ASUHAN KEPERAWATANNYA
ANATOMI COLON
Akhir ileum sampai rectum
Colon ascendens &
descendens terfiksasi ke
retroperitoneal.
Colon transversum &
sigmoid intra peritoneal
colostomy.
ANATOMI COLON
Lumen paling lebar di
cecum, makin ke distal
makin sempit.
Lapisan otot longitudinal
bersatu di 3 tempat
membentuk Taenia.
ANATOMI COLON
Appendices epiploicae pd
permukaan serosa
FISIOLOGI COLON
Absorpsi, sekresi, motilitas, digesti intra lumen membuat
DIARE
DIARE
KLASIFIKASI DIARE
a. Diare volume banyak : lebih dari 1 l/hr
b. Diare volume sedikit : kurang dari 1 l/hr
c. Diare sekresi : diare volume banyak disebabkan peningkatan produksi
dan sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam lumen usus
d. Diare osmotik : terjadi bila air terdorong ke dalam usus oleh tekanan
osmotik dari partikel yang tidak dapat di absorbsi sehingga reabsorbsi
menjadi lambat .
e. Diare campuran : disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltik dari
usus (biasanya penyakit usus inflamasi) & kombinasi peningkatan
sekresi atau penurunan absorbsi dalam usus.
ETIOLOGI
Obat-obatan (penggantian h tyroid, pelunak feses dan laksatif,
metabolik
dan
endokrin
(diabetes,
addison,
tirotoksikosis)
Proses infeksi virus/bakteri (disentri/shigella, keracunan makanan)
MANIFESTASI KLINIS
Frekwensi defekasi dengan kandungan cair meningkat
Kram perut
Distensi abdomen
borborigimus
Anoreksia
Perasaan haus
Nyeri Konstraksi spasmodik
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama untuk mengandalikan atau pengobatan penyakit
dasar
PENATALAKSANAAN
Diare sedang ; non infeksius, obt-obatan tidak spesifik dapat
KOMPLIKASI
Disritmia jantung akibat penurunan kalium
Haluaran urien < 30 ml/jam selama 2 3 jam berturutan
Kelemahan otot
Parestesia
Hipotensi, anoreksia, mengantuk (bila K < 3,0 mEq/L)
PENGKAJIAN
Riwayat pembedahan ?
Asupan diet harian ?
PENGKAJIAN
BB pasien ?
Hipotensi postural atau takhikardi ?
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diare b.d infeksi, ingesti makanan pengiritasi, atau gangguan
usus
Resiko terhadap kekurangan volume cairan b.d pasase feses
yang sering dan kurangny asupan cairan
Ansietas b.d eliminasi yang sering dan tidak terkontrol
Resiko terhadap kerusakan integritas kulit b.d pasase feses
yang sering atau encer
TUJUAN UTAMA
Peningkatan pola defekasi normal
Menghindari kekurangan cairan
Mengurangi ansietas
Memperahankan integritas kulit peri anal
Tidak terjadiya komplikasi
INTERVENSI
MENGONTROL DIARE
a. Bed rest
b. Minum cairan dan makan makanan rendah serat
c. Diet dari semi padat hingga padat dianjurkan
d. Batasi minuman yg mengandung kafein dan karbonat
e. Hindari makanan yang terlalu panas atau dingin
f. Batasi produk susu, lemak, produk gandum, buah segar & sayuran
dibatasi selama beberapa hari.
g. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti defenoksilat (lomotil)
Gantikan cairan yang hilang dengan cairan oral berupa air, oralit,
jus, kaldu, dan preparat yang dijual.
Mengurangi ansietas
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Perawatan kulit
a.
c.
MENCEGAH INFEKSI
a.
b.
c.
MENCEGAH KOMPLIKASI
a. Pantau kadar elektrolit serum setiap hari
KONSTIPASI
Pengertian
Penyebab
Penyebab (lanjutan)
PATOFISIOLOGI
Secara umum belum diketahui
Transpor mukosa
Aktivitas mioelektrik
MANIFESTASI KLINIS
Distensi abdomen
Borborigimus
Nyeri dan tekanan
Anoreksia
Sakit kepala
Kelelahan
Tidak dapat makan
Sensasi pengosongan tidak lengkap
Mengejan saat defekasi
Eliminasi dengan volume feses sedikit keras dan kering
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Konstipasi kolonik atau impaksi fekal b.d kebiasaan sehat atau
efek imobilisasi pada peristalsis
PENATALAKSANAAN
Penghentian penyalahgunaan laksatif
INTERVENSI KEPERAWATAN
MEMPERTAHANKAN ELIMINASI
MENGURANGI ANSIETAS
- penjelasan kebiasaan defekasi orang sehat
- pantau jenis makanan yang secara normal dalam
saluran usus selama 48 jam
- diskusikan tentang konsep eliminasi usus normal
Enteritis Regional
/Chron/ Kolitis
granulomatosa
PUI KRONIS
Kolitis
Ulseratif
Abnormalitas
kromosom
spesifik
Faktor
Psikologis
Agen
lingkungan
ETIOLOGI
Hipoksia/
hormonal
hipoksemia
Antibodi
limfositotoksik
Faktor
Psikologis
(perfeksionis
pasif,
cemas
pada
PENYAKIT CROHN
1. Penyakit usus inflamatorik yang dapat menyerang seluruh
2. Mikrobakterium atifikal
3. Maesless
4. Penyakit vaskuler
5. Kebiasaan merokok
SALURAN CERNA
MANIFESTASI KLINIS
o Biasanya tersembunyi
o Nyeri abdomen
o Diare tak hilang dengan defekasi (90 % dari pasien)
o Kram perut terutama setelah makan
o Demam dan leukositosis akibat perforasi dan abses anal
o Penurunan berat badan
Sirkulasi
Integritas ego
ansietas, perasaan tak berdaya, stress
Eliminasi
feses lunak sampai berair, bau, diare tak terkontrol (20 30
x/hr), tenesmus, bising usus menurun, fisura anal
Makanan/cairan
anoreksia, mual, muntah, tidak toleran terhadap buah segar,
sayur, produk susu, makanan berlemak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. darah lengkap ; leukositosis
b. enema barium : dilakukan setelah visualisasi
c. proktisigmoidoskopi
memperlihatkan
ulkus,
edema,
(menyempit/tak
teratur)
menunjukkan
adanya
KOLITIS ULSERATIF
Penyakit usus inflamasi yang kronis yang tidak dikatahui
PENGKAJIAN
o Sirkulasi
takikardi, kemerahan daerah ekimosis, turgor buruk, kering,
lidah pecah-pecah, malnutrisi
o Nyeri
nyeri tekan kuadran kiri bawah, distensi abdomen, kadang-
o Makanan/cairan
anoreksia, mual muntah, BB turun, lemah, muka pucat
o Eliminasi
lunak sampai berair, krma saat defekasi, bedarah/pus/mukus
o Aktivitas
insomnia, gelisah dan ansietas, pembatasan aktivitas
Integritas ego
gangguan peran karena ketidakaktifan dalam kegiatan sosial
Pemeriksaan diagnostik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
TUJUAN PENATALAKSANAAN
Eliminasi normal
Hilangnya nyeri abdomen dan kram
INTERVENSI KEPERWATAN
Mempertahankan eliminasi normal :
Cari adanya hubungan diare dengan makanan, aktivitas ataupun
stress psikologis
Identifikasi faktor pencetus, frekwensi dan faktor pencetus,
konsistensi serta jumlah yang dikeluarkan
Kesiapan akses ke kamar mandi dipersiapkan
Menghilangkan nyeri :
Kaji karakteristik nyeri, polanya dan obat apakah hilang
dengan obat.
Rubah posisi pasien
Berikan kompres panas lokal seuai dengan program
Berikan obat antikolinergik 30 menit sebelum makan untuk
menurunkan motilitas usus
Analgetik diberikan sesuai dengan program terapi
berat
badan
setiap
hari
untuk
mengetahui
penurunan
suhu,
peningkatan
hematokrit,
Tindakan nutrisional :
TPN digunakan bila gejala penyakit usus inflamasi bertambah
berat
Pertahankan dengan akurat tentang I dan O
Timbang badan pasien tiap hari dengan indikasi baik bila BB
CHIROSIS HEPATIS
2.
Sirosis Pasonekrotik
terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat lanjut
dari hepatitis virus yang akut sebelumnya.
3.
Sirosis bilier
pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati disekitar
saluran empedu.
ETIOLOGI
Alkholoisme
Malnutrisi
Pajanan zat kimia (karbon tetraklorida, naftalen terklorinasi,
arsen dan fosfor)
Infeksi skistosomiasis
INSIDEN
Laki > perempuan
Usia sering terkena 40 60 tahun
PATOFISIOLOGI
Hati terinfeksi (ex hep C)
Sel hati mulai mengeluarkan enzim alanin aminotransferase ke darah
Fibrosis
sirosis
Sel
hati
mulai
mengeluarkan
enzim
alanin
meningkat.
Sirosis
MANIFESTASI KLINIS
Malaise, kelelahan dan anoreksia
Hepatomegali
Obstruksi portal dan asites
Varises gastrointestinal
Edema
Defisiensi vitamin dan anemia
Icterus ataupun pruritus
Penurunan kasadaran ; ensefalopati
PENGKAJIAN
Kaji faktor pencetus : alkohol
Riwayat kontak dengan zat toksik
Riwayat keluarga
Adakah riwayat penyakit hati (wilson, def alfa 1 antitripsin)
Adakah gejala neurologis dalam keluarga
Obat-obatan
Obat yang dikonsumsi ? Perubahan pemakaian obat ? Jamu ?
Menkonsumsi obat ilegal, terutama IV ?
Alkohol
CAGE (Cut down, Annoyed, Guilty, eye opener)
Pemeriksaan fisik
Tampak sakit ringan-berat
Tanda ensefalopati
- pembesaran parotis
- kontraktur dupuytren
- atrofi testis
- jari tabuh
- rambut kurang
- leukonikia
- iketerus
- memar
- ginekomasti
- pengecilan otot
- ekskoriasi
Hepatomegali
Edema perifer
Hipertensi portal
LETAK HEPAR
MASALAH KEPERAWATAN
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan,
penurunan otot, gangguan rasa nyaman
kemunduran
k.u,
INTERVENSI KEPERAWATAN
Istirahat
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perbaikan status nutrisi
- bila tidak asites dan edema diet yang bergizi dan tinggi
protein, vitamin B kompleks, A, C, K dan asam folat
- dorong pasien untuk mau makan
- porsi kecil tapi sering
- pertimbangkan makanan kesukaan pasien
- NGT bila pasien terus muntah --- TPN
- pasien dengan fases berlemak berikan Vit A,D,E
Perawatan kulit
Resiko cedera
Berikan vit k
PENDIDIKAN KESEHATAN
Hentikan penggunaan alkohol
Pembatasan Sodium dalam waktu yang lama
Kepatuhan untuk istirahat yang cukup,
perubahan gaya hidup,
diet yang memadai,
kecenderungan perdarahan dan rentan infeksi
EVALUASI
Memperlihatkan kemmpuan turut serta dalam aktivitas
Meningkatkan asupan nutrisi
Memperlihatkan perbaikan integritas kulit