Anda di halaman 1dari 18

TROPIK INFEKSI dan semakin lemas 2 minggu terakhir.

Pasien juga sempat menolak minum air


1. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dibawa karena merasa bila terkena air,
keluarganya ke IGD dengan keluhan tenggorokannya seperti tercekat. Belum
penurunan kesadaran sejak1 hari ada pemeriksaan dan terapi apapun
sebelumnya. Pasien mengalami demam 1 diberikan pada pasien ini. Diagnpasienis
minggu disertai nyeri kepala, mual, yang paling mungkin:
muntah, dan sempat kejang sebelum a. Probable rabies
penurunan kesadaran. Pasien bekerja di b. Pasiensible rabies
tempat penampungan hewan liar, dan c. Definite rabies
kakinya sempat digigit anjing liar 2 bulan
yang lalu. Pasien sempat mengeluh d. Suspect rabies
kesemutan pada kakinya yang terluka, e. Belum bisa disimpulkan
Vaksin anjing itu aktif

2. Seorang pria 35 tahun datang dengan keluhan muntah kehitaman sejak 3 jam sebelum dibawa
ke RS. Pasien mengeluh demam sudah 5 hari, tapi tidak dibawa berobat ke dokter karena
menganggap sakitnya akibat kecapaian setelah membersihkan rumah yang dilanda banjir. Pasien
mengeluh mual dan nyeri otot betis, pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu febris, sklera ikterik,
hati dan limpa tak teraba. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 10,2 gr/dl, L 16.000/ul, Tr
80.000/ul, BUN 125, SK 5,6 Na 140 K 4,2. Tatalaksana terapi antibiotika yang paling tepat pada
pasien ini adalah :
a. Ampisilin 750 mg/6 jam (IV)
b. Penisilin G 1,5 juta unit/ 8 jam (IV)
c. Amoksisilin 500 mg/6 jam (IV)
d. Ceftriaxone 1 g/24 jam (IV)
e. Doksisiklin 100 mg/12 jam (PO)

3. Perempuan 30 thn ke poliklinik dengan rencana cek up rutin. Keluhan saat ini tidak ada, riwayat
menderita demam tifoid 1 tahun yang lalu. Hasil analisa feses 1 minggu yang lalu ditemukan
Salmonella feses. Pasien sudah pernah dilakukan tindakan Kolesistektomi 1 bulan yang lalu.
Pengobatan pada pasien ini adalah :
a. Ampicillin d. Ciprofloxacin
b. Prazikuantel e. Trimetropin sulfametoksazole
c. Amoxicillin

4. Wanita, umur 45 tahun MRS dengan keluhan demam, menggigil dan berkeringat. Riwayat
sebelumnya pernah tinggal di daerah endemik malaria 3 tahun sebelumnya dan pernah menderita
malaria jenis vivax. Selama di Makassar pasien tidak pernah lagi mengalami gejala yang sama, maka
perjalanan klinis malaria pada pasien ini disebut :
a. Serangan primer d. Rekurens
b. Periode laten e. Relaps
c. Rekrudesensi

5. Seorang wanita 35 tahun datang dengan keluhan kaki kiri bengkak dan nyeri disertai pembesaran
yang nyeri pada kelenjar getah bening di daerah pelipatan paha kiri. Pasien juga mengeluh demam,
mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Dari pemeriksaan darah, didapatkan bentukan mikrofilaria.
Tatalaksana farmakologi yang paling tepat adalah:
a. Dietilcarbamazine (DEC) d. Praziquantel
b. Ivermectin e. Pyrantel pamoat
c. Mebendazole

6. Seorang perempuan usia 40 tahun, ditemukan tidak sadar di rumah oleh tetangganya. Pasien selama
ini tinggal sendiri, tidak ada yang tahu riwayatnya. Saat ini pasien demam, dehidrasi, dan syok.
Pemeriksaan penunjang lanjutan yang paling tepat dilakukan dalam 3 jam adalah:
a. Kultur darah d. CRP
b. Prokalsitonin e. Foto thoraks
c. Analisis gas darah

7. Seorang pria 25 tahun asal Papua masuk rumah sakit karena demam yang dialami sejak 3 hari, dari
hasil pemeriksaan didapatkan TD 110/70, N 100x/mnt, S 39,9 oC, P 20 x/mnt, ikterus,
hepatpasienplenomegali. Laboratorium Hb 10 gr/dl, leukpasienit 4.500 /mm 3, trombpasienit
60.000/mm3, didapatkan parasit malaria pada tetes tebal dan tipis. Dari hasil anamnesis di dapatkan
pasien sudah sering menderita malaria selama tinggal di Papua dan terakhir menderita malaria sejak 6
bulan yang lalu dan pasien baru tiba dari Papua sejak 5 hari yang lalu dan belum pernah minum obat
malaria selama demam saat ini. Dalam perawatan hari ke 4 di RS pasien mengalami penurunan
kesadaran dan didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium GDS 60 mg/dl, ureum 146 mg%, kreatinin
2,7 mg%, bilirubin total 7 mg%, bilirubin direk 3 mg%, , BAK berwarna kehitaman, dan parasit count
3978 parasit/200 leukpasienit. Patofisiologi yang mendasari BAK kehitaman pada kondisi ini:
a. Trombpasienitopenia d. Reaksi inflamasi dari endotoksin parasit
b. Defisiensi G6PD e. Efek samping obat anti malaria
c. Hemolisis intravaskular

8. Seorang perempuan usia 32 tahun dikonsulkan dari bagian kebidanan ke poli penyakit dalam
dengan hamil 10 minggu dan anti HIV (+). Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Tidak
ditemukan adanya infeksi oportunistik. Tatalaksana selanjutnya yang tepat adalah:
a. Pemeriksaan CD4
b. Pemeriksaan viral load
c. Tidak boleh diterapi ARV
tanpa diagnpasienis definitif
d. Dapat langsung diterapi ARV
(FDC)
e. Terminasi kehamilan
9. Seorang wanita 40 tahun datang di tempat praktek anda meminta obat pencegah malaria, karena wanita
tersebut akan berangkat ke Papua minggu depan. Obat yang akan anda berikan berserta cara pemberian
adalah :
a. Proguanil 200 mg/hari, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah
kembali
b. Doksisiklin 100 mg/hari, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah
kembali
c. Kloroquin 2 tablet/minggu, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah
kembali
d. Mefloquin 250 mg/minggu, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah
kembali
e. Primaquin 0.5 mg/kgBB/hari, diminum 1 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah
kembali

10. Seorang perempuan usia 32 tahun datang ke UGD dengan keluhan Demam yang didahului menggigil.
Pasien mengaku baru kembali setelah perjalanan ke daerah endemis malaria. Pasien sedang hamil 3
bulan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ikterik (bilirubin 2,5 mg/dl) hepatpasienplenomegali, Hb 6
mg/dl leukpasienit 15000/ul, dan trombpasienit 100.000/ul. Pilihan yang tepat untuk pasien ini dengan
kondisi yang dialaminya :
a. Kina selama 7 hari
b. Kina dan primakuin. selama 7 hari
c. Kina dan clindamycin selama 7 hari
d. ACT dan doksisiklin
e. ACT selama 3 hari dan clindamycin

