Anda di halaman 1dari 28

CRS

pediatric care
Focus case : Pulpotomi
Preceptor : Dr. drg. Risyandi A, Sp. KGA
Precentan :
- Nur Amaliana Ayu Nisa J3A018006
- Nida Ulfa J3A018009
IDENTITAS PASIEN

 Nama : LA

 Umur : 9 th

 Jenis Kelamin : Perempuan

 Pekerjaan : Pelajar

 Alamat : Amposari

 No RM : 002384
Problem

 Pasiendatang ke RSGM atas motivasi dari


operator dengan keluhan terdapat gigi
atas belakang kanan dan kirinya
berlubang. Gigi tersebut pernah
mengalami ngilu dan saat ini keluhan
sudah tidak dirasakan. Pasien belum
pernah melakukan perawatan pada gigi
tersebut
GAMBARAN KLINIS
GAMBARAN RADIOGRAFI
HIPOTESIS

1. KARIES DENTIN

2. KARIES DENTIN DISERTAI PULPITIS REVERSIBLE


MEKANISME

Karies Pulpa
Karies
Dentin terekspos
MORE INFO

 Keluhan utama
Pasien datang ke RSGM atas motivasi dari
operator dengan keluhan terdapat gigi atas
belakang kanan dan kirinya berlubang

 Riwayat Keluhan Utama


Gigi tersebut pernah mengalami ngilu dan saat ini
keluhan sudah tidak dirasakan. Pasien belum
pernah melakukan perawatan pada gigi tersebut
 Riwayat Medis
Tidak memiliki riwayat penyakit medis tertentu

 Riwayat Gigi Terdahulu


Pasien belum pernah ke dokter gigi sebelumnya.
Pasien menggosok gigi 1x sehari

 Riwayat Keluarga
Ayah dan ibu tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
tertentu

 Riwayat Sosial
Pasien tinggal bersama orangtua, saat ini masih
bersekolah di sekolah dasar dan suka mengkonsumsi
makanan manis
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : baik
2. Jaringan parut : tidak ada kelainan
3. Daerah kulit yang tampak : tidak ada kelainan
4. Warna kulit muka : normal
5. Cacat fisik : tidak ada kelainan
6. Vital sign :
 TD
 HR
 RR
 TB
 BB
PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL

Tonjolan Kelenjar tiroid


• Tidak ada • TAK

Cacat Kelenjar sublingual


• Tidak ada • TAK

Bercak dikulit Kelenjar submandibula


• Tidak ada • TAK

wajah Nodus limfatik


• simetris • TAK
PEMERIKSAAN OBYEKTIF

 Terdapat karies pada gigi 54 dan 65


pada bagian proksimal oklusal dengan
kedalaman dentin
 Sondasi :-
 Perkusi :-
 Palpasi :-
 Vitalitas : +
ASSESTMENT

 Berdasarkan pemeriksaan subjektif dan


objektif didapatkan karies dentin dengan
pemeriksaan sondasi negatif yang berarti
tidak terdapat sensitivitas atau rangsangan
taktil pada gigi tersebut. Pemeriksaan perkusi
negatif berarti tidak ada kelainan pada
jaringan periapikal. Pemeriksaan palpasi
negatif berarti tidak ada kelainan pada
jaringan periosteal. Vitalitas gigi positif
dengan menggunakan CE.
Don’t Know

1. Definisi pulpotomi ?
2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi
pulpotomi ?
3. Apa saja obat yang digunakan pada
pulpotomi?
4. Bagaimana prosedur pulpotomi?
5. Apa saja instruksi pasca pulpotomi?
DEFINISI PULPOTOMI

 Pengambilan pulpa yang telah


mengalami infeksi didalam kamar pulpa
dengan meninggalkan jaringan pulpa
dibagian radikular.
INDIKASI PULPOTOMI
1. Karies yang dalam
2. Tidak ada riwayat nyeri spontan atau nyeri yang
menetap atau bukti jelas adanya infeksi, seperti
radiolusen di bagian furkasi
3. Pulpa vital, bebas dari tanda nekrosis pulpa
4. Pulpa terbuka karena faktor mekanis.
5. Pulpa terbuka karena trauma, belum melebihi 24
jam tanpa terlihat infeksi pada periapeks
6. Tidak ada kelainan patologis pulpa klinis maupun
radiologis
Kontraindikasi

 Rasa sakit spontan.


 Rasa sakit terutama bila diperkusi maupun palpasi.
 Ada mobiliti yang patologik.
 Terlihat radiolusen pada daerah periapikal,
kalsifikasi pulpa, resorpsi akar interna maupun
eksterna.
 Keadaan umum yang kurang baik, di mana daya
tahan tubuh terhadap infeksi sangat rendah.
 Perdarahan yang berlebihan setelah amputasi
pulpa.
Obat – obatan pulpotomi
1. Formokresol

2. Ferric sulphate

3. MTA
Formokresol
 Formokresol mengkoagulasi protein,
sehingga merupakan bakterisid yang kuat
dan kaustik, Pemakaian formokresol tidak
membentuk dentinal bridge. Tetapi
jaringan pulpa akan membentuk zona
fiksasi yang bersifat keras dan merupakan
barier terhadap bakteri yang menuju
apikal.
Ferric sulphate

 FerricSulfate memicu hemostasis pulpa


melalui reaksi kimia dengan darah. Ferric
sulfate telah diusulkan sebagai agen
pulpotomi didasari dari kelebihannya
dalam mengontrol perdarahan pulpa
dan membentuk “pelindung” gumpalan
metal-protein diatas pulpa vital radikuler.
Sebuah zinc oksida eugenol base
kemudian biasanya diaplikasikan di atas
jaringan radikular pulpa.
MTA

 Mineral Trioxide Aggregate (MTA) merupakan


suatu alternatif bahan baru yang dapat
digunakan untuk mempertahankan vitalitas
pulpa bagian radikuler. MTA merupakan
bubuk dengan komposisi yang mengandung
trioksida dan partikel hidrofilik lain. MTA
sebagai bahan endodonti teraupetik, karena
memiliki efek antibakteri dan
mempertahankan integritas pulpa setelah
pulpotomi tanpa efek toksik.
PROSEDUR PULPOTOMI

1. Anestesi lokal
2. Pembuangan karies dan atap kamar pulpa
3. Pembuangan bagian koronal pulpa dengan
ekskavator atau bur bundar besar.
4. Atasi perdarahan dengan kapas lalu kemudian
aplikasikan ferric sulphate (Besi (III) sulfat) selama 30
detik hingga 1 menit.
5. Lapisi pulpa dengan basis. Biasanya digunakan zink
oxide eugenol (Kalzinol), namun mineral trioxide
aggregate (MTA) memberikan hasil lebih baik
6. Pembuatan restorasi koronal yang baik.
7. Kontrol terhadap restorasi.
INSTRUKSI PASCA PULPOTOMI

1. Gigi yang telah dipulpotomi harus diperiksa secara


klinis dan radiografik secara berkala.
2. Evaluasi radiografik akan dillakukan 4 bulan sekali
dalam tahun pertama, kemudian setiap 6 bulan pada
tahun kedua.
3. Menjaga OHI dengan menyikat gigi 2x sehari setelah
sarapan dan sebelum tidur malam.
Decision making
 Dari hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan, maka pasien akan
dilakukan perawatan pulpotomi

Diagnosis
 Karies dentin
TREATMENT

1. KIE
 Komunikasikan bahwa terdapat gigi berlubang bawah kanan dan
kiri dilakukan perawatan pulpotomi

 Informasikan terkait tujuan pulpotomi untuk mempertahankan gigi.

 Edukasi terkait
- Cara dan waktu sikat gigi
- Mengunyah 2 sisi
- Perawatan Pulpotomi pada gigi bawah kanan dan kiri.

2. Pulpotomi vital
3. Kontrol
REFERENSI

 Tarigan, R. 2015. Perawatan Pulpa Gigi.


Jakarta:EGC

 Chandra, S dan Gopikrishna. 2014. Grossman’s.

 Endodontic Practice. Edition 13. Woltes Kluwer.

 Chong, B.S. 2010. Endodontic in clinical practice.


New York: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai