hari lalu. Enam hari lalu pasien berobat ke dokter dan didiagnosis
influenza. Keluhan sempat membaik, tetapi sejak 1 hari lalu batuk
bertambah sering dan produktif. Pada pemeriksaan fisik,
didapatkan suhu 39,2oC, frekuensi napas 30 kali/menit, ronki
lapangan bawah paru kiri. Pada rontgen toraks, didapatkan
infiltrat di lapangan bawah paru kiri. Pasien menderita DM dan
insufisiensi ginjal sejak 3 tahun terakhir ini.
Sebenenarnya penyakit yang diderita pasien tersebut bisa dicegah
dengan melakukan:
a. Vaksinasi pneumokok konjugat setiap tahun
b. Vaksinasi influenza setiap tahun
c. Vaksinasi influenza setiap 3 tahun
d. Vaksinasi pneumokok polisakarida setiap tahun
e. Vaksinasi pneumokok konjugat setiap 3 tahun
Seorang wanita 83 tahun dengan keluhan kurang semangat saat
beraktivitas, sulit berkonsentrasi bila diajak berbicara, sering
lupa nama anak dan cucu. lebih sering dirumah saja sejak suami
meninggal. Ada keluhan susah tidur dan sering mengantuk.
Riwayat hipertensi 18 tahun dengan ampodipin 5 mg. skor BDI
13/15 MMSE 22/30. apakah diagnosa yang tepat pada pasien ini:
a. delirium
b. pseudodemensia
c. sindrom Alzheimer
d. Demensia vascular
e. Demensia tipe lain
Seorang wanita berusia 76 tahun dirawat di rumah sakit karena pneumonia.
Menurut anak perempuan pasien, pasien tidak sedang mengonsumsi obat-
obat tertentu di rumah. Pasien juga tidak pernah mengonsumsi alkohol atau
merokok.
Perawat malam itu melaporkan bahwa pasien cemas, gelisah, dan sangat
gelisah. Perawat menyatakan bahwa mungkin pasien berhalusinasi, ketika
tingkat kesadarannya berubah.
Berdasarkan Confusion Assessment Method (CAM), manakah faktor-faktor
di bawah ini yang diperlukan?
a. Ketidakpedulian dan ketidakteraturan dalam berpikir
b. Perubahan akut pada status mental dan ketidakteraturan dalam berpikir.
c. Perubahan akut pada status mental dan menurunnya level perhatian.
d. Perubahan akut pada status mental dan menurunnya level perhatian,
disertai ketidakteraturan dalam berpikir dan tingkat kesadaran yang
berubah.
e. Perubahan akut pada status mental dan tingkat kesadaran.
Seorang laki – laki berusia 75 tahun kontrol berobat dengan keluhan mengompol
sejak seminggu. Pasien pasca perawatan rumah sakit karena strok. Pasien
mengeluh terdapat ketidakmampuan menunda berkemih setelah sensasi bekemih
muncul sehingga kadang – kadang mengompol sebelum mencapai toilet. Pada siang
hari pasien berkemih 1-2 jam sekali, sedangkan pada malam hari pasien berkemih
hingga 4 kali. Terdapat riwayat diabetes mellitus dan hipertensi sejak 20 tahun yang
lalu, serta riwayat operasi prostat TURP 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan hemiparesis sinistra dengan kekuatan motorik 4, pasien dapat berjalan
tanpa alat bantu. Pada pemeriksaan colok dubur tidak ada pembesaran prostat dan
tidak ada feses di rectum. Hasil urinalisis: leukosit 0-1/LPB, eritrosit 0/LPB, nitrit (-),
glukosa darah nuchter 120 mg/dl, dan 2 jam post prandial 170 mg/dl.
Salah satu kemungkinan diagnosis inkontinensia urin yang benar pada pasien ini
adalah :
A. Inkontinensia Urin tipe Urgensi subtipe sensorik akibat stroke
B. Inkontinensia Urin tipe Stress akibat diabetes mellitus
C. Inkontinensia Urin tipe Fungsional akibat adanya obstruksi saluran kemih
D. Inkontinensia Urin tipe Fungsional akibat kelemahan otot dasar panggul
E. Inkontinensia Urin tipe Overflow akibat diabetes mellitus
Pasien laki-laki 74 tahun dengan keluhan luka pada daerah
bokong. Sejak tiga hari yang lalu pasien hanya dapat berbaring
di tempat tidur. Sebelumnya pasien mengalami jatuh saat
berada dikamar mandi. Metode pemeriksaan fisik manakah
yang paling tepat untuk menentukan diskrepansi panjang
tungkai pasien dengan posisi berbaring?