11. Seorang laki-laki usia 50 tahun menjalani operasi laparotomi akibat ruptur lien karena kecelakaan. 3
hari kemudian, pasien demam tinggi, kemerahan di bekas luka operasi, dan keluar pus. Mikroorganisme
terbanyak apa yang dapat ditemukan pada kondisi seperti ini:
a. Gram ppasienitif dan gram d. Gram ppasienitif, negatif,
negatif jamur
b. Gram negatif dan anaerob e.Gram ppasienitif, negatif, dan anaerob
c. Gram ppasienitif dan anaerob

12. Seorang pasien wanita 30 tahun, bekerja sebagai pelayan rumah makan,memiliki keluhan sesak nafas
yang semakin memberat selama 2 minggu, batuk kering, demam, dan penurunan berat badan. Pasien
memiliki suami yang pernah menjadi pengguna narkoba suntik. Pasien menyangkal pernah menggunakan
narkoba suntik dan berkata bahwa suaminya sudah ‘bersih’ sejak satu tahun lalu. Pasien tidak tahu status
HIV suaminya. Pasien tidak merokok, tidak minum minuman keras, dan tidak pernah melakukan seks
berganti-ganti pasangan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80
x/menit, RR 28 x/menit, suhu 38,5 0C. Didapatkan oral trush; pada pemeriksaa leher teraba kelenjar getah
bening, tidak nyeri di daerah servikal ppasienterior, pada jantung heart rate reguler dengan bising sistolik
grade 1/6 di daerah apex. Pada paru didapatkan ronki terutama di daerah basal kiri paru. Teraba hepar 4
cm di bawah arcus cpasientae kanan, dan teraba lien schuffner 1. Pada ekstremitas tidak didapatkan
clubbing atau edema. Hasil laboratorium menunjukkan leukpasienit 3200/mmk, dengan 80%
limfpasienit; Hb 9,8 g%; trombpasienit 110000/mmk; SGOT 100 U/L; SGPT 89 U/L; tes HIV reaktif;
CD4 55 sel/mmk. Rontgen paru menunjukkan infiltrat nodular difus. Hasil CT-Scan paru sebagai
berikut :
Diagnpasienis yang paling mungkin adalah :
a. Infeksi Pneumocystis diseminata interstisial
b. Infeksi Histoplasma diseminata
c. Limfoma
d. Mycobacterium tuberculpasienis diseminata
e. Koksidioidomikpasienis diseminata

13. Seorang laki-laki berumur 50 tahun, datang ke poli dengan keluhan nyeri pada penisnya karena ada
luka kecil-kecil banyak yang berkelompok, nyeri, awalnya mengandung pus. Pasien bekerja sebagai sopir
truk dan belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Berikut ini gambar lukanya:

Penyebab yang paling mungkin adalah:


a. Haemophilus ducreyi d. Chlamydia trachomatis
b. Treponema pallidum e. Candida albicans
c. Herpes simplex

14. Seorang laki-laki 27 tahun dibawa ke IGD karena demam, sakit kepala berat, kaku kuduk dan
fotofobia. Tidak ada riwayat jatuh, trauma dan kejang sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
papil edema, kaku kuduk, dan kelemahan anggota gerak kanan. Pasien diduga menderita meningitis. Hasil
pungsi lumbal menunjukkan jumlah sel 3000 sel/ml, dominan PMN 85%, glukpasiena 20 mg/dl.
Antibiotik empiris yang dapat diberikan pada pasien ini adalah:
a. Obat anti tuberculpasienis d. Ceftriaxone + vancomycin (MRSA)
b. Ceftriaxone + gentamycine e. Amfoterisin B + fluconazole
c. Ceftazidim + levofloxacin (criptococcous)

15. Seorang laki-laki 40 tahun datang kc poliklinik dengan keluhan demam sejak 8 hari yang lalu, timbul
kuning pada mata, buang air kecil berwarna kecoklatan. Diketahui baru-baru ini rumah pasien tergenang
banjir. Pasien memiliki riwayat alergi amoksisilin. Pada perneriksaan fisik didapatkan keadaan umum
berat, TD 90/60 mmHg. frekuensi nadi 112 x/menit; frekuensi napas 28 x/menit; suhu 38,5°C. Hasil
laboratorium: hemoglobin 8,9 g/dL; leukpasienit 22.000/µL: trombpasienit 40.000/µL. Ureum
180mg/dL; kreatinin 4,5 mg/dL. Bilirubin total 6,5 mg/dL. bilirubin direk 4,5 mg/di.; SGOT 540 U/L;
SGPT 650 U/L. Pemeriksaan penunjang apa yang dapat membantu menegakkan diagnpasienis pasien ini:
a. Kultur darah leptpasienpira
b. Kultur urin leptpasienpira
c. IgM Leptpasienpira
d. IgG Leptpasienpira
e. Pemeriksaan mikrpasienkop
16. Seorang pengacara usia 50 tahun datang ke praktek saudara untuk melakukan
pemeriksaan HIV. 1 bulan sebelumnya, pasien baru pulang dari Thailand dan telah
melakukan hubungan seksual dengan PSK. Pasien pernah memeriksakan darah 2 minggu
sebelumnya dan dikatakan hasil negatif. Pasien masih ragu dengan hasil tersebut dan ingin
melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan lanjutan apa yang anda sarankan:
a. HIV Rapid test
b. HIV RNA
c. CD4 kuantitatif
d. Eliza dan westernblot
e. Kultur HIV

17. Seorang perempuan 32 tahun dengan riwayat pernah menggunakan narkoba, mengalami
kejang kemudian tidak sadar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kaku kuduk negatif dan
refleks patologis ppasienitif. Pada pemeriksaan HIV didapatkan reaktif; hitung CD 4
sel/mm3; toksoplasma IgG (+); IgM (-); Interferon Gamma Released Assay (IGRA) negatif;
pemeriksaan CT scan otak didapatkan multiple nodul dengan penyengatan pada pemberian
kontras. Patofisiologi penurunan jumlah CD4 pada infeksi HIV adalah:
a. Reaksi apoptpasienis dari sel CD4 karena sitokin inflamasi
b. Reaksi inflamasi kronis CD4 dalam melawan virus HIV
c. Penekanan produksi CD4 di sumsum tulang oleh karena virus HIV
d. Penurunan relatif jumlah CD4 karena peningkatan jumlah CD8
e. Efek sitopatik HIV pada sel CD4

18. Seorang pria 29 tahun datang ke dokter karena demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri otot
terutama di punggung bawah dan paha. gejalanya dimulai tibatiba 2 hari yang lalu. Dia
kembali dari liburan dua minggu di Kosta Rika 6 hari yang lalu, dan tidak menerima
vaksinasi sebelum perjalanan. Selama perjalanannya, dia makan makanan lokal, minum
alkohol, mengunjungi pantai, dan berpartisipasi dalam 4-hari perjalanan arung jeram. Dia
menyangkal adanya kontak dengan orang-orang yang diduga sakit dan tidak ada kontak
langsung dengan hewan. Dia tidak memiliki riwayat medis masa lalu mengensi penyakit
apapun. Suhu badannya 39,4 C (103 F), tekanan darah 120/70 mm Hg, denyut nadi 90 /
menit, dan respirasi 14 / menit. Kesadaran baik. Kulitnya hangat dan memerah, tetapi tidak
ditemukan ruam. Mata terlihat kemerahan konjungtiva bilateral. Tidak ada limfadenopati.
Perut supel tidak ada defans muskular. Tepi hati teraba 2 cm di bawah batas kosta. Tidak ada
rebound pain. Pemeriksaan lainnya dalam batas normal. Hasil laboratorium adalah sebagai
berikut:
hitung darah lengkap: Hemoglobin 11 g / dL Trombosit 160.000 / uL jumlah leukosit 11.400
sel / uL Jumlah protein 5,5 g / dL Albumin 3,4 g / dL Bilirubin Total 2,3 mg / dL Alkali
fosfatase 120U / L Aspartat aminotransferase (SGOT) 143 U / L SGPT (SGPT) 100 U / L
Serum creatine phosphokinase 340 U / L
Urinalisis menunjukkan 10-20 WBC / hpf dan 2 + proteinuria. Manakah dari berikut ini
adalah penyebab paling mungkin dari penyakit ini pasien?
A. Hepatitis alkoholik
B. Demam B Dengue
C. Ehrlichiosis
D. Hepatitis A Infeksi
E. Leptospirosis Weil’s Disease

19. Seorang pria 30-tahun yang sebelumnya sebelumnya sehat, saat ini menjalani
pemeriksaan karena keluhan riwayat demam sejak 2 hari, menggigil, mialgia, mual, dan sakit
kepala. Sepuluh hari yang lalu dia melakukan olahraga air pada saat hujan pada sungai yang
arusnya memgalir di sepanjang peternakan babi. Dari pemeriksaan fisik, pasien tampak cukup
sakit. Suhu badannya 38,8 ° C. Tampak Minimal ikterus scleral. Urinalisis menunjukkan
proteinuria (1), leukosit 35 per bidang daya tinggi, dan beberapa cast granular. Hasil uji
laboratorium adalah sebagai berikut: Hemoglobin 14,2 g / dL kreatinin serum, 1,8 mg / dL
Aspartat aminotransferase, 95 U / mL SGPT, 72 U / mL Serum bilirubin total, 3.8mg / dL
Serum creatine kinase, 740 U / L Manakah dari berikut ini adalah diagnosis yang paling
mungkin?
a. brucellosis
b. salmonellosis
c. leptospirosis
d. infeksi bakteri Aeromonas hydrophila
e. hepatitis A

20. Manakah pernyataan dari berikut yang tidak benar mengenai terapi antibiotik untuk
leptospirosis?
a. Antibiotik akan mengurangi durasi leptospiruria.
b. Doxycycline adalah obat pilihan untuk penyakit yang berat.
c. Ceftriaxone seefektif penisilin.
d. Terapi harus dimulai sedini mungkin.
e. Reaksi Jarisch-Herxheimer telah dilaporkan dengan penisilin

21. Seorang laki-laki usia 18 tahun datang ke dokter dengan keluhan demam sejak 4 hari yang
lalu disertai sakit kepala dan nyeri otot. Kondisi saat datang Kesadaran CM, TD 110/80 Nadi
100x/mnt RR 20x/mnt dan suhu 38C. Pemeriksaan uji torniket (+). Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 14 mg/dL, Hct 45%, Leu 4200 Trombosit 90.000. Pernyataan di
bawah ini yang tidak sesuai mengenai patofisiologi terjadinya trombositopenia pada pasien
tersebut adalah:
a) Terjadi supresi sumsum tulang
b) Destruksi trombosit melalui pengikatan fragmen C3g
c) Pemendekan masa hidup trombosit
d) Turunnya kadar trombopoietin pada darah
e) Gambaran sumsum tulang pada fase awal infeksi menunjukkan keadaan hiposeluler
dan supresi megakariosit

22. Seorang perempuan usia 27 tahun datang ke IRD dengan keluhan demam sejak 5 hari
yang lalu disertai nyeri kepala, nyeri di belakang mata dan nyeri-nyeri sendi. Saat ini pasien
juga mengeluh mual dan muntah. 2 hari sebelumnya pasien sudah periksa ke dokter dan sudah
cek lab dengan hasil: Hb 11 mg/dL, Hct 34%, Leu 3800, Plt 140.000. Saat di IRD kondisi
pasien Kesadaran CM dengan TD 100/70 mmHg, Nadi 100x/mnt, RR 22x/mnt dan suhu 37C
dan diperiksakan lab kembali dengan hasil sbb: Hb 14 mg/dL, Hct 42%, Leu 3600, Plt
80.000. Tatalaksana cairan awal yang tepat untuk pasien tersebut adalah:
a) Mulai cairan koloid iv 1-3 ml/kg/jam
b) Mulai cairan kristaloid iv 10-20 ml/kg/jam
c) Mulai cairan kristalod iv 6-7 ml/kg/jam
c) Mulai cairan koloid iv 6-7 ml/kg/jam
d) Mulai cairan koloid iv 10-2- ml/kg/jam

23. Seorang laki-laki usia 40 tahun datang ke dokter dengan keluhan demam sejak 2 hari yang
lalu disertai sakit kepala, nyeri sendi dan nyeri otot. Kondisi saat datang GCS 456 TD 120/80
Nadi 100x/mnt RR 22x/mnt dan suhu 38C. Pemeriksaan uji torniket (-). Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 12 mg/dL, Hct 38%, Leu 4000 Trombosit 110.000. Pemeriksaan
serologis apa yang dapat menegakkan diagnosa pasien tersebut?
a. IgM anti dengue (+)
b. IgG anti dengue (+)
c. Reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) (+)
d. Isolasi virus dengue (+)
e. NS1 (+)

24. Seorang laki-laki 17 tahun yang dirawat di unit perawatan intensif dengan demam, sakit
kuning, gagal ginjal, dan gagal napas. Sepuluh hari yang lalu ia mengikuti bakti sosial di
lingkungan sekolahnya. Dua temannya juga mengalami flu, sakit kepala, demam, mialgia, dan
mual yang sudah mulai membaik. Ia juga mengalami hal yang sama namun kemudian
betambah parah dan menjadi kuning dan sesak napas. Pemeriksaan fisik TD 95/65, nadi
110x/menit, suhu 38,4°C, laju pernapasan dari 26/menit, dan saturasi oksigen dari 92%
dengan O2 masker. Ikterus (+) dan didapatkan suffusion konjungtiva bilateral. CXR
menunjukkan infiltrat difus bilateral. Laboratorium didapatkan kreatinin 2,5 mg / dL,
bilirubin total 12,3 mg/dL, dan SGPT/ SGPT/ PPT/ aPTT yang normal. Manakah dari
antibiotik berikut harus dimasukkan dalam terapinya?
A. Cefipime
B. Ciprofloxacin
C. Clindamycin
D. Penicillin
E. Vancomycin

25. Seorang laki-laki 46 tahun dibawa ke ruang gawat darurat karena kuning dan batuk darah.
Ia merupakan asisten peneliti di laboratorium hewan. Ia mengaku terdapat luka yang cukup
dalam di tangannya saat melakukan operasi kecil pada tikus sekitar 14 hari sebelumnya.
Demam dirasakan mulai 9 hari sebelumya, disetai menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan
mual. Ia juga merada matanya merah. Saat itu ia berfikir bahwa dia mengalami flu biasa, dan
beristirahat di rumah, dan mulai merasa lebih baik. Namun 3 hari yang lalu gejala kembali
muncul dan bahkan sakit kepala semakin berat dan badannya menjadi kuning. Pada evaluasi
awal pasien sadar, tekanan darah 156/89 mmHg, nadi 105 x/menit, perafasan 24x/menir dan
suhu 38,6°C. Pemeriksaan fisik didapatkan ikterus dan hepatomegali. Laboratorium didaptkan
BUN 64 mg/dl, kreatinin 3,6 mg/dl, bilirubin total 6,4 mg/dl, bilirubin direct 5,9 mg/dl,
SGOT 84 IU, SGPT 103 IU, alkaline phosphatase 384, sel darah putih 11.000, hematokrit
33%, dan trombosit 142.000, faal hemastasis dalam batas normal. Foto thorak dada
menunjukkan flamelike difus infiltrat konsisten dengan perdarahan paru. Apa kemungkinan
diagnosis?
A. Acute interstitial pneumonitis
B. Acute myeloid leukemia
C. Polyarteritis nodosum
D. Rat bite fever (Streptobacillus moniliformis infection)
E. Weil’s syndrome (Leptospira interrogans infection)

26. Leptospira masuk kedalam tubuh melalui:


a. Kulit atau selaput lendir
b. Droplet dari udara
c. Hubungan sex
d. Jarum suntik
e. Air liur hewan

27. Seorang mahasiswa 21 tahun dirawat di rumah sakit dengan meningitis. Hasil kultur
cairan serebrospinal menunjukkan Nesseria meningitides. Pasien tinggal di asrama mahasiswa
dengan beberapa orang teman yang lainnya. Manakah dari berikut ini dianjurkan bagi
temannya yang tinggal dekat dengan pasien?
A. Kultur darah dan menawarkan profilaksis untuk orang-orang dengan hasil kultur positif
B. Profilaksis dengan ceftriaxone
C. Profilaksis dengan rifampisin
D. Vaksinasi
E. Tidak memerlukan terapi atau tindakan khusus

28. Seorang laki-laki 27 tahun dibawa ke IGD karena demam, sakit kepala berat, kaku kuduk
dan fotofobia. Tidak ada riwayat jatuh, trauma dan kejang sebelumnya. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan papil edema, kaku kuduk, dan kelemahan anggota gerak kanan. Dokter jaga
IGD menduga ke arah menigitis. Manajemen penanganan berikutnya yang tepat pada pasien
ini adalah:
A. Terapi antibiotik empiris
B. CT Scan Kepala
C. Kultur darah dan terapi antibiotik empiris
D. Kultur darah
E. Lumbal punksi

29. Bakteria penyebab meningitis yang paling umum pada pasien yang menjalani prosedur
invasif seperti operasi neuro-surgery adalah:
f. Streptococus pneumonia
g. Haemofilus Influenza
h. Stafilococus aureus
i. Neisseria meningititis
j. Listeria monocitosis

30. Seorang laki-laki 36 tahun ini mengeluh nyeri perut hebat disertai muntah, didiagnosa
sebagai pankreatitis akut. Ia dipindahkan ke ICU pada hari berikutnya karena kondisi
hemodinamik yang tidak stabil, dimana terdapat hipoksia dan tekanan darahnya turun menjadi
70/50 mmHg. Satu mingu setelah perawatan di ICU, pasien mengalami ventilator-associated
pneumonia. Antibiotik yang sesuai untuk pasien ini adalah: ACINOBACTER
a. Linezolid
b. Aminoglikosid
c. Levofloxazin
d. Ceftazidim PSEUDOMONAS
e. Piperazilin tazobactam

31. Pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih pada pasien yang dirawat dirumah sakit
yaitu:
a. Pemberian anti-biotik empiris
b. Edukasi petugas rumah sakit dalam mengelola kateter urin
c. Penggantian kateter setiap 1 minggu
d. Kultur urin setelah 3 hari perawatan
e. Pemasanga kateter dilakukan di ruangan steril

32. Seorang wanita 78 tahun dirawat di rumah sakit 2 minggu yang lalu dengan keluhan sesak
nafas, batuk dan panas badan. Pasien didiagnosa dengan pneumonia acquired community dan
mendapat terapi levofloxacin IV. Meskipun sudah mendapat antibiotik selama 7 hari,
kondisinya memburuk dan memerlukan pemasangan intubasi dan ventilasi mekanis. Selama
di ICU, antibiotiknya diubah ke piperacillin, tazobactam, dan cefuroxime. Kondisi klinis
membaik secara klinis, pasien diekstubasi dan dipindah ke ruangan. Tiga hari setelah di
transfer ke ruang rawat medis, pasien mengalami diare, tidak berdarah, berbau busuk, terjadi
6-8 kali per hari. Pasien tidak demam, jumlah sel darah putihnya menngkat menjadi 14.000.
Pada kasus diatas, penyebab diare yang paling mungkin adalah:
a. Salmonela
b. E. Coli
c. Clostridum difficile
d. E. Histolitica
e. Campylobacter

33. Manakah mekanisme yang paling tepat dalam patogenesis leptospirosis :


a. Leptospira tidak dapat menembus ke dalam cairan serebro spinalis
b. Organ-organ yang sering diserang leptospira adalah mata, ginjal, hati
c. Pada fase leptospiremia, leptospira melepaskan toksin sehingga terjadi
kerusakan organ
d. Gangguan fungsi organ timbul seiring terjadinya kerusakan secara histologik
e. Leptospira memasuki SSP pada fase imun

34. Seorang pria 35 tahun datang dengan keluhan muntah kehitaman sejak 3 jam sebelum
dibawa ke RS. Pasien mengeluh demam sudah 5 hari, tapi tidak dibawa berobat ke dokter
karena menganggap sakitnya akibat kecapaian setelah membersihkan rumah yang dilanda
banjir. Pasien mengeluh mual dan nyeri otot betis, pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu
febris, sklera ikterik, hati dan limpa tak teraba. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 10,2 gr/dl,
L 16.000/ul, Tr 80.000/ul, BUN 125, SK 5,6 Na 140 K 4,2. Tatalaksana terapi antibiotika
yang paling tepat pada pasien ini adalah :
a. Ampisilin 4x750 mg atau Amoksisilin 4x 500 mg
b. Penisilin G 1,5 juta unit/ 8 jam (IV) atau Ampisilin 1 gram/6 jam (IV)
c. Amoksisilin 4x500 mg atau Ampisilin 1 gram/6 jam (IV)
d. Ampisilin 1 gram/6 jam (IV) atau Penisilin G 1,5 juta unit/6 jam (IV)
e. Penisilin G 1 juta unit/6 jam (IV) atau Ampisilin 1,5 gram/6 j

