Anda di halaman 1dari 21

Prakikum Praktikum Termodinamika

Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

PERCOBAAN I
TEGANGAN PERMUKAAN

A. Tujuan Percobaan
Dari percobaan yang dilakukan mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengetahui prosedur pengukuran tegangan permukaan dengan cara tetes
2. Menghitung koefisien tegangan zat cair
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil percobaan tegangan permukaan
B. Teori Singkat
Diketahui bahwa molekul-molekul zat cair saling tarik menarik satu dengan lainnya.
Pada permukaan zat cair ini bekerja tekanan searah dengan lapisan batas/permukaan dan
disebut tegangan permukaan. Di dalam system cgs satuannya adalah dyne/cm. Dikenal
beberapa cara untuk mengukur tegangan permukaan, antara lain dengan pengukuran
langsung, yaitu menggunakan neraca torsi yang prosedurnya tidak terangkan di sini dan
pengukuran dengan cara tetes. Pada cara yang terkhir ini tegangan permukaan zat cair
dihitung dengan membandingkan tegangan permukaan suatu zat cair dihitung dengan
membandingkan tegangan permukaan suatu zat cair lain yang telah diketahui harga -nya
(cara relative).
Suatu tetesan terbentuk jika gaya berat dari tetesan itu sama dengan tegangan
permukaannya, jadi:
W = 2k (1)
Dimana: W = berat tetesan
R = jari-jari tetesan
= Tegangan permukaan
= faktor koreksi,

Karena, tetesan tidak berbentuk bulat sempurna dan adanya gaya tahanan (hambatan)
oleh udara sekeliling pada saat pembentukan.

Jika volume rata-rata dari sebuah tetesan adalah V, maka persamaan (1) dapat
diubah menjadi:

1
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

(2)

Dari persamaan (2) terlihat bahwa semua besaran di ruas kanan dapat diukur dengan
mudah, kecuali k dan . Sebaiknya jika tegangan permukaan diketahui, maka jari-jari r dapat
ditentukan. Itulah sebabnnya di dalam percobaan ini dilakukan 2 macam pengamatan : yang
pertama menggunakan zat cair yang diketahui -nya, sedangkan yang ke-2 menggunakan
yang ingin diketahui -nya.
Jika volume dari kedua zat itu diambil sama dengan jumlah tetesan rata-rata yang
dibentuk dari volume tersebut oleh kedua zat cair diketahui, maka tegangan permukaan zat
cair kedua dapat dihitung dengan:
= (3)

Dengan: n = jumlah tetesan rata-rata

= rapat massa zat cair

Rapat massa zat cair dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:


(4)

Dengan m dan V masing-masing menyatakan massa dan volume yang keduanya


dapat diamati dalam percobaan. Jika percobaan dlakukan tidak pada temperatur 25 C, maka
rapat massa yang diperoleh dari persamaan (4) yaitu :
=

Dimana menyatakan koefisien muai volume zat cair dan t menyatakan temperature
pada saat pengamatan dilakukan.

C. Alat dan bahan


1) Buret tetes (100 ml)
2) Termometer (50 - 100 )
3) Gelas ukur (50 ml)
4) Staitif
5) Neraca tekhnis
6) Air

2
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

D. Prosedur Percobaan
1. Berikan tabung penetes (hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada alat tersebut)
2. Masukkan zat cair yang pertama (air) yang secukupnya. Catatlah kedudukannya!
3. Putarlah keran dan hitung jumlah tetesan untuk suatu volume
4. Ulangi percobaan (3) sebanyak 2 atau 3 kali (ditentukan oleh asisten)
5. Timbanglah gelas piala kosong
6. Ulangi percobaan 2 sampai 3 untuk zat cair yang kedua yang akan ditentukan tegangan
permukaannya
7. Timbanglah kembali gelas piala yang berisi zat cair kedua
8. Ulangi percobaan 6 sampai dengan 7 sebanyak 2 atau 3 kali ditentukan oleh asisten.
E. Tugas Pendahuluan
1. Apa yang dimaksud dengan kohesi dan adhesi?
2. Berikan contoh aplikasi dari tegangan permukaan didunia kedokteran!
3. Bagaimana bentuk permukaan zat cait (sudut kontak) untuk air, alkohol dan raksa di dalam
pipa kapiler?
4. Carilah dalam literatur harga dari tegangan permukaan air dan alkohol pada temperatur
25 !

3
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

PERCOBAAN II

KOEFISIEN KONVEKSI

A. Tujuan Percobaan
Mampu mengetahui koefisen konveksi dari zat cair
B. Landasan Teori
Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang
terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material. Pada termodinamika
telah kita ketahui bahwa energi yang pindah itu dinamakan kalor (heat). Ilmu perpindahan
kalor tidak hanya mencoba menjelaskan bagaimana energi kalor itu berpindah dari suatu
benda ke benda lain, tetapi juga dapat meramalkan laju perpindahan yang terjadi pada kondisi
– kondisi tertentu. Kenyataan di sini yang menjadi sasaran analisis ialah masalah laju
perpindahan, inilah yang membedakan ilmu perpindahan kalor dari ilmu termodinamika.
Termodinamika membahas sistem dalam keseimbangan, ilmu ini dapat digunakan untuk
meramal energi yang diperlukan untuk mengubah sistem dari suatu keadaan seimbang ke
keadaan seimbang lain, tetapi tidak dapat meramalkan kecepatan perpindahan itu. Hal ini
disebabkan karena pada waktu proses perpindahan itu berlangsung, sistem tidak berada
dalam keadaan seimbang. Ilmu perpindahan kalor melengkapi hukum pertama dan kedua
termodinamika, yaitu dengan memberikan beberapa kaidah percobaan yang dapat
dimanfaatkan untuk menentukan perpindahan energi. Sebagaimana juga dalam ilmu
termodinamika, kaidah - kaidah percobaan yang digunakan dalam masalah perpindahan kalor
cukup sederhana, dan dapat dengan mudah dikembangkan sehingga mencakup berbagai
ragam situasi praktis.
Perpindahan Kalor Konduksi
Perpindahan kalor konduksi adalah perpindahan energi sebagai kalor melalui sebuah
proses medium stasioner, seperti tembaga, air, atau udara. Di dalam benda - benda padat
maka perpindahan tenaga timbul karena atom – atom pada temperatur yang lebih tinggi
bergetar dengan lebih bergairah, sehingga atom - atom tersebut dapat memindahkan tenaga
kepada atom - atom yang lebih lesu yang berada di dekatnya dengan kerja mikroskopik, yakni

4
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

kalor. Di dalam logam - logam, elektron - elektron bebas juga membuat kontribusi kepada
proses hantaran kalor. Di dalam sebuah cairan atau gas, molekul – molekul juga mudah
bergerak, dan tenaga juga dihantar oleh tumbukan - tumbukan molekul.
Perpindahan Kalor Konveksi
Bila sebuah fluida dilewatkan di atas sebuah permukaan padat panas, maka energi
dipindahkan kepada fluida dari dinding oleh hantaran panas. Energi ini kemudian diangkut
atau dikonveksikan (convected) oleh fluida, dan didifusikan melalui fluida oleh hantaran di
dalam fluida tersebut. Jenis proses perpindahan energi ini dinamakan perpindahan panas
konveksi (convection heat transfer).
Persamaan dasar untuk menghitung laju perpindahan panas konveksi yaitu:

Dimana:
q = Laju perpindahan panas (W)
h = Koefisien perpindahan panas konveksi (W/ m 2.0C)
A = Luas permukaan(m2)
∆T = Perbedaan temperatur (0C)
Banyak parameter yang mempengaruhi perpindahan kalor konveksi di dalam sebuah
geometri khusus. Parameter- parameter ini termasuk luas permukaan (A), konduktivitas
termal fluida (k), biasanya kecepatan fluida (V), kerapatan, viskositas, panas jenis (Cp), dan
kadang- kadang 13faktor lain yang berhubungan dengan cara- cara pemanasan (temperatur
dinding seragam atau temperatur dinding berubah - ubah). Fluks kalor dari permukaan padat
akan bergantung juga pada temperatur permukaan (Ts) dan temperatur fluida (Tf), tetapi
biasanya dianggap bahwa (ΔT = Ts –Tf) yang penting. Akan tetapi, jika sifat- sifat fluida
berubah dengan nyata pada daerah pengkonveksi (convection region), maka temperatur-
temperatur absolute Ts dan Tf dapat juga merupakan faktor - faktor penting didalam korelasi.
Jelaslah bahwa dengan sedemikian banyak variable - variabel penting, maka korelasi spesifik
akan sulit dipakai, dan sebagai konsekuensinya maka korelasi - korelasi biasanya disajikan
dalam pengelompokkan - pengelompokkan tak berdimensi ( dimensionless groupings ) yang
mengizinkan representasi - representasi yang jauh lebih sederhana. Juga faktor - faktor

5
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

dengan pengaruh yang kurang penting, seperti variasi sifat fluida dan distribusi temperatur
dinding, seringkali diabaikan untuk menyederhanakan korelasi - korelasi tersebut.
a. Konveksi alamiah (Natural Convection)
Konveksi alamiah (natural convection) atau konveksi bebas (free convection),
terjadi karena fluida yang karena proses pemanasan berubah densitasnya (kerapatannya)
dan bergerak naik. Radiator panas yang digunakan untuk memanaskan ruang merupakan
suatu contoh piranti praktis yang memindahkan kalor dengan konveksi bebas. Gerakan
fluida dalam konveksi bebas, baik fluida itu gas maupun zat cair terjadi karena gaya apung
(bouyancy force) yang dialaminya. Apabila densitas fluida di dekat permukaan
perpindahan kalor berkurang sebagai akibat proses pemanasan. Gaya apung itu tidak
akan terjadi apabila fluida itu tidak mengalami sesuatu gaya dari luar seperti gravitasi
(gaya berat), walaupun gravitasi bukanlah satu - satunya medan gaya luar yang dapat
menghasilkan arus konveksi bebas. Fluida yang terkurung dalam mesin rotasi mengalami
medan gaya sentrifugal, dan karena itu mengalami arus konveksi bebas bila salah satu
atau beberapa permukaannya yang dalam kontak dengan fluida itu dipanaskan.
b. Konveksi Paksa
(Force Convection) Konveksi paksa adalah perpindahan panas yang mana
dialirannya tersebut berasal dari luar, seperti dari blower atau kran dan pompa. Konveksi
paksa dalam pipa merupakan persolaan perpindahan konveksi untuk aliran dalam atau
yang disebut dengan internal flow. Adapun aliran yang terjadi dalam pipa adalah fluida
yang dibatasi oleh suatu permukaan. Sehingga lapisan batas tidak dapat berkembang
secara bebas seperti halnya pada aliran luar.
C. Alat dan Bahan:
1. Alat
Alat- alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Gelas ukur 250 ml 1 buah
b. Gelas ukur 200 ml 1 buah
c. Jangka sorong 1 buah
d. Neraca ohauss 1 buah
e. Stopwatch 1 buah

6
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

f. Tabung reaksi 2 buah


g. Termometer 2 buah
h. Korek api 1 buah
i. Lampu spirtus 1 buah
j. Kaki tiga + kasa asbes 1 set
k. Statif + klem 1 set
2. Bahan
Bahan – bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Air secukupnya
b. Minyak secukupnya
c. Tissue secukupnya
D. Prosedur kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menimbang gelas ukur kosong dengan menggunakan neraca ohauss
3. Mengisi gelas ukur kosong dengan air, kemudian menimbang kembali dengan
menggunakan neraca ohauss.
4. Mengukur suhu awal air pada gelas ukur (T1gelas ukur) T2 GU
5. Memanaskan air tersebut di atas kaki tiga yang telah dilapisi kasa asbes hingga mendidih
dengan menggunakan lampu spirtus
6. Memindahkan lampu spirtus dari kaki tiga kemudian mengukur suhu air dengan
menggunakan termometer dan mencatat hasilnya sebagai suhu akhir (T2gelas ukur) T2 GU
7. Mengisi tabung reaksi dengan air, kemudian mengukur suhu awal (T 1 tabung reaksi) T2 TR
8. Memasukkan tabung reaksi yang telah berisi air kedalam air di dalam gelas ukur.
9. Mengamati kenaikan suhu pada air dalam tabung dan bersamaan dengan itu menyalakan
stopwatch untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai suhu air tidak
berubah.
10. Mencatat suhu akhir (T2 tabung reaksi) T2 TR yang terukur pada termometer, serta waktu t yang
dibutuhkan hingga suhunya tidak berubah lagi.

7
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

11. Mengulangi langkah 2 hingga 10 dengan mengganti air dalam tabung reaksi dengan
minyak
E. Hasil pengamatan
Kegiatan 1: Menghitung Koefisien Konveksi air
NST Termometer = .............
NST Jangka sorong =..............cm
Diameter tabung =..............cm
Massa gelas ukur kosong =............... g
Massa gelas ukur kosong + air =............... g
No. Jenis Zat Cair T1GU ( T2GU ( T1TR ( T2TR( t (s)
1.
2. Air
3.
Kegiatan 1: Menghitung Koefisien Konveksi Minyak
NST Termometer = .............
NST Jangka sorong =..............cm
Diameter tabung =..............cm
Massa gelas ukur kosong =............... g
Massa gelas ukur kosong + minyak =............... g
No. Jenis Zat Cair T1GU ( T2GU ( T1TR ( T2TR( t (s)
1.
2. Minyak
3.

8
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

PERCOBAAN III

KALOR PEMBAKARAN

A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kalor pembakaran pada alkohol
2. Untuk mengetahui kalor pembakaran pada spirtus
3. Untuk mengetahui kalor pembakaran pada minyak tanah
B. KAJIAN
Kalor adalah sesuatu yang dipindahkan dari sistem ke sekelilingnya akibat adanya
perbedaan suhu. Kalor pembakaran adalah kalor yang dilepaskan atau diserap oleh 1 mol
unsur atau senyawa(ΔHc). Reaksi suatu zat dengan oksigen disebut reaksi pembakaran.
Zat yang mudah terbakar adalah unsur karbon, hidrogen, belerang dan berbagai senyawa
dari unsur tersebut.
Suatu bahan bakar dapat dipandang ekonomis atau tidak bergantung pada kalor
pembakaran bahan-bahan tersebut. Semakin besar jumlah kalor yang dilepaskan pada
reaksi pembakaran, semakin besar pula nilai ΔH pembakarannya.
Tidak semua bahan bakar dapat terbakar sempurna, sebagian ada yang pembakarannya
tidak sempurna. Pembakaran sempurna bahan bakar akan menghasilkan gas CO2
sedangkan pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan gas CO.
C. Alat dan bahan
1. Gelas ukur
2. Termometer
3. Pembakar spritus
4. Kaki tiga+asber
5. Statif+klem
6. Corong
7. Spirtus
8. Air
9. Alkohol
10. Minyak tanah
11. Korek
12. Tissue
D. Prosedur kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang bunsen dalam keadaan kosong
3. Isi bunsen dengan zat pembakar kemudian timbang kembali
4. Isi gelas kimia dengan air sebanyak 100 ml, dan ukur suhu awal

9
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

5. Panaskan air dan hitung waktu untuk menaikkan suhunya


6. Timbang kembali bunsen yang berisi zat pembakar setelah pembakaran
7. Ulangi untuk zat pembakar lain
E. Tabel pengamatan
Kegiatan 1 : hubungan waktu terhadap kenaikan suhu pada alkohol
NST Neraca Ohauss :
NST Termometer :
T1 (°C) T2(°C) T2 – T1 t(s)

F. Tugas Pendahuluan
1. Apa yang dimaksud dengan kalor pembakaran?
2. Tuliskan jenis-jenis pembakaran?
3. Tuliskan nilai kalor pembakaran pada masing-masing bahan bakar!

10
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

PERCOBAAN IV
KONSTANTA JOULE
A. Tujuan Percobaan
1. Memahami hubungan satuan kalori dan satuan joule.
2. Menentukan harga tetapan kesetaraan kalor.
3. Memahami Aplikasi dari percobaan Konstanta Joule dalam kehidupan sehari-hari
B. Kajian Teori
Kalori adalah suatu bentuk energi. Satuan dalam SI untuk energi adalah Joule (J) dan
satuan yang menyangkut energi kalor pada umumnya adalah kalori. Energi kalor pembakaran,
energi kalor makanan dan energi kalor lainnya sering dinyatakan dalam satuan kalori.
Oleh karena itu sering kita ditanya, berapa Joule harga 1 kalori atau sebaliknya berapa
kalori harga I joule, itulah yang akan kita cari dalam percobaan ini. Energi yang sudah pasti
dalam satuan joule dapat diperoleh dengan mudah dari energi listrik. Pandang seuntas kawat
pemanas yang ada pada kalorimeter listrik seperti pada Gambar 1. Jika pada kawat berpilin
tersebut kita beri arus dari sumber arus, maka pada kawat akan terjadi daya disipasi oleh
hambatan kawat. Besarnya daya disipasi ini adalah :
P = I.V (1)
P dalam satuan watt dan I dalam ampere adalah arus yang mengalir ke kawat dan V
dalam satuan volt adalah tegangan yang terjadi di antara kedua terminal kawat.
Besar energi daya disipasi yang dilepas kawat selama waktu t adalah :
W = I.V.t = Daya kali waktu = watt.detik= Joule (2)
Bila kita celupkan kawat tadi dalam air, maka kalor yang diterima air adalah :
Q = mc (Tf - To) = Kalori (3)
M adalah massa air, C adalah kalor jenis air, Tf adalah temperatur akhir air,To adalah
temperatur awal air,
Kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepas kawat berpilin, jadi :
W = Q atau
I.V.t = mc (Tf - To) (4)
Penyetaraan, hingga persamaan (4) menjadi
(I.V.t) Joule = k (m c (Tf - To)) kalori, dengan k adalah faktor kesetaraan.

11
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

Pada Gambar 2 diperlihatkan bentuk rangakain percobaan untuk menentukan harga k


tersebut.

C. Alat dan Bahan


1 Catu-daya 1 Buah
2 Multimeter 2 Buah
3 Kabel penghubung hitam 2 Buah
4 Kabel penghubung merah 2 Buah
5 Nerasa 311 g 1 Buah
6 Kalorimeter 1 Buah
7 Termometer 1 Buah
8 Air Secukupnya
9 Tissue Secukupnya

D. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menimbang kalorimeter kosong (mkk) dengan neraca Ohauss
3. Memasukkan air ke dalam kalorimeter dan mengukur massanya sehingga diperoleh
massa air.
4. Mencatat suhu mula-mula air (T0) dengan memperhatikan penunjukan skala pada
termometer yang ada pada kalorimeter.
5. Membuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini:

12
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

Gambar 1 : Percobaan Konstanta Joule


6. Menggunakan kabel penghubung pada kalorimeter sebagai penghubung dengan sumber
listrik AC
7. Menyiapkan stopwatch lalu menekan stopwatch serentak catu daya dinyalakan selama
300 detik (5 menit).
8. Membaca tegangan pada multimeter dan suhu pada termometer lalu mencatat dalam
tabel pengamatan.
9. Mengulangi langkah 7 dengan waktu yang berbeda dan mencatat hasil pengamatan pada
tabel pengamatan.
E. HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
NST Termometer : NST Neraca Digital :
NST Stopwatch : mair :
mkalorimeter kosong (kk) : NST Voltmeter :
m(kk) + mair : To :
cair : ckalorimeter :

13
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

Waktu (s) Tf T0 Tegangan (V) Energi Energi Kalor K=W/Q (J/kal)


Listrik (J) (kalori)
(oC) (oC)

F. Tugas Pendahuluan
1) Tuliskan fungsi alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini!
2) Jelaskan konsep yang mendasari percobaan ini!
3) Berikan contoh aplikasi tara calorimeter dalam kehidupan sehari-hari!
4) Apakah yang dimaksud dengan kapasitas kalor?

14
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

PERCOBAAN V

PANAS JENIS LOGAM

A. Tujuan Percobaan
a. Menentukan panas jenis suatu logam melalui percobaan
b. Membuat Persamaan Panas Jenis beberapa kubus logam
c. Membandingkan panas jenis percobaan dari beberapa kubus logam

B. Kajian Teori
Pada kalorimeter yang terisolasi secara baik maka akan berlaku asas Black, yakni
jumlah panas yang diberikan oleh logam sama dengan jumlah panas yang diterima oleh sistem
kalorimeter. Sistem kalorimeter yang dimaksud pada percobaan ini adalah: kalorimeter,
pengaduk, air, dan termometer.
Jika suhu logam mula-mula adalah Ta dan suhu kesetimbangan antara logam dengan
sistem kalorimeter adalah T, maka panas yang dibebaskan logam adalah:

Q1  mc Ta  T  (1)

dengan m menyatakan massa logam dan c adalah kapasitas panas jenis logam.
Jumlah panas yang diterima oleh sistem kalorimeter adalah:

Q2  mk ck  mpcp  ma ca T  Ti  (2)

dengan mk , mp , dan ma secara berturut-turut adalah massa kalorimeter, massa


pengaduk, dan massa air. Besaran ck, cp, dan ca secara berturut-turut adalah panas jenis
kalorimeter, panas jenis pengaduk, dan kapasitas panas jenis air. T i menyatakan suhu awal
sistem kalorimeter. Bertolak dari persamaan (1) dan (2) dengan asas Black dapat ditentukan
panas jenis ( c) logam sebagai berikut:

(mk ck  mpcp  ma ca )T  Ti 


c (3)
mTa  T 

15
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

C. Alat dan Bahan


1. Gelas ukur 200 ml
2. Pembakar spritus
3. Kalorimeter
4. Termometer
5. Neraca Ohauss
6. Tali pengikat
7. Berbagai kubus logam berbagai jenis

D. Prosedur percobaan
1. Timbanglah massa kalorimeter dengan neraca elektronik mk
2. Tibanglah massa besi m
3. Isilah kalorimeter dengan air kira-kira 2/3 bagian volumenya, timbanglah kalorimeter beserta
air. Dari langkah 1 dan langkah 3 ini dapat ditentukan massa air ma
4. Ukurlah dengan termometer suhu awal air pada kalorimeter Ti
5. Ambillah gelas kimia dan isi dengan air 1/3 bagian. Selanjutnya masukkan besi ke dalam
gelas dan panaskan dengan bunsen sampai mendidih.
6. Ukurlah suhu besi mula-mula dengan memasukkan termometer ke dalam gelas sebagai To
7. Dengan menggunakan penjepit ambillah besi panas dari gelas kimia dan segera masukkan
kedalam kalorimeter.
8. Tutuplah kalorimeter dengan rapat-rapat dan aduklah air dalam kalorimeter secara kontinyu.
9. Catatlah suhu campuran pada kalorimeter sampai tercapai suhu keseimbangan antara besi
dengan sistem kalorimeter T.
10. Dengan cara yang sama lakukan langkah 1 s.d. 10 untuk logam aluminium, kuningan dan
tembaga.

16
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

E. Table pengamatan
Massa kalorimeter : ….. gram To =
Massa logam : ….. gram C =……
Massa Massa kalorimeter
No Jenis Logam Tc T air
Logam + air
1
2
3
4

Lakukan untuk jenis logam yang lain….


F. Tugas Pendahuluan
1. Apakah yang disebutkan dengan panas jenis logam, koefisien muai linear dan volume,
serta titik Kristal dan triple ?
2. Tuliskan tetapan panas jenis logam aluminium, kuningan, tembaga, baja, kaca, besi, dan
perak ?

