Anda di halaman 1dari 38

TUGAS KELOMPOK SWAMEDIKASI

MATERI : KONSTIPASI
DOSEN PENGAMPU : JUNVIDYA HEROWATI,M.PH.,Apt
KELOMPOK 7

SYIFA’UL AINI
NURUL ISLAMIYAH
ARUM PUSPASARI
BAGUS AJI SETIAWAN
ALDIA RIZKA MITA APRILA
SUSWANTO
RADHA HUSNI ANJARNINGRUM
ZUNITA ALVINA DAMAYANTI
KASUS 1
• Seorang pasien (Ny. D,50 thn) datang ke Apotek,
mengeluhkan susah buang air besar selama 2 hari ini.
Biasanya pasien BAB sehari sekali. Pekerjaan Ny. D adalah
seorang penjahit, yang sedang dikejar deadline penyelesaian
baju untuk 3 hari kedepan. 2 hari yang lalu pasien sedang
mengkonsumsi antasida karena asam lambungnya. Pasien
mengeluhkan kembung dan perut terasa penuh. Dahulu
pasien pernah mengalami kejadian serupa dan mengeluhkan
tidak nyaman menggunakan mikrolax. Sejauh ini pasien
mengikuti diet ketat karena keinginannya tampil lebih baik.
Pilihkan obat tepat yang dapat diberikan ke pasien
KASUS 2
• Seorang ibu datang ke apotek mengeluhkan
anaknya yang sudah 3 hari susah BAB. Belum
diberikan obat sama sekali. Kebiasaan makan saat
ini anak susah makan sayur, dan selalu minum,
minuman bersoda. Ibu meminta untuk diberikan
obat yang dapat mengatasi dengan segera.
OUTCOME LEARNING
1. Definisi konstipasi
2. Gejala
3. Anatomi GI
4. Terdapat 4 gerakan usus halus
5. Konsep yg salah mengenai defekasi
6. Tanda & gejala
7. Jenis konstipasi => konstipasi primer & sekunder
8. Etiologi (etiologi krn psikogenik, life style, drug induced,lansia, anak2,
wanita hamil)
9. Patofisiologi
10. Manifestasi
11. Komplikasi
OUTCOME LEARNING
12. Tujuan Terapi
13. Terapi non farmakologi
14. Terapi farmakologi
15. Mekanisme kerja, contoh obat yang bisa digunakan untuk swamedikasi
a. Bulk Laxatives
b. Stool softener
c. Osmotic laxative
d. Stimulant Laxatives
e. Prokinetic Agent
f. Lubricant
g. Lubiprostone
OUTCOME LEARNING
16. Algoritma terapi
17. Eksklusi swamedikasi
18. Contoh 10 macam obat untuk swamedikasi
19. Bagaimana pemilihan obat untuk pediatri,
geriatri, ibu hamil dan ibu menyusui
20. Penggalian informasi
21. Cara pemakaian mikrolax
DEFINISI
KONSTIPASI
• Konstipasi adalah persepsi gangguan buang air
besar berupa berkurangnya frekuensi defekasi,
frekuensi buang air besar kurang dari 3x dalam
seminggu, defekasi sulit dan disertai rasa sakit, ada
periode defekasi dengan ukuran feses yang besar
paling sedikit sekali dalam rentang 7-30 hari, dan
beberapa defekasi di sertai dengan mengejan.
GEJALA KONSTIPASI
• Harus mengejan saat buang air besar
• Feses terlihat kering, keras, atau bergumpal
• Perut kembung
• Sakit perut
• Merasa tidak tuntas setelah buang air besar
buang air besar kurang dari 3x/minggu
• Rektum terasa nyeri ketika buang air besar
• Rasa mengganjal pada rektum
ANATOMI
GASTROINTESTINAL
ANATOMI USUS
EMPAT GERAKAN USUS
HALUS
1. Gerakan Segmentasi

Pergerakan yang memiliki fungsi mencampurkan makanan dengan enzim-enzim pencernaan agar
mudah dicerna dan diabsorbsi

2. Gerakan Peristaltik

Pergerakan yang memiliki fungsi mendorong makanan ke arah usus besar (colon).

3. Gerakan Pendulum

Pergerakan yang memiliki fungsi yang hampir mirip dengan gerakan segmentasi yang berperan
dalam pencampuran isi usus dengan getah pencernaan.

4. Gerakan Villi

Pergerakan yang memiliki fungsi mempercepat aliran darah dan getah bening dan meningkatkan
penyerapan.

04/05/2020 11
KONSEP YANG SALAH MENGENAI
DEFEKASI

• Frekuensi defekasi yang normal harus setiap hari


• Tiap hari defekasi menandakan individu sehat
• Terjadi penumpukan racun bila defekasi tidak tiap
hari
• Tidak bisa defekasi mengakibatkan kegemukan
• Penggunaan laksansia dapat menguruskan badan

04/05/2020 12
TANDA DAN GEJALA
KONSTIPASI
a. Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja.
b. Tinja menjadi lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, jumlahnya lebih
sedikit daripada biasanya, dan bahkan dapat berbentul bulat kecil bila
sudah parah.
c. Pada saat BAB tinja sulit dikeluarkan, kadang harus mengejan supaya dapat
keluar.
d. Terdengar bunyi dalam perut.
e. Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk daripada
biasanya.
f. Sakit punggung bila tinja yang tertumpuk cukup banyak.
g. Bagian anus terasa penuh, dan seperto terganjal swsuatu disertai sakit
akibat bergesekan dengan tinja yang panas dan keras.
JENIS KONSTIPASI
Konstipasi Fungsional
Yaitu berhubungan dengan gangguan
motilitas kolon atau anorektal

a.Konstipasi primer b.Konstipasi skunder


Merupakan salah satu Merupakan salah satu
konstipasi yang ditegakkan bila konstipasi yang ditegakkan
penyebab dasar konstipasi bila kita dapat menentukan
tidak ditentukan. penyebab dasar keluhan.
ETIOLOGI
• Pola hidup tidak sehat
• Diet rendah serat
• Kurang minum
• Kebiasaan buang air besar yang tidak teratur
• Kurang olahraga

04/05/2020 15
PATOFISIOLOGI
KONSTIPASI
• Defekasi menjadi sulit manakala frekuensi pergerakan usus berkurang, yang akhirnya
akan memperpanjang masa transit tinja. Semakin lama tinja tertahan dalam usus,
maka konsistensinya akan semakin keras, dan akhirnya membatu sehingga susah
dikeluarkan (Arisman, 2004).
• Rasa takut akan nyeri sewaktu berdefekasi juga dapat menjadi stimulus psikologis bagi
seseorang untuk menahan buang air besar dan dapat menyebabkan konstipasi.
Rangsangan simpatis atau saluran gastrointestinal menurunkan motilitas dan dapat
memperlambat defekasi. Aktivitas simpatis meningkat pada individu yang mengalami
stress lama. Obat-obatan tertentu misalnya antasid dan opiat juga dapat menyebabkan
konstipasi (Corwin, 2000).
• Kelainan diluar kolon:
endokrin: hipothyroid, hiperparathyroid, hiperkalsemia, diabetes insipidus, asidosis
renal infantil, hipokalemia, hiponatremia, uremia, porfiria, feokhromositoma, CF
Neuromuskular: kerusakan sakrum, kelainan syaraf pusat, infeksi polineuritis,
miopaties, sclerosis sistemis, DM, Down sindrom
MANIFESTASI KLINIK

• Anamnesis : rpenting untuk diagnosis, iwayat bab ( frekuensi,


ukuran, konsistensi feses, kesulitan saat bab, bab berdarah, nyeri
saat bab), riwayat makanan, masalah psikologi, dan gejala lain
seperti nyeri abdomen.
• Pemeriksaan fisik : dapat teraba massa feses pada abdomen kiri,
pada pemeriksaan anorektal ditentukan lokasi anus, adanya
prolaps, peradangan perianal, fissura, dan tonus dari saluran anus
• Pemeriksaan penunjang : radiografi sederhana dari abdomen,
barium enema, manometri anorektal, waktu transit usus, dan
biopsi rektum

04/05/2020 17
KOMPLIKASI
• Hemoroid atau wasir : pembengkakan dinding anus akibat
pelebaran pembuluh darah yang biasanya disebaban oleh
proses mengejan yang terlalu lama.
• Fisura ani : mengejan terlalu lama dan tinja yang keras
mengakibatkan firusa atau robeknya kulit pada dinding
anus.
• Impaksi feses : menumpuknya tinja yang kering dan keras di
rektum akibat konstipasi yang berlarut_larut.
• Prolaps rektum : rektum pindah dari posisinya didalam
tubuh dan menonjol keluar dari anus akibat terlalu lama
mengejan.