A. Mengukur panjang antara spina iliaka anterior inferior dengan
malleolus medialis
B. Mengukur panjang antara spina iliaka anterior inferior dengan
malleolus lateralis
C. Mengukur panjang antara spina iliaka anterior superior dengan
malleolus medialis
D. Mengukur panjang antara spina iliaka anterior superior dengan
malleolus lateralis
E. Mengukur panjang antara simfisis pubis dengan malleolus medialis
Tn. D, 70 tahun, dibawa keluarganya ke dokter dengan keluhan sering merasa
lelah sejak 3 bulan terakhir. Adanya disabilitas dan seringnya kejadian jatuh
menyebabkan aktivitas fisik os terbatas. Cara berjalan yang lambat dan
endurans fisik yang lemah sehingga anaknya memerlukan paramedis untuk
merawat orang tuanya di rumah. Selama ini os menderita diabetes melitus
sejak 8 tahun yang lalu, tidak teratur minum obat. Riwayat terkena stroke
sebelumnya tidak ada. Dari pemeriksaan fisik, sens compos mentis, tekanan
darah 130/80 mmHg, nadi 82 x/mnt, RR 20 x/mnt, temp 36,5 C.
Pada kasus ini, untuk mendeteksi awal gangguan yang terjadi sebaiknya
dilakukan pemeriksaan:
A. Kekuatan genggam tangan
B. Pengukuran massa otot
C. Kecepatan berjalan
D. Pemeriksaan MRI dan CT scan
E. Indeks massa tubuh dan berat badan
Seorang wanita berusia 65 tahun datang ke poli dengan masalah berkemih. Dia
mengatakan bahwa kadang-kadang ia secara tidak sengaja kencing saat terbatuk
atau bersin. Keluhan ini sudah berlangsung selama sekitar 3 bulan. Sekitar 6 bulan
sebelumnya, pasien mengalami masalah serupa dan disarankan melakukan latihan
dasar panggul serta modifikasi gaya hidup. Namun hingga saat ini, langkah-
langkah tersebut belum membantu mengurangi keluhannya. Pasien menyangkal
gejala nokturia, frekuensi, atau urgensi. Pasien tidak memiliki masalah medis
lainnya.
Pada pemeriksaan, tanda-tanda vital stabil. Pemeriksaan panggul menunjukkan
atrofi vagina. Ketika pasien diminta untuk batuk dalam posisi litotomi, ada
kebocoran urin sekitar 30 detik setelah batuk dan sulit untuk berhenti.
Hitung darah lengkap, glukosa plasma, elektrolit serum dan urinalisis dalam batas
normal.
Manakah langkah selanjutnya yang paling tepat?
a. Konsul sejawat SpOG untuk pemasangan pesarium vagina
b. Memasang Mid-Urethral Sling
c. Memulai terapi estrogen
d. Memulai terapi trial dengan Alpha-Adrenergic Agonists
e. Pemeriksaan studi urodinamik
Seorang laki-laki 67 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lutut.
Nyeri dirasakan sejak 2 tahun yang lalu, yang semakin memberat sejak
3 bulan lalu. Pada pemeriksaan lutut didapatkan krepitasi bilateral.
Dari pemeriksaan lain dan tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menilai adanya instabilitas
dan resiko jatuh pada pasien di atas adalah :
a. Uji The Timed Up and Go, Uji Menggapai Fungsional, pemeriksaan
Rontgen Genu
b. Uji The Timed Up and Go, Uji Menggapai Fungsional, Uji
Keseimbangan Berg
c. Uji menggapai fungsional, Uji Keseimbangan Berg, pemeriksaan
Rontgen Genu
d. Uji menggapai fungsional, pemeriksaan Rontgen Genu, Uji Lingkup
Gerak Sendi
e. Uji The Timed Up and Go, Uji Keseimbangan Berg, Uji Lingkup Gerak
Sendi
Wanita 85 tahun dirawat untuk pengobatan pneumonia dengan
hipoksia. Pasien diberikan suplementasi oksigen dengan nasal kanul,
dan diberikan IV antibiotik, dan diberikan heparin subkutan untuk
pencegahan penyakit tromboemboli. Hari ketiga perawatan pasien
mulai menunjukkan respon terhadap terapi dan gejala hipoksia
membaik, dan disiapkan untuk pulang esok harinya. Saat malam hari,
pasien jatuh ke samping tempat tidur saat akan berusaha duduk
sendiri. Penyebab jatuh pada pasien:
A. Restrain menyebabkan acute confusional state
B. Gagal penggunaan kateter foley untuk menurunkan kebutuhan
ambulasi
C. Tirah baring menyebabkan muscular deconditioning dan
kelemahan
D. Malnutrisi menyebabkan neuropati perifer dan koordinasi motorik
buruk
Seorang sarjana IT, laki – laki berusia 68 tahun, datang ke poliklinik usia lanjut dengan
keluhan sering lupa mengingat informasi yang baru saja dipelajari. Menurut pasien ia
juga sering lupa dimana meletakkan kunci mobil, terlewat jadwal perjanjian untuk
kontrol dokter, dan sulit untuk mengingat nama cucu Pasien masih mengelola bisnis
keluarga, namun mulai mendapat keluhan dari para pelanggan karena kesalahan
dalam rancangan program dan perhitungan biaya, serta tidak mampu untuk
menggunakan piranti lunak komputer versi terbaru. Sehingga pasien sering Murung,
tidak semangat bekerja, nafsu makan turun, sulit tidur memikirkan penyakitnya.
Terdapat riwayat diabetes mellitus, dislipidemi, hipertensi, dan osteoarthritis. Obat
yang dikonsumsi sebelumnya meliputi valsartan 1x80 mg, simvastatin 1x20 mg,
glimepirid 1x2 mg, dan parasetamol 500 mg kalau perlu. Terdapat atrofi serebri
senilis pada CT scan otak
Penatalaksanaan yang paling mungkin kita berikan terkait keluhan pasien adalah :
A. Pemberian Diazepam dosis 2 mg dan Vitamin E
B. Pemberian haloperidol dosis 4 mg
C. Pemberian SSRI dan haloperidol dosis 4 mg
D. Pemberian haloperidol dosis 0,5 - 2 mg, SSRI dan vitamin E > haloperidol ?
E. Stop Valsartan, pemberian haloperidol dosis 2 mg, SSRI dan Vitamin E
Seorang perempuan berusia 73 tahun dibawa ke IGD karena terjatuh 1
jam yang lalu di toilet umum, saat hendak bangkit setelah selesai
berkemih di closet jongkok. Pasien memang sering mengeluh nyeri di
lututnya bila bangkit dari duduk atau berjalan jauh. Pasien juga sering
merasa sedikit pusing saat perubahan posisi mendadak dari berbaring ke
duduk atau dari duduk ke berdiri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah saat berbaring 140/90 mmHg, Nadi 90 x/menit, RR 20
x/menit, Temperatur 37,2C.
Sebagai dokter Penyakit Dalam anda berencana akan melakukan
pengkajian cara berjalan dan keseimbangan, berikut pengkajian paling
sederhana yang akan anda lakukan adalah..
A. Uji The Timed Up and Go
B. Uji Menggapai Fungsional
C. Uji KeseimbanganBerg
D. Uji Get up and go test
E. Uji Intraclass Correlation Coefficients (ICC)
Seorang laki-laki berusia 75 tahun datang ke poliklinik spesialis
penyakit dalam dengan keluhan buang air besar sulit, dalam
seminggu hanya BAB sebanyak 1-2 kali, nyeri kadang dirasakan saat
BAB, keluhan baru dirasakan 3 bulan terakhir, kadang BAB butuh
waktu lebih dari 1 jam, terasa ada hambatan pada anus, sehingga
kadang butuh bantuan jari-jari untuk mengeluarkan feses. tanda
vital T : 120/80 RR : 20 x/’, Nadi : 88 x/i
Patogenesis dari penyakit yang dialami laki-laki tersebut adalah
sebagai berikut :
A. penurunan tekanan anus saat mengejan
B. peningkatan tonus spingter
C. peningkatan kadar plasma beta endorfin
D. peningkatan kekuatan otot polos
E. peningkatan relaksasi otot puborektalis
Pasien wanita usia 62 tahun datang dengan keluhan nyeri
pada lutut. Nyeri dirasakan sejak 2 tahun lalu, yang dirasakan
semakin memberat sejak 3 bulan lalu. Riwayat jatuh (-). Pada
pemeriksaaan lutut didapatkan krepitasi bilateral. Dari
pemeriksaan fisik lain dan tanda vital didapatkan normal.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk mungukur mobilitas
pada pasien tersebut, adalah :
A. Uji Romberg
B. Uji Menggapai fungsional
C. Uji Dix-Hallpike
D. Uji Timed Up And Go
E. Uji Berg
Seorang laki-laki berusia 75 tahun dengan demensia, dibawa oleh istrinya
untuk berobat karena permasalahan berkemih yang tidak terkendali dan
tidak dikehendaki serta menjadi lebih sering, tidak disertai nyeri saat
berkemih, perasaan haus ataupun poliuria. Terdapat riwayat hipertensi,
osteoarthritis, demensia vaskular dan hiperlipidemi. Terdapat riwayat
TURP 8 tahun yang lalu tanpa komplikasi. Obat-obatan yang dikonsumsi
aspirin, hydrochlorothiazide 1x12,5 mg, simvastatin 1x20 mg dan
donepezil 1x10 mg. Pemeriksaan fisik secara umum termasuk
pemeriksaan prostat dalam batas normal. Volume residu urin sekitar 40
cc. Penyebab inkontinensia urin yang paling mungkin pada pasien ini:
A.Aktivitas berlebih detrusor
B.Penggunaan diuretik
C.Inkontinensia urin tipe stres
D.Inkontinensia urin tipe fungsional : demensia, OA
E. Benign Prostat Hypertrophy
Seorang laki-laki 75 tahun, baru saja menjalani masa pensiun 2 tahun
terakhir, datang ke poliklinik dengan keluhan sakit kepala, tidur terganggu,
sering terbangun, merasa sepi di rumah, kawan jarang yang datang dan
anak-anaknya jarang menengok karena jauh di luar kota. Pasien seharian di
rumah dan malas untuk beraktivitas. Keluhan lain : kurang nafsu makan,
buang air kecil tidak lancar, namun tidak pernah merasa demam. Pasien
memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan pernah dirawat karena serangan
jantung. Oleh dokter puskesmas pasien diberi amitriptillin, amlodipin dan
paracetamol. 1 minggu kemudian pasien datang dengan keluhan susah
buang air besar.
Masalah pada pasien ini adalah:
A. Depresi dan mengalami efek samping amitriptilin
B. Depresi dan mengalami efek samping amlodipin
C. Gangguan cemas dengan episode depresi dan mengalami efek samping
amitriptilin
D. Gangguan cemas menyeluruh dan mengalami efek samping amlodipin
E. Gangguan penyesuaian dengan afek depresi dan perburukan gejala
pembesaran prostat
Seorang lelaki berusia 74 tahun, dibawa kembali berobat ke poliklinik
karena terlihat sangat bingung dan sulit berkonsentrasi sejak 2 hari
terakhir. Pasien berobat rutin di poliklinik penyakit dalam dengan
diagnosis terakhir vascular cognitiveimpairment (VCI), hernia nucleus
(HNP), hipertensi, dan diabetes melitus. Saat berobat 5 hari yang lalu,
pasien mengeluh sulit tidur karena mengeluh nyeri punggung
bawahnya kambuh dan diresepkan obat yang meliputi kombinasi
parasetamol dan kodein, kaptropil, amlodipin, glikuidon, metformin dan
lorazepam.
Gejala yang dialami pasien pada 2 hari terakhir mengarah pada kondisi:
A. Ansietas
B. Skizofrenia
C. Sindrom delirium akut
D. Progresi dari gangguan kognitif
E. Gangguan perilaku dan psikologik pada demensia
Seorang laki-laki 90 tahun masuk perawatan dengan masalah utama
pneumonia dan CVD stroke iskemik akut dengan hemiparese dextra. Selama
perawatan timbul gambaran kemerahan di bokong yang belum mencapai
lapisan dermis. Pasien dengan imoblisasi ketergantungan total.