Tindakan flebotomi itu sendiri memiliki risiko, setidaknya
adalah perdarahan yang berlebihan, pingsan, hematoma, infeksi dan terjadinya beberapa tusukan akibat sulitnya mencari vena.
Agar resiko tidak terjadi, maka perlu tahu bagaimana
prosedur standarnya, perlukah supervisi, dan siapa yang bertanggungjawab atas risiko yang terjadi… itulah alasan kenapa perlu belajar etik legal Aspek Legal Flebotomi Masalah Aspek Legal Flebotomi Erat Kaitannya Dengan Masalah : 1. Hukum 2. Etika 3. Bioetika Etika Petugas kesehatan harus memperhatikan etika dalam hubungan antara petugas (flebotomis) dengan pasien : berbuat baik dan adil dengan cara memberikan perlakuan ynag sama tanpa mempertimbangkan SARA.
Petugas kesehatan suatu saat akan
dihadapkan pada keputusan etik, yang masing-masing akan merespon sesuai dengan standar kebiasaan yang mereka miliki. Hukum Dasar Sekarang konsumen kesehatan dan pasien telah menjadi lebih waspada, kritis, dan lebih punya kemauan untuk membawa suatu kasus ke jalur hukum.
Maka Flebotomis diharapkan mengerti tentang konsep-
konsep hukum dasar dan perundang-undangan, sehingga dapat benar-benar bertanggungjawab atas kegiatan yang dilakukan. UU & Peraturan Kesehatan di Indonesia
UUD RI NO. 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN
“Tenaga kesehatan bertugas menyelenggrakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang dan atau kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan”
AKREDITASI LABORATORIUM KESEHATAN 2007
TENTANG STAF DAN PIMPINAN Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan kualifikasinya, yang dibuktikan dengan ijazah. Mengikuti pelatihan-pelatihan yang bersifat tekhnis ke Laboratoriuman, yang dibuktikan sertifikat. Keputusan Menteri Kesehatan No.4/MENKES/SK/I/2002 TENTANG TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB TENAGA ANALIS DI LAB yang berisi : Melaksanakan kegiatan sesuai dengan pola dan tata kerja yang telah diterapkan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010 TEN TANG LABORATORIUM KLINIK Pasal 61 ayat (3) UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas: sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
Penjelasan pasal 15 UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas : Pendidikan profesi
merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana. penerapan hukum dan peraturan bagi pelayanan kesehatan oleh flebotomis:
1. flebotomis. memiliki ijazah yang sesuai dengan
bidang kerjanya. 2. flebotomis memiliki kompetensi dibidang pengambilan spesimen dengan mengikuti platihan tentang flebotomi. 3. flebotomis memberikan pelayanan sebaiknya ada prosedur standar operasional prosedur standar operasional yang harus ada adalah tentang: a. persiapan pasien b. pengumpulan spesimen c. labelisasi spesimen d. pengawetan spesimen e. transportasi spesimen
beberapa saran yang akan bermanfaat untuk menghindari
masalah tuntutan: 1. selalu menggunakan tehnik pengambilan darah yang benar. 2. menyapa untuk berkomunikasi dengan baik dan menciptakan rasa nyaman bagi pelanggan, serta mendapatkan persetujuan untuk pengambilan darah. 3. memegang teguh rahasia pelanggan, misal pada pasien penderita HIV 4. merawat peralatan flebotomi dengan tepat, termasuk alat penunjang misal tempat sampah, sarung tangan. 5. jadilah pendengar yang baik, identifikasi kecemasan pelanggan. 6. melaporkan insiden dengan segera dan dekomentasi masalah yang ada. flebotomi sebagai salah satu pelayanan kesehatan yang berada di garis depan pelayanan laboratorium harus melengkapi dirinya dengan kompetensi dalam bidangnya dan mengerti aspek hukum dan etika, sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima.