Anda di halaman 1dari 41

UPT.

PUSKESMAS NUSA
PENIDA III

UPT. PUSKESMAS
PROSEDUR PELAYANAN PASIEN DI POLI GIGI
NUSA PENIDA III
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/2

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : Prosedur yang harus dilaksanakan di poli gigi dalam rangka
pelayanan kepada pasien.
2. Tujuan : Tercapainya penegakan diagnosa penyakit gigi dan mulut serta
ditentukan rencana therapy dan tindakan.
3. Kebijakan : - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi.
- Penegakan diagnosa oleh dokter gigi atau perawat gigi sesuai
kasus.
- Tindakan oleh dokter gigi dan dapat dilimpahkan kepada
perawat gigi.
4. Referensi :
https://www.academia.edu/19660086/STANDAR_OPERASIONAL_P
ROSEDUR_BARU_GIGI

5. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :


1. Dental unit lengkap.
2. Alat diagnosa lengkap (kaca mulut, pinset, sonde)
3. Bahan dan alat instrumen disesuaikan dengan tindakan yang
akan diberikan.

6. Prosedur : 1. Beri salam.


2. Persilakan pasien untuk duduk di kursi dental.
3. Cuci tangan.
4. Lakukan anamnesa.
5. Pemeriksaan fisik intraoral dan ekstraoral.
6. Penegakan diagnosa.
7. rencana therapy dan tindakan.
8. Informed concern lisan atau tertulis.
9. Pemberian therapy dan atau tindakan sesuai dengan diagnosa
UPT. PUSKESMAS
PROSEDUR PELAYANAN PASIEN DI POLI GIGI
NUSA PENIDA III
pasien.
10. Pasien diperkenankan pulang.
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/2

7. Bagan Alir
Beri salam Pasien duduk di kursi dental.

Cuci tangan

Anamnesa

Pemeriksaan fisik
Pasien Intraoral & Ekstraoral
Pulang

Penegakan diagnosa

Terapi Informed Rencana Terapi


sesuai Concern Lisan & Tindakan
diagnosa & Tertulis

8. Unit terkait : KIA, BP Umum, Laboratorium


PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS
KARIES DINI / KARIES EMAIL TANPA KAVITAS / LESI
KESEHATAN
PUTIH DAN TATA LAKSANA PENANGANANNYA (K 02.0)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/2

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : Karies yang pertama terlihat secara klinik.

2. Tujuan : Dapat tegaknya diagnosa karies dini dan terlaksananya


penatalaksanaan kasus karies dini.
3. Kebijakan : - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi.
- Penegakan diagnosa oleh dokter gigi atau perawat gigi sesuai
kasus.
- Tindakan oleh dokter gigi dan dapat dilimpahkan kepada
perawat gigi.
4. Referensi :

5. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :


1. Dental unit lengkap.
2. Alat diagnosa lengkap (kaca mulut, pinset, sonde).
3. Kapas gulung.
4. Butiran kapas.
5. Alat polis.
6. Larutan flour.
6. Prosedur : 1. Pemeriksaan intra oral dengan sonde tumpul, pada email
terlihat daerah lesi putih.
2. Penegakan diagnosa.
3. Berikan informed consent lisan untuk tindakan yang akan
dilakukan.
4. Poles gigi yang mengalami karies dini.
5. Wilayah gigi yang akan dilakukan perawatan diisolasi
menggunakan kapas gulung.
6. Oleskan larutan fluor menggunakan butiran kapas pada gigi
yang akan dirawat. Diamkan beberapa saat.
DINAS
KARIES DINI / KARIES EMAIL TANPA KAVITAS / LESI
KESEHATAN
PUTIH DAN TATA LAKSANA PENANGANANNYA (K 02.0)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/2

7. Ambil kapas gulung dan instruksikan agar pasien tidak makan,


minum, atau berkumur-kumur selama kurang lebih 1 jam.
8. Pasien diperkenankan pulang.
7. Bagan Alir
Pemeriksaan intra oral
dengan sonde tumpul, Penegakan diagnosa.
pada email terlihat
daerah lesi putih.

Berikan informed consent


lisan untuk tindakan yang
akan dilakukan.

Poles gigi yang mengalami


karies dini.

Pasien diperkenankan Wilayah gigi yang akan


pulang. dilakukan perawatan
diisolasi menggunakan
kapas gulung.

Ambil kapas gulung dan Oleskan larutan fluor


instruksikan agar pasien menggunakan butiran
tidak makan, minum, atau kapas pada gigi yang akan
berkumur-kumur selama dirawat. Diamkan
kurang lebih 1 jam. beberapa saat.

8. Unit terkait : -
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS KARIES EMAIL DENGAN KAVITAS, KARIES MENCAPAI


KESEHATAN DENTIN DENGAN KAVITAS DAN TATA LAKSANA
KOTA METRO PENANGANANNYA
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/2

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : - Karies yang terjadi pada email sebagai lanjutan karies dini yang
lapisan permukaannya rusak.
- Karies yang sudah berkembang mencapai dentin.
2. Tujuan : 1. Dapat terdiagnosanya kareis email dengan kavitas atau kareis
yang sudah mencapai dentin.
2. Terlaksananya penatalaksanaan karies email dengan kavitas atau
karies yang sudah mencapai dentin.
3. Kebijakan : - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi.
- Penegakan diagnosa oleh dokter gigi atau perawat gigi sesuai
kasus.
- Tindakan oleh dokter gigi dan dapat dilimpahkan kepada
perawat gigi.
4. Referensi :

5. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :


1. Dental unit lengkap.
2. Alat diagnosa lengkap (kaca mulut, pinset, sonde).
3. Kapas gulung.
4. Butiran kapas.
5. Bur untuk preparasi.
6. Alat Tumpat set.
7. Alat poles.
8. Cairan fluor.
9. Bahan pelapis dentin atau pulp capping.
10. Bahan tumpat (tergantung letak dan macam giginya : resin
komposit ionomer glass).
DINAS KARIES EMAIL DENGAN KAVITAS, KARIES MENCAPAI
KESEHATAN DENTIN DENGAN KAVITAS DAN TATA LAKSANA
KOTA METRO PENANGANANNYA
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/2

6. Prosedur : 1. Pemeriksaan intra oral : sudah terdapat kavitas pada email atau
karies sudah mencapai dentin.
2. Penegakan diagnosa.
3. Berikan informed consent lisan untuk tindakan yang akan
dilakukan.
4. Tergantung pada lokasi estetika ditumpat.
- Jika mengganggu estetika ditumpat.
-
Jika tidak mengganggu estetika : lakukan recountoring,
poles dan ulas flour.
5. Tumpat kavitas yang dangkal dengan glass ionomer, kavitas
yang dalam dilapisi pulp caping terlebih dahulu kemudian
ditumpat glass ionomer atau resin komposit.
6. Lakukan tahapan prosedur tumpatan.
7. Bagan Alir
Pemeriksaan intra oral :
sudah terdapat kavitas Penegakan diagnosa.
pada email atau karies
sudah mencapai dentin.

Berikan informed consent


lisan untuk tindakan yang
akan dilakukan.

Tergantung pada lokasi


estetika ditumpat.
- Jika mengganggu estetika
ditumpat.
- Jika tidak mengganggu
estetika : lakukan
recountoring, poles dan
ulas flour.

Tumpat kavitas yang


dangkal dengan glass
ionomer, kavitas yang
Lakukan tahapan prosedur
tumpatan. dalam dilapisi pulp caping
terlebih dahulu kemudian
ditumpat glass ionomer
atau resin komposit.

8. Unit terkait : -
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS
KARIES PADA CEMENT / KARIES AKAR GIGI
KESEHATAN
(K 02.2)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/2

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : - Karies yang terjadi pada permukaan akar biasanya terjadi pada
orang dewasa yang gingivanya telah mengalami resesi.
2. Tujuan : 1. Dapat tegaknya diagnosa karies pada semen atau karies pada
akar gigi.
2. Terlaksananya penata laksanaan karies pada akar gigi.
3. Kebijakan : - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi.
- Penegakan diagnosa oleh dokter gigi atau perawat gigi.
- Tindakan oleh dokter gigi dan dapat dilimpahkan kepada
perawat gigi.
4. Referensi :

5. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :


1. Dental unit lengkap.
2. Alat diagnosa lengkap (kaca mulut, pinset, sonde).
3. Kapas gulung.
4. Butiran kapas.
5. Bur untuk preparasi.
6. Bahan pelapis dentin/pulp capping.
7. Alat tumpat set.
8. Bahan tumpat (tergantung letak dan macam giginya : resin
komposit, ionomer glass).
6. Prosedur : 1. Pemeriksaan intra oral : terdapat karies pada cemen atau akar
gigi.
2. Penegakan diagnosa.
3. Berikan informed consent lisan untuk tindakan yang akan
dilakukan.
4. Lakukan prosedur tumpatan.
5. Pasien diperkenankan pulang.
DINAS
KARIES PADA CEMENT / KARIES AKAR GIGI
KESEHATAN
(K 02.2)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/2

7. Bagan Alir
Pemeriksaan intra oral :
terdapat karies pada Penegakan diagnosa.
cemen atau akar gigi.

Berikan informed consent


lisan untuk tindakan yang
akan dilakukan.

Pasien diperkenankan Lakukan prosedur


pulang. tumpatan.

8. Unit terkait : -
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS
PULPITIS REVERSIBEL, PULPITIS AWAL/HIPEREMI DAN
KESEHATAN
TATALAKSANA PENANGANANNYA
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/2

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : Radang pulpa ringan sampai sedang akibat rangsang, radang dapat
sembuh setelah penyebab/rangsang dihilangkan.
2. Gejala Klinis : Nyeri tajam terjadi singkat tetapi tidak spontan, tidak terus
menerus, nyeri hilang setelah rangsang dihilangkan. Rangsangan
berupa rangsang dingin, panas, asam, manis.
3. Tujuan : 1. Dapat tegaknya diagnosa pulpitis reversibel/pulpitis
awal/plpitis hiperemia.
2. Terlaksananya tata laksana penanganan kasus pulpitis
reversibel.
4. Kebijakan : - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi.
- Penegakan diagnosa oleh dokter gigi atau perawat gigi.
- Tindakan oleh dokter gigi dan dapat dilimpahkan kepada
perawat gigi.
5. Referensi :

6. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :


1. Dental unit lengkap.
2. Alat diagnosa lengkap (kaca mulut, pinset, sonde).
3. Kapas gulung.
4. Butiran kapas.
5. Bur untuk preparasi.
6. Alat tumpat set.
7. Bahan pulp capping.
8. Bahan tumpat (tergantung letak dan macam giginya : resin
komposit, ionomer glass).
7. Prosedur : 1. Pemeriksaan fisik intraoral dan ekstraoral.
2. Penegakan diagnosa pulpitis reversibel, pulpitis
awal/hiperemia.
DINAS
PULPITIS REVERSIBEL, PULPITIS AWAL/HIPEREMI DAN
KESEHATAN
TATALAKSANA PENANGANANNYA
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/2

3. Berikan informed consent lisan.


4. Lakukan prosedur pulp capping.
5. Pada kunjungan berikut lakukan tambalan dengan glass
ionomer atau resin komposit sesuai indikasi tambalan.
8. Bagan Alir
Penegakan diagnosa
Pemeriksaan fisik
pulpitis reversibel, pulpitis
intraoral dan ekstraoral.
awal/hiperemia.

Berikan informed consent


lisan.

Pada kunjungan berikut


lakukan tambalan dengan
Lakukan prosedur pulp
glass ionomer atau resin
capping.
komposit sesuai indikasi
tambalan.

9. Terapi : Bila perlu


- parasetamol / asam mefenamat / ibuprofen/antalgin.
10.Unit terkait : -
\
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS
PULPITIS IRREVERSIBEL DAN TATALAKSANA
KESEHATAN
PENANGANANNYA (K 044.01, K.04.02)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/2

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : - Radang pulpa yang ringan (baru terjadi) atau yang berlangsung
lama, ditandai dengan nyeri spontan terutama pada saat terkena
rangsang dingin.
- Pada kasus akut, merupakan radang pulpa lama ditandai dengan
rasa nyeri akut spontan setelah terbentuknya eksudat/mikroabses
di dalam pulpa.
2. Tujuan : 1. Dapat terdiagnosanya pulpitis irreversibel.
2. terlaksananya penatalaksanaan pulpitis irreversibel.
3. Kebijakan : - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi.
- Penegakan diagnosa oleh dokter gigi.
- Tindakan oleh dokter gigi.
4. Referensi :

5. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :


1. Dental unit lengkap.
2. Alat diagnosa lengkap (kaca mulut, pinset, sonde).
3. Kapas gulung.
4. Butiran kapas.
5. Bur untuk preparasi.
6. Alat tumpat set.
7. Eugenol.
8. Bahan pulp capping (calsum hidroksida).
9. Bahan Zink Oxide.
10. Formocresol
11. Zn phosphate cemen
12. Bahan tumpatan (tergantung letak dan macam giginya : resin
komposit, ionomer glass)
DINAS
PULPITIS IRREVERSIBEL DAN TATALAKSANA
KESEHATAN
PENANGANANNYA (K 044.01, K.04.02)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/2

6. Prosedur : 1. Pemeriksaan fisik iintraoral dan ekstraoral.


2. Penegakan diagnosa pulpitis irreversibel, pulpitis
awal/hiperemia.
3. Berikan informed consent lisan.
4. Laksanakan prosedur tindakan untuk pulpitis irreversibel.
5. Rujuk ke rumah sakit.
6. Pasien diperkenankan pulang.
7. Bagan Alir
Pemeriksaan fisik Penegakan diagnosa
iintraoral dan ekstraoral. pulpitis irreversibel,
pulpitis awal/hiperemia.

Berikan informed consent


lisan.
Pasien diperkenankan
pulang.

Laksanakan prosedur
Rujuk ke rumah sakit. tindakan untuk pulpitis
irreversibel.

8. Terapi : Bila Perlu


- Amoksilin
- Parasetamol/asam mefenamat/ibu profen/antalgin.
9. Unit terkait : -
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS
GANGREN PULPA DAN TATALAKSANA
KESEHATAN
PENANGANANNYA (K 04.1)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/2

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : Kematian jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya, sebagai
kelanjutan proses karies atau trauma.
2. Gejala Klinis : Tanda-tanda klinis yang sering ditemui : tidak ada symptom sakit,
terlihat jaringan pulpa mati, perubahan warna gigi, translusens gigi
berkurang, dan berbau busuk.
3. Tujuan : 1. Dapat tegaknya diagnosa gangren pulpa.
2. Terlaksananya penatalaksanaan gangren pulpa.
4. Kebijakan : - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi.
- Penegakan diagnosa oleh dokter gigi atau dapat dilimpahkan
kepada perawat gigi.
- Tindakan oleh dokter gigi dan dapat dilimpahkan kepada
perawat gigi untuk beberapa jenis gigi.
5. Referensi :

6. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :


1. Dental unit lengkap.
2. Alat diagnosa lengkap (kaca mulut, pinset, sonde).
3. Alat exodonti lengkap.
7. Prosedur : 1. Pemeriksaan fisik intraoral : terlihat jaringan pulpa mati,
perubahan warna gigi, translusens gigi berkurang atau gigi
sudah tinggal radiks dan berbau busuk.
2. Penegakan diagnosa gangren pulpa.
3. Berikan informed consent lisan atau tertulis.
4. Alternatif tindakan :
a. Exodonti
b. Konservasi
5. Alternatif tindakan konservasi adalah untuk gigi yang secara
klinis masih bisa dilakukan tindakan konservasi dengan
perawatan saluran akar (endodontik) dirujuk ke rumah sakit.
6. Pasien diperkenankan pulang.
DINAS
GANGREN PULPA DAN TATALAKSANA
KESEHATAN
PENANGANANNYA (K 04.1)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/2

8. Bagan Alir
Pemeriksaan fisik
intraoral : terlihat
jaringan pulpa mati, Penegakan diagnosa
perubahan warna gigi, gangren pulpa.
translusens gigi
berkurang atau gigi
sudah tinggal radiks dan
berbau busuk.
Berikan informed consent
lisan atau tertulis.

