KONSTIPASI
Seorang laki-laki usia 32 tahun, datang ke apotek menemui apoteker untuk meminta
saran pengobatan untuk mengatasi keluhan konstipasi yang dialaminya semenjak 5 hari yang
lalu. Seorang laki-laki usia 32 tahun, datang ke apotek menemui apoteker untuk meminta
saran pengobatan untuk mengatasi keluhan konstipasi yang dialaminya semenjak 5 hari yang
lalu.
Patofisiologi : dapat dimulai dari sisa sisa maanan yang tidak dapat dicerna
lagi oleh saluran penceraan akan masuk kedalam usus besar ( kolon ) sebagai
massa yang tidak mampet serta basah.
Penyebab : kekurangan cairan, diet kurang serat,kurang aktivitas fisik
Gejala : sulit buang air besar, dan frekuensinya kurang dari 3 kali dalam
seminggu.
Tujuan terapi : secara farmakologi dan non farmakologi
Sasaran terapi : massa feses, reflek peristaltic (usus besar).
4. Samedikasi pada penderita konstipasi yang tidak mempan pada perubahan pola
hidup maka dapat diberikan diberikan beberapa obat golongan laksatif yang laAim,
disertai KIE yang tepat dan benar karena penggunaan dari obat pencahar tidak boleh
untuk jangka panjang. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan diare,
sehingga akan kehilangancairan dan elektrolit tubuh, khususnya defisiensi kalium
yang berujung pada hilangnya kepadatan otot polos. Laksatif adalah obat yang
membantu meningkatkan motilitas usus,massa tinja dan frekuensi buang air besar
pada saat konstipasi. Sehingga pemilihan obat dari golongan laksatif yang tepat
tergantung dari penyebab konstipasi itu sendiri
Laksatif Osmotik
Laktulosa 15-30 mL (menyebabkan efek osmotik pada usus besar.
Digunakan untuk konstipasi akut, golongan osmotik tidak diserap melainkan
dapat meningkatkan sekresi air dalam usus)
Laksatif Stimulan
Bisacodyl 10 mg (obat golongan ini bekerja memiliki onset kerja yang cepat
dan hanya digunakan bila pengobatan lain gagal. Obat ini bekerja pada ujung
saraf dinding usus dan memicu kontraksi otot)
Laksatif Osmotik
Bekerja dengan meningkatkan kadar air dalam usus dan jaringan di sekitarnya.
Lebih banyak air pada usus berarti membuat tinja lebih lunak dan mudah untuk
dibuang.
Laksatif Stimulan
Bekerja dengan cara memicu kontraksi (pergerakan) otot di usus. Efeknya,
proses tinja mencapai usus besar dan juga kolon bisa lebih cepat.
Memenuhi kebutuhan cairan dengan minum air putih setidaknya 1,5–2 liter tiap
hari