Anda di halaman 1dari 4

ANASTESI INFILTRASI

No. Dokumen : SOP/UKP/GIGI/03

SOP No. Revisi


Tanggal Terbit
: 00
: 10 Mei 2016
Halaman : 1 dari 4

dr Bayu Tjahjawibawa
Puskesmas Dinoyo NIP. 19660116 200212 1 003

1 Pengertian Anastesi infiltrasi adalah suatu metode anastesi yang mendeponirkan larutan
anastesikum di sekitar gigi yang akan di cabut, yaitu di bagian lipatan
mukobukal , lingual atau bagian palatum yang bertujuan untuk menimbulkan
anastesi ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar jaringan yang akan
dianastesi sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan jaringan yang
terletak lebih dalam misalnya daerah kecil dikulit atau gusi (pencabutan gigi)
2 Tujuan Sebagai pedoman dalam melakukan anastesi infiltrasi
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Dinoyo Nomor
188.451/276/35.73.306.01.13/2016 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
Puskesmas Dinoyo
4 Referensi 1. http : //fairytoot.blogspot.co.id/2013/09/anastesi-lokal-definisi-indikasi-
dan-html
2. https : //dentistrymolar.com/2011/03/24/anastesi-infiltrasi/
5 Alat dan Bahan 1. Kapas (cotton pellet), dan povidon iodine 10 %
2. Jarum suntik / citoject dengan larutan anastesikum
3. Alat diagnostik/ hand instrument
4. Sarana pelindung diri (masker dan sarung tangan)
5. Lembar informed concernt (surat pernyataan persetujuan tindakan)
6. Tensimeter
6 Prosedur/ Langkah– 1. Petugas menyiapkan kapas (cotton pellet), alkohol dan povidon iodine 10
langkah %
2. Petugas menyiapkan jarum suntik ( citoject) dengan larutan anastesikum
3. Petugas menyiapkan sarana pelindung diri (masker dan sarung tangan)
4. Petugas posisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi
5. Petugas menyiapkan lembar informed concernt (surat pernyataan
persetujuan tindakan)
6. Petugas menyiapkan tensimeter
7. Petugas memeriksa tanda-tanda vital pasien ( TD, Nadi, RR )
8. Petugas melakukan desinfeksi sekitar gigi yang akan di cabut sampai area
yang akan disuntikan sampai 10%
9. Petugas melakukan anastesi dengan teknik anastesi infiltrasi :
a. Daerah bukal/labial/RA/RB
Masukkan jarum ke dalam mukosa +2-3 mm, ujung jarum berada pada
apeks dari gigi yang dicabut. Sebelum mendeponir anastetikum,
lakukan aspirasi untuk melihat apakah pembuluh darah tertusuk. Bila
sewaktu dilakukan aspirasi dan terlihat darah masuk ke dalam
karpul,tarik karpul. Buang darah yang berada di karpul dan lakukan
penyuntikan pada lokasi lain yang berdekatan. Masukkan obat dengan
perlahan dan tidak boleh mendadak sebanyak 0,5 ml
b. Daerah Palatal/Lingual
Masukkan jarum sampai menyentuh tulang. Masukkan obat perlahan
dan tidak boleh mendadak sebanyak 0,5 ml. Akan terlihat mukosa
daerah tersebut putih/pucat.
c. Daerah Interdental Papil
Masukkan jarum pada daerah papila interdental, masukkan obatnya
sebanyak 0,5 ml. Akan terlihat mukosa daerah tersebut memucat
10. Petugas melakukan tes efek anastesi dengan menusuk mucosa dengan
pincet yang sudah di anestesi apakah ada rasa sakit atau tidak.
11. Petugas membuang jarum bekas pakai pada safety box dan cartridge
(tempat larutan anastesi) pada sampah medis. Tidak boleh digunakan
untuk pasien yang lain walaupun sedikit sekali larutan yang digunakan.
7 Diagram Alir
Memeriksa Desinfeksi
Persiapa TD, Nadi, RR area gigi
n yang akan
dicabut

Daerah Anastesi dg
Bukal/labial tehnik
RA/ RB infiltrasi

Masukkan
jarum ke
mukosa
sedalam 2-3
mm

Aspirasi

Tarik
karpul, Penyuntikan
Ada
buang darah di tempat
darah
dlm karpul lain 0,5 mm
?

Langsung
deponir
anastetikum
0,5 ml

Masukkan
jarum smp
menyentuh Daerah
Daerah tulang,
Palatal/ Interdental
deponir papil
Lingual anastetikum
0,5 ml

Masukkan
jarum pada
interdental
Tes efek papil,
Anastesi deponir
anastetikum
0,5 ml

8 Hal – hal yang Perlu 1. Indikasi :


Diperhatikan a. Mobility, dapat mengiritasi : menyebabkan ulserasi pada lidah,
mengganggu untuk menyusui
b. Gigi dengan karies luas, karies mencapai bifurkasi dan tidak dapat
direstorasi.
c. Infeksi di periapikal atau interradikular dan tidak dapat disembuhkan
kecuali dengan pencabutan
d. Gigi yang sudah waktunya tanggal dengan catatan bahwa penggantinya
sudah mau erupsi
e. Gigi sulung yang persistensi
f. Gigi sulung yang mengalami impacted, karena dapat menghalangi gigi
tetap
g. Gigi yang mengalami ulkus decubitus
h. Untuk perawatan orthodonsi
i. Supernumery tooth
j. Gigi penyebab abses dentoalveolar
2. Kontra Indikasi :
a. Ada infeksi akut dalam rongga mulut
b. Kelainan darah
c. Penderita penyakit jantung
d. Pada penyakit infeksi akut sehingga resistensi tubuh lebih rendah dan
dapat menyebabkan infeksi sekunder
e. Ada tumor ganas
f. Penderita Diabetes Mellitus
g. Penderita Hipertensi ( 150/100 )
h. Tidak ada persetujuan dari pasien
9 Unit Terkait 1. Tim Mutu Puskesmas,
2. Koordinator pelayanan klinis,
3. Koordinator administrasi dan manajemen,
4. Koordinator upaya Puskesmas
5. Kepala Puskesmas,
6. Laboratorium
7. Klinik umum
8. Loket

Anda mungkin juga menyukai