Antasida
Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam
lambung yang menyebabkan timbulnya penyakit tukak lambung atau sakit maag, dengan
gejala nyeri hebat yang berkala. Antasida tergolong obat bebas, mengandung magnesium
(Mg+), Aluminium (AL+++), atau Kalsium (Ca++), dan Simitikon. Antasida berasal dari bahasa
lemah, yang jika bereaksi dengan asam lambung di GI membentuk air dan garam, karena
merupakan basa lemah maka jika berikatan dengan asam yang ada dilambung
Pengobatan dengan obat-obatan antasida bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, membuat
penderita lebih tenang dan dapat beristirahat, juga agar penderita tidak mengalami
a. Anti kolinergik, yaitu zat yang menekan produksi getah lambung dan melawan kejangkejang
b. Obat penenang / sedativ, yaitu untuk menekan stress karena dapat memicu sekresi
c. Spasmolitik, yaitu untuk melemaskan ketegangan otot lambung – usus dan mengurangi
sehingga mudah diserap dengan demikian dapat dicegah masuk angin, kembung, dan
yaitu:
a. Anti hiperaciditas
Obat dengan kandungan aluminium dan atau magnesium yang bekerja secara kimiawi
dengan mengikat kelebihan HCl dalam lambung. Magnesium atau aluminium tidak larut
dalam air dan dapat bekerja lama di dalam lambung sehingga tujuan pemberian
antasida sebagian besar dapat tercapai. Sediaan yang mengandung magnesium dapat
cara mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2. Contoh
perintang reseptor H2 adalah ratinidin dan simetidin sekarang dikenal senyawa baru
– Pengatur fungsi dan gerak dari gastrointestinal atau sering disebut regulator GIT
– Anti radang atau pembengkakan pada saluran cerna atau disebut antiinflamasi
Obat golongan ini lebih lanjut kita sebut saja sebagai obat kembung. Beberapa Obat kembung
a. Cisapride
Cisapride adalah obat yang meningkatkan pergerakan atau kontraksi dari lambung dan usus.
Obat ini digunakan untuk mengobati gejala seperti kembung yang disebabkan kembalinya
kelebihan gas pada saluran cerna dan usus. Cara kerjanya dengan menurunkan tegangan
permukaan dari gas sehingga buih di dalam pencernaan membentuk gelembung yang besar
c. Clebopride
Diindikasikan untuk mual & muntah yang disebabkan berbagai hal baik obat maupun penyakit
d. Metoclopramide
reseptor dopamin dengan efek langsung pada kemoreseptor "trigger zone". Metoclopramide
e. Domperidone
dengan efek seperti metoclopramide. Karena tidak menembus aliran darah reaksi
kontraksi antral dan duodenum, meningkatkan pengosongan lambung dan tekanan pada
esofagus sprinkter
f. Hyoscine
Merupakan alkaloid yang bersifat antikolinergik dengan fungsi untuk gangguan kontraksi
saluran pencernaan, kandung empedu, saluran kemih dan saluran alat kelamin wanita.
g. Mesalazine
Mesalazine termasuk golongan obat aminosalisilat. Oabt ini digunakan untuk mengurangi
pembengkakan pada radang usus besar. Akibat radang usus besar terjadinya pembengkakan
dan pendarahan apda usu besar yang menyebabkan gejala sakit pada abdominal dan diare
bercampur darah, nanah dan lendir. Mesalazine bekerja dengan mengurangi pembengkakan
3. DIGESTIVA
Digestiva adalah obat-obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung
a. Enzim pankreas
Enzim pankreas dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin dan pankrelipase. Kedua zat
tersebut mengandung amilase, tripsin (protease) dan lipase. Pankrelipase berasal dari
pankreas hewan, aktivitas lipasenya relatif lebih tinggi daripada pankreatin. Pankrelipase
diindikasikan pada keadaan defesiensi sekret pankreas misalnya pada pankreatitis dan
mukovisidosis. Ennzim ini dirusak asam lambung sehingga harus dibuat dalam bentuk tablet
enteral. Enzim pankreas sedikit sekali menyebabkan efek samping. Dosis tinggi dapat
b. Pepsin
Pepsin adalah enzim proteolitik yang kurang penting dibanding dengan enzim pankreas.
