Anda di halaman 1dari 89

TO BOARD GABUNGAN (10)

1. Seorang pria 22 tahun mencari evaluasi dari dokter layanan primer untuk ginekomastia
yang telah berkembang selama 2 tahun terakhir. Dia menyatakan dia tidak memasuki
masa pubertas sampai lebih lambat dari teman-temannya dan hanya memiliki
pertumbuhan rambut wajah dan ketiak yang jarang. Dia terus memiliki libido yang
buruk dan jarang menginginkan hubungan seksual, meskipun dia telah melakukan
hubungan monogami selama 8 bulan terakhir. Pacarnya semakin frustrasi dengan
kurangnya hasrat seksual dan juga mendesaknya untuk mencari evaluasi medis. Dia
tidak memiliki riwayat medis lain dan lahir prematur pada usia kehamilan 34 minggu.
Berat lahirnya adalah 2400 g (persentil ke-50). Perkembangan awalnya normal.
Selama sekolah dasar, dia tertahan di kelas tiga karena kesulitan belajar dan setelah itu
di kelas pendidikan khusus untuk membantunya membaca dan berhitung. Dia tidak
minum obat. Pada pemeriksaan fisik, ia memiliki tinggi 188 cm dan memiliki fitur
eunuchoid. Rambut wajah, ketiak, dan genitalnya jarang. ginekomastia. Testisnya
kecil, berukuran panjang 2,8 cm. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien
ini?
A. Sindrom insensitivitas androgen (testicular feminization)
B. Sindrom klinefelter
C. Disgenesis gonadal campuran (45,X/46,XY mosaicism)
D. Disgenesis testicular
E. Hermafrodit sejati

2. Semua obat-obatan berikut dapat mempengaruhi fungsi testis, kecuali


A. Cyclophosphamide
B. Ketoconazole
C. Metoprolol
D. Prednisone
E. Sprinolakton

1
3. Seorang pria 65 tahun dengan masa paru lobus atas kiri tengah, datang dengan batu
ginjal dan nyeri tulang menyeluruh. Dia memiliki kadar kalsium 16,4 mg/dL dengan
kadar fosfat 1,2 mg/dL. Bone scan normal. Manakah pemeriksaan laboratorium berikut
yang dapat menegakkan diagnosis ?
A. Hormon adrenokortikotropik
B. Kortisol
C. Kadar magnesium
D. Hormon paratiroid (intact PTH atau PTHi)
E. Parathyroid hormone-related peptide (PTHrp)

4. Berikut adalah aksi langsung dari hormone paratiroid (PTH), kecuali :


A. Meningkatkan resorpsi kalsium dari tulang
B. Meningkatkan resorpsi kalsium dari ginjal
C. Meningkatkan resorpsi kalsium dari saluran pencernaan
D. Meningkatkan sintesi 1,25 dihydroxyvitamin D
E. Menurunkan resorpsi fosfat dari ginjal

5. Seorang wanita Kaukasia berusia 45 tahun mencari saran dari dokter layanan
primernya mengenai risiko osteoporosis dan skrining kepadatan tulang. Dia hanya
minum alkohol secara sosial. Dia memiliki riwayat asma persisten sedang sejak usia 12
tahun. Saat ini dia menggunakan flutikason, 44 mg/puff dua kali sehari, dengan kontrol
yang baik saat ini. Dia terakhir membutuhkan terapi prednison oral sekitar 6 bulan
yang lalu ketika dia menderita influenza yang diperparah oleh serangan asma. Dia
mengkonsumsi prednison untuk total 14 hari. Dia memiliki riwayat tiga kali kehamilan
dengan dua kelahiran hidup pada usia 39 dan 41 tahun. Saat ini dia mengalami
menstruasi tidak teratur yang terjadi kira-kira setiap 42 hari. Tingkat FSH-nya adalah
25 mIU/L dan tingkat 17β-estradiol adalah 115 pg/mL pada hari ke-12 dari siklus
menstruasinya. Ibunya dan bibi dari pihak ibu keduanya telah didiagnosis menderita
osteoporosis. Ibunya juga menderita rheumatoid arthritis dan membutuhkan terapi
prednison 5 mg setiap hari. Ibunya mengalami fraktur kompresi tulang belakang
lumbar pada usia 68 tahun. Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sehat dan bugar.

2
Tingginya 168 cm. Berat badannya adalah 66,4 kg. Pemeriksaan dada, jantung, perut,
otot, dan neurologis normal. Apa yang Anda katakan kepada pasien tentang perlunya
skrining kepadatan tulang?
A. Karena dia saat ini perimenopause, dia harus menjalani pemeriksaan kepadatan
tulang setiap dua tahun sekali sampai dia mencapai menopause dan kemudian
melakukan pengukuran kepadatan tulang setiap tahun setelahnya.
B. Karena riwayat keluarganya, pasien harus memulai skrining densitas tulang setiap
tahun dimulai dari saat ini.
C. Skrining densitometry tulang tidak direkomendasikan sampai setelah
mencapai menopause.
D. Keterlambatan melahirkan hingga dekade keempat dan kelima menurunkan
resikonya terkena osteoporosis.
E. Penggunaan glukokortikoid inhalasi dosis rendah meningkatkan risiko
osteoporosis tiga kali lipat, dan dia harus menjalani skrining kepadatan tulang
tahunan.

6. Pernyataan di bawah ini yang benar mengenai abses hati piogenik adalah :
A. Pada abses tunggal, 75% terletak di lobus kiri dan 20 % di lobus kanan
B. Jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan
C. Abses hati piogenik merupakan salah satu komplikasi dari infeksi parasit pada
sistem bilier.
D. Drainase perkutaneus dilakukan segera pada abses dengan ukuran < 4 cm.
E. Antibiotik intravena diberikan sebagai terapi selama 1 minggu.

7. Seorang wanita usia 28 tahun hamil GII P1001 UK 30-31 minggu datang ke poliklinik
dengan keluhan kuning di mata dan seluruh tubuh sejak 4 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluh lemas dan mual. Pasien 6 tahun lalu pernah didiagnosa hepatitis B tetapi
tidak pernah diterapi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan sklera ikterus, TD: 120/80
mmHg, HR: 86x/mnt, RR: 18x/mnt, t: 37,20 C. Pemeriksaan laboratorium didapatkan
SGOT 552 U/L, SGPT 585 U/L, HbsAg reaktif, Hbe Ag (+), HBV DNA 1,52x105.
USG abdomen gravida intrauterine. Terapi paling tepat pada pasien ini adalah:

3
A. Tenofovir
B. Lamivudine
C. Entecavir
D. Pegylated Interferon
E. Tidak perlu di terapi

8. Seorang laki-laki berusia 61 tahun datang ke IGD RS Sardjito dengan keluhan nyeri
perut kanan atas yang dirasakan sejak 3 minggu yang lalu, pasien juga mengeluh badan
menguning yang disertai penurunan BB 8 kg dalam 1 bulan terakhir. BAK seperti air
teh (+), BAB seperti dempul (+). Pada pemeriksaan fisik didapatkan TB 165 cm, BB
50 kg, sklera ikterik (+), courvoisier sign (-). Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 10 gr/dL, AL 10.000, AT 450.000, SGOT 116, SGPT 200, Tbil 23,39,
Dbil 20,31, ALP 334, dan GGT 246. CEA 10 dan CA 19-9 999,1. Pada Pemeriksaan
MRCP (Magnetic Resonance Cholangio Pancreatography) didapatkan gambaran massa
di percabangan duktu hepatikus kommunis dan dilatasi duktus hepatikus intrahepatal.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut adalah :
A. Ca Caput pankreas
B. Choledocolithiasis
C. Mirizzi syndrome
D. Cholelithiasis
E. Klatskin Tumor

9. Seorang perempuan 40 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 3 hari
yang lalu. Sebelumnya mengeluhkan mual, muntah , demam, dan nafsu makan menurun.
1minggu yang lalu Riwayat diare berdarah dan tidak diobati. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan TD 120/70 mmHg , HR 98 kali/menit, RR 20kali/menit, T 38C, konjungtiva
pucat, tidak ikterik, nyeri tekan abdomen regio kanan katas, hepar membesar tumpul dan
kenyal. Hasil lab menunjukkan hb 12.5mg/dl, leukosit 11.800 sel/mm 3 , trombosit 347.000
sel/mm3, SGOT dan SGPT meningkat. Manakah terapi yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Metronidazole 3x750 mg selama 7-10 hari
B. Albendazole 400mg SD

4
C. Mebendazole 3x500 mg selama 7-10 hari
D. Metronidazole 3x250 mg selama 7 hari
E. Metronidazole 2x500 mg selama 7 hari

10. Seorang wanita berusia 40 tahun, datang ke praktik dokter spesialis penyakit dalam
mengeluhkan lemas, badan dan mata agak kuning, gatal di seluruh badan 1 bulan
terakhir, rasa tidak nyaman perut kanan atas, mulut dan mata sering terasa kering.
Demam, sesak nafas, riwayat sakit kuning sebelumnya disangkal. Riwayat konsumsi
alkohol dan obat-obatan rutin disangkal. Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 92x/menit,
laju napas 20x/menit, suhu 36,7°C. Pemeriksaan hepar didapatkan liver span 13 cm.
Hasil laboratorium didapatkan AST 62 U/L, ALT 74 U/L, bilirubin total 5,8 mg/dL,
bilirubin direk 4,4 mg/dL, ALP 320 IU/L, Gamma GT 220 U/L, kolesterol total 256
mg/dl. Pemeriksaan ultrasonografi abdomen menunjukkan hasil normal. Pemeriksaan
antibody anti-mitokondrial didapatkan hasil 1:40 dan anti-smooth muscle antibody
negatif. Apakah diagnosis pada kasus ini?
A. Primary sclerosing cholangitis
B. Autoimmune hepatitis
C. Sirosis bilier primer
D. Kolangitis non supuratif subakut
E. PBC-AIH overlap syndrome

11. Seorang perempuan 68 tahun, masuk rumah sakit dalam keadaan tidak sadar sejak 1
hari yang lalu. Tiga bulan SMRS, pasien terjatuh di kamar mandi, dikarenakan tiba-tiba
pasien mengalami kelemahan tubuh sebelah kiri. Dari hasil rontgen, dikatakan terdapat
fraktur pada pasien femoralis sinistra, disarankan untuk operasi, tetapi pasien menolak.
Sejak saat itu, pasien merasa nyeri bila bergerak sehingga banyak berbaring ditempat
tidur. Untuk mandi, buang air besar dan buang air kecil harus dibantu. Pasien hanya
tinggal dengan keponakannya, anak-anaknya tidak satu rumah dan jarang
mengunjunginya. Sejak meninggalnya suami pasien 2 tahun yang lalu, pasien lebih
sering dikamar, dan sudah jarang mengikuti pengajian di RT. Pasien diketahui
menderita hipertensi dan diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu, tetapi pasien rutin

5
minum obat. Dari pemeriksaan fisik, tampak sakit berat, sopor, tekanan darah 150/80
mmHg, Nadi 102 x/mnt, RR 26 x/mnt, temp 37,90C. Regio sacrum, tampak luka yang
besar hingga meluas ke lapisan fascia, tetapi tidak mengenai otot atau tulang. Penyebab
terjadinya ulkus dekubitus adalah:
A. Kulit yang selalu lembab
B. Higienitas kurang baik
C. Gesekan kulit dengan alas tidur
D. Adanya komorbid diabetes mellitus dan hipertensi
E. Penekanan pada daerah tubuh berlemak

12. Seorang pasien wanita usia 73 tahun dibawa keluarganya ke unit gawat darurat karena
tidak bisa dibangunkan sejak beberapa jam yang lalu. Awalnya sejak 2 hari yang lalu
pasien sulit diajak berkomunikasi dan makin lama makin menurun kesadarannya.
Pasien tinggal hanya berdua bersama anak pertamanya yang belum menikah dan
sehari-hari bekerja. Pasien sebelumnya bersemangat mengikuti senam pagi namun
beberapa bulan terakhir kehilangan minat dan sehari-hari pasien lebih banyak diam dan
duduk di rumah disertai nafsu makan yang menurun. Pasien terdiagnosis hipertensi dan
diabetes mellitus serta neuropati diabetes dan rutin kontrol di poli penyakit dalam. Saat
kontrol terakhir bulan lalu diketahui BB 42 kg, berat badan turun dari 45 kg dalam 2
bulan terakhir, IMT 18 kg/m2. Terapi sebelumnya diberikan glimepirid 1 mg,
metformin 500mg, amitriptilin 25mg, dan amlodipin 10mg. Faktor prediktif untuk
keluaran yang buruk pada pasien antara lain:
A. Penggunaan obat-obatan anti depresan
B. Penyakit dasar diabetes mellitus
C. Elderly Mistreatment
D. Polifarmasi
E. Malnutrisi

13. Seorang Perempuan umur 90 tahun masuk ke IGD dengan kondisi gelisah dan bicara
meracau.Pasien dilaporkan sering mengompol dalam 1 bulan terakhir. Pasien ada
riwayat stroke sejak 2 bulan yang lalu dan hanya terbaring saja di tempat tidur dalam 2

6
bulan ini. Pada pemeriksaan vital sign didapatkan Tekanan Darah 120/80, RR 24x, nadi
93x, dan suhu 38° C. Pemeriksaan di area bokong didapatkan luka berukuran 5 cm x 5
cm x 0.1 cm. Jaringan otot, tendon dan tulang sudah terlihat. Berdasarkan temuan
diatas stadium berapa dari ulkus dekubitus tersebut:
A. Stadium I
B. Stadium II
C. Stadium III
D. Stadium IV
E. Tidak dapat ditentukan

14. Tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini terhadap ulkus dekubitusnya adalah
A. Bersihkan luka dengan larutan NaCl fisiologis
B. Bersihkan luka dengan larutan NaCl fisiologis, antibiotik sistemik dan
tindakan operatif
C. Bersihkan luka dengan larutan NaCl fisiologis, balut luka namun jangan terlalu
tebal, pemberian antibiotik sistemik
D. Bersihkan luka dengan larutan NaCl fisiologis, balut luka namun jangan terlalu
tebal, kelembaban luka tetap dijaga tetap basah
E. Daerah ulkus digesek dengan es dan bersihkan luka dengan larutan NaCl
fisiologis.
15. Pasien wanita 30 tahun menderita lupus sejak 3 tahun lalu, stop obat sejak 7 bulan
lalu. Sekarang mengeluh alopesia, ruam malar, dan sekarang sedang hamil 6 bulan.
Jika ingin mengetahui efek lupus pada kehamilan, yang perlu diperiksa adalah:
A. Anti Ro/La
B. Anti Jo
C. Anti-dsDNA
D. Anti-SM
E. C3/C4

16. Seorang lelaki berusia 35 tahun datang berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam untuk
berkonsultasi. Pasien adalah penderita HIV dan dalam terapi zidovudine, lamivudine,

7
dan nevirapine sejak 6 tahun terakhir. Saat ini pasien tidak ada keluhan. CD4 terakhir
550 mL. Pasien berencana dinas ke Afrika Tengah. Vaksin yang direkomendasikan
untuk diberikan pada pasien sebagai persiapan kegiatannya adalah
A. Pneumokokus
B. MMR dan yellow fever
C. Meningokokus dan MMR
D. Meningokokus dan yellow fever
E. Tidak boleh diberikan vaksin

17. Seorang lelaki berusia 25 tahun dengan thalasemia direncanakan menjalani


splenektomi 2 minggu lagi. Vaksin yang harus diberikan pada pada pasien adalah:
A. Pneumokokus, meningokokus, MMR
B. Tifoid, peneumokokus, meningokokus
C. Pneumokokus, hemofilus influenza B, MMR
D. Tifoid, pneumokokus, hemofilus influenza B
E. Pneumokokus, hemofilus influenza B, meningokokus

18. Seorang wanita usia 36 tahun berprofesi sebagai perawat telah melakukan 3x suntikan
imunisasi Hepatitis B pada bulan 0, ke-1, dan ke-6. Tiga bulan setelah vaksinasi
terakhir wanita tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan
hasil : HbsAg ( -), Anti Hbs (-), Anti Hbc ( -). Lalu dilakukan imunisasi ulang 1 seri,
dengan hasil Anti Hbs 5 mU/l. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah:
A. Pasien sudah respon baik dengan vaksin
B. Pemberian HBIg 2 dosis
C. Periksa ulang anti Hbs 3 bulan lagi
D. Imunisasi ulang lagi
E. Imunisasi ulang dikombinasi HbIg

19. Penderita laki-laki 34 tahun dibawah ke ruang emergensi karena reaksi alergi berat
akibat gigitan serangga saat bekerja di kebun belakang rumah. Saat di ruang emergensi
penderita diberikan injeksi epinefrin dan injeksi kortikosteroid. Saturasi oksigen saat

8
itu 80 %, namun tiba-tiba terjadi henti napas. Tindakan yang harus dilakukan terhadap
penderita ini adalah :
A. Berikan difenhidramin
B. Epinefrin IV
C. Oksigen NRM
D. Intubasi endotrakeal
E. Cardioversi

20. Seorang laki-laki usia 70 tahun datang dengan keluhan sering sakit kepala terutama
saat bangun tidur. Pasien juga merasakan sering mengantuk di pagi harinya. Pasien
jarang beraktivitas, hanya duduk nonton TV. Edukasi yang sebaiknya diberikan pada
pasien adalah:
A. Buat suasana lingkungan rumah bersih dan menyenangkan
B. Lakukan aktivitas fisik, lakukan hobi yang menyenangkan
C. Lakukan doa sebelum tidur
D. Kurangi tidur siang
E. Hindarkan gerakan badan berlebihan saat ditempat tidur

21. Seorang wanita berusia 45 tahun, keluhan nyeri pada punggung sejak 2 minggu yang
lalu. Riwayat benjolan di payudara kiri 9 bulan yang lalu, telah dioperasi, dikatakan
kanker ganas. Pemeriksaan biopsi mammae dan ER, PR, HER2 positif 3 kuat.
Pemeriksaan didapatkan gambaran metastase tulang. Pasien telah menjalani
kemoterapi dengan regimen Gemcitabine, Paclitaxel, Herceptin dan Bondronat.
Pemeriksaan hemodinamik stabil dan didapatkan VAS 5/10. Pemberian obat anti nyeri
kanker pada pasien tersebut adalah:
A. Asetaminofen 3x500 mg
B. Tramadol 2x50 mg
C. Meloxicam 1x15 mg
D. MST 3x10 mg
E. Fentanil Patch 12,5 mg

9
22. Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada
pinggul kanan. Riwayat nyeri sebelumnya dirasakan pasien walaupun sudah mendapat
obat penghilang nyeri. Pasien didiagnosis sebelumnya dengan kanker prostat dengan
riwayat metastase tulang dan paru. Pasien telah menjalani kemoterapi dan
mendapatkan terapi anti nyeri oral berupa parasetamol dan opioid ringan sebelumnya,
pilihan terapi dan penatalaksanaan nyeri pada pasien ini adalah :
A. Morfin injeksi dilanjutkan terapi nyeri sebelumnya
B. Morfin injeksi dilanjutkan opioid ringan
C. Morfin injeksi dilanjutkan morfin tablet
D. Diberikan transdermal fentanil
E. Morfin tablet
23. Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri payudara
kanan semakin memberat sejak 1 minggu terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 130/90 mmHg, frekuensi nadi 102 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit,
suhu 37,2°C, VAS 7/10, tampak ulkus di regio mammae dekstra disertai pus dan
darah. Pasien riwayat didiagnosa sebagai kanker payudara 2 bulan yang lalu dan
disarankan untuk kemoterapi, tapi pada saat itu pasien menolak. Apakah terapi
penanganan nyeri yang paling tepat pada pasien tersebut?
A. Asetaminofen
B. Codein + Asetaminofen
C. Tramadol
D. Fentanil
E. Tramadol + Asetaminofen
24. Seorang laki-laki 17 tahun sudah dikenal menderita Hemofilia A datang ke IGD pada
malam hari dengan keluhan gusi berdarah setelah dilakukan pencabutan gigi. Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum stabil dan vital sign dalam
batas normal. Pasien direncakan untuk diberikan konsentrat faktor VIII namun
ketersediaan kosong. Hal yang paling memungkinkan untuk diberikan sementara
sebagai pengganti faktor VIII adalah:
A. Fresh Frozen Plasma
B. Vitamin K

10
C. Konsentrat faktor IX
D. Cryopresipitated AHF
E. Plasma protein fraction
25. Seorang wanita 20 tahun sudah diketahui menderita thalasemia β mayor, datang ke RS
dengan keluhan lemah letih lesu. Dilakukan pemeriksaan kadar Hb dengan hasil 6
mg/dL. Pasien rutin mendapatakan transfusi darah setiap bulannya, namun pasien
sering mengeluh gatal dan demam setiap mendapat transfusi. Komponen darah yang
paling tepat diberikan untuk kondisi pasien di atas adalah:
A. Whole Blood
B. Packed Red Blood Cell
C. White Red Blood Cell
D. Packed Red Blood Cell Leucocytes Reduced
E. Packed Red Blood Cell Frozen
26. Seorang ibu rumah tangga berumur 52 tahun datang di ruang gawat darurat dengan
keluhan nyeri di dada kiri dan berlangsung selama 10 menit sesudah naik tangga
rumah tetangganya dan tidak berulang setelah itu. Nyeri dada seperti ini sudah
berulang kali dirasakan apabila pasien menaiki tangga lebih dari satu lantai. Sejak 3
tahun yang lalu penderita diketahui mempunyai hipertensi, minum obat teratur
dengan tekanan darah rata-rata 130/80 mmHg. Pada pemeriksaan fisik tekanan
darah 140/80 mmHg, nadi 74x/menit dengan irama yang reguler. Pemeriksaan fisik
lainnya tidak menunjukkan kelainan. Pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus
dengan LVH. Hasil pemeriksaan laboratorium : CK-MB dan troponin masih dalam
batas normal. Kemungkinan diagnosis yang menurut anda paling tepat pada pasien ini
adalah :
A. Angina pektoris tidak stabil
B. Angina pektoris stabil
C. Infark miokardium akut
D. Non-cardiac pain
E. Angina prinzmetal

27. Seorang laki-laki usia 42 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada dengan

11
sesak napas dan sakit ulu hati, nyeri dada akan bertambah berat bila pasien bernapas.
Pada pemeriksaan di dapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut jantung 100
kali/menit. Pada pemeriksaan fisik jantung dijumpai friction rub presistolik. Pada
pemeriksaan EKG didapatkan elevasi segmen ST dan pada foto thorax didapatkan
CTR 58%. Setelah 2 hari dirawat, sesak napas semakin memberat, berkeringat dingin
dan lemah. Tekanan darah 80/60 mmHg, frekuensi nadi 128 kali/menit, teraba
lemah, frekuensi napas 42 kali/menit. Didapatkan JVP 5 + 4 cmH2O, pelebaran area
pekak prekordial dan suara jantung menjauh. Apakah tindakan yang utama terhadap
penanganan kasus ini:
A. EKG
B. Katerisasi
C. Ekokardiografi
D. Foto Thorak
E. Pemeriksaan Enzim jantung

28. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan pericardial effusion 30 ml, apakah tindakan
pada pasien ini?
A. perikardiosentesis
B. kateterisasi
C. Kolkisin 2mg
D. Pungsi perikard
E. Ibuprofen 1200mg

29. Seorang laki-laki 48 tahun masuk dibawa ke unit gawat darurat dengan keluhan sesak
napas yang semakin memberat terutama bila beraktifitas. Tidak dijumpai adanya
nyeri dada, batuk, mengi, atau demam. Pada pemeriksaan fisik jantung terdengar dan
teraba bunyi jantung S1 yang mengeras dan diastolik rumble di daerah apeks. Pada
pemeriksaan foto toraks memperlihatkan gambaran pembesaran atrium kiri disertai
pembesaran arteri pulmonalis. Pemeriksaan darah rutin dalam batas normal. Faktor
yang dapat mempengaruhi derajat berat ringannya penyakit pada kasus diatas adalah:
A. Adanya gradien transmitral

12
B. Luasnya area katup triskupid
C. Area orifisium bertambah 2 cm2
D. Lamanya pembukaan katup aorta
E. Kenaikan tekanan ventrikel kiri

30. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan sesak napas yang
semakin memberat sejak 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien
tampak sakit berat, kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi
nadi 128 kali/menit, frekuensi napas 32 kali/menit, JVP 5+4 cm H2O, pemeriksaan
jantung didapatkan thrill, opening snap dan murmur diastolik di apeks menjalar ke
aksila, pingang jantung menghilang. Auskultasi paru terdapat ronki basah halus di
kedua basal paru. Gejala klinis pada kasus diatas paling mungkin disebabkan oleh:
A. Adanya Severe volume overload
B. Adanya fusi serta perpanjangan korda
C. Hambatan aliran darah di katup aorta
D. Fibrosis dan penebalan daun katup
E. Adanya penambahan masa otot ventrikel kiri

31. Seorang pria 45 tahun, berat badan 60 kg datang dengan muntah-muntah sebanyak
lebih dari 10 kali/hari sejak kurang lebih 5 hari. Pasien sudah minum lansoprazol,
oralit, metoklopramid dan loperamid. Saat ini pasien mengatakan muntah dan diare
sudah berkurang, buang air kecil +/- 300 cc dalam 12 jam. Didapatkan tekanan darah
110/60 mmHg, nadi 100 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 37,50C, pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 15,0 g/dL, hematokrit 46%, leukosit 11000/mm 3,
trombosit 300000/mm3, ureum 110 mg/dL, kreatinin 2,5 mg/dL, natrium 150 mmol/L,
kalium 3,2 mmol/l. Penatalaksanaan selanjutnya pada pasien ini adalah :
A. Pemberian Furosemid injeksi
B. Pemberian cairan, dengan balans cairan positif
C. Hemodialisis cito
D. Peritoneal dialisis
E. Pemberian antibiotik adekuat

13
32. Seorang laki-laki 55 tahun dengan riwayat DM tipe 2 dan CAD dengan nyeri dada
yang memberat dan hipertensi. BB 60 Kg, TB 158 Cm, TD 180/100, Nadi
120X/menit. Pemeriksaan jantung didapatkan ictus bergeser ke kaudolateral tanpa
murmur atau perikardial rub. GDS 203 mg/dL, Ureum 45, Creatinine 1,4 mg/dL.
Enzim jantung dalam batas normal. Ia kemudian diberikan Nitrogliserin IV dan
aspirin, untuk menurunkan tekanan darahnya diberikan ACE-i dan untuk menurunkan
HR diberikan Bisoprolol. Pasien kemudian menjalani Angiografi koroner dengan hasil
tidak ada penyumbatan yang signifikan. Esok harinya, produksi urine pasien
berkurang menjadi 200 ml/24 jam. Pada pemeriksaan HR reguler pada 60X/menit, TD
110/65 mmHG, JVP 5+0, pemeriksaan paru tidak didapatkan kelainan, pemriksaan
jantung tidak didapatkan perubahan yang signifikan dibandingkan pemeriksaan sehari
sebelumnya. Pemeriksaan abdomen dalam batas normal. Pemeriksaan lab didaptkan
GDS 289 mg/dL, Na 140 mEq/L, K 5.3 mEq/L, Cl 104 mEq, Ureum 70 mg/dL, dan
Kreatinin 2.8 mg/dL. Pasien didiagnosa dengan Gangguan Ginjal Akut. Apa faktor
yang bukan menjadi menyebabkan AKI pada pasien tersebut?
A. Penurunan TD yang terlalu cepat.
B. Penggunaan ACE-inhibitor.
C. Peningkatan Gula darah.
D. Penggunaan zat kontras pada anggiografi.
E. Restriksi cairan

33. Seorang pria berusia 63 tahun datang ke instalasi gawat darurat karena sesak nafas
yang memberat. Pasien pernah didiagnosa tumor paru saat periksa di poliklinik
paru,namun menolak semua rencana pemeriksaan lanjutan dan memilih pengobatan
alternatif. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, denyut
nadi 102 kali/menit, regular, frekuensi napas 34 kali/menit, temperatur axilla 36,3 °C.
Pemeriksaan fisik thorak didapatkan redup di apex kanan atas, belum dilakukan
rontgen thorak. Kelainan daerah kepala leher yang kemungkinan didapatkan pada
kasus di atas adalah, kecuali:
A. Ptosis

14
B. Miosis
C. Enoftalmus
D. Tinitus
E. Anhidrosis hemifasial

34. Laki laki usia 55 tahun datang dengan keluhan sesak napas, sulit menelan, sulit bicara,
anggota tubuh terasa lemah. Dari pemeriksan fisik didapatkan ptosis pada kelopak
mata. Dari hasil laborat didapatkan penurunan gama globulin. Dari hasil ct scan
didapatkan massa berbatas tegas di mediastinum anterior. Diagnosa untuk pasien
diatas adalah
A. Timoma
B. Teratodermoid
C. Tiroid
D. Kistamediastinum
E. Neurofibroma

35. Laki-laki usia 65 tahun datang dengan keluhan sering mengantuk di siang hari, sakit
kepala di pagi hari, sering mendengkur dan merasa sering lupa. Pada pemeriksaan vital
signs, Tensi 160/90, nadi 80, respirasi 20. TB 150. BB 90, LP 100. Terapi untuk kasus
diatas adalah
A. CPAP
B. Oksigen nasal kanul
C. Oksigen NRM
D. Beta blocker
E. Calsium chanel blocker

36. Seorang pria berusia 63 tahun datang ke instalasi gawat darurat karena sesak nafas,
batuk dahak warna putih. Riwayat merokok + sudah 30 tahun. Kesadaran somnolen.
Tensi 130/90, Nadi 80 ireguler, RR 30x/menit. Pemeriksaan fisik didapatkan
hipersonor, barrel chest. Dilakukan AGD selama tidur PaO 2 78 mmhg dan PO2/FiO2
100. Dokter memberikan oksigen dari dosis rendah dengan FiO2 0,24, dengan tujuan:

15
A. Mengurangi efek hipoksia untuk pemicu gerakan bernapas
B. Meningkatkan mismatch ventilasi perfusi
C. Mencegah terjadi retensi CO2
D. Mencegah asidosis respiratorik
E. Semua jawaban diatas benar

37. Paisen laki-laki berusia 48 tahun yang dirawat di rumah sakit tiba mengeluh sakit pada
dada sebelah kiri disertai sesak nafas. Paisen pasca operasi tulang panggul dan hanya
tirah baring dalam 6 hari terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
110/70, frekuensi nadi 116 x/menit, laju repirasi 26 x/menit. Pada pemeriksaan paru
tidak didapatkan ronchi. Pasien dilakukan pemeriksaan saturasi oksigen dengan hasil
88 %, pemeriksaan EKG didapatkan S di lead I, Q dan T inverted di lead III. Hasil
foto thorax dalam batas normal. Gambaran yang sesuai dengan patofisiologi gangguan
yang didapatkan pada pasien ini adalah:
A. Ellis damoseau line
B. Hampton sign
C. Mc Ginn White Pattern
D. Inverted koma sign
E. Horner’s Sign

38. Seorang pria usia 25 tahun, pekerjaan satpam datang dengan keluhan utama sesak
hebat dan pandangan kabur sejak 3 jam SMRS setelah meminum minuman beralkohol
merk Vodka dicampur dengan Extrajoss dan Binter sebanyak 1,5 botol 2 hari yang
lalu, Saat di IGD ia tidak dapat diajak berkomunikasi, tampak tidak sadar, dan sesak
nafas. Sejak tahun 2008, pasien mulai suka minuman beralkohol dengan frekuensi
seminggu sekali lebih kurang 1-2 botol. Pasien terbiasa mencampur beberapa
minuman alkohol sekali minum. Pemeriksaan penunjang didapatkan kreatinin 2,13
mg/dL, pemeriksaan AGD pH 7,00 , pCO 2 26,0 mmHg, HCO3: 6,5 mmol/l, perkiraan
kadar metanol di dalam darah 37,12 mg/dl Penatalaksanaan yang paling tepat untuk
gangguan ginjal pada pasien ini adalah
A. Hemodialisa

16
B. Hemofiltrasi
C. Koreksi bicarbonate
D. Rehidrasi
E. Antidotum dengan mehtylen ethanol

39. Berikut ini merupakan faktor risiko terjadinya multiple myeloma, adalah
A. Ras afrika-amerika
B. Laki-laki
C. Usia tua
D. Rangsangan imun kronik
E. Semua benar

40. Seorang laki-laki umur 56 tahun didiagnosa dengan NHL akan mendapat regimen
kemoterapi, tindakan apa yang diberikan pada pasien ini untuk mencegah terjadinya
Sindrom Lisis Tumor:
A. Hidrasi cairan 2-3 liter/m2/24 jam dimulai 24 jam sebelum pemberian
kemoterapi. Kemudian diberikan alopurinol 2 kali 300 mg/hari dan
pemberian natrium bikarbonat 50-100 mEq untuk setiap liter cairan
intravena yang diberikan.
B. Hidrasi cairan 1-2 liter/m2/24 jam dimulai 24 jam sebelum pemberian
kemoterapi. Kemudian diberikan alopurinol 3 kali 300 mg/hari dan pemberian
natrium bikarbonat 150- 300 mEq untuk setiap liter cairan intravena yang
diberikan.
C. Hidrasi cairan 3-4 liter/m2/24 jam dimulai 24 jam sebelum pemberian
kemoterapi. Kemudian diberikan alopurinol 3 kali 300 mg/hari dan pemberian
natrium bikarbonat 100- 300 mEq untuk setiap liter cairan intravena yang
diberikan.
D. Hidrasi cairan 3-4 liter/m2/24 jam dimulai 24 jam sebelum pemberian
kemoterapi. Kemudian diberikan alopurinol 4 kali 300 mg/hari dan pemberian
natrium bikarbonat 150- 300 mEq untuk setiap liter cairan intravena yang
diberikan.

17
E. Hidrasi cairan 1-2 liter/m2/24 jam dimulai 24 jam sebelum pemberian
kemoterapi. Kemudian diberikan alopurinol 3 kali 100 mg/hari dan pemberian
natrium bikarbonat 50- 100 mEq untuk setiap liter cairan intravena yang
diberikan.

41. Seorang wanita usia 57 tahun dengan BB 55 kg TB 161 cm didiagnosa dengan Ca


Payudara telah menjalani kemoterapi 2 hari yang lalu. Saat ini pasien mengeluh mual
muntah, sesak napas, dan kelemahan pada otot. Dilakukan pemeriksaan dijumpai
Kalium, serum > 6,2 meq/L, Asam urat serum > 10,5 mg/dl. Kreatinin serum > 10
mg/dl. Fosfat serum > 10 mg/dl. BAK volume 800 cc sejak 1 hari yang lalu.
Tindakan yang dilakukan :
A. Hidrasi cairan 3-4 liter/m2/24 jam, alopurinol 4 kali 300 mg/hari, dan tindakan
alkalinisasi urin dengan pemberian natrium bikarbonat 150-300 mEq untuk
setiap liter cairanintravena
B. Diuresis paksa (forced diuresis) selama 24 jam dengan furosemid, alopurinol
600-800 mg/hari, keadaan oliguria diberikan diuretik atau manitol 12,5 gram
dalam larutan 20%
C. Dilakukan hemodialisa pada kondisi hiperkalemia dan hiperfosfat.
D. Hidrasi cairan 3-4 liter/m2/24 jam, alopurinol 4 kali 300 mg/hari, dan tindakan
alkalinisasi urin dengan pemberian natrium bikarbonat 150-300 mEq untuk
setiap liter cairan intravena, setelah itu tindakanhemodialisa
E. Diuresis paksa (forced diuresis) selama 24 jam dengan furosemid, alopurinol
600-800 mg/hari,terjadi keadaan oliguria diberikan diuretik atau manitol 12,5
gram dalam larutan 20 %, kemudian tindakan hemodialisa

42. Faktor resiko untuk terjadinya Sindroma Lisis Tumor adalah:


A. Leukemia akut dengan leukosit awal > 50.000/ul, Limfoma agresif dan
bulky, kadar LDH>1000u/ml, Peningkatan BUN, dehidrasi
B. Asam urat 7 mg/dl, Limfoma agresif dan bulky, kadar LDH>1000u/ml,
Peningkatan BUN, dehidrasi
C. Dijumpai adanya gangguan fungsi ginjal dimana peningkatan kreatinin serum 1,2

18
x normal, Limfoma agresif dan bulky, kadar LDH > 1000 u/ml, dehidrasi
D. Hiperkalemia >5 meq/L atau meningkat 10 %, Limfoma agresif dan bulky,
kadar LDH>1000 u/ml, Peningkatan BUN, dehidrasi
E. Leukemia akut dengan leukosit awal > 40.000/ul, Limfoma agresif dan bulky,
kadar LDH>1000 u/ml, Peningkatan BUN, dehidrasi

43. Seorang pria 25 tahun dengan pansitopenia dilakukan aspirasi sumsum tulang dan
biopsi, yang mengungkapkan hiposelularitas dan tidak ada sel hematopoietik. Analisis
sitogenetika dari sumsum tulang tidak menunjukkan kelainan apapun. Walaupun
sudah dilakukan transfusi PRC dan trombosit, pansitopenia nya tetap memburuk. Uji
histokompatibilitas pada adiknya tidak terjadi kecocokan. Terapi apa yang paling
sesuai untuk dilakukan?
A. Antithymocyte globulin, siklosporin, dan prednison
B. Prednison saja
C. Terapi suportif dengan transfusi darah dan trombosit saja
D. Methotrexate dan prednisone
E. transplantasi sumsum tulang

44. Pasien dengan anemia penyakit kronis biasanya:


A. MCV antara 80 dan 100 fl
B. Peningkatan level reseptor serum transferin
C. feritin serum yang rendah
D. Peningkatan level dari serum iron
E. Penurunan level erythropoietin

45. Manakah dari temuan laboratorium berikut tidak biasanya terlihat pada pasien dengan
anemia pernisiosa?
A. Peningkatan tingkat gastrin
B.Peningkatan kadar asam methylmalonic
C.Persentase vitamin B12 abnormal rendah yang dikeluarkan setelah
konsumsi oral vitamin B12 radioaktif dan faktor intrinsik dengan vitamin

19
B12 intramuskular (tahap II dari tes Schilling)
D. Peningkatan tingkat homocysteine
E. Semua temuan di atas biasanya terlihat

46. Tanda klinis yang dijumpai pada AIHA antara lain, kecuali:
A. Splenomegali
B. Sklera Ikterik
C. Urine Merah Gelap
D. LDH meningkat
E. Konjungtiva Pucat

47. Terapi yang direkomendasikan pada AIHA antara lain, kecuali :


A. Splenektomi
B. Kortikosteroid
C. Transfusi jika Hb < 8gr/dL
D. Imunosupresan
E. Danazol

48. Pada TTP yang menjadi sebab terjadinya thrombus sistemik adalah masalah pada:
A. Defek factor Hplasma
B. Gagalnya degradasi faktor Van Wilebrand
C. Mutasi pada sel induk multipoten
D. Pajanan toksin shiga
E. Defek pada protein membentuk membrane eritrosit

49. Seorang perempuan berusia 38 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas sejak
8 jam. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 160/100 mmHg; frekuensi
nadi 100x/menit; frekuensi napas 30x/menit cepat dan dalam; konjungtiva pucat; batas
jantung kanan garis sternalis dekstra, batas jantung kiri 2 cm lateral garis midklavikula
sinistra, auskultasi paru terdapat ronkhi basah di seluruh lapangan paru. Hasil

20
laboratorium menunjukkan Hb 8 g/dL; ureum 200 mg/dL, kreatinin 7 mg/dL, AGD pH
7,2 , pO2 85 mmHg; pCO2 46 mmHg; HCO3 10 mEq/L, base excess -5 mEq/L, saturasi
O2 95%. Patogenesis gangguan keseimbangan asam basa pada pasien ini adalah:
A. Pembentukan asam yang berlebihan dan pembentukan bikarbonat yang berkurang
B. Pembentukan asam yang berlebihan dan pengeluaran CO2 oleh paru yang
berkurang
C. Pembentukan bikarbonat yang berkurang dan pengeluaran CO2 oleh paru yang
berlebihan
D. Pengeluaran asam oleh ginjal yang berkurang dan pengaluaran CO 2 oleh
paru yang berkurang
E. Pengeluaran asam oleh ginjal yang berlebihan dan pengeluaran CO 2 oleh paru
yang berlebihan.

50. Seorang Laki-laki tuna wisma paruh baya dibawa ke IGD dengan kondisi lemas,
apatis. Baju pasien sangat kotor karena banyak sekali muntahan. Dari pemeriksaan
fisik ditemukan TD 80/50 mmHg, Nadi 120 x/mnt, reguler, tidak kuat angkat, RR 30
x/mnt, cepat dan dalam. Pemeriksaan Neurologi tidak didapatkan kelainan. Dari hasil
laboratorium didapatkan Natrium 133 mmol/L, Kalium 2,5 mmol/L, klorida 118
mmol/L, ureum 52 mg/dL, kreatinin 3,4 mg/dL. Dari analisa gas darah pH 7,25; pCO 2
14 mmHg; HCO3 5 mmol/L. Apakah gangguan asam basa yang dialami pasien
tersebut?
A. Asidosis metabolik dengan anion gap
B. Asidosis metabolik tanpa anion gap
C. Asidosis respiratori dengan asidosis metabolik
D. Asidosis metabolik dengan anion gap dengan asidosis respiratorik
E. Asidosis metabolik dengan anion gap dengan alkalosis respiratorik

51. Hormon – hormon apa saja yang mempengaruhi sntesis komponen kartilago?
A. Testosteron, b-estradiol, Platelet deriivat growth factor (PDGF), fibroblast
growth factor dan kalsitonin.

21
B. Testosteron, b-estradiol, Platelet deriivat growth factor (PDGF), Estrogen dan
kalsitonin.
C. Testosteron, Platelet deriivat growth factor (PDGF), Estrogen dan kalsitonin.
D. Estrogen, b-estradiol, Platelet deriivat growth factor (PDGF), fibroblast growth
factor dan kalsitonin.
E. Estrogen, Platelet deriivat growth factor (PDGF), fibroblast growth factor dan
kalsitonin.
52. Sebutkan 3 Isoform NOS (Nitric Oxide Synthase) ?
A. Constitutively expressed NOS, Endothelial cNOS, Nitric Oxide.
B. Constitutively expressed NOS, NO, Inducible NOS.
C. Constitutively expressed NOS, Endothelial cNOS, Inducible NOS.
D. Endothelial cNOS, Inducible NOS, Cytokine.
E. Endothelial cNOS, Inducible NOS, Kalsitonin.

53. Wanita umur 48 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri otot,
disertai nyeri di persendian disertai rasa kram di kedua kaki, ada penurunan berat
badan sejak 1 bulan. Dari pemeriksaan didapatkan TD 150/100, Nadi 98x/menit, Suhu
37,5° C, RR 20x/menit pada kulit didapatkan adanya livedo retikularis. Dari
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb 9,4, WBC 1100, PLT 520.000, LED
100, Ureum 98, UL: prot +2, bld +2, leu 0-1/lp, nitrat -Kreatinin 1,8, SGOT 98, SGPT
68, Anti HCV positif, ANCA negatif, dan kadar komplemen C3-C4 menurun. dan
telah dilakukan biopsi didapatkan vaskulitis pada pembuluh darah kecil dan sedang.
Apakah diagnosis penyakit yang paling mungkin untuk pasien tersebut:
A. Wagener’s granulomatosis + ISK
B. SLE
C. Anti GBM disease + GN
D. Cryoglobulinemia + GN
E. Poliarteritis nodosa + ISK

54. Seorang wanita 50 tahun, tampak Raynaund’s phenomen pada tangan selama 15 tahun.
Selama satun tahun terahkir kondisi ini bertambah berat, dengan atrlagia, atritis pada

22
tangan dan pergelangannya, disertai sulit menelan. Hasil laborat menunjukkan ACA
(+) dan anti – RNP (-), ANA tes (+). Dignosis yang paling mungkin pada pasien ini
adalah
A. Systemic sclerosis
B. Mixed connective-tissue disease
C. Overlap syndrome
D. Dermatomyositis
E. Systemic lupus erythematosus

55. Seorang wanita 63 tahun yang telah didiagnosis dengan Rheumatoid arthritis sejak 42
tahun yang lalu. Mengalami perburukan meskipun penyakit sendi nya tidak menjadi
masalah dia telah kehilangan berat badan dan diare kronis berbau busuk, mudah
memar, mudah terasa kelelahan, dan edema perifer pada pemeriksaan tampak plak
seperti lilin pada kulit di lipatan aksila, lidah membesar, hepatosplenomegali,
neuropati perifer, pemeriksaan guaiac feses (+), proteinuria (5 g/d), alkali phosphatase
meningkat laborat lain dalam batas normal kecuali penurunan albumin, dari EKG low
voltage. Pemeriksaan penunjang apalagi yang diperlukan untuk semakin memperkuat
diagnosis?
A. Bone marrow aspirasi dan biopsi
B. Ct scan abdomen
C. Serum protein elektrophoresis
D. 3 x serial Kultur sputum acid fast bacillus
E. Fat pad aspiration abdominal subcutan

56. Seorang laki laki usia 25 tahun datang dengan keluhan hidung buntu, keluar sekret
purulent, disertai rasa sakit di muka dan pipi. Pasien juga mengeluh pusing, dan
penciuman berkurang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan polip hidung. Keluhan ini
sudah dirasakan lebih dari 8 hari. Pilihan antibiotik yang tepat pada pasien ini adalah:
A. Azitromisin
B. Sefuroksim
C. Ciprofloksasin

23
D. Ceftasidim
E. Kotrimoksasol

57. Seorang laki – laki, usia 23 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada daerah muka,
disertai dengan hidung tersumbat dan panas badan sejak 8 hari yang lalu. Riwayat
sebelumnya pasien bila pagi hari sering bersin – bersin dan telah diobati dengan
nafazolin, dan biasanya keluhan akan membaik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD
: 120/70 mmHg, denyut nadi : 92 x/menit, frekuensi nafas : 20 x/menit, suhu
tubuh :37.8°C Berikut ini yang benar mengenai kasus di atas adalah :
A. Pada stadium akut selalu sembuh sempurna setelah pengobatan efektif
B. Pemberian antibiotik pilihan utamanya adalah siprofloksasin
C. Sekret purulen di rongga hidung disertai telinga yang sakit adalah faktor mayor
D. MRI hanya dianjurkan bilamana dicurigai penyebabnya adalah tumor atau
jamur
E. Bila dicurigai adanya imunodefisiensi kongenital dapat dilakukan pemeriksaan
IgE, IgM dan IgG

58. Seorang wanita 60 tahun, dengan DM tipe 2 memerlukan terapi insulin, setelah terapi
insulin dimulai, timbul eritema lokal, pembengkakan dan gatal di tempat suntikan
yang multipel. Meskipun diberi terapi antihistamin, suntikan insulin berikutnya
menyebabkan timbulnya urtikaria dan angioedema yang menyeluruh. Mekanisme
patogenik yang terkait dengan penyakit di atas adalah:
A. Antibodi IgE anti reseptor insulin
B. Antibodi IgE anti insulin
C. Antibodi IgA anti insulin dalam kompleks imun yang beredar
D. Sitotoksisitas sel-T
E. Antibodi IgG anti-insulin

59. Seorang laki – laki berusia 27 tahun bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit
sejak 1 tahun yang lalu, dan baru saja di mutasi kebagian ruang operasi 1 bulan ini,
datang ke poliklinik spesialis penyakit dalam dengan keluhan sering sesak nafas,batuk

24
dan mengi dan kedua tangan kemerahan dan gatal. Pasien mengeluhkan keluhan
memberat saat dia sering memakai sarung tangan ( handscoon ). dan saat pasien libur
keluhan berkurang tanpa obat, tanda vital TD 120/80, RR 20 x/menit, Nadi 88 x/menit,
pemeriksaan paru dalam batas normal. Berikut ini adalah rekomendasi yang dapat
dokter berikan :
A. Menyarankan pasien untuk melakukan tes kulit untuk mengetahui alergen
B. Menganjurkan keluar dari pekerjaannya
C. Menganjurkan evaluasi fungsi paru secara berkala pada pekerja yang sudah
menderita asma akibat kerja setelah memastikan jenis allergen
D. Memberikan obat kortikosteroid oral
E. Menganjurkan pemakaian nebuliser di tempat kerja.

60. Seorang wanita 34 tahun, hamil 6 bulan dengan riwayat penyakit Lupus sejak 3 tahun
terakhir. Pasien mengaku menghentikan sendiri pengobatan sejak 2 tahun yang lalu
karena tidak ada keluhan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan alopesia, ruam malar,
stomatitis serta tanda kehamilan sesuai umur kehamilan. Pemeriksaan lain dalam batas
normal. Pemeriksaan yang anda usulkan untuk mendeteksi kemungkinan efek Lupus
terhadap janin adalah…
A. Anti DsDNA
B. AntiSm
C. Anti Ro/La
D. Scl-70 e)
E. ANA tes

61. Pernyataan berikut ini adalah benar mengenai epitop,


A. Epitop atau determinan antigen adalah bagian dari antigen yang dapat
membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi
B. Merupakan molekul poten terhadap mitogen sel T
C. Dapat memacu mitosis sel CD4+
D. Tidak mampu menginduksi pembentukan antibodi
E. Tidak dapat diikat oleh bagian dari antibodi

25
62. Seorang perempuan usia 35 tahun, datang berobat ke poliklinik, Pasien mengeluh
sering berkunang-kunang yang hilang timbul seperti orang akan pingsan, lelah dan
rasa pegal serta nyeri sendi diseluruh badan kadang-kadang disertai dengan demam,
terkadang terdapat nyeri dada. Tidak disertai dengan mual, muntah menggigil, selain
itu berat badannya turun 5 kg dalam satu bulan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran kompos mentis, tekanan darah 145/90 mmhg; frekuensi nadi 92x/menit,
frekuensi napas 24x/menit; suhu 37,6°C. Pemeriksaan EKG tidak diketemukan
kelainan. Berdasarkan klinis diatas, diagnosa yang tepat pada pasien tersebutadalah:
A. Sindrom Churg-Strauss
B. Poliateritis Nodusa Toksik
C. Artreitis Takayatsu
D. Granulomatosa Wagener
E. Penyakit Kawasaki

63. Seorang lali-laki 42 tahun, bekerja sebagai petani. Pasien datang ke IGD karena sesak
nafas disertai batuk berdahak berwarna kuning kental, tidak disertai darah, selain itu
pasien juga mengeluhkan nyeri dada yang hilang timbul dan mudal lelah. Pasien sering
merasakan sakit kepala, nyeri sendi kaki dan sendi otot, serta demam. Riwayat asma
dalam keluarga disangkal.pemeriksaan fisik tekanan darah 110/80 mmHg; frekuensi
pernafasan 26x/menit; denyut nadi 98x/menit, suhu 37,9ºC. Diagnosa yang tepat pada
pasien ini adalah:
A. Farmer’s lung disease
B. Bagasossisdisease
C. Cheese washer’sdisease
D. Pigeon breeder’sdisease
E. Thatched roof worker’s disease

64. Seorang wanita usia 36 tahun datang berobat ke poliklinik untuk pemeriksaan
kehamilannya dan meminta untuk divaksinasi. Pasien rutin kontrol ke poliklinik
karena penyakit asmanya. Pasien sedang hamil 30 minggu anak ke-duanya.

26
Pemeriksaan fisik didapatkan sensorium compos mentis, TD 120/70 mmHg, RR
20x/menit, suhu 36,5°C, tidak ditemukan ronkhi dan wheezing. Vaksin yang
direkomendasikan pada pasien ini adalah:
A. Vaksin MMR, varisela, yellowfever
B. Vaksin influenza, tetanus toksoid, hepatitis B
C. Vaksin MMR, tetanus toksoid, hepatitis B
D. Vaksin influenza, tetanus toksoid, yellow fever
E. Vaksin influenza, tetanus toksoid, hepatitis B,varisella

65. Seorang perempuan usia 29 tahun, datang berobat ke poliklinik Pasien mengeluh
sering timbul bentol-bentol dan kemerahan pada kulit yang disertai gatal-gatal setelah
makan kacang tanah. Pasien juga sering bersin-bersin jika sedang menyapu dan
membersihkan rumah kadang-kadang nafas terasa sempit sehingga menimbulkan
bunyi mengi. Protein alergen penyebab alergi pada pasien tersebut adalah:
A. Ovalbumin
B. Kasein
C. Ara h1
D. Whey
E. Ghadc1

66. Seorang laki-laki berusia 28 tahun, sejak 10 hari mengeluh sering batuk pilek, hidung
terasa buntu dengan sektret yang purulen. Pada pemeriksaan fisik adanya nyeri tekan
daerah wajah. Pasien mengatakan keluhan sudah berulang 4 kali dalam 1 tahun
terakhir. Pemeriksaan foto polos sinus paranasal dijumpai adanya perselubungan dan
penebalan mukosa sinus >6 mm. Tanda vital : TD : 120/80 N : 92 x/menit, RR : 20
x/menit, Suhu: 37°C. Berdasarkan gejala dan tanda, diagnosa Rinosinusitis pasien
tersebutadalah:
A. Akut
B. kronik
C. Akut rekuren
D. Eksaserbasi akut pada kronik

27
E. Subakut

67. Antibodi terdiri dari beberapa jenis. Pernyataan mengenai jenis antibodi berikut ini
yang benar adalah
A. IgG merupakan komponen paling sedikit dari imunoglobulin serum
B. Berat molekul IgG adalah 160.000
C. IgD ditemukan dalam kadar yang tinggi dalam darah namun bersifat kurang aktif
D. IgE ditemukan dalam jumlah yang banyak dalam darah
E. IgM merupakan Ig terbesar kedua setelah IgG dan mempunyai rumus bangun
pentamer

68. Seorang perempuan muda usia 28 tahun, diantar ke UGD dengan keluhan sesak nafas
setelah mencium bau parfum pria yang baru dikenalnya di tempat kerjanya yang baru.
Keluhan disertai batuk berdahak warna jernih encer, mengik, bersin-bersin beruntun.
Riwayat asma sebelumnya disangkal, riwayat asma dialami ibu pasien. Pemeriksaan
fisik didapatkan sensorium compos mentis, frekuensi nafas 30x/menit, tekanan darah
120/70, whezing seluruh lapangan paru, bentuk punggung skoliosis. SpO2 93 %.
Pasien dinebulisasi salbutamol dan pemberian steroid injeksi, keluhan sesak
berkurang. Satu minggu kemudian datang kepoliklinik dan sesak masih dirasakan
terutama pada malam hari dan cuaca dingin. Pemeriksaan spirometri didapatkan nilai
sebagai berikut :
FeV1/FVC : 68 %
FeV1 : 65 % (prediksi)
FVC : 95 % (Prediksi)
Bagaimanakah hasil spirometri pada kasus ini?
A. Obstruksi ringan
B. Restriksi ringan
C. Obstruksi sedang
D. Obstruksi ringan dan restriksi ringan
E. Obstruksi sedang dan restriksi sedang

28
69. Seorang laki-laki usia 34 tahun, datang berobat ke poliklinik penyakit dalam untuk
berkonsultasi. Pasien menderita penyakit gagal ginjal kronik sejak 1 bulan yang lalu
dan sudah mendapat terapi clonidin 3 x 0.15 mg, asam folat 3x 1 mg, CaCo 3 3x 500
mg serta menjalani hemodialisa rutin 2 kali dalam seminggu. Pasien ingin
mendapatkan vaksinasi hepatitis B. Hasil serologi anti HBs negatif. Setelah 2 bulan
selesai vaksinasi terakhir, didapatkan serologi anti HBs nilai 15 mIU/mL. Apakah
langkah selanjutnya pada pasien ini?
A. Tidak perlu diberikan boster, evaluasiserologi anti HBs 1 tahun kemudian
B. Tidak perlu diberikan boster, evaluasi serologi anti HBs 2 tahun kemudian
C. Tidak perlu diberikan boster, evaluasi serologi anti HBs 3 tahun kemudian
D. Tidak perlu diberikan boster, evaluasi serologi anti HBs 5 tahun kemudian
E. Diberikan boster vaksinas hepatitis B, evaluasi serologi anti HBs 2 bulan
kemudian

70. Seorang perempuan usia 34 tahun datang ke dokter praktek untuk mengetahui jenis
makanan yang menimbulkan alergi. Satu minggu yang lalu pasien mengalami keluhan
kulitnya gatal-gatal disertai bentol setelah makan di acara arisan. Pada acara tersebut
pasien makan udang goreng, sop kepiting, sambal terasi dan es teler. Pasien langsung
berobat ke dokter praktek diberi obat prednison 5 mg tablet tiga kali sehari dan
cetirizine tablet 10 mg satu kali sehari dan salisil talk. Obat dimakan selama 3 hari.
Pasien dianjurkan untuk menjalani tes kulit. Saat ini pasien tidak minum obat tersebut
lagi. Kapan sebaiknya pasien tersebut dilakukan tes tusuk ?
A. Menyarankan dilakukan tes tusuk hari itu juga.
B. Menyarankan dilakukan tes tusuk 3 hari setelah terakhir makan obat
C. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 1 minggu setelah terakhir makan
obat
D. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 3 minggu setelah terakhir makan obat
E. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 1 bulan setelah terakhir makan obat

71. Seorang laki-laki 65 tahun, dibawa ke IGD RSSA dengan keluhan nyeri dada dengan
sensasi seperti dirobek sejak 1 jam SMRS. Keluhan dialami mendadak saat sedang

29
menyaksikan pertandingan sepakbola di televisi. Pasien memiliki riwayat hipertensi
sejak 10 tahun terakhir, namun tidak teratur minum obat. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan GCS 456 gelisah; TD 190/110 mmHg; Nadi 125 x/m; RR 20 x/m; SpO2
96% room air; VAS Score 7/10. Pemeriksaan laboratorium didapatkan: Hb 13 g/dL
(12 - 16 g/dL); WBC 11.700/uL (4.000 - 10.000/uL); PLT 450.000/uL (150.000 -
450.000/uL);Ureum 32 mg/dL (8-24 mg/dL); Creatinine 1,5 mg/dL (0,5-1,1 mg/dL);
D-dimer 1,3 mcg/mL (< 0,4 mcg/mL). Hasil pemeriksaan ECG dan CXR pasien
sebagai berikut :

Diagnosis yang paling mungkin terjadi pada pasien tersebut adalah:

A. Emboli paru

B. NSTEMI inferior

C. Paroxysmal Supraventricular Tachycardia (PSVT)

D. AV Nodal Re-entrant Tachycardia (AVNRT)

E. Diseksi aorta

72. Seorang wanita berusia 65 tahun, dibawa ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri

30
sejak 3 jam yang lalu. Keluhan dirasakan semakin memberat dan disertai dengan
sesak nafas. Hasil pemeriksaan didapatkan pasien tampak obese; GCD 345 (gelisah);
TD 80/50 mmHg; N 136x/m; RR 24x/m; SpO2 91%; Suhu aksila 36,8°C. Riwayat
DM > 10 tahun tidak terkontrol. Hasil ECG pasien sebagai berikut :

Jarak PCI center terdekat adalah 2 jam perjalanan dari RS Anda. Tatalaksana yang tepat
bagi pasien tersebut adalah :

A. Oksigen, loading dose ASA & CPG, Inotropik, Drip Heparin, rawat ICCU

B. Oksigen, loading dose ASA & CPG, Inotropik, Drip Heparin, rujuk PCI
center

C. Oksigen, loading dose ASA & CPG, Streptokinase 1.5 juta unit, Heparin,
rawat ICCU

D. Oksigen, loading dose ASA & CPG, Inotropik, Streptokinase 1.5 juta unit,
Heparin, rawat ICCU

E. Oksigen, loading dose ASA & CPG, Inotropik, Streptokinase 1.5 juta unit,
rujuk PCI center

73. Seorang laki-laki berusia 56 tahun, datang ke IGD RSSA dengan keluhan nyeri dada
mendadak sejak 2 jam SMRS. Nyeri dada dikeluhkan tembus ke belakang disertai
dengan munculnya keringat dingin. Pasien seorang perokok berat sejak berusia 20
tahun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak gelisah; GCS 345; TD 70/40
mmHg; N 48x/menit; RR 24x/menit; Suhu aksila 36,8°C. Hasil ECG pasien sebagai

31
berikut :

Tatalaksana yang tepat untuk pasien tersebut adalah :

A. Berikan Sulfas Atropin 1 mg (IV) dapat diulang 3x, drip Dopamin 5-20
mcg/kgBB/menit, Primary PCI

B. Berikan ISDN 5mg sublingual, drip Dopamin 5-20 mcg/kgBB/menit, Primary


PCI

C. Loading ASA & CPG, drip Dopamin 5-20 mcg/kgBB/menit, pasang TPM,
Primary PCI

D. Loading ASA & CPG, injeksi Sulfas Atropin 1 mg (IV) dapat diulang 3x, Drip
Dopamin 5-20 mcg/kgBB/menit, Primary PCI

E. Loading ASA & CPG, ISDN 5mg sublingual, drip Dopamin 5-20
mcg/kgBB/menit, pasang TPM, Primary PCI

74. Seorang laki-laki 75 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya. Pasien tampak bingung
dan lesu dalam 2 hari terakhir. Keluarganya juga mengamati adanya penurunan
produktivitas dan kemampuan fisik pasien dalam 6 bulan terakhir. Sambil melakukan
heteroanamnesis, Anda meraba nadi radial pasien dan mendapati adanya variabilitas
amplitudo denyut nadi dengan ritme yang teratur. Pada saat melakukan pengukuran
tekanan darah, Anda hanya dapat mendengar suara Korotkoff I setiap dua fase
sistolik, yang tidak tergantung pada siklus pernapasan. Masalah yang mungkin terjadi
32
pada pasien ini adalah:

A. Fibrilasi atrium

B. Tamponade jantung

C. Perikarditis konstriktif

D. Emboli paru

E. Disfungsi ventrikel kiri berat

75. Seorang laki-laki 24 tahun dirujuk dari klinik pratama ke Poliklinik Penyakit Dalam
dengan episode sinkop saat sedang bermain bola basket 2 hari yang lalu. Pasien tidak
ingat saat kejadian, tetapi dia diinfokan jika mengalami kolaps saat sedang berlari.
Saat sadar dia mendapatkan adanya beberapa memar pada siku dan dahi akibat
jatuhnya. Sebelumnya pasien merupakan individu yang aktif, namun akhir-akhir ini
sering mengeluhkan nyeri dada ketika aktivitas fisik berat sehingga pasien sedikit
membatasi aktivitas. Ayah pasien memiliki riwayat pembesaran jantung dan
meninggal di usia 44 tahun ketika sedang bersepeda di tanjakan curam, yang
dicurigai akibat serangan jantung mendadak. Pada auskultasi jantung didapatkan
adanya murmur mid-sistolik crescendo-decrescendo grade III/IV, yang meningkat
intensitasnya dengan manuver Valsava. Hasil perekaman EKG sebagai berikut:

Masalah yang paling mungkin dialami oleh pasien adalah:

33
A. Hypertrophic obstructive cardiomyopathy (HOCM)

B. Ventricular Septal Defect (VSD)

C. Atrial Septal Defect (ASD)

D. Rheumatic Heart Disease (RHD)

E. Valvular Heart Disease

76. Wanita 78 tahun dibawa ke RS dengan sesak nafas berat sejak 2 hari yang lalu.
Kondisi di IGD menunjukkan saturasi oksigen 60% yang kemudian meningkat
menjadi 82% dengan pemberian oksigen masker non rebreathing, hasil foto thorax
menunujukkan pneumonia multi lobaris. Pasien selanjutnya diintubasi dan dipasang
ventilator mekanik dengan mode assist-control, RR 24X/menit, Volume Tidal
6mL/kg, FiO2 1.0, PEEP 12 cmH2O, lalu dilakukan BGA dengan hasil Ph 7,20,
PCO2 32mmHg, PO2 54mmHg. Apakah penyebab hipoksia pada pasien ini :

A. Hipoventilasi

B. Hipoventilasi dan V/Q mismatch

C. V/Q mismatch

D. Shunting

E. Gangguan difusi

77. Seorang pria, 55 tahun perokok aktif sejak usia 25 tahun, saat ini dirawat di ICU
pasca operasi laparatomi karena ileus obstruktif. Pada perawatan ICU hari ke-5 hari
pasien demam dan takipneu. Pasien mendapatkan pengobatan empirik dengan
levofloxacin 500 mg/ hari, kemudian hasil biakan sputum didapatkan Pseudomonas
aeruginosa dan pasien belum mengalami perbaikan klinis, maka pilihan terapi saat ini
adalah…

A. Ampisilin-sulbaktam

34
B. Ceftazidim

C. Ceftriaxone

D. Azitromisin

E. Vancomycin

78. Seorang laki-laki, 26 tahun penderita HIV, mengeluhkan demam tinggi disertai
batuk-batuk sejak 3 bulan yang lalu. Pasien sudah berobat di Puskesmas dan
didiagnosis tuberkulosis dengan BTA +, dengan bronkiektasis dan kavitas pada
gambaran radiologis dan juga diketahui pasien menderita HIV. Pasien saat ini dalam
pengobatan ARV dengan tenofovir, lamivudine, dan efavirenz setelah menjalani
pengobatan dengan OAT kategori I selama 2 minggu yang masih berlanjut saat ini.
Pada bulan kedua pengobatan OAT, masih ditemukan BTA +, setelah dilanjutkan
dengan pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) dengan menggunakan Xpert MTB-
Rif didapatkan hasil tidak terdeteksi M. Tb. Bagaimana usulan tatalaksana
selanjutnya?

A. OAT dihentikan

B. Moxifloxacin 1 x 400 mg

C. Clarithromycin 500 mg/ hari

D. Ganti dengan OAT kategori II

E. Ganti dengan regimen TB-MDR

79. Pasien dengan keluhan sesak nafas mendadak sejak 3 jam sebelum masuk RS. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pernafasan 40x/menit, paru: ronki basah kasar pada
seluruh lapangan paru, saturasi oksigen 78%. Riwayat penyakit jantung sebelumnya
disangkal. Roentgen toraks: infiltrat difus bilateral, tidak ada efusi pleura. Masalah
pada pasien tersebut adalah edema paru non-kardiogenik (ARDS). Kriteria ARDS
berat berdasarkan konsensus berlin:

35
A. Dyspnea akut, gagal jantung kiri, SatO2 <90%

B. Dyspnea akut, gagal jantung kanan, SatO2 < 90%

C. Dyspnea akut, infiltrat difus bilateral, PaO2/FiO2 < 100, PCWP < 18

D. Dyspnea akut, infiltrat difus bilateral, PaO2/FiO2 <200, PCWP >18

E. Dispnoe akut, infiltrat difus bilateral, PaO2/FiO2 > 200, PCWP <18

80. Wanita, 24 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kanan sejak 1 minggu. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan vesikuler paru kanan menurun setinggi ICS IV. Pasien
diketahui menderita NOK (Neoplasma Ovarium Kistik) dan telah dilakukan
kemoradiasi. Tatalaksana selanjutnya yang dilakukan adalah:

A. Foto toraks PA dan lateral kanan

B. Foto toraks PA dan USG toraks

C. Foto toraks Lateral dan USG toraks

D. Foto toraks PA dan lateral kiri

E. Foto toraks lateral dan torakosintesis

81. Seorang laki-laki 59 tahun memiliki riwayat gout sejak 6 bulan ini. Pasien terkontrol
dengan mengkonsumsi kolkisin dan allopurinol, namun pasien mengalami
hipersensitivitas terhadap allopurinol 3 bulan yang lalu, yang membaik setelah
penghentian obat. Pasien mengalami serangan gout akut yang menjadi lebih sering
setelah penghentian obat. Pasien memiliki riwayat hipertensi, gagal ginjal kronik, dan
dislipidemia. Pemeriksaan fisik didapatkan tofus pada MTP 1. Pemeriksaan lab
didapatkan kreatinin serum 2,3 mg/dl (eGFR 48 ml/menit/1,73 m 2), kadar asam urat
9,2 mg/dl, lain-lain tidak ada kelainan. Saat ini terapi yang dikonsumsi pasien adalah
kolkisin, lisinopril, metoprolol, dan simvastatin. Rekomendasi terapi selanjutnya
yang paling tepat yang disarankan kepada pasien untuk mencegah serangan gout
kembali adalah:

A. Menghentikan kolkisin

36
B. Memulai febuxostat

C. Memulai pegloticase

D. Memulai probenecid

E. Memulai allopurinol kembali

82. Laki-laki 30 tahun mengeluhkan nyeri pada tumitnya sejak 6 bulan yang lalu. Nyeri
memberat saat istirahat, disertai kekakuan pada saat pagi hari selama 1 jam. Pasien
mengkonsumsi asetaminofen namun tidak didapatkan perbaikan terhadap nyerinya.
Tiga tahun sebelumnya pasien mengeluhkan adanya kemerahan pada mata kirinya.
Pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya nyeri pada vertebra atau sendi sakroiliak
dan didapatkan nyeri tekan dan bengkak pada insersi tendon Achilles. Pemeriksaan
radiografi pada sendi sakroiliak tidak didapatkan kelainan. Radiografi pada tumit
kanan didapatkan adanya pembengkakan pada jaringan lunak dan erosi pada insersi
tendon Achilles. Pemeriksaan penunjang yang paling tepat yang digunakan untuk
mendiagnosis kasus tersebut adalah:

A. Anti-cyclic citrullinated peptide antibody

B. Antineutrophil cytoplasmic antibody

C. Antinuclear antibody

D. HLA-B27

E. Anti-double stranded DNA antibody

83. Perempuan 50 tahun mengeluhkan nyeri sendi yang progresif pada jari-jarinya sejak
5 tahun yang lalu. Didapatkan kaku sendi yang berlangsung selama 10 menit dan
nyeri yang semakin memberat saat mengerjakan aktivitas. Pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri tekan dan krepitasi pada sendi CMC 1, pembesaran tulang dan nyeri
sendi pada seluruh DIP, serta penurunan ruang gerak sendi pada ibu jari dan sendi
DIP. Tidak didapatkan kemerahan, hangat, ataupun efusi. Pemeriksaan selanjutnya
yang direkomendasikan untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini adalah:

37
A. Antibodi anti-dsDNA

B. Antibodi anti-nuklear

C. Pemeriksaan foto radiografi tangan

D. Rheumatoid factor

E. Tidak memerlukan pemeriksaan lanjutan

84. Wanita 42 tahun mengeluhkan nyeri dan bengkak pada sendi di jari kedua tangan,
siku, dan pergelangan kaki sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan cenderung agak
membaik saat mengkonsumsi naproxen. Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan
dan bengkak pada sendi PIP II dan III bilateral, MCP II sampai V bilateral,
pergelangan tangan kiri, siku kanan, dan pergelangan kaki kanan. Pemeriksaan lab
didapatkan hasil rheumatoid factor yang positif (85 U/ml) dan antibodi anti-cyclic
citrullinated peptide yang juga positif. Pemeriksaan radiografi pada tangan
menunjukkan adanya periarticular osteopenia pada sendi MCP. Terapi awal yang
dapat diberikan pada pasien ini adalah:

A. Etorocoxib

B. Hidroksiklorokuin

C. Metotreksat

D. Rituximab

E. Tofacitinib

85. Laki-laki 80 tahun mengeluhkan nyeri pada lutut kanannya sejak 1 hari yang lalu.
Pasien memiliki riwayat serangan gout 2 tahun yang lalu pada ibu jari kaki dan
lututnya. Saat ini pasien mengkonsumsi allopurinol dan ibuprofen hanya jika nyeri.
Pemeriksaan fisik didapatkan suhu 37,8°C, bengkak pada lutut kanan, hangat,
eritema, dan nyeri tekan. ROM pada lutut kanan terbatas. Aspirasi cairan sendi pada
lutut kanan didapatkan cairan keruh kekuningan sebanyak 30 ml dengan jumlah

38
leukosit 55.000/µl dan 95% sel polimorfonuklear. Pemeriksaan lain pada cairan sendi
didapatkan kristal berbentuk jarum dengan birefringen yang negatif saat diberikan
sinar polarisasi. Pemeriksaan Gram didapatkan hasil negatif. Pemeriksaan kultur
masih belum ada hasil. Terapi yang paling tepat yang dapat diberikan pada pasien ini
adalah:

A. Diberikan kolkisin

B. Meningkatkan dosis allopurinol

C. Melakukan injeksi intraartikular glukokortikoid

D. Memberikan antibiotik intravena

E. Memberikan steroid intravena

86. Seorang wanita usia 35 tahun datang dengan keluhan lemas, mudah lelah. Pasien juga
merasa pusing, tidak nafsu makan, ada mual dan muntah, terdapat demam hilang
timbul, serta terdapat penurunan berat badan 5 kg dalam 2 bulan terakhir. Pasien
pernah dirawat intensif sebelumnya karena tekanan darah sangat rendah, namun
pasien tidak rutin kontrol. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah duduk
90/60, tekanan darah berdiri 80/50, nadi 98 kali/menit, laju pernapasan 20 kali/menit,
suhu 37,6°C. Terdapat bercak hiperpigmentasi di wajah, lengan, dan mukosa mulut.
Rambut di pubis dan aksila berkurang. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
10,3 gr/dL, Ht 39%, Leukosit 8000/mm3, trombosit 250.000/uL, GDS 56 mg/dL, Na
130 meq/L, K 5,8 meq/L, Cl 101 meq/L, AGD dengan gambaran asidosis metabolik.
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis pada pasien di atas adalah:

A. Pemeriksaan CT scan abdomen

B. ACTH stimulation test

C. Pemeriksaan kortisol serum

D. MRI kepala

E. Tes supresi dexametason dosis 1 mg malam jam 11 dan dicek jam 8 pagi

39
87. Seorang laki-laki, 30 tahun datang ke klinik saudara dengan keluhan sakit kepala,
jantung sering berdebar, sering berkeringat banyak, tidak ada demam. Saat
pemeriksaan didapatkan TD 150/100, Nadi 90 x/mnt, Respirasi 24 x/mnt, Suhu
36,5°C, glukosa darah sewaktu 245. Kemungkinan Diagnosa dari pasien tersebut di
atas dan anjutran pemeriksaan adalah

A. Hipertiroid, periksa kadar TSHs dan FT4

B. Hipotiroid, periksa kadar FT3

C. Feokromositoma, periksa kadar katekolamin

D. Hipoglikemia, periksa HbA1C


E. Hiperaldosteron primer, periksa kadar aldoteron serum

88. Pasien perempuan 60 tahun diantar ke IGD dalam keadaan penurunan kesadaran. TD
80/50 mmHg, HR 110 x/menit, RR 24 x/menit. Sebelumnya pasien mengalami mual
muntah hebat. Anaknya mengatakan selama ini pasien sering mengonsumsi pil warna
hijau 3 kali sehari dibeli sendiri di toko obat untuk mengurangi nyeri sendi, namun
sejak mengetahui efek sampingnya, pasien menghentikan semua obat tersebut.
Kemungkinan diagnosis adalah

A. Cushing syndrome

B. Addison disease

C. Cushing disease

D. Adrenal insufficiency

E. Adrenal crisis

89. Seorang laki-laki berusia 27 tahun dibawa oleh keluarga ke IGD dengan keluhan
nyeri kepala sejak 2 jam sebelum masuk RS. Dari autoanamnesis didapatkan bahwa
pasien mengalami nyeri kepala yang terus menerus yang semakin lama semakin

40
berat, disertai dada berdebar-debar dan keringat yang sangat banyak. Pasien sudah
sering mengeluh seperti ini tetapi saat ini keluhan nyeri terasa lebih hebat. Riwayat
trauma disangkal. Ayah pasien juga memiliki keluhan seperti ini. Pasien sebelumnya
sudah rutin mengkonsumsi obat amlodipine 1x10mg, captopril 3x25mg, bisoprolol
1x2,5mg, HCT 1x50mg dari dokter praktek namun tiap kali dilakukan kontrol
tekanan darah selalu tinggi dan tidak pernah mencapai target. Pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum sakit berat, kesadaran compos mentis, VAS 7-8, tekanan
darah 190/110 mmHg, nadi 98 x/menit, respirasi 25 x/menit, temp 36,8°C.
Pemeriksaan fisik jantung dan paru dalam batas normal, dengan hepar dan lien tak
teraba, bising usus normal. Tidak terdapat tanda defisit neurologi. Laboratorium
Leukosit 7.200 u/L, Hb 13.3 g/dl , Trombosit 250.000 u/L , Ureum 39 mg/dl,
Kreatinin 1.0 mg/dl, GDS 120 mg/dl , SGOT 33 mg/dl, SGPT 30, Natrium 138
meq/L, Kalium 3.7 meq/L, Klorida 89 meq/L. Patofisiologi dari kondisi pasien di
atas:

A. Hiperkortisol yang disebabkan tumor pada korteks adrenal

B. Hipersekresi dari ACTH yang dirangsang oleh CRH

C. Tumor jinak pada medulla adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin

D. Peningkatan kadar aldosterone plasma yang disebabkan adenoma hipofise

E. Kegagalan hipofise anterior dalam menghasilkan ACTH yang disebabkan


tumor Hipofise

90. Seorang perempuan 52 tahun, berobat ke poli penyakit dalam karena nyeri pada
leher. Sejak 3 minggu sebelumnya pasien mengalami demam dan pembengkakkan
pada kelenjar gondok yang disertai dengan rasa nyeri. Namun sejak 1 minggu
terakhir, muncul gejala berdebar- debar, banyak keringat, gemetar, nyeri kepala dan
lemah badan. Dari pemeriksaan fisik TD 110/60 mmHg, ND 110x/menit, RR 22
x/menit, Suhu aksila 36.8°C. Pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
didapatkan hasil Hb 12 g/dL, leukosit 8800/uL, trombosit 350.000/uL, LED 110
mm/jam, FT4 4,2 ng/dL (normal 0.71-1.8 ng/dL), TSH 0,03 (normal 0.4-5

41
mU/L),anti TPO antibody (+). Patofisiologi yang mendasari timbulnya gejala klinik
pada pasien tersebut yang paling mungkin adalah

A. Peningkatan antibody reseptor tiroid yang akan menyebabkan pembesaran


kelenjar tiroid sehingga produksinya meningkat.

B. Terjadinya kerusakan folikel tiroid sehingga hormone tiroid terlepas ke


sirkulasi yang berlebihan.

C. Terjadinya proses inflamasi yang menyebabkan peningkatan ambilan iodium


sehingga produksi hormone tiroid meningkat.

D. Peningkatan antibody reseptor tiroid sehingga menyebabkan kelenjar tiroid


sangat peka terhadap stimulasi hormone TSH.

E. Adanya bagian dari kelenjar tiroid yang hiperfungsi.

91. Seorang perempuan 34 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan


keluhan nyeri perut berulang kadang disertai BAB encer dan berdarah disertai lendir.
Keluhan ini sering muncul terpicu oleh makanan atau stress. Pada pemeriksaan fisis
kompos mentis, gizi cukup, bising usus meningkat. Hasil feses lengkap darah samar
(+). Kolonoskopi gambaran mukosa hiperemis merata mulai dari rektum sampai
kolon sigmoid. Diagnosis yang paling tepat kasus diatas adalah:
A. Crohn disease
B. Disentri amoeba
C. Kolitis infektif
D. Pseudomembranous kolitis
E. Kolitis ulseratif

92. Berikut ini merupakan faktor yang meningkatkan risiko hipotermia pada usia lanjut,
kecuali...
A. Gangguan termoregulasi
B. Hipotiroidism
C. Kegagalan merasakan panas

42
D. Luka terbuka
E. Obat antidepresi

93. Ny.B, perempuan usia 72 tahun, dibawa ke RS dengan keluhan bicara meracau.
Malam sebelumnya Ny.B mengeluh sakit ulu hati karena makan asam dan pedas.
Oleh anaknya diberi simetidin yang bersifat antikolinergik. Keluhan ulu hati
berkurang. Sebelumnya Ny.B aktif di yayasan amal sehari-harinya. Penyebab Ny.B
masuk RS adalah..
A. Penyakit jarang ditemui
B. Penyakit ringan sehingga tidak perlu buru-buru
C. Penyakit menular
D. Penyakit genetika dan tidak bisa sembuh
E. Penyakit gawat darurat

94. Tn.Y, laki-laki 72 tahun, penjual voucher pulsa telepon, dibawa ke RS oleh istrinya
karena mendadak mengalami disorientasi waktu dan tempat serta bicaranya tidak
nyambung. Beberapa minggu terakhir pasien mengeluh sulit tidur sehingga atas
nasihat temannya, kemarin malam ia membeli obat tidur di toko obat dan
meminumnya supaya bisa tidur. Faktor resiko terjadinya disorientasi yang dialami Tn.
Y adalah
A. Adanya gangguan status fungsional sedang
B. Adanya gangguan funsi kognitif
C. Alergi obat tidur
D. Usia pasien
E. Aktivitas fisik yang tidak sesuai dengan usianya yang lanjut

95. Laki-laki 75 tahun datang ke IGD dengan kondisi gelisah, bicara meracau. Pasien
dilaporkan sering ngompol sejak 1 minggu terakhir. Riwayat trauma disangkal. Pada
pemeriksaan fisik, pasien hanya mengenali namanya saja. Tekanan darah 138/70,
frekuensi nafas 24x/mnt, nadi 89x/mnt dan suhu 38°C. Pemeriksaan diarea bikong
kiri didapatkan luka berukuran 5cm x 5cm x 0,1 cm. Dasar luka berupa dermis

43
kemerahan, dan tidak didapatkan jaringan nekrotik, dan tidak berbau serta tidak
terdapat pus. Berdasarkan temuan diatas berapa stadium dari ulkus decubitus
tersebut?
A. Stadium I
B. Stadium II
C. Stadium III
D. Stadium IV
E. Tidak dapat ditentukan

96. Wanita 70 tahun datang ke poliklinik geriatri mengeluh nafsu makan menurun sejak 4
minggu yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan skor Screening Mini Nutritional
Assessment (MNA) 10, dan skor pengkajian (Malnutrition indication score)
didapatkan skor 19. Bagaimanakah interpretasi temuan diatas?
A. Pasien tidak mengalami malnutrisi
B. Pasien kemungkinan mengalami malnutrisi
C. Pasien berisiko malnutrisi
D. Pasien malnutrisi
E. Pasien malnutrisi berat

97. Perempuan 24 tahun datang ke poli gastroentererohepatologi dengan membawa


pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan HbsAg (+), hasil pemeriksaan ini
didapatkan secara kebetulan pada saat melakukan pemeriksaan kesehatan untuk
menjadi pegawai bank. Pemeriksaan lanjutan yang dianjurkan untuk pasien tercantum
dibawah ini, kecuali:
A. DNA VHB
B. HbeAg
C. Anti Hbe
D. Anti HBs
E. Anti HCV

98. Perempuan 30 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut yang dialami

44
dalam 6 bulan terakhir, nyeri perut berpindah-pindah yang berkurang setelah buang
air besar, perut terasa kembung, buang air besar tidak teratur, konsistensi feses
kadang keras namun kadang encer, lendir ada kadang-kadang, darah tidak ada,
riwayat LGIE 3 bulan yang lalu dan tidak ditemukan adanya kelainan, diagnosis pada
pasien ini adalah
A. Inflammatory Bowel Disease
B. Irritable Bowel Syndrome
C. Kolitisulseratif
D. Divertikulitis
E. Polip usus
99. Seorang wanita usia 52 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada dengan sesak
napas dan sakit ulu hati, nyeri dada akan bertambah berat bila pasien bernapas. Pada
pemeriksaan di dapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut jantung 100
kali/menit. Pada pemeriksaan fisik jantung di jumpai friction rub presistolik. Pada
pemeriksaan EKG didapatkan elevasi segmen ST dan pada foto thorax didapatkan
CTR 58%. Pasien sebelumnya memiliki keluhan yang sama sekitar 3 minggu telah
minum indomethasin 150 mg setiap hari akan tetapi nyerinya tak pernah hilang.
Apakah pilihan terapi yang terbaik pada pasien ini adalah:
A. Aspilet 160 mg
B. Kolkisin 2mg
C. Ibuprofen 1200mg
D. Pungsi perikard
E. Prednisolon 60mg

100. Seorang laki-laki usia 68 tahun dibawa ke IGD akibat pingsan, setelah 15 menit
pasien tampak sadar penuh. Pada pemeriksaan di dapatkan tekanan darah 130/100
mmHg, denyut jantung 102 kali/menit. Setelah 5 menit tekanan darah pasien pada
posisi berdiri 110/90 mmHg dengan denyut nadi 120 kali/menit. Pada pemeriksaan
fisik tampak dalam batas normal, pemeriksaan laboratorium kadar gula darah 90
mg/dl, hasil laboratorium yang lain dalam batas normal. Pasien sebelumnya memiliki
penyakit diabetes melitus sejak 5 tahun dengan pengunaan glibenclamide, sekitar 3

45
hari yang lalu istri pasien meninggal, sehingga pasien tampak sering dikamar dan
tidak memiliki nafsu makan. Gejala klinis pada kasus diatas paling mungkin
disebabkan oleh:
A. Akibat komplikasi gangguan metabolik
B. Adanya perpindahan darah ke Abdomen
C. Penigkatan curah jantung dan stimulasi aorta
D. Penurunan refleks simpatik
E. Gangguan neurologi akibat faktor psikologi

101. Seorang laki-laki 56 tahun masuk dibawa ke gawat darurat dengan keluhan sesak
napas yang semakin memberat terutama bila beraktifitas. Tidak dijumpai adanya
nyeri dada, batuk, mengi, atau demam. Pada pemeriksaan fisik jantung terdengar dan
teraba bunyi jantung S1 yang mengeras dan diatolik rumble di daerah apeks. Pada
pemeriksaan foto toraks memperlihatkan gambaran pembesaran atrium kiri disertai
pembesaran arteri pulmonalis. Pemeriksaan darah rutin dalam batas normal. Faktor
yang dapat mempengaruhi derajat berat ringannya penyakit pada kasus diatas adalah:
A. Luasnya area katup triskupid
B. Lamanya pembukaan katup aorta
C. Adanya gradien transmitral
D. Kenaikan tekanan ventrikel kiri
E. Area orifisium bertambah 2 cm2

102. Seorang lelaki berusia 43 tahun, datang ke IGD karena nyeri dada seperti ditusuk
disertai dengan sesak napas dan sakit di ulu hati. Terdapat keluhan demam, flu, dan
mudah lelah 3 hari sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
100/60 mmHg; denyut jantung 100 kali per menit. Pada pemeriksaan fisik paru
ditemukan ronkhi basah halus tidak nyaring di kedua basal paru. Pada pemeriksaan
EKG didapatkan T inverted di lead VI-V4 dan pada foto toraks didapatkan CTR 57%.
Berdasarkan data klinis di atas, etiologi infeksi virus tersering penyebab penyakit
diatas,kecuali:
A. HIV

46
B. Coxakievirus
C. Echovirus
D. Virus Epstein barr
E. Rotavirus

103. Seorang pria berumur 52 tahun datang ke ruang gawat darurat ( IGD) dengan keluhan
pusing dan sempoyongan. Pada pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD
80/50 mmHg dengan nadi 40x/ menit. Pada EKG dijumpai sinus bradikardi HR 40x/
menit. Penatalaksanaan selanjutnya pada pasien ini adalah :
A. Diberikan atropin dosis pertama 0,5 mg bolus, dan diulang 3-5 menit
maksimal 3 mg
B. Diberikan atropin dosis pertama 1 mg bolus, dan diulang 3-5 menit maksimal 3
mg
C. Diberikan atropin dosis pertama 0,5 mg bolus, dan diulang 3-5 menit maksimal 5
mg
D. Diberikan atropin dosis pertama 0,5 mg bolus, dan diulang 3-5 menit maksimal 5
mg
E. Monitor dan observasi.

