian ini dilakukan
berdasarkan acuan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berupa aspal
penetrasi 60/70. Adapun hasil pengujian yang dilakukan terhadap aspal,
antara lain :
85

1. Berat Jenis Aspal


Tabel 4.13 Hasil Pengujian Berat Jenis Aspal.
Keterangan A B
Berat Piknometer + Tutup (gram) 30,25 30,25
Berat Piknometer + Tutup + Air (gram) 80,41 80,30
Berat Piknometer + Tutup + Aspal (gram) `61,46 60,25
Berat Piknometer + Tutup + Aspal + Air (gram) 81,39 81,30
Berat Jenis (gram/ml) 1,032 1,034
Rata-Rata 1,0335
(Sumber: Hasil Analisa,2021)

2. Penetrasi Aspal
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Penetrasi Aspal.
Penetrasi Setelah 5
Sampel
Detik
Pembacaan Ke- A B
1 66 68
2 60 68
3 60 63
4 60 64
5 61 60
Rata-Rata 63
(Sumber: Hasil Analisa,2021)
86

3. Daktilitas Aspal
Tabel 4.15 Hasil Pengujian Daktilitas Aspal.

Keterangan A B

Panjang sampai putus pada cm >110 >110


pengamatan ke 1

Panjang sampai putus cm >110 >110


pada pengamatan ke 2

>110 >110
Panjang Sampai Putus c
m
Rata-rata cm >110
(Sumber: Hasil Analisa,2021)

4. Titik Lembek Aspal


Tabel 4.16 Hasil Pengujian Titik Lembek Aspal.
Titik Lembek (0C)
Suhu ( C) 0
Waktu
A B
5 00:00:00
10 00:02:01
15 00:05:10
20 00:06:51
25 00:08:00
30 00:09:02
35 00:09:52
40 00:10:45
45 00:11:40
53 00:13:21 53
53 00:15:31 53
Rata-rata 53
(Sumber: Hasil Analisa,2021)
87

5. Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal


Tabel 4.17 Hasil Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal.

Titik Nyala Titik Bakar


Pemeriksaan
Temperatur (ºC) Temperatur (ºC)

Aspal Pen 60/70 236 256


(Sumber: Hasil Analisa,2021)

Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Pengujian Karakteristik Aspal.


Spesifikasi
Jenis Pengujian Hasil Satuan
(SNI)
Berat Jenis Aspal 1,0335 - ≥1
Penetrasi Aspal 63 - 60 - 70
Daktilitas Aspal >110 cm ≥ 50
Titik Lembek Aspal 50,7 °C ≥ 48
Titik Nyala Aspal 236 °C ≥ 232
Titik Bakar Aspal 256 °C -
(Sumber: Hasil Analisa,2021)
Berdasarkan hasil pengujian karakteristik aspal yang telah
diperoleh, maka dapat diketahui hasil pengujian aspal dengan pen 60/70
yang digunakan pada penelitian ini memenuhi spesifikasi sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI).

4.2 Hasil Pengujian Benda Uji Marshall


Hasil pengujian benda uji pada penelitian ini, meliputi hasil pengujian
Marshall untuk mendapatkan Kadar Aspal Optimum (KAO) dan hasil pengujian
Marshall dengan limbah plastik LDPE sebagai substitusi campuran aspal.

4.2.1 Hasil Pengujian Marshall Untuk Mendapatkan Kadar Aspal


Optimum (KAO)
88

Standar-standar pada pengujian ini mengacu pada Spesifikasi Umum Bina


Marga 2018. Hasil rancangan campuran yang digunakan untuk pembuatan benda
uji ini adalah hasil rancangan agregat campuran yang telah diperoleh dari hasil
pengujian dan variasi kadar aspal yang digunakan adalah sebesar 4,5%; 5%; 5,5%;
6% dan 6,5% yang dapat dilihat pada tabel 4.19.

Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Rancangan Campuran untuk Mendapatkan KAO.


Kadar Aspal
Material Berat (gr)
4,5% 5% 5,5% 6% 6,5%
Agregat 1-2 15% 171,9 171 170,1 169,2 168,3
Agregat 1-1 38% 435,48 433,2 430,92 428,64 426,36
Abu Batu 45% 515,7 513 510,3 507,6 504,9
Filler 2% 22,92 22,8 22,68 22,56 22,44
Aspal   54 60 66 72 78
TOTAL   1200 1200 1200 1200 1200
(Sumber: Hasil Perhitungan,2021)

Berikut hasil pengujian Marshall terhadap aspal normal untuk


mendapatkan Kadar Aspal Optimum (KAO) berdasarakan parameternya.
1. Stabilitas

1400

1300
Stabilitas (kg)

1200

1100

1000

900

800
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00

Kadar Aspal (%)

Stabilitas Polynomial (Stabilitas) Spek Min


89

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Kadar Aspal Normal


dengan Nilai Stabilitas

Dapat dilihat pada gambar 4.5 bahwa pada awalnya nilai stabilitas
mengalami peningkatan hingga jumlah kadar aspal sebesar 5,50%,
setelah itu nilai stabilitas kembali mengalami penurunan. Berdasarkan
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018, standar nilai stabilitas Marshall
adalah minimum 800, maka dapat disimpulkan bahwa nilai stabilitas
pada semua variasi kadar aspal memenuhi standar.
2. Flow

6
Flow ( mm )

1
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00

Kadar Aspal (%)

Flow Polynomial (Flow)


Spek Min Spek Maks

Gambar 4.6 Grafik Hubungan Kadar Aspal Normal


dengan Nilai Flow

Dapat dilihat pada gambar 4.6 bahwa pada awalnya nilai flow
mengalami penurunan hingga jumlah kadar aspal sebesar 5,50%,
setelah itu nilai flow kembali mengalami peningkatan. Berdasarkan
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018, standar nilai flow pada Marshall
adalah minimum 2 dan maksimal 4, maka dapat disimpulkan bahwa
nilai flow pada semua variasi kadar aspal memenuhi standar.
90

3. VMA

23.0

22.0

21.0

20.0
VMA ( % )

19.0

18.0

17.0

16.0

15.0

14.0
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00

Kadar Aspal (%)

VMA Polynomial (VMA) Spek min

Gambar 4.7 Grafik Hubungan Kadar Aspal Normal


dengan Nilai VMA

Dapat dilihat pada gambar 4.7 bahwa pada awalnya nilai VMA
mengalami peningkatan hingga jumlah kadar aspal sebesar 5,50% dan
6,00%, setelah itu nilai VMA kembali mengalami penurunan.
Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018, standar nilai VMA
pada Marshall adalah minimum 15, maka dapat disimpulkan bahwa
nilai VMA pada semua variasi kadar aspal memenuhi standar.
4. VIM
91

6
VIM (%)

2
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00

Kadar Aspal (%)

VIM Polynomial (VIM)


Spek Maks Spek Min

Gambar 4.8 Grafik Hubungan Kadar Aspal Normal


dengan Nilai VIM
Dapat dilihat pada gambar 4.8 bahwa semakin bertambah jumlah
kadar plastik yang digunakan maka nilai VIM semakin rendah. Hal ini
berarti bahwa nilai VIM berbanding terbalik dengan jumlah kadar
plastik. Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 standar nilai
VIM pada Marshall adalah minimum 3 dan maksimal 5, maka dapat
disimpulkan bahwa hanya nilai VIM dengan jumlah kadar aspal
sebesar 5,30% sampai dengan 6,25% yang memenuhi standar.
5. VFA

90

80
VFA (%)

70

60

50
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00

Kadar Aspal (%)

VFA Polynomial (VFA) Spek min

Gambar 4.9 Grafik Hubungan Kadar Aspal Normal


dengan Nilai VFA
92

Dapat dilihat pada gambar 4.9 bahwa semakin bertambah jumlah


kadar plastik yang digunakan maka nilai VMA semakin tinggi. Hal ini
berarti bahwa nilai VMA berbanding lurus dengan jumlah kadar
plastik. Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018, standar
nilai VFA pada Marshall minimum 65, maka dapat disimpulkan
bahwa nilai VFA pada jumlah kadar aspal 4,75% sampai dengan
6,50% yang memenuhi standar.

6. Marshall Quotient

500
Marshall Quotient

400

300

200
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00

Kadar Aspal (%)

Marshall Quotient

Gambar 4.10 Grafik Hubungan Kadar Aspal Normal


dengan Nilai Marshall Quetient

Dapat dilihat pada gambar 4.10 bahwa pada awalnya nilai Marshall
Quetient mengalami peningkatan hingga jumlah kadar aspal sebesar
5,50%, setelah itu nilai Marshall Quetient mengalami penurunan.
Berdasarkan analisis diatas, maka hasil pengujian Marshall untuk
mendapatkan kadar aspal optimum (KAO) dirangkum dalam tabel 4.20 berikut.

Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Pengujian Marshall untuk Mendapatkan Kadar


Aspal Optimum (KAO)
93

Karakteristik Satua Kadar Aspal (%) Spesifikasi

Campuran n 4,5 5 5,5 6 6,5

Stabilitas kg 955 1114 1180 1082 1000 Min. 800

Flow mm 3,9 3,66 3,44 3,8 4 2-4

VMA % 19,31 19,26 19,45 19,45 20,13 Min. 15

VIM % 7,91 5,78 4,5 3,43 2,4 3-5

VFA % 59,06 69,99 76,85 82,36 88,06 Min. 65

Marshall Quotient kg/mm 245 304 343 285 250 -

(Sumber: Hasil Perhitungan,2021)

Stabilitas (kg)

Flow (mm)

VMA (%)

VIM (%)

VFA (%)

Marshall Quotient (kg/mm)

4 4.5 5 5.5 6 6.5 7


5,75
Kadar Aspal (%)
KAO Memenuhi Spek

Gambar 4.11 Grafik Rekapitulasi Hasil Pengujian Marshall Untuk Mendapatkan


Kadar Aspal Optimum (KAO)

Berdasarkan analisis grafik diatas, maka dapat dilihat variasi kadar aspal
yang memenuhi spesifikasi adalah variasi kadar aspal 5,3% sampai dengan 6,25%.
Dapat disimpulkan bahwa Kadar Aspal Optimum (KAO) yang digunakan untuk
penelitian ini adalah jumlah kadar aspal sebesar 5,75%.
94

Tabel 4.21 Hasil Pengujian Marshall pada Kadar Aspal Optimum (KAO)
Karakteristik Campuran
KAO
Stabilitas Flow VMA VIM VFA Marshall Quotient
(%)
(kg) (mm) (%) (%) (%) (kg/mm)

5,75 1304 3,47 14,66 4,23 71,13 376

(Sumber: Hasil Perhitungan,2021)

4.2.2 Hasil Pengujian Marshall dengan Limbah Plastik LDPE Sebagai


Substitusi Campuran Aspal
Campuran Pengujian Marshall ini berupa modifikasi Kadar Aspal
Optimum (KAO) yang telah diperoleh sebelumnya yaitu sebesar 5,75%
dengan substitusi variasi kadar plastik sebesar 0%; 5%; 5,5%; 6%; 6,5%
dan 7%. Berikut adalah analisa hasil pengujiannya.
1. Analisa Terhadap Stabilitas

Stabilitas Marshall
1450
1400
1350
1300
Stabilitas (kg)

1250
1200
1150
1100
1050
1000
0 5 5.5 6 6.5 7
Kadar Plastik (%)
Stabilitas Marshall
Polynomial (Stabilitas Marshall) Spek Min
=
Gambar 4. 12 Grafik Analisa Hasil Pengujian Marshall Aspal Modifikasi
Terhadap Nilai Stabilitas Marshall

Dapat dilihat pada gambar 4.12 bahwa nilai stabilitas berbanding lurus
dengan jumlah kadar limbah plastik sehingga semakin bertambahnya
95

jumlah kadar limbah plastik yang digunakan, maka nilai stabilitas juga
semakin meningkat. Dengan bertambahnya nilai stabilitas, maka
kemampuan beton aspal dalam menerima beban lalu lintas tanpa
terjadi perubahan bentuk seperti gelombang, alur, ataupun bleeding
semakin meningkat. Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018,
standar nilai stabilitas Marshall untuk aspal modifikasi adalah
minimum 1000, maka dapat disimpulkan bahwa nilai stabilitas pada
semua variasi kadar limbah plastik memenuhi standar.

2. Analisa Terhadap Flow

FLOW
6.00

5.00
Flow (mm)

4.00

3.00

2.00

1.00
0 5 5.5 6 6.5 7

FLO Limbah Plastik (%)


Kadar
W
Spek Maks
Spek Min
k
Gambar 4.13 Grafik Analisa Hasil Pengujian Marshall Aspal Modifikasi
terhadap nilai flow

Dapat dilihat pada gambar 4.13 bahwa nilai flow berbanding terbalik
dengan variasi kadar limbah plastik sehingga semakin bertambah
jumlah kadar limbah plastik yang digunakan, maka nilai flow semakin
menurun. Dengan menurunnya nilai flow, maka potensi beton aspal
mengalami keretakan semakin besar dan semakin meningkatnya nilai
flow, maka potensi beton aspal mengalami bleeding semakin besar
96

pula. Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018, standar nilai


flow Marshall untuk aspal modifikasi adalah minimum 2 dan
maksimum 4, maka dapat disimpulkan bahwa nilai flow pada semua
variasi kadar limbah plastik memenuhi standar.

3. Analisa Terhadap Nilai VMA

VMA
22.00
21.00
20.00
19.00
VMA (%)

18.00
17.00
16.00
15.00
14.00
0 5 5.5 6 6.5 7

VM
A Kadar Limbah Plastik (%)

Spek Min

Gambar 4.14 Grafik Analisa Hasil Pengujian Marshall Aspal Modifikasi


terhadap nilai VMA

Dapat dilihat pada gambar 4.14 bahwa nilai VMA berbanding lurus
dengan variasi kadar limbah plastik sehingga semakin bertambah
jumlah kadar limbah plastik yang digunakan, maka nilai VMA
semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya nilai VMA, maka
selimut aspal akan semakin tebal sehingga potensi terjadinya bleeding
pada beton aspal semakin besar. Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina
97

Marga 2018, standar nilai VMA Marshall untuk aspal modifikasi


adalah minimum 15, maka dapat disimpulkan bahwa nilai VMA pada
semua variasi kadar limbah plastik memenuhi standar.

4. Analisa Terhadap Nilai VIM

VIM
8.00

7.00

6.00
VIM (%)

5.00

4.00

3.00

2.00
0 5 5.5 6 6.5 7
VI
M Kadar Plastik (%)

Spek Min Spek Maks

Gambar 4.15 Grafik Analisa Hasil Pengujian Marshall Aspal Modifikasi


terhadap nilai VIM
Dapat dilihat pada gambar 4.15 bahwa nilai VIM berbanding lurus
dengan variasi kadar limbah plastik sehingga semakin bertambah
jumlah kadar limbah plastik yang digunakan, maka nilai VIM semakin
meningkat. Dengan semakin meningkatnya nilai VIM, maka
mengakibatkan kekedapan air pada beton aspal berkurang, sehingga
menyebabkan meningkatnya proses oksidasi beton aspal yang dapat
98

mempercepat penuaan aspal. Hal ini berarti potensi beton aspal dalam
mengalami kekakuan semakin besar dan menurunkan sifat durabilitas
pada beton aspal. Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018,
standar nilai VIM Marshall untuk aspal modifikasi adalah minimum 3
dan maksimum 5, maka dapat disimpulkan bahwa hanya nilai VIM
dengan jumlah kadar plastik sebesar 5% yang memenuhi standar.

5. Analisa Terhadap Nilai VFA

VFA
90.00
85.00
80.00
75.00
VFA (%)

70.00
65.00
60.00
55.00 VF
50.00 A
0 5 5.5 6 6.5 7

Kadar Limbah Plastik (%)


Spek Min

Gambar 4.16 Grafik Analisa Hasil Pengujian Marshall Aspal Modifikasi


terhadap nilai VFA

Dapat dilihat pada gambar 4.13 bahwa nilai VFA berbanding terbalik
dengan jumlah kadar limbah plastik sehingga semakin bertambah
jumlah kadar plastik yang digunakan, maka nilai VFA semakin rendah.
Semakin besarnya rongga dalam agregat menyebabkan semakin besar
pula rongga terisi aspal. Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga
99

2018, standar nilai VFA Marshall untuk aspal modifikasi adalah


minimum 65, maka dapat disimpulkan bahwa nilai VFA pada semua
variasi kadar limbah plastik memenuhi standar.

6. Analisa Terhadap Marshall Quotient

Marshall Quotient
Marshall Quotient (kg/mm)

500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
0 5 5.5 6 6.5 7

Kadar Limbah Plastik (%)


Marshall Quotient

Gambar 4.17 Grafik Analisa Hasil Pengujian Marshall Marshall Marshall Aspal
Modifikasi terhadap nilai Marshall Quotient

Dapat dilihat gambar 4.17 bahwa nilai Marshall Quotient berbanding


lurus dengan jumlah kadar limbah plastik sehingga semakin bertambah
jumlah kadar limbah plastik yang digunakan, maka nilai Marshall
Qoetient semakin meningkat. Dengan meningkatnya nilai Marshall
100

Quotient pada beton aspal, maka menyebabkan beton aspal semakin


kaku.

Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Pengujian Marshall dengan Limbah Plastik LDPE
Sebagai Substitusi Campuran Aspal
Kadar Plastik (%) Spesifikas
Karakteristik Satua i
Campuran n
0 5 5,5 6 6,5 7
Stabilitas kg 1252 1261 1282 1327 1374 1401 Min. 1000
Flow mm 3,47 3,70 3,57 3,48 3,36 3,17 2-4
19,5 19,6 20,0 20,5 20,8
VMA % 7 7 1 20,29 1 7 Min. 15
VIM % 4,23 4,65 5,08 5,43 5,73 6,18 3-5
78,3 76,3 74,6 73,42 72,0 70,4
Min. 65
VFA % 7 8 3 4 7 0
Marshall
kg/mm 361 341 360 381 409 443 -
Quotient
(Sumber: Hasil Perhitungan,2021)

Berdasarkan hasil analisa pengujian Marshall dengan limbah


plastik LDPE sebagai substitusi campuran aspal, maka dapat disimpulkan
bahwa nilai yang paling optimum dan memenuhi seluruh standar
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 adalah campuran aspal dengan kadar
substitusi plastik sebesar 5%.

4.2.3 Analisa Regresi Terhadap Pengujian Marshall dengan Limbah


Plastik LDPE Sebagai Substitusi Campuran Aspal
Regresi merupakan metode sederhana untuk melakukan investigasi
tentang hubungan fungsional antara variabel-variabel yang berbeda, yaitu
variabel terikat dan variabel bebas (Nawari, 2010). Sedangkan korelasi
bertujuan untuk menggambarkan tingkat keeratan hubungan antara
variabel-variabel tersebut yang digambarkan oleh koefisien korelasi (R).
Berikut adalah analisa regresi terhadap hasil pengujian Marshall dengan
limbah plastik LDPE sebagai subtitusi campuran aspal.
1. Analisa Regresi Terhadap Stabilitas
101

Stabilitas Marshall
1450
1400
f(x) = 3.47246666666663 x² + 8.00793333333331 x + 1235.6312
1350 R² = 0.983543755293377

1300
Stabilitas (kg)

1250
1200
1150
1100
1050
1000
0 5 5.5 6 6.5 7
Kadar Plastik (%)
Stabilitas Marshall
Polynomial (Stabilitas Marshall) Spek Min

Gambar 4. 18 Grafik Analisa Regresi Terhadap Pengujian Marshall Aspal


Modifikasi Terhadap Nilai Stabilitas Marshall

Dapat dilihat pada gambar 4.18, didapatkan persamaan kurva regresi


stabilitas Marshall yaitu y = 3,4725x2 + 8,0079x + 1235,6 dan nilai
korelasi R2 = 0,9835. Hal ini berarti bahwa hubungan antara kadar
limbah plastik dengan nilai stabilitas sangat kuat.
2. Analisa Regresi Terhadap Flow

FLOW
6.00

5.00
Flow (mm)

4.00
f(x) = − 0.0373214285714279 x² + 0.186583333333328 x + 3.36966666666668
3.00 R² = 0.899793258212375

2.00

1.00
0 5 5.5 6 6.5 7

FLO Limbah Plastik (%)


Kadar
W
Spek Maks
Spek Min
k
Gambar 4.19 Grafik Analisa Regresi Terhadap Pengujian Marshall Aspal
Modifikasi terhadap nilai flow
102

Dapat dilihat pada gambar 4.19, didapatkan persamaan kurva regresi


stabilitas Marshall yaitu y = -0,0373x2 + 0,1866x + 3,3697 dan nilai
korelasi R2 = 0,8998. Hal ini berarti bahwa hubungan antara kadar
limbah plastik dengan nilai flow sangat kuat.
3. Analisa Regresi Terhadap Nilai VMA

VMA
22.00
21.00
20.00 f(x) = 0.0146116571120076 x² + 0.163443993893414 x + 19.3581603839952
R² = 0.992311323630041
19.00
VMA (%)

18.00
17.00
16.00
15.00
14.00
0 5 5.5 6 6.5 7

VM
A Kadar Limbah Plastik (%)

Spek Min

Gambar 4.20 Grafik Analisa Regresi Terhadap Pengujian Marshall Aspal


Modifikasi terhadap nilai VMA
Dapat dilihat pada gambar 4.20, Didapatkan persamaan kurva regresi
stabilitas Marshall yaitu y = 0,0146x2 + 0,1634x + 19,358 dan nilai
korelasi R2 = 0,9923. Hal ini berarti bahwa hubungan antara kadar
limbah plastik dengan nilai VMA sangat kuat.
4. Analisa Regresi Terhadap Nilai VIM

VIM
8.00

7.00

6.00
f(x) = − 0.00628612117938902 x² + 0.424390163980878 x + 3.82499004366351
R² = 0.997662991799126
VIM (%)

5.00

4.00

3.00

2.00
0 5 5.5 6 6.5 7
VI
M Kadar Plastik (%)

Spek Min Spek Maks


103

Gambar 4.21 Grafik Analisa Regresi Pengujian Marshall Aspal Modifikasi


terhadap nilai VIM
Dapat dilihat pada gambar 4.21, didapatkan persamaan kurva regresi
stabilitas Marshall yaitu y = -0,0063x2 + 0,4244x + 3,825 dan nilai
korelasi R2 = 0,9977. Hal ini berarti bahwa hubungan antara kadar
limbah plastik dengan nilai VIM sangat kuat.

5. Analisa Regresi Terhadap Nilai VFA

VFA
90.00
85.00
80.00
75.00 f(x) = 0.0703733699531366 x² − 2.03911203663011 x + 80.2501044680738
R² = 0.997146188931269
VFA (%)

70.00
65.00
60.00
55.00 VF
50.00 A
0 5 5.5 6 6.5 7

Kadar Limbah Plastik (%)


Spek Min

Gambar 4.22 Grafik Analisa Regresi Terhadap Pengujian Marshall Aspal


Modifikasi terhadap nilai VFA
104

Dapat dilihat pada gambar 4.22, didapatkan persamaan kurva regresi


stabilitas Marshall yaitu y = 0,0704x2 - 2,0391x + 80,25 dan nilai
korelasi R2 = 0,9971. Hal ini berarti bahwa hubungan antara kadar
limbah plastik dengan nilai VFA sangat kuat.
6. Analisa Regresi Terhadap Marshall Quotient

Marshall Quotient
Marshall Quotient (kg/mm)

500
450
400 f(x) = 5.47063507803433 x² − 20.1770681507628 x + 370.047518210281
R² = 0.97355345860575
350
300
250
200
150
100
50
0
0 5 5.5 6 6.5 7

Kadar Limbah Plastik (%)


Marshall Quotient

Gambar 4.23 Grafik Analisa Regresi Terhadap Pengujian Marshall Aspal


Modifikasi terhadap nilai Marshall Quotient
Dapat dilihat gambar 4.23, didapatkan persamaan kurva regresi
stabilitas Marshall yaitu y = 5,4706x 2 – 20,177x + 370,05 dan nilai
korelasi R2 = 0,9736. Hal ini berarti bahwa hubungan antara kadar
limbah plastik dengan nilai Marshall Quotient sangat kuat.

Anda mungkin juga menyukai