Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TUGAS

PERENCANAAN SDM UNIT KERJA RMIK-METODE WISN

Disusun Untuk Memenuhi Kebutuhan Tugas Mata Kuliah


Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis

Dosen Pengampu : Rika Sertiana Oktami., MM

DISUSUN OLEH :

TAHTA ALTARANI

(19D30644)

PROGRAM STUDI DIII PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN

STIKES HUSADA BORNEO

BANJARBARU

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat


melibatkan sumber daya manusia dengan berbagai jenis keahlian. Jangkauan
dan kualitas pelayanan kesehatan sangat tergantung pada kapasitas dan
kualitas tenaga di institusi pelayanan kesehatan terutama rumah sakit
(Djojosugito, 2000 dalam ilyas, 2004). Sehingga seluruh tenaga yang berada
di lingkup pelayanan rumah sakit, termasuk perekam medis memiliki peranan
yang sangat penting dalam upaya memberikan pelayanan informasi kesehatan
yang lebih berkualitas.
Salah satu hambatan untuk mewujudkan profesionalisme sumber daya
manusia dalam organisasi adalah ketidaksesuain antara kapasitas staf dengan
pekerjaannya. Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan oleh jumlah keahlian staf
yang belum proporsional, ataupun karena pendistribusian staf yang masih
belum mengacu pada kebutuhan nyata atau beban kerja di lapangan.
Meumpuknya staf pada salah satu unit tanpa pekerjaan jelas, dan kurangnya
staf pada unit lain merupakan merupakan permasalahan. Salah satu solusi
untuk mengatasinya adalah dengan menghitung jumlah optimal kebutuhan
tenaga berdasarkan beban kerja nyata. (BKN, 2004)
Salah satu sumber daya manusia yang berperan penting dalam
menunjang mutu pelayanan kesehatan yang baik adalah Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan. Berdasarkan Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/
2008 menyebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Penyelenggaraan rekam
medis sangat bermanfaat bagi pasien maupun rumah sakit sebagai sumber
utama informasi kesehatan pasien. Sebagaimana dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No 44 tahun 2009 pasal 29 poin h, tentang kewajiban dan
hak rumah sakit menyatakan bahwa setiap rumah sakit diwajibkan untuk
menyelenggarakan rekam medis.
Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang efektif dan efisien
dalam pengelolaan rekam medik adalah tersedianya SDM yang cukup dengan
kualitas yang tinggi, professional sesuai dengan fungsi dan tugas setiap
personel. Ketersediaan SDM rumah sakit disesuaikan dengan kebutuhan
rumah sakit berdasarkan tipe rumah sakit dan pelyanan yang diberikan kepada
masyarakat. Masalah yang sering terjadi dalam organisasi yaitu kurangnya
jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan, kurangnya kompetensi
(pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai) serta keterbatasan dana dari
Rumah Sakit sehingga tidak dapat menambah dan merawat SDM yang mereka
butuhkan (Ilyas, 2004).
Karena begitu besarnya peranan instalasi rekam medik dalam
menunjang sistem informasi rumah sakit maka perencanaan kebutuhan SDM
nya harus sesuai dengan kebutuhan baik dari segi jenis dan jumlahnya. Untuk
itu harus dilakukan analisis kebutuhan tenaga, karena kelebihan tenaga

2
mengakibatkan terjadinya penggunaan waktu kerja yang tidak produktif atau sebaliknya
kekurangan tenaga akan mengakibatkan beban kerja yang berlebihan.

B. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Berkonstribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya terkait


perencanaan manajemen sumber daya manusia. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberi informasi tambahan atau sebagai penunjang dari teori-teori yang
sudah ada, tentang beban kerja perekam medik.
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Rumah Sakit


Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen rumah sakit dalam
pengelolaan sumber daya manusia khususnya pemenuhan petugas rekam
medik pada Instalasi Rekam Medik berdasarkan beban kerja perekam medik
dan dapat dijadikan acuan dalam menetukan kebijakan terkait perencanaan
kebutuhan jumlah tenaga perekam medik.
b. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti tentang perhitungan beban kerja perekam medik.


c. Bagi Peneliti Berikutnya
Sebagai sumber referensi, masukan.Khususnya pada Instalasi Rekam Medik.

BAB II
Perencanaan Sumber Daya Manusia di Unit Kerja Rekam Medis Dengan
Metode WISN

A.           Pengertian Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam
organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas (Gomes, 1995). Sumber daya
manusia juga merupakan faktor dominan yang harus dipertahankan dalam penyelenggaraan
pembangunan untuk memperlancar pencapaian sasaran pembangunan nasional.

B.            Perencanaan SDM dan Metode Workload Indicator Staffing Need (WISN)


1.        Perencanaan SDM
Perencanaan SDM adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sistematis
dan strategis yang berkaitan dengan peramalan kebutuhan tenaga kerja/pegawai dimasa yang
akan datang dalam suatu organisasi (publik,bisnis) dengan menggunakan sumber informasi yang
tepat guna penyediaan tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas sesuai yang dibutuhkan.
Perencanaan sumber daya manusia di bidang kesehatan diatur dalam Kepmenkes nomor 81 tahun
2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Salah satu metode yang sering digunakan untuk
menghitung kebutuhan pekerja dalam perencanaan SDM adalah analisis menggunakan WISN.
Selain metode WISN ada metode lain yang khusus untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga
perawat yaitu metode douglas.
2.        Metode Workload Indicator Staffing Need (WISN)
Metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja ini merupakan suatu metode
perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja nyata yang dilaksanakan oleh
setiap kategori sumber daya manusia kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk r umah sakit.
Metode perhitungan tersebut pada saat ini telah diadaptasi dan digunakan oleh Departemen
Kesehatan RI dalam menghitung jumlah kebutuhan masing- masing kategori tenaga kesehatan
yang dibutuhkan di Kantor Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Propinsi, Kabupaten/Kota, serta
disahkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI no.81/Menkes/SK/2004.
Menurut Shipp (1998), metode perhitungan ini memiliki keunggulan dibandingkan metode
perhitungan kebutuhan tenaga lainnya. Kelebihan metode ini adalah :
1.         Mudah dilaksanakan, karena menggunakan data yang dikumpulkan dari laporan kegiatan rutin
unit layanan,
2.         Mudah dalam melakukan prosedur perhitungan, sehingga manajer kesehatan di semua tingkatan
dapat segera memasukkannya dalam perencanaan ketenagaan,
3.         Mudah untuk segera mendapatkan hasil perhitungannya, sehingga dapat segera dimanfaatkan
oleh manajer kesehatan di semua tingkatan dalam pengambilan keputasan/kebijakan,
4.   Metode perhitungan dapat digunakan bagi berbagai jenis ketenagaan, termasuk tenaga non
kesehatan (tenaga administrasi, tenaga keuangan, tenaga perencanaan, tenaga penunjang umum
lainnya), dan
5.         Hasil perhitungannya realistic, sehingga hasilnya akan memberikan kemudahan dalam
menyusun perencanaan anggaran dan alokasi sumber daya lainnya.
Adapun kekurangan dari metode ini adalah karena input data yang diperlukan bagi prosedur
perhitungan berasal dari rekapitulasi kegiatan/statistik rutin kegiatan unit satuan kerja/institusi,
dimana tenaga yang dihitung bekerja, maka kelengkapan pencatatan data dan kerapihan
penyimpanan data mutlak harus dilaksanakan demi memberikan keakuratan/ketepatan hasil
perhitungan jumlah tenaga secara maksimal.
Menurut Shipp (1998), langkah perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan WISN ini meliputi 5
langkah, yaitu :
1.         Menetapkan waktu kerja tersedia
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia masing-
masing kategori SDM yang bekerja selama kurun waktu satu tahun.
2.         Menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitung
Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya unit kerja dan kategori
SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan baik di dalam maupun di luar
tempat kerja.
3.         Menyusun standar beban kerja
Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per kategori SDM.
Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaiakannya (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki oleh
masing-masing kategori tenaga.
4.         Menyusun standar kelonggaran
Penyusunan standar kelonggaran tujuannya adalah diperolehnya faktor kelonggaran tiap kategori
SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaiakan suatu kegiatan yang
tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan
pokok/pelayanan.
5.         Menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja
Adapun rumus waktu tersedia adalah :
Waktu kerja tersedia = (A-(B+C+D+E)) x F
A = hari kerja (jumlah hari kerja/minggu)
B = cuti tahunan
C = pendidikan dan pelatihan
D = hari libur nasional
E = ketidakhadiran kerja (sesuai dengan rata-rata ketidakhadiran kerja selama kurun waktu 1 tahun,
karena alasan sakit, tidak masuk kerja dengan atau tanpa pemberitahuan atau ijin)
F = waktu kerja (waktu kerja dalam satu hari)
Beban kerja masing-masing kategori SDM di unit kerja rumah sakit meliputi :
1.         Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori tenaga,
2.         Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyesuaikan tiap kegiatan pokok, dan
3.         Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori SDM.
Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai dengan standar pelayanan dan
standar operasional prosedur (SOP), untuk melaksanakan pelayanan kesehatan/medik yang
dilaksanakan SDM kesehatan dengan kompetensi tertentu. Langkah selanjutnya untuk
memudahkan dalam menetapkan beban kerja masing-masing kategori SDM perlu disusun
kegiatan pokok serta jenis kegiatan pelayanan yang berkaitan langsung fdengan pelayanan
kesehatan perorangan.
Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan  pengamatan dan pengalaman selama bekerja dan
kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu yang cukup akurat dan dapat dijadikan
acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan  waktu produktif yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
tiap kegiatan pokok oleh SDM yang memiliki kompetensi, kegiatan pelaksanaan standar
pelayanan, standar operasional (SOP) dan memiliki etos kerja yang baik.
Standar beban kerja adalah volume atau kuantitas bebas kerja selama 1 tahun per kategori SDM.
Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan  waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan (waktu rata-rata) dan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh masing-
masing kategori SDM.
Penyusunan faktor kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara kepada
tiap kategori tentang :
1.   Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan kepada pasien, misalnya :
rapat,penyusunan laporan kegiatan,penyusunan kebutuhan obat atau bahan habis
pakai,seminar,pelatihan,pembinaan karya,dll.
2.         Frekuensi kegiatan dalam suatu hari,minggu,bulan.
3.         Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.
Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah selanjutnya adalah menyusun
standar kelonggaran dengan melakukan perhitungan berdasarkan rumus :
Standar kelonggaran = Rata-rata waktu per Faktor Kelonggaran
Waktu Kerja Tersedia

