Anda di halaman 1dari 5

ANESTESI INFILTRASI

No Dokumen : 7.2.1.159/UKP/I/2018
No revisi :
SOP Tanggal terbit : Februari 2018
Halaman : 1/5

UPTD HENDRIYANI S.ST, M.Kes


Puskesmas NIP. 19680217 198802 2002
Trimulyo
1. Pengertian Anastesi infiltrasi adalah suatu metode anastesi yang mendeponirkan
larutan anastesikum di sekitar gigi yang akan di cabut, yaitu di bagian
lipatan mukobukal , lingual atau bagian palatum yang bertujuan untuk
menimbulkan anastesi ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar
jaringan yang akan dianastesi sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di
kulit dan jaringan yang terletak lebih dalam misalnya daerah kecil
dikulit atau gusi (pencabutan gigi)
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melakukananastesi sebelum pencabutan gigi.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Trimulyo Nomor: 440/ /42/N.02.13/
/2018 tentang Kebijakan Layanan Klinis.
4. Referensi 1. Cooke-Waite, Atlas of Local anesthesia in dentistry, alih bahasa
purwanto. 1993, penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta
2. http://dentistexellent.wordpress.com/kesehatan-gigi/oral-surgery/
anastesy
5. Alat dan 1. Kapas (cotton pellet), dan povidon iodine 10 %
Bahan 2. Jarum suntik dengan larutan anastesikum
3. Sarana pelindung diri (masker dan sarung tangan)
4. Lembar informed concernt (surat pernyataan persetujuan tindakan)
5. Tensimeter
6. Langkah- 1. Persiapan
langkah a. Menyiapkan kapas (cotton pellet), larutan rivanol dan povidon
iodine 10 %
b. Menyiapkan jarum suntik dengan larutan anastesikum
c. Menyiapkan sarana pelindung diri (masker dan sarung tangan)
d. Posisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi
e. Lembar informed concernt (surat pernyataan persetujuan
tindakan)
f. Menyiapkan tensimeter
2. Pelaksanaan anastesi infiltrasi
a. Memeriksa tanda-tanda vital pasien ( TD, Nadi, RR )
b. Desinfeksi sekitar gigi yang akan di cabut sampai area yang akan
disuntikan sampai 10%
c. Melakukan anastesi dengan teknik anastesi infiltrasi :
 Daerahbukal/labial/RA/RB
Masukkan jarum ke dalam mukosa +2-3 mm, ujung jarum
berada pada apeks dari gigi yang dicabut. Sebelum
mendeponir anastetikum, lakukan aspirasi untuk melihat
apakah pembuluh darah tertusuk. Bila sewaktu dilakukan
aspirasi dan terlihat darah masuk ke dalam kerpul,tarik
karpul. Buang darah yang berada di karpul dan lakukan
penyuntikan pada lokasi lain yang berdekatan. Masukkan
obat dengan perlahan dan tidak boleh mendadak sebanyak
0,5 ml

 Daerah Palatal/Lingual
Masukkan jarum sampai menyentuh tulang. Masukkan obat
perlahan dan tidak boleh mendadak sebanyak 0,5 ml. Akan
terlihat mukosa daerah tersebut putih/pucat.

 Daerah Interdental Papil


Masukkan jarum pada daerah papila interdental, masukkan
obatnya sebanyak 0,5 ml. Akan terlihat mukosa daerah
tersebut memucat

d. Tes Efek Anastesi


Membuang jarum bekas pakai pada safety box dan cartridge
(tempat larutan anastesi) pada sampah medis. Tidak boleh
digunakan untuk pasien yang lain walaupun sedikit sekali
larutan yang digunakan.
7. Diagram
Alir Memeriksa Desinfeksi area
Persiapan
TD, Nadi, gigi yang akan
RR di cabut

Daerah Anestesi dengan


Bukal/Labial tehnik infiltrasi
RA/Rb

Masukksan jarum
ke mukosa sedalam
2-3 mm

aspirasi

Tarik karpul, Penyuntikan di


ada buang darah tempat lain 0,5
darah? dalam karpul mm

Langsung deponir
anastetikum 0,5 mm

Daerah Masukksan Daerah


Palatal / jarum sampai interdental
Lingual menyentuh papil
tulang, deponir
anestetikum 0,5
mm

Masukkan jarum pada


tes efek interdental papil, deponir
anestesi anastetikum 0,5 mm

8. Hal yang 1. Indikasi :


perlu di a. Natal tooth / neonatal tooth :
perhatikan b. Mobility, dapat mengiritasi : menyebabkan ulserasi pada lidah,
mengganggu untuk menyusui
c. Gigi dengan karies luas, karies mencapai bifurkasi dan tidak
dapat direstorasi.
d. Infeksi di periapikal atau interradikular dan tidak dapat
disembuhkan kecuali dengan pencabutan
e. Gigi yang sudah waktunya tanggal dengan catatan bahwa
penggantinya sudah mau erupsi
f. Gigi sulung yang persistensi
g. Gigi sulung yang mengalami impacted, karena dapat
menghalangi gigi tetap
h. Gigi yang mengalami ulkus decubitus
i. Untuk perawatan orthodonsi
j. Supernumery tooth
k. Gigi penyebab abses dentoalveolar
2. Kontra Indikasi :
a. Ada infeksi akut dalam rongga mulut
b. Kelainan darah
c. Penderita penyakit jantung
d. Pada penyakit infeksi akut sehingga resiistensi tubuh lebih
rendah dan dapat menyebabkan infeksi sekunder
e. Ada tumor ganas
f. Penderita Diabetes Mellitus
g. Tidak ada persetujuan dari pasien
9. Unit terkait 1. Tim mutu Puskesmas,
2. Koordinator pelayanan klinis,
3. Koordinator administrasi dan manajemen,
4. Koordinator upaya Puskesmas
5. Kepala Puskesmas
10. Dokumen Catatan medis, buku register, blangko resep
terkait

11. Rekaman Historis


No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

Anda mungkin juga menyukai