Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DI RUMAH

SAKIT

Disusun Oleh
Riska Nadya Palui
20190306227

Fakultas Ilmu Kesehatan


Jurusan Rekam Medis
Universitas Esa Unggul Bekasi
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................i
BAB I...............................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................3
PEMBAHASAN.................................................................................................3
BAB III.............................................................................................................7
PENUTUP........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................8

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah organisasi unik, karena berbaur antara
padat teknologi, padat karya dan padat modal, sehingga pengelolaan
rumah sakit menjadi disiplin ilmu tersendiri yang menghasilkan dua
hal sekaligus, yaitu teknologi dan perilaku manusia di dalam
organisasi. Sejalan dengan hal tersebut, dalam undang-undang no. 36
tahun 2009 tentang kesehatan dalam pasal 33 ayat 1 disebutkan
bahwa setiap pimpinan penyelenggara pelayanan kesehatan
masyarakat harus memiliki kompetensi manajemen kesehatan yang
dibutuhkan. Hal tersebut diperkuat oleh pasal 34 ayat 1 yang
menekankan pentingnya kompetensi individual berkaitan dengan
tugas yang diembannya. Sumber daya yang penting dalam
manajemen adalah sumber daya manusia. Pentingnya sumber daya
manusia ini perlu disadari oleh semua tingkatan manajemen karena
majunya teknologi saat ini, faktor manusia tetap memegang peranan
penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Ketika mengelola
manusia, maka harus memperhatikan praktik-praktik manajemen
sumber daya manusia yