Anda di halaman 1dari 7

DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN GANGGUAN

JIWA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI PUSKESMAS KUTA ALAM


KOTA BANDA ACEH

AN OVERVIEW OF FAMILY SUPPORT TOWARD PSYCHIATRIC PATIENTS


WITH SELF CARE DEFICIT IN THE OF PUSKESMAS (THE COMMUNITY
HEALTH SERVICE) KUTA ALAM SUB-DISTRICT IN BANDA ACEH
MUNICIPALITY

Putri Rahayu Kusuma1; Muhammad Armiyadi2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
2
Bagian Program Perencanaan Rumah Sakit Jiwa Aceh
e-mail: putrirahayu_kusuma@yahoo.com; Muhammad.armiyadi.signori@gmail.com

ABSTRAK

Aktivitas perawatan diri menurun pada pasien gangguna jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir,
sehingga keluarga menjadi sistem pendukung utama dalam mengatasi keadaan ini. Penelitian ini bertujuan
untuk gambaran dukungan keluarga pada pasien gangguna jiwa dengan defisit perawatan diri di Wilayah
Kerja Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga pasien gangguan jiwa dengan defisit
perawatan diri yang tercatat sebagai penerima layanan dipuskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh berjumlah
sebanyak 164 orang. Pengambilan sampel minimal dihitung berdasarkan rumus slovin sebanyak 63 orang
yang berkunjung ke puskesmas saat penelitian. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Data
dikumpulkan menggunakan kuisioner dengan teknik angket. Hasil penelitian menunjukkan responden
mempunyai dukungan emosional yang baik sebanyak 33 orang (52,4%), responden mempunyai dukungan
informasi yang kurang baik sebanyak 35 orang (55,6%), responden mempunyai dukungan instrumental yang
baik sebanyak 36 orang (57,1%), responden mempunyai dukungan penghargaan yang baik sebanyak 35
orang (55,6%). Berdasarkan hasil penelitian, puskesmas diharapkan dapat membantu peningkatan
kemampuan keluarga dalam mendapat informasi yang dibutuhkan dan mendorong partisipasi aktif anggota
keluarga dalam melakukan perawatan diri pasien gangguan jiwa dengan defisit perawatan diri.

Kata Kunci : Defisit perawatan diri, pasien gangguan jiwa

ABSTRACT

Self care deficit occurs because of the changes in thinking process of a psychiatric patient. In overcoming this
problem, family as the main source of support is very crucial. The objective of this research was to identify
the overview of family support toward psychiatric patients with self care deficit in the working area of the
Community Health Service of Kuta Alam Sub-District in Banda Aceh Municipality. This descriptive research
was conducted by means of cross sectional study approach. The popultaion of this research covered all of the
family members of the psychiatric patients with self care deficit who received health care provided by the
Community Health Service of Kuta Alam Sub-District. A number of 63 respondents were taken out of 163
population members by using purposive sampling technique. The research data were collected by distributing
questionniares. The results indicated that there were 33 respondents (52.4%) who received adequate
emotional support, 35 respondents (55.6%) who received inadequate informational support, 36 respondents
(57.1%) who received adequate instrumental support, and 35 respondents (55.6%) who received adequate
appraisal support. Based on this results, it is suggested that the Health Community Service keep facilittating
information and motivating the patients’ family members in taking care of the psychiatric patients with self
care deficit.

Keywords : Self Care Deficit, Psychiatric Patients

1
PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa merupakan bagian kumuh. Malam hari masih keluyuran diluar
yang integral dari kesehatan. Kesehatan jiwa rumah dan jika keluar rumah sering tidak
bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, menggunakan alas kaki (sandal). Terkadang
akan tetapi merupakan suatu hal yang sedang berjalan sambil makan, sehingga
dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan pasien tersebut terlihat seperti tidak
jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta diperdulikan oleh keluarganya, bahkan
mampu mengatasi tantangan hidup, dapat mungkin terlihat seperti tidak mempunyai
menerima orang lain sebagaimana adanya, keluarga. Padahal pasien tersebut sebenarnya
serta mempunyai sikap positif terhadap diri sangat membutuhkan perhatian lebih dari
sendiri dan orang lain. Orang yang sehat jiwa keluarga untuk dirinya sendiri misal
dapat mempercayai orang lain dan senang kebutuhan mandi, makan, berpakaian dan
menjadi bagian dari suatu kelompok toileting.
(Budiarto, 2009). Berdasarkan survei dan wawancara
Keluarga merupakan sistem penulis dengan keluarga pasien. Penulis
pendukung utama yang memberikan mewawancara 12 orang keluarga, 7 orang
perawatan langsung pada setiap keadaan keluarga mengatakan bahwa pasien yang
(sehat-sakit) klien. Umumnya keluarga mengalami gangguan jiwa kurang bersih,
meminta bantuan tenaga kesehatan jika dikarenakan pasien tersebut tidak ingin
mereka tidak sanggup lagi merawatnya. Oleh mandi, makan sembarangan, kadang tidak
karena itu asuhan keperawatan yang berfokus memakai pakaian sesuka hati, BAB (Buang
pada keluarga bukan hanya memulihkan Air Besar) / BAK (Buang Air Kecil
klien tetapi bertujuan untuk mengembangkan sembarangan. Sedangkan 5 orang keluarga
dan meningkatkan kemampuan keluarga mengatakan bahwa pasien jiwa mandi tidak
dalam mengatasi masalah kesehatan dalam teratur, sesuai keinginan termasuk kemauan
keluarga tersebut (Keliat, 2005). berpakaian dan menjaga penampilan dan
Dukungan keluarga sangat penting makan.
bagi pasien dengan gangguan jiwa karena Dukungan keluarga sangat perlu bagi
keluargalah yang paling lama berinteraksi pasien gangguan jiwa yang di rawat di
dengan pasien. Dalam keluarga masalah rumah. Pasien gangguan jiwa membutuhkan
dapat muncul dan masalah dapat dicarikan
kebutuhan mandi, kebutuhan makan,
alternatif penyelesaianya, disebutkan ada
empat jenis dukungan keluarga yaitu kebutuhan pakaian, dan kebutuhan toileting.
dukungan instrumental, dukungan Jika keluarga tidak ikut berperan dalam
informasional, dukungan penilaian, dan perawatan diri pasien dengan gangguan jiwa,
dukungan emosional (Ratna, 2010). maka pasien tersebut merasa seperti tidak ada
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota yang memperdulikan dan sangat berpengaruh
Banda Aceh Tahun 2015 pasien gangguan kepada kondisinya. Jika keluarga ikut
jiwa yang berkunjung ke pelayanan
berperan dalam defisit perawatan diri pada
kesehatan berjumlah 136.796 orang,
sedangkan yang laki-laki berjumlah 67.666 pasien gangguan jiwa maka pasien tersebut
orang dan perempuan berjumlah 69.130 lambat laun kondisinya akan semakin
orang (Dinkes Kota Banda Aceh, 2015) membaik karena mendapat perhatian dari
Berdasarkan data dari Puskesmas keluarga. Berdasarkan latar belakang yang
Kuta Alam tahun 2017 pasien gangguan jiwa telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan
yang berkunjung ke pelayanan kesehatan suatu permasalahan yakni bagaimanakah
berjumlah 164 orang (Puskesmas Kuta Alam,
Gambaran Dukungan Keluarga Pada Pasien
2017). Berdasarkan fenomena yang ada di
Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam, peran Gangguan Jiwa dengan Defisit Perawatan
keluarga pada pasien gangguan jiwa masih Diri di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam
sangat kurang, hal ini bisa dilihat dari Kota Banda Aceh
keluarga yang mempunyai anggota pasien
dengan gangguan jiwa terlihat seperti tidak METODE
terurus, dilihat dari penampilan sangat

2
Desain penelitian ini bersifat 2 < Rp. 2.500.000 42 67,3
deskriptif dengan desain cross sectional Total 63 100
study. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh keluarga pasien defisit perawatan
diri. Menurut catatan jumlah keluarga di Tabel 1 menunjukkan bahwa reponden
Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh dari mempunyai umur dewasa tua sebanyak 62
bulan Januari s.d April 2017 berjumlah 164 orang (98,4%), mempunyai jenis kelamin
orang. Setelah menggunakan rumus slovin perempuan sebanyak 41 orang (65,1%),
maka diperoleh sampel berjumlah 63 orang mempunyai pekerjaan swasta/wiraswasta
pasien defisit perawatan diri yang yaitu 43 orang (68,3%), mempunyai
berkunjungan ke Wilayah Kerja Puskesmas pendidikan menengah sebanyak 46 orang
Kuta Alam. Pengambilan sampel (49,5%) dan mempunyai penghasilan < Rp.
menggunakan purposive sampling dengan 2.500.000 di wilayah kerja puskesmas Kuta
inklusi kriteria: Alam Kota Banda Aceh.
1. Bersedia menjadi responden penelitian
2. Berada ditempat saat penelitian Tabel 2. Dukungan Emosional
3. Mampu membaca dan menulis
4. Anggota keluarga yang merawat pasien No Dukungan Jumlah
defisit perawatan diri Emosional f %

HASIL 1 Baik 33 52,4


Berdasarkan hasil penelitian pada 63 2 Kurang Baik 30 47,6
responden sebagai berikut : Total 63 100

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa


Tabel 1 Data Demografi Responden responden mempunyai dukungan emosional
yang baik sebanyak 33 orang (52,4%) di
No Data Demografi Jumlah Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam Kota
Responden f % Banda Aceh
1. Kelompok Umur Tabel 3. Dukungan Informasi
1 Dewasa pertengahan 1 1,6
(25-45 tahun) No Dukungan Jumlah
2 Dewasa Tua (>45 62 98,4 Informasi f %
tahun)
Total 63 100 1 Baik 28 44,4
2. Jenis Kelamin 3 Kurang Baik 35 55,6
1 Laki-laki 22 34,9 Total 63 100
2 perempuan 41 65,1
Total 63 100 Tabel 3 menunjukkan bahwa
3. Pekerjaan responden mempunyai dukungan informasi
1 PNS 9 14,3 yang kurang baik sebanyak 35 orang (55,6%)
2 Swasta/Wiraswasta/pe 50 79,4 di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam
dagang Kota Banda Aceh.
3 Nelayan 4 6,3
Total 63 100 Tabel 4. Dukungan Instrumental
4. Pendidikan
1 Dasar 9 14,3 No Dukungan Jumlah
2 Menengah 46 49,5 Instrumental f %
3 Tinggi 8 12,7 1 Baik 36 57,1
Total 63 100 2 Kurang Baik 27 42,9
3. Penghasilan Total 63 100
1 ≥ Rp. 2.500.000 21 33,3

3
Tabel 4 menunjukkan bahwa bahwa penguasaan terhadap emosi diantaranya
responden mempunyai dukungan menjaga hubungan emosional, perasaan
instrumental yang baik sebanyak 36 orang aman, nyaman dan terlindung, serta
(57,1%) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta hubungan interpersonal. Aspek-aspek dari
Alam Kota Banda Aceh dukungan emosional meliputi dukungan yang
diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya
Tabel 5. Dukungan Penghargaan kepercayaan, perhatian dan mendengarkan
atau didengarkan (Friedman, 2010)
No Dukungan Jumlah Menurut Yosep (2007) dukungan
Penghargaan f % emosional mencakup perasaan, kepedulian,
1 Baik 35 55,6 motivasi, dan perhatian terhadap individu
2 Kurang Baik 28 44,4 sehingga individu merasa nyaman,dicintai
Total 63 100 dan diperhatikan saat menghadapi berbagai
tekanan dalam hidup. Selama depresi
Tabel 5 menunjukkan bahwa
berlangsung, individu sering menderita
responden mempunyai dukungan
secara emosional, sedih, cemas dan
penghargaan yang baik sebanyak 35 orang
kehilangan harga diri. Dukungan emosional
(55,6%) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta
memberikan individu perasaan nyaman,
Alam Kota Banda Aceh
merasa dicintai saat mengalami depresi,
bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa
PEMBAHASAN
percaya, perhatian sehingga individu yang
menerimanya merasa berharga, sehingga
1. Dukungan Emosional
akan mendorong upaya untuk mengutamakan
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
perilaku perawatan diri yang diharapkan
responden mempunyai dukungan emosional
keluarga.
yang baik sebanyak 33 orang (52,4%) di
Hasil penelitian ini sesuai dengan
Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam Kota
penelitian yang dilakukan oleh Zahratul
Banda Aceh.
(2015) tentang gambaran dukungan keluarga
Defisit Perawatan Diri adalah Suatu
pada pasien gangguan jiwa dengan defisit
kondisi pada seseorang yang mengalami
perawatan diri di Rumah Sakit Jiwa Medan
kelemahan kemampuan dalam
Sumatera Utara. Hasil penelitian
melakukan/melewati aktivitas perawatan diri
menunjukkan bahwa keluarga ada dukungan
secara mandiri (Wartonah 2000). Jika
emosional sebanyak 25 orang (52,1%) di
seseorang tidak dapat melakukan semua
Rumah Sakit Jiwa Medan.
perawatan diri, situasi ini digambarkan
Menurut peneliti mayoritas responden
sebagai defisit perawatan diri total.
mempunyai dukungan emosional yang baik
Kurangnya perawatan diri pada pasien
terhadap pasien defisit perawatan jiwa. Ini
dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
menunjukkan bahwa dukungan emosional
perubahan proses pikir sehingga kemampuan
keluarga dengan pasien, dalam arti kata
melakukan aktifitas perawatan diri menurun.
keluarga mengurus pasien dengan baik,
Defisit perawatan diri merupakan suatu
segala kebutuhan yang diperlukan pasien
kondisi pada seseorang yang mengalami
diberikan oleh keluarga.
kelemahan kemampuan dalam melakukan
atau melengkapi aktifitas perawatan diri
2. Dukungan Informasi
secara mandiri seperti mandi, berpakaian,
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
makan, BAK/BAB (Fitria, 2009)
responden mempunyai dukungan informasi
Perawatan diri atau kebersihan diri
yang kurang baik sebanyak 35 orang (55,6%)
merupakan perawatan diri sendiri yang
di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan
Kota Banda Aceh.
baik fisik maupun psikologis, pemenuhan
Dukungan yang kurang diartikan
perawatan diri dipengaruhi oleh budaya, nilai
bahwa responden kurang dalam mendapat
sosial pada individu atau keluarga,
bantuan dalam bentuk informasi. Banyak
pengetahuan (Hidayat, 2007). Keluarga
alternatif yang dapat diketahui melalui
sebagai tempat yang aman dan damai untuk
berbagai sumber informasi misal dari petugas
istirahat dan pemulihan serta membantu
kesehatan. Dukungan informasi yang

4
diberikan oleh keluarga sangat dibutuhkan dukungan informasi sebanyak 30 orang
oleh anggota keluarga yang sakit dimana (40%) di Desa Gedangan Kecamatan Grogol
individu tersebut dapat diberi informasi oleh Kabupaten Sukoharjo.
keluarga dan diarahkan sehingga dapat Menurut peneliti mayoritas responden
digunakan oleh seseorang dalam mengatasi mempunyai dukungan informasi yang kurang
permasalahan yang dihadapinya seperti baik. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga
kebutuhan dalam perawatan diri. selalu memberikan informasi kepada pasien
Menurut Landy dan Conte (2007) defisit perawatan jiwa. Tetapi pasien tidak
keluarga berfungsi sebagai penyebar menanggapi dukungan informasi yang
informasi tentang dunia, mencakup memberi diberikan keluarga sehingga keluarga
nasehat, petunjuk-petunjuk, saran atau umpan menentang keras terhadap pasien.
balik. Bentuk dukungan keluarga yang
diberikan oleh keluarga adalah dorongan 3. Dukungan Instrumental
semangat, pemberian nasehat atau Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
mengawasi pola makan sehari-hari dan responden mempunyai dukungan
pengobatan. Dukungan juga merupakan instrumental yang baik sebanyak 36 orang
perasaan individu yang mendapat perhatian, (57,1%) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta
disenangi, dihargai dan termasuk bagian dari Alam Kota Banda Aceh.
masyarakat. Dukungan ini diberikan dengan Kebersihan diri diperlukan untuk
memberikan gagasan untuk bertindak dalam kenyamanan, keamanan dan kesehatan
mengatasi kesulitan. Keluarga berfungsi seseorang. Perawatan diri membutuhkan
sebagai kolektor dan diseminator informasi dukungan materi yang sesuai dengan
tentang dunia yang dapat digunakan untuk kebutuhan termasuk shampo, sabun, odol,
mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari sikat gigi, handuk dan sebagainya untuk
dukungan ini adalah dapat menekan penurunan kemampuan pasien gangguan
munculnya suatu stressor karena informasi jiwa. Perawatan yang baik akan
yang diberikan dapat menyambungkan aksi mempertahankan keadaan kesehatan anggota
sugesti yang khusus pada individu. Aspek- keluarga yang sakit khususnya pada pasien
aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, gangguan jiwa dengan defisit perawatan diri.
usulan, saran, petunjuk dan pemberian Menurut Heaney and Israel (2008)
informasi. Keluarga merupakan suatu sumber bantuan
Menurut Friedman (2010) jenis yang praktis dan konkrit. Bantuan mencakup
dukungan ini meliputi jaringan komunikasi memberikan bantuan yang nyata dan
dan tanggung jawab bersama, termasuk di pelayanan yang diberikan secara langsung
dalamnya memberikan solusi dari masalah, bisa membantu seseorang yang
memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau membutuhkan. Dukungan instrumental
umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh adalah bantuan yang diberikan secara
seseorang. Keluarga dapat menyediakan langsung, berupa waktu luang, bersifat
informasi dengan menyarankan tentang fasilitas atau materi misalnya menyediakan
dokter, terapi yang baik bagi dirinya, dan fasilitas yang diperlukan, meminjamkan
tindakan spesifik bagi individu untuk uang, memberikan makanan kesukaan anak
melawan stressor. Individu yang mengalami yang tidak berdampak pada kesehatannya,
depresi dapat keluar dari masalahnya dan permainan atau bantuan yang lain. Manfaat
memecahkan masalahnya dengan dukungan dukungan ini adalah mendukung pulihnya
dari keluarga dengan menyediakan feed back. energi atau stamina dan semangat yang
Pada dukungan informasi ini keluarga menurun selain itu individu merasa bahwa
sebagai penghimpun informasi dan pemberi masih ada perhatian atau kepedulian dari
informasi. lingkungan terhadap anggotanya yang sedang
Hasil penelitian ini sesuai dengan mengalami kesulitan atau penderitaan.
penelitian yang dilakukan oleh Emailda Dukungan ini meliputi penyediaan
Siregar (2016) tentang gambaran dukungan dukungan jasmaniah seperti pelayanan,
keluarga pada pasien dengan defisit bantuan finansial dan material berupa
perawatan diri di Desa Gedangan Kecamatan bantuan nyata (instrumental support material
Grogol Kabupaten Sukoharjo. Hasil support), suatu kondisi dimana benda atau
penelitian menunjukkan bahwa keluarga ada jasa akan membantu memecahkan masalah

5
praktis, termasuk di dalamnya bantuan berfungsi sebagai pemberi umpan balik yang
langsung, seperti saat seseorang memberi positif, menengahi penyelesaian masalah
atau meminjamkan uang, membantu yang merupakan suatu sumber dan
pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, pengakuan identitas anggota keluarga.
menyediakan transportasi, menjaga dan Keberadaan informasi yang bermanfaat
merawat saat sakit atau mengalami depresi dengan tujuan penilaian diri serta penguatan
yang dapat membantu memecahkan masalah. (pembenaran).
Dukungan nyata paling efektif bila dihargai Dukungan ini meliputi pertolongan
oleh individu dan mengurangi depresi pada individu untuk memahami kejadian
individu. Pada dukungan nyata keluarga depresi dengan baik dan juga sumber depresi
sebagai sumber untuk mencapai tujuan dan strategi koping yang dapat digunakan
praktis dan tujuan nyata. Keluarga bertindak dalam menghadapi stressor. Dukungan ini
sebagai sumber pertolongan praktis dan juga merupakan dukungan yang terjadi bila
konkrit. Dukungan instrumen diantaranya ada ekspresi penilaian yang positif terhadap
adalah kesehatan dalam hal makan, minum, individu. Individu mempunyai seseorang
istirahat dan terhindar dari kelelahan. yang dapat diajak bicara tentang masalah,
Hasil penelitian ini sesuai dengan terjadi melalui ekspresi penghargaan positif
penelitian yang dilakukan oleh Rizal Fahlevi individu kepada individu lain, penyemangat,
(2016) tentang gambaran dukungan keluarga persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan
pada pasien defisit perawatan diri di Rumah seseorang dan perbandingan positif seseorang
Sakit Jiwa Medan Sumatera Utara. Hasil dengan orang lain, misalnya orang yang
penelitian menunjukkan bahwa keluarga rata- kurang mampu. Dukungan keluarga dapat
rata responden ada dukungan instrumental membantu meningkatkan strategi kopling
sebanyak 56 orang (76,7%) di Rumah Sakit individu dengan strategi-strategi alternatif
Jiwa Medan Sumatera Utara. berdasarkan pengalaman yang berfokus pada
Menurut peneliti mayoritas responden aspek-aspek yang positif.
mempunyai dukungan instrumental yang Hasil penelitian ini sesuai dengan
baik, hal ini menunjukkan bahwa keluarga penelitian yang dilakukan oleh Samosir
peduli dengan pasien defisit perawatan diri (2015) tentang gambaran dukungan keluarga
dengan memberikan kebutuhan alat-alat yang dengan defisit perawatan diri pada pasien
diperlukan oleh pasien, sehingga pasien bisa jiwa di Rumah Sakit Jiwa Medan Sumatera
sembuh. Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keluarga tidak ada dukungan instrumental
4. Dukungan Penghargaan sebanyak 35 orang (46,7%) di Rumah Sakit
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Jiwa Medan Sumatera Utara.
responden mempunyai dukungan Hasil penelitian ini sesuai dengan
penghargaan yang baik sebanyak 35 orang penelitian yang dilakukan oleh Fina
(55,6%) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Anggraini (2014) tentang dukungan keluarga
Alam Kota Banda Aceh. terhadap defisit perawatan diri pada pasien
Kemampuan seseorang dalam gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas
perawatan diri bagi pasien gangguan jiwa Wonokerto 1 Kabupaten Pekalongan. Hasil
perlu dihargai sehingga memungkinkan penelitian menunjukkan bahwa keluarga ada
untuk di kerjakan secara berkelanjutan agar dukungan penghargaan yaitu sebanyak 45
dapat di terima oleh orang sekitar. Respon orang (60%) di Wilayah Kerja Puskesmas
positif dari keluarga mendorong pasien Wonokerto 1 Kabupaten Pekalongan.
dengan gangguan jiwa dalam Menurut peneliti, dari 35 responden
mempertahankan upaya perawatan diri yang mempunyai dukungan penghargaan
sendiri. baik menunjukkan bahwa responden selalu
Menurut Landy dan Conte (2007) memberikan penyemangat demi kesembuhan
dukungan penghargaan, yaitu pemberian pasien. Selalu menjaga pasien dalam
dukungan dengan melihat segi positif yang memberikan obat, memberikan hadiah
ada dalam individu dibandingkan dengan supaya pasien lebih semangat untuk sembuh.
orang lain yang berfungsi untuk menambah
penghargaan diri dan perasaan dihargai saat
individu mengalami tekanan. Keluarga

6
KESIMPULAN and health education: Theory, research,
Kesimpulan sebagai berikut and practice, San Fransisco
Responden mempunyai dukungan emosional
yang baik sebanyak 33 orang (52,4%) di Hidayat, 2007. Konsep Dasar Keperawatan.
Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam Kota Jakarta : Selemba Medika.
Banda Aceh. Responden mempunyai
dukungan informasi yang kurang baik Keliat, 2005. Psikiatri Mental. Andi pbl.
sebanyak 35 orang (55,6%) di Wilayah Kerja Jakarta
Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh.
Responden mempunyai dukungan Landy. Conte, 2007, An Introduction to
instrumental yang baik sebanyak 36 orang Industrial and Organizational
(57,1%) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Psychology-Second Edition, Blaxkwell
Alam Kota Banda Aceh. Responden Publishing, Singapore
mempunyai dukungan penghargaan yang
baik sebanyak 35 orang (55,6%) di Wilayah Ratna, 2010, Sosiologi dan Antropologi
Kerja Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Kesehatan dalam Perspektif Ilmu
Aceh. Keperawatan, Edisi Pertama,
Diharapkan kepada Puskesmas Kuta Yogyakarta
Alam agar dapat mengontrol dengan baik
pasien gangguan jiwa dan dapat memberikan Rizal Fahlevi (2016), Gambaran Dukungan
penyuluhan kepada keluarga agar keluarga Keluarga Pada Pasien Defisit
peduli terhadap pasien gangguan jiwa demi Perawatan Diri di Rumah Sakit Jiwa
kesembuhan pasien gangguan jiwa tersebut. Medan Sumatera Utara. Skripsi
Diharapkan kepada keluarga agar dapat
merawat pasien gangguan jiwa agar tidak Samosir (2015), Gambaran Dukungan
mengalami defisit perawatan diri. Keluarga Pada Pasien Defisit
Perawatan Diri di Rumah Sakit Jiwa
REFERENSI Medan Sumatera Utara. Skripsi
Budiarto, 2009. Kesehatan Mental, Sagung
Seto. Jakarta Yosep, 2007. Keperawatan Jiwa. PT.
Reflika Aditama
Emailda Siregar (2016), Gambaran
Dukungan Keluarga Pada Pasien Zahratul (2015), Gambaran Dukungan
Dengan Defisit Perawatan Diri di Desa Keluarga Pada Pasien Gangguan Jiwa
Gedengan Kecamatan Grogol dengan Defisit Perawatan Diri di
Kabupaten Sukoharjo. Skripsi Rumah Sakit Jiwa Medan Sumatera
Utara. Skripsi
Fina Anggraini (2014), Dukungan Keluarga
terhadap Defisit Perawatan Diri pada
Pasien Gangguan Jiwa di Wilayah
Kerja Puskesmas Wonokerto 1
Kabupaten Pekalongan. Skripsi

Fitria, N, 2009, Prinsip Dasar dan Aplikasi


Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Friedman, 2010. Keperawatan Keluarga.


Jakarta : EGC

Heany, Israel, 2008. Social networks and


social support. In: Glanz K, Rimer BK,
Viswanath K, editors. Health behavior

Anda mungkin juga menyukai