35. Diagnosis pasti yang paling tepat penyakit tersebut diatas dapat dilakukan dengan :
a. Kultur darah dan urin pada awal gejala dan serologi
b. Kultur darah atau CCS segera pada awal gejala, kultur urin setelah 1-2 minggu
onset sakit dan serologi
c. Kultur darah pada awal gejala dan mikroskop lapangan gelap
d. Kultur darah setelah 2-4 minggu onset sakit dan mikroskop lapangan gelap
e. Kultur darah segera pada awal gejala, kultur urin 2-4 minggu setelah onset
sakit dan serologi

36. Respons imun yang diketahui berperan dalam patogenesis DBD adalah…
a. respons humoral berperan dalam proses netralisasi virus, sitolisis dan sitotoksisitas
yang dimediasi antibodi
b. antibodi terhadap virus dengue berperan dalam mempercepat replikasi virus pada
limfosit
c. limfosit T- sitotoksik (CD8) saja yang berperan dalam respon imun selular terhadap
virus dengue.
d. monosit dan makrofag berperan dalam fagositosis virus dengan opsonisasi
antibodi.
e. aktivasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan terbentuknya C4a dan C5a.
37. Seorang pria 23 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam mendadak tinggi sejak 2
hari, mual, nyeri kepala, disertai bintik kemerahan ada kulit yang tidak gatal. Kesadaran
kompos mentis, TD 110/60, nadi 88, nafas 18, suhu 37,9. Terdapat ptekie pada kedua tungkai
bawah, terdapat nyeri tekan pada epigastrium. Pemeriksaan fisik lain tidak ada kelainan. Lab
didapatkan Hb 12g/dl, leukosit 5000/μL, Hct 40%, trombosit 150.000/μL. Tindakan yang
segera dilakukan adalah…
a. lengkapi lab IgG & IgM anti dengue segera untuk menegakkan diagnosis
b. pasien dipulangkan, kontrol 2 hari lagi
c. pasien dipulangkan, observasi darah lengkap/hari poliklinis
d. segera pasang infus, rawat inap, cek darah lengkap setiap hari
e. segera pasang infus, rawat inap, segera cek NS-1

38. Seorang wanita 18 tahun, berat badan 60kg datang ke UGD dengan keluhan penurunan
kesadaran disertai demam mendadak tinggi sejak 5 hari lalu, demam perlahan turun pagi ini.
Pasien sebelumnya mual, muntah, disertai mimisan sejak semalam. GCS 345, TD 70/palpasi,
nadi 110, nafas 22, suhu 37,5. Lab didapatkan Hb 15g/dl, leukosit 3000/μL, Hct 47%,
trombosit 50.000/μL. Tindakan yang segera dilakukan adalah…
a. Segera resusitasi dengan kristaloid 500cc dalam 30 menit, bila tetap shock naikkan
menjadi 1L dalam 30 menit
b. Segera resusitasi dengan kristaloid 1L dalam 30 menit, bila tetap shock naikkan menjadi
1,5L dalam 30 menit
c. Segera resusitasi dengan kombinasi kristaloid dan koloid, bila shock teratasi cairan
rumatan kristaloid diberikan 2300ml/ hari sampai 48jam kemudian
d. Segera transfusi trombosit dan pertimbangkan transfusi darah segar
e. Segera pasang PVC, pertimbangkan pemberian vasopresor

39. Seorang wanita 30 tahun datang dengan keadaan tidak sadar 1 hari sebelum tiba di RS
Jayapura Irian Jaya. Sebelumnya pasien hanya mengeluh nyeri kepala dan panas ringan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan GCS 7, TD 110/70 N 102 RR 26, temp 38,4 oC, jantung
normal, pada parudijumpai rhonki pada kedua apeks paru. Hepar teraba 2cm dibawah arkus
kosta dengan limpa teraba 8cm dibawah kosta. Hasil lab: Hb 12,3 gr%, leu 7600/mm3,
trombo 110.000/mm3, tetes tebal : falsiparum + (gamet). GDA 105 mg%, Ureum 70 mg%,
kreatinin 2,2 mg%, Kalium 3,7 meq/L, pH 7,23 HCO3 18,8 meq/L, pO2 80 mmHg, pCO2 37
mmHg, BE -2,9 meq/L. Pilihan jawaban yang benar dari pernyataan dibawah ini:
a. Pada penderita ini gangguan kesadaran dapat disebabkan karena peningkatan tekanan intra
kranial
b. Pada penderita dari daerah holo/hiperendemik parasetimianya dapat rendah
c. Adanya falsiparum gamet memastikan diagnosis malaria
d. Untuk memastikan diagnosis malaria perlu pemeriksaan punksi lumbal
e. CT Scan atau MRI penting untuk menentukan diagnosis

40. Seorang lelaki berusia 28 tahun yang berdomisili di Surabaya, dirawat dengan keluhan
demam sejak 7 hari sebelum masuk RS. Pada anamnesis didapatkan riwayat perjalanan ke
daerah endemis malaria. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis,
TD 100/60 mmHg, nadi 110 x/menit, frekuensi nafas 28 x/menit, suhu 39,2 oC, konjungtiva
pucat, sklera ikterik, hepar teraba 2 jari di bawah arkus kosta, permukaan rata, tepi tajam, dan
nyeri. Pemeriksaan fisik lain dalan batas normal. Pada pemeriksaan lab didapatkan Hb 6,8
g/dL, leukosit 9800/µL, trombosit 80.000/µL. GDA 70 mg/dL, ureum 60 g/dL, kreatinin 6,7
mg/dL, SGOT 130 U/L, SGPT 260 U/L. hitung jumlah parasit 1% sel darah merah terinfeksi.
Hasil pemeriksaan penunjang yang mendukung malaria berat pada pasien ini adalah:
f. Hitung jumlah parasit dan SGOT/SGPT
g. Hitung jumlah parasit dan Hb
h. Kreatinin dan trombosit
i. Kreatinin dan Hb
j. GDA dan SGOT/SGPT

41. Seorang wanita 30 tahun dibawa oleh keluarganya ke IGD dengan penurunan kesadaran
sejak 8 jam sebelum masuk RS. Sebelumnya pasien mengalami demam tinggi yang naik turun
sejak 5 hari yang lalu, disertai dengan muntah dan nyeri kepala. Ada riwayat perjalanan ke
Ende 1 minggu sebelumnya. Pasien sedang hamil anak pertama dengan usia kehamilan saat
ini 9 minggu. Pasien dinyatakan menderita malaria serebral. Pilihan terapi yang paling tepat
untuk kasus ini adalah:
f. Kina drip 500 mg dalam Dekstrosa 5% drip cepat dalam 4 jam selanjutnya diberikan dalam
tiap 8 jam
g. Artesunat injeksi intravena dengan dosis 2,4 mg/kgBB yang diberikan pada jam ke 0, 12,
24
dan seterusnya tiap 12 jam
h. Artesunat injeksi intravena dengan dosis 2,4 mg/kgBB yang diberikan pada jam ke 0,
12, 24
dan seterusnya tiap 24 jam
i. Artemisin-based combination therapy
j. Kombinasi klindamisin dan kina drip 500 mg dalam Dekstrosa 5% drip cepat dalam 4 jam
selanjutnya diberikan dalam tiap 8 jam

