Anda di halaman 1dari 22

PRODI KEBIDANAN

POLITEKNIK BANJARNEGARA
• Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa
metabolisme tubuh berupa bowel (feses).
• Pola defekasi sangat bersifat individual,
bervariasi
• Jumlah feses yang dikelurkan juga bervariasi
pada setiap orang.
• Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi
usus penting untuk fungsi tubuh yang normal.
• Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan
masalah pada gastrointestinal dan bagian
tubuh yang lain.
• Sistem gastrointesti
nal (sistem
pencernaan) adalah sis
tem organ
dalam manusia yang b
erfungsi untuk
menerima makanan, m
encernanya
menjadi zat-zat gizi da
n energi,
menyerap zat-zat gizi k
e dalam aliran
darah serta membuang
bagian
makanan yang tidak da
pat dicerna
atau merupakan sisa p
roses tersebut
dari tubuh.
Aspek Fisiologis
• Defekasi adalah proses pembuangan atau
pengeluaran sisa metabolisme berupa feses
dan flatus yang berasal dari saluran
pencernaan melalui anus.
• Ketika gelombang peristaltik mendorong feses
ke dalam kolon sigmoid dan rektum, saraf
sensoris dalam rektum dirangsang dan individu
menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk
defekasi.
2 macam refleks yang mem
bantu
proses defekasi

Refleks defekas
i interinsik
yang mulai dar
i zat sisa makanan (fese
rektum sehingga terjad s) dalam
i distensik
kemudian flexu
s mesenterikus merang
gerakan peristaltik sang
akhirnya feses
sampai di anus
pada saat sfing
ter interna relaksasi, m
terjadilah proses defeka ak a
si
reflek defekasi parasimpatis
adanya feses dalam rektum yang
merangsang saraf rektum, ke spinal cord.
merangsang ke kolon desenden,kemudian
ke sigmoid ,lalu ke rektum dengan gerakan
peristaltik
akhirnya terjadi relaksasi sfingter interna,
maka terjadilah proses defekasi saat
sfingter interna berelaksasi
 Faktor  Gaya hidup
Fisiologis  Obat-obatan
 Anestesi dan
 Usia pembedahan
 Diet  Nyeri
 Asupan cairan  Prosedur
 Aktivitas diagnostik
 dll
 Faktor Psikologis
 mengalami kecemasan,

 ketakutan,

 marah,

 muncul respons stres

→ memungkinkan tubuh membuat


pertahanan.
 Pemeriksaan diagnostik saluran
gastrointestinal meliputi:
teknik visualisasi struktur
gastrointestinal yang dapat dilakukan
melalui pendekatan langsung maupun
tidak langsung.
Metode Mempertahankan Eliminasi
Normal
Perhatikan makanan yang kita makan
Cukupi pemenuhan cairan tubuh
Jaga aktivitas, jangan beraktivitas terlalu
keras, dan jangan pula banyak  berdiam
diri serta berolah raga dengan teratur
Perhatikan psikologi diri, hindari hal-hal
yang akan mungkin menyebabkan stres
dan kecemasan
Tindakan untuk Mempertahankan
Eliminasi Normal
Untuk mempertahankan eliminasi normal, kita harus
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
eliminasi fekal.
Sehingga kita bisa melakukan tindakan antisipasi yang
diperlukan untuk mempertahakankan pola eliminasi
normal.
Faktor yang Meningkatkan Eliminasi Faktor yang Merusak Eliminasi

• Lingkungan yang bebas stress • Stress emosional


• Kemampuan untuk mengikuti (ansietas/depresi)
pola defekasi pribadi, privasi • Gagal mencetuskan refleks,
• Diet tinggi serat kurang waktu atau kurang privasi
• Asupan cairan normal (jus buah, • Diet tinggi lemak, tinggi
air hangat) karbohidrat
• Olahraga (berjalan) • Asupan cairan berkurang
• Kemampuan untuk mengambil
posisi jongkok • Imobilitas
• Tidak mampu jongkok akibat
imobilitas, usia lanjut, deformitas
• Diberikan laksatif dan katartik musculoskeletal, nyeri dan nyeri
secara tepat selama defekasi
• Penggunaan analgesic narkotik,
antibiotic, dan anestesis umum,
serta penggunaan katartik yang
berlebihan
• Konstipasi
• Fecal infaction
• Diare
• Inkontinensia fekal
• Kembung
• Hemorroid
• Pengkajian
• Diagnosa
• Perencanaan
• Pelaksanaan
• Evaluasi
a. Frekuensi buang air b. Keadaan feses
besar pada bayi • warna hitam atau
sebanyak 4–6 kali merah 
sehari, sedangkan • berbau tidak sedap
orang dewasa
• konsistensi cair
adalah 2 – 3 kali per
hari dengan jumlah • bentuk kecil seperti
rata-rata pensil
pembuangan per • terdapat darah
hari adalah 150 gr
a. Konstipasi berhubungan b. Diare berhubungan
dengan:  dengan:
• defek persarafan, • melabsorpsi atau
kelemahan pelvis, inflamasi akibat penyakit
imobilitas akibat cedera infeksi atau gastritis,
akibat medulla spinalis, kulkus, dll
dan CVA • peningkatan peristaltik
• nyeri akibat hemoroid akibat peningkatan
• menurunya peristaltik metabolisme
akibat stress • stres psikololgis
c. Inkontinensia usus
berhubungan dengan:
d. Kurangnya volume
• gangguan sfingter rectal cairan berhubungan
akibat cedera rectum dengan:
atau tindakan • pengluaran cairan yang
pembedahan
berlebihan (diare)
• distensi rectum akiibat
konstipasi kronis
• ketidakmampuan
mengenal atau
merespons proses
defekasi akibat depresi
atau kerusakan kognitif
Rencana tindakan :
• Kaji perubahan faktor yang
mempengaruhi masalah
Tujuan : eliminasi
• Mempertahankan asupan • Kurangi faktor yang
makanan dan minuman mempengaruhi terjadinya
cukup masalah seperti konstipasi
akibat nyeri dan
• Mempertahankan
inkontenensia usus
kebiasaan defikasi secara
teratur • Jelaskan mengenai eliminasi
yang normal kepada pasien
• Mempertahankan defikasi
• Bantu defikasi secara manual
secara normal
• Mencegah gangguan • Bantu latihan buang air besar
integritas kulit  • Pertahankan asupan
makanan dan minuman
• Memberikan gliserin
• Menyiapkan feses
untuk merangsang
untuk bahan peristaltik usus
pemeriksaan  sehingga pasien
• Menolong buang air dapat buang air besar
besar dengan • Mengeluarkan feses
menggunakan dengan jari
pispot
• Kolaborasi dengan
ahli gizi
Evaluasi terhadap kebutuhan eliminasi
dapat dinilai dengan adanya kemampuan
dalam :
•Memahami cara eliminasi yang normal
•Mempertahankan defektasi secara normal
yang ditunjukan dengan kemampuan
pasien dalam mengontrol defektasi tanpa
bantuan obat atau enema, berpartisipasi
dalam program latihan secara teratur,
defikasi tanpa mengedan 
•Mempertahankan rasa nyaman yang
ditunjukan dengan kenyamanan dalam
kemampuan defikasi, tidak terjadi
bleeding, tidak terjadi inflamasi dan lain-
lain
• Mempertahankan integritas kulit yang
ditunjukan dengan keringnya area
perianal, tidak ada inflamasi atau
ekskoriasi, keringnya kulit sekitar stoma
dan lain-lain
• Melakukan latihan secara teratur, seperti
rentang gerak atau aktifitas lain (jalan,
berdiri, dll)
• Mempertahankan asupan makanan dan
minuman yang cukup, dapat ditunjukan
dengan adanya kemampuan dalam
merencanakan pola makan, seperti
makan dengan tinggi atau rendah serat
(tergantung dari tendensi
diare/konstipasi serta mampu minum
2000–3000 ml)

Anda mungkin juga menyukai