Anda di halaman 1dari 35

Yovita Gunawan

 Sekresi Asam

 Sekresi Pepsinogen dan Pepsin

 Perlindungan Mukosa
Tukak Peptik

Tukak lambung Tukak Duodenum

 Hipersekresi asam : (-)  Hipersekresi asam


 Asam lambung normal lambung dan pepsin
Obat – obat yang Digunakan Untuk Mengobati Penyakit Ulkus Peptikum

Obat-obat Penyekat Reseptor Inhibitor


Antimikroba H2 - Histamin Pompa Proton

 Amoksisilin  Simetidin  Lansoprazol

 Komponen bismuth  Famotidin  Omeprazol

 Klaritromisin  Nizatidin

 Metronidazol  Ranitidin

 Tetrasikin
Obat – obat yang Digunakan Untuk Mengobati Penyakit Ulkus Peptikum

Obat-obat
Antasida
Pelindung Mukosa

 Aluminium hidroksida  Bismuth koloidal

 Kalsium karbonat  Sukralfat

 Magnesium hidroksida

 Natrium bikarbonat
 Defenitif
- Sekresi mucus
 Agresif - Sekresi bikarbonat
- Asam lambung - Prostaglandin
- Pepsin
- H. Pylori
Penghambat Sekresi Asam Penetral Asam
 Antagonis H2  Antasida
 Pompa Proton
Cimetidine
Ranitidin
Famotidin
Nizatidin
 Mekanisme :

Berkompetisi dengan histamin dalam menduduki

reseptor histamin H2

 Pemberian per oral  absorpsi baik

 Protein binding  kecil


 Cimetidine
 Didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh
(termasuk ASI dan menembus placenta)
 Menghambat sitokrom P450 dan memperlambat
metabolisme dari beberapa obat (warfarin,
diazepam, fenitoin)
 t½  singkat
 Meningkat pada gagal ginjal
 Eksresi  melalui urine
 ESO  sakit kepala, diarea, nyeri otot, efek
endokrin
 Ranitidin
 Dibandingkan cimetidin masa kerja lebih panjang
(5 - 10 kali lebih kuat)
 ESO  minimal

 Famotidin

 Efek farmakologi  ranitidin


 20 - 100 kali lebih kuat dari cimetidin
 3 - 20 kali lebih kuat dari ranitidin
Obat / Dosis Bioav (%) Potensi T 1/2 Durasi Efek

Simetidine 80 1 1,5 – 2,3 6


(200 Mg)

Ranitidine 50 5 – 10 1,6 – 2,4 8


(150 Mg)

Nizatidine 90 5 - 10 1,1 – 1,6 8


(150 Mg)

Famotidine 40 32 2,5 – 4 12
(20 Mg)
(Simetidin, Ranitidin, Famotidin, Nizatidin)

Kemanjuran Keamanan

 TL : 8 minggu  Relatif aman


 TD : 6 - 8 minggu  ESO : - Diare
- Sakit Kepala
- Nyeri otot
- Konstipasi
 ESO pada Urogenital :
- Ginekomastia
Gagal ginjal  Dosis diturunkan
(Omeprazol, Lanzoprazol, Pantoprazol)

Mekanisme :

Asam
O, L, dan P Metabolit aktif
(Protonisasi)

H+/K+ ATP ase

Ikatan Sulfhidril
Omeprazole dan Lanzoprazole

 Digunakan untuk pengobatan jangka pendek esofagitis


yang erosif dan ulcus duodenum aktif
 Jangka panjang untuk keadaan hipersekresi yang
patologis
 Dapat digunakan bersama obat-obat antimikroba untuk
mengeradikasi H pylori
 Berupa tablet salut enterik untuk melindungi dari
aktifasi prematur oleh asam lambung
 Setelah diabsorpsi dalam duodenum  kanalikulus dari
sel parietal asam  bentuk aktif
 Eksresi  urine
PENGHAMBAT POMPA PROTON

 Protein binding : Tinggi

 Metabolisme : CYP 2C9

 Waktu paruh : 1 – 2 Jam

 Duration of action : Panjang


PENGHAMBAT POMPA PROTON

 ESO :  Mual
 Konstipasi
 Diare
 Sakit Kepala
 Penggunaan jangka lama :
 Absorpsi Vit. B12 menurun
 Hipergastrinemia
PENGHAMBAT POMPA PROTON

Obat / Dosis Bioav (%) T 1/2 T Max

Omeprazol 40 - 65 0,5 - 1 1 – 3,5


(20 Mg)

Lanzoprazol 80 - 90 1,5 1 – 1,7


(30 Mg)

Pantoprazol 77 1,9 2–4


(40 Mg)

Esomeprazol 50 - 89 1,2 1,5


(20-40 Mg)
 Mekanisme

 Menetralkan asam lambung

 pH tinggi pepsin tidak aktif

 Menekan H. Pylori

 Pertahanan mukosa naik


Komposisi :

- Aluminium  Al(OH)3
- Magnesium  Mg(OH)2
- Kalsium  Ca CO3

Antasida yang mengandung Al dan Mg dapat mempercepat


penyembuhan ulcus duodenum
 Keamanan Relatif aman

ESO : Mg Diare
Al Konstipasi

Interaksi obat :
Mempengaruhi absorpsi dan ekresi obat bila diberikan
bersamaan dengan obat-obat lain
 Kompleks aluminium hidroksida dengan sukrosa sulfat

 Berikatan dengan kelompok protein yang bermuatan positif

 Membentuk suatu komplek berbentuk gel dan mucus


Mekanisme :
asam
Sukralfat Perekat kental
elektrostatis

Barrier perlindungan mukosa

Menghambat difusi balik H+ dan pepsin


 Tidak mempengaruhi sekresi HCL

 Aktifitas pepsin turun

 Sekresi bikarbonat meningkat

 Sekresi PGE2 meningkat


 Sedikit diabsorpsi oleh tubuh

 Sebagian besar dikeluarkan melalui feses

 3 - 5 % dikeluarkan melalui urine

 ESO  Konstipasi
 Mual
 Muntah
 Mulut kering
 Klaritomisin
 Amoksisilin
 Tetrasiklin
 Metronidazol
 Digunakan bila pemeriksaan sekologi H. pylori (+)
Contoh : Amoksisilin + PPI
Klaritomisin + P P I
 Digunakan untuk mengurangi mual dan muntah

 Dapat merupakan manifestasi berbagai kondisi seperti :

- Efek samping obat

- Kelainan sistemik / infeksi

- Kehamilan

- Radiologi / khemoterapy

- Gastrointestinal infeksi
Obat-obat antiemetik :

- Metoklopramida

- Domperidon

- Seretonin
(pencahar)

Penggolongan obat pencahar umumnya berdasarkan


mekanisme kerja

I. Pencahar Pembentuk Masa


 Golongan ini biasanya berasal dari alam atau serat
semi sintetik
 Tidak dicerna
 Bersifat hydropilik coloid, sehingga meningkatkan
masa feses
II. Pencahar Emolien
 Golongan ini melunakkan feses karena mempermudah
masuknya air dan lipid ke dalam feses sehingga
mempermudah defikasi
Contoh : - Mineral oil
- Gliserine

III. Pencahar Osmotik


 Golongan ini sedikit diabsorpsi oleh tubuh

 Meningkatkan sekresi cairan ke dalam usus halus dan

usus besar karena daya osmotiknya

Contoh  Laktulosa, Magnesium sulfat


Terapi Utama  Rehidrasi
Oralit
Cairan Infus
Obat-obat yang digunakan untuk diare

- Opoid antagonis  mengurangi motiltias usus

Contoh : Loperamid

- Kaolin & Pektin  merupakan absorben bakteri toksin

dan cairan

- Antimuscarinik  mengurangi motilitas usus

Contoh : Papaverin, Atropine


DAFTAR PUSTAKA

Mc Quaid KR. Drugs used in the treatment of gastrointestinal diseases. In :


Katzung BG (Ed) Basic and Clinical Pharmacology 9th ed. Boston :
Mc Graw Hill, p 1034 -1043.

Hoogerwerf WA. and Pascricha PJ. Agents used for control of gastric acidity
and treatment of peptic ulcers. In : Goodman and Gilman’s (Ed) The
Pharmacological Basis of Therapeutics 10th ed. p 1005 – 1016.

Trevor Aj. and Katzung B G. Drug Use in Gastrointestinal Disolders. In


Katzung and Trevor’s (Ed) pharmakology Examination and Brand Review
7th p 507 - 510

Anda mungkin juga menyukai