04/05/2020 18
TUJUAN TERAPI
►Meringankan konstipasi dan menormalkan kembali fungsi
usus
►Mencegah kekambuhan dengan pola diet dan olahraga
►Penggunaan laksansia yang efektif
►Menghindari penggunaan laksansia yang berlebih dan tidak
sesuai
• Treatment berdasarkan penyebab :
• Medication  kurangi
• Medical condition  tangani

04/05/2020 19
TERAPI NON
FARMAKOLOGI
• Meningkatkan konsumsi makanan berserat dan
minum yang cukup
• Meningkatkan aktivitas fisik
• Membahas kebiasaan defekas
• Menghindari mengejan mencoba buang air besar
setelah habis makan atau waktu yang dianggap tepat
dan cukup
• Menghindari obat-obatan yang menyebabkan
konstipasi.
04/05/2020 20
TERAPI FARMAKOLOGI
• Pencahar massal: psyllium, plantago ovata, metil selulosa
• Laksatif osmotik:
 pencahar garam: magnesium hidroksida, natrium fosfat
 disakarida yang tak diserap: laktulosa
 gula alkohol: sorbitol, manitol
 poli etilen glikol (PEG)
• Stimulan laksatif: bisacodyl (Dulcolax), antrakuinon, minyak jarak,
natrium picosulphate, pelunak tinja (dioctyl sodium sulphosucinate).
• Enema rektal / supositoria
• Prokinetik: tegaserod

04/05/2020 21
CONTOH OBAT YANG BISA DIGUNAKAN UNTUK
SWAMEDIKASI KOMPLIKASI

Bulk Laxative

merupakan polisakarida atau derivat selulosa yang bekerja menyerap


air ke dalam lumen kolon dan meningkatkan massa feses dengan menarik
air dan membentuk suatu hidrogel sehingga terjadi peregangan dinding
saluran cerna dan merangsang gerak peristaltik. Hal ini menyebabkan fese
menjadi lembek, mengembang, dan mudah dikeluarkan. Contoh obat :
metilselulosa

04/05/2020 22
Stool Softener / Emollient Laxative

Mekanisme kerja dari golongan obat ini yaitu dengan membasahi dan
melembutkan feses tanpa merangsang peristaltik usus berkat kandungan
bahan aktif berupa dokusat atau surfaktan yang dapat menurunkan
tegangan permukaan pada fese sehingga feses lebih lunak dan halus.
Contoh obat : dokusat

Osmotic laxative

Bekerja dengan cara mempertahankan air tetap berada dalam saluran


cerna sehingga terjadi peregangan pada dinding usus yang kemudian
merangsang peristaltik usus. Contoh obat : laktulosa

04/05/2020 23
Stimulant Laxatives

Bekerja dengan cara merangsang mukosa, saraf intramural,


atau oto polos usus sehingga meningkatkan peritaltuik dan
sekresi lendir usus. Contoh obat : bisakodil

Prokinetic Agent

bekerja dengan jalan meningkatkan motilitas gastrointestinal


dengan meningkatkan frekuensi kontraksi di usus halus atau
membuat kontraksi lebih kuat tanpa menganggu ritmenya.
Contoh obat : domperidon, metokloperamid

04/05/2020 24
Lubricant / Pelicin

Mengandung minyak yang bekerja dengan jalan melapisis


dinding usus sehingga mencegah feses mengeras dan
memperlancar pergerakan feses. Contoh obat : paraffin cair

Lubiprostone

bekerja dengan jalan meningkatkan gerakan usus, mengurangi


ketegangan usus, sekaligus menambahkan jumlah cairan pada
feses sehingga teksturnya lebih mudah untuk dikeluarkan. Contoh
obat : amitiza
04/05/2020 25
ALOGARITMA TERAPI
KONSTIPASI

04/05/2020 26
EKSKLUSI
SWAMEDIKASI
1. Menanyakan identitas pasien (nama, umur)
2. menanyakan sebelumnya sering mengalami konstipasi atau tidak?
3. menanyakan keluhan yang dirasakan
a. bab lancar atau tidak? sehari/seminggu berapa kali?
b. perut kembung atau tidak?
c. feses lunak atau keras?
d. BAB disertai mengejan atau tidak
e. anus terasa sakit dan panas atau tidak saat BAB?
4. Menanyakan pola makan pasien, apakah sering mengkonsumsi sayuran dan buah atau tidak?

5. Mempunyai riwayat penyakit lainnya atau tidak?

6. Mempunyai riwayat alergi obat atau tidak?

7. Sudah berobat ke dokter atau belum?

8. Sebelumnya sudah mengkonsumsi obat atau belum? Kalau sudah obat apa yang dikonsumsi?
Mengalami kesulitan dalam meminumnya atau tidak?
CONTOH 10 MACM OBAT UNTUK
SWAMEDIKASI
1. Dulcolactol
2. Duphalac
3. Lactulax
4. Lantulos
5. Laxadilac
6. Opilax
7. Pralax
8. Solac
9. Laxamed
10. Mikrolax
28
PEMILIHAN OBAT UNTUK PEDIATRI,GERIATRI,IBU
HAMIL DAN IBU MENYUSUI
• Pediatri
 Pencahar tidak dianjurkan untuk anak < 6 tahun, kecuali direkomendasikan oleh
dokter.
 Untuk anak < 6 tahun, suppositoria gliserin dapat digunakan untuk memulai
reflex BAB dengan onset biasanya 15-60 menit.
 Pemilihan obat : dulcoctol syrup
• Komposisi : lactulose 10 gr
• Indikasi : konstipasi
• Aturan pakai : 10 ml 2x/ hari sesudah makan

04/05/2020 29
Ibu Hamil
bulk laxative menjadi pilihan utamanya karena
keamanan dan keefektivannya.
Pencahar salin dan minyak harus dihindari selama
kehamilan karena potensi terjadinya efek samping
lebih besar.
 pemilihan obat : mulax, dulcolactol

30
Ibu menyusui
Ibu menyusui yang mengalami konstipasi dapat
menggunakan senna dan bisakodil. Namun ada
pengawasan tertentu tehadap bayinya untuk
kemungkinan terjadinya diare.
Pemilihan obat : dulcolax bisacodyl 5 mg
Tetap disarankan konsultasi terlebih dahulu kepada
dokter
4. Geriatri
 diet tinggi serat dan hidrasi yang baik dapat
mempercepat waktu transit feses dalam kolon,
sehingga mengurangi gejala konstipasi
Untuk lansia dapat diberikan terapi farmakologi
laksatif osmotic, bulking agent, laksatif stimulant.

32
PENGGALIAN INFORMASI
• Terdapat 2 metode umum yang digunakan :
• WHAM
• ASMETHOD
• WHAM
Pertanyaan Aplikatif :
• W (Who is the patient and what are the symptoms) :Siapa Nama pasien
pasiennya dan apa gejalanya?
Usia pasien
• H (How long have the symptoms) :Berapa lama timbulnya Gejala yang dialami
gejala?
Lama sakit
• A(Action taken):Tindakan / Penanganan yang sudah dilakukan? Normal frekuensi BAB
• M (Medication being taken ) : Obat apa yang sudah Berdarah atau tidak
digunakan? Sudah pernah melakukan penanganan
• ASMETHOD sendiri/ belum
• A (Age / Appearance) :Usia pasien Adakah Obat yang sedang dikonsumsi
Makanan/ Minuman/ lainnya yang pernah
• S (Self or someone else) :Dirinya sendiri atau orang lain yang
sakit dikonsumsi sebelumya
• M (Medication, regularly taken on praescription or OTC)
:Pengobatan yang sudah digunakan baik dengan resep
maupun dengan non resep
• E (Extra medicine) : Usaha lain untuk mengatasi gejala sakit
• T (Time persisting) : Lama gejala
• H (History) :Riwayat pasien
• O (Other Symptoms) :Gejala lain
CARA PEMAKAIAN
MIKROLAX
Buka tutup tube, lalu tekan tube hingga obat keluar dalam jumlah yang sedikit

Oleskan obat yang keluar tersebut pada cannula atau pipa aplikator

Masukkan aplikator ke dalam anus

Tekan tube agar isi obat keluar sesuai dengan dosis yang sudah ditentukan

Cabut aplikator dengan tetap menekan tube.

NB : Usahakan Anda berada dalam kodisi rileks ketika mengaplikasikan obat ini. Jika
kesulitan mengaplikasikannya sendiri, maka mintalah bantuan orang lain. Perlu diketahui
juga bahwa obat ini relatif cepat bereaksi yaitu hanya membutuhkan waktu sekitar 30
menit

04/05/2020 34
CARA PEMAKAIAN MIKROLAX

04/05/2020 35
• KASUS 1
SOAP
subject
• susah buang air besar selama 2 hari
• Kembung
• Perut terasa penuh
objectice: -
assesment
pasien mengeluhkan susah buang air besar selama 2 hari
plan
perbanyak mengkonsusmsi makanan yang tinggi serat jika pasien tidak
nyaman menggunakan microlax bisa diberikan obat dengan bentuk
sediaan lain seperti oral atau supositoria
04/05/2020 36
• Kasus 2
subject
seorang anak yang sudah 3 hari susah BAB
object : -
assesment : seorang anak susah BAB dan belum
diberikan obat apapun
plan
pemberian suppositoria atau syrup dulcolak

04/05/2020 37
04/05/2020 38

Anda mungkin juga menyukai