17
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

PERCOBAAN VI
PENDINGINAN NEWTON
A. TujuanPercobaan
1. Memahami hubungan teori dan praktek tentang penggunaan Hukum Pendinginan Newton
2. Menggambar grafik antara temperature dan waktu
3. Menghitung panas jenis zat cair
4. Membandingkan grafik yang diperoleh dari percobaan dengan yang ada di literature

B. KajianTeori
Jika suatu zat cair yang temperaturnya di atas suhu kamar didinginkan dan Penurunan
temperaturnya diamati untuk setiap selang waktutertentu, maka kita akan peroleh suatu kurva
yang menyatakan hubungan antara suhu dan waktu. Kurva tersebut dinamakan kurva
pendinginan (cooling curve).
Diasumsikan bahwa penurunan temperature zat cair sebanding dengan kuantitas
panas yang diradiasikan zat cair perunit waktu dan sebanding dengan perbedaan antara
temperature zat cair dengan temperature sekelilingnya.
Sn= pair .tminyak– m (tair–tminyak) / pminyak. tair
Hukum Pendinginan Newton menyatakan bahwa laju perubahan pendinginan suhu suatu
benda sebanding dengan perbedaan antara suhu sendiri dan suhu ambien (yaitu suhu
sekitarnya). Hukum Newton membuat pernyataan tentang tingkat sesaat perubahan suhu.
Hukum Newton yang dimaksudkan disini, bukanlah Hukum Newton yang berkaitan dengan
gerak [Hukum I Newton (F=0), Hukum II Newton (F=m.a) dan Hukuk III Newton (F aksi=-Freaksi)],
melainkan Hukum Newton [Pendinginan Newton] yang berkaitan dengan Hukum
Termodinamika, yaitu hukum II termodinamika.

C. AlatdanBahan
1. Air
2. Gelasukur
3. Gliserin
4. KorekApi

18
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

5. LampuSpiritus
6. Minyak
7. Neraca Digital
8. Statif + Klem
9. Stopwatch
10. Tabungreaksi
11. Termometer
12. Tissue

D. ProsedurPercobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Rakit alat yang akan digunakan
3. Ukur massa tabung reaksi kosong, kemudian isi gelas ukur dengan air dengan volume
tertentu
4. Hitung massa air pada gelas ukur dengan menggunakan neraca digital
5. Masukkan air ke dalam tabung reaksi
6. Pasang thermometer dalam tabung reaksi dan usahakan agar thermometer tersebut tidak
menyentuh dasar dan pinggiran tabung reaksi
7. Panaskan air hingga mencapai suhu yang ditentukan oleh asisten
8. Matikan lampu spiritus dan nyalakan stopwatch sesuai anjuran asisten
9. Amati penurunansuhupadatermometersesuaidengananjuranasisten
10. Ulangi prosedur percobaan 3 sampai 9 dengan zat cair yang lain
11. Catat hasil pengamatan dalam tabel pengamatan

E. Tabel Pengamatan
Kegiatan1 :Hubungan antara suhu dan waktu pada pendinginan air
Nst Termometer :…….
Nst Neraca Digital :……. gram
Nst Stopwatch :…… s

19
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

ZatCair Temperatur ( C) Waktu (s)

Air

Kegiatan2 :Hubungan antara suhu dan waktu pada pendinginan minyak


Nst Termometer :…….
Nst Neraca Digital :……. gram
Nst Stopwatch :…… s
ZatCair Temperatur ( C) Waktu (s)

Minyak

Kegiatan 3: Hubungan Antara Suhu Dan Waktu Pada Pendinginan Gliserin


Nst Termometer :…….
Nst Neraca Digital : …........gram
Nst Stopwatch : ...........s
ZatCair Temperatur ( C) Waktu (s)

Gliserin

20
Prakikum Praktikum Termodinamika
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno, Fisika Dasar kalor, Bandung: ITB. Pres

Paul Suparno, 1992. Termokimia, Surabaya: Unes

Zemansky, 1982. Kalor Dan Termodinamika, Bandung: ITP Pres

21

Anda mungkin juga menyukai