Alternatif tindakan :
a. Exodonti
b. Konservasi

Alternatif tindakan
konservasi adalah untuk
gigi yang secara klinis
masih bisa dilakukan
Pasien diperkenankan
tindakan konservasi dengan
pulang.
perawatan saluran akar
(endodontik) dirujuk ke
rumah sakit.

9. Unit terkait : -
\
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS GANGREN PULPA DENGAN KELAINAN JARINGAN


KESEHATAN PRIAPIKAL (PERIODONTITIS PERIAPIKAL, ABSES
KOTA METRO PERIAPIKAL) DAN TATALAKSANA PENANGANANYA
Nomor : No. Rev : - Hal. ½

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : Inflamasi akibat kontaminasi bakteri pada daerah periapek yang
berasal dari pulpa gigi, dan dapat berkembang menjadi abses
periapikal.
2. Gejala Klinis : Tanda-tanda klinis yang sering ditemui : sudah ada symptom rasa
sakit pada tekanan, sampai dengan pembengkakan, abses yang
terjadi di periapeks gigi, nekrosis dan menimbulkan gejala demam.
Pada palpasi dan perkusi terasa sakit.
3. Tujuan : 1. Dapat tegaknya diagnosa periodontitis periapikal dan atau
abses periapekal.
2. Terlaksananya penatalaksanaan periodontitis periapikal dan
atau abses periapikal.
4. Kebijakan : - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi.
- Penegakan diagnosa oleh dokter gigi dapat dilimpahkan kepada
perawat gigi.
- Terapi dan tindakan oleh dokter gigi dan dapat dilimpahkan
kepada perawat gigi.
5. Referensi :

6. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :


1. Dental unit lengkap.
2. Alat diagnosa lengkap (kaca mulut, pinset, sonde).
7. Prosedur : 1. Pemeriksaan ekstraoral : palpasi lymponidi
2. Pemeriksaan intraoral : palpasi sekitar apeks gigi sakit, perkusi
sakit.
3. Berikan inform consernt lisan.
4. Premedikasi : antibiotik, analgetik, antiinflamasi.
5. Setelah peradangan mereda, alternatif tindakan adalah :
a. Tindakan exodonti
b. Tindakan konservasi
DINAS GANGREN PULPA DENGAN KELAINAN JARINGAN
KESEHATAN PRIAPIKAL (PERIODONTITIS PERIAPIKAL, ABSES
KOTA METRO PERIAPIKAL) DAN TATALAKSANA PENANGANANYA
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/2

6. Untuk tindakan konservasi lebih lanjut dirujuk ke rumah sakit.


7. Pasien diperkenankan pulang.

8. Bagan Alir
Pemeriksaan ekstraoral : Pemeriksaan intraoral :
palpasi lymponidi palpasi sekitar apeks gigi
sakit, perkusi sakit.

Berikan inform consernt


lisan.

Pasien diperkenankan Premedikasi : antibiotik,


pulang. analgetik, antiinflamasi.

Setelah peradangan
Untuk tindakan konservasi mereda, alternatif tindakan
lebih lanjut dirujuk ke adalah :
rumah sakit. a. Tindakan exodonti
b. Tindakan konservasi

9. Terapi : - Amoksilin / clyndamicin / metronidazol


- parasetamol / asam mefenamat / ibuprofen/antalgin
- dexametason / kalium diklofenak
10.Unit terkait : -
\
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS
GINGIVITIS, DAN PENATALAKSANAANNYA
KESEHATAN
(K. 05.0 / K.05.1)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/2

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : - Peradangan gusi yang disebabkan oleh faktor lokal dan atau
faktor systemik.
2. Tujuan : 1. Dapat terdiagnosanya peradangan yang terjadi pada jaringan
gingigiva.
2. Terlaksananya prosedur penatalaksanaan gingivitis.
3. Kebijakan : - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi.
- Penegakan diagnosa oleh dokter gigi dan atau perawat gigi.
- Tindakan oleh dokter gigi, perawat gigi sebagai asisten.
4. Referensi :

5. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :


1. Dental unit lengkap.
2. Alat diagnosa lengkap (kaca mulut, pinset, sonde).
3. Periodontal probe benang gigi / dental floss.
4. Alat oral propilaksis : sikat poles, karet poles, bahan poles.
5. Scaler : manual dan ultra sonik.
6. Prosedur : 1. Pemeriksaan intra oral :
a. Ada perubahan dalam hal warna gusi, bentuk permukaan
dan konsistensi :
- Warna merah terang – merah kebiruan
- Konsistensi lunak – kenyal
- Bentuk membulat
- Permukaan licin, kasar seperti kulit jeruk.
- Pada probing ada tendensi perdarahan.
- Ada pocket gingival yang dasarnya terletak pada
Comento Enamal Junction (CEJ).
b. Halitosis.
2. Berikan informed consent lisan untuk rencana perawatan.
DINAS
GINGIVITIS, DAN PENATALAKSANAANNYA
KESEHATAN
(K. 05.0 / K.05.1)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/2

3. Perawatan awal :
DHE (Dental Health Education) meliputi pemberian disclosing
solution, teknik dan cara membersihkan gigi (sikat gigi,
flossing), pengendalian plak di rumah, pola makan (jenis,
frekuensi, komposisi konsistensi makanan) menghilangkan
kebiasaan buruk, anjuran kunjungan berkala, anjuran perawatan
gigi rutin.
4. Pemberian premedikasi untuk kasus akut.
5. Scalling supragingiva dan subgingiva (untuk kasus yang
memerlukan tindakan lebih kompleks rujuk ke RS).
6. Pemberian topikal anestesi pada kasus yang hipersensitif.
7. Pasien diperkenakan pulang.
7. Bagan Alir
Pemeriksaan intra oral :
a. Ada perubahan dalam hal warna Berikan informed consent
gusi, bentuk permukaan dan lisan untuk rencana
konsistensi : perawatan.
- Warna merah terang – merah
kebiruan
- Konsistensi lunak – kenyal
Perawatan awal :
- Bentuk membulat
DHE (Dental Health
- Permukaan licin, kasar seperti
Education) meliputi
kulit jeruk.
pemberian disclosing solution,
- Pada probing ada tendensi
teknik dan cara membersihkan
perdarahan.
gigi (sikat gigi, flossing),
- Ada pocket gingival yang
pengendalian plak di rumah,
dasarnya terletak pada
pola makan (jenis, frekuensi,
Comento Enamal Junction
komposisi konsistensi
(CEJ).
makanan) menghilangkan
b. Halitosis.
kebiasaan buruk, anjuran
kunjungan berkala, anjuran
perawatan gigi rutin.

Pemberian premedikasi untuk


kasus akut.
Pasien diperkenakan pulang.

Scalling supragingiva dan


subgingiva (untuk kasus yang
Pemberian topikal anestesi memerlukan tindakan lebih
pada kasus yang hipersensitif. kompleks rujuk ke RS).

8. Terapi : - Vitamin C
- Bila perlu, parasetamol/asam mefenamat.
9. Unit terkait : -
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS
KESEHATAN PERIODONTITIS DAN PENATALAKSANAAN (K. 05)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/3

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : Peradangan jaringan periodontium yang lebih dalam yang
merupakan lanjutan dari peradangan gingiva.
2. Tujuan : 1. Dapat tegaknya diagnosa peradangan pada jaringan periodontal.
2. Terlaksananya prosedur penatalaksanaan periodontitis.
3. Kebijakan : - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi.
- Penegakan diagnosa oleh dokter gigi.
- Tindakan oleh dokter gigi, perawat gigi sebagai asisten dokter
gigi.
4. Referensi :

5. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :


1. Dental unit lengkap.
2. Alat diagnosa lengkap (kaca mulut, pinset, sonde).
3. Periodontal probe benang gigi / dental floss.
6. Prosedur : 1. Pemeriksaan intra oral :
a. Ada perubahan dalam hal warna gusi, bentuk permukaan
dan konsistensi :
- Warna merah terang – merah kebiruan
- Konsistensi lunak – kenyal
- Bentuk membulat
- Permukaan licin, kasar seperti kulit jeruk.
- Pada probing ada tendensi perdarahan.
- Ada pocket gingival yang dasarnya terletak pada
Comento Enamal Junction (CEJ).
b. Halitosis.
c. Pocket dalam >> 3 mm.
d. Loss of attachment
e. Mobility
f. Kerusakan membran periodontal dan tulang alveolar.
DINAS
KESEHATAN PERIODONTITIS DAN PENATALAKSANAAN (K. 05)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/3

2. Penegakan diagnosa.
3. Informed consent lisan.
4. Perawatan awal :
DHE (Dental Health Education) meliputi pemberian disclosing
solution, teknik dan cara membersihkan gigi (sikat gigi,
flossing), pengendalian plak di rumah, pola makan (jenis,
frekuensi, komposisi konsistensi makanan) menghilangkan
kebiasaan buruk, anjuran kunjungan berkala, anjuran perawatan
gigi rutin.
5. Pemberian obat premedikasi untuk kasus akut.
6. Setelah peradangan reda alternatif tindakan yaitu :
a. Exodotia
b. Untuk perawatan periodonti lebih lanjut pasien dirujuk ke
rumah sakit.
7. Pasien diperkenankan pulang.
7. Bagan Alir
Pemeriksaan intra oral :
a. Ada perubahan dalam hal warna Penetakan diagnosa
gusi, bentuk permukaan dan
konsistensi :
- Warna merah terang – merah
kebiruan
- Konsistensi lunak – kenyal Informed concernt lisan
- Bentuk membulat
- Permukaan licin, kasar seperti
kulit jeruk.
- Pada probing ada tendensi
perdarahan.
- Ada pocket gingival yang Perawatan awal :
dasarnya terletak pada Comento DHE (Dental Health
Enamal Junction (CEJ). Education) meliputi
b. Halitosis. pemberian disclosing solution,
c. Pocket dalam > 3 mm teknik dan cara membersihkan
d. Loss of attachment gigi (sikat gigi, flossing),
e. Mobility pengendalian plak di rumah,
f. Kerusakan membran periodontal dan pola makan (jenis, frekuensi,
tulang alveolar. komposisi konsistensi
makanan) menghilangkan
kebiasaan buruk, anjuran
kunjungan berkala, anjuran
Pasien diperkenakan pulang. perawatan gigi rutin.

Setelah peradangan reda alternatif


tindakan yaitu : Pemberian premedikasi untuk
a. Exodotia
kasus akut.
b. Untuk perawatan periodonti lebih
lanjut pasien dirujuk ke rumah sakit.
DINAS
KESEHATAN PERIODONTITIS DAN PENATALAKSANAAN (K. 05)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 3/3

8. Terapi : - parasetamol / asam mefenamat.


- Bila terbentuk abses, beri antibiotik : clindamisin / metronidazol
9. Unit terkait : -
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS
ABSES GIGI DAN TATALAKSANA PENANGANANNYA
KESEHATAN
(K 04.1)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/2

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : Pengumpulan nanah yang telah menyebar dari sebuah gigi ke
jaringan di sekitarnya, biasanya berasal dari suatu infeksi.
2. Tujuan : 1. Dapat tegaknya diagnosanya abses gigi.
2. Terlaksananya prosedur penatalaksanaan abses gigi.
3. Kebijakan : - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi.
- Penegakan diagnosa oleh dokter gigi dan dapat dilimpahkan
kepada perawat.
- Tindakan oleh dokter gigi dan dapat dilimpahkan kepada
perawat gigi.
4. Referensi : Standar pelayanan medis kedokteran gigi Indonesia, 1999.

5. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :


1. Dental unit lengkap.
2. Alat diagnosa lengkap (kaca mulut, pinset, sonde).

6. Prosedur : 1. Pemeriksaan ekstraoral dan intraoral : tanda-tanda klinis yang


sering ditemui.
a. Pada pemeriksaan tampak pembengkakan di gigi yang
sakit.
b. Bila abses terdapat di gigi depan atas pembengkakan dapat
sampai ke kelopak mata.
c. Abses pada gigi belakang atas menyebabkan bengkak
sampai ke pipi.
d. Abses gigi bawah menyebabkan bengkak sampai ke dagu
atau telinga dan submaksilaris.
e. Penderita kadang demam.
f. Kadang disertai dengan trismus.
g. Gigi goyah dan sakit saat mengunyah.
2. Penegakan diagnosa abses gigi.
DINAS
ABSES GIGI DAN TATALAKSANA PENANGANANNYA
KESEHATAN
(K 04.1)
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/2

3. Berikan informed consent lisan.


4. Premedikasi : antibiotik, analgetik, antinflamsi, ruborantia
5. Pasien diperkenankan pulang.
7. Bagan Alir
Pemeriksaan ekstraoral dan
intraoral : tanda-tanda klinis yang
sering ditemui. Penegakan diagnosa
a. Pada pemeriksaan tampak abses gigi.
pembengkakan di gigi yang
sakit.
b. Bila abses terdapat di gigi
depan atas pembengkakan dapat
Berikan informed
sampai ke kelopak mata.
consent lisan.
c. Abses pada gigi belakang atas
menyebabkan bengkak sampai
ke pipi.
d. Abses gigi bawah menyebabkan
bengkak sampai ke dagu atau Premedikasi : antibiotik,
telinga dan submaksilaris. analgetik, antinflamsi,
e. Penderita kadang demam. ruborantia
f. Kadang disertai dengan trismus.
g. Gigi goyah dan sakit saat
mengunyah.

Pasien diperkenankan
pulang.

8. Terapi : - Clyndamicin / metronidazol.


- Parasetamol / asam mefenamat / ibuprofen / antalgin.
- Bila perlu, dexametason / kalium diklofenak.
- Bila perlu, vitamin Bc, vitamin C
9. Unit terkait : -
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS
KESEHATAN PROSEDUR ANESTESI LOKAL
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/4

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : Anestesi lokal; obat yang mampu menghambat konduksi saraf
(terutama nyeri) secara reversibel pada bagian tubuh yang spesifik.
Farmakologi.files.wordpress.com/2009/09/anestesi-lokal.pdf
2. Tujuan : Sebagai pedoman untuk melakukan anestesi lokal.

3. Kebijakan : - Persiapan peralatan dilaksanakan oleh perawat gigi.


- Tindakan oleh dokter gigi dan dapat dilimpahkan kepada
perawat gigi (kecuali anestesi blok)
4. Referensi : Petunjuk Praktis Anestesi Lokal, Alih Bahasa, drg. Purwanto :
editor, lilitan Yuwono – Jakarta. 1997
5. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :
1. Dental unit lengkap.
2. Standar alat diagnosa.
3. Spuit injeksi.
4. Kapas gulung.
5. Antiseptik.
6. Chlor etyl.
7. Bahan anesthesia lokal.
6. Prosedur : 1. Blok anestesi mandibula
Indikasi ; gigi posterios bawah (gigi-gigi madibula kecuali
incicivus sentral dan lateral).
Cara kerja anestesi blok :
a. Palpasi retromolaris dengan jari telunjuk sehingga jari
menempel pada linea oblique.
b. Dengan barel syring terletak antara kedua premolar pada
sisi yang berlawanan, arahkan jarum sejajar dengan dataran
oklusal gigi-gigi mandibula ke arah ramus dan jari.
c. Tusukkan jarum pada apeks trigonum pterygomandibular
dan teruskan gerakan jarum diantara ramus dan ligamentum
serta otot-otot sampai ujungnya berkontak pada dinding
posterior sulcus mandibularis.
d. Deponirkan 1,5 cc anestetikum di sekitar alveolaris
inferior.
e. N. Lingualis biasanya beranestesi dengan cara
mendeponirkan sejumlah kecil anestetikum pada perjalanan
masuknya jarum.
DINAS
KESEHATAN PROSEDUR ANESTESI LOKAL
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/4

2. Anestesi infiltrasi.
Indikasi : gigi rahang atas dan gigi anterior bawah, gigi
persistensi tanpa lukasi.
Cara kerja :
a. Gigi rahang atas
Infiltrasi palatal
1. Injeksi 0,5 cc anestetikum, pada titik suntikan yang
terletak sepanjang papilla incisiva yang berlokasi pada
garis tengah rahang, disposterior gigi incisivus sentral.
(injeksi N. Nasopalatinus : untuk gigi anterior atas).
2. Injeksi 0,5 cc anestetikum, pada sebelah mesial dari
titik tengah garis khayal yang ditarik antara tepi gingiva
molar ketiga atas sepanjang akar palatalnya terhadap
garis tengah. (injeksi N. Palatinus mayor : untuk gigi
posterior atas).
b. Infiltrasi bukal rahang atas
1. Injeksi 1-2 cc anestetikum, pada titik suntikan terletak
pada lipatan mukobukal diatas gigi molar kedua atas,
jarum digerakkan ke arah distal dan superior, kemudian
anestetikumnya dideponir kira-kira di atas apeks molar
ketiga. (injeksi N. Alveolaris superior posterior : untuk
gigi M3, M2, akar distal dan palatal M1).
2. Injeksi 1-2 cc anestetikum, pada titik suntikan di lipatan
mukobukal diatas apeksakar gigi premolar pertama.
(injeksi N. Alveolaris superior medius : untuk gigi P1,
P2, akar mesial M1).
3. Injeksi 1-2 cc anestetikum, pada titik suntikan di lipatan
mukobukal sedikit mesial dari gigi kaninus. (Injeksi N.
Alveolaris superior anterior : untuk gigi incicivus dan
caninus atas).
c. Gigi anterior bawah
1. Infiltrasi bukal
Injeksi 1-2 cc anestetikum pada titik suntikan pada
lipatan mukolabial dan arahkan jarum hati-hati ke
bawah sampai ujung jarum setinggi apeks akar gigi
anterior bawah. (injeksi gigi incicivus bawah).
2. Infiltrasi lingual
Injeksikan 0,5 cc anestetikum pada mukoperiosteum
lingual setinggi setengah panjang akar gigi yang
dianastesi.
c. Gigi posterior bawah sebelah bukal.
Injeksikan ¾ cc anestetikum pada lipatan mukosa pada
suatu titik tepat di depan gigi molar pertama, tusukkan
jarum sejajar corpur mandibula, dengan level menengah ke
bawah, ke suatu titik sejauh molar ketiga, anestetikum
dideponir perlahan-lahan seperti pada waktu memasukkan
jarum melalui jaringan. Injeksi ini akan menganestesi
jaringan bukal pada area molar bawah. (injeksi N. Buccalis
longus).
DINAS
KESEHATAN PROSEDUR ANESTESI LOKAL
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 3/4

d. Gigi persistensi tanpa mobility


Injeksikan 0,5 cc anestetikum pada mukoperiosteum
lingual setinggi setengah panjang akar gigi yang dianastesi
dan 0,5 cc pada lipatan mukolabial apeks akar gigi yang
akan diekstraksi. (rahang bawah).
Injeksikan 0,5 cc anestetikum pada mukolabial dan palatal
setinggi akar gigi yang di anestesi. (rahang atas).
3. Anestesi dengan Chlor Etil
Indikasi : gigi persistensi dengan mobility, gigi tetap dengan
mobility 4, gigi sulung mobility.
- Keringkan dengan kapas gingiva sebelah bukal/labial,
lingual/palatal.
- Ambil dua kapas gulung dengan pinset lalu semprot dengan
CE, tunggu sampai kapas mengembun.
- Letakkan kapas dengan CE pada daerah yang dikeringkan,
tunggu beberapa saat sampai beranestesi.
7. Bagan Alir
Blok anestesi mandibula Anestesi infiltrasi.
Indikasi ; gigi posterios bawah Indikasi : gigi rahang atas dan gigi
(gigi-gigi madibula kecuali anterior bawah, gigi persistensi
incicivus sentral dan lateral). tanpa lukasi.
Cara kerja anestesi blok : Cara kerja :
a. Palpasi retromolaris dengan jari a. Gigi rahang atas
telunjuk sehingga jari Infiltrasi palatal
menempel pada linea oblique. 1. Injeksi 0,5 cc anestetikum,
b. Dengan barel syring terletak pada titik suntikan yang
antara kedua premolar pada sisi terletak sepanjang papilla
yang berlawanan, arahkan incisiva yang berlokasi pada
jarum sejajar dengan dataran garis tengah rahang,
oklusal gigi-gigi mandibula ke disposterior gigi incisivus
arah ramus dan jari. sentral. (injeksi N.
c. Tusukkan jarum pada apeks Nasopalatinus : untuk gigi
trigonum pterygomandibular anterior atas).
dan teruskan gerakan jarum 2. Injeksi 0,5 cc anestetikum,
diantara ramus dan ligamentum pada sebelah mesial dari titik
serta otot-otot sampai ujungnya tengah garis khayal yang
berkontak pada dinding ditarik antara tepi gingiva
posterior sulcus mandibularis. molar ketiga atas sepanjang
d. Deponirkan 1,5 cc anestetikum akar palatalnya terhadap garis
di sekitar alveolaris inferior. tengah. (injeksi N. Palatinus
e. N. Lingualis biasanya mayor : untuk gigi posterior
beranestesi dengan cara atas).
mendeponirkan sejumlah kecil b. Infiltrasi bukal rahang atas
anestetikum pada perjalanan 1. Injeksi 1-2 cc anestetikum,
masuknya jarum. pada titik suntikan terletak
pada lipatan mukobukal diatas
gigi molar kedua atas, jarum
digerakkan ke arah distal dan
superior, kemudian
anestetikumnya dideponir
kira-kira di atas apeks molar
ketiga. (injeksi N. Alveolaris
superior posterior : untuk gigi
M3, M2, akar distal dan
palatal M1).
DINAS
KESEHATAN PROSEDUR ANESTESI LOKAL
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 4/4

2. Injeksi 1-2 cc anestetikum, pada titik


suntikan di lipatan mukobukal diatas
apeksakar gigi premolar pertama. (injeksi N.
Alveolaris superior medius : untuk gigi P1,
P2, akar mesial M1).
3. Injeksi 1-2 cc anestetikum, pada titik
suntikan di lipatan mukobukal sedikit mesial
dari gigi kaninus. (Injeksi N. Alveolaris
superior anterior : untuk gigi incicivus dan
caninus atas).
c. Gigi anterior bawah
1. Infiltrasi bukal
Injeksi 1-2 cc anestetikum pada titik suntikan
pada lipatan mukolabial dan arahkan jarum
hati-hati ke bawah sampai ujung jarum
setinggi apeks akar gigi anterior bawah.
(injeksi gigi incicivus bawah).
2. Infiltrasi lingual
Injeksikan 0,5 cc anestetikum pada
mukoperiosteum lingual setinggi setengah
panjang akar gigi yang dianastesi.
c. Gigi posterior bawah sebelah bukal.
Injeksikan ¾ cc anestetikum pada lipatan mukosa
pada suatu titik tepat di depan gigi molar pertama,
tusukkan jarum sejajar corpur mandibula, dengan
level menengah ke bawah, ke suatu titik sejauh
molar ketiga, anestetikum dideponir perlahan-
lahan seperti pada waktu memasukkan jarum
melalui jaringan. Injeksi ini akan menganestesi
jaringan bukal pada area molar bawah. (injeksi N.
Buccalis longus).
d. Gigi persistensi tanpa mobility
Injeksikan 0,5 cc anestetikum pada
mukoperiosteum lingual setinggi setengah
panjang akar gigi yang dianastesi dan 0,5 cc pada
lipatan mukolabial apeks akar gigi yang akan
diekstraksi. (rahang bawah).
Injeksikan 0,5 cc anestetikum pada mukolabial
dan palatal setinggi akar gigi yang di anestesi.
(rahang atas).

3. Anestesi dengan Chlor Etil


Indikasi : gigi persistensi dengan mobility, gigi tetap
dengan mobility 4, gigi sulung mobility.
- Keringkan dengan kapas gingiva sebelah
bukal/labial, lingual/palatal.
- Ambil dua kapas gulung dengan pinset lalu
semprot dengan CE, tunggu sampai kapas
mengembun.
- Letakkan kapas dengan CE pada daerah yang
dikeringkan, tunggu beberapa saat sampai
beranestesi.

8. Terapi :
9. Unit terkait : -
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS
KESEHATAN PROSEDUR EXODONTIA
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/2

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : Suatu tindakan yang mengeluarkan / ekstraksi gigi dari soketnya
tanpa rasa sakit, hiegenis dan aman.
2. Tujuan : Sebagai pedoman pelaksanaan exodonti.
3. Kebijakan : - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi.
- Tindakan oleh dokter gigi dan tindakan tertentu dapat
dilimpahkan kepada perawat gigi.
4. Referensi : Standar Prosedur Operasional, RS Pendidikan gigi dan Mulut FKG
UI, 2005.
Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia, 1999
5. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :
1. Dental unit lengkap.
2. Standar alat diagnosa
3. Set exodonsia
4. Kapas
5. Tamponade
6. Antiseptik
6. Prosedur : 1. Pemeriksaan intraoral, gigi yang akan diekstraksi :
a. Gigi dengan infeksi (K. 04)
- Keadaan umum membaik.
- Tidak ada trismus.
- Rasa sakit sudah mereda/hilang.
- Gigi dengan karies profunda dengan sondasi (-)
- Gigi goyang.
- Konsul dari disiplin ilmu medis lain untuk fokus infeksi.
b. Gigi penyebab macam-macam abses jaringan lunak dan
keras.
c. Gigi untuk keperluan ortodonsia.
d. Gigi untuk keperluan prostodonsia.
e. Gigi dengan kelainan pertumbuhan : supernumery,
malposisi.
f. Gigi penyebab infeksi lokal.
g. Gigi dengan karies besar yang tidak dapat dirawat secara
konservasi.
DINAS
KESEHATAN PROSEDUR EXODONTIA
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/2

2. Lakukan antiseptik.
3. Lakukan anestesi.
4. Pencabutan :
- Akar tunggal : gerakan rotasi lalu ekstraksi.
- Akar lebih dari satu : kombinasi gerakan rotasi dan luksasi,
lalu ekstraksi.
5. Setelah pencabutan periksa kelengkapan gigi dan periksa soket.
6. Kompresi soket gigi.
7. Beri tampone dan olesi antiseptik.
8. Instruksi pasca ekstraksi.
9. Jika diperlukan pemberian terapi : antibiotik, analgetik,
antiinflamasi (bila perlu) dan ruborantia.
10. Pasien diperbolehkan pulang.
7. Bagan Alir
Pemeriksaan intraoral, gigi yang
akan diekstraksi :
a. Gigi dengan infeksi (K. 04) Lakukan antiseptik.
- Keadaan umum membaik.
- Tidak ada trismus.
- Rasa sakit sudah Lakukan anestesi.
mereda/hilang.
- Gigi dengan karies profunda
Pencabutan :
dengan sondasi (-)
- Akar tunggal : gerakan
- Gigi goyang.
rotasi lalu ekstraksi.
- Konsul dari disiplin ilmu medis
- Akar lebih dari satu :
lain untuk fokus infeksi.
kombinasi gerakan rotasi
b. Gigi penyebab macam-macam
dan luksasi, lalu ekstraksi.
abses jaringan lunak dan keras.
c. Gigi untuk keperluan ortodonsia.
d. Gigi untuk keperluan prostodonsia. Setelah pencabutan periksa
e. Gigi dengan kelainan kelengkapan gigi dan periksa
pertumbuhan : supernumery, soket.
malposisi.
f. Gigi penyebab infeksi lokal.
g. Gigi dengan karies besar yang Kompresi soket gigi.
tidak dapat dirawat secara
konservasi. Beri tampone dan olesi
antiseptik.

Instruksi pasca ekstraksi.

Jika diperlukan pemberian terapi :


Pasien diperbolehkan pulang. antibiotik, analgetik, antiinflamasi
(bila perlu) dan ruborantia.

8. Terapi : - Amoksilin
- Parasetamol / asam mefenamat / ibuprofen / antalgin.
- Bila perlu beri dexametason / kalium diklofenak, vitamin C
9. Unit terkait : Laboratorium, BP Umum, Rontgen (bila diperlukan)
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS
KESEHATAN PROSEDUR SCALING
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/2

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : Proses penyingkiran kalkulus stain dan plak dari permukaan gigi.

2. Tujuan : Mahkota, akar gigi dan sementum yang terkontaminasi


mikroorganisme dan toksinnya bebas dari plak, kalkulus dan stain.
3. Kebijakan : - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi.
- Penegakan diagnosa oleh dokter gigi atau dapat dilimpahkan
kepada perawat gigi.
- Tindakan oleh dokter gigi dan dapat dilimpahkan kepada
perawat gigi.
4. Referensi : Standar Prosedur Operasional, RS Pendidikan gigi dan Mulut FKG
UI, 2005.
Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia, 1999
5. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :
1. Dental unit lengkap.
2. Alat diagnosa lengkap (kaca mulut, pinset, sonde)
3. Scaler manual (sabit, hoe)
4. Scaler ultrasonik
5. Antiseptik untuk kumur.
6. Alat oral propilaksis : sikat poles, karet poles, bahan poles
6. Prosedur : 1. Perawatan awal : DHE (Dental Health Education) meliputi
pemberian disclosing solution, teknik dan cara membersihkan
gigi (sikat gigi, flossing), pengendalian plak di rumah, pola
makan (jenis, frekuensi, komposisi konsistensi makanan)
menghilangkan kebiasaan buruk, anjuran kunjungan berkala,
anjuran perawatan gigi rutin.
2. Lakukan saling
3. Lakukan polesing.
4. Lakukan desinfektan pada pasien dengan cara topikal atau
berkumur-kumur dengan betadin kumur selama + 30 detik.
DINAS
KESEHATAN PROSEDUR SCALING
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/2

7. Bagan Alir
Perawatan awal : DHE (Dental
Health Education) meliputi
pemberian disclosing solution,
teknik dan cara membersihkan
gigi (sikat gigi, flossing), Lakukan saling
pengendalian plak di rumah,
pola makan (jenis, frekuensi,
komposisi konsistensi
makanan) menghilangkan
kebiasaan buruk, anjuran Lakukan polesing.
kunjungan berkala, anjuran
perawatan gigi rutin.

Lakukan desinfektan
pada pasien dengan cara
topikal atau berkumur-
kumur dengan betadin
kumur selama + 30 detik.

8. Unit terkait : -
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS
STOMATITIS AFTOSA REKUREN DAN TATA LAKSANAN
KESEHATAN
PENANGANANNYA
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/2

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : Stomatitis yang terjadi berulang-ulang (rekuren), tanpa disertai
tanda-tanda gejala penyakit lain, disebabkan karena herediter,
defisiensi Fe, B12, Asam flat, gangguan imunologi (alergi), stres,
trauma, gangguan hormonal, (menstruasi wanita), infeksi bakteri
dan virus, serta sebab lain yang tidak diketahui. (Diagnosis dan
terapi penyakit gigi dan mulut, 2006)
2. Tujuan : 1. Dapat tegaknya diagnosa stomatitis aftosa rekuren.
2. Terlaksananya prosedur penatalaksanaan stomatitis aftosa
rekuren.
3. Kebijakan : - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi.
- Penegakan diagnosa oleh dokter gigi atau dapat dilimpahkan
kepada perawat gigi.
- Tindakan oleh dokter gigi dan dapat dilimpahkan kepada
perawat gigi.
4. Referensi : Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia, 1999
5. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :
1. Dental unit lengkap.
2. Alat diagnosa lengkap (kaca mulut, pinset, sonde)
3. Antiseptik
6. Prosedur : - Terapi spesifik tidak ada.
- Umumnya terdiri dari pemberian obat-obat yang bersifat
simtomatik dan perawatan suportif.
1. Obat-obat yang bersifat simtomatik.
- Obat kumur antiseptik.
- Obat-obat yang bersifat anastetik, multivitamin.
2. Perawatan suportif.
- Diet : makanan lunak, maknanya yang tidak mengiritasi
- Obat kumur salin hangat.
- Istirahat cukup
DINAS
STOMATITIS AFTOSA REKUREN DAN TATA LAKSANAN
KESEHATAN
PENANGANANNYA
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/2

7. Bagan Alir
Umumnya terdiri dari
Terapi spesifik tidak ada. pemberian obat-obat yang
bersifat simtomatik dan
perawatan suportif.
1. Obat-obat yang bersifat
simtomatik.
- Obat kumur antiseptik.
- Obat-obat yang bersifat
anastetik, multivitamin.
2. Perawatan suportif.
- Diet : makanan lunak,
maknanya yang tidak
mengiritasi
- Obat kumur salin
hangat.
- Istirahat cukup

8. Terapi : Vitamin B12, vitamin C, Fe (bila perlu)


9. Unit terkait : -
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS
PROSEDUR KONSERVASI DENGAN PERAWATAN
KESEHATAN
ENDODONTIK
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/4

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : Suatu tindakan untuk mengawetkan gigi dengan prosedur
endodontik.
2. Tujuan : Sebagai pedoman pelaksanaan konservasi.

