Anda di halaman 1dari 21

Yovita Gunawan

Dokter

Diagnosis

Penderita
Penyakit

Terapi Obat BSO RESEP


(Personal Drug) (Dosage form)

Gambar 1.1. Tahap Proses Pengobatan


PENGERTIAN RESEP
1. Definisi Resep
Permintaan tertulis dari Dokter, Dokter
Gigi, Dokter Hewan kepada Apoteker
Pengelola Apotik untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi penderita
sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

(Kepmenkes No.1332/Menkes/SK/X/2002)
2. Arti Resep

Resep
DOKTER PENDERITA
Terampil menentukan Keluhan menyampaikan keluhan yang
-Diagnosis lengkap & jelas dan
-terapi disiplin terhadap :
-mampu -- petunjuk dokter
menulis/menyusun APA -- petunjuk APA
resep yang baik dan
terampil :
rasional.
- membaca resep/koreksi resep
- membuat obat/menyediakan obat
- menyerahkan obat

Gambar 1. 2 Hubungan Dokter – Apa – Penderita Serta


Tugas Masing-masing Untuk Tujuan Keberhasilan
Pengobatan
Langkah-langkah dalam pemilihan obat
* Menetapkan diagnosis
* Menentukan sasaran pengobatan
* Memilih golongan obat
* Pilih obat yang efektif aman dan terjangkau

Faktor-faktor yang mempengaruhi


keberhasilan pengobatan
1. Ketepatan diagnosis
2. Ketepatan pemilihan obat
3. Ketepatan aturan dosis dan cara pemakaian
4. Ketaatan pasien minum obat
TATA CARA PENULISAN RESEP
1. Kertas Resep
 R/ dituliskan diatas suatu kertas Resep.
 Ukuran ideal lebar 10 – 12 cm dan panjang 15 – 18 cm.
 Sebaiknya dibuat rangkap 2.
 Blangko kertas resep hendaknya disimpan ditempat yang aman.

2.Yang Boleh Menulis Resep


 Dokter ( Umum dan Spesialis )
 Dokter gigi
 Dokter Hewan

3. Penulisan Resep
 Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap
( Permenkes No. 26/Menkes/Per/I/1981 Bab III, Pasal 10 Ayat 1 )
Menurut Dr. J. KOK v.d Wielen
Resep yang lengkap terdiri dari 4 bagian yaitu :
1. INSCRIPTIO
yang terdiri dari nama tempat, tanggal, bulan, tahun
serta tanda R/
2. ORDINATIO/PRAESCRIPTIO
yang berisi nama-nama obat / bahan obat serta jumlahnya
dan kadangkadang juga cara menyiapkan serta cara
menyerah-kannya.

3. SIGNATURA
yang berisi aturan pakai obat dan kepada siapa obat harus
diserahkan.

4. SUBCRIPTIO
yang terdiri dari tanda tangan / paraf dokter. Bila tidak
mempergunakan kertas resep (blangko yang sudah
tercetak nama dan alamat dokter) maka nama dan alamat
dokter harus ditulis disini dengan jelas.
Resep yang lengkap menurut SK Menkes No. 280 /
Menkes / SK / V / 1981 Bab II, Pasal 2, harus memuat :
a. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter
gigi atau dokter hewan.
b. Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau
komposisi obat.
c. Tanda R pada bagian kiri setiap penulisan resep.
d. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
e. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya
untuk resep dokter hewan.
f. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang
mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis
maksimal.
CONTOH RESEP 1

dr. H.M. Juliansyah


Jl. Bumi Nirwana No.1 Tenggarong
Telp. 777777
SIP No. : 007-DR/KP.01.01.2.1/XII/99

Samarinda, 06 September 2006 INSCRIPTIO

R/ Amoxicillin 500mg Tab No. XII f PRAESCRIPTIO


SIGNATURA
S. 3 dd I
R/ Asam Mefenamat 500mg Tab No. XII PRAESCRIPTIO

S. 3 dd I k/p
f SIGNATURA
SUBCRIPTIO

Pro : Tn. Arie SIGNATURA


Umur : Dewasa
Alamat : Jl. Kahuripan No.99
CONTOH RESEP 2

dr. H.M. Juliansyah


Jl. Basuki Rahmat No.21 Samarinda
Telp. 234567
SIP No. : 010-DU/KP.01.01.2.1/XII/45
Samarinda, 06 September 2006 INSCRIPTIO

R/ Paracetamol mg 500
Codein mg 20 PRAESCRIPTIO
C.T.M. mg 4
m.f.pulv.dtd. No. XV
da in caps.
S.t.d.d.caps.I SIGNATURA

Pro : Tn. Arie


f SUBCRIPTIO
SIGNATURA
Umur : Dewasa
Alamat : Jl. Arab No.1
CONTOH RESEP 3
CONTOH RESEP 3
(Resep yang tidak lengkap)

R/ C. Xitrol ED No. 1
∫3gtt1

R/ Dexamethason tab no. XV


∫3dd1
CONTOH RESEP 4

CONTOH RESEP 4
(Resep yang tidak lengkap)

R/ Metformine 500 No. LX


∫3dd1pc

R/ Glibenclamide tab No. XC


∫2-1-0 ac
Contoh resep yang tidak dapat dibaca
4. Bahasa dalam resep
Dalam menulis resep, bahasa yang digunakan
adalah Bahasa Latin.