Pada defisiensi pepsin, tidak ditemukan gejala yang serius. Defisiensi pepsin total ditemukan
pada pasien aklorhidria. Kegagalan lambung untuk mensekresi pepsin dan asam dengan
rangsangan yang adekuat disebut akilia gastrika, sering terjadi pada pasien anemia
c. Empedu
Empedu mengandung asam empedu dan konjugatnya. Zat empedu yang penting untuk
manusia ialah garam natrium asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Selain penting untuk
penyerapan lemak, empedu juga penting untuk absorpsi zat larut lemak misalnya vitamin A,
D, E dan K. Dalam jumlah besar, garam empedu dapat menetralkan asam lambung yang
masuk ke duodenum. Pada keadaan normal hati mensekresi ± 24 g garam empedu atau 700
- 1000 ml cairan empedu/hari. Kira-kira 85 % empedu diabsorpsi pada usus kecil bagian
bawah (sirkulasi enterohepatik), sehingga hanya 80 mg garam empedu yang harus disintesis
perharinya. Asam-asam empedu meningkatkan sekresi empedu dan disebut zat koleretik,
garam empedu kurang memperlihatkan aktivitas koleretik. Asam dehidrokolat suatu kolat
semisintetik terutama aktif untuk merangsang empedu dengan BM (Berat molekul) rendah
karena itu dinamakan zaat hidrokoleretik. Zat ini hanya merangsang pengeluaran empedu
dan bukan prosuksi empedu. Berbeda dengan asam kolat, asam kenodeoksikolat
menurunkan kadar kolesterol dalam empedu. Obat ini berguna untuk mengatasi batu
kolesterol kandung empedu pada pasien tertentu. Asam kenodeoksikolat bekerja dengan
menurunkan absorpsi kolesterol dari usus dan menurunkan sintesis kolesterol. Bila kadar
asam kenodeoksikolat mencapai 70 % empedu total, maka larutan empedu yang tadinya
jenuh kolesterol menjadi tidak jenuh. Garam empedu menurunkan resistensi mukosa saluran
Transkuiliser memliki efek yang minimal dalam mencegah dan mengobati tukak. obat ini
Golongan yang paling sering digunakan adalah golongan benzodiazepin. Obat ini
mempercepat relaksasi mental dan fisik dengan cara mengurangi aktivitas saraf di
pemakaian pada alkoholik harus sangat hati-hati. Obat cemas dari golongan
b. Buspirone
Obat cemas dari golongan azaspirodekanedion adalah buspiron (buspirone). Obat cemas
ini merupakan anti ansietas yang efek sedatifnya relatif ringan dan tidak bereaksi
dengan alkohol. Diduga resiko timbulnya toleransi dan ketergantungan juga kecil.
Efeknya baru timbul setelah 10-15 hari, sehingga hanya digunakan untuk mengobati
c. Hydroxyzine
dengan psikoneurosis atau terapi tambahan untuk penyakit lainnya yang menyebabkan
kekeringan berlanjut hingga lebih dari dua minggu maka harus diperiksakan lebih
lanjut.
5. Antipasmodik,
Antipasmodik merupakan golongsn obat yang memiliki sifat sebagai relaksan otot
polos (lebih tepatnya anti muskarinik) dan antagonis reseptor-dopamin tertentu. Meskipun
antipasmodik dapat mengurangi spasme usus, tetapi penggunaanya dalam dispepsia bukan
tukak, sindrom usus irritable dan penyakit divertikular hanya bermanfaat sebagai
penobatan tambahan. Manfaat klinik anti sekresi lambung obat anti muskarinik
konvensional relatif kecil, karena dosisnya dibatasi oleh efek samping senyawa mirip
antropin. Selain itu, keberadaannya telah digantikan oleh obat-obat anti sekresi yang lebih
kuat dan spesifik, yakni antagonis reseptor-H2 histamin dan anti muskarinik selektif
pirenzevin.
Antipasmodik obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada saluran cerna yang
mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya. Beberapa contoh adalah
Hyoscine (Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan mencegah kejang otot), Clidinium
yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati kram perut dan abdominal,
kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli perifer
a. Hyoscine
Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan mencegah kejang otot. Obat ini biasa
digunakan untuk pra pengobatan untuk mengosongkan secresi paru-paru. Obat ini juga
b. Clidinium
Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide digunakan untuk mengobati lambung yang
luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati kram perut dan abdominal.
mengkonsumsi chlordiazepoxide dan clidinium bromide, jangan minum dengan dosis besar
atau minum lebih lama dari yang dokter resepkan. Toleransi mungkin terjadi karena
pemakaian jangka panjang atau berlebihan yang membuat pengobatan kurag efektif. Obat ini
harus dikonsumsi secara teratur agar pengobatannya efektif. Jangan lewatkan dosis
walaupun anda pikir anda tak membutuhkannya. Jangan konsumsi kombinasi obat ini lebih
dari 4 bulan atau menghentikan pengobatan tanpa konsultasi ke dokter anda terlebih dahlu.
