Anda di halaman 1dari 23

TROPIK-INFEKSI

107. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dibawa keluarganya ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak1 hari sebelumnya. Pasien mengalami demam 1 minggu disertai nyeri kepala,
mual, muntah, dan sempat kejang sebelum penurunan kesadaran. Pasien bekerja di tempat
penampungan hewan liar, dan kakinya sempat digigit anjing liar 2 bulan yang lalu. Pasien
sempat mengeluh kesemutan pada kakinya yang terluka, dan semakin lemas 2 minggu terakhir.
Pasien juga sempat menolak minum air karena merasa bila terkena air, tenggorokannya seperti
tercekat. Belum ada pemeriksaan dan terapi apapun diberikan pada pasien ini. Diagnpasienis
yang paling mungkin:
a. Probable rabies d. Suspect rabies
b. Ppasiensible rabies e. Belum bisa disimpulkan
c. Definite rabies

108. Seorang pria 35 tahun datang dengan keluhan muntah kehitaman sejak 3 jam sebelum
dibawa ke RS. Pasien mengeluh demam sudah 5 hari, tapi tidak dibawa berobat ke dokter
karena menganggap sakitnya akibat kecapaian setelah membersihkan rumah yang dilanda
banjir. Pasien mengeluh mual dan nyeri otot betis, pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu
febris, sklera ikterik, hati dan limpa tak teraba. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 10,2
gr/dl, L 16.000/ul, Tr 80.000/ul, BUN 125, SK 5,6 Na 140 K 4,2. Tatalaksana terapi
antibiotika yang paling tepat pada pasien ini adalah :
a. Ampisilin 750 mg/6 jam (IV)
b. Penisilin G 1,5 juta unit/ 8 jam (IV)
c. Amoksisilin 500 mg/6 jam (IV)
d. Ceftriaxone 1 g/24 jam (IV)
e. Doksisiklin 100 mg/12 jam (PO)

109. Perempuan 30 thn ke poliklinik dengan rencana cek up rutin. Keluhan saat ini tidak ada,
riwayat menderita demam tifoid 1 tahun yang lalu. Hasil analisa feses 1 minggu yang lalu
ditemukan Salmonella feses. Pasien sudah pernah dilakukan tindakan Kolesistektomi 1
bulan yang lalu. Pengobatan pada pasien ini adalah :
a. Ampicillin d. Ciprofloxacin
b. Prazikuantel e. Trimetropin sulfametoksazole
c. Amoxicillin

110. Wanita, umur 45 tahun MRS dengan keluhan demam, menggigil dan berkeringat. Riwayat
sebelumnya pernah tinggal di daerah endemik malaria 3 tahun sebelumnya dan pernah
menderita malaria jenis vivax. Selama di Makassar pasien tidak pernah lagi mengalami
gejala yang sama, maka perjalanan klinis malaria pada pasien ini disebut :
a. Serangan primer d. Rekurens
b. Periode laten e. Relaps
c. Rekrudesensi

111. Seorang wanita 35 tahun datang dengan keluhan kaki kiri bengkak dan nyeri disertai
pembesaran yang nyeri pada kelenjar getah bening di daerah pelipatan paha kiri. Pasien juga
mengeluh demam, mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Dari pemeriksaan darah,
didapatkan bentukan mikrofilaria. Tatalaksana farmakologi yang paling tepat adalah:
a. Dietilcarbamazine (DEC) d. Praziquantel
b. Ivermectin e. Pyrantel pamoat
c. Mebendazole

112. Seorang perempuan usia 40 tahun, ditemukan tidak sadar di rumah oleh tetangganya. Pasien
selama ini tinggal sendiri, tidak ada yang tahu riwayatnya. Saat ini pasien demam, dehidrasi,
dan syok. Pemeriksaan penunjang lanjutan yang paling tepat dilakukan dalam 3 jam adalah:
a. Kultur darah d. CRP
b. Prokalsitonin e. Foto thoraks
c. Analisis gas darah

113. Seorang pria 25 tahun asal Papua masuk rumah sakit karena demam yang dialami sejak 3
hari, dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 110/70, N 100x/mnt, S 39,9 oC, P 20 x/mnt,
ikterus, hepatpasienplenomegali. Laboratorium Hb 10 gr/dl, leukpasienit 4.500 /mm 3,
trombpasienit 60.000/mm3, didapatkan parasit malaria pada tetes tebal dan tipis. Dari hasil
anamnesis di dapatkan pasien sudah sering menderita malaria selama tinggal di Papua dan
terakhir menderita malaria sejak 6 bulan yang lalu dan pasien baru tiba dari Papua sejak 5
hari yang lalu dan belum pernah minum obat malaria selama demam saat ini. Dalam
perawatan hari ke 4 di RS pasien mengalami penurunan kesadaran dan didapatkan hasil
pemeriksaan laboratorium GDS 60 mg/dl, ureum 146 mg%, kreatinin 2,7 mg%, bilirubin
total 7 mg%, bilirubin direk 3 mg%, , BAK berwarna kehitaman, dan parasit count 3978
parasit/200 leukpasienit. Patofisiologi yang mendasari BAK kehitaman pada kondisi ini:
a. Trombpasienitopenia d. Reaksi inflamasi dari endotoksin parasit
b. Defisiensi G6PD e. Efek samping obat anti malaria
c. Hemolisis intravaskular

114. Seorang perempuan usia 32 tahun dikonsulkan dari bagian kebidanan ke poli penyakit
dalam dengan hamil 10 minggu dan anti HIV (+). Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan. Tidak ditemukan adanya infeksi oportunistik. Tatalaksana selanjutnya yang tepat
adalah:
a. Pemeriksaan CD4 d. Dapat langsung diterapi ARV
b. Pemeriksaan viral load e. Terminasi kehamilan
c. Tidak boleh diterapi ARV
tanpa diagnpasienis definitif

115. Seorang wanita 40 tahun datang di tempat praktek anda meminta obat pencegah malaria,
karena wanita tersebut akan berangkat ke Papua minggu depan. Obat yang akan anda
berikan berserta cara pemberian adalah :
a. Proguanil 200 mg/hari, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah
kembali
b. Doksisiklin 100 mg/hari, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah
kembali
c. Kloroquin 2 tablet/minggu, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu
setelah kembali
d. Mefloquin 250 mg/minggu, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu
setelah kembali
e. Primaquin 0.5 mg/kgBB/hari, diminum 1 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu
setelah kembali
116. Seorang perempuan usia 32 tahun datang ke UGD dengan keluhan Demam yang didahului
menggigil. Pasien mengaku baru kembali setelah perjalanan ke daerah endemis malaria.
Pasien sedang hamil 3 bulan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ikterik (bilirubin 2,5 mg/dl)
hepatpasienplenomegali, Hb 6 mg/dl leukpasienit 15000/ul, dan trombpasienit 100.000/ul.
Pilihan yang tepat untuk pasien ini dengan kondisi yang dialaminya :
a. Kina selama 7 hari
b. Kina dan primakuin. selama 7 hari
c. Kina dan clindamycin selama 7 hari
d. ACT dan doksisiklin
e. ACT selama 3 hari dan clindamycin

117. Seorang laki-laki usia 50 tahun menjalani operasi laparotomi akibat ruptur lien karena
kecelakaan. 3 hari kemudian, pasien demam tinggi, kemerahan di bekas luka operasi, dan
keluar pus. Mikroorganisme terbanyak apa yang dapat ditemukan pada kondisi seperti ini:
a. Gram ppasienitif dan gram d. Gram ppasienitif, negatif,
negatif jamur
b. Gram negatif dan anaerob e.Gram ppasienitif, negatif, dan
c. Gram ppasienitif dan anaerob anaerob

118. Seorang pasien wanita 30 tahun, bekerja sebagai pelayan rumah makan,memiliki keluhan
sesak nafas yang semakin memberat selama 2 minggu, batuk kering, demam, dan penurunan
berat badan. Pasien memiliki suami yang pernah menjadi pengguna narkoba suntik. Pasien
menyangkal pernah menggunakan narkoba suntik dan berkata bahwa suaminya sudah
‘bersih’ sejak satu tahun lalu. Pasien tidak tahu status HIV suaminya. Pasien tidak merokok,
tidak minum minuman keras, dan tidak pernah melakukan seks berganti-ganti pasangan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan: Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, RR 28
x/menit, suhu 38,5 0C. Didapatkan oral trush; pada pemeriksaa leher teraba kelenjar getah
bening, tidak nyeri di daerah servikal ppasienterior, pada jantung heart rate reguler dengan
bising sistolik grade 1/6 di daerah apex. Pada paru didapatkan ronki terutama di daerah basal
kiri paru. Teraba hepar 4 cm di bawah arcus cpasientae kanan, dan teraba lien schuffner 1.
Pada ekstremitas tidak didapatkan clubbing atau edema. Hasil laboratorium menunjukkan
leukpasienit 3200/mmk, dengan 80% limfpasienit; Hb 9,8 g%; trombpasienit 110000/mmk;
SGOT 100 U/L; SGPT 89 U/L; tes HIV reaktif; CD4 55 sel/mmk. Rontgen paru
menunjukkan infiltrat nodular difus. Hasil CT-Scan paru sebagai berikut :
Diagnpasienis yang paling mungkin adalah :
a. Infeksi Pneumocystis diseminata
b. Infeksi Histoplasma diseminata
c. Limfoma
d. Mycobacterium tuberculpasienis diseminata
e. Koksidioidomikpasienis diseminata

119. Seorang laki-laki berumur 50 tahun, datang ke poli dengan keluhan nyeri pada penisnya
karena ada luka kecil-kecil banyak yang berkelompok, nyeri, awalnya mengandung pus.
Pasien bekerja sebagai sopir truk dan belum pernah mengalami keluhan seperti ini
sebelumnya. Berikut ini gambar lukanya:

Penyebab yang paling mungkin adalah:


a. Haemophilus ducreyi d. Chlamydia trachomatis
b. Treponema pallidum e. Candida albicans
c. Herpes simplex

120. Seorang laki-laki 27 tahun dibawa ke IGD karena demam, sakit kepala berat, kaku kuduk
dan fotofobia. Tidak ada riwayat jatuh, trauma dan kejang sebelumnya. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan papil edema, kaku kuduk, dan kelemahan anggota gerak kanan. Pasien
diduga menderita meningitis. Hasil pungsi lumbal menunjukkan jumlah sel 3000 sel/ml,
dominan PMN 85%, glukpasiena 20 mg/dl. Antibiotik empiris yang dapat diberikan pada
pasien ini adalah:
a. Obat anti tuberculpasienis d. Ceftriaxone + vancomycin
b. Ceftriaxone + gentamycine e. Amfoterisin B + flukonazole
c. Ceftazidim + levofloxacin

121. Seorang laki-laki 40 tahun datang kc poliklinik dengan keluhan demam sejak 8 hari yang
lalu, timbul kuning pada mata, buang air kecil berwarna kecoklatan. Diketahui baru-baru ini
rumah pasien tergenang banjir. Pasien memiliki riwayat alergi amoksisilin. Pada
perneriksaan fisik didapatkan keadaan umum berat, TD 90/60 mmHg. frekuensi nadi 112
x/menit; frekuensi napas 28 x/menit; suhu 38,5°C. Hasil laboratorium: hemoglobin 8,9
g/dL; leukpasienit 22.000/µL: trombpasienit 40.000/µL. Ureum 180mg/dL; kreatinin 4,5
mg/dL. Bilirubin total 6,5 mg/dL. bilirubin direk 4,5 mg/di.; SGOT 540 U/L; SGPT 650
U/L. Pemeriksaan penunjang apa yang dapat membantu menegakkan diagnpasienis pasien
ini:
a. Kultur darah leptpasienpira d. IgG Leptpasienpira
b. Kultur urin leptpasienpira e. Pemeriksaan mikrpasienkop
c. IgM Leptpasienpira
122. Seorang pengacara usia 50 tahun datang ke praktek saudara untuk melakukan pemeriksaan
HIV. 1 bulan sebelumnya, pasien baru pulang dari Thailand dan telah melakukan hubungan
seksual dengan PSK. Pasien pernah memeriksakan darah 2 minggu sebelumnya dan
dikatakan hasil negatif. Pasien masih ragu dengan hasil tersebut dan ingin melakukan
pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan lanjutan apa yang anda sarankan:
a. HIV Rapid test d. Eliza dan westernblot
b. HIV RNA e. Kultur HIV
c. CD4 kuantitatif

123. Seorang perempuan 32 tahun dengan riwayat pernah menggunakan narkoba, mengalami
kejang kemudian tidak sadar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kaku kuduk negatif dan
refleks patologis ppasienitif. Pada pemeriksaan HIV didapatkan reaktif; hitung CD 4
sel/mm3; toksoplasma IgG (+); IgM (-); Interferon Gamma Released Assay (IGRA) negatif;
pemeriksaan CT scan otak didapatkan multiple nodul dengan penyengatan pada pemberian
kontras. Patofisiologi penurunan jumlah CD4 pada infeksi HIV adalah:
a. Reaksi apoptpasienis dari sel CD4 karena sitokin inflamasi
b. Reaksi inflamasi kronis CD4 dalam melawan virus HIV
c. Penekanan produksi CD4 di sumsum tulang oleh karena virus HIV
d. Penurunan relatif jumlah CD4 karena peningkatan jumlah CD8
e. Efek sitopatik HIV pada sel CD4

HOM

124. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu, batuk
berlendir dan sesak. Pasien sedang menjalani kemoterapi yang agresif untuk kanker kelenjar
getah bening. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, nadi
112x/menit, pernapasan 32x/menit dan suhu badan 38,3 0C. Konjunctiva anemis, pembesaran
kelenjar getah bening di leher dengan diameter 5 cm. Pada pemeriksaan darah didapatkan
Hemoglobin 8 gr/dL; leukpasienit 3x103/uL; hitung netrofil absolut pada hari pertama <
1000 sel/mm3 dan pada hari ke delapan < 500 sel/mm3. Setelah pemberian antibiotik empiris
selama 5 hari, demam tidak kunjung turun. Antibiotik empiris tambahan apa yang sebaiknya
diberikan:
a. Acyclovir d. Flukonazole
b. Gancyclovir e. Pirimetamin
c. Amfoterisin B

125. Seorang lelaki berusia 36 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan mimisan yang
hilang timbul sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh telinga kiri
terasa pekak dan hidung terasa tersumbat. Pasien juga merasakan nyeri di leher. Didapatkan
penurunan BB drastis dalam 3 bulan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di leher
kiri di bawah telinga kiri sebesar 2x1 cm. Diagnpasienis yang paling mungkin pada pasien
ini adalah:
a. Limfoma maligna d. Ca nasofaring
b. Ca sinonasal e. Limfadenopati TB
c. Acustic neuroma

126. Seorang pria berusia 70 tahun datang dengan keluhan berat badan berkurang disertai dengan
lemah badan yang sudah dirasakan hilang timbul selama 2 tahun. Penderita juga merasa
cepat kenyang bila makan. Penderita sering merasa demam dan berkeringat malam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan pada pemeriksaan abdomen teraba
pembesaran hepar 3 cm di bawah arcus cpasientae dan limpa schuffner 6. Pada pemeriksaan
darah didapatkan hemoglobin 8 gr/dL; trombpasienit 60.000/μL; leukpasienit 2000/ μL.
Hapusan darah tepi tidak didapatkan sel blast dan dari pemeriksaan aspirasi sumsum tulang
tidak bisa diaspirasi (drytap). Patofisiologi terjadinya splenomegali pada kasus ini adalah:
a. Infiltrasi sel-sel ganas d. Peningkatan aktifitas hemolisis di
b. Hipertensi vena lienalis lien
c. Hemopoeisis extramedullar e. Infeksi kronis sekunder

127. Laki-laki 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah, lesu, nafsu makan
menurun dan mudah muncul memar2 pada kedua tungkai bawah bila mengalami benturan
sejak 3 bulan lalu. Pasien juga mengeluhkan kadang badan demam, dan berat badan semakin
turun. PF menunjukkan tanda vital tidak ada kelainan, konjungtiva pucat, tidak ikterik, tidak
didapatkan pembesaran hepar maupun limfa, kedua ekstremitas didapatkan petekie dan
hematom. Hasil lab Hb 8,0 leukpasienit 3000/uL, trombpasienit 50.000/uL. Hitung jenis
(EBStSeLM) 0/2/8/30/56/4. Pemeriksaan penunjang apa yang paling tepat untuk
menegakkan diagnpasienis:
a. Pemeriksaan BCR_ABL pada krompasienom Ph
b. Pemeriksaan aspirasi dan biopsi sumsum tulang
c. Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang
d. Biopsi sumsum tulang
e. Pemeriksaan kadar LDH

128. Seorang lelaki usia 61 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan benjolan di leher
sejak 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar getah
bening leher kanan. Tidak ada pembesaran limpa. Tekanan darah 135/85 mmHg; suhu 37°
C; frekuensi nadi 80x/menit; frekuensi nafas 18x/menit. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 8,8 g/dL; leukpasienit 42.000/uL, hitung jenis : basofil 0%; epasieninofil 0%;
batang 1% segmen 41%, limfpasienit 53%, monpasienit 5%; trombpasienit 80.000/uL.
Diagnpasienis yang paling mungkin adalah:
a. TB kelenjar d. Leukimia limfpasienitik kronik
b. Limfoma hodgkin e. Leukimia limfoblastik akut
c. Limfoma non hodgkin

129. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu, batuk
berlendir dan sesak. Pasien sedang menjalani kemoterapi yang agresif untuk kanker kelenjar
getah bening. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, nadi
112x/menit, pernapasan 32x/menit dan suhu badan 38,3 0C. Konjunctiva anemis, pembesaran
kelenjar getah bening di leher dengan diameter 5 cm. Pada pemeriksaan darah didapatkan
Hemoglobin 8 gr/dL; leukpasienit 3x103/uL; hitung netrofil absolut pada hari pertama <
1000 sel/mm3 dan pada hari ke delapan < 500 sel/mm 3 (skor MASCC 14). Antibiotik empiris
apa yang sebaiknya diberikan:
a. Vancomycin sebagai terapi antibiotik inisial
b. Penggunaan duoterapi antibiotik apabila monoterapi gagal
c. Diberikan ciprofloksasin dan amoksisilin/klavulanat sebagai terapi oral empirik
d. Tidak perlu modifikasi terapi empirik inisial pada pasien dengan kondisi tidak stabil
atau memiliki kultur darah curiga MRSA
e. Antibiotik monoterapi anti pseudomonal β lactam agent (cefepim, carbapenem)

130. Pasien laki-laki usia 65 tahun, datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan lemas
badan, pucat, demam, terdapat riwayat perdarahan berupa bercak kemerahan di kulit.
Sebelumnya selama 2 tahun terakhir, pasien ini sering transfusi berulang dan sempat
dilakukan aspirasi sumsum tulang dengan hasil myelodysplastic syndrome. Pada
pemeriksaan saat ini di dapatkan Hb 7 gr/dL, trombpasienit 80.000/mm 3, leukpasienit
35.000/uL. Pada apusan darah tepi, sel blast 20% dan pada aspirasi sumsum tulang kali ini
didapatkan sel blast 36%. Diagnpasienis pasien saat ini:
a. Refractory Anemia with Excessive Blast in transformation to Leukimia (RAEBt)
b. Chronic myeloid leukemia
c. Chronic lymphpasienitic leukemia
d. Myelofibrpasienis
e. Acute myeloid leukemia

131. Seorang pasien wanita berusia 40 tahun datang ke UGD dengan nyeri perut sebelah kanan
atas, nyeri bersifat kolik. Nyeri ini dirasakan sejak 1 hari sebelum pasien datang ke RS,
disertai mual dan muntah. Tanda vital pasien TD 130/80 mmHg, nadi 110x/menit, RR
22x/menit, suhu aksila 37.60C. Dari pemeriksaan fisik pasien terlihat kesakitan, pucat, mata
kuning, dan didapatkan splenomegali schuffner II. Dari pemeriksaan lab didapatkan Hb 7.5
g/L, Leukpasienit 15500/Ul, trombpasienit 420.000/uL, MCV 70 fl, MCH 20 pg, MCHC
25%, AST 20 U/L, ALT 25 U/L, Bil T 5.25 mg/dl, Bil D 1.24 mg/dl, HbsAg negatif, Anti
HCV negatif, hapusan darah tepi: hipokrom mikrpasieniter, anisopoikilpasienitpasienis.
Retikulpasienit 8%. Dari pemeriksaan USG abdomen, didapatkan batu pada kandung
empedu dengan gambaran kolesistitis akut. Hasil elektroforesis Hb: Hb F 10%, HbA2 5%.
Pemeriksaan lanjutan apa yang disarankan untuk menegakkan diagnpasienis:
a. Hapusan darah tepi d. High Performance Liquid
b. Aspirasi sumsum tulang Chromatography (HPLC)
c. Kariotyping e. Biopsi lien

132. Laki-laki 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kuning sejak 2 hari sebelum MRS
disertai rasa lemas. Air seni pasien tampak seperti teh pada pagi hari. Pada PF didapatkan
konjungtva pucat, sklera ikterik, jantung dan paru dalam batas normal. Hati dan limpa tidak
teraba. Hasil lab Hb 7 MCV 88 MCHC 32 Ht 21 lekpasienit 2500 trombpasienit 55.000 Bil
tot 4,4 Bil dir 1,8 dan Bil inderek 2,6. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan untuk
menegakkan diagnpasienis:
a. Hapusan darah tepi dan aspirasi sumsum tulang
b. Elektroforesis protein dan USG abdomen
c. Tampung urin dan sucrpasiene water test
d. Retikulpasienit dan elektroforesis Hb
e. Biopsi sumsum tulang

133. Seorang perempuan 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pada tulang belakang, lemas
badan, sesak napas, pucat, dada berdebar. Pada pemeriksaan didapatkan conjungtiva pucat,
Hb 6 g/L, kalsium serum 12 g/dL, radiologis terdapat gambaran punch out lesion dan lesi litik
di cpasientae. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan untuk menegakkan
diagnpasienis:
a. Hapusan darah tepi, retikulpasienit, feritin
b. Hapusan darah tepi, MRI vertebrae
c. Densitometri, MRI vertebrae
d. Elektroforesis protein, imunofiksasi, aspirasi sumsum tulang
e. Elektroforesis protein, biopsi sumsum tulang

134. Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke IGD dengan keluhan perdarahan per
vaginam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam disangkal. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan perdarahan subkonjungtiva, perdarahan di bawah kulit, ekimpasienis, ptekie
dan purpura. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb 9 g/L; lekpasienit
5800/uL; trombpasienit 7000/uL, retikulpasienit 2.5%. Bilirubin direk dan indirek dalam
batas normal, tes ANA negatif. Pemeriksaan penunjang apa yang dianjurkan:
a. Hapusan darah tepi d. Haptoglobin
b. Aspirasi sumsum tulang e. Antibodi anti trombpasienit
c. Biopsi sumsum tulang

135. Seorang laki-laki berusia 62 tahun dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD) dengan keluhan
utama sakit kepala sejak 3 hari, disertai dengan perdarahan dari hidung, pasien sebelumnya
telah berobat ke poli Telinga Hidung dan Tengorokan (THT) dan tidak mengalami
perbaikan, saat ini pasien mengalami keluhan telinga berdenging yang disertai gangguan
penglihatan. Setelah 2 hari menjalani perawatan, laki-laki tersebut mengeluhkan sulit
bernapas dengan rasa sakit di persendian tulang. Tekanan darahnya 120/90 mmHg,
frekuensi jantung 92 kali/menit dan frekuensi pernapasan 20 kali/menit dengan pemeriksaan
fisik dijumpai splenomegali schuffner 4. Pemeriksaan laboratorium kadar Hb; 19,8 g/dl,
leukpasienit 14.300/mm3, Trombpasienit 928.000/mm3 dan Hct 58%. Tatalaksana yang tepat
pada pasien ini adalah:
a. Flebotomi d. Flebotomi dan obat sitoreduksi
b. Flebotomi dan aspirin e. Flebotomi, obat sitoreduksi, aspirin
c. Obat sitoreduksi

136. Seorang perempuan, 35 tahun, hamil aterm dikonsulkan dari bagian Obs-Gyn dengan
kematian janin intra uterin sejak 12 jam yang lalu dengan badan lemah, timbul warna merah
kebiruan pada jari tangan, kaki dan genital, sesak dan dada berdebar-debar. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 100x/menit tidak teratur,
pernapasan 28x/menit dan suhu badan 37,5 0C. Terdapat conjunctiva anemis, pada ujung jari
tangan dan kaki terlihat sianotik, dan purpura pada daerah lengan kanan. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan Hb 7 g/dL; trombpasienit < 50.000/µL, PT dan aPTT > 6 detik, D-
dimer meningkat berat dan kadar fibrinogen < 1,0 g/L. Patogenesis penyakit ini adalah:
a. Terdapat sejumlah besar aktivator plasminogen dalam darah
b. Gangguan pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan prokoagulan
c. Aktivitas prokoagulan dengan diproduksinya tissue factor
d. Pengaktifan sistem koagulasi secara berlebihan
e. Pembentukan fibrinogen yang tidak normal atau disfibrinogenemia

137. Seorang lelaki berusia 67 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan bengkak di
kaki kanan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien baru saja pulang dari
bepergian jauh dengan pesawat . Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan edema tungkai
kanan, tidak kemerahan, lebih hangat dibandingkan tungkai kiri , dan terdapat nyeri tekan.
Pada pemeriksaan penunjang Hb 10,8 g/dl, hematocrit 35,6%, Leukpasienit 10.500/uL,
trombpasienit 461.000/uL. Ureum 80 mg/dl, kreatinin 2,3 mg/dl. USG Doppler menunjukan
adanya trombus di vena femoralis. Tatalaksana antikoagulan yang paling tepat pada pasien
ini adalah :
a. Warfarin d. Fondaparinux
b. Enoxaparin e. Unfractionated heparin
c. Rivaroxaban

138. Wanita usia 65 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnpasienis DVT tungkai kanan
bawah. Dari anamnesis didapatkan sebelumnya pasien dirawat dirumah sakit sebelum
dirujuk, dan mendapatkan terapi LMWH. Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan jumlah
trombpasienit 100.000/μl. Pasien ini kemudian diberikan unfractionated heparin, dan 10 jam
kemudian jumlah trombpasienit menurun jadi 20.000/μl.
Bagaimanakah manajemen selanjutnya yang paling tepat untuk pasien ini?
a. Stop UFH, berikan transfusi trombpasienit, lalu UFH dapat diberikan kembali
jika trombpasienit > 150.000/μl
b. Stop UFH, segera ganti dengan LMWH
c. Stop UFH, segera ganti dengan fondaparinux
d. Stop UFH, tanpa diberikan transfusi trombpasienit, lakukan monitoring jumlah
trombpasienit, dan dapat mulai diberikan kembali UFH jika jumlah
trombpasienit > 150.000/μl
e. Stop UFH, tanpa diberikan transfusi trombpasienit, lakukan monitoring jumlah
trombpasienit, dan dapat mulai diberikan kembali LMWH jika jumlah
trombpasienit > 150.000/μl

139. Seorang laki-laki 30 tahun terdiagnpasienis Limfoma Non Hodgkin stadium IIIB dan
mendapatkan kemoterapi RCHOP. 2 hari setelah kemoterapi, pasien mengalami mual,
muntah, dada berdebar, dan gangguan kesadaran. Jumlah kencing sangat sedikit. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan ronki basal. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan BUN 32
mg/dl SK 4 mg/dl K 7.2 meq/L P 8 meq/L Ca 6.7 meq/L dan asam urat 14 mg/dl. Tindakan
awal utama yang seharusnya dilakukan untuk mencegah terjadinya kondisi ini adalah:
a. Rehidrasi dengan cairan c. Alkalinisasi urin sebelum
kristaloid kemoterapi
b. Pemberian allopurinol sebelum d. Memberikan kalsium glukonas iv
kemoterapi e. Persiapan hemodialis

140. Seorang perempuan 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan badan semakin lemas,
sejak 2 minggu terakhir. Didapatkan keluhan demam, rambut rontok, nyeri sendi, dan
sariawan. PF didapatkan tanda vital dalam batas normal, konjungtiva pucat, tidak ikterik,
tidak ada kelainan lain pada pemeriksaan fisik. Hasil lab Hb 8,2 Ht 24,7; leukpasienit 5000,
trombpasienit 212.000 retikulpasienit 3,5% eritrpasienit 3,4 juta. Bilirubin indirek 1,8
bilirubin direk 0,9, test ANA + kuat. Pemeriksaan SI dan TIBC turun, feritin tinggi.
Penyebab anemia pada pasien ini:
a. Anemia karena c. Anemia penyakit kronis
perdarahan d. Anemia defisiensi besi
b. Anemia hemolitik e. Anemia sideroblastik
141. Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak dan nyeri
pada lutut kanan sejak 3 hari terakhir. Pasien memiliki riwayat mudah lebam dan perdarahan
yang sukar berhenti sejak usia 3 bulan. Kakek pasien menderita penyakit yang sama. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan regio genu dekstra asimetris, hangat, nyeri VAS 4, dan ROM
aktif pasif terbatas. Hasil laboratorium menunjukkan aPTT memanjang, PT normal, Faktor
VIII rendah, faktor IX normal, tes ristpasienetin normal. Tatalaksana yang paling tepat
adalah:
a. Fresh frozen plasma d. Rekombinan faktor IX
b. Cryoprecipitate e. Rekombinan faktor VII
c. Rekombinan faktor VIII
142. Wanita, 44 tahun dengan keluhan demam makin meningkat , demam terus - menerus selama 3
hari , pasien tampak bingung dan tidak menyambung bila diajak bicara. Riwayat Penyakit
dahulu tidak ada problem kesehatan sebelumnya, tidak sedang dalam konsumsi obat. Dalam
pemeriksaan tanda vital didapatkan suhu 38.60C, tekanan darah 130 / 80, HR 92 x / menit, dan
RR 18 x/menit.Keadaan umum : tampak bingung dan tidak menyambung , dalam pemeriksaan
neurologi dalam batas normal. Tampak ada petechiae pada kulit dengan pemeriksaan torniquet,
Hb 8.5 g/dL, leukpasienit 15000, trombpasienit 25000, Cr 1,6 mg / dL, LDH 1050 IU/L, PT
dan PTT normal. Foto thorak dan urinalisis tampak normal. Pemeriksaan darah tepi ditemukan
gambaran schistocytes. Pasien meminum antibiotik untuk tetapi dalam 2 hari demam terus
meningkat, tidak ada perbaikan, Hemoglobin dan trombpasienit makin turun. Kultur darah dan
urin ( - ), lumbal pungsi dalam batas normal, dilakukan CT scan dalam batas normal.
Diagnpasienis apa yang mungkin di alami pasien ini?
a. DIC
b. Trombothic Thrombocytopenia Purpura ( TTP )
c. Hemolytic Uremic Syndrome ( HUS )
d. Vasculitis
e. Dengue Hemorhagic Fever

NEFROLOGI

143. Seorang pria, 25 tahun, datang dengan keluhan buang air kecil berwarna merah sejak 3 hari,
hilang timbul. Tidak didapatkan adanya riwayat trauma. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
pitting edema bilateral. Dari pemeriksaan didapatkan tekanan darah 170/110 mmHg. Hasil
pemeriksaan urin yang diharapkan untuk mencari penyebab kondisi ini adalah:
a. Silinder hialin d. Eritrpasienit dismorfik
b. Sedimen kristal kalsium e. Kristal asam urat
c. Lekpasienit esterase

144. Seorang wanita berusia 22 tahun, seorang mahasiswa, datang ke poli untuk berkonsultasi sambil
membawa hasil urinalisisnya proteinuria +1. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit tertentu.
Tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu, dan tidak ada keluhan spesifik. Pemeriksaan
lanjutan apa yang dianjurkan pada pasien ini:
a. Dipstik urin d. Protein esbach
b. Albumin-kreatinin sewaktu e. USG ginjal
c. BUN dan SK

145. Pemeriksaan apa yang dianjurkan untuk penapisan mikroalbuminuria pada pasien berisiko tinggi
mengalami gagal ginjal kronik?
a. Dipstik urin d. Protein esbach
b. Albumin-kreatinin sewaktu e. USG ginjal
c. BUN dan SK

146. Seorang perempuan 39 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas dan produksi urin
yang menurun. Pasien telah didiagnpasienis kanker ovarium stadium 4 dengan massa di pelvis
yang besar Tidak ada riwayat diabetes mellitus maupun hipertensi. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu badan
370C. Hasil laboratorium Hb 10,0 g/dL, leukpasienit 8500/mm 3, trombpasienit 320000/mm3,
hematokrit 27,2%, ureum 191 mg/dL, kreatinin 8,6 mg/dL, natrium 136 mmol/L, kalium 4,5
mmol/L, asam urat 13,0 mg/dL. Produksi urin 400 cc/24 jam. USG abdomen didapatkan
hidronefrpasienis bilateral, tebal korteks ginjal 1,5 cm dan 1,6 cm. Penatalaksanaan pasien ini
selanjutnya adalah:
a. Hemodialisis cito d. Pemberian drip furpasienemid
b. Koreksi bikarbonat e. Alopurinol dan alkalinisasi urin
c. Nefrpasientomi perkutaneus

147. Pasien wanita 45 tahun datang ke poli, mengeluh nyeri dan anyang-anyangen saat BAK sejak 3
hari terakhir, dan nyeri pada suprapubis. Tidak ada demam. Pasien memiliki riwayat hipertensi
sejak 10 tahun dan rutin minum Amlodipin 1x10 mg. Dari pemeriksaan lab didapatkan Hb 9.8
g/L Leukpasienit 15.000/Ul, trombpasienit 453.000/Ul, BUN 33 mg/dl SK 2.1 mg/dl. Antibiotik
empiris apa yang dapat diberikan sambil menunggu hasil kultur urin?
a. Ampicilin d. Fpasienfomicin
b. Ciprofloxacin e. Nitrofurantoin
c. Kotrimoksazole

148. Seorang laki-laki usia 55 tahun, seorang petani, sering mengeluh nyeri sendi sehingga diberikan
obat piroxicam oleh dokter dan telah dikonsumsi selama 1 minggu. Pasien datang konsultasi
dengan keluhan muncul bercak kemerahan di kulit dan gatal sejak 1 hari lalu, jumlah kencing
sangat sedikit sejak 1 hari, tidak ada nyeri suprapubik, nyeri pinggang maupun disuria. Hasil
pemeriksaan dari urin apa yang diharapkan untuk mendukung kecurigaan diagnpasienis:
a. Proteinuria d. Silinder hialin
b. Hematuria e. Epasieninofil
c. Nitrit

149. Seorang perempuan berusia 62 tahun dikonsulkan ke Poliklinik Penyakit Dalam karena terdapat
penurunan fungsi ginjal. Pasien sering mengkonsumsi obat celecoxib yang dibeli sendiri untuk
mengatasi keluhan nyeri sendi yang hilang timbul sejak 2 tahun terakhir. Tidak terdapat riwayat
hipertensi dan DM sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140 / 90
mmhg, frekuensi nadi 90x/ menit; frekuensi napas 20x/ menit. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 10 g/dL; glukpasiena darah sewaktu 100 mg/ dL; ureum 60 mg/dL; kreatinin
2,9mg/dL. Patofisiologi penurunan fungsi ginjal pada pasien ini yang paling tepat adalah:
a. Peningkatan renin d. Penurunan serotonin
b. Peningkatan bradikinin e. Penurunan prpasientaglandin
c. Peningkatan angiotensin II

150. Seorang pasien laki-laki 65 tahun datang ke IGD karena dirujuk oleh klinik karena hasil
pemeriksaan Natrium serum 109 meq/L. Pasien sadar baik. GCS 456. Tidak ada riwayat
muntah-muntah atau diare. Penurunan nafsu makan disangkal oleh pasien. Pasien diberi terapi
NaCl 3%. 6 jam kemudian kondisi pasien tiba-tiba lemah, bicara pelo, dan ada kelemahan
ekstremitas. Setelah dicek, kadar Natrium serum 134 meq/L. Apa kemungkinan penyebab
terjadinya kondisi tersebut:
a. Stroke trombotik akut c. Demielinisasi serebral
b. Perubahan pasienmolaritas d. Stroke emboli
serum mendadak e. Pseudohiponatremia

151. Seorang laki-laki usia 70 tahun, dibawa oleh keluarganya ke IGD karena penurunan kesadaran
setelah 3 hari demam, tidak mau makan, muntah, dan diare. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran somnolen, demam, turgor kulit menurun, dan produksi urin hanya 100 ml/24 jam. Dari
pemeriksaan lab didapatkan Na 171 meq/L K 4.1 meq/L Cl 100 meq/L. Cairan apa yang anda
pilih untuk tatalaksana pasien ini:
a. Ringer Laktat d. D10%
b. NaCl 0.9% e. Ringer Asetat
c. D5%

152. Pasien laki-laki usia 18 tahun dengan keluhan kedua kaki dan tangan sulit digerakkan sejak 1
hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien menderita sakit seperti ini sejak pasien berumur 8 tahun
dan berulang saat pasien berumur 11 tahun, sejak itu keluhan berulang timbul satu kali dalam 6
minggu, riwayat hipertensi (-). Laboratorium Ureum: 32 mg/dl, Creatinin : 1,0 mg/dl, Natrium :
142 meq/l, Kalium: 2,2 meq/l, Chlorida: 109 meq/l. Urinalisa: Berat jenis : 1,005. AGD Kesan:
alkalpasienis metabolik. Kalium urin (24 jam) : 18 mmol/L, Magnesium urin (24 jam) : 2,7
mmol/L, rasio ca/ cr urin < 0,15. USG Ginjal dan Glandula Supra Renal kesan normal. Apa
kemungkinan diagnpasiene pasien ini?
a. Bartter syndrome d. Liddle syndrome
b. Gittelman syndrome e. Renal tubular asidpasienis
c. Cushing syndrome

153. Laki laki berusia 55 tahun dengan riwayat penyakit terdahulu hipertensi dan gagal jantung
kongestif, datang ke Poliklinik Penyakit Dalam tempat anda bekerja dengan keluhan nyeri pada
pinggang kanan disertai dengan mual dan muntah, rasa mual dikatakan dimulai sejak beberapa
jam lalu akan tetapi berkembang menjadi lebih parah tiap 30 menit. Rasa nyeri dikatakan
menjalar ke testis kanan. Pasien menyangkal adanya riwayat trauma. Pada pemeriksaan
didapatkan suhu 36,70C. nadi 90x/menit, Tekanan darah 140/72 mmHG dengan Respirasi tiap
14x/menit. Pada pemeriksaan didapatkan auskultasi jantung didapatkan bunyi S1 dan S2 dengan
S3 gallop dengan tanpa adanya murmur. Ditemukan bunyi ronkhi kasar pada kedua paru bagian
basal. Pemeriksaan abdomen tidak didapatkan distensi, dengan nyeri terutama pada pinggang
kanan. Tidak ditemukan adanya rebound tenderness dan bising usus didapatkan normal.
Pemeriksaan penunjang apa yang dianjurkan untuk diagnpasienis dan menyingkirkan
diagnpasienis alternatif:
a. Urinalisis d. CT Scan urologi tanpa kontras
b. Foto polpasien pelvis e. IVP
c. Foto polpasien abdomen

154. Seorang laki-laki 20 tahun, dengan keluhan kencing seperti air cucian daging sejak 4 hari yang
lalu, yang dialami 5 hari setelah pasien mengalami infeksi saluran napas atas. Pasien juga pernah
mengalami hal seperti ini 1 bulan yang lalu. Tekanan darah normal dan tidak ada bengkak. Hasil
pemeriksaan fungsi ginjal normal dan ASTO (-). Diagnpasienis yang mungkin pada pasien ini:
a. Glomerulonefritis akut pasca c. Sindroma Alport
streptokokus d. Batu saluran kencing
b. IgA nefropati e. Sindroma nefrotik

155. Seorang wanita hamil 30 minggu, TD 150/100 mmHg. Tidak ada riwayat hipertensi sebelum
hamil. Pemeriksaan urinalisis didapatkan proteinuria 100 mg/dl. Diagnpasienis pada pasien ini:
a. Hipertensi gestasional d. Preeklampsia ringan
b. Hipertensi kronis e. Preeklampsia berat
c. Hipertensi kronis
superimppasiened preeclampsia

156. Seorang laki-laki usia 20 tahun, terdiagnpasienis sindroma nefrotik sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien datang ke poli dengan keadaan yang tidak membaik. Edema anasarka, proteinuria +4,
hiperlipidemia, dan hipoalbumin. Pasien mengaku tidak rutin minum obat steroid yang
diberikan karena takut tambah gemuk. Fungsi ginjal saat ini masih baik, SK 0.8 mg/dl. Kondisi
apa yang menunjukkan prognpasienis buruk fungsi ginjal pada pasien ini:
a. Edema anasarka d. Proteinuria persisten
b. Hipoalbumin e. Compliance buruk
c. Hiperlipidemia

157. Patogenesis yang mendasari penyakit metabolik tulang pada penyakit ginjal kronis:
a. Hipokalsemia, hiperfpasienfatemia, hiperparatiroid
b. Hipokalsemia, hipofpasienfatemia, hiperparatiroid
c. Hiperkalsemia, hiperfpasienfatemia, hiperparatiroid
d. Hiperkalsemia, hipofpasienfatemia, hiperparatiroid
e. Hiperkalsemia, hipofpasienfatemia, hipoparatiroid

158. Seorang wanita 27 tahun datang dengan keluhan lemah pada kedua tungkai yang terjadi
mendadak setelah bangun tidur, tidak terasa nyeri. Pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan
155 cm, BB 39 kg, tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 90 x/menit, teratur. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 13,2 g/dl; lekpasienit 6300/mm3; trombpasienit
210.000/mm3; ureum 32 mg/dl; creatinin 0,8 mg/dl. Gambaran EKG sebagai berikut:

Pemeriksaan penunjang awal apa yang sebaiknya diminta:


a. Elektrolit serum b. Elektrolit urin
c. Analisis gas darah e. Kadar albumin
d. Urinalisis

GERIATRI

159. Seorang lelaki berusia 74 tahun, dibawa kembali berobat ke poliklinik karena terlihat sangat
bingung dan sulit berkonsentrasi sejak 2 hari terakhir. Pasien berobat rutin di poliklinik penyakit
dalam dengan diagnpasienis terakhir vascular cognitive impairment (VCI), HNP, hipertensi, dan
DM. Saat berobat 5 hari yang lalu, pasien mengeluh sulit tidur karena mengeluh nyeri punggung
bawahnya kambuh dan diresepkan obat yang meliputi kombinasi parasetamol dan kodein,
captopril, amlodipin, glikuidon, metformin dan lorazepam .
Gejala yang dialami pasien pada 2 hari terakhir mengarah pada kondisi:
a. Ansietas d. Progresi dari gangguan kognitif
b. Skizofrenia e. Gangguan perilaku dan psikologik
c. Sindrom Delirium Akut pada demensia

160. Seorang laki-laki berusia 75 tahun dengan demensia, dibawa oleh istrinya untuk berobat karena
permasalahan berkemih yang tidak terkendali dan tidak dikehendaki serta menjadi lebih sering, tidak
disertai nyeri saat berkemih, perasaan haus ataupun poliuria. Terdapat riwayat hipertensi,
pasienteoarthritis, demensia vaskular dan hiperlipidemi. Terdapat riwayat TURP 8 tahun yang lalu tanpa
komplikasi. Obat-obatan yang dikonsumsi aspirin, hydrochlorothiazide 1x12,5 mg, simvastatin 1x20 mg
dan donepezil 1x10 mg. Pemeriksaan fisik secara umum termasuk pemeriksaan prpasientat dalam batas
normal. Volume residu urin sekitar 40 cc. Penyebab inkontinensia urin yang paling mungkin pada
pasien ini :
a. Overactive bladder d. Fungsional
b. Disfungsi sfingter buli e. Peningkatan tekanan intra
c. Obstruksi saluran kencing abdomen

161. Seorang perempuan usia 70 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sering lupa
sejak 2 bulan terakhir. Pasien menderita hipertensi yang tidak terkontrol sejak 15 tahun.
Menurut anak pasien yang mendampingi pasien berobat, dua bulan yang lalu, pasien tiba-tiba
bicaranya menjadi cadel dan terdapat kelemahan pada sisi tubuh sebelah kanan. Saat itu pasien
tidak berobat, namun keluhan cadel dan kelemahan tubuh berangsur-angsur membaik seperti
sedia kala. Pasien biasanya membantu anaknya berjualan makanan di warung, namun saat ini ia
mulai kesulitan, misalnya untuk menyusun menu atau daftar belanja. Setelah dilakukan
pemeriksaan MMSE, didapatkan hasil 25/30. Skor ADL Barthel 20/20. Pendidikan terakhir
pasien adalah SMP. Diagnpasienis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. Demensia alzheimer d. Huntington disease dementia
b. Mild Cognitive Impairment e. Vascular cognitive
c. Temporoparietal dementia impairment

162. Seorang wanita berusia 76 tahun datang untuk pemeriksaan kesehatan rutin. Saat ini pasien
tidak memiliki keluhan fisik khusus. Pasien mengaku selama ini mengikuti pola hidup yang
sehat, tidak memiliki penyakit kronik, dan rutin berolah raga teratur. BBnya turun dari yang
sebelumnya agak gemuk. Pemeriksaan fisik dan penunjang umum menunjukkan tidak ada
kelainan yang berarti. Dokter kemudian menyarankan pasien menjalani pemeriksaan
Bioimpedance analysis dan didapatkan adanya penurunan massa otot yang signifikan.
Pemeriksaan handgrip strength menurun dan get-up-and-go test masih dalam batas normal.
Salah satu komponen frailty pada kasus ini adalah:
a. Penurunan berat badan d. Tes get up and go yang
b. Penurunan massa otot masih normal
c. Penurunan kekuatan e. Tidak memiliki penyakit
genggaman tangan kronik

163. Pasien laki-laki 72 tahun dibawa oleh anaknya ke IGD dengan keluhan utama bicara meracau
sejak 6 jam SMRS. Pasien memiliki riwayat sakit diabetes melitus dan hipertensi. Selama ini
pasien mengkonsumsi OAD dan obat anti hipertensi secara tidak teratur karena banyak jumlah
obat yang harus diminum. Menurut istrinya, pasien mulai demam, batuk berdahak, dan tidak
nafsu makan sejak 3 hari terakhir dan cenderung tidur saja, tidak banyak beraktivitas. Pasien
sempat muntah 3x. Kedua lengan lemas. Pada pemeriksaan fisik TD 90/60 mmHg, Nadi
110x/mnt, RR 30 x/mnt, t 380C. Pasien somnolen dengan ronkhi basah kasar pada paru kanan.
Turgor kulit menurun.
Faktor pencetus delirium pada kasus ini adalah :
a. Usia lanjut d. Depresi
b. Polifarmasi e. Gangguan fungsional
c. Infeksi dan dehidrasi

164. Seorang lelaki berusia 75 tahun, dibawa kontrol berobat ke poliklinik setelah lama tidak pernah
kontrol. Pasien menderita demensia sejak 3 tahun. Menurut keluarga sejak 3 bulan terakhir
pasien sudah semakin pelupa sehingga saat ini pelaku rawat (care giver) harus membantu
pasien dalam melakukan semua aktivitas hidup dasar sehari-hari. Caregiver mengeluh bahwa
pasien semula hanya kadangkala mengompol, namun kali ini bertambah sering.
Pilihan tata laksana yang paling tepat untuk masalah mengompol pada kasus di atas adalah:
a. Kegel exercise d. Latihan distraksi dan relaksasi
b. Scheduled toileting e. Clean intermittent catheretization
c. Pemberian obat antikolinergik

165. Seorang perempuan 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sulit buang air besar sejak 2
bulan terakhir. Pasien buang air besar 1 kali dalam seminggu, dengan konsistensi padat dan
keras sehingga harus mengejan, meskipun pasien sudah cukup makanan berserat. Aktivitas
pasien mandiri. Pasien sudah berobat beberapa kali ke dokter lain dan telah dilakukan
endpasienkopi dengan hasil normal. Obat yang dikonsumsi saat ini adalah Diltiazem 1x30mg;
Ramipril 1x5 mg; suplemen kalsium 500 mg; glukpasienamin 3x500 mg; salbutamol dan
budesonide inhaler. Pasien minum sekitar 1000 cc sehari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
berat badan 60kg.
Faktor resiko yang menyebabkan keluhan utama pada pasien ini adalah :
a. Penggunaan ramipril
b. Penggunaan Diltiazem dan kurang asupan cairan
c. Penggunaan Glukpasienamin dan kurang asupan cairan
d. Penggunaan Salbutamol inhaler
e. Penggunaan Budesonide inhaler dan suplemen kalsium

166. Seorang perempuan 68 tahun, masuk rumah sakit dalam keadaan tidak sadar sejak 1 hari yang
lalu. Tiga bulan SMRS, pasien terjatuh di kamar mandi, dikarenakan tiba-tiba pasien
mengalami kelemahan tubuh sebelah kiri. Dari hasil rontgen, dikatakan terdapat fraktur pada
pasien femoralis sinistra, disarankan untuk operasi, tetapi pasien menolak. Sejak saat itu,
pasien merasa nyeri bila bergerak sehingga banyak berbaring ditempat tidur. Untuk mandi,
buang air besar dan buang air kecil harus dibantu. Pasien hanya tinggal dengan keponakannya,
anak-anaknya tidak satu rumah dan jarang mengunjunginya. Sejak meninggalnya suami pasien
2 tahun yang lalu, pasien lebih sering dikamar, dan sudah jarang mengikuti pengajian di RT.
Pasien diketahui menderita hipertensi dan diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu, tetapi
pasien rutin minum obat. Dari pemeriksaan fisik, tampak sakit berat, sopor, tekanan darah
150/80 mmHg, Nadi 102 x/mnt, RR 26 x/mnt, temp 37,9 0C. Regio sacrum, tampak luka yang
besar hingga meluas ke lapisan fascia, tetapi tidak mengenai otot atau tulang. Penyebab
terjadinya ulkus dekubitus adalah:
a. Kulit yang selalu lembab
b. Higienitas kurang baik
c. Gesekan kulit dengan alas tidur
d. Adanya komorbid diabetes mellitus dan hipertensi
e. Penekanan pada daerah tubuh berlemak

167. Pasien laki-laki usia 65 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lutut. Nyeri dirasakan sejak 2
tahun lalu, yang dirasakan semakin memberat sejak 3 bulan lalu. Pada pemeriksaaan lutut
didapatkan krepitasi bilateral. Pasien memiliki riwayat DM dan hiperkolesterol. Dari
pemeriksaan fisik lain dan tanda vital didapatkan normal. Pasien sejak 3 bulan terakhir
terkadang menggunakan tongkat untuk berjalan. Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk
menilai adanya instabilitas dan resiko jatuh pada pasien di atas, adalah:
a. Pemeriksaan visual, saraf otonom, somatosensorik
b. Pemeriksaan motorik, kardiovaskular
c. Pemeriksaan visual, auditorik
d. Pemeriksaan saraf otonom, somatosensorik
e. Pemeriksaan kardiovaskular

168. Pasien wanita usia 68 tahun terjatuh saat akan berdiri dari toilet. Pasien memiliki riwayat
hipertensi dan diabetes melitus 10 tahun. 1 tahun ini pasien menggunakan tongkat untuk
berjalan Kemungkinan apa saja yang merupakan faktor terjadinya jatuh pada pasien ini:
a. Katarak, hipotensi ortostatik
b. Katarak, hipotensi ortostatik, osteoartritis
c. Hipotensi ortostatik
d. Hipotensi ortostatik, osteoartritis
e. Katarak, hipotensi ortostatik, osteoartritis, osteoporosis

169. Seorang perempuan berusia 68 tahun, dibawa berobat oleh keluarga ke Poliklinik Penyakit
dalam setelah hampir setahun tidak kontrol. Terdapat riwayat DM sejak 15 tahun yang lalu,,
Pasien juga memiliki riwayat stroke. Sehari-hari aktivitas pasien dia dalam rumah, Pasien perlu
dibantu untuk menyiapkan makanan ,aktivitas mandi, berkemih atau BAB di kamar mandi,
serta memakai baju karena kekakuan pada sendi bahu. Pasien merasa membutuhkan upaya
lebih untuk melakukan aktivitas dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berjalan
mencapai suatu tempat. Tidak ada keluhan sesak saat beraktivitas. Terdapat penurunan berat
badan 6 kg dalam setahun terakhir.
Pada pemeriksaan fisik tidak ada rigiditas atau spastisitas , kekakuan motorik 5. IMT 20 kg/m2.
Skor Geriatric Depression Scale (GDS ) 1/15. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan
glukosa darah puasa 204 mg / dL dan glukosa darah 2 jam post prandial 240 mg / dL
Target HbA1C pengelolaan DM pada pasien adalah :
a. 5-5,5 % b. 5,5 -6%
c. 6-6,5% e. 7-8,5%
d. 6,5-7%

GASTRO-HEPATO

170. Seorang laki-laki 62 tahun mengeluh sulit BAB sejak 10 hari terakhir. Pasien mengaku
sebelumnya BAB rutin setiap 2-3 hari sekali. Tidak ada perubahan pola makan, sehari-hari
rutin mengkonsumsi sayur dan buah serta minum air putih sekurang-kurangnya 8 gelas
setiap hari. Pasien sejak 6 bulan yang lalu didiagnosis kanker prostat, dikatakan sudah
menyebar ke tulang belakang. Sudah dilakukan operasi dan radiasi. Sejak 4 bulan terakhir
pasien rutin mengkonsumsi obat nyeri morfin tablet dan sirup pencahar.
Tindakan yang dapat dilakukan :
a. Mengurangi dosis morfin d. Edukasi untuk diet tinggi serat
b. Mengganti morfin dengan patch lebih banyak lagi
fentanyl e. Memberikan fosfat enema
c. Menambah dosis pencahar

171. Seorang perempuan 52 tahun datang dengan keluhan sulit menelan, terutama jika menelan
makanan padat. Pasien sering mengeluh sakit maag yang menjalar ke daerah dada hingga
rasa terbakar di ulu hati. Tidak ada riwayat demam atau minum obat-obatan, juga tidak ada
riwayat sakit maag sebelumnya. Hasil pemeriksaan barium swallow berikut:

Patofisiologi yang mendasari penyakit ini adalah :


a. Sumbatan mekanik pada gastroesofageal junction
b. Peningkatan kekakuan esofagus
c. Degenerasi neuron dinding esofagus
d. Penurunan tekanan sfingter esofagus
e. Peningkatan tekanan intra gaster

172. Berdasarkan teori patogenesis NAFLD “two hit theory”, yang termasuk hit kedua adalah:
a. Akumulasi lemak d. Peningkatan sintesis matriks
b. Oksidasi mitokondria ekstraseluler
c. Pembentukan stres oksidatif e. Peningkatan aktivitas sel
pada sitoplasma kuppfer
173. Laki-laki 25 tahun datang dengan keluhan diare sedikit-sedikit namun sering yang dirasakan
sudah 1 tahun, berbau busuk, dan feses mengambang. Pasien kadang merasakan mual atau
muntah, dan nyeri perut hilang timbul. Ada penurunan BB drastis. Tidak didapatkan massa
pada daerah perut dan bising usus normal. Pemeriksaan analisis feses tidak didapatkan darah
samar, dan lemak feses 10 g/hari. Pada pemeriksaan USG abdomen, ada gambaran
kalsifikasi pada pankreas. Diagnosis yang paling mungkin:
a. Kolitis pseudomembran d. Pankreatitis kronik
b. Celiac disease e. Kolitis non spesifik
c. Chron disease

174. Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan utama
nyeri perut kanan atas, mual dan muntah sejak satu hari yang lalu. Sejak sekitar dua bulan
yang lalu, pasien menyadari matanya mulai kuning dan saat buang air kecil warnanya
berubah menjadi seperti teh. Didapatkan penurunan BB drastis dalam 3 bulan disertai
penurunan nafsu makan. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal,
sklera ikterik dan nyeri tekan pada abdomen regio kanan atas. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 8.8 g/dL, Leukosit 12.000/µL, Trombosit 450.000/µL, SGOT 70 U/L,
SGPT 80 U/L, Bilirubin Total 3 mg/dL, Bilirubin Direk 2,5 mg/dL, Bilirubin Indirek 0.5
mg/dL. Dari pemeriksaan USG abdomen didapatkan pankreas normal dan dilatasi duktus
intrahepatik. Diagnosis yang paling mungkin untuk kasus di atas adalah:
a. Ca caput pankreas d. Cholangio Ca
b. Kolesistitis akut e. Ca ampulla vateri
c. Kolangitis akut

175. Seorang laki-laki 49 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan gatal pada seluruh tubuh sejak
6 bulan yang lalu dan memberat dalam 1 bulan terakhir. Keluhan gatal bersamaan dengan
timbulnya warna kuning pada mata dan kulit. Riwayat kolitis ulseratif 30 tahun yang lalu dan
membaik dengan pengobatan. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda vital dalam batas
normal, sklera ikterik, badan kuning, liver span 14 cm. Hasil laboratorium menunjukkan
bilirubin total 12 mg/dl dengan bilirubin direk 10 mg/dl, ALP 400 mg/dl. USG abdomen
menunjukkan dilatasi duktus intahepatik dan ekstrahepatik dan kolelitiasis multipel.
Pemeriksaan penunjang apakah yang tepat untuk menegakkan diagnosis pada pasien tersebut:
a. ERCP d. EUS
b. MRCP e. HIDA scan
c. Kolangiografi

176. Laki-laki 25 tahun datang dengan keluhan diare sedikit-sedikit namun sering yang dirasakan
sudah 1 tahun, berbau busuk, terutama bila setelah makan tepung. Pasien tidak merasakan
mual atau muntah. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan nyeri perut atau massa pada
daerah perut dan bising usus normal. Pada kulit pasien timbul bercak-bercak kemerahan
disertai pustul-pustul kecil. Pemeriksaan analisis feses tidak didapatkan darah samar, dan
lemak feses 10 g/hari. Pada endoskopi saluran cerna bagian atas dilakukan biopsi daerah
duodenum. Hasilnya didapatkan vili tidak ada, peningkatan jumlah limfosit pada permukaan
intraepitel, kripta hiperplastik. Diagnosis yang paling mungkin:
a. Chron disease d. Intoleransi laktosa
b. Kolitis ulseratif e. Celiac sprue
c. Whipple disease
177. Laki-laki 69 tahun dengan parkinson masuk ke ruang rawat intensif dengan diare, demam
dan hipotensi. Awalnya pasien mengeluh diare 2 hari lalu dan tekanan darah pagi ini
72/44mmHg, laju jantung 130x/menit dan suhu 38.9C. pasien menerima cairan intravena
dan ditransfer ke ruang emergensi. Saat datang, pasien letargi dan respon minimal. Pasien
tetap demam dan hipotensi dengan tekanan darah 78/44mmHg dan laju jantung 122x/menit
setelah masuk 1 liter cairan. Perutnya tegang dan distensi dengan bising usus rendah. Hasil
rontgen abdomen polos menunjukkan udara bebas “thumbprinting” tetapi usus besar dilatasi
sampai 8 cm. Hasil analisa feses positif untuk darah samar. Diagnosis yang paling mungkin:
a. Kolitis pseudomembranosa d. Perforasi usus besar
b. Volvulus e. Peritonitis generalisata
c. Megakolon toksik

178. Seorang wanita 68 tahun dirawat di ICU selama 10 hari dengan PPOK eksaserbasi dan
pneumonia termasuk perawatan pada 6 hari pertama dengan ventilasi mekanik. Pasien baru
menyelesaikan antibiotik moxifloxacin dan glukokortikoid ketika mengalami rasa tidak
nyaman di perut selama 2 hari. Tanda vital : temp 38,2 oC, HR 94x/menit, TD 162/94
mmHg, RR 18x/menit dan SpO2 90%. Pada pemeriksaan, pasien tampak distress sedang.
Pasien tidak menggunakan otot pernafasan tambahan tetapi tampak sesak nafas. Pasien
memiliki wheezing ringan bilateral dengan sirkulasi udara baik. Bunyi jantung terdengar
jauh namun tidak berubah. Pemeriksaan abdomen tampak distensi sedang dengan bunyi
usus lemah. Tidak ditemukan tahanan namun perabaan lembut pada seluruh perut. Pada
catatan medis sebelumnya didapatkan tidak terdapat pergerakan usus selama 72 jam terakhir
dan tidak didapatkan massa pada pemeriksaan colok dubur. Jumlah leukosit meningkat dari
7.100/uL menjadi 38.000/uL dalam 2 hari. Pada foto polos abdomen didapatkan
kemungkinan ileus pada kuadran kanan bawah abdomen. Keadaan ini diobati dengan
Metronidazole 4x750 mg iv selama 3 hari, tetapi belum membaik. Langkah selanjutnya
adalah:
a. Tetap melanjutkan Metronidazole dengan dosis tetap
b. Tetap melanjutkan Metronidazole dengan meningkatkan dosis
c. Mengkombinasi Metronidazole dengan Vancomycin
d. Mengganti Metronidazole dengan Vancomycin
e. Rujuk untuk terapi surgikal

179. Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke IGD dengan keluhan diare berdarah hilang
timbul sejak 3 minggu terakhir. Pemeriksaan fisik hanya menunjukkan konjungtiva pucat
dan ditemukan darah segar pada pemeriksaan rectal touche. Pemeriksaan laboratorium yang
abnormal meliputi kadar Hb 8,7 g/dL, dan albumin serum 2,8 g/L. Pada pasien ini sudah
dilakukan gastroskopi dan kolonoskopi, tetapi belum ditemukan sumber perdarahan yang
signifikan. Pemeriksaan lanjutan apa yang harus dilakukan:
a. Faal koagulasi d. Venografi
b. Enteroscopy e. Aortografi
c. Angiografi

180. Seorang laki-laki berumur 60 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut mendadak
sejak 4 jam sebelumnya, nyeri dirasakan terus menerus dan semakin nyeri, tidak berkurang
dengan istirahat. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan hiperkolesterol dengan terapi yang
tidak teratur. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, nadi 110x/menit, RR
28x/menit, afebris, meteorismus, nyeri tekan kuadran kiri tengah. Bising usus menurun.
EKG: AF moderate. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosis:
a. Foto polos abdomen c. Kolonoskopi
b. CT-Scan abdomen dengan d. Arteriografi mesenterika
kontras e. Laparaskopi diagnostik

181. Komplikasi ekstraintestinal amoebiasis tersering adalah :


a. Abses hati d. Kolesistitis akut
b. Abses otak e. Kolelitiasis akut
c. Abses paru

182. Seorang pasien laki-laki usia 56 tahun, datang ke poli karena dirujuk oleh klinik, dengan
membawa hasil USG abdomen didapatkan gambaran nodul di hepar, tunggal, dengan ukuran
2 cm. Pasien tidak ada keluhan spesifik. Setelah itu dilakukan CT-Scan abdomen dengan
kontras, tetapi hasilnya masih meragukan apakah nodul ini jinak atau ganas. Pemeriksaan
lanjutan apa yang disarankan untuk mendukung diagnosis:
a. USG doppler d. CT-Scan multislice dengan kontras
b. MRI abdomen dengan kontras e. Pemeriksan AFP
c. Biopsi nodul hepar

183. Seorang laki-laki 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan di perut kanan
atas yang makin membesar dalam sebulan disertai nyeri. Pada pemeriksaan fisik tidak ada
kelainan pada tanda vital. Abdomen: hepatomegali dengan permukaan yang berbenjol. Pada
pemeriksaan CT Scan didapatkan massa di lobus kanan hepar multipel, terbesar berukuran
8x10x12 cm menyangat (contrast enhancement), sehingga disimpulkan bahwa benjolan
tersebut adalah karsinoma hati primer. Tidak ditemukan trombosis pada vena porta. Pada
kasus ini tidak boleh dilakukan ablasi radiofrekuensi. Alasan:
a. Ukuran besar (>5 cm) d. Nyeri perut
b. Jumlah nodul multipel e. Usia 50 tahun
c. Tidak ada trombosis vena porta

184. Wanita 44 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 6 bulan yang lalu dan
menghebat pada saat makan, mengeluh dada terasa terbakar. Menghilang ketika minum obat
antasida. Tidak ada riwayat meminum obat penghilang nyeri dan jamu-jamuan. Pemeriksaan
fisik normal kecuali nyeri epigastrium yang difus. Pasien kemudian dilakukan
gastroduodenoskopi dengan hasil ulkus duodenum dan pemeriksaan patologi ditemukan H
pylori.
Terapi untuk pasien ini adalah :
a. Lanzoprazole+Claritromisin+ amoxicillin 21 hari
b. Pantoprazole + amoxicillin 21 hari
c. Metronidazole + amoxicillin 14 hari
d. Omeprazole+sucralfate+antasida+metronidazole 14 hari
e. Omeprazole + metronodazole + claritromicin 7 hari
185. Perempuan 20 tahun datang ke poliklinik dengan membawa hasil lab anti HCV (+) dari PMI
saat pasien hendak mendonorkan darah. Setelah diulang di laborat RS anti HCV tetap (+).
Hasil lab lain termsuk SGOT dan SGPT dalam batas normal.
Pemeriksaan lanjutan yang menjadi prioritas pada pasien adalah :
a. Biopsi hati d. HCV RNA dan genotip
b. IgM anti HCV e. Fibroscan
c. USG Abdomen

186. Seorang lelaki berusia 38 tahun dirujuk ke poliklinik IPD dengan keluhan sering lemas.
Pasien sudah diketahui HbsAg positif selama 6 bulan. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb
13 g/dl; leukosit 5.500/μL;trombosit 200.000/μL; SGOT 35 IU/L; SGPT 25 Iu/L; bilirubin
total 1.2 mg/dL; bilirubin direk 0.6 mg/dL; HBV DNA 10 7 IU/ml; hasil pemeriksaan USG
abdomen dalam batas normal. Berdasarkan data tersebut di atas, diagnosis pada pasien ini
adalah:
a. Hepatitis B akut
b. Hepatitis B acute on chronic
c. Hepatitis B kronik fase immune tolerance
d. Hepatitis B kronik fase immune clearance
e. Hepatitis B kronik fase inactive carrier state

187. Seorang pasien laki-laki 50 tahun dengan HbsAg +, dibawa ke IGD dengan penurunan
kesadaran, disertai ascites. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda penyakit hati
kronis. Pemeriksaan lab didapatkan Hb 10.2 g/L Leukosit 11.000/Ul, trombosit 90.000/Ul,
BUN 30 mg/dl SK 1.8 mg/dl, albumin 2.8 mg/dl, bilirubin total 1.8 mg/dl, SGOT 45 SGPT
40. Tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini adalah:
a. Langsung diberikan tenofovir
b. Langsung diberikan interferon
c. Tunda terapi hingga komplikasi tertangani
d. Tunda terapi sambil menunggu hasil HBV DNA
e. Tidak perlu diterapi

188. Seorang laki-laki ± 20 tahun diantar oleh petugas kepolisian ke UGD setelah ditemukan di
jalan tidak sadarkan diri pemeriksaan fisik KU : sakit berat somnolen, T : 120/80 N : 120
x/m R : 32 x/m dalam S : 36,5°C, lain-lain dalam batas normal Hasil lab menunjukkan : Hb
19,2 Ht 57 L 14.400 Tr 460000 SGOT 23 SGPT 21 ureum 67 kreatinin 1,1 GDS 48 Na 143
K 5,8 Ca 4,72 Mg 2,33 Chlorida 97 AGD pH 6,997 PCO 2 36,2 PO2 113 HCO3 10,4 TCO2
12,3 BE – 29 SaO2 99 Anion Gap 42 urin rutin warna kuning pekat BJ > 1,030 pH 6,7 nitrit
- protein - glukosa - keton +++ urobilinogen < 1 bilirubin - eritrosit - lekosit 1 sel epitel 2
bakteri - kristal - silinder - urin benzodiazepine - coccain - amphetamine - cannabionide -
CT Scan Kepala : tidak ada kelainan.
Penyebab asidosis yang paling mungkin pada pasien ini :
a. Intoksikasi etanol d. Intoksikasi sianida
b. Intoksikasi metanol e. AKI tahap III
c. Diabetik ketoasidosis

189. Seorang lelaki berusia 48tahun, pengidap sirosis hati, datang ke unit gawat darat dengan
keluhan perut membesar dan terasa nyeri sejak 1 hari yang lalu. Keluhan yang sama pernah
dialami sebanyak 3 kali, walaupun pasien sudah makan yang diberikan dokter secara teratur.
Pemeriksaan fisik didapatkan : TD 120/80mmHg; HR 82x/m; sklera ikterik, undulasi dan
edema tungkai. Hb 10gr/dl; leukosit 5200/mm3; trombosit 92.000/mm3; SGPT 112 U/L;
SGOT 98 U/L; bilirubin total 4 mg/dl;bilirubin indirek 3 mg/dl; ureum 70 mg/dl; kreatinin
1,9 mg/dl; albumin serum 2 g/dl; INR 2,5. Hasil analisa cairan asites apa yang diharapkan
bila diduga suatu peritonitis bakterial spontan:
a. PMN < 250 sel
b. Serum albumin ascites gradien > 1.1
c. Serum albumin ascites gradien < 1.1
d. Total protein > 2.5 g
e. Dominan sel MN

ALERGI

190. Seorang laki-laki 35 tahun datang ke polikhnik karena tiba-tiba mengeluh sesak
napas. Lima menit sebelumnya pasien mendapatkan suntikan vaksinasi meningitis
karena akan pergi umrah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis,
sakit berat, TD 110/70 mmHg; frekuensi nadi 110x/menit, reguler, isi cukup, frekuensi
napas 24x/menit, teratur. Paru: vesikuler, tidak ada ronki, wheezing (+/+), stridor
negatif Terdapat urtikaria pada kedua lengan dan badan.
Terapi yang harus segera diberikan pada pasien ini adalah
a. Adrenalin 1:10.000 dosis 1 mg intravena
b. Adrenalin 1: 1.000 dosis 0,4 mg subkutan
c. Adrenalin 1:10.000 dosis 0,4 mg subkutan
d. Adrenalin 1:10.000 dosis 1 mg intramuskular
e. Adrenalin 1: 1.000 dosis 0,3 mg intramuskular

191. Seorang pasien laki-laki 35 tahun, memiliki riwayat atopik dan 2 tahun terakhir timbul
gejala bersin-bersin, hidung meler terutama bila terkena debu atau udara dingin. Pemeriksaan
penunjang apa yang paling tepat untuk mendukung diagnosis:
a. Skin prick test d. Tes provokasi makanan
b. Tes provokasi obat e. Tes intradermal
c. Patch test

192. Seorang pasien wanita 30 tahun, datang ke IGD dengan keluhan kulit kemerahan dan gatal-
gatal setelah makan bakso. Sebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini.
Pemeriksaan standar emas untuk menegakkan diagnosis:
a. Skin prick test d. Oral food challenge test
b. Tes provokasi obat e. Tes intradermal
c. Patch test

193. Seorang wanita 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas berbunyi secara tiba-
tiba sejak setengah jam yang lalu. Pasien tampak lemah, muka serta bibirnya bengkak.
Menurut keluarganya sejak 3 hari yang lalu pasien mengeluh batuk dan pilek, dan baru saja
meminum 1 macam obat dari dokter umumnya. Riwayat alergi obat sebelumnya disangkal.
Pada pemeriksaan fisik pasien kompos mentis, tekanan darah 70/palpasi, nadi 120 kali
permenit isi kurang, pernafasan 30 kali per menit. Mengi didapatkan di seluruh lapangan
paru. Patofisiologi yang mendasari kondisi ini adalah:
a. Hipersensitivitas tipe I
b. Hipersensitivitas tipe II
c. Hipersensitivitas tipe III
d. Hipersensitivitas tipe IVa
e. Hipersensitivitas tipe IVb

194. Pasien laki-laki usia 32 tahun, dengan HIV dan CD4 550, rencana akan bepergian
ke Afrika Tengah, imunisasi yang diperlukan:
a. Meningokokus, yellow fever
b. Pneumokokus, meningokokus
c. Influenza, pneumokokus
d. Influenza, meningokokus, pneumokokus
e. Yellow fever saja

195. Seorang perempuan, berusia 65 tahun datang berobat ke poliklinik. Pasien mempunyai
penyakit PPOK dan sering mengalami eksaserbasi akut, dalam dua bulan terakhir.
Vaksin yang direkomendasikan untuk pasien ini adalah:
a. Vaksin influenza dan pneumonia 1 tahun sekali
b. Vaksin influenza 2 kali setahun dan pneumonia lima tahun sekali
c. Vaksin influenza setahun sekali dan pneumonia lima tahun sekali
d. Vaksin influenza 2 tahun sekali dan pneumonia sekali seumur hidup
e. Vaksin influenza 5 tahun sekali dan pneumonia sekali seumur hidup

196. Pasien laki-laki usia 40 tahun. Pasien merupakan pasien penyakit ginjal kronik yang sudah
menjalani hemodialisis reguler sejak 2 bulan terakhir. Bila akan diberikan vaksin Hepatitis
B, bagaimana cara pemberiannya:
a. 1 dosis pada bulan 1 dan 6
b. 1 dosis pada bulan 1,2, dan 6
c. 2 dosis pada bulan 1 dan 6
d. 2 dosis pada bulan 1,2, dan 6
e. 2 dosis diulang tiap 6 bulan selama 2 kali

197. Seorang pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke poli dengan urtikaria dan angioedema
setelah makan udang. Pasien sudah sering mengalami hal yang sama. Tatalaksana
farmakologis awal paling tepat apa yang diberikan pada pasien ini:
a. Cetirizin
b. Cetirizin dan kortikosteroid oral
c. Difenhidramin
d. Steroid oral
e. Anti IgE

Anda mungkin juga menyukai