Alasannya :

- Bahasa latin adalah bahasa yang mati / statis.


- Bahasa latin merupakan bahasa dunia untuk ilmu kesehatan
- Nama obat yang ditulis dengan bahasa latin tidak akan salah
obat / salah tafsir.
- Bahasa latin dapat merahasiakan sesuatu untuk kepentingan
penderita
5. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan resep
- Resep harus ditulis dengan tinta.
- Tanggal penulisan Resep ditulis dengan jelas.
- Penulisan hendaknya dapat dibaca, sekurang-kurangnya oleh petugas
Apotik yang menyiapkan obat.
- Hindari penulisan rumus kimia
- Hindari penulisan singkatan yang meragukan.
- Hindari penulisan angka desimal untuk jumlah obat.
- Cantumkan umur terutama bila penderita seorang anak di bawah umur 12
tahun.
- Alamat penderita
- Tanda-tangan atau paraf Dokter
- Sedapat mungkin menulis resep dihadapan penderitanya.
- Sebelum diserahkan ke pasien diperiksa kembali
- Memperhatikan Sosio – ekonomi pasien
6. Aturan perundangan mengenai penulisan resep obat tertentu

Resep obat Narkotik


Harus ditulis tersendiri ( Pasal 3 (2) )
Tidak boleh diulang tanpa resep baru ( Pasal 5 (b) )

( menurut SK Menkes No. 280/Menkes/SK/V/1981 )

Resep obat yang diperlukan segera


Pada bagian atas kanan resep dapat diberi tanda tertentu ( Pasal 4 (1) )
( Menurut SK Menkes No. 280/Menkes/SK/V/1981 )

Penulisan obat generik

Dokter yang bertugas di Pelayanan Kesehatan Pemerintah harus


menulis resep obat esensial dengan nama generik bagi semua pasien.
( Menurut Permenkes 085/Menkes/Per/I/1989 )
7. Tempat mengambil obat dengan Resep  APOTIK.

8. Aspek legal dan Etika mengenai Resep dan Obat.

Aspek Legal
dalam menangani Resep dan obat dapat mengacu pada :
UU RI No. 23 Th.1992 tentang Kesehatan
Permenkes No. 919/Menkes/Per/X/1993
tentang Kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa
resep Dokter
Kepmenkes No. 924/Menkes/Per/X/1993
tentang Daftar obat wajib Apotik No. 2
Kepmenkes No. 925/Menkes/Per/X/1993
tentang Daftar Perubahan Golongan Obat No. 1
UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
UU RI No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika
Aspek Etika

 Etika Kefarmasian tercantum dalam Kode Etik Kefarmasian


 Etika Kedokteran tercantum dalam Kode Etik Kedokteran.
 Standar etika profesi
Segala tindakan yang dilakukan adalah demi kebaikan dan
kepentingan penderita dan masyarakat.
 Contoh hubungan inter dan intra profesi dalam farmasi dan
kedokteran antara lain:
1. Rahasia Resep
2. Tidak menjual obat pada pasien
3. Tidak menyuruh mengambil obat di apotik tertentu
4. Menjual “ Sample Obat “
5. Catatan status penderita
6. Imbalan.
Etika kefarmasian yang tercantum dalam perundangan
mengenai pelayanan Resep :
- Pengelolaan obat di Apotik  Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 Pasal 10
- Sumber Obat  Kepmenkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 Pasal 12 (1,2)
- Pelayanan Resep Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 Pasal 14 (1)
Permenkes No.922/Menkes/Per/X/1993 Pasal 15 (1,4)
- Penggantian obat  Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 Pasal 15 (2,3)
-Kekeliruan dalam penulisan Resep  Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993
Pasal 16 (1,2)
-Untuk obat yang diperlukan segera  Kepmenkes No. 280/Menkes/SK/V/1981
Pasal 4 ( 2 )
-Pengulangan penyerahan obat dengan resep yang sama
 Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 Pasal 5
- Salinan Resep  Kepmenkes No. 280/Menkes/Per/V/1981 Pasal 6 ( 1,2 )
Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 Pasal 17 ( 1 )
-Penyimpanan Resep  Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 Pasal 17 ( 2 )
Kepmenkes No. 280/Menkes/Per/V/1981 Pasal 7 ( 2,4,5 )
- Rahasia Resep  Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 Pasal 17 ( 3 )
Resume

Definisi Resep
R/ ditulis diatas suatu kertas resep
R/ harus ditulis dengan jelas dan
lengkap
R/ obat narkotik harus ditulis sendiri
R/ obat narkotik tidak boleh diulang
tanpa resep baru

Anda mungkin juga menyukai