104. Seorang laki-laki usia 42 tahun datang ke IGD dengan datang ke IGD dengan keluhan
nyeri dada dengan sesak napas dan sakit ulu hati, nyeri dada akan bertambah berat
bila pasien bernapas. Pada pemeriksaan di dapatkan tekanan darah 110/70 mmHg,
denyut jantung 100 kali/menit. Pada pemeriksaan fisik jantung di jumpai friction rub
presistolik. Pada pemeriksaan EKG didapatkan elevasi segmen ST dan pada foto
thorax didapatkan CTR 58%. Setelah 2 hari rawatan, sesak napas semakin memberat,
berkeringat dingin dan lemah. Tekanan darah 80/60 mmHg, frekuensi nadi 128
kali/menit, teraba lemah, frekuensi napas 42 kali/menit. Didapatkan JVP 5 + 4
cmH2O, pelebaran area pekak prekordial dan suara jantung menjauh. Apakah
tindakan yang utama terhada penanganan pada kasus ini:
A. EKG
B. Katerisasi

47
C. Ekokardiografi
D. Foto Thorak
E. Pemeriksaan Enzim jantung

105. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan sesak napas yang
semakin memberat sejak 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien
tampak sakit berat, kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi
nadi 128 kali/menit, frekuensi napas 32 kali/menit, JVP 5+4 cm H2O, pemeriksaan
jantung didapatkan thrill, pingang jantung menghilang, opening snap dan murmur
diastolik di apeks menjalar ke aksila. Auskultasi paru terdapat ronki basah halus di
kedua basal paru. Gejala klinis pada kasus diatas paling mungkin disebabkan oleh:
A. Adanya fusi serta perpanjangan korda
B. Fibrosis dan penebalan daun katup
C. Hambatan aliran darah di katup aorta
D. Adanya penambahan masa otot ventrikel kiri
E. Adanya Severe volume overload

106. Seorang laki-laki berumur 52 tahun berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan
keluhan sesak napas sudah 1 bulan dan bertambah hebat dalam 2 jam yang lalu.
Pasien punya riwayat stroke 2 bulan yang lalu. Tidak dijumpai adanya nyeri dada,
batuk, mengi, atau demam. Pada pemeriksaan fisik di dapat kesadaran CM, Tekanan
Darah 120/70 mmHg, Nadi 82x/menit, pernafasan 22 x/menit, Temperatur 36,7°C.
Pada pemeriksaan fisik jantung terdengar dan teraba bunyi jantung S1 yang mengeras
dan bising diastolik kasar di daerah mitral. Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk
menegakan diagnosis pada kasus ini:
A. Foto Thorak
B. Kateterisasi
C. Ekokardiografi Doppler
D. Ekokardiografi Transesofageal
E. EKG

48
107. Seorang laki – laki, 72 tahun mengeluh nyeri pada kaki terutama saat digerakkan,
nyeri juga muncul saat istirahat. Pasien juga mengeluhkan kebas pada saat istirahat di
kaki kanan, dan pasien sering terbangun tengah malam karena nyeri pada kaki kanan.
Pasien dengan riwayat hipertensi dan penyakit serebrovaskuler dan pernah
mendapatkan serangan TIA sebelumnya. Pasien telah menjalani endarterektomi
karotis kanan 4 tahun yang lalu, saat ini pasien mengkonsumsi aspirin, irbesartan,
HCT, dan atenolol 1x/hari. Pada pemeriksaan fisik terdapat pengurangan pulsasi
arteri dorsalis pedis dan posterior tibia di kedua kaki, pulsasi dorsalis pedis kanan
lemah, kerontokan bulu kaki pada ektremitas distal, pengisian kapiler 5 detik pada
kaki kanan dan 3 detik pada kaki kiri. Berdasarkan penemuan di atas pemeriksaan
apakah untuk mendiagnosa critical limb ischemic pada kaki kanan?.
A. Abi < 0,3
B. Abi < 0,9
C. Abi > 1,2
D. Pulsasi arteri dorsalis pedis lemah
E. Ditemukan pitting edema pada ektremitas bawah

108. Dipyridamole sering digunakan pada tes nuclear cardiac stress, berdasarkan
patofisiologi miokardiak iskemik dan mekanisme kerja dari dipyridamole. Keadaan
bagaimanakah yang mungkin pada tes nuclear cardiac stress tidak menggambarkan
iskemik jaringan ?
A. Obtruksi tiga pembuluh darah
B. Bradikardi
C. LBBB
D. OA
E. Oklusi arteri koroner kanan 99%

109. Seorang laki-laki 52 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut dialami
dalam 6 bulan terakhir dan makin memberat dalam 1 bulan terakhir, buang air besar
tidak lancar yang kadang-kadang disertai dengan darah segar, pasien juga mengeluh
nafsu makan menurun dan terdapat penurunan berat badan kurang lebih 5 kg dalam 2

49
bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisis didapatkan pasien dengan sakit sedang, gizi
kurang dengan IMT 17,5 kg/m2, dan terdapat anemis. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 9,8 gr/dl. Pemeriksaan penunjang yang bisa dianjurkan untuk
membantu menegakkan diagnosis adalah di bawah ini :
A. Kolonoskopi
B. Esofagogastroduodenoskopi
C. Esofagogastroduodenografi
D. USG Abdomen
E. Foto polos Abdomen

110. Seorang wanita 82 tahun dan menderita diabetes dirujuk ke UGD RS Wahidin
Sudirohusodo karena mengalami diare berat dan nyeri perut. Wanita ini sementara
menjalani terapi dengan klindamisin untuk infeksi kronis luka di jari kaki ketiganya.
Manakah dari pemeriksaan di bawah ini yang merupakan standar baku untuk
menegakkan diagnosis kasus di atas?
A. CEA
B. Enzyme-linked immunosorbentassay
C. Kultur darah
D. Polymerase chain reaction
E. Pemeriksaan mikroskopik tinja dan kultur

111. Seorang wanita berusia 82 tahun sementara menjalani perawatan akibat pneumonia
aspirasi kiri. Keadannya membaik dengan cepat setelah pemberian antibiotik. Saat
masuk rumah sakit, foto toraksnya secara insidental memperlihatkan gambaran batu
empedu yang kemudian dikonfirmasi melalui pemeriksaan USG abdomen yang
memperlihatkan batu empedu berukuran 3 cm, tunggal. Dia menyangkal adanya nyeri
atau tidak nyaman di perut. Apa penanganan terbaik batu empedu pada pasienini?
A. Kolesistektomi via laparatomi urgensi
B. Kolesistektomi laparaskopik selektif
C. Tidak perlu terapi apapun
D. Endoscopic retrograde cholangiopancreatography

50
E. Extracorporeal shock wave lithotripsy

112. Seorang laki-laki berusia 54 tahun menderita sirosis alkoholik datang dengan keluhan
perut membesar yang baru saja dialami, disertai demam, menggigil dan nyeri perut.
Hasil pemeriksaan cairan ascites memperlihatkan hitung sel darah putih 750/mL
dengan netrofil 50%. Hasil pewarnaan Gram negatif. Pernyataan yang benar di bawah
ini adalah:
A. Sefotaksim hingga ada hasil kultur
B. Tidak perlu diberikan antibiotik
C. Berikan antibiotik golongan kuinolon
D. Klindamisin sebagai profilaksis sekunder
E. Ampisilin dan tobramisin

113. Laki-laki 48 tahun dengan riwayat DM dan hiperlipidemia datang ke unit gawat
darurat dengan nyeri pinggang kanan dan nyeri pangkal paha kanan yang memberat
sejak 3 jam yang lalu. Pasien tersebut didiagnosis batu ginjal. Jenis batu manakah yang
paling mungkin ditemukan pada pasien ini?
A. kalsium
B. sistein
C. asam oksalat
D. struvit
E. asam urat

114. Pada pasien yang baru menjalani bypas cardiopulmonal selama mitral valve
replacement (MVP) dan mengalami AKI, mana dari temuan berikut pada pemeriksaan
mikroskopik urin yang menunjukkan bahwa emboli kolesterol sebagai sumber gagal
ginjal?
A. kristal kalsium oksalat
B. eosinofiluria
C. cast granular
D. sedimen norm

51
E. cast WBC

115. Laki-laki 21 tahun didiagnosis post streptococcal GN. Mana yang paling mungkin
ditemukan pada urin pasien tersebut?
A. proteinuria lebih dari 3 g/24 jam tanpa disertai hematuria
B. hematuria makroskopik disertai albumin urin 24 jam 227 mg.
C. hematuria mikroskopik disertai lekosituria dan albumin urin 24 jam 227
mg.
D. kultur urin positif Streptococcus
E. piuria steril tanpa proteinuria

116. Seorang perempuan 40 tahun datang dengan keluhan badan bengkak dan kencing
berbusa sejak 1 minggu. Pasien sudah menderita Rheumatoid artritis sejak 20 tahun
dan menggunakan Metotrexate. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
hepatosplenomegali. Setelah dilakukan biopsy ginjal didapatkan gambaran penebalan
membrana basalis dan kapiler glomerolus, apple green (+). Apakah pilihan tatalaksana
yang paling tepat dari pilihan dibawah ini?
A. Anakinra
B. High dose melphalan
C. Dexametason
D. Cyclosporin
E. Bortezomib

117. Seorang laki-laki 58th datang dengan keluhan nyeri tulang, penurunan berat badan,
dan mengalami patah tulang femur setelah jatuh dari kursi. Dari pemeriksaan urin
lengkap (UL) didapatkan proteinuria (4+). Dasar patogenesis yang menyebabkan
gangguan ginjal pada kasus ini adalah...
A. Deposit amyloid L
B. Deposit imun kompleks
C. Vasculitis
D. Deposit amyloid A

52
E. Hiperviscositas yang menyebabkan thrombosis

118. Seorang laki-laki 14 tahun datang dengan keluhan bengkak seluruh tubuh, BAK
seperti air cucian beras berwarna keruh. Pemeriksaan awal apa yang anda usulkan?
A. Urinalisis
B. Biopsi ginjal
C. Pemeriksaan BUN/SK
D. Foto polos abdomen
E. USG Abdomen

119. Wanita 59 tahun, didapatkan keluhan sulit konsenstrasi, perubahan kepribadian, dan
sering mengurung diri. Pasien juga mengeluh saat kencing keluar batu dan kemarin
dibawa ke UGD karena didapatkan patah tulang setelah terjatuh dari tempat tidur
setinggi 60cm. Dari pemeriksaan rontgen didapatkan fraktur collum femur dan
penurunan densitas tulang. Kemungkinan dasar penyebab penurunan densitas tulang
pada pasien?
A. Peningkatan absorbsi kalsium di usus
B. Peningkatan aktifitas osteoblast
C. Peningkatan aktifitas osteoclast
D. Peningkatan asupan kalsium
E. Inflamasi kronis

120. Seorang laki-laki 58th datang dengan keluhan nyeri tulang. Dari pemeriksaan
didapatkan BUN 25 SC 1.9; rontgen didapatkan multiple osteolitik pada calvaria.
Apakah dasar gangguan ginjal pada pasien ini?
A. Acute tubular necrosis (ATN)
B. Acute interstitial necrosis (AIN)
C. Small vessel vasculitis
D. Glomerulonephritis
E. Hiperviscositas yang menyebabkan thrombosis

53
121. Seorang laki-laki 42th datang dengan keluhan bengkak seluruh kaki, hiporefleksi,
kelemahan kedua tungkai. TD 160/80 mmHg, Kalium serum 2.0 meq/L, kalium urin >
40 meq/hari. Apakah saran pemeriksaan yang anda usulkan?
A. Urinalisis
B. Biopsi ginjal
C. Pemeriksaan BUN/SK
D. CT scan abdomen dengan kontras
E. USG Abdomen

122. Seorang laki laki usia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemah badan sejak
7 hari ini. Pasien juga sering mual dan didapatkan penurunan nafsu makan. Pasien 2
minggu yang lalu sempat nyeri tenggorokan dan demam. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan BUN 70, serum kreatinin 3,1. Pada pemeriksaan urine
lengkap didapatkan proteinuria +2 dan hematuria. Pada pemeriksaan histopatologik
didapatkan gambaran kresen pada sebagian besar glomerulus. Apakah diagnosis yang
paling tepat pada pasien ini?
A. Glomerulonefritis lesi minimal
B. Glomerulosklerosis fokal dan segmental
C. Glomerulonefritis membranosa
D. Glomerulonefritis progresif cepat
E. Infeksi saluran kencing

123. Seorang pasien laki-laki 35 tahun datang dengan keluhan sejak 6 bulan terakhir terasa
lemah dan letih setelah kehilangan pekerjaan akibat pengurangan jumlah karyawan.
Ibu pasien melihat saat ini pasien merasakan sering gelisah, berdebar-debar, lekas
marah. Pada pemeriksaan fisik TD 110/70 Nadi 74x/menit, suhu 36°C, respirasi
18x/menit, IMT 16.8. Tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik. Kondisi
ketidakseimbangan vegetatif yang ditemukan adalah:
A. Hipertoni Simpatis
B. Hipotoni Simpatis
C. Ataksi Vegetatif

54
D. Amfotoni
E. Hipertoni Parasimpatik

124. Seorang perempuan 42 tahun seorang karyawan bank datang dengan keluhan sering
buang air besar encer sejak 2 bulan terakhir. Hal ini dialami pasien setelah ditegur
oleh atasannya karena masalah pekerjaan. Awalnya pasien setiap ditegur oleh
atasannya sering merasa berkeringat dingin, dada berdebar-debar, sakit kepala,
pandangan kabur dan sulit tidur, namun sejak 2 bulan terakhir setiap kali ditegur
atasannya pasien buang air besar encer dan hal ini sangat menggangu. Pemeriksaan
fisik tidak ditemukan kelainan. Kondisi ketidakseimbangan vegetatif yang ditemukan
adalah:
A. Hipertoni Simpatis
B. Hipotoni Simpatis
C. Ataksi Vegetatif
D. Amfotoni
E. Hipertoni Parasimpatik

125. Seorang perempuan 42 tahun seorang karyawan bank datang dengan keluhan sering
buang air besar encer sejak 2 bulan terakhir. Hal ini dialami pasien setelah ditegur
oleh atasannya karena masalah pekerjaan. Awalnya pasien setiap ditegur oleh
atasannya sering merasa berkeringat dingin, dada berdebar-debar, sakit kepala,
pandangan kabur dan sulit tidur, namun sejak 2 bulan terakhir setiap kali ditegur
atasannya pasien buang air besar encer dan hal ini sangat menggangu. Pemeriksaan
fisik tidak ditemukan kelainan. Kondisi ketidakseimbangan vegetatif yang ditemukan
adalah:
A. Hipertoni Simpatis
B. Hipotoni Simpatis
C. Ataksi Vegetatif
D. Amfotoni
E. Hipertoni Parasimpatik

55
126. Seorang pasien wanita 25 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan sering
berdebar, pusing, disertai rasa tidak enak di ulu hati. Pasien juga mengeluh kadang
terjadi tremor dan gelisah. Hal tersebut sudah terjadi sejak 1 bulan terakhir, pasien
diketahui memiliki trauma psikis dan konflik dalam kehidupan sehari-hari. Pasien
sudah beberapa kali datang ke dokter spesialis dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium, EKG dan penunjang lainnya hasil tidak ditemukan kelainan. Kumpulan
gejala dan keluhan subjektif yang dialami pasien dapat digolongkan sebagai:
A. Gangguan hormonal
B. Depresi
C. Ansietas
D. Ketidakseimbangan vegetative
E. Gangguan kepribadian

127. Laki – laki 45 tahun, pekerjaan wiraswasta, mengeluh sering merasa lemas sejak 5
bulan yang lalu. Sejak saat itu pasien sering berkeringat, gelisah, dan tidak sanggup
menyelesaikan pekerjaan rutin di kantor. Keluhan ini dirasakan tiba – tiba, lamanya
mencapai 1 – 2 jam. Keluhan bersifat hilang timbul dan pasien merasa nyaman bila
diluar serangan, namun dalam 2 minggu terakhir keluhan menjadi lebih sering. Pasien
sering merasa gelisah dan sedih tetapi tidak tahu apa penyebabnya. Terkadang pasien
menangis sendiri tanpa penyebab yang jelas. Perasaan pasien tidak menentu. Pasien
mengaku sulit mengawali tidur karena gelisah, tidak ingin bunuh diri tapi takut
keluhan ini membawa kematian. Selama ini pasien teratur minum obat anti hipertensi
yang dialaminya sejak 4 tahun yang lalu. Saat general check-up didapatkan
penurunan fungsi ginjal ringan. 20 tahun yang lalu pasien pernah didiagnosis sakit
liver namun menolak diperiksa lanjut. Diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah
A. Gangguan Depresi
B. Fobia
C. Gangguan Obsesif-Kompulsif
D. Gangguan Cemas Menyeluruh
E. Gangguan Panik

56
128. Laki – laki 45 tahun, pekerjaan wiraswasta, mengeluh sering merasa lemas sejak 5
bulan yang lalu. Sejak saat itu pasien sering berkeringat, gelisah, dan tidak sanggup
menyelesaikan pekerjaan rutin di kantor. Keluhan ini dirasakan tiba – tiba, lamanya
mencapai 1 – 2 jam. Keluhan bersifat hilang timbul dan pasien merasa nyaman bila
diluar serangan, namun dalam 2 minggu terakhir keluhan menjadi lebih sering. Pasien
sering merasa gelisah dan sedih tetapi tidak tahu apa penyebabnya. Terkadang pasien
menangis sendiri tanpa penyebab yang jelas. Perasaan pasien tidak menentu. Pasien
mengaku sulit mengawali tidur karena gelisah, tidak ingin bunuh diri tapi takut
keluhan ini membawa kematian. Selama ini pasien teratur minum obat anti hipertensi
yang dialaminya sejak 4 tahun yang lalu. Saat general check-up didapatkan
penurunan fungsi ginjal ringan. 20 tahun yang lalu pasien pernah didiagnosis sakit
liver namun menolak diperiksa lanjut. Tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah
A. Psikoterapi
B. Psikoterapi, Alprazolam
C. Psikoterapi, Buspiron
D. Alprazolam
E. Buspiron

129. Seorang wanita 65 tahun sejak 2 bulan mengeluh nyeri dada yang tidak menjalar,
tidak berkeringat, hanya terasa berdebar-debar dan sesekali ada keluhan mual dan
muntah. Suami pasien sudah meninggal 10 tahun yang lalu dan setahun ini pasien
tinggal sendiri karena anak tunggalnya sudah berkeluarga. Pasien merasa kesepian
dan takut terjadi sesuatu pada dirinya. Sejak itu keluhan sering berulang terutama
timbul bila pasien merasa sepi atau sendirian. Pasien merasa mudah marah karena hal
sepele, mudah tersinggung sehingga pasien sering menyendiri dan enggan bergaul.
Psikofarmaka yang tepat diberikan untuk keluhan ansietas panik pada kasus depresi
diatas adalah…
A. Benzodiasepin
B. Fenotiazin
C. Antidepresan trisiklik
D. SSRI

57
E. MAO-Inhibitor

130. Seorang perempuan berusia 45 tahun, ibu rumah tangga dengan pendidikan SD
mengeluh sering merasa lemas secara tiba tiba, keringatan, gelisah dan tidak sanggup
melakukan kegiatan apapun sejak 3 bulan yang lalu. Serangan datangnya tiba tiba
tanpa diketahui penyebabnya, lamanya mencapai 15-20 menit. Dalam 1 minggu
serangan bisa terjadi 2-3 kali. Pasien sering merasa gelisah dan sedih tetapi tidak tahu
penyebabnya. Perasaan pasien seperti tidak menentu. Pasien takut keluhannya
membawa kematian. Pasien diketahui menderita Hepatitis B sejak 15 tahun yang lalu
namun tidak diobati dan pernah menderita TB paru, berobat sampai selesai. Pasien
juga pernah mengaalami gangguan penglihataan tetapi hilang dengan sendirinya.
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan yang berarti, hanya didapatkan
tekanan darah 150/95 mmHg.Diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut
adalah:
A. Gangguan Panik.
B. Depresi terselubung.
C. Stres pasca trauma.
D. Trancient ischemik attack (TIA).
E. Hipoglikemia berulah dan Hipertensi.

131. Seorang perempuan 55 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada pergelangan tangan
kiri sejak 1 bulan yang lalu dan makin lama makin memberat. Penderita juga
mengeluh saat memegang benda sering terlepas dari genggaman. Kesemutan atau
kelemahan separuh tubuh disangkal. Riwayat DM, hipertensi, stroke disangkal.
Penderita bekerja sebagai penjahit selama 20 tahun. Saat pemeriksaan didapatkan
Compos Mentis, TD 130/80 mmHg, Nadi 88x/mnt, Suhu 36°C, Respirasi 20x/mnt,
VAS 2/10. Laboratorium WBC 10.000, HB 11, HCT 33, PLT 170.000, Glukosa
sewaktu 110. Pemeriksaan fisik tes Finkelstein positif disertai kemerahan dan hangat
pada pergelangan tangan. Diagnosis pada kasus di atas adalah:
A. Tenosinovitis De Quervain
B. Carpal Tunnel syndrome

58
C. Trigger finger
D. Fibromialgia
E. Nyeri neuropati

132. Ibu hamil dengan RA selama ini minum obatnya leflunamid. Tatalaksana selanjutnya?
A. Stop Leflunamid ganti dengan MMF
B. Stop Leflunamid ganti dengan MTX
C. Stop Leflunamid ganti dengan siklosporin
D. Lanjutkan leflunamid
E. Lanjutkan leflunamid, kombinasi dengan MTX

133. Seorang perempuan berusia 30 tahun, diketahui menderita lupus sejak 10 bulan yang
lalu. Pada awal didiagnosis lupus, terdapat keluhan nyeri sendi, rambut rontok dan
kaki bengkak. Selama 2 bulan terakhir, kondisi pasien membaik. Obat-obatan terakhir
yang dikonsumsi pasien yaitu metilprednisolon 8mg per hari, mycophenolate mofetil
2x500 mg, captopril 2x12,5 mg, dan suplemen vitamin D. Patogenesis dari gangguan
sistem imun yang terjadi pada pasien adalah:
A. Bantuan sel T yang berlebihan terhadap sel B sehingga terjadi
pembentukkan autoantibodi
B. Inhibisi sel T yang berlebihan terhadap sel B sehingga terjadi pembentukkan
autoantibodi
C. Bantuan sel B yang berlebihan terhadap sel T sehingga terjadi pembentukkan
autoantibodi
D. Inhibisi sel B yang berlebihan terhadap sel T sehingga terjadi pembentukkan
autoantibodi
E. Sel T membentuk autoantibodi

134. Seorang laki-laki 33 tahun dengan CKD st V on hemodialysis mengeluh libido


menurun, tidak mampu mempertahankan ereksi, mudah lelah, dan sedikit lemah.
Pasien stabil dengan hemodialisis rutin selama 8 tahun, dan kadar elektrolitnya normal.
Evaluasi lebih lanjut didapatkan kadar testosteron menurun. Pemeriksaan manakah

59
yang dapat membedakan apakah pasien menderita hipogonadime primer atau
sekunder?
A. Aldosteron
B. Kortisol
C. Estradiol
D. Luteinizing hormon
E. TSH

135. Seorang pria 59 tahun dengan riwayat serangan gout 6 bulan lalu. Pasien juga
memiliki riwayat hipertensi. Pengobatan saat ini: Valsartan 1x80 mg, Kolkisin 1x0,6
mg. Pasien memiliki riwayat alergi terhadap allopurinol. Saat ini tidak terdapat nyeri
dan pemeriksaan fisik dalam batas normal. Nilai asam urat darah saat ini 7,2 mg/dL,
bersihan kreatinin 45 ml/menit. Manajemen yang tepat adalah:
A. Stop kolkisin, berikan probenicid
B. Stop kolkisin, berikan febuxostat
C. Stop kolkisin, berikan OAINS
D. Stop kolkisin, berikan kortikosteroid oral
E. Stop kolkisin, berikan kortikosteroid intramuscular

136. Pasien seorang wanita usia 65 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada pergelangan
tangan kanan setelah jatuh di kamar mandi, pasien sebelumya sering tidak nafsu
makan, konsumsi sayur, susu dan daging segar jarang, pasien jarang keluar rumah,
paparan sinar matahari berkurang. Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan jatuh dan
fraktur, mekanisme vitamin D mencegah fraktur melalui mekanisme:
A. Memperbaiki fungsi muskuloskletal dan homeostasis kalsium
B. Mencegah degeneratif sendi
C. Memperbaiki respon refleks saraf ekstremitas
D. Menurunkan tonus otot
E. Memperbaiki fungsi kognitif

60
137. Seorang wanita, 70 tahun, dikonsul dari bagian orthopedic dengan post op
hemirartoplasti panggul kanan setelah pasien mengalami patah leher femur dan
fraktur kompresi vertebra saat terjatuh di kamar mandi seminggu yang lalu. Pasien
dahulu bekerja sebagai buruh gendong, dan terkadang minum methylprednisolone dan
Natrium diklofenak akibat nyeri lutut yang sering dideritanya. Saat ini pasien tidak
dapat duduk ataupun berdiri dan hanya berbaring di tempat tidur. Pada pemeriksaan
Bone Densitometry didapatkan hasil Z score -2 SD. Terapi apakah yang anda sarankan
pada pasien ini:
A. Risedronat 5mg/hari
B. Alendronat 10mg/hari
C. Zoledronat 5mg/tahun (IV)
D. Calcitriol 0,25mg 2x sehari
E. CaCO3 500mg/ hari dan Calcitriol 0,25mg 2x sehari

138. Pasien dengan gout attack, hasil lab Cr serum 2,5 mg/dl. Tatalaksana yang paling tepat
adalah:
A. Kolkisin
B. NSAID
C. Prednison
D. Allopurinol
E. Probenisid

139. Kasus RA dengan RF negatif. Pemeriksaan apa yang diusulkan untuk menegakkan
diagnosis?
A. Anti CCP : muncul sebelum RA manifes
B. LED
C. RNP
D. ANA
E. Anti dsDNA

61
140. Pasien nyeri panggul, patrick test (+), diberi gambar rontgen Vertebra dan rontgen
Pelvis, DMARDS pilihan:
A. Tocilizumab: anti IL-6 (pada RA)
B. Adalimumab: anti TNF
C. Methotrexate: RA
D. Leflunomide: RA
E. Sulfasalazin: RA

141. Pasien laki-laki 23 tahun datang dengan keluhan mudah capek, dada terasa berat dan
banyak berkeringat. Sejak 2 tahun yang lalu pasien kuliah di perguruan tinggi swasta
dan sebentar lagi harus menyelesaikan skripsi, disamping itu ada dua mata kuliah
pasien yang belum lulus. Selama ini kuliah yang dijalankan oleh pasien tidak sesuai
keinginan dari pasien. Pasien merasa tertekan karena tidak bias mengemukakan hal
tersebut kepada orang tuanya. Pasien merupoakan anak pertama dari empat
bersaudara dan orang tua pasien sangat berharap agar anaknya menjadi contoh
tauladan bagi adik-adiknya. Status ekonomi orang tua terbilang cukup. Pemeriksaan
fisik dan penunjang normal tekanan darah 120/80 mmHg. Diagnosis yang paling
mungkin pada pasien di atas adalah :
A. Depresi
B. Distimia
C. Panic disorder
D. Generalized anxiety disorder (GAD)
E. Gangguan campuran ansietas depresi

142. Seorang laki-laki 45 tahun, pekerjaan pegawai swasta mengeluh perasaan terasa
hampa, kehilangan semangat, tidak suka keramaian, sulit tidur. 10 tahun yang lalu
pasien pernah dipecat dari pekerjaannya karena kesalahan yang menurutnya tidak
dilakukannya. Pasien sering teringat kejadian tersebut, dan merasa ada flash back
sewaktu bekerja. Pilihan obat yang paling tepat untuk gangguan psikosomatis pada
kasus ini adalah :
A. Sulfiride

62
B. Buspiron
C. Sertraline
D. Clobazam
E. Clomipramine

143. Seorang mahasiswa perempuan 22 tahun dengan riwayat menderita penyakit Crohn
selama 7 tahun. Dalam 2 bulan terakhir merasakan kram dan mati rasa di kaki dan jari
kakinya. Riwayat operasi reseksi usus di beberapa segmen. Pada pemeriksaan fisis,
didapatkan kehilangan sensoris pada kaki dan tangan. Refleks tendon baik. Diagnosis
yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
A. Defisiensi vitamin D
B. Defisiensi vitamin E
C. Defisiensi vitamin A
D. Defisiensi vitamin B12
E. Defisiensi vitamin K

144. Seorang wanita 39 tahun datang ke poliklinik menderita hipertensi dengan


menggunakan empat jenis obat antihipertensi yaitu captopril 3x 25 mg, bisprolol 1x 10
mg, amlodipin 1x 10 mg dan HCT 1x 12,5 mg Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil yang normal kecuali pemeriksaan kalium level 2,9 mmol/L, aktivitas
renin plasma rendah. Dilakukan pemeriksaan Saline loading dan didapatkan hasil yaitu
aldosteron yang tinggi. CT scan dari kelenjar adrenal tidak menunjukkan adanya
massa. Overnight 1 mg dexamethason supression test menunjukkan tidak ada supresi
terhadap ACTH. Apa diagnosis yang paling mungkin?
A. Conn syndrome
B. Kortikal hiperplasia nodular
C. Glukokortikoid diatasi aldosteronisme
D. Liddle syndrome
E. Tumor

63
145. Seorang pria 45 tahun datang ke IGD RSWS dengan keluhan demam dan buang air
kecil kemerahan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien didiagnosis HIV
sejak 2 tahun terakhir namun tidak mengkonsumsi ARV secara teratur. Dari
pemeriksaan fisis didapatkan TD 120/80 mmhg, nadi 100x/menit, suhu 38.5°C
konjungtiva anemis, bunyi pernapasan vesikuler, tidak terdapat rhonki maupun
wheezing. Tidak terdapat organomegali. Pada ekstremitas tampak peteki. Hasil
laboratorium didapatkanHb 10.7 g/dl, leukosit 8500 u/l, platelet 50000 u/l. Pasien
kemudian didiagnosis dengan TTP. Pada TTP yang menjadi sebab terjadinya trombus
sistemik adalah masalah pada:
A. Gagalnya degradasi faktor von wilebrand
B. Mutasi pada sel induk multipoten
C. Defek faktor H plasma
D. Pajanan toksin shiga.
E. Adanya peningkatan aktivitas ADAMTS 13

146. Seorang wanita 23 tahun dating ke UGD dengan muntah darah, mual +, nyeri perit,
demam 4 hari, nyeri kepala. Pada pemeriksaan fisik didapatkan lemah, TD 80/50
mmHg, nadi 110 x/menit lemah, RR 18 x/ menit, suhu 37,5°C. Berat badan 43 kg ,
didapatkan ptekie, sclera tidak ikterik Pada laboratorium didapatkan hb 10, leukosit
3200, trombosit 56000, hematrokrit 54. Pasien telah mendapatkan cairan RL 500 cc,
tekanan darah 90/60. penatalaksanaan lanjutan pada pasien ini
A. Diberikan cairan kristaloid 10-20ml/kgBB dalam 20-30 menit
B. Diberikan cairan koloid 10 ml/ kgBB dalam 20-30 menit
C. Diberikan cairan kristaloid guyur 20-30 ml/kgbb dalam 20 menit
D. Diberikan cairan koloid 40 ml/kgBB dalam 20-30 menit
E. Diberikan cairan kristaloid 7 ml/ kgBB dalam 20-30 menit

147. Seorang laki-laki 36 tahun dibawa ke instalasi gawat darurat dengan demam tinggi
selama 6 hari, menggigil, nyeri seluruh tubuh, mual, muntah, tidak buang air kecil
selama 10 jam terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70
mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 39,1°C. Sklera

64
ikterik, terdapat konjungtiva suffusion dan nyeri tekan muskulus gastroknemius. IgM
Leptospirosis positif (+). Berdasarkan data klinis di atas diagnostik yang mungkin
adalah
A. Confirmed Leptospirosis
B. Suspect Leptospirosis
C. Probable Leptospirosis berat
D. Malaria Berat
E. Tifoid Toksik

148. Seorang laki2 berusia 30 tahun datang kepoliklinik untuk berkonsultasi. Pasien
tersebut akan bertugas di daerah Sumba, NTT selama 1 bulan. Pasien khawatir akan
terkena malaria selama bertugas di sana, rencana terapi apa yang dapat saudara
berikan?
A. Doksisiklin 100 mg/ hari,diberikan 1-2 hari sebelum bepergian, selama
berada di daerah tersebut sampai 4 minggu setelah kembali.
B. Doksisiklin 50 mg/ 12 jam,diberikan 7 hari sebelum bepergian dilanjutkan
sampai pasien pulang.
C. Primaquin diberikan 1- 2 hari sebelum berangkat dengan dosis 0,25 mg/hari
D. Primaquin diberikan selama 7 - 14 hari dengan dosis 0,25 mg/hari selama pasien
berada di daerah tersebut
E. Tidak diperlukan profilaksis karena saat ini pasien tidak ada keluhan.

149. Seorang laki-laki 56 tahun, muntah-muntah sebanyak lebih dari 15 kali/hari sejak
kurang lebih 3 hari. Pasien sudah mendapat terapi lansoprazol, oralit, metokloprami.
Saat ini pasien mengatakan muntah dan diare sudah berkurang, kencing +/- 300 cc
dalam 12 jam. Didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 100 kali/menit, respirasi

22 kali/menit, suhu 35,5°C, pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 15,0 g/dL,


hematokrit 46%, leukosit 11000/mm, trombosit 300000/mm, ureum 110 mg/dL,
kreatinin 2,1 mg/dL, natrium 155 mmol/L, chlorida 90 mmol/l. Manajemen pasien

65
selanjutnya adalah :
A. Diuretik intravena
B. Antibiotik
C. Dialisis
D. Balans cairan positif
E. USG Abdomen

150. Seorang pria 45 tahun didiagnosis dengan pheochromocytoma dengan keluhan


kebingungan, pemeriksaan fisik tensi 250/140 mmHg, takikardia, sakit kepala. Hasil
labnya normetanephrine 560 pg / mL dan metanephrine 198 pg / mL (nilai normal:
normetanephrine: 18-111 pg / mL; metanephrine: 12-60 pg / mL). CT scan abdomen
dengan kontras IV menunjukkan massa 3-cm pada kelenjar adrenal. Hasil MRI otak
menunjukkan edema dari white matter di dekat persimpangan parietooccipital sesuai
dengan posterior reversibel leukoencephalopathy. Manakah dari pernyataan berikut
yang benar mengenai pengelolaan pheochromocytoma pada pasien ini?
A. Beta-bloker dapat diberikan untuk menurunkan takikardia
B. Operasi pengangkatan massa segera, karena pasien mengalami krisis hipertensi
dengan encephalopathy.
C. Pembatasan asupan garam dan asupan cairan untuk mencegah eksaserbasi lebih
lanjut dari hipertensi.
D. Pengobatan dengan fenoksibenzamin harus dimulai pada dosis tinggi (20-30 mg
tiga kali sehari) untuk secara cepat mengontrol tekanan darah, dan operasi dapat
dilakukan dalam waktu 24-48 jam.
E. Pengobatan dimulai dengan pemberian phentolamine intravena untuk
mengatasi krisis hipertensi.
151. Pasien umur 60 tahun dengan keluhan nyeri punggung sejak 5 bulan yang lalu
disertai dengan lemas. Hasil elektroforesis protein menunjukkan adanya monoclonal
gammopathy, kreatinin 2,0mg/l , Kalium 3,7 mg/dl, LDL 202 mg/dl dan TG 209
mg/dl. Selama 3 bulan ini pasien juga mengeluhkan pembengkakan pada kelopak
mata dan urine yang berbuih. Pasien sebelumnya didiagnosa menderita multiple

66
myeloma dan sindroma nefrotik. Hasil pemeriksaan rasio protein/creatinin urin
adalah 14:1. Anjuran untuk tatalaksana lipid pada pasien ini ?
A. Tidak perlu obat apapun
B. Diet rendah lemak dan kolesterol
C. Diberikan obat penghambat sintesis kolesterol
D. Diberikan penghambat absorpsi lipid di usus
E. Diberikan obat peningkat HDL

152. Seorang wanita 70 tahun datang dengan keluhan benjolan di leher yang dirasakan
sejak 2 bulan terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan massa ukuran 3x3x2cm
yang bergerak saat menelan, dengan konsistensi kenyal. Dari pemeriksaan
laboratorium TSH 0.01 dan FT4 5.6. Langkah tepat untuk diagnosis pasti pasien
adalah:
A. Sidik tiroid
B. BAJAH dengan tuntunan USG Tiroid
C. CT Scan Tiroid
D. MRI Tiroid
E. PET Scan

153. Seorang wanita 26 tahun dengan riwayat melahirkan 6 bulan lalu datang dengan
keluhan lemah, peningkatan berat badan, tidak tahan dingin dan kulit kering. Dua
bulan sebelumnya pasien mengeluh berdebar, tidak tahan panas dan bertambah
kurus. Hasil laboratorium: TSH 12 mIU/L, FT4 2,7 mIU/L. Saran pemeriksaan
laboratorium tambahan pada pasien adalah:
A. Antibodi Peroksidase (TPOAb)
B. Tiroglobulin
C. TRAB
D. T3
E. Kadar Yodium

67
154. Seorang wanita 30 tahun dengan keluhan berdebar, bertambah kurus, demam,
pembengkakan leher dan disertai nyeri. Pada pemeriksaan didapatkan hasil
laboratorium: TSH 0,005 mIU/L, FT4 4,27 mIU/L, Leukosit 14,000, dan LED
100mm/jam. Patofisiologi yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
A. Autoimun
B. Kerusakan folikel tiroid dan pemecahan timbunan tiroglobulin
C. Defisiensi Yodium
D. Supresi Sistem imun
E. Nekrosis jaringan tiroid

155. Seorang pria, 50 tahun datang diantar oleh keluarga ke Poli rawat jalan untuk kontrol
rutin. Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien merupakan pasien Diabetes
Melitus diketahui sejak 6 bulan yang lalu. Saat ini rutin menggunakan insulin dan
melakukan pemeriksaan gula darah mandiri oleh pasien sendiri. Menurut pasien
akhir-akhir ini pasien sering mengalami keringat dingin setelah menyuntik insulin.
Dikatakan saat di ukur dirumah, kadar gula darah pasien 50 mg/dl. Pasien
mengatakan keluhan membaik setelah diberikan air gula. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum sedang, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit,
respirasi 18 x/menit, suhu badan 36,40C. pemeriksaan fisik jantung dan paru dalam
batas normal, dengan hepar dan lien tidak teraba, bising usus normal. Tidak
didapatkan tanda-tanda deficit neurologis. Bagaimanakah batasan gula darah untuk
kriteria hipoglikemi ?
A. Kadar glukosa darah < 60 mg/dl
B. Kadar glukosa darah < 70 mg/dl
C. Kadar glukosa darah < 50 mg/dl
D. Kadar glukosa darah < 65 mg/dl
E. Kadar glukosa darah < 55 mg/dl
156. Bila pada pemeriksaan tinja didapatkan entameba histolytica (+), lekosit 10-15/LPB,
eritrosit 4 – 8/LPB, obat tambahan apa yang dapat diberikan pada pasien tersebut :
A. Clarithromycin
B. Metronidazole

68
C. Kloraquin
D. Contimoxazole
E. Ciprofloxacine

157. Seorang laki – laki berusia 51 tahun berobat ke poli penyakit dalam dengan keluhan
nyeri perut pada kuadaran kiri bawah, demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
massa dan nyeri paada perut kiri saat dilakukan palpasi. Pada pemeriksaan X-ray
abdomen ditemukan kelainan berupa dilatasi usus kecil/ usus besar. Pada CT scan
abdomen ditemukan penebalan dinding kolon, streaky mesenteric fat dan tanda
abses/ plegmon. Pengobatan konservatif pada penatalaksanaan penyakit ini adalah
sebagai berikut
A. Meningkatkan makan daging dan lemak
B. Mengurangi makan sayur dan buah buahan.
C. Cereal bran tidak bermanfaat dalam menurunkan waktu transit di sepanjang
saluran cerna
D. Tambahan serat 30-40 g/hari atau pemberian laktulosa yang dapat
meningkatkan berat feses (sebagai osmotik laksatif) 2x15ml/hari
E. Pemberian antbiotik metronidazole yang kurang diabsorbsi ditambah suplemen
serat dapat mengurang gejala PD yang tidak berkomplikasi

158. Seorang laki – laki berusia 52 tahun datang dengan ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 2 minggu yang lalu disertai mual,
muntah, anoreksia. Nyeri spontan perut kanan atas ini disertai dengan jalan
membungkuk ke depan dengan kedua tangan diletakkan di atasnya. Terdapat riwayat
diare sebelumnya. Dari USG abdomen didapatkan lesi hipoechoic dengan internal
echoes. Terdapat beberapa modalitas terapi pada pasien ini. Salah satu indikasi
dilakukan aspirasi jarum perkutan adalah sebagai berikut :
A. Resiko rendah untuk terjadinya ruptur abses
B. Ukuran kavitas kurang dari 5 cm
C. Abses pada lobus kanan hati yang dihubungkan dengan mortalitas tinggi dan
frekuensi tinggi bocor ke peritoneum atau perikardium

69
D. Tidak ada repons klinis terhadap terapi dalam 3-5 hari
E. Untuk menyingkirkan kemungkinan abses piogenik, khususnya pasien dengan lesi
multiple

159. Angka mortalitas kanker kolorektal telah berkurang dalam 20 tahun terakhir
berhubungan dengan meningkatnya deteksi dini dan kemajuan penanganan kanker
kolorektal. Yang termasuk resiko tinggi kanker kolorektal adalah:
A. Individu berusia 50 tahun atau lebih
B. Individu yang terdiagnosis adenoma atau kanker kolorektal setelah berusia 60
tahun
C. Individu tanpa riwayat keluarga kanker kolorektal
D. Individu dengan riwayat inflammatory bowel disease yang lama
E. Individu dengan riwayat tinggi konsumsi daging merah

160. Laki-laki 61 tahun masuk IRD dengan keluhan bengkak di perut. PF ditemukan
acites dan dilakukan paracentesis. Hasil dari paracentesis WBC 300 dengan 35%
PMN. Peritoneal albumin 1.2 g/dL, protein 2.0 dan TAG 320. Peritoneal kultur
masih menunggu hasil. Serum albumin adalah 2.6., Kemungkinan diagnosis untuk
pasien ini?
A. CHF
B. Peritoneal tuberculosis
C. Peritoneal carcinomatosis
D. Chylous asites
E. Bacterial peritonitis

161. Seorang laki-laki usia 70 tahun dibawa oleh keluarga ke poli penyakit dalam karena
lemah badan, lebih banyak ditempat tidur karena takut jatuh jika berdiri dan berjalan,
saat berjalan tubuhnya membungkuk dengan langkah yang pendek pendek, mengeluh
pengelihatan kabur setahun terakhir, riwayat stroke 12 tahun yang lalu, tetapi pasien
masih bisa aktivitas seperti biasa setelahnya, setiap harinya minum 7 macam obat
untuk mengontrol darah tinggi dan mencegah stroke ulang, pemeriksaan fisik

70
tekanan darah 130/80 mmHg pemeriksaan lain dalam batas normal, pemeriksaan
laboratorium menunjukkan Hb 12,1 mg/dl, leukosit 7.640/m 3, natrium serum 133
mmol/L, kalium serum 3,52 mmol/L, ureum 41,6 mg/dL, creatinin 1,3 mg/dL, GDS
119 mg/dl, level Vitamin D (25 OH-D) serum rendah 6,5 ng/mL, uji timed up and go
(TUG) > 20detik. Tatalaksana yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko jatuh
adalah :
A. Kurangi obat-obatan jika memungkinkan
B. Rujuk untuk koreksi katarak jika indikasi
C. Latihan fisik seperti taichi
D. Pemberian Vitamin D rutin 800 U
E. Semua jawaban diatas benar

162. Seorang wanita usia 67 tahun dibawa ke IGD nyeri pada tungkai kiri sejak 3 hari
yang lalu, tampak kemerahan, bengkak dan hangat pada perabaan, pasien mengidap
Ca Mammae Sinistra telah menjalani operasi pengangkatan payudara 5 tahun yang
lalu, riwayat kemoterapi 5 tahun yang lalu, saat ini rutin mengkonsumsi tamoksifen
1x20mg. Pemeriksaan fisik tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 94x/menit, laju nafas
22x/menit, suhu axilla 37°C. Terdapat bekas jahitan post mastektomi payudara kiri,
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal, pemeriksaan laboratorium menunjukkan
Hb 11,2 g/dl ; leukosit 18.720 ; trombosit 420.000, terdapat peningkatan level D
dimer 1200ng/ml.Upaya non farmakologis yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya komplikasi diatas adalah :
A. Latihan gerakan pasif sebanyak 1 atau 2 kali sehari selama 20 menit
B. Tindakan kompresi intermiten pada tungkai bawah
C. Pemberian minyak setelah mandi atau mengompol
D. Memiringkan ke kanan dan ke kiri
E. Penggunaan bantal berongga

163. Seorang laki laki usia 80 tahun diantar keluarganya ke IGD RS dengan keluhan
lemas badan, mual, dan muntah, sejak 5 hari yang lalu. Sejak tiga bulan sebelumnya
pasien hanya berbaring di tempat tidur setelah terkena serangan stroke yang pertama

71
yang membuat pasien tidak bisa berjalan dan berbicara. Pasien memiliki riwayat
hipertensi dan diabetes mellitus sejak 25 tahun yang lalu dan jarang berobat. Setelah
terkena stroke, pasien rutin mengkonsumsi aspirin, lisinopril, amlodipin,
simvastatin, metformin. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak
lemah, GCS 4X6, tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 100 kali/menit, laju nafas 23
kali/menit, suhu axilla 38,7 C, saturasi oksigen 98%, hemiparese kiri, dan
ditemukan luka terbuka di regio lumbosacral seluas 10X8 cm sampai otot dan
tendon disertai pus. Patofisiologi terjadinya luka yang paling tepat dari kasus diatas
adalah?
A. Imobilisasi akan menurunkan tekanan pada daerah sacrum yang akan
menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan hiperemia
B. Imobilisasi akan meningkatkan tekanan pada daerah sacrum dan menyebabkan
sumbatan total kapiler yang bersifat reversibel jika tekanan dihilangkan dalam
24 jam
C. Imobilisasi akan menurunkan tekanan pada daerah sacrum dan menyebabkan
sel seliskemia
D. Imobilisasi akan meningkatkan tekanan pada daerah sacrum yang
kemudian menyebabkan oklusi pembuluh darah dan iskemiksel
E. Imobilisasi akan menurunkan tekanan pada daerah sacrum dan menyebabkan

+
akumulaso metabolit seperti ADP, H , asam laktat yang padaakhirnya
menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan hiperemia

164. Seorang nenek berusia 75 tahun dibawa oleh tetangganya ke IGD RS karena
ditemukan tidak sadarkan diri saat melihat kondisi nenek tersebut ke rumahnya .
Tetangga tidak tahu secara pasti sejak kapan dan kenapa pasien tidak tidak sadarkan
diri. Selama 3 tahun terakhir nenek tersebut tinggal sendiri di rumahnya. Anak
anaknya semua telah menikah dan memiliki rumah masing-masing. Suami nenek
tersebut telah meninggal. Menurut cerita tetangga, nenek tersebut masih dapat
melakukan kehidupan sehari hari meskipun dengan kesulitan. Seringkali tetangga
disamping rumah mengirimi makanan untuk nenek tersebut. Anak anak pasien jarang

72
menjenguk, dan hanya sesekali dikunjungi oleh cucunya. Anak ketiga pasien masih
sering mengirimi uang untuk ibunya, namun jarang terlihat menjenguk karena tinggal
di tempat yang jauh. Diketahui nenek tersebut sudah lama menderita diabetes dan
penyakit jantung dan mendapatkan berbagai macam obat yang tidak rutin diminum
karen kadang terlupa. Diagnosis yang paling tepat dari masalah yang menjadi latar
belakang kondisinya saat ini adalah?
A. Depresi
B. Demensia
C. Iatrogenesis
D. Elderly mistreatment
E. Ganguan kognitif pada geriatri

165. Seorang wanita 75 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada dubur sejak 2 hari
terakhir disertai perembesan kotoran (feses) cair pada pakaian dalam. Dalam 3 bulan
terakhir pasien BAB 1-2x seminggu dengan kotoran seringkali keras. Pasien sering
mengkonsumsi obat anti nyeri yang dibeli sendiri untuk mengatasi maslaah nyeri lutut.
Dari pemeriksaan didapatkan: tekanan darah 140/90 mmHg, Nadi 100x/menit, laju nafas
22x/menit, suhu axilla : 38.5º C, Indeks masa tubuh: 27 kg/m2.Didapatkan bising usus
melemah. Adri colok dubur didapatkan tonus sfingter ani menurun disertai adanya
impaksi feses.Pernyataan yang benar untuk masalah pasien di atas adalah:
A. Pemeriksaan elektrolit dan gula darah diperlukan untuk menentukan penyebab
masalah pada pasien ini.
B. Foto polos abdomen tidak perlu dikerjakan pada pasien tersebut.
C. Anuskopi tidak dikerjakan secara rutin pada pasien dengan masalah seperti di
atas.
D. EMG tidak dapat mengukur tekanan sfingter ani.
E. USG abdomen menjadi pilihan diagnostik pada proses akut
166. Seorang pasien laki-laki 26 tahun mengalami perdarahan saluran cerna bagian atas.
Pasien Riwayat Hemofilia B. Pada pemeriksaan didapatkan APTT memanjang. Dosis
awal faktor IX yang akan diberikan adalah….
A. 50-100 U/KgBB

73
B. 70-80 U/KgBB
C. 80-100 U/KgBB
D. 40-60 U/KgBB
E. 30-50 U/KgBB
167.Seorang pasien laki-laki 24 tahun mengalami perdarahan saluran cerna bagian atas. Pasien
Riwayat Hemofilia A. Pada pemeriksaan didapatkan APTT memanjang. Dosis faktor VIII
yang akan diberikan adalah
A. 20-40 U/KgBB/hari
B. 40-60 U/KgBB/hari
C. 30-50 U/KgBB/hari
D. 40-50 U/KgBB/hari
E. 50-100 U/KgBB/hari
168.Seorang laki-laki berusia 40 tahun berobat ke poliklinik dengan membawa hasil
pemeriksaan penunjang histopatologi limfoma non Hodgkin. Sejak 3 bulan pasien
mengeluh demam tidak terlalu tinggi disertai penurunan berat badan dan keringat malam.
Pada pemeriksaan fisik terdapat pembesaran kelenjar getah bening di aksilla dan leher.
Secara klinis system staging Ann Arbor, pasien tersebut masuk kategori limfoma non
Hodgkin stadium:
A. Stadium I A
B. Stadium I B
C. Stadium II A
D. Stadium II B
E. Stadium III A
169.Seorang wanita, 63 tahun, pekerjaan pensiunan buruh pabrik pembuatan pakaian, datang ke
RS mengeluh benjolan pada leher kiri, keluhan disertai penurunan BB, demam (-). Pada
pemeriksaan fisik benjolan konsistensi kenyal, mobile, nyeri (-), pembesaran KGB (-),
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Pemeriksaan darah rutin dalam batas normal.
Dari pemeriksaan jaringan benjolan didapatkan hasil suatu limfoma, apakah anjuran
pemeriksaan lanjutan yang paling tepat?
A. Histopatologi
B. FNAB

74
C. Imunohistokimia CD 20 dan CD 2
D. Imunohistokimia CD 20 dan CD 3
E. Core biopsi
170. Seorang pasien laki-laki 21 tahun mengalami bengkak pada sendi lutut kanan setelah
terbentur ringan. Pasien Riwayat Hemofilia A. Pada pemeriksaan didapatkan APTT
memanjang. Dosis faktor VIII yang akan diberikan adalah
A. 30-40 U/KgBB/hari
B. 20-30 U/KgBB/hari
C. 20-40 U/KgBB/hari
D. 50-100 U/KgBB/hari
E. 40-50 U/KgBB/hari
171. Manakah dari berikut ini adalah klinis yang paling umum dari demam rematik akut
(ARF)?
A. Karditis
B. Korea
C. Eritema marginatum
D. Poliartritis
E. Nodul subkutan

172. Seorang wanita 31 tahun datang ke klinik Anda dengan keluhan arthritis yang
menyakitkan dan lebih buruk di pagi hari ketika dia bangun. Dia baru-baru ini dikatakan
m oleh dokter mata menderita uveitis di mata kanannya. Pada pemeriksaan laboratorium
baru-baru ini menunjukkan tingkat sedimentasi eritrosit 48 mm/jam. Manakah dari
berikut ini yang akan membantu dalam membedakan polikondritis kambuhan dan
rheumatoid arthritis (RA) ?
A. Arthritis yang berhubungan dengan RA bersifat nonerosif.
B. Peradangan mata tidak ada pada polikondritis yang kambuh.
C. Polikondritis yang kambuh tidak akan muncul dengan vaskulitis.
D. Polikondritis yang kambuh akan muncul dengan titer tinggi faktor rematoid.
E. Artritis dari polikondritis yang kambuh adalah asimetris.

75
173. Seorang wanita 66 tahun dengan riwayat rheumatoid arthritis dan serangan pseudogout
yang sering di lutut kirinya datang dengan keringat malam dan riwayat nyeri lutut kiri
selama 2 hari. Pada pemeriksaan fisik, suhu 38,6°C, denyut jantung 110 kali/menit,
tekanan darah 104/78 mmHg, dan saturasi oksigen 97% pada udara ruangan. Lutut
kirinya bengkak, merah, nyeri, dan hangat. Dengan 5 ° fleksi atau ekstensi, ia merasakan
rasa sakit yang luar biasa. Dia memiliki bukti deformitas sendi kronis di tangan, lutut, dan
tulang belakangnya. Jumlah sel darah putih perifer (WBC) adalah 16.700 sel/dL dengan
95% neutrofil. Pemeriksaan cairan sendi diagnostik pada lutut kirinya menunjukkan
168.300 WBC per mikroliter, 99% neutrofil, dan kristal birefringent berbentuk jarum
yang menyebar. Pewarnaan gram menunjukkan kokus gram positif yang jarang dalam
kelompok. Manajemen mencakup semua hal berikut, kecuali
A. kultur darah
B. glukokortikoid
C. aspirasi jarum cairan sendi
D. konsultasi bedah ortopedi
E. vankomisin

174. Seorang wanita 58 tahun datang dengan keluhan nyeri bahu kanan. Dia tidak ingat cedera
sebelumnya tetapi mencatat bahwa dia merasa bahunya semakin kaku selama beberapa
bulan terakhir. Dia sebelumnya memiliki beberapa episode radang kandung lendir pada
bahu kanan yang berhasil diobati dengan NSAID dan suntikan steroid. Riwayat medis
masa lalu pasien juga penting untuk diabetes mellitus, di mana ia menggunakan
metformin dan glyburide. Pada pemeriksaan fisik, bahu kanan tidak hangat atau merah
tetapi terasa nyeri saat disentuh. Rentang gerak pasif dan aktif terbatas pada fleksi,
ekstensi, dan abduksi. Radiogram bahu kanan menunjukkan osteopenia tanpa bukti erosi
sendi atau osteofit. Apa diagnosis yang paling mungkin?
A. Adhesive capsulitis
B. Avascular necrosis
C. Bicipital tendinitis
D. Osteoarthritis
E. Rotator cuff tear

76
175. Seorang wanita 44 tahun datang untuk evaluasi mata dan mulut kering. Dia pertama kali
melihat gejala ini >5 tahun yang lalu dan gejalanya semakin memburuk dari waktu ke
waktu. Dia menggambarkan matanya sebagai perasaan berpasir, seolah-olah ada pasir di
matanya. Kadang-kadang matanya terasa terbakar, dan dia menyatakan bahwa sulit untuk
berada di luar di bawah sinar matahari yang cerah. Selain itu, mulutnya cukup kering.
Dalam pekerjaannya, dia sering diminta untuk memberikan presentasi bisnis dan merasa
semakin sulit untuk menyelesaikan presentasi 30 hingga 60 menit. Dia biasanya
membawa air setiap saat. Meskipun dia melaporkan kebersihan gigi yang baik tanpa ada
perubahan baru-baru ini, dokter giginya harus melakukan tambalan dua kali dalam 3
tahun terakhir untuk karies gigi. Satu-satunya riwayat medis masa lalunya yang lain
adalah pengobatan tuberkulosis yang dia derita saat berada di Peace Corp di Asia
Tenggara ketika berusia dua puluhan. Dia tidak minum obat secara teratur dan tidak
merokok. Pemeriksaan mata menunjukkan ulserasi kornea pada pewarnaan Rose Bengal,
dan tes Schirmer menunjukkan kebasahan <5 mm setelah 5 menit. Mukosa mulutnya
kering dengan sekret yang kental, dan kelenjar parotis membesar secara bilateral.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan positif antibodi terhadap Ro dan La (SS-A dan
SS-B). Selain itu, kimianya mengungkapkan natrium 142 mEq/L, kalium 2,6 mEq/L,
klorida 115 mEq/L, dan bikarbonat 15 mEq/L. Apakah penyebab hipokalemia dan
acidemia yang paling mungkin pada pasien ini?
A. Diare
B. Asidosis tubulus ginjal distal (tipe I)
C. Hipoaldosteronisme
D. Membersihkan dengan anoreksia nervosa yang mendasarinya
E. Kompensasi ginjal untuk alkalosis respiratorik kronis

176. Seorang pria berusia 43 tahun baru-baru ini ditemukan memiliki atrium septal defect
asimtomatik yang ditutup menggunakan patch perkutan 1 bulan yang lalu tanpa
komplikasi. Dia sedang menjalani saluran akar gigi minggu depan dan menelepon Kantor
perawatan primernya untuk menentukan apakah profilaksis antibiotik diindikasikan.

77
Manakah dari pernyataan-pernyataan berikut yang benar mengenai profilaksis antibiotik
pada pasien ini
A. Karena dia hanya memiliki penyakit jantung bawaan sederhana, tidak diperlukan
profilaksis.
B. Karena lesi dikoreksi, tidak diperlukan profilaksis.
C. Dia harus menghindari prosedur gigi yang berpotensi bakterimik kecuali tidak ada
alternatif lain yang tersedia.
D. Profilaksis antibiotik rutin diindikasikan untuk prosedur gigi bakterimik,
terutama jika patch kurang dari 6 bulan.
E. Profilaksis antibiotik rutin diindikasikan untuk prosedur gigi bakterimik setiap
kali menggunakan bahan asing.

177. Seorang pria berusia 20 tahun menjalani pemeriksaan radiografi dada untuk pendaftaran
di militer. Sejak kecil dia merasa sehat. Tidak ada riwayat sinusitis, pneumonia, atau
penyakit pernapasan kronis. Radiografi dada menunjukkan dextrocardia. Pada
pemeriksaan fisik, ujung limpa teraba di sebelah kanan perut dan hati di sebelah kiri.
Manakah dari berikut ini yang benar mengenai kondisinya?
A. Dia kemungkinan memiliki stenosis aorta.
B. Dia kemungkinan akan mengalami aspermia.
C. Dia kemungkinan memiliki atrial septal defect.
D. Dia kemungkinan memiliki ventriculoseptal defect
E. Dia kemungkinan normal

178. Laki – laki 68 tahun dengan riwayat infark miokard dan gagal jantung kongestif, tanpa
keluhan saat istirahat. Tetapi ketika berjalan menuju mobil ia menjadi sesak, lemas dan
berdebar. Ia harus istirahat beberapa menit hingga keluhannya berkurang. Klasifikasi
New York Heart Association mana di bawah ini tang benar?
A. Class I
B. Class II
C. Class III
D. Class IV

78
E. Class V

179. Suami dari perempuan usia 68 tahun dengan gagal jantung kongestif, khawatir dengan
istrinya yang berhenti bernapas beberapa saat ketika tidur. Suami pasien menyadari
istrinya henti napas hingga 10 detik dan diikuti oleh periode yang mirip dengan
hiperventilasi. Hal ini tidak membangunkan pasien. Pasien tidak mengorok. Pasien
beristirahat cukup ketika pagi tetapi sangat sesak dengan ketika beraktifitas fisik ringan.
Langkah apa selanjutnya dalam memanajemen pasien ini?
A. Elektroensepalografi
B. Memaksimalkan manajemen gagal jantung
C. Nasal Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) selama tidur
D. Pemeriksaan sleep study
E. Memberikan Bronkodilator

180. Laki – laki 53 tahun akan transplantasi jantug untuk kardiomiopati iskemik tahap akhir
karena kelainan penyakit hyperkolesterolemik di keluarga. Pendonor merupakan laki –
laki 23 tahun yang mengalami kecelakaan motor. Pasien dalam kondisi baik selama 3
tahun setelah tranplantasi dengan hanya satu episode single rejeksi akut. Pasien
menunjukkan respon baik dengan regimen imunosupresan yaitu prednison dan
sirolimus. Pasien rutin kontrol dan mengatakan sesak ketika aktivitas. Tes fungsi paru
tidak ada perubahan dan rontgen dada normal. Pasien akan dilakukan kateterisasi kanan
dan kiri jantung dengan biopsi pada jantung yang tertransplantasi. Pada coronary
angiography ditemukan penyakit arteri koroner longitudinal yang berat, difus, dan
konsentrik, dan histologi tidak menunjukkan bukti rejeksi akut. Mana pernyataan di
bawah ini yang benar mengenai Aterosklerosis Koroner yang ditemukan pada pasien
ini?
A. Tidak ada regimen imunosupresif yang menunjukkan penurunan insiden
aterosklerosis koroner setelah transplantasi jantung
B. Aterosklerosis koroner kemungkinan besar merupakan immunologic injury
pada endotel vaskular di transplan organ

79
C. Aterosklerosis koroner saat ini yang muncul setalah transplantasi jantung
kemungkinan disebabkan adanya aterosklerosis sebelum transplantasi
D. Pasien dengan penyakit dasar kolesterol, tidak mempengaruhi terjadinya
ateroslerosis berulang setelah transplantasi jantung
E. Terapi dengan statin tidak berhubungan dengan insiden penurunan komplikasi
tranplantasi

181. Seorang pria 49 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang kiri menjalar sampai ke
kemaluan hilang timbul sejak 6 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh mual dan muntah, tidak
demam. Terdapat riwayat buang air kecil keluar batu. Tidak ada riwayat diabetes mellitus
maupun hipertensi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi90
kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu badan 37,50C, nyeri ketok CVA positif. Hasil
laboratorium Hb 10,0 g/dL, leukosit 10000/mm3, trombosit 320000/mm3, hematokrit 27,2%,
ureum 191 mg/dL, kreatinin 8,6 mg/dL, natrium 136 mmol/L, kalium 5,6 mmol/L, asam urat
13,0 mg/dL. Produksi urin 200 cc/24 jam. USG abdomen didapatkan hidronefrosis bilateral,
BNO tak tampak batu radioopak. Penatalaksanaan pasien ini selanjutnya adalah :
A. Pemberian cairan
B. Alkalinisasi urin
C. C.Terapi pengganti ginjal dengan hemodialisis
D. Hemodialisis dan konsul bedah untuk tindakan nephrostomi/URS/PCNL
E. Konsul bedah untuk tindakan nephrostomi/URS (Ureteroscopic lithotripsy)/ PCNL
(Percutaneous nephrolithotomy)

182. Seorang wanita, 31 tahun dating ke rumah sakit setelah dilakukan tindakan appendektomi
di rumah sakit oleh karena appendicitis akut. Tidak ada komplikasi setelah pembedahan, akan
tetapi dia mengeluh banyak kencing (6L/hari) dan sering merasa haus. Pada hari ketiga
setelah pembedahan, ureum dan creatinin pasien dalam batas normal. Setelah anamnesis lebih
lanjut didapatkan riwayat sering merasa haus yang sudah lama dialami pasien, sering kencing,
dan kadang-kadang mengompol sehingga dia merasa malu untuk kedokter oleh karena
keluhan ini. Pasien selama ini mengkonsumsi kontrasepsi oral dan tidak ada riwayat penyakit

80
sebelumnya. Untuk konfirmasi diagnostik, langkah awal yang paling tepat dilakukan pada
pasien ini:
A. Volume urin 24 jam dan pengukuran osmolaritas
B. Pemeriksaan osmolaritas plasma puasa
C. Fluid deprivation test
D. MRI otak
E. Nilai ADH Plasma

183. Seorang laki-laki 55 tahun datang dengan keluhan kencing sedikit. Keluhan ini mulai
dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, biasanya pasien BAK 4-5x perhari, tetapi sejak kemarin
pasien hanya BAK 1x, tanpa disertai rasa nyeri saat BAK ataupun demam. Keluhan nyeri
perut ataupun nyeri pinggang disangkal. Riwayat kencing manis, hipertensi ataupun kencing
batu disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan: Pasien kompos mentis, berat badan 50 kg,
TD: 120/80, Nadi: 94x/menit, RR: 20x/menit, Tax: 36,8°C, mata tampak ikterus, pemeriksaan
paru tidak didapatkan ronkhi ataupun wheezing dan shifting dullness (+). Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan: Wbc: 11.000, Hb: 8 g/dL, Hct: 24, PLT: 82. SGOT: 67, SGPT: 111,
Alb: 2,2, Globulin: 3,5, BUN: 45, SC: 1,9, Na: 130, K: 4,5, As. Urat: 5. HbsAg: Reaktif,
AntiHCV: Non reaktif, pemeriksaan urine: protein (-), leukosit 1-2/ LPB, eritrosit 1-2/LPB,
silinder (-). Dari pemeriksaan imaging: Thorax foto: tak tampak kardiomegali. USG abdomen:
Hepar: echoparenkim hati meningkat, ukuran tampak mengecil, tepi tumpul, terjadi
penurunan velocity vena porta dan ditemukan cairan bebas di cavum abdomen, Ginjal: batas
sinus cortex ginjal jelas, ukuran normal, tidak tampak batu, massa ataupun kista ginjal.
Tindakan awal yang tepat pada kasus ini adalah:
A. Hemodialisis
B. Cairan
C. Antibiotik
D. Observasi
E. Albumin

184. Pada observasi berikutnya, pemeriksaan laboratorium diulang didapatkan BUN: 35, SC:
1,8 setelah dilakukan rehidrasi 1500 cc. Diagnosis kasus pasien di atas adalah:

81
A. Chronic kidney disease
B. Acute on chronic kidney disease
C. Infeksi saluran kencing
D. Hepatorenal sindrom tipe II
E. Hepatorenal sindrom tipe I

185. Seorang pasien laki-laki berusia 58 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak nafas
yang memberat sejak 5 hari yang lalu , pasien mengeluhkan susah untuk tidur terlentang dan
bengkak pada kedua kaki . Riwayat penyakit sebelumnya stenosis aorta sejak 3 tahun yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak lemas , sesak, dengan vital sign TD 90/60mmHg,
HR 110x/menit, RR 26x/menit, T 36.5C., JVP 5+ 4cmH 2O, thorax dan abdomen dalam batas
normal. Pasien juga mengeluhkan buang air kecil sedikit ±350 cc sehari. Pada pemeriksaan
EKG didapatkan sinus takikardia, pada ekokardiografi didapatkan ejeksi fraksi sebesar 25%.
Pada pemeriksaan fungsi ginjal didapatkan ureum 110 mg/dl, cretinin 2.1mg/dl.
Kemungkinan diagnosa pasien tersebut adalah
A. Sindrom kardiorenal tipe 4
B. Sindrom Kardiorenal tipe 5
C. Sindrom Kardiorenal tipe 2
D. Sindrom Kardiorenal tipe 3
E. CHF

186. Hal-hal berikut yang mempengaruhi keluhan pasien bronkiektasis antara lain, kecuali…
A. Ada atau tidaknya komplikasi
B. Tingkat derajat penyakit
C. Banyaknya bahan kimia korosif yang masuk ke saluran napas
D. Area bronkus yang terkena
E. Lokasi bronkus yang terkena

187. Diagnosis pasti bronkiektasis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan…


A. Foto polos thorax
B. Bronkografi

82
C. Tes faal paru
D. MRI Thorax
E. CT scan thorax

188. Wanita 32 tahun datang ke instalasi gawat darurat, pasien saat ini sedang hamil 36
minggu, pasien saat ini mengeluh sesak, pasien tidak ada mengeluhkan tentang
kehamilanya dan tidak ada masalah medis lainya. Pasien tidak minum obat-obatan
kecuali vitamin untuk kehamilan. Pada pemeriksaan pasien menunjukan penampilan
dyspneic. TD: 128/78, nadi : 126 x/menit, rr : 28x/menit, saturasi O 2 : 96% RA, pasien
tidak demam. Pada pemeriksaan paru dan jantung normal. Terdapat piting edema pada
kedua tungkai. Pada pemeriksaan x-ray paru normal. EKG normal irama sinus. Pada
pemeriksaan Analisa gas darah menunjukan Ph: 7,52, PaCO2: 26mmhg, PaO2 85mmhg.
Apakah Langkah terbaik untuk diagnosis dan managemen untuk pasien ?
A. Terapi inisial dengan amoxicillin untuk akut bronchitis
B. Melakukan pemeriksaan CT Paru angiogram
C. Melakukan Ecocardiogram
D. Menyakinkan pasien sesak saat kehamilan adalah normal dan tidak ada masalah
yang ditemukan pada pemeriksaan
E. Terapi dengan clonazepam untuk panic attack

189. Seorang laki-laki 22 tahun menderita cystic fibrosis. Pasien saat ini dirawat di rumah
sakit sekitar tiga kali setahun karena eksaserbasi infeksi. Pada pasien didapat kolonisasi
kuman Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus, tetapi tidak pernah
memiliki Burkholderia cepacian kompleks. pasien tetap aktif dan kuliah di jurusan
arsitektur. Pasien membutuhkan 2 L oksigen. Tes fungsi paru terbaru menunjukkan
FEV1 yaitu 28% dari nilai prediksi dan rasio FEV1/FVC sebesar 44%. Pengukuran gas
darah arteri adalah pH 7,38, PCO2 36 mmHg, dan PO2 62 mmHg. Manakah dari
karakteristik berikut yang merupakan indikasi rujukan untuk transplantasi paru?
A. Kolonisasi dengan Pseudomonas aeruginosa
B. FEV1 kurang dari 30% diprediksi
C. Rasio FEV1/FVC kurang dari 50%

83
D. PCO2 kurang dari 40 mmHg
E. Penggunaan oksigen dengan tenaga

190. Wanita 78 tahun dirawat di unit perawatan intensif medis dengan pneumonia
multilobaris. Pada awal masuk ke ruang gawat darurat, saturasi oksigen adalah 60%
pada udara ruangan dan hanya meningkat menjadi 82% Ketika memakai masker wajah
non-rebreather. Pasien mengalami gangguan pernapasan dan diintubasi di ruang gawat
darurat. Setelah masuk ke unit perawatan intensif, pasien dilakukan pembiusan.
Ventilator diatur dalam mode assist-control dengan laju pernapasan 24, volume tidal 6
mL/kg, FiO2 1,0, dan tekanan akhir ekspirasi positif 12 cmH2O. Pengukuran gas darah
arteri dilakukan pada pengaturan ini; hasilnya adalah pH 7,20, PCO2 32 mmHg, dan
PO2 54 mmHg. Apa penyebab hipoksemia?
A. Hipoventilasi saja
B. Hipoventilasi dan ketidaksesuaian ventilasi-perfusi
C. Shunt
D. Ketidakcocokan ventilasi-perfusi
E. Hiperventilasi

191. Seorang wanita ras Afrika-Amerika berusia 25 tahun telah dipantau sejak 6 bulan yang
lalu. Pasien memiliki riwayat keluhan sendi ringan, fotosensitifitas, malar rash, ANA
positif, dan anti-dsDNA. Sebelumnya, pemeriksaan fungsi ginjal dan urinalisis
normal. Pasien sedang mengkonsumsi acetaminophen dan
hydroxychloroquine. Pasien datang ke unit gawat darurat setelah jalan-jalan ke pantai
bersama teman-temannya. Selama 2 hari terakhir, pasien mengeluhkan lelah dan kekakuan
pada pagi hari. Pasien juga mengeluhkan urin berwarna kemerahan. Pemeriksaan fisik
menunjukkan ruam kulit pada daerah yang terpapar sinar matahari dan penebalan sinovial
pada regio pergelangan tangan, lutut, dan pergelangan kaki. Pemeriksaan trombosit: 45.000
dan terdapat leukopenia. Serum kreatinin: 2,5 dan terdapat RBC casts pada analisis
urin. Pemeriksaan biopsi ginjal emergensi menunjukkan nefritis lupus difus aktif. Setelah
menerima metilprednisolon 1 g IV selama 3 hari, berikut ini adalah rejimen pengobatan
yang tepat, kecuali:

84
A. Prednison 60 mg/hari
B. Prednison 60 mg/hari ditambah azathioprine
C. Prednison 60 mg/hari ditambah siklofosfamid
D. Prednison 60 mg/hari ditambah mikofenolat mofetil
E. Rituximab

192. Seorang wanita 27 tahun dirawat di unit perawatan intensif setelah melahirkan bayi
cukup bulan 3 hari sebelumnya. Pasien ditemukan mengalami hemiparesis kanan dan tangan
kiri berwarna biru. Pemeriksaan fisik bermakna untuk livedo reticularis. Pemeriksaan darah
menunjukkan leukosit 10,2/µL, hematokrit 35%, trombosit 13.000/µL. BUN 36 mg/dL,
kreatinin 2,3 mg/dL. Meskipun kehamilan ini lancar. Pasien memiliki riwayat keguguran
pada tiga kehamilan sebelumnya. Apusan darah perifer negatif untuk schistocytes. Manakah
dari studi laboratorium berikut yang paling tepat mengkonfirmasi etiologi yang mendasari
keluhan yang terjadi pada kasus?
A. Panel antibodi antikardiolipin
B. Antibodi antinuklear
C. Pemeriksaan Doppler pada cabang arteri lengan kirinya
D. Ekokardiografi
E. MRI otak

193. Wanita, 28 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri kaki kanan yang semakin
memberat selama 1 hari terakhir dan terdapat bengkak. Pasien memiliki riwayat
mengendarai mobil selama 8 jam, setelah kembali dari perjalanan hiking, 2 hari sebelum
masuk rumah sakit, kemudian merasakan nyeri di kaki. Awalnya, pasien mengira keluhan
pasien terjadi karena kelelahan, tetapi keluhan pasien semakin memberat dari hari ke hari.
Pasien memiliki riwayat aborsi spontan sejumlah 2 kali sebelumnya. Pemeriksaan fisik: kaki
kanan bengkak dari pertengahan paha ke bawah dan tenderness (+). Pencitraan Doppler
menunjukkan trombosis vena dalam ukuran besar di regio femoralis dan vena ileac yang
meluas ke pelvis. Pemeriksaan laboratorium saat MRS sampai sebelum memulai terapi
menunjukkan hasil elektrolit normal, WBC dan trombosit normal, PT normal, dan aPTT

85
meningkat 3x normal. Tes kehamilan: negatif. Pasien diberikan LMWH di UGD. Terapi
selanjutnya adalah:
A. Rituximab 375 mg/m2 per minggu selama 4 minggu
B. Warfarin dengan target INR 2,0–3,0 selama 3 bulan
C. Warfarin dengan target INR 2,0–3,0 selama 12 bulan
D. Warfarin dengan target INR 2,5–3,5 seumur hidup
E. Warfarin dengan target INR 2,5–3,5 selama 12 bulan diikuti dengan aspirin setiap
hari seumur hidup

194. Wanita, 26 tahun datang dengan keluhan bengkak seluruh badan sejak seminggu sebelum
masuk RS dan semakin berat dalam 3 hari terakhir. Tidak didapatkan keluhan lainnya. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan edema anasarka, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 96 x/ mnt,
respirasi 18 x/mnt, suhu 37,5°C, lainnya dalam batas normal. Pemeriksaan penunjang
didapatkan Hb 9.5 g/dl, leukosit 5200/mm3, trombosit 156000/mm 3, ANA +, anti-dsDNA
450 IU/L (N: < 100 IU/L), kreatinin 0.89 mg/dl, urinalisa didapatkan proteinuria +4, leukosit
0-2/ LPB, eritrosit 7-10/LPB lain-lain dalam batas normal.
Jika pasien dilakukan biopsi ginjal, maka kemungkinan gambaran histologis yang
didapatkan berdasarkan data klinis di atas, adalah?
A. Nefritis lupus mesangial minimal
B. Nefritis lupus mesangial proliferatif
C. Nefritis lupus fokal
D. Nefritis lupus difus
E. Nefritis lupus membranosa

195. Seorang perempuan berusia 65 tahun yang sudah menopause sejak usia 43 tahun, datang
berobat ke poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan nyeri pada daerah punggung bagian
bawah sejak 2 bulan lalu, Pada awalnya nyeri dirasakan sangat hebat setelah terpeleset dari
kamar mandi . 1 bulan terakhir nyeri dirasakan semakin memberat pada posisi tertentu dan
punggung terlihat makin bongkok, kadang disertai dengan rasa kesemutan menjalar pada
paha bagian belakang.

86
Berdasarkan data di atas, 2 pemeriksaan penunjang prioritas untuk menegakkan diagnosa
pada pasien ini adalah:
A. Pemeriksaan kadar kalsium dan PTH
B. Pemeriksaan kadar vitamin D dan kalsium ion serum
C. Rontgen vertebra lumbal – sakral PA – lateral – dan bone scan
D. CT scan vertebra lumbal- sakral dan bone mass Densitometry
E. MRI Vertebrae lumbal sacral dan Bone Mass Densitometry

196. Seorang wanita, 28 tahun, datang ke klinik anda dengan keluhan tremor, banyak
berkeringat, jantung berdebar kencang, penurunan berat badan yang dialami sekitar 3
bulan ini. Dari pemeriksaan fisik dijumpai struma di region colli dan dijumpai bruit. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 13 g/dL, leukosit 4000/µL, trombosit
280.000/ µL, LED 30 mm/jam, Free T4 2,2 ng/dL ( normal 0,71-1,8 ng/dl), TSH 0,3
mU/L (normal 0,4-5 mU/L). Hasil pemeriksaan RAIU (Radioactive Iodine Uptake) scan
menunjukkan peningkatan uptake yang homogen dan diffuse. Diagnose yang tepat pada
pasien ini adalah:
A. Multinodular goiter
B. Grave’s Disease
C. Thyroiditis Acute
D. Thyroiditis Subacute
E. Silent Thyroiditis

197. Berikut ini mekanisme kerja dari Thiazolidinediones berkaitan dengan peningkatan
sensitivitas otot terhadap insulin :
A. antagonis PPAR-gamma
B. antagonis PPAR-alfa
C. agonis PPAR-gamma
D. agonis PPAR-alfa
E. meningkatkan sekresi insulin endogen

87
198. Seorang wanita berusia 31 tahun dibawa ke IGD RSWS dengan keluhan pusing, kepala
terasa berat, jantung berdebar, cemas. Menurut pasien sebelumnya saat pagi hari
mengeluhkan hal yang sama dan merasa dirinya seperti hampir tewas. Saat dia
melakukan pengecekan kadar gula darah dikatakan rendah dan keluhan membaik setelah
minum setengah gelas jus. Menurut keluarga pasien sempat berpuasa selama 18 jam.
Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan kadar gula darah 48mg/dl, kadar insulin sangat
meningkat, C-peptide rendah, pemeriksaan antibodi antiinsulin negatif. Tes sulfonilurea
dan meglitinide negatif. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut adalah…
A. Insulinoma:
B. Factitial hypoglycemia:
C. Noninsulinoma pancreatogenous hypoglycemia syndrome
D. Insulin autoimmune hypoglycemia
E. unclassified hypoglycemia

199. Wanita 66 tahun ke poli EMD dengan keluhan spasme otot pada tangan lengan dan kaki,
pasien ada riwayat limfoma hodgkin yang diterapi radiasi pada regio cervical. Riwayat
pengobatan lainnya tidak diketahui. Pada pemeriksaan fisis didapatkan trosseaus sign
positif. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar kalsium 6.8 mg/dl dengan kadar
albumin 3.6 gr/dl. Berdasarkan kondisi tersebut apa kemungkinan dignosis dan
tatalaksananya :
A. Hipoparatiroidisme akibat terapi radiasi; mulai terapi injeksi PTH
B. Defisiensi vitamin D : mulai terapi calcitriol
C. Defisiensi vitamin D : mulai berikan cholecalciferol
D. Hipoparatiroidisme akibat radiasi : beri kalsium dan calcitriol
E. Hipoparatiroidisme dan defisiensi vitamin D akibat radiasi: beri kalsium dan
cholecalciferol

200. Seorang laki-laki berusia 72 tahun yang telah tinggal di panti jompo selama 3 tahun
terakhir. Dia menderita penyakit paru obstruktif kronik dan membutuhkan oksigen
kontinu 2 L / mnt. Dia juga sebelumnya mengalami stroke, dengan hemiparesis kanan.
Obat saat ini yaitu aspirin, losartan, hidroklorotiazid, fluticasone / salmeterol, tiotropium,

88
dan albuterol. Indeks massa tubuh pasien 18,5 kg / m2. Anda khawatir dia mungkin
kekurangan vitamin D. Manakah dari hal berikut ini adalah tes untuk menentukan apakah
ada kekurangan vitamin D?
A. 1,25-hydroxy vitamin D
B. 25-hydroxy vitamin D
C. Alkaline phosphatase
D. Paratiroid hormone
E. Total serum dan kadar kalsium terionisasi

89

Anda mungkin juga menyukai