Penghentian obat yang mendadak akan memperparah kondisi penyakit anda dan
c. Mebeverine
Obat ini digolongkan sebagai obat antispasmodic. Mebeverine digunakan untuk mengobati
kram dan kejang pada perut dan usus. Mebeverine khususnya digunakan dalam pengobatan
irritable bowel syndrome (IBS) dan konsisi sejenis. Di Indonesia Mebeverine hanya tersedia
d. Papaverine
Papaverine digunakan untuk meningkatkan peredaran darah pada pasien dengan masalah
sirkulasi darah. Papaverine bekerja dengan merelaksasi saluran darah sehingga darah dapat
mengalir lebih mudah ke jantung dan seluruh tubuh. Papaverine adalah golongan alkaloid
opium yang diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan
relaksasi pada otot polos, emboli perifer dan mesenterik. Sediaannya selain tunggal juga ada
e. Timepidiu
Timepidium diindikasikan untuk sakit akibat spasme/kejang otot halus yang disebabkan oleh
gastritis (radang lambung), ulkus peptikum, pankreatitis, penyakit kandung empedu dan
f. Pramiverine
Pramiverine diindikasikan untuk spasme/kejang dan kolik yang terasa sangat sakit pada
saluran pencernaan, saluran empedu, dan saluran kemih, dismenore (nyeri perut pada saat
mengurangi kejang otot pada usus, bilari, kandung kemih, dan uterus. Tiemonium
diindikasikan untuk nyeri pada penyakit gastrointestinal dan biliary and seperty gastroenteritis,
6. Hepatoprotektor
Obat-obat protektor hati adalah obat-obat yang digunakan sebagai vitamin tambahan untuk
melindungi, meringankan atau menghilangkan gangguan fungsi hati kerena adanya bahan
kimia, penyakit kuning atau gangguan dalam penyaringan lemak oleh hati. Pada umumnya
obat-obat golongan ini mengandung asam-asam amino, kandungan dari tanaman kurkuma
(kurkumin) dan zat-zat lipotropik seperti methionin dan cholin. Methionin memiliki
peranan penting dalam metabolisme hati sehingga digunakan untuk melawan keracunan
yang disebabkan oleh hepatotoksin. Sedangkan choline adalah suatu zat yang dapat
mencegah dan menghilangkan perembesan lemak kedalam hati dan juga bekerja melawan
keracunan. Obat-obat ini sebaiknya jangan digunakan pada penderita penyakit hati yang
7. Antidiare
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar. Perubahan
frekuensi & konsistensi dari kondisi normal. Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-
90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%. Diare merupakan suatu gejala,
b. untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.
c. diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan
Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga
menimbulkan reflek mempercepat peristaltik usus, rangsangan ini dapat ditimbulkan oleh:
f. gangguan gizi
i. Diare juga dapat merupakan salah satu gejala penyakit seperti kanker pada usus
penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau kuman, virus, cacing atau keracunan makanan.
Gejala diare adalah buang air besar berulang kali dengan banyak cairan kadang-kadang
disertai mulas (kejang-kejang perut) kadang-kadang disertai darah atau lendir. Anti diare
yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks
terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, tidak
menyebabkan ketergantungan.
Penggolonga Obat – obat yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat berupa :
1) Obstipansia
Untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare, yaitu dengan cara:
2) Spasmolitik
Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada diare misalnya
Atropin sulfat.
3) Kemoterapi
Untuk terapi kausal yaitu memusnahkan bakteri penyebab penyakit digunakan obat
Ada beberapa penyakit infeksi usus lain yang menyebabkan diare, antara lain:
1) Kolera
Penyakit infeksi usus disebabkan bakteri Vibrio cholarae asiatica atau Vibrio cholerae
eltor. Gejala-gejala kolera adalah diare seperti air beras, muntah-muntah dan kejangkejang,
Pengobatannya adalah dengan pemberian oralit atau teh susu untuk menghindari
2) Disentri basile
Disebut juga shigellosis adalah penyakit infeksi usus yang diakibatkan oleh beberapa
Ciri-ciri penyakit:
3) Thypus
Disebabkan oleh salmonella typhosa yang menyerang usus penderita dengan gejala
demam tinggi secara berkala, nyeri kepala, lidah menjadi putih dan bila terjadi
Pengobatan thypus:
Kotrimoksazol merupakan obat pilihan lainnya pada pemakaian lama (lebih dari 14
Antibiotik lain seperti ampisilin – amoksisilin dan tetrasiklin, baru digunakan bila
Sebelum diberikan obat yang tepat maka pertolongan pertama pengobatan diare akut
seperti pada gastro enteritis ialah mencegah atau mengatasi pengeluaran cairan atau
elektrolit yang berlebihan (dehidrasi) terutama pada pasien bayi dan usia lanjut, karena
Gejala dehidrasi : haus, mulut dan bibir kering, kulit menjadi keriput (kehilangan turgor),
berkurangnya air kemih, berat badan turun dan gelisah. Pencegahan dehidrasi dilakukan
dengan pemberian larutan oralit, yaitu campuran dari NaCl 3,5 gram, KCl 1,5 gram,
NaHCO3 2,5 gram dan Glukosa 20 gram. Atau dengan memberikan larutan infus secara
intra vena antara lain Larutan NaCl 0,9 % ( normal saline) dan Larutan Na. Laktat majemuk
( ringer laktat).
8. Laksatif
Sembelit (konstipasi) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang
air besar atau jarang buang air besar. Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka
penyakitnya harus diobati. Pencahar atau laxantia adalah obat-obat / zat yang dapat
Mekanisme kerjanya adalah dengan cara merangsang susunan saraf otonom para-simpatis
agar usus mengadakan gerakan peristaltik dan mendorong isinya keluar. Pencegahan dan
pengobatan terbaik untuk konstipasi adalah gabungan dari olah raga, makanan kaya serat.
Penggunaan:
a. Pada keadaan sembelit (konstipasi) karena pengaruh efek samping obat kurang minum,
b. Pada pasien dengan resiko pendarahan, pada angina pektoris atau resiko
f. Penggunaan pencahar pada anak-anak harus dihindari kecuali diresepkan oleh dokter
Penggolongan:
Berdasarkan mekanisme kerja dan sifat kimianya, pencahar digolongkan sebagai berikut:
Merangsang dinding usus besar misalnya glikosida antrakinon (rhei, sennae, aloe,
bisakodil, dantron
Merangsang dinding usus kecil misalnya oleum ricini /minyak jarak (sudah tidak
Obat yang bekerja dengan jalan menahan cairan dalam usus secara osmosis
(pencahar osmotik), contohnya magnesium sulfat (garam Inggris) , natrium fosfat.
endoskopi dan bedah. Natrium sulfat harus dihindari karena pada individu yang
Obat yang dapat mengembang dalam usus, misalnya agar-agar, carboksil metil
Serat juga dapat digunakan karena tidak dapat dicernakan, seperti buah-buahan dan
sayuran
Zat ini dapat mempermudah defikasi karena memperlunak tinja dan memperlicin
b. Pelunak Tinja. Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja.
c. Minyak Mineral. Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar
dari tubuh.
d. Bahan Osmotik. Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus
besar, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan.Cairan yang berlebihan juga
meregangkan dinding usus besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung
garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol).
e. Pencahar Perangsang.
langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya.
padat, tapi sering menyebabkan kram perut. Dalam bentuk supositoria (obat yang
dimasukkan melalui lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit.jangka panjang
menyebabkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada
obat ini sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes).
Indikasi : untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk
mencegah atau mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat
kontraksi usus besar (misalnya narkotik).Adapun salah satu contoh dari obat laksatif
9. OBAT HEMOROID
balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Wasir yang tetap berada di anus
disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid
eksternal (wasir luar). Wasir bisa terjadi karena mengeluarkan darah, terutama setelah
buang air besar, sehingga tinja mengandung darah atau terdapat bercak darah di handuk
ataupun tisu kamar mandi. Darahnya bisa membuat air di kakus menjadi merah. Lama
kelamaan wasir dapat menyebabkan penderitanya mengalami kehilangan darah yang berat
atau anemia sehingga memerlukan transfusi darah.Wasir yang menonjol keluar mungkin
harus dimasukkan kembali dengan tangan perlahan-lahan atau bisa juga masuk dengan
sendirinya. Wasir dapat membengkak dan menjadi nyeri bila permukaannya terkena
juga menyabakan keluarnya lendir dan menimbulkan perasaan bahwa masih ada isi rektum
yang belum dikeluarkan. Perut terasa mau jebol karena banyak tinja yang tertahan akibat
takut mengalamai rasa sakit saat buang air besar. Gatal pada daerah anus (pruritus ani)
bisa menjadi gejala dari wasir. Rasa gatal ini terjadi karena keadaan wasir yang terkeluar
itu menghambat pembersihan anus secara efisien, dapat menyebabkan partikel-partikel
kecil dari feses menumpuk pada kulit perianal dan bekerja sebagai iritan. Iritan ini dapat
berpotensi menjadi kanker bila tidak segera ditangani. Ada juga yang mengalami rasa sakit
di bagian tulang belakang bagian bawah. Biasanya, gejala itu di alami oleh penderita yang
sudah pada ambeien stadium 2.Penyakit hati menyebabkan kenaikan tekanan darah pada
menyebabkan gejala.
a. Obat pelunak tinja atau psilium bisa mengurangi sembelit dan peregangan yang
menyertainya.
c. Wasir dalam yang besar dan tidak bereaksi terhadap suntikan skleroterapi, diikat
dengan pita karet. Cara ini, disebut ligasi pita karet, meyebabkan wasir menjadi layu dan
d. Pengobatan dilakukan dengan selang waktu 2 minggu atau lebih. Mungkin 3-6 kali
pengobatan.
e. Wasir juga bisa dihancurkan dengan menggunakan laser (perusakan laser), sinar infra
a. Polidocanol
Terdapat kombinasi dengan Hydrokortison, sediaan obat wasir ini biasa dalam bentuk
suppositoria
c. Ekstrak tumbuh-tumbuhan
Banyak zat berkhasiat dari ekstrak tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk mengurangi
gejala penyakit. Seperti : Graptophyllum pictum, Sophora japonica , Rubia cordifolia , Coleus
atr
Sediaan yang tersedia untuk obat wasir dengan kandungan zat aktif ini adalah suppositoria
dan krim untuk pemaakian lokal. Selain obat di atas juga ada kombinasi lainnya senyawa
alumunium, senyawa zink, hydrokortison dan lidokain dalam bentuk krim. Pada obat ini
Lidokain berfungsi untuk menghilangkan rasa tidakenak/sakit karena bersifat bius lokal
10. KOLAGOGA
Kolagoga adalah zat atau obat yang digunakan sebagai peluruh atau penghancur batu empedu.
Batu empedu merupakan penyakit yang terjadi di saluran atau kandung empedu Faktor
empedu.
Terdapat tiga jenis batu empedu yakni batu kolesterol, batu pigmen dan batu kalsium karbonat
(kebanyakan yang terjadi batu empedu campuran). Terapi batu empedu dengan obat perannya
relatif kecil bila dibandingkan dengan tehnik pembedahan atau endoskopi.dan laparoskopi
Pencegahan jangka panjang mungkin diperlukan setelah batu empedunya melarut atau
dibuang, karena dapat terjadi kembali pada sebagian pasien sesudah pengobatan dihentikan.
Obat yang sering digunakan untuk membantu melarutkan batu empedu adalah asam
kenodeoksikolat dan asam ursodeoksikolat. Pasien batu empedu dianjurkan melakukan diet
kolesterol dan pengobatan dilanjutkan sampai 3 atau 4 bulan sesedah batunya melarut.
2.Antasid sistemik
Diabsorpsi dalam usus halus sehingga menyebabkan urin bersifat alkalis. Pada pasien kelainan ginjal
dapat menyebabkan alkalosis metabolik.
Mekanisme kerja : mengontrol sekresi asam lambung dengan cara menghambat pompa proton yang
mentranspor ion H+ keluar dari sel parietal lambung.
4. H2 reseptor antagonis
Mekanisme kerja : mengurangi sekresi asam dengan cara memblok reseptor histamin dalam sel-sel
parietal lambung.
Mekanisme kerja : mengontrol sekresi asam lambung dengan cara menghambat pompa proton yang
mentranspor ion H+ keluar dari sel parietal lambung.
Contoh : omeprazol, lansoprazol, esomeprazol, pantoprazol, dan rabeprazol.
3. Bismuth chelate
Kombinasi bismuth dengan ranitidin yang dikenal sebagai ranitidin bismuth sitrat jika dikombinasikan
dengan 1 atau 2 antibiotik dapat ampuh membasmi HP.
Efek samping obat ini dapat terakumulasi pada pasien yang memiliki gangguan fungsi ginjal.
4. Sukralfat
Mekanisme kerja : melindungi mukosa dengan cara membentuk gel yang sangat lengket dan dapat
melekat kuat pada dasar tukak sehingga menutupi tukak.
5. Antasida
Mekanisme kerja : menetralkan asam lambung dengan cara meningkatkan pH lumen lambung.
Obat ini hanya menetralkan asam lambung tetapi tidak dapat menyembuhkan tukak.
6. Misoprostol
Misoprostol merupakan analog prostaglandin yang mendukung penyembuhan tukak dengan
menstimulasi mekanisme proteksi pada mukosa lambung dan menurunkan sekresi asam. Misoprostol
digunakan pada pasien yang mengkonsumsi NSAIDs untuk mencegah timbulnya tukak.
7. Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk membasmi HP. Dalam pengobatan tukak lambung, antibiotik yang digunakan
biasanya kombinasi 2 antibiotik. Hal ini bertujuan untuk menghindari resistensi antibiotik.
• Biaya pengobatan
• Efek sinergis
• Memperlambat resistenSecara umum, berdasarkan ditemukannya kuman penyebab infeksi atau tidak,
maka terapi antibiotika dapat dibagi menjadi dua, yakni terapi secara empiris dan terapi pasti.
Pada banyak keadaan infeksi, kuman penyebab infeksi belum dapat diketahui atau dipastikan pada saat
terapi antibiotika dimulai. Dalam hal ini pemilihan jenis antibiotika diberikan berdasarkan perkiraan
kemungkinan kuman penyebabnya. Ini dapat didas
arkan pada pengalaman yang layak (pengalaman klinis) atau berdasarkan pada pola epidemiologi kuman
setempat.
Pertimbangan utama dari terapi empiris ini adalah pengobatan infeksi sedini mungkin akan memperkecil
resiko komplikasi atau perkembangan lebih lanjut dari infeksinya, misalnya dalam menghadapi kasus-
kasus infeksi berat, infeksi pada pasien dengan kondisi depresi imunologik.
Keberatan dari terapi empirik ini meliputi, kalau pasien sebenarnya tidak menderita infeksi atau kalau
kepastian kuman penyebab tidak dapat diperoleh kemudian karena sebab-sebab tertentu (misalnya
tidak diperoleh spesimen), maka terapi antibiotika seolah-olah dilakukan secara buta.
Terapi ini dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis yang sudah pasti, jenis kuman maupun
spektrum kepekaannya terhadap antibiotika.
Dalam praktek sehari-hari, mulainya terapi antibiotika umumnya dilakukan secara empiris. Baru kalau
hasil pemeriksaan mikrobiologis menunjukkan ketidakcocokan dalam pemilihan antibiotika, maka
antibiotika dapat diganti kemudian dengan jenis yang sesuai.
6. 1) Golongan Antibiotik Berdasarkan daya bunuh atau daya kerjanya dalam zat bakterisid dan zat
bakteriostatis dikelompokkan menjadi :
a) Bakterisid :
Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman. Termasuk dalam golongan ini adalah
penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin, isoniazid dll.
b) Bakteriostatik :
Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau menghambat pertumbuhan kuman, TIDAK
MEMBUNUHNYA, sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Termasuk
dalam golongan ini adalah sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin,
makrolida, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dll.
Manfaat dari pembagian ini dalam pemilihan antibiotika mungkin hanya terbatas, yakni pada kasus
pembawa kuman (carrier), pada pasien-pasien dengan kondisi yang sangat lemah (debilitated) atau pada
kasus-kasus dengan depresi imunologik tidak boleh memakai antibiotika bakteriostatik, tetapi harus
bakterisid.
2) Penggolongan Berdasarkan spektrum kerja antibiotik yaitu luas aktivitas, artinya aktif terhadap
banyak atau sedikit jenis mikroba. Dapat dibedakan antibiotik dengan aktivitas sempit dan luas
a) spektrum luas (aktivitas luas) : antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba
yaitu bakteri gram positif dan gram negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid,
ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.
b) spektrum sempit (aktivitas sempit) : antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa
jenis mikroba saja, bakteri gram positif atau gram negative saja. Contohnya eritromisin, klindamisin,
kanamisin, hanya bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedang streptomisin, gentamisin, hanya
bekerja terhadap kuman gram-negatif.
Antibiotika golongan ini dibedakan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan
kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika dilihat dari target atau sasaran kerjanya
a) Inhibitor sintesis atau mengaktivasi enzim yang merusak dinding sel bakteri sehingga menghilangkan
kemampuan berkembang biak dan sering kali terjadi lisis, mencakup golongan Penicsillin, Polipeptida,
sikloserin, basitrasin, vankomisin dan Sefalosporin, misalnya ampisillin, penisillin G;
b) Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampicin, actinomycin D,
nalidixic acid;
c) Inhibitor sintesis protein, yang mengganggu fungsi ribosom bakteri, menyebabkan inhibisi sintesis
protein secara reversibel, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide,
Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin, chloramphenicol, kanamycin, streptomycin,
oxytetracycline.
e) Inhibitor fungsi sel lainnya, misalnya difiksasi pada subunit ribosom 30 S menyebabkan timbunan
kompleks pemula sintesis protein, salah membaca kode mRNA, produksi polipeptida abnormal. Contoh
aminoglikosida, golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomycin, tunicamycin; dan
f) Antimetabolit yang mengganggu metabolisme asam nukleat. Contoh rifampin (inhibisi RNA polimerase
yang dependen DNA),azaserine.
Pembagian ini walaupun secara rinci menunjukkan tempat kerja dan mekanismenya terhadap kuman,
namun kiranya kurang memberikan manfaat atau membantu praktisi dalam memutuskan pemilihan
obat dalam klinik. Masing-masing cara klasifikasi mempunyai kekurangan maupun kelebihan, tergantung
kepentingannya.
a) Golongan Penisilin
Dihasilkan oleh fungi Penicillinum chrysognum. Memiliki cincin b-laktam yang diinaktifkan oleh enzim b-
laktamase bakteri. Aktif terutama pada bakteri gram (+) dan beberapa gram (-). Obat golongan ini
digunakan untuk mengobati infeksi pada saluran napas bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti
sakit tenggorokan, untuk infeksi telinga, bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih
dan ginjal). Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Ampisilin dan
Amoksisilin. Untuk meningkatkan ketahanan thp b-laktamase : penambahan senyawa untuk memblokir
& menginaktivasi b-laktamase. Misalnya Amoksisilin + asam klavulanat, Ampisilin + sulbaktam,
Piperasilin + tazobaktam.
Efek samping : reaksi alergi, syok anafilaksis, kematian,Gangguan lambung & usus. Pada dosis amat
tinggi dapat menimbulkan reaksi nefrotoksik dan neurotoksik. Aman bagi wanita hamil & menyusui
b) Golongan Sefalosporin
Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium. Spektrum kerjanya luas meliputi bakteri gram
positif dan negatifObat golongan ini barkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi
saluran pencernaan bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi
telinga, kulit dan jaringan lunak, tulang, dan saluran kemih (kandung kemih dan ginjal). Adapun contoh
obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Sefradin, Sefaklor, Sefadroksil, Sefaleksin, E.coli,
Klebsiella dan Proteus. Penggolongan sefalosporin berdasarkan aktivitas & resistensinya terhadap b-
laktamase.
Generasi I : aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak tahan pada b laktamase. Misalnya
sefalotin, sefazolin, sefradin, sefaleksin, sefadroksil. Digunakan secara oral pada infeksi saluran kemih
ringan, infeksi saluran pernafasan yang tidak serius
Generasi II : lebih aktif terhadap kuman gram negatif. Lebih kuat terhadap blaktamase. Misalnya
sefaklor, sefamandol, sefmetazol,sefuroksim
Generasi III : lebih aktif terhadap bakteri gram negatif , meliputi Pseudomonas aeruginosa dan
bacteroides. Misalnya sefoperazone, sefotaksim, seftizoksim, sefotiam, sefiksim.Digunakan secara
parenteral,pilihan pertama untuk sifilis
c) Golongan Lincosamides
Dihasilkan oleh Streptomyces lincolnensis dan bersifat bakteriostatis. Obat golongan ini dicadangkan
untuk mengobati infeksi berbahaya pada pasien yang alergi terhadap penisilin atau pada kasus yang
tidak sesuai diobati dengan penisilin. Spektrum kerjanya lebih sempit dari makrolida, terutama terhadap
gram positif dan anaerob. Penggunaannya aktif terhadap Propionibacter acnes sehingga digunakan
secara topikal pada acne. Adapun contoh obatnya yaitu Clindamycin (klindamisin) dan Linkomycin
(linkomisin).
d) Golongan Tetracycline
Diperoleh dari Streptomyces aureofaciens & Streptomyces rimosus. Obat golongan ini digunakan untuk
mengobati infeksi jenis yang sama seperti yang diobati penisilin dan juga untuk infeksi lainnya seperti
kolera, demam berbintik Rocky Mountain, syanker, konjungtivitis mata, dan amubiasis intestinal. Dokter
ahli kulit menggunakannya pula untuk mengobati beberapa jenis jerawat. Adapun contoh obatnya
yaitu : Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin, doksisiklin dan minosiklin.
Khasiatnya bersifat bakteriostatik , pada pemberian iv dapat dicapai kadar plasma yang bersifat
bakterisid lemah.Mekanisme kerjanya mengganggu sintesis protein kuman Spektrum kerjanya luas
kecuali thp Psudomonas & Proteus. Juga aktif terhadap Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit
mata), leptospirae, beberapa protozoa. Penggunaannya yaitu infeksi saluran nafas, paru-paru, saluran
kemih, kulit dan mata. Namun dibatasi karena resistensinya dan efek sampingnya selama kehamilan &
pada anak kecil.
e) Golongan Kloramfenikol
Bersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter & S. aureus berdasarkan perintangan sintesis polipeptida
kuman. Bersifat bakterisid terhadap S. pneumoniae, N. meningitidis & H. influenza. Obat golongan ini
digunakan untuk mengobati infeksi yang berbahaya yang tidak efektif bila diobati dengan antibiotic yang
kurang efektif. Penggunaannya secara oral, sejak thn 1970-an dilarang di negara barat karena
menyebabkan anemia aplastis. Sehingga hanya dianjurkan pada infeksi tifus (salmonella typhi) dan
meningitis (khusus akibat H. influenzae). Juga digunakan sebagai salep 3% tetes/salep mata 0,25-1%.
Contoh obatnya adalah Kloramfenikol, Turunannya yaitu tiamfenikol.
f) Golongan Makrolida
g) Golongan Kuinolon
Berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, dgn menghambat enzim DNA gyrase bakteri
sehingga menghambat sintesa DNA. Digunakan untuk mengobati sinusitis akut, infeksi saluran
pernafasan bagian bawah serta pneumonia nosokomial, infeksi kulit dan jaringan kulit, infeksi tulang
sendi, infeksi saluran kencing, Cystitis uncomplicated akut, prostates bacterial kronik, infeksi intra
abdominal complicated, demam tifoid, penyakit menular seksual, serta efektif untuk mengobati Anthrax
inhalational.
Penggolongan :
Generasi I : asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa komplikasi
Zat-zat long acting : misal sparfloksasin, trovafloksasin dan grepafloksasin.Spektrum kerja sangat luas
dan meliputi gram positif.
h) Aminoglikosida
Penggunaan Aminoglikosida Streptomisin & kanamisin Þ injeksi pada TBC juga pada
endocarditis,Gentamisin, amikasin bersama dengan penisilin pada infeksi dengan
Pseudomonas,Gentamisin, tobramisin, neomisin juga sering diberikan secara topikal sebagai salep atau
tetes mata/telinga,Efek samping : kerusakan pada organ pendengar dan keseimbangan serta
nefrotoksik.
i) Monobaktam
Dihasilkan oleh Chromobacterium violaceum Bersifat bakterisid, dengan mekanisme yang sama dengan
gol. b-laktam lainnya.Bekerja khusus pada kuman gram negatif aerob misal Pseudomonas, H.influenza
yang resisten terhadap penisilinase Contoh : aztreonam
j) Sulfonamide
Merupakan antibiotika spektrum luas terhadap bakteri gram positrif dan negatif. Bersifat bakteriostatik.
Mekanisme kerja : mencegah sintesis asam folat dalam bakteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
membentuk DNA dan RNA bakteri. Kombinasi sulfonamida : trisulfa (sulfadiazin, sulfamerazin dan
sulfamezatin dengan perbandingan sama),Kotrimoksazol (sulfametoksazol + trimetoprim dengan
perbandingan 5:1),Sulfadoksin + pirimetamin.
Penggunaan:
Tifus : kotrimoksazo.
Sebaiknya tidak digunakan pada kehamilan teruama trimeseter akhir : icterus, hiperbilirubinemia
k) Vankomisin
Dihasikan oleh Streptomyces orientalis.Bersifat bakterisid thp kuman gram positif aerob dan
anaerob.Merupakan antibiotik terakhir jika obat-obat lain tidak ampuh lagi
l) Golongan Antibiotika Kombinasi
i) Penggunaan Oral dan Parenteral : infeksi saluran kemih, Shigellosis enteritis, treatment pneumocystis
carinii pneumonia pada anak dan dewasa.
ii) Penggunaan Oral : Profilaksis pneumocystis carinii pneumonia pada individu yang mengalami
imunosupresi, otitis media akut pada anak-anak, eksaserbasi akut pada bronchitis kronik pasien dewasa.
Secara klasik selalu dianjurkan bahwa kombinasi antibiotik bakterisid dan bakteriostatik akan merugikan
oleh karena antibiotik bakterisid bekerja pada kuman yang sedang tumbuh, sehingga kombinasi dengan
jenis bakteriostatik akan memperlemah efek bakterisidnya. Tetapi konsep ini mungkin tidak bisa begitu
saja diterapkan secara luas dalam klinik, oleh karena beberapa kombinasi yang dianjurkan dalam klinik
misalnya penisilin (bakterisid) dan kloramfenikol (bakteriostatik) justru merupakan alternatif
pengobatan pilihan untuk meningitis bakterial yang umumnya disebabkan oleh kuman Neisseria
meningitides. Pada umumnya, penggunaan kombinasi dari dua atau lebih antibiotik tidak dianjurkan,
apalagi kombinasi dengan dosis tepat. Untuk suatu mikroba penginfeksi, kombinasi antibiotik dapat
bersifat sinergik (kombinasi dua antibiotik yang bersifat bakterisid), additif (kombinasi dua antibiotik
yang bersifat bakteriostatik) dan antagonis (kombinasi antibiotik bakteriostatik dan bakterisid).
Pemakaian kombinasi antibiotika mengandung risiko misalnya adanya akumulasi toksisitas yang serupa,
misalnya nefrotoksisitas aminoglikosida dan nefrotoksisitas dari beberapa jenis sefalosporin.
Kemungkinan juga dapat terjadi antagonisme, kalau prinsip-prinsip kombinasi di atas tidak ditaati,
misalnya kombinasi penisilin dan tetrasiklin. Walaupun pemakaian beberapa kombinasi dapat diterima
secara ilmiah, tetap diragukan perlunya kombinasi tetap oleh karena kemungkinan negatif yang dapat
terjadi. Sebagai contoh kombinasi tetap penisilin dan streptomisin justru akan meyebabkan inaktivasi
dari masing-masing antibiotika oleh karena terjadinya kerusakan secara kimiawi.
Penggunaan kombinasi antibiotik yang tepat harus dapat mencapai sasaran sebagai berikut:
3. Kombinasi sebagai tindak awal penanganan infeksi, bertujuan mencapai spektrum kerja luas pada
infeksi yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme
Resistensi Antibiotik
Bakteri dikatakan resisten bila pertumbuhannya tidak dapat dihambat oleh kadar maksimum antibiotik
yang dapat ditoleransi oleh tubuh. Resistensi adalah ketahanan mikroba terhadap antibiotik tertentu.
Resistensi alamiah adalah jika beberapa mikroba tidak peka terhadap antibiotik tertentu karena sifat
mikroba secara alamiah tidak dapat diganggu oleh antibiotik tersebut. Resistensi kromosomal terjadi
karena mutasi spontan pada gen kromosom. Resistensi kromosomal dapat dibagi menjadi dua golongan
yaitu golongan primer, mutasi terjadi sebelum pengobatan dengan antibiotik dan selama pengobatan
terjadi seleksi bibit yang resisten. Dan golongan sekunder, mutasi terjadi selama kontak dengan
antibiotik kemudian terjadi seleksi bibit yang resistensi. Resistensi silang dapat terjadi dengan cara
transformasi yaitu pelepasan DNA dari sel donor yang mengalami lisis pindah ke sel penerima, cara
transduksi yaitu pemindahan gen yang resisten dengan bantuan bakteriofag dan cara konjugasi yaitu
pemindahan gen karena adanya kontak sel dengan sel dan terbentuk jembatan plasma. Resistensi ekstra
kromosomal, yang berperan adalah faktor R yang terdapat diluar kromosom yaitu didalam sitoplasma.
Faktor R ini diketahui membawakan resistensi bakteri terhadap berbagai antibiotik.
7.- Golongan Tetrasiklin termasuk antibiotika yang bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan jalan
menghambat sintesis protein kuman. Golongan Tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada
ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotika Tetrasiklin ke dalam ribosom
bakteri gram negatif; pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem
transportasi aktif. Setelah antibiotika Tetrasiklin masuk ke dalam ribosom bakteri, maka antibiotika
Tetrasiklin berikatan dengan ribosom dan menghalangi masuknya komplek tRNA-asam amino pada
lokasi asam amino, sehingga bakteri tidak dapat berkembang biak.
Pada umumnya efek antimikroba golongan Tetrasiklin, namun terdapat perbedaan kuantitatif dari
aktivitas masing-masing derivat terhadap kuman tertentu. Hanya mikroba yang cepat membelah yang
dipengaruhi antibiotika Tetrasiklin.
Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba.
Terhadap mikroba yang sensitif, Penisilin akan menghasilkan efek bakterisid (membunuh kuman) pada
mikroba yang sedang aktif membelah. Mikroba dalam keadaan metabolik tidak aktif (tidak membelah)
praktis tidak dipengaruhi oleh Penisilin, kalaupun ada pengaruhnya hanya bakteriostatik (menghambat
perkembangan).
8.