Anda di halaman 1dari 39

Yuktiana Kharisma

Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNISBA


2018
Sejarah
- Digunakan sejak zaman
dahulu kala

- Menggunakan bahasa
Latin sebagai bahasa
standar

- Berkembang seiring
dengan berkembangan
waktu
Definisi resep
O Menurut Permenkes
No.919/Menkes/Per/X/1993:

O adalah permintaan tertulis dari dokter,


dokter gigi, dokter hewan kepada
apoteker pengelola apotek untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi
penderita sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Definisi Resep
O Kepmenkes RI
No.1197/MENKES/SK/X/2004:

O Permintaan tertulis dari seorang dokter,


dokter gigi, dokter hewan yang diberi
izin berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku kepada apoteker
pengelola apotek untuk menyiapkan dan
atau membuat, meracik serta menyerahkan
obat kepada pasien.
Kelengkapan Resep

nama

alamat dokter,

nomor Surat Izin Praktek;

tanggal penulisan resep,

tanda tangan/paraf dokter penulis resep;

Kepmenkes RI
No.1027/MENKES/SK/IX/2004
Kelengkapan Resep
Nama pasien,

Alamat pasien,

Umur pasien,

jenis kelamin
pasien,
dan berat
badan pasien;
Kepmenkes RI
No.1027/MENKES/SK/IX/2004
Kelengkapan Resep
nama obat,

potensi,

dosis,

jumlah yang
diminta;
cara pemakaian
yang jelas;
informasi lainnya
yang diperlukan.
Kepmenkes RI
No.1027/MENKES/SK/IX/2004
Kertas resep
• Ukuran maksimum ¼ folio (10,5
cm x 16 cm)
• Nama & gelar
• Jenis layanan sesuai SIP,
• Nomor SIP,
• Alamat praktek,
• Nomor telepon & waktu praktek
• Alamat rumah & nomor telepon*
Kode Etik
Kedokteran
Indonesia
Jenis-Jenis Resep

1. Resep standar (Resep Officinalis/Pre


Compounded)
O Resep dengan komposisi yang telah
dibakukan & dituangkan ke dalam buku
farmakope/buku standar lainnya.
O Menuliskan obat jadi (campuran dari zat
aktif) yang dibuat oleh pabrik farmasi
dengan merek dagang dalam sediaan
standar atau nama generik.
Jenis-Jenis Resep
2. Resep magistrales (Resep
Polifarmasi/Compounded)

O Resep yang telah dimodifikasi/diformat oleh


dokter yang menulis.
O Berupa campuran/ obat tunggal yang
diencerkan & dalam pelayanannya perlu
diracik terlebih dahulu
E-Prescription
Tanda Khusus dalam Resep
O Tanda segera atau peringatan

O Ditulis di sebelah kanan atas/ bawah blanko resep,


bila dokter ingin resepnya dibuat dan dilayani dengan
segera.
O Contoh :
O Cito! = segera
O Statim = penting sekali
O PIM (Periculum in mora) = berbahaya bila ditunda
O Urutan yang didahulukan adalah PIM, Statim, dan
Cito!.
Tanda Khusus dalam Resep
O Tanda resep dapat diulang (iter)

O Ditulis di sebelah kanan atas resep dengan


tulisan iter (Iteratie) dan berapa kali
pengulangan dapat dilakukan.
O Misalnya:
O Iter 1x, artinya resep dapat dilayani 2x.
O Iter 2 x, artinya resep dapat dilayani 1+ 2 =
3x.
Tanda Khusus dalam Resep
O Tanda resep tidak dapat diulang

O Ne iteratie (N.I)
O Ditulis di sebelah atas blanko resep.
O Resep yang tidak boleh diulang adalah
resep yang mengandung obat-obatan
narkotik, psikotropik & obat keras yang telah
ditetapkan oleh pemerintah/ Menkes
Republik Indonesia
Tanda Khusus dalam Resep
O Tanda dosis sengaja dilampaui

O Tanda seru diberi di belakang nama obat


jika dokter sengaja memberi obat dengan
dosis yang melebihi dosis maksimumnya.
Tanda Khusus dalam Resep
O Resep mengandung narkotik

O Tidak boleh ada iterasi/ pengulangan; tidak


boleh ada m.i. (mihipsi)/dipakai sendiri;
tidak boleh ada u.c. (usus
cognitus)/pemakaiannya diketahui.
O Resep dengan obat narkotik harus disimpan
terpisah dengan resep obat lainnya.
Etika Penulisan Resep
O Resep ditulis jelas dengan tinta dan lengkap di
kop format resep resmi,
O Penulisan resep sesuai format & kaidah yang
berlaku, bersifat pelayanan medik & informatif.
O Satu lembar kop resep hanya untuk 1 pasien
O Penulisan resep selalu dimulai dengan tanda R/
(ambillah/ berikanlah)
O Nama obat, bentuk sediaan, dosis setiap kali
pemberian & obat kemudian ditulis dalam
angka Romawi & ditulis dengan jelas
Etika Penulisan Resep
O Penulisan resep standar tanpa komposisi,
jumlah obat yang diminta ditulis dalam
satuan mg, g, IU atau ml, kalau perlu ada
perintah membuat bentuk sediaan (m.f. =
misce fac, artinya campurlah, buatlah)
O Penulisan sediaan obat paten/ merek
dagang, cukup dengan nama dagang saja &
jumlah sesuai kemasannya
Etika Penulisan Resep
O Dalam penulisan nama obat karakter huruf
nama obat tidak boleh berubah,
O Misalnya:
O Codein, tidak boleh menjadi Kodein.
O Chlorpheniramine maleate, tidak boleh menjadi
Klorfeniramine maleate
O Pharmaton F tidak boleh menjadi Farmaton F
Etika Penulisan Resep
O Untuk dua sediaan, besar dan kecil. Bila
dibutuhkan yang besar, tulis volume sediaan
sesudah bentuk sedíaan
O Untuk sediaan bervariasi, bila ada obat
dua/tiga konsentrasi, sebaiknya tulis
dengan jelas,
misalnya: pediatric, adult, dan forte.
Etika Penulisan Resep
O Menulis jumlah wadah/ numero (No.) selalu
genap, walaupun kita butuh satu setengah
botol, harus digenapkan menjadi Fls. II.
Jumlah obat yang dibutuhkan ditulis dalam
angka romawi.
O Signatura ditulis dalam singkatan latin
dengan jelas, jumlah takaran sendok
dengan signa bila genap ditulis angka
romawi, tetapi angka pecahan ditulis arabik
Etika Penulisan Resep
O Setelah signatura harus diparaf/ditandatangani
oleh dokter bersangkutan
O Nama pasien & umur harus jelas.
O Khusus untuk peresepan obat narkotika, harus
ditandatangani oleh dokter bersangkutan &
dicantumkan alamat pasien & resep tidak boleh
diulangi tanpa resep dokter.
O Tidak menyingkat nama obat dengan singkatan
yang tidak umum (singkatan sendiri)
O Hindari tulisan sulit dibaca
Kerahasiaan Resep
O Resep merupakan medical record dokter
dalam praktik & bukti pemberian obat
kepada pasien yang diketahui oleh farmasi
di apotek
O Kerahasiaan dalam Penulisan Resep
menyangkut sebagian dari rahasia jabatan
kedokteran dan kefarmasian.
O Resep disimpan di Apotek
Kerahasiaan Resep
Resep obat hanya boleh diberikan kepada yang
berhak:
1. Pasien/ keluarga pasien yang bersangkutan
2. Dokter yang menulis resep/ merawat pasein
3. Paramedis yang merawat pasien
4. Pegawai pemerintah (Kejaksaan/ Polisi) yang
memrlukan untuk pemeriksaan
5. Pihak asuransi yangn berkaitan dengan
pengajuan klaim
Etika Penulisan Resep
1.Efek obat

6.Sudah
2.Efek
jelaskah
samping
semuanya

Hal yang harus


disampaikan
kepada pasien
setelah
menuliskan
resep:

5.Kunjungan
3.Instruksi
berikutnya

4.Peringatan
Medication Eror
O S.K. Menkes RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004
kejadian yang merugikan pasien akibat pemakaian obat
selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang
sebetulnya dapat dicegah

O Kesalahan pengobatan (medication error) dapat terjadi


dalam tiap proses pengobatan, baik dalam proses
peresepan (prescribing), pembacaan resep
(transcribing), penyiapan hingga penyerahan obat
(dispensing), maupun dalam proses penggunaan obat
(administering). Kesalahan dalam peresepan
(prescribing) dan penggunaan obat (administering)
merupakan dua hal tersering penyebab kesalahan
pengobatan.
Medication Eror
O Definisi : meliputi kesalahan dalam
pengambilan keputusan & kesalahan dalam
penulisan resep.
O Kesalahan peresepan dalam hal pengambilan
keputusan meliputi pemilihan obat yang tidak
tepat untuk pasien (karena alergi, interaksi obat,
adanya gangguan ginjal & hepar, dosis & cara
pemberian obat yang tidak sesuai).
O Kesalahan peresepan dalam hal penulisan
resep meliputi resep yang tidak dapat dibaca,
penulisan singkatan yang ambigu, kurangnya
penulisan informasi yang penting.
simpulan
O Dapat disimpulkan bahwa penulisan resep
yang baik mempengaruhi tercapainya
pengobatan yang rasional terhadap pasien.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
buruknya penulisan resep salah satunya
kurangnya pengetahuan akan standard
format penulisan resep. Format penulian
resep yang berlaku di Indonesia terdiri dari
inscriptio, invocatio, prescriptio, signatura,
subscriptio dan pro.
TUGAS
O 1. E-Prescription
O 2. Medication Eror
O 3. Etika menulis resep untuk keluarga/
sahabat

Anda mungkin juga menyukai