Anda di halaman 1dari 7

FARMAKOLOGI (Cara Kerja Obat) &

INTERAKSI OBAT
Tinggalkan komentar Go to comments
1. PARASETAMOL

Faemakologi

Parasetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik /


analgesik. Sifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus aminobenzen dan
mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Sifat analgesik Parasetamol dapat
menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat
rendah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik. Pada penggunaan per oral
Parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna. Kadar maksimum dalam
plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah pemberian.
Parasetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami
perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.

Interaksi Obat

Parasetamol diduga dapat menaikan aktivitas koagulan dari kumarin.

1. ASAM MEFENAMAT

Farmakologi

Asam mepenamat merupakan kelompok antiinflamasi non steroid bekerja dengan


cara menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat
enzim siklooksiginase sehingga mempunyai efek analgesik, antiinflamasi dan
antipiretik.

Interaksi Obat

Penggunaan bersama dengan antikoagulan oral dapat memperpanjang ”


Prothombin”

1. ALUMINIUM HIDROKSIDA & MAGNESIUM HIDROKSIDA

Farmakologi

Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magmesium Hidroksida merupakan


antasida yang bekerja menetralkan asam lambung dan meninaktifkan pepsin
sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin
berkurang. Disamping itu, efek laksatif dari magnesium Hidroksida akan
mengurangi efek konstipasi dari aluminium hidroksida.

Interaksi Obat
Dapat mengganggu absoropsi obat – obat tertentu seperti :
Ketokenazole,metenamin,dan tetrasiclyn sehingga mengurangi aktifitasnya.oleh
karena itu pemakaian harus berselang waktu minimal 1 – 2 jam.

1. AMOKSISILIN

Farmaklogi

Amoksisilin merupakan turunan dari penisilin semi sintetik dan stabil dalam
suasana asam lambung. Amoksisilin diabsoropsi dengan cepat dan baik pada
saluran pencernaan,tidak tergantung adanya makanan. Amoksisilin terutama
diekskresikan dalam bentuk tidak berubah di dalam urin. Ekskresi Amoksisilin
dihambat saat pemberian bersamaan dengan probenesid sehingga memperpanjang
efek terapi. Amoksisilin aktif terhadap organisme Gram-positif dan Gram-negatif.

Interaksi Obat

Probenesid dapat meningkatkan dan memperpanjang level darah dari amoksisilin.


Penggunaan bersamaan dengan allupurinol dapat menyebabkan peningkatan
terjadinya reaksi kulit.

1. SULFAMETHOXAZOLE

Farmakologi

Sulfamethoxazole termasuk golongan sulfonamida,bekerja secara kompetitif


dengan PABA, dimana PABA dibutuhkan oleh bakteri dalam hidupnya. Dengan
adanya Sulfonamida,pertumbuhan bakteri dihambat,karena masuknya PABA ke
dalam molekul,sehingga pembentukan asam dihidrofolat terhambat.

Interaksi Obat

Bila digunakan bersama – sama dengan anti koagulan oral meningkatkan efek anti
koagulan oral akibatnya dapat terjadi shock hipoglukemik. Memperpanjang waktu
paruh dari penitoin. Sulfmethoxazole dapat menggantikan kedudukan ikatan
protein plasma oleh beberapa obat yang bersifat asam termasuk
fenilbutajon,dikumarol dan asam salisilat.Kombinasi dengan INH dapat
menyebabkan hemolitik anemia akut. Vitamin C merupakan ekskresi dari
Sulfonamida,sehingga kemungkinan terjadinya kristaluria diperbesar. Dapat
menyebabkan trombositepenia jika digunakan bersama sama dengan diuretika
tiazid.

1. DEXSAMETHASON

Farmakologi

Dexsametason merupakan glukokortikoid sintetik dengan efek antiinflamasi dan


anti alergi. Dexametason mencegah atau menekan timbulnya tanda – tanda
peradangan yang disebabkan oleh mikroorganisme,zat kimia atau atau iritasi
termik,trauma atau alergan. Pada inflamasi permeabilitas kapiler
bertambah,menyebabkan cairan edema dan protein ke daerah
inflamasi.Dexsametason dapat mencegah gangguan permeabilitas tersebut
sehingga pembengkakan dapat ditiadakan atau dapat berkurang dan juga dapat
terjadi penghambatan eksudasi sel leukosit dan sel mast. Dexsametason dapat
mempertahankan keutuhan membran sel dan membran plasma sehingga kerusakan
sel oleh toksin,enzim protolitik atau sebab mekanik dapat diatasi. Dexsametason
dapat menstabilkan membran lisosom sehingga menghambat pengeluaran enzim
hidrolase yang dapat menghancurkan isi sel dan menyebabkan perluasan reaksi
inflamasi. Aktifitas anti inflamasi ini secara kuantitatif tergantung kadar hormon
didaerah meradang. Sebagai anti alergi Dexsametason menyebabkan sel limfosit
yamg berperan pada reaksi sensitisasi dan imunologik yaitu limposit B yang
menghasilkan anti bodi dan limposit T yang desensitisasi ternyata resisten
terhadap efek dekstruktif. Efek Dexsametason terhadap sel limposit ini bersifat
sekunder terhadap penghambatan sintesis protein dan metabolisme sel.
Dexsametason bekerja dengan mempengaruhi sintesa protein pada proses
transkripsi RNA.

Interaksi Obat

Dexsametason menyebabkan efek derivat kumarin melemah (Karena jumlah


trombosit meningkat),tetapi kecendrungan perdarahan meningkat. Pemberian
bersama Atropin atau Antikolinergik yang lain akan meningkatkan tekanan intra
Okuler. Dexsametason dapat meningkatkan kebutuhan insulin atau antidiabetika
oral. Metabolisme Kortikosteroid dipercepat dengan adanya antiepilepsi :
Carbamazepine dan Piramidone dan adanya Aminoglutetimide. Dengan Salisilat
dan antirematik non steroid akan meningkatkan insiden tukak lambung dengan
adanya bahaya perdarahan gastrointestinal. Dengan antihipertensi,terjadi
antagonisme terhadap efek hipotensi. Efek Dexsametason menurun pada
pemberian bersama – sama Antasid,derivat barbiturat
(Phenobarbital),Fenitoin,Rifampisin karena metabolisme kostikesteroid
dipercepat. Pemberian bersama – sama diuretika dan thiazide menambah resiko
hipokalemia metabolisme dihambat oleh estrogen dan pada orang tua meningkat
pada hiperthyrosis.

1. DIGOKSIN

Farmakologi

Merupakan prototipe glikosida jantung yang berasal dari Digitalis lanata.


Mekanisme Digoksin melalui 2 cara yaitu efek langsung dan efek tidak langsung.
Efek langsung yaitu meningkatkan kekuatan kontraki otot jantung (efek inotropik
positif). Hal ini terjadi berdasarkan penghambatan enzim Na+,K+ -ATPase dan
peningkatan arus masuk ion kalsium ke inta sel. Efek tidak langsung yaitu
pengaruh digoksin terhadap aktivitas saraf otonom dan sensitivitas jantung
terhadap neorotransmiter.

Interaksi Obat

Kuinidin,Verapamil,Amiodaron dan Profapenon dapat meningkatkan kadar


digitalis. Diuretik kortikosteroid dapat menimbulkan hipokalemia, sehingga
mudah terjadi intoksikasi digitalis. Antibiotik tertentu menginaktivasi digoksin
melalui metabolisme bakterial di usus bagian bawah.
Propantelin,Difenoksilat,meningkatkan absoropsi digoksin. Antasida,Kaolin-
peptin,Sulfasalazin,Neomisinia,Kolestiramin,beberapa obat kangker, menghambat
absoropsi digoksin. Simpatomimetik,meningkatkan resiko aritima. Beta – bloker,
Kalsium antagonis, berefek aditif dalam penghambatan konduksi AV.

Sejarah obat

Obat adalah semua zat baik kimiawi,nabati,maupun hewani dalam dosisi yang dapat
menyembuhkan berguna untuk menyembuhkan,meringankan dan mencegah penyakit
berikut gejalanya. Pada jaman dahulu orang banyak menggunakan obat tradisional
terutama dari tumbuh – tumbuhan untuk mengobati berbagai penyakit. Seperti
diIndonesia orang menyebutnya dengan jamu. Pada masa Galenus tokoh yunani
muncul ilmu yang disebut Galenica yang berasal dari namaya sendiri yaitu ilmu yang
mempelajari cara pengambian sari pati tumbuhan obat dikenal dengan sediaan
infus,tingtur dan ekstrak.Pada tahun 1240 Kaisar Federick II memisahkan antara
kedokteran dan Farmasi Karena sebelum tahun 1240 ilmu kedokteran digabungkan
dengan Ilmu farmasi. Obat nabati merupakan obat yang berasal dari tanaman yang
aktivitas dan efeknya berbeda – beda contoh obat yang diisolasi dari obat nabati :

1. Efedrin : Ephedra vulgaris


2. Atropin : Atropa belladona
3. Morfin : Papaver somnifera
4. Digoksin : Digitalis lanata
5. Vinblastin : Vinca rosae

Pada permulaan abad 20 obat – obat sintetis makin maju pesat yaitu obat yang
berasal dari sintesis zat kimia sampai dengan sekarang kebanyakan orang lebih
memilih obat kimia dibanding obat dari alam karena obat kimia lebih cepat reaksinya
daripada obat alam tapi obat kimia lebih banyak menimbulkan efek samping
dibanding obat alam.
Kapsul(FI,III) adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsulKeras

dan lunak , Kapsul (FI,IV) adalah sediaan Padat yang terdiri dari obat dalam

cangkang keras atau lunak yang dapat larut .

Cangkang dibuat dari :

1. Gelatin
2. Pati
3. Bahan Lain yang cocok (FI,Ed,IV)

Kapsul memiliki nama lain :

1. Hard Capsule atau Kapsul Keras


2. Hard Gelatine Capsule atau Kapsul Lunak

Adapun pemerian dari kapsul adalah sedian bahan aktifnya dapat berbentuk padat

atau sediaan padat dengan atau tampa bahan tambahan dan terbungkus cangkang

kapsul yang keras terbuat dari gelatin .

Kapsul Brbentuk selindris dengan ukuran kapsul  bermacam – macam mulai yang

terbesar 000(Untuk Hewan),00,0,1,2,3,4,dan 5.Dalam pengobatan lazim digunakan

adalah 0,1,2,3 dan 4 . Kapasitas Kapsul kira – kira antara 30 mg – 600 mg dan

tergantung berat jenis serbuknya.

Konsitensi obat yang dimasukan kedalam kapsul dapat berupa serbuk , zat cair ,

granul .

Contoh :

            Yang Berupa Serbuk                : Erythrocin caps

                                                              Incidal caps

                                                              Kemicetin caps.


             Yang Berupa Cairan                : Oleum Chenopodii

             Yang Berupa Granul                : Eryc caps

                                                              Excelase caps

              Hard caps                              : Librium,Terramycin,Juvelon

              Soft caps                                :  Natur-E 100 .Super Tetra, Levertran caps

Kapsul memiliki  sifat – sifat yang menguntungkan yaitu :

1.      Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi

2.      Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak

3.      Tepat untuk Oat yang teroksidasi dan mempunyai bau dan rasa yang tidak

enak

4.      Bentuk Kapsul Mudah ditelan dibanding bentuk tablet

Catatan            : Setelah cangkang larut dalam lambung dan bahan aktif bebas serta

terlarut maka akan terjadi proses absoropsi yang terjadi di Gastro  

intestinal (GIT).

Pembuatan kapsul dengan cara yaitu bila obat – obatanya berupa , maka

setelah

obat – obataya dan bahan tambahan / pengisi dicampur dan diserbukan ( Cara Seperti

pada pembuatan serbuk ),Lalu dibagi – bagi sama banyak . Kemudian dimasukan

kedalam kapsul .Pilih kapsul yang sesuai dengan volume serbuknya .Bila setelah obat

dimasukan ke dalam kapsul dan apabila ada serbuk yang melekat pada kapsul ,maka

kapsul tersebut dibersihkan dengan kapas atau kertas tissue.

Penyimpanan disimpan ditempat yang sejuk kering , tertutup rapat dan diberi

zat pengering .Bila kapsul disimpan ditempat yang kelembapanya rendah ,maka
kapsul akan rapuh .Bila kapsul disimpan di kelembapan yang tinggi maka kapsul akan

lembek ( Saling melekat ).

Catatan            : Tinjauan Pustaka yang diambil adalah hasil pengembangan buku

  Farmakope ed III dan IV, Buku Penuntun Praktikum Farmasetika

dasar

  dan buku seni menulis resep.

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_nursing_journals

Anda mungkin juga menyukai