Anda di halaman 1dari 13

ASPEK LEGAL FLEBOTOMI

YUDHA ANGGIT JIWANTORO


KENAPA PERLU BELAJAR ETIK
LEGAL

 Tindakan flebotomi itu sendiri memiliki risiko, setidaknya


adalah perdarahan yang berlebihan, pingsan, hematoma,
infeksi dan terjadinya beberapa tusukan akibat sulitnya
mencari vena.

 Agar resiko tidak terjadi, maka perlu tahu bagaimana


prosedur standarnya, perlukah supervisi, dan siapa yang
bertanggungjawab atas risiko yang terjadi… itulah alasan
kenapa perlu belajar etik legal
Aspek Legal
Flebotomi
Masalah Aspek Legal Flebotomi Erat
Kaitannya Dengan Masalah :
1. Hukum
2. Etika
3. Bioetika
Etika
 Petugas kesehatan harus memperhatikan
etika dalam hubungan antara petugas
(flebotomis) dengan pasien : berbuat baik
dan adil dengan cara memberikan perlakuan
ynag sama tanpa mempertimbangkan SARA.

 Petugas kesehatan suatu saat akan


dihadapkan pada keputusan etik, yang
masing-masing akan merespon sesuai
dengan standar kebiasaan yang mereka
miliki.
Hukum Dasar
Sekarang konsumen kesehatan dan pasien telah
menjadi lebih waspada, kritis, dan lebih punya kemauan
untuk membawa suatu kasus ke jalur hukum.

Maka Flebotomis diharapkan mengerti tentang konsep-


konsep hukum dasar dan perundang-undangan,
sehingga dapat benar-benar bertanggungjawab atas
kegiatan yang dilakukan.
UU & Peraturan Kesehatan di Indonesia

UUD RI NO. 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN


“Tenaga kesehatan bertugas menyelenggrakan atau
melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang dan
atau kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan”

AKREDITASI LABORATORIUM KESEHATAN 2007


TENTANG STAF DAN PIMPINAN
 Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan
kualifikasinya, yang dibuktikan dengan ijazah.
 Mengikuti pelatihan-pelatihan yang bersifat tekhnis ke
Laboratoriuman, yang dibuktikan sertifikat.
Keputusan Menteri Kesehatan No.4/MENKES/SK/I/2002
TENTANG TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB TENAGA
ANALIS DI LAB yang berisi :
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan pola dan tata
kerja yang telah diterapkan.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010 TEN
TANG LABORATORIUM
KLINIK
Pasal 61 ayat (3) UU No 20 tahun 2003 tentang  Sisdiknas: sertifikat kompetensi
diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik
dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan
pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan yang terakreditasi

Penjelasan pasal 15 UU No 20 tahun 2003 tentang  Sisdiknas : Pendidikan profesi


merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta
didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Pendidikan vokasi
merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki
pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana.
penerapan hukum dan peraturan bagi pelayanan
kesehatan oleh flebotomis:

1. flebotomis. memiliki ijazah yang sesuai dengan


bidang kerjanya.
2. flebotomis memiliki kompetensi dibidang
pengambilan spesimen dengan mengikuti platihan
tentang flebotomi.
3. flebotomis memberikan pelayanan sebaiknya ada
prosedur standar operasional
prosedur standar operasional yang harus ada adalah tentang:
a. persiapan pasien
b. pengumpulan spesimen
c. labelisasi spesimen
d. pengawetan spesimen
e. transportasi spesimen

beberapa saran yang akan bermanfaat untuk menghindari


masalah tuntutan:
1. selalu menggunakan tehnik pengambilan darah yang
benar.
2. menyapa untuk berkomunikasi dengan baik dan
menciptakan rasa nyaman bagi pelanggan, serta
mendapatkan persetujuan untuk pengambilan darah.
3. memegang teguh rahasia pelanggan, misal pada pasien
penderita HIV
4. merawat peralatan flebotomi dengan tepat, termasuk alat
penunjang misal tempat sampah, sarung tangan.
5. jadilah pendengar yang baik, identifikasi kecemasan
pelanggan.
6. melaporkan insiden dengan segera dan dekomentasi
masalah yang ada.
flebotomi sebagai salah satu pelayanan kesehatan yang
berada di garis depan pelayanan laboratorium harus
melengkapi dirinya dengan kompetensi dalam bidangnya
dan mengerti aspek hukum dan etika, sehingga dapat
memberikan pelayanan yang prima.

Anda mungkin juga menyukai