Perhitungan kebutuhan tenaga menurut Shipp (19998) :


Kebutuhan Tenaga = Kualitas Kegiatan Pokok + Standar Kelonggaran
Standar Beban Kerja
Standar beban kerja per kategori tenaga didapatkan dengan membagi waktu kerja tersedia
dengan rata-rata waktu produktif tenaga tersebut untuk menyelesaikan satuan produk layanan.
Sehingga langkah pertama sebelum menghitung jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah dengan
menghitung penggunaan waktu produktif dari kategori tenaga yang diamati.

BAB III
A. KESIMPULAN
Sumber daya manusia terutama dalam Dunia Rekam Medis Memanglah sangat di perlukan karna
peluang kerja yang banyak dan profesi yang masih langka sehingga prospek kerja nya sangat
bagus dan tenaga kerja rekam medis sangat di perlukan untuk akreditasi rumah sakit atau
puskesma

DAFTAR PUSTAKA
http://idadandita.blogspot.com/2014/06/jojobaa.html

https://docplayer.info/31393669-Perencanaan-kebutuhan-tenaga-
rekam-medis-dengan-metode-workload-indicators-of-staffing-need-
wisn-di-puskesmas-gondokusuman-ii-kota-yogyakarta.html

http://eprints.ums.ac.id/45688/5/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai