Anda di halaman 1dari 2

2.

c kelinci
Efek atropin pada mata menyebabkan midriasis dan siklopegia, memperlebar
pupil ,berkurangnya akomodasi, glaucoma tertutup, dan radang iris.
Atropine ditujukan untuk menghambat M. constrictor pupillae dan M. ciliaris lensa
mata, sehingga menyebabkan midriasis dan siklopegia (paralisis mekanisme
akomodasi). Midriasis mengakibatkan fotopobia, sedangkan siklopegia
menyebabkan hilangnya daya melihat jarak dekat.
Pilokarpin bekerja sebagai reseptor agonis muskarinik pada sistem saraf
parasimpatik. Efek pilocarpin penglihatan buram, perubahan lensa, pendarahan,
dan hambatan pada pupil .
Pilokarpin bekerja pada reseptor muskarinik (M3) yang terdapat pada otot spingter
iris, yang menyebabkan otot berkontraksi dan menyebabkan pupil mata mengalami
miosis. Pembukaan terhadap jala mata trabekular secara langsung meningkatkan
tekanan pada cabang skleral. Aksi ini memfasilitasi pengeluaran cairan pada
kelopak mata sehingga menurunkan tekanan intraokular (dalam mata) (dengan
menurunkan resistensi aliran pada aqueous humor).

4. a mencito
Pada kelompok I, mencit diberi valium dengan cara injeksi/suntikan . Pada
pengamatan yang telah dilakukan, pada waktu 15 menit pertama, mencit tidak
mengalami kejang, didapati peningkatan pernafasan, tidak didapati sedasi dan
masih hidup (tidak mati). Pada 30, 45, dan 60 menit selanjutnya, tidak didapati
perubahan pada 15 menit pertama.
Pada kelompok II, mencit diberi aquades dengan cara per oral. Pada pengamatan
yang telah dilakukan, pada waktu 15 menit pertama, mencit tidak mengalami
kejang, didapati peningkatan frekuensi pernafasan yang lebih hebat, tidak sedasi
dan tidak mati (masih hidup).
Pada waktu 30 menit pertama, mencit didapati kejang, peningkatan frekuensi
pernafasan, mengalami sedasi dan tidak mati (masih hidup)
Pada waktu 45 menit pertama, mencit didapati kejang, tidak didapati peningkatan
frekuensi pernafasan, mengalami sedasi, dan tidak mati (masih hidup)

Pada waktu 60 menit pertama, mencit didapati mengalami kejang, tidak mengalami
peningkatan pernafasan, tidak sedasi dan tidak pula mati (masih iduup ^^)

Pada kelompok III, mencit diberi diazepam dengan cara per oral. Pada
pengamatan yang telah dilakukan, pada waktu 15 menit pertama, mencit tidak
mengalami kejang, didapati peningkatan frekuensi pernafasan yang lebih hebat,
tidak sedasi dan tidak mati (masih hidup).
Pada waktu 30 menit pertama, mencit tidak mengalami kejang, terjadi peningkatan
frekuensi pernafasan, tidak mengalami sedasi dan tidak mati (masih hidup)
Pada waktu 45 menit pertama, mencit tidak mengalami kejang, didapati
peningkatan frekuensi pernafasan, mengalami sedasi, dan tidak mati (masih hidup)
Pada waktu 60 menit pertama, mencit didapati mengalami kejang, mengalami
peningkatan pernafasan, tidak sedasi dan tidak pula mati (masih iduup ^^)

Anda mungkin juga menyukai