Anda di halaman 1dari 22

Rheumatoid

Arthritis
Arthritis
“arthro” = joint
“itis” = inflammation
“Arthritis can affect babies and children, as well as people in the
prime of their lives”
• Rheumatoid arthritis is an autoimmune disease in which the
normal immune response is directed against an individual's own
tissue, including the joints, tendons, and bones, resulting in
inflammation and destruction of these tissues.

• Commonest inflammatory joint disease seen in clinical


practice affecting approx 1% of population.

• Characterized by persistent inflammatory synovitis leading to


cartilage damage, bone erosions, joint deformity and disability.
Anatomy of the Joint

Articular/hyaline cartilage
-acts as a shock absorber
- allows for friction-free movement
- not innervated!
Synovial membrane/synovium
-secretes synovial fluid
-nourishes cartilage
-cushions the bones
Rheumatoid Arthritis (RA)
• Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun kronis yang
menyerang lebih dari persendian dan dapat menuimbulkan kerusakan
permanen pada sendi dan menyebabkan disfungsi.
Articular manifestation

• Pain and swelling in


affected joint aggravated
by movement is the
most common symptom.

• Morning stiffness ≥1 hr
• Joints involved -
Etiologi
• Penyebab Rheumatoid arthritis (RA) tidak diketahui secara pasti,
namun salah satu faktor imunologi yang telah lama ditetapkan adalah
adanya human leukocyte antigen (HLA) – DRB1 yang ditemukan pada
pasien Rheumatoid arthritis (RA). Berikut ini diduga yang
menyebabkan RA : Faktor genetik, Hormon sex, infeksi dan Protein
Heat Shock (HSP)
Faktor risiko
• Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
rheumatoid arthritis, yaitu: Merokok. Terpapar bahan kimia, seperti
asbes atau silika. Mengalami infeksi bakteri atau virus, serta cedera,
misalnya patah tulang atau dislokasi sendi. Usia antara 40 hingga 50
tahun umumnya memiliki risiko tinggi terkena RA
Patomekanik
• Rheumatoid arthritis adalah penyakit peradangan kronik yang
menyebabkan degenerasi jaringan ikat. Inflamasi ditandai dengan
penimbunan sel darah putih, pengaktifan komplemen, kronik
menyebabkan hipertropi dan penebalan pada membran sinovium
sehingga terjadi hambatan aliran darah dan nekrosis sel dan kemudian
inflamasi berlanjut (Wiralis, 2008).
• Perubahan patologis:
• Inflamasi, proliferasi dan penebalan sinovial
• Erosi kartilago dan erosi masa tulang
• Pembentukan kista pada tulang
Prosedur Asesmen Rheumatoid
Artritis
History taking
• Keluhan utama : Umumnya menyerang sendi-sendi kecil terlebih
dahulu , Bengkak (rheumatoid nodule), Nyeri gerak dan kaku pada pagi
hari (morning stiffness) dan nyeri tekan, ROM terbatas, kontraktur
dalam posisi fleksi, Deformitas jari-jari; leher angsa, deviasi ke arah
ulna, sub-luksasi, jari-jari seperti cakar, pergelangan tangan valgus,
lutut valgus, Kulit tipis dan kondisi umum lemah
PIP Swelling
Ulnar Deviation, MCP Swelling,
Left Wrist Swelling
• History taking : melilputi riwayat sakit sekarang (khususnya riwayat trauma) dan
riwayat sakit sebelumnya untuk mencari data komorbid. Pengambilan data sesuai
hipotesis ‘Rheumatoid artritis’ meliputi: (1) Usia umumnya muda - tua; (2) Jender
(wanita - pria); (3) Penyebab (terutama inversion injury); (4) Timeline, normal –
abnormal (sesuai acute – sub acute - chronic); (5) Tanda dan gejala (Nyeri lateral
ankle setelah keseleo); (6) Prevalensi (Cedera berulang, unstable ankle); (7)
Diperhatikan Faktor Prognostik seperti penggunaan sepatu tinggi, comorbidity
Skrining regional dan test singkat
• Inspeksi: Nyeri dan kaku bangun tidur atau setelah beberapa waktu
istirahat, Nyeri bengkak simetris pada jari tangan, bengkak khas pada
interphalangeal dan metacarpo phalangeal
• Skrining regional : Gerakan wrist joint dan sendi elbow relative normal
pada semua arah gerak. Kadang fleksi wrist joint sedikit terbatas
Pemeriksaan
• Palpasi pada PIP dan DIP tangan teraba oedema dan penebalan kapsul.
JPM tes akhir ROM fleksi – ekstensi jari timbul Nyeri terbatas dengan firm
end feel.
• Pengukuran Nyeri dengan VAS/VRS, pengukuran oedema dengan
antropometri, Lingkup gerak sendi dengan Goniometer, kekuatan otot
dengan MMT dan pemeriksaan fungsi tangan dan jari-jari menggunakan
FIM atau outcome measure yang lainnya.
Pemeriksaan penunjang
• X’ray: Bila diperlukan untuk memastikan penyempitan ruang sendi,
penebalan tulang sub-chondral dan osteofit. Laboratorium; Rheuma
factor, uric asid dan lain-lain
Intervensi Fisioterapi
Perencanaan intervensi
a. Body structure and function impairment target. Body structure impairment target:
mengurangi rasa nyeri, oedema, kelemahan otot, keterbatasan LGS dan mencegah deformitas.
Body function impairment target: pada instability (Functional Strengthening and stabilization
exercise).
b. Activity limitation and participation restriction targets. Activity limitation target: Latihan
aktivitas ADL, basic functional yang terbatas. Participation restriction target: Bila diperlukan
latihan sesuai kerja, olah raga ataupun pemenuhhan kualitas yang dikeluhkan.
c. Contextual factors targets. Prognostic factor target: sesuai temuan commorbidity atau faktor
lain yang berpengaruh terhadap penyembuhan dan pemulihannya
Prosedur intervensi
• Pada fase akut: kurangi nyeri, rest, bandaging, pertahankan LGS Pada
fase sub-akut: Mobilisasi toleransi, Latihan aktif/hati-hati, isometric
exercise dan hidroterapi (paraffing dan lain-lain)
• Pada fase kronis: Tingkatkan mobilisasi, kekuatan otot dan Latihan
dengan alat bantu.device. Intervensi: Infra red, paraffin, Terapi Latihan,
massage dan Latihan fungsional.

Anda mungkin juga menyukai