3. Kebijakan : - Persiapan peralatan dilaksanakan oleh perawat gigi.


- Tindakan oleh dokter gigi, perawat gigi selaku asisten dokter
gigi atau dapat dilimpahkan kepada perawat gigi untuk kasus
pulp caping.
4. Referensi :

5. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :


1. Dental unit lengkap.
2. Standar alat diagnosa.
3. Alat preparasi kavitas restorasi : t
4. Kapas gulung dan kapas butir
5. Alkohol 70%
6. Eugenol
7. Chkm atau cresophene
8. Formocresol
9. Zink okside dan Ca(OH)2
10. Zn phosphate cement
11. NaO Cl 0,25%
12. Bahan tambal sementara
6. Prosedur : 1. PULP CAPPING
Indikasi perawatan untuk karies dengan dentin yang
menutup pulpa sudah tipis, pulpitis reversible/pulpitis
hiperaemi.
Tahapan :
a. Lakukan pembuangan jaringan karies dengan
mempergunakan eksavator atau bor bundar dengan
kecepatan rendah.
DINAS
PROSEDUR KONSERVASI DENGAN PERAWATAN
KESEHATAN
ENDODONTIK
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/4

b. Bersihkan kavitas dengan kapas butiran steril.


c. Untuk gigi posterior kavitas dibersihkan dengan cairan
eugenol atau khlorhexidin (jangan gunakan obat yang
kaustik seperti fenol, kressol, atau alkohol).
d. Aplikasikan preparat Ca(OH)2, ZnOE dan ZnFosfat dan
tambal dengan tambalan sementara.
e. Untuk gigi anterior setelah aplikasi Ca(OH)2 dapat
dilakukan tambalan sementara dengan Glass Ionomer.
f. Kunjungan kedua dilakukan seminggu sesudah kunjungan
pertama, buang tambalan sementara, lakukan test vitalitas.
Bila gigi masih vital, tes perkusi dan tekanan negatif, dan
pasien tidak mengutarakan keluhan lakukan penambalan
sesuai indikasi.

2. MUMMIFIKASI PULPA
Indikasi pada karies irreversible akut :
a. Aplikasi euparal eugenol, tumpat dengan bahan tumpat
sementara instruksi untuk kembali untuk kunjungan ketiga
setelah 7 hari.
b. Kunjungan kedua, buka tumpatan sementara.
c. Preparasi kavitas, buka kavum pulpa, angkat seluruh
jaringan pulpa.
d. Kavitas dibersihkan dengan eugenol atau khlorhexidin
dengan menggunakan butiran kapas.
e. Aplikasikan Chkm atau cresophene dengan mengegunakan
butiran kapas (diperas terlebih dahulu).
f. Tumpatan dengan bahan tumpat sementara, instruksi untuk
kembali untuk kunjungan ketiga setelah 7 hari.
g. Kunjungan ketiga : buang tambalan sementara, tes perkusi
dan tekanan negatif, dan pasien tidak mengutarakan keluhan
lakukan penambalan sesuai indikasi.

3. PULPECTOMI
Indikasi pada karies irreversible akut
Tahapan :
a. Aplikasi euparal eugenol tumpat dengan bahan tumpat
sementara, instruksikan pasien untuk kembali pada hari
ketujuh.
b. Ada dua alternatif tindakan :
- Untuk karies yang sudah luas tidak mungkin dilakukan
perawatan pulpectomi setelah satu minggu lakukan
prosedur exodontia.
DINAS
PROSEDUR KONSERVASI DENGAN PERAWATAN
KESEHATAN
ENDODONTIK
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 3/4

- Untuk yang masih memungkinkan untuk dilakukan


konservasi perawatan pulpectomi selanjutnya dirujuk ke
rumah sakit, instruksikan pasien untuk datang ke rumah sakit
setelah hari ketujuh.

7. Bagan Alir
1. PULP CAPPING
Indikasi perawatan untuk karies dengan dentin yang menutup
pulpa sudah tipis, pulpitis reversible/pulpitis hiperaemi.
Tahapan :
a. Lakukan pembuangan jaringan karies dengan mempergunakan
eksavator atau bor bundar dengan kecepatan rendah.
b. Bersihkan kavitas dengan kapas butiran steril.
c. Untuk gigi posterior kavitas dibersihkan dengan cairan
eugenol atau khlorhexidin (jangan gunakan obat yang kaustik
seperti fenol, kressol, atau alkohol).
d. Aplikasikan preparat Ca(OH)2, ZnOE dan ZnFosfat dan
tambal dengan tambalan sementara.
e. Untuk gigi anterior setelah aplikasi Ca(OH)2 dapat dilakukan
tambalan sementara dengan Glass Ionomer.
f. Kunjungan kedua dilakukan seminggu sesudah kunjungan
pertama, buang tambalan sementara, lakukan test vitalitas.
Bila gigi masih vital, tes perkusi dan tekanan negatif, dan
pasien tidak mengutarakan keluhan lakukan penambalan
sesuai indikasi.

2. MUMMIFIKASI PULPA
Indikasi pada karies irreversible akut :
a. Aplikasi euparal eugenol, tumpat dengan bahan tumpat
sementara instruksi untuk kembali untuk kunjungan ketiga
setelah 7 hari.
b. Kunjungan kedua, buka tumpatan sementara.
c. Preparasi kavitas, buka kavum pulpa, angkat seluruh jaringan
pulpa.
d. Kavitas dibersihkan dengan eugenol atau khlorhexidin dengan
menggunakan butiran kapas.
e. Aplikasikan Chkm atau cresophene dengan mengegunakan
butiran kapas (diperas terlebih dahulu).
f. Tumpatan dengan bahan tumpat sementara, instruksi untuk
kembali untuk kunjungan ketiga setelah 7 hari.
g. Kunjungan ketiga : buang tambalan sementara, tes perkusi dan
tekanan negatif, dan pasien tidak mengutarakan keluhan
lakukan penambalan sesuai indikasi.
DINAS
PROSEDUR KONSERVASI DENGAN PERAWATAN
KESEHATAN
ENDODONTIK
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 4/4

3. PULPECTOMI
Indikasi pada karies irreversible akut
Tahapan :
a. Aplikasi euparal eugenol tumpat dengan bahan tumpat
sementara, instruksikan pasien untuk kembali pada hari
ketujuh.
b. Ada dua alternatif tindakan :
- Untuk karies yang sudah luas tidak mungkin dilakukan
perawatan pulpectomi setelah satu minggu lakukan
prosedur exodontia.
- Untuk yang masih memungkinkan untuk dilakukan
konservasi perawatan pulpectomi selanjutnya dirujuk ke
rumah sakit, instruksikan pasien untuk datang ke rumah
sakit setelah hari ketujuh.

8. Unit terkait : -
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS KESEHATAN
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telp. (0725) 44454 Metro

DINAS
KESEHATAN PROSEDUR TAMBALAN
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 1/4

Tanggal Terbit, Ditetapkan, ........................


UNIT RAWAT Kepala Puskesmas Yosomulyo
JALAN GIGI

Hendarto, SKM., M.Kes.


NIP. 19770114 199602 1 001
1. Pengertian : Suatu tindakan untuk mengawetkan gigi dengan prosedur yang
dilakukan sesuai dengan diagnosa.
2. Tujuan : Sebagai pedoman pelaksanaan tambalan dengan glass ionomer.

3. Kebijakan : - Persiapan peralatan dilaksanakan oleh perawat gigi.


- Tindakan oleh dokter gigi, perawat gigi selaku asisten dokter
gigi atau dapat dilimpahkan kepada perawat gigi untuk kasus
pulp caping.
4. Referensi :

5. Persiapan : Alat-alat dan bahan/obat yang disiapkan :


1. Dental unit lengkap.
2. Standar alat diagnosa.
3. Alat preparasi kavitas restorasi :
4. Alat restorasi plastis : instrumen plastis, spatula semen, kaca
pengaduk, peletak semen, celluloid strip.
5. Alat poles untuk glass ionomer dan resin komposit.
6. Kapas gulung dan kapas butir.
7. Bahan glass ionomer dan resin komposit.
6. Prosedur :
I. Tambalan Glass ionomer
A. Glass ionomer ART :
Indikasi ART : karies gigi vital yang baru mencapai dentin.
Tahapan :
1. Isolasi gigi yang akan ditambal dengan kapas gulung.
2. Buka kavitas dengan ekskavator dari arah oklusal menuju
kavitas dengan gerakan memutar, buang seluruh jaringan
karies.
3. Bersihkan kavitas menggunakan butiran kapas.
DINAS
KESEHATAN PROSEDUR TAMBALAN
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 2/4

4. Lakukan dentin conditioning dengan cairan glass ionomer


yang diencerkan : teteskan 1 tetes likuid glass ionomer
diatas kertas mixing pad celupkan 1 butiran kapas ke
dalam air kemudian peras.
5. Dengan butiran kapas ini ambil tetesan likuid glass
ionomer dan aplikasikan ke kavitas selama 10-15 detik.
6. Bersihkan kavitas dengan 3 butiran kapas basah dan 3
butiran kapas kering.
7. Buat adukan glass ionomer, setelah campuran menyerupai
permen karet/chewing gum aplikasikan ke dalam kavitas.
8. Tekan tambalan dengan matrik yang sesuai kontur gigi.
9. Oleskan varnish pada tambalan, biarkan 1-2 menit.
B. Glass ionomer preparasi : indikasi pada karies dalam
Tahapan :
1. Lakukan preparasi pada kavitas sampai jaringan karies
tidak terlihat lagi.
2. Bersihkan kavitas menggunakan butiran kapas.
3. Lakukan dentin conditioning dengan cairan glass ionomer
yang diencerkan : teteskan 1 tetes likuid glass ionomer
diatas kertas mixing pad, celupkan 1 butiran kapas ke
dalam air kemudian peras, dengan butiran kapas ini ambil
tetesan likuid glass ionomer dan aplikasikan ke kavitas
selama 10-15 detik.
4. Bersihkan kavitas dengan 3 butiran kapas basah dan 3
butiran kapas kering atau pergunakan surface conditioner
aplikasikan selama 10 detik kemudian cuci dengan
semprotan air dan keringkan dengan semprotan udara.
5. Buat adukan glass ionomer, setelah campuran menyerupai
permen karet/chewing gum aplikasikan ke dalam kavitas.
6. Tekan tambalan dengan matrik yang sesuai kontur gigi.
7. Oleskan varnish pada tambalan, biarkan 1-2 menit.
8. Pasien diperkenankan pulang.
II. Penambalan dengan komposit
Tahapan :
1. Preparasi kavitas seminimal mungkin, hanya membuang
jaringan yang rusak dan sedikit jaringan sehat, sehingga tepi
kavitas berada pada jaringan dengan kondisi baik.
2. Sudut-sudut kavitas dibuat membulat, serta bentuk kotak
untuk kavitas kelas II.
3. Kavitas dibersihkan dan dikeringkan, dentin terbuka diberi
lapisan pelindung varnish atau semen base.
DINAS
KESEHATAN PROSEDUR TAMBALAN
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 3/4

4. Lakukan etsa dengan cara mengaplikasikan Asam Fosfat


30-50% selama 15 detik, semprot dengan air 5-10 detik
kemudian keringkan dengan udara menggunakan chip
blower atau thre way syringe.
5. Proses bonding lakukan segera setelah esta selesai, yaitu
dengan mengaplikasikan cairan bonding dengan kuas pada
permukaan kavitas, semprot dengan udara bertekanan
rendah, sinar dengan light cure selama 20 detik.
6. Aplikasi komposit dilakukan langsung untuk tumpatan
dangkal dan selapis demi selapis secara sexasional untuk
kavitas dalam.
7. Lakukan pengukiran sesuai bentuk gigi, sinari dengan
halogen 20-40 detik.
8. Pemolesan dilakukan setelah 24 jam.

7. Bagan Alir
A. Glass ionomer ART :
Indikasi ART : karies gigi vital yang baru mencapai dentin.
Tahapan :
1. Isolasi gigi yang akan ditambal dengan kapas gulung.
2. Buka kavitas dengan ekskavator dari arah oklusal menuju
kavitas dengan gerakan memutar, buang seluruh jaringan
karies.
3. Bersihkan kavitas menggunakan butiran kapas.
I. Tambalan 4. Lakukan dentin conditioning dengan cairan glass ionomer
Glass yang diencerkan : teteskan 1 tetes likuid glass ionomer
Ionomer diatas kertas mixing pad celupkan 1 butiran kapas ke
dalam air kemudian peras.
5. Dengan butiran kapas ini ambil tetesan likuid glass
ionomer dan aplikasikan ke kavitas selama 10-15 detik.
6. Bersihkan kavitas dengan 3 butiran kapas basah dan 3
butiran kapas kering.
7. Buat adukan glass ionomer, setelah campuran menyerupai
permen karet/chewing gum aplikasikan ke dalam kavitas.
8. Tekan tambalan dengan matrik yang sesuai kontur gigi.
9. Oleskan varnish pada tambalan, biarkan 1-2 menit.

B. Glass ionomer preparasi : indikasi pada karies dalam


Tahapan :
1. Lakukan preparasi pada kavitas sampai jaringan karies
tidak terlihat lagi.
2. Bersihkan kavitas menggunakan butiran kapas.
3. Lakukan dentin conditioning dengan cairan glass
ionomer yang diencerkan : teteskan 1 tetes likuid glass
ionomer diatas kertas mixing pad, celupkan 1 butiran
kapas ke dalam air kemudian peras, dengan butiran
kapas ini ambil tetesan likuid glass ionomer dan
aplikasikan ke kavitas selama 10-15 detik.
4. Bersihkan kavitas dengan 3 butiran kapas basah dan 3
butiran kapas kering atau pergunakan surface
conditioner aplikasikan selama 10 detik kemudian cuci
dengan semprotan air dan keringkan dengan semprotan
udara.
5. Buat adukan glass ionomer, setelah campuran
menyerupai permen karet/chewing gum aplikasikan ke
dalam kavitas.
6. Tekan tambalan dengan matrik yang sesuai kontur gigi.
7. Oleskan varnish pada tambalan, biarkan 1-2 menit.
8. Pasien diperkenankan pulang.
DINAS
KESEHATAN PROSEDUR TAMBALAN
KOTA METRO
Nomor : No. Rev : - Hal. 4/4

II. Penambalan
Dengan Tahapan
Komposit

Preparasi kavitas seminimal mungkin, hanya


membuang jaringan yang rusak dan sedikit
jaringan sehat, sehingga tepi kavitas berada pada
jaringan dengan kondisi baik.

Sudut-sudut kavitas dibuat membulat, serta bentuk


kotak untuk kavitas kelas II.

Kavitas dibersihkan dan dikeringkan, dentin


terbuka diberi lapisan pelindung varnish atau
semen base.

Lakukan etsa dengan cara mengaplikasikan Asam


Fosfat 30-50% selama 15 detik, semprot dengan
air 5-10 detik kemudian keringkan dengan udara
menggunakan chip blower atau thre way syringe.

Proses bonding lakukan segera setelah esta selesai,


yaitu dengan mengaplikasikan cairan bonding
dengan kuas pada permukaan kavitas, semprot
dengan udara bertekanan rendah, sinar dengan
light cure selama 20 detik.
6. Aplikasi komposit dilakukan langsung untuk
tumpatan dangkal dan selapis demi selapis secara
sexasional untuk kavitas dalam.
Aplikasi
7. Lakukankomposit dilakukan
pengukiran sesuai langsung untuk
bentuk gigi, sinari
tumpatan dangkal dan selapis
dengan halogen 20-40 detik. demi selapis secara
sexasional untuk kavitas dalam.
8. Pemolesan dilakukan setelah 24 jam.

Lakukan pengukiran sesuai bentuk gigi, sinari


dengan halogen 20-40 detik.

Pemolesan dilakukan setelah 24 jam.

8. Unit terkait : -

Anda mungkin juga menyukai