42. Seorang wanita, 23 tahun dibawa ke RS dengan keluhan badan yang lemah dan tampak
pucat. Pasien mengeluh panas badan kurang lebih 1 bulan ini. Dari pemeriksaan fisik, TD
100/60, nadi 112 x/mnt, RR 20 x/mnt, suhu aksiler 38,7oC, konjungtiva tampak anemis, tidak
ada pembesaran KGB di regio coli. Pemeriksaan thoraks dalam batas normal. Dari
pemeriksaan abdomen, tidak didapatkan adanya pembesaran hepar dan lien. Pada ekstremitas,
tampak gambaran echymosis di ekstremitas inferior. Hasil laboratorium didapatkan Hb 5,3
g/dL, leukosit 1580/mm3, ANC 474, trombosit 38.000/mm3. Hasil kultur darah dan urine
pada pemeriksaan hari pertama MRS didapatkan steril. Indikasi pemberian terapi anti jamur
pada pasien ini adalah:
a. Pasien perlu diberikan terapi anti jamur profilaksis karena pasien dalam kondisi
netropenia
b. Pasien perlu mendapatkan terapi anti jamur sebagai terapi pre-emptive karena akan
mendapatkan terapi steroid
c. Pasien tidak perlu mendapatkan terapi anti jamur karena hasil kultur darah dan urine
steril
d. Pasien perlu diberikan terapi anti jamur definitive karena didapatkan febril
neutropenia
e. Pasien perlu mendapatkan anti jamur golongan –azol sebagai terapi anti jamur empirik

43. Seorang pria, 23 tahun dibawa ke RS karena mimisan yang terus menerus selama 2 jam
ini. Pasien juga mengeluh badan terasa lemah dan sumer kurang lebih 1 bulan ini. Dari
pemeriksaan fisik, TD 110/60, nadi 102 x/mnt, RR 20 x/mnt, suhu aksiler 38,3oC,
konjungtiva tampak anemis, tidak ada pembesaran KGB di regio coli. Pemeriksaan thoraks
dalam batas normal. Dari pemeriksaan abdomen, tidak didapatkan adanya pembesaran hepar
dan lien. Pada ekstremitas, tampak gambaran petechiae di ekstremitas inferior. Hasil
laboratorium didapatkan Hb 6,9 g/dL, leukosit 2300/mm3, ANC 480, trombosit 42.000/mm3.
Antibiotika empiris yang direkomendasikan pada kondisi pasien ini adalah:
a. Cotrimoxazole
b. Linezolide
c. Amoxicillin-asam clavulanat
d. Meropenem
e. Ampicillin-sulbactam

44. Seorang laki-laki, 56 tahun dengan riwayat hipertensi dan merokok dirujuk untuk
perawatan di ICU dengan bantuan ventilator mekanik karena sesak yang memberat dalam 1
hari terakhir. Sebelumnya pasien telah dirawat di RS swasta dengan menderita panas selama 7
hari dan telah diberi antibiotik broad spectrum. 2 hari terakhir sebelum dirujuk, pasien sering
batuk tapi tidak mengeluarkan dahak. Pada gambaran foto rontgen sebelumnya saat di RS
swasta didapatkan gambaran cor dan pulmo dalam batas normal, namun saat ini ditemukan
infiltrat baru di paru. Antibiotik yang direkomendasikan untuk diberikan pada pasien ini
sebagai terapi empiris adalah:
a. Ciprofloxacin
b. Ceftriaxon + levofloxacin
c. Ampicillin/Sulbactam
d. Ceftazidim
e. Ertapenem

45. Seorang wanita 48 tahun yang bepergian ke Kalimantan dengan sekelompok bantuan
kemanusiaan. Apa profilaksis direkomendasikan terhadap malaria untuk pasien ini?
A. Atovaquone-proguanil
B. Klorokuin
C. DoxycyclineNASIONAL
D. Mefloquine
E. Semua jawaban benar

46. Seorang wanita 51 tahun didiagnosis dengan Plasmodium malaria falciparum setelah
kembali darikalimantan. Ditemukan parasitemia 6%, hematokrit adalah 21%, bilirubin 7.8 mg
/ dL, dan kreatinin 2.7 mg / dL. Produksi urine 60 mL / jam urin. Pasien dirawat di ruang
intensif dilakukan dengan pemeriksaan kreatinin yang sering, pemantauan untuk
hipoglikemia, infus fenobarbital untuk pencegahan kejang, diberikan ventilasi mekanis untuk
pertahanan airway dan transfusi tukar untuk mengatasi tinggi parasitemia. Manakah dari
rejimen berikut dianjurkan sebagai pengobatan lini pertama untuk infeksi malaria nya?
A. Klorokuin
B. intravena artesunat
C. intravena kina
D. intravena quinidine
E. Mefloquine

47. Seorang wanita 28 tahun datang dengan demam, sakit kepala, diaphoresis, dan sakit perut
2 hari setelah kembali dari misi bantuan ke pantai Papua Nugini. Pasien menghentikan obat
doxycycline profilaksis nya karena Reaksi fotosensitivitas 5 hari sebelumnya. Kemudian
diperiksa kultur darah, laboratorium rutin, dan smear tebal dan tipis untuk mengevaluasi
sumber demam nya. Manakah dari pernyataan berikut akurat untuk diagnosis malaria?
A. Pap tebal dilakukan untuk meningkatkan sensitivitas dibandingkan dengan
olesan tipis namun hanya dapat dilakukan di pusat-pusat dengan personil
laboratorium yang berpengalaman dan memiliki waktu pengerjaan yang lebih lama.
B. analisis yang cermat dari film darah tipis memungkinkan untuk
estimasi parasitemia dan morfologi eritrosit.
C. Dengan tidak adanya informasi diagnostik cepat, pengobatan empiris untuk
malaria harus kuat dipertimbangkan.
D. Morfologi pada hapusan darah adalah kriteria saat ini digunakan untuk
membedakan empat spesies Plasmodium yang menginfeksi manusia.
E. Semua di atas adalah benar.

48. Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan
keluhan demam terus-menerus selama 7 hari disertai diare cair dengan frekuensi 3-5 kali
sehari dan nyeri perut, Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkkan Hb 13,5 g/dL;
hematokroit 40 % ; leukosit 4.300 mL; trombosit 175.000/mL; CRP 120 mg/mL. Widal
S.typhi ) 1/320; S typhi H 1/ 640. Feses lengkap : lendir (+); leukosit 4-5 / LPB’; eritrosit 0-
1/LPB. Secara patofisiologi yang terjadi pada pasien ini adalah :
A. Kolonisasi Salmonella pada saluran cerna
B. Infeksi kuman Salmonella yang menginvasi dinding usus
C. Infeksi kuman Salmonella yang menyebabkan komplikasi intestinal
D. Infeksi kuman Salmonella yang menyebabkan komplikasi ekstraintestinal
E. Infeksi kuman Salmonella yang mengimnvasi dinding usus dan
menyebabkan infeksi sistemik

49. Seorang perempuan 21 tahun mengalami keluhan berupa nyeri perut, kram perut, demam
38,5 °C, muntah, dan diare tanpa darah sejak 7 hari yang lalu. Ia segera memeriksakan diri
dan mendapat perawatan rehidrasi cairan. Pada pemeriksaan kultur darah didapatkan
pertumbuhan kuman Salmonella Typhi. Semua laporan mengenai keadaan klinis yang tidak
tepat adalah:
A. Antibiotik Terapi diindikasikan.
B. Bakteremia terjadi pada kurang dari 10% kasus.
C. Diet nasi dengan lauk pauk rendah selulosa.
D. Tidak ada vaksin yang tersedia untuk penyakit ini.
E. Mereka menderita Demam Tifoid

50. Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam tinggi.
Demam sudah dirasakan selama 2 hari, awalnya demam tidak terlalu tinggi, kemudian suhu
meningkat terus. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi
nadi 96 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, suhu tubuh 39C dengan kesadaran delirium. Tak
ada tanda kaku kuduk, tak ada tanda refleks patologis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
meteorismus. Pemeriksaan uji Widal titer H positif 1/640, titer O 1/400. Komplikasi yang
harus diwaspadai dapat terjadi pada pasien ini adalah:
A. Meningitis
B. Miokarditis
C. Pneumonitis
D. Perforasi usus syok dulu
E. Hepatitis tifosa

51. Seorang mahasiswa 21 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri
perut bagian atas disertai mual, muntah dan kesulitan BAB sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluh demam 2 minggu dan telah minum paracetamol tetapi tidak ada perbaikan.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, kompos mentis, T:120/80,
N:82x/mnt, Suhu 38,50C. Konjungtiva tidak anemia, didapatkan lidah kotor, perut kembung,
hepatomegali 1 cm bawah arcus costa, bising usus menurun. Laboratorium Hb 11,5 Leukosit
3.900, trombosit 175.000. Uji Widal titer aglutinin O 1/320, titer aglutinin H 1/320.
Pemeriksaan yang tepat untuk diagnosis pasien ini adalah:
a. Kultur feses
b. Kultur darah
c. Hapusan darah
d. Evaluasi Widal 3 hari kemudian
e. USG abdomen

52. Seorang wanita usia 27 tahun, hamil 24 minggu, dirujuk dari puskesmas dengan keluhan
demam 2 minggu, disertai mual dan muntah 3 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan
Kesadaran kompos mentis, T:120/70 N:80x/mnt, R:18x/mnt S:380C. Hasil laboratorium
didapatkan Hb 10,5, Leukosit 4.000, Trombosit 170.000, uji TUBEX +6. Pengobatan yang
dianjurkan untuk pasien ini adalah:
a. Kloramfenikol
b. Tiamfenikol
c. Cotrimoxazole
d. Ceftriaxone
e. Ciproflaxacin

53. Seorang wanita usia 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 5 hari, disertai
diare 3-4x sehari, disertai lendir, tidak ada darah pada feses. Pasien juga mengeluh rasa
kembung pada perut bagian atas disertai mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, T:120/80, N:100x/mnt, Suhu
37,50C. tidak didapatkan anemia dan ikterus. Laboratorium Hb 13,5, hematokrit 40%,
leukosit 3.900, trombosit 180.000. IgG dan IgM anti dengue negatif. Pemeriksaan penunjang
yang tepat pada pasien ini untuk diagnosis demam tifoid adalah:
a. Kultur urin
b. Kultur feses
c. Uji Widal
d. Uji TUBEX
e. LED

54. Seorang laki-laki 26 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan diare cair, frek 5x/hari,
disertai nyeri perut sejak 1 hari, pasien tidak mengeluh demam, hasil lab : hb 13,5 ht 40,
leukosit 4500 trombosit 175,000 widal S Thypii O 1/320, S Thypii H 1/640 pemeriksaan feses
lengkap lendir (+) leukosit 4-5/LPB eritrosit 0-1/LPB. Komplikasi darah yang mungkin
muncul pada penyakit ini, kecuali :
a. trombositopenia
b. koagulasi intravaskular diseminata
c. trombosis
d. anemia hemolitik
e. tromboflebitis

55. Seorang perempuan 28 tahun, baru melahirkan 4 bulan dan memberikan ASI eksklusif
datang ke poliklinik dengan keluhan demam tidak terlalu tinggi pada sore hari selama 6 hari.
Pasien diare 2 hari terakhir, ampas ada, darah tidak ada. Kesadaran kompos mentis, TD 90/60,
nadi 88, nafas 24, suhu 38,5. Hb 9,5 hct 29% leukosit 4,200 trombosit 123.000 IgM
salmonella typhi positif. Pilihan antibiotik yang paling tepat diberikan pada pasien ini adalah
a. Siprofloksasin 2x400mg IV
b. Kotrimoksazol 2x960 mg per oral
c. Kloramfenikol 4x500mg per oral
d. Seftriakson 1x3 gr IV
e. Amikasin 1x1 g IV

56. Seorang permpuan 26 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan diare cair, frek 5x/hari,
disertai nyeri perut sejak 1 hari, pasien tidak mengeluh demam, hasil lab : hb 13,5 ht 40,
leukosit 4500 trombosit 175,000 widal S Thypii O 1/320, S Thypii H 1/640 pemeriksaan feses
lengkap lendir (+) leukosit 4-5/LPB eritrosit 0-1/LPB. Indikasi vaksinasi pada penyakit ini,
kecuali
a. Hendak mengunjungi daerah endemis
b. Terpapar dengan penderita karier
c. Petugas laboratorium
d. Orang hamil
e. Anak usia sekolah daerah endemis

57. Seorang wanita 51 tahun didiagnosis Plasmodium malaria falciparum setelah kembali dari
papua. parasitemia 6%, hematokrit 21%, bilirubin 7,8 mg / dL, dan kreatinin 2.7 mg / dL.
Penderita masih mengeluarkan kencing sekitar 60 mL urin per jam. Penderita dirawat di ICU,
dengan pemeriksaan kreatinin rutin, pemantauan ketat untuk hipoglikemia, infus fenobarbital
untuk pencegahan kejang, ventilasi mekanis untuk perlindungan jalan napas, dan transfusi
tukar untuk mengatasi parasitemia tinggi. Manakah dari rejimen berikut yang
direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama untuk infeksi malaria?
A. Klorokuin
B. Artesunate + amodiakuin
C. Quinine intravena
D. Quinidine intravena
E. Meflokuin

58. Pengobatan malaria pada ibu hamil yaitu :


A. Pada trimester II diberikan primakuin 0,75mg/kgbb
B. Pada trimester III diberikan klindamisin 2x300 mg
C. Pada trimester II diberikan ACT tablet selama 3 hari
D. Pada trimester III diberikan kina 3x2 tablet
E. Pada trimester I diberikan ACT tablet selama 3 hari

59. Klasifikasi kegagalan pengobatan dini menurut WHO tersebut di bawah ini, kecuali :
A. Ada tanda bahaya/malaria berat pada H1,H2, H3 dan parasitemia
B. Parasitemia pada H2 > H0
C. Parasitemia pada H3 ≥ 25 % H0
D. Parasitemia pada H7- H28 (H42) tanpa disertai demam
E. Parasitemia pada H3 dengan Temp > 37,5°C

60. Seorang laki-laki 29 tahun datang dengan keluhan utama demam 5 hari, langsung tinggi,
disertai keluhan mual, nafsu makan menurun, nyeri sendi dan nyeri kepala, sejak 2 hari lalu,
terdapat gejala air kencing seperti teh, disertai kuning seluruh badan, pada pemeriksaan fisik
didapatkan ikterus, serta BAB hitam seperti petis 1 kali, dengan vital sign: TD 120/70 mmhg,
nadi :120x/menit, T: 38,7 C, pada pemeriksaan lab: didapatkan hb:19,1 WBC: 2987 Plt: 8000,
OT/PT: 2765/2987 Bili D/T: 2,3/4,5 pemeriksaan lainnya normal, dan tidak didapatkan
riwayat penyakit apapun sebelumnya pada pasien ini Pemeriksaan penunjang yang paling
tepat untuk menegakkan diagnosa serta menyingkirkan diagnosis banding pada pasien ini
adalah:
f. Marker hepatitis virus dan serologis dengue
g. Marker hepatitis virus saja
h. Serologis dengue saja
i. USG Abdomen
j. Tidak perlu pemeriksaan tambahan
61. Apabila pada pasien diatas (Soal sebelumnya) hasil dari pemeriksaan anti-HAV (-),
HbsAg (-) dan anti HCV (-), dan NS-1 (+) , IgM dengue 1,4, IgG dengue 5,4, maka diagnosis
pasien tersebut adalah :
k. Dengue Hemorrhagic fever gr II
l. Dengue Hemorrhagic fever gr I
m. DSS
n. Dengue hemorrhagic fever gr II dengan expanded syndrome hepatitis
o. Tidak ada jawaban benar

62. Jika didapatkan pemeriksaan titer rasio IgM/IgG dengue kurang dari 1,2 maka dapat
disebut penderita mengalami infeksi dengue
k. primer
l. sekunder
m. DSS
n. Grade 2
o. dengan warning sign

64. Seorang pasien berusia 28 tahun datang ke IRD dengan keluhan nyeri kepala dan mata
serta disertai penglihatan kabur yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien telah
didiagnosis AIDS sejak 1 tahun yang lalu kemudian meminum ARV namun sering lupa. Pada
pemeriksaan funduskopi ditemukan nekrosis multifocal atau bilateral, bercak multiple
yellowish white di daerah kutub posterior. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini
adalah :
a. Koreoretinitis TB
b. Koreoretinitis toxoplasma
c. CMV retinitis
d. Retinal detachment
e. Histoplasmosis

65. Seorang pasien baru terdiagnosis AIDS dan akan mendapatkan ARV. Pencegahan utama
yang dapat dilakukan untuk menghindari infeksi toksoplasma adalah :
a. Menghindari makan daging belum matang
b. Diberikan kotrimoksazol bersama dengan ARV
c. Pada wanita, maka tidak boleh hamil
d. Memasukkan sinar matahari langsung pada tempat tinggal
e. Tidak memelihara anjing

66. Seorang penderita berusia 35 tahun datang dengan penurunan kesadaran yang menurun
perlahan selama 2 minggu. Pasien adalah seorang pecandu narkoba namun tidak pernah sakit
sebelumnya. Pada pemeriksaan anda temukan kaku kuduk serta papil edema. Pada
pemeriksaan CT Scan anda temukan hidrosefalus, edema difus, atrofi, penyangatan meningen
dan pleksus koroideus. Medikamentosa pilihan anda adalah :
a. Flukonazol oral 200-400mg/hari hingga CD4 > 200
b. Flukonazol oral 400 - 800mg/ hari dan fluorositosin oral 100 mg/kgBB/hari selama 6 -
10 minggu
c. Flukonazol oral 400 mg/hari selama 8 minggu atau hingga cairan serebrospinal steril.
d. Pirimetamin oral 200mg hari pertama, selanjutnya 50 — 75 mg/hari + leukovorin oral
10 — 20 mg/ hari + sulfadiazin oral 1000 — 1500mg/hari.
e. pirimetamin + leukovorin + salah satu: atovaquone oral 2x1500 mg, azitromisin oral
1x900 - 1200mg, klaritromisin oral2x500 mg, dapson oral 1x100 mg, minosiklin
oral2x150—200mg
67. Seorang laki-laki, pengguna narkoba suntik, berumur 23 tahun, dibawa ke UGD oleh
keluarganya karena ada penurunan kesadaran perlahan sejak 2 hari terakhir. Kira-kira 2
minggu terakhir pasien sering mengeluh demam, nyeri kepala, mual, dan muntah. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan kaku kuduk, korioretinitis, dan papil edema. Hasil CT-Scan
kepala dengan kontras menunjukkan meningeal enhancement dan edema otak. Hasil
pemeriksan laboratorium didapatkan tes HIVrapid +, dengan CD4 75 sel/mm3. Pengecatan
tinta India pada cairan cerebrospinal menunjukkan gambaran seperti di bawah ini:

Tatalaksana paling tepat pada pasien ini selain ARV, adalah:


a. Pirimetamin dan Klindamisin
b. Amfoterisin B dan Flucytosine, dilanjutkan Flukonazole
c. Valganciclovir
d. Ceftriaxone dan Vancomycin
e. Sebenarnya tidak boleh dilakukan pungsi lumbal

68. Seorang laki-laki, pengguna narkoba suntik, berumur 23 tahun, dibawa ke UGD oleh
keluarganya karena ada penurunan kesadaran perlahan sejak 2 hari terakhir disertai kejang
tonik-klonik general. Kira-kira 1 minggu terakhir pasien sering mengeluh demam, nyeri
kepala, mual, muntah, dan penglihatan kabur. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran
KGB kenyal di daerah leher, hemiparese kanan, dan korioretinitis. Hasil CT-Scan kepala
dengan kontras menunjukkan lesi multipel yang tidak enhance dengan kontras, berlokasi di
substansia alba. Hasil pemeriksan laboratorium didapatkan tes HIVrapid +. Belum dilakukan
pemeriksaan serologi apapun.
Dari hasil yang ada, penyebab penurunan kesadaran paling mungkin pada kasus di atas adalah
:
a. Toksoplasmosis serebral
b. Tuberkuloma
c. Limfoma SSP primer
d. Progressive multifocal leucoencephalopathy
e. Herpes simplex virus tipe 1

69. Seorang wanita, berumur 25 tahun, diketahui hamil anak pertama, 16 minggu dan baru 1
minggu terakhir diketahui menderita HIV. Wanita ini dibawa ke UGD oleh keluarganya
karena ada penurunan kesadaran perlahan sejak 2 hari terakhir disertai kejang tonik-klonik
general. Kira-kira 1 minggu terakhir pasien sering mengeluh demam, nyeri kepala, mual,
muntah, dan penglihatan kabur. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran KGB leher
dan korioretinitis. Pasien belum pernah minum ARV karena takut. Karena kehamilannya,
keluarga pasien menolak untuk dilakukan CT-Scan kepala karena takut bahaya radiasinya.
Bayi di kandungan pasien mengalami hidrosefalus dan kalsifikasi otak. Hasil pemeriksaan
laboratorium apa yang dapat membantu menegakkan diagnosis penyebab kondisi pada pasien
ini, selain pemeriksaan HIV:
a. IgG Rubella
b. IgG CMV
c. IgG Toksoplasma
d. IgG HSV1
e. IgG HSV2

Anda mungkin juga menyukai