Diare adalah keadaan buang - buang air dengan banyak cairan mencret dan
merupakan gejala dari penyakit - penyakit tertentu atau gangguan lain, seperti diuraikan
dibawah ini (Yun diare =mengalir melalui). Kasus ini banyak terdapat dinegara - Negara
berkembang dengan standar hidup yang rendah, dimana dehidrasi akibat diare merupakan
salah satu penyebab kematian penting pada anak - anak. Diare merupakan suatu gejala ,
pengobatannya tergantung pada penyebabnya. Untuk membantu meringankan diare,
diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregoric, (opium tinctur) atau loperamide.
Untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pectin atau attapulgitaktif.
Diarenya berat / dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan
cairan pengganti dan garam melalui infuse. Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa
diberikan larutan yang mengandung air, gula, garam.
2. Antibiotika
Disini hanya dibicarakan secara singkat zat -zat yang dapat digunakan pada diare
parah.
a. Ampisilin dan amoksilin
Bekerja agak lambat, setelah 5-6 hari demam hilang dibandingkan rata -
rata 3 hari dngan kloramfenikol, juga menghasilkan pembawa basil. Dosii : oral
3-4 dd1 g
b. Kotrimoksasol ; bactrim
Mampu menghilangkan demam dalam 4 hari. Setelah terapi tidak
mengandung basil tifus, sehingga efektif juga untuk mengobati pembawa basil.
Berhubungan bahaya gangguan darah sebaiknya juga digunakanlebuih dari dua
minggu.
Dosis ; 2 dd 3 tablet a b480 mg sampai bebas demam, kemudian 2 dd 2
tablet selama 7 hari.
c. Kloramfenikol
Obat ini merupakan obat yang paling unggul terhadap basil tifus.
Keberatanya adalah tidak berkhasiat mematikan kuman, sehingga sering kali
timbul pembawa basil, juga dapat menyebabkan anemia aplatis fatal. Resistensi
sudah sering kali dilaporkan.
Dosis biasa adalah 50 mg setiap kg bobot badan sehari. Setelah demam
hilang (3-4 hari), pengobatan dilanjutkan selama 8-10 hari dengan dosis yang
lebuh rendah guna mencegah kambuhnya penyakit. Pengobatan maksilam 14 hari
atau total 30 g kloramfenikol.
d. Tektrasiklin
Obat ini kurang berkhasiat terhadap salmonella,walaupun basil tersebut
akan hilang dari darah dan tinaj, anamun penyakit berlanjut terus tanpa
perubahan. Obat ini juga tidak begitu efektif terhadap disentri basiler . dosis : 4-
6dd 250-500 mg.
3. Obat lainnya
a. Tanin (F.I) ; sama samak, acidum tannikum.
Tanin bersifat mengendapkan zat putih telur dan berkahsiat adstrigens,
yaitu dapat meringankan diare denagn menciutkn selaput lender usus. Oleh karena
merangsang lambung (rasa mual, muntah-mu ntah) maka tanin hany igunakan
sebagai senyawanyayang tidak melarut, yakni tannalbumin. Zat ini lebih efektif
dan tidak memberikan efek - efek samping tersebut diatas.
Tannalbumin(tannalbin) adalah persenyawaan sukar larut anatara tanin
dan albumin secara berabgsur-angsur melepskan tanin kedalam usus. Seringkali
obat ini diberikan pada anak-anak sebagai obat tambahan pada pengobatan infeksi
usus. Dosis : 3 dd 0,5-1 g, anak - anak sesuai berat badan.
e. Bismut subkarbonat
Selain berkhasiat obstipasi, juga dapat membentuk suatu lapisan pelindung
untuk menutup luka-luka dinding usus akibat peradangan. Senyawa-senyawa
bismuth lainnya juga digunakan dalam pengobatan, misalnya bismuth subsalisilat
ANTASIDA
A. Deskripsi obat secara umum
1. Senyawa magnesium dan aluminuim dengan sifat netralisasi baik tanpa diserap
usus merupakan pilihan pertama. Kerna garam magnesium bersifat mencahar, maka
biasanya dikombinasikan dengan senyawa aluminium 9atau kalsium karbonat) yang
justru bersifat obstipasi 9dalam perbandingan (1:5). Persenyawaan molekul dari Mg
dan Al adalah hidrotalsityang juga sangat efektif.
2. Natriumbikarbonat dan kalsiumkarbonat bekerja kuat dan dan pesat tetapi dapat
diserap usus dengan menimbulkan alkalosis. Adanya alkali berlebihan didalam darah
dan jaringan menimbulkan gejala mual,muntah, anoreksia, nyeri, kepala dan
gangguan perilaku. Semula penggunannya tidak dianjurkan Karena terbentuiknya
CO2 pada reaksi dengan asam lambng yang dikira justru mengakibatkan hipersekresi
asam lambung (rebound effect) tetapi penelitian baru (1996) tidak membenarkan
perkiraan tersebut.
3. Bismutsubsitrat dapat membentuk lapisan pelindung yang menutupi tukak, lagi pula
berkhasiat bakteristatis terhadap H. pylori. Kini banyak digunakan pada terapi
eradikasi tukak, sealu bersama dua atau tiga obat lainnya. Waktu makan obat, sudah
diketahui umum bahwa keasaman lambung menurun segera setelah makan dan mulai
naik lagi satu jam kemudia hingga mencapai dataran tinggi 3 jam sesudah makan.
Berhubung dengan data ini maka antasida harus digunakan lebih kurang 1 jam setelah
makan dan sebaiknya dalam bentuk suspensi. Telah dibuktikan bahwa tablet bekerja
kurang efektif dn lebih lambat, mungkin karena proses pengeringan selama
pembuatan mengurangi daya netralisirnya. Pentakaran,pada oesopagitis dan tukak
lambung 1 jam sesudah makan dan sebelum tidur. Pada tukak usus 1 dan 3 jam
sesudah makan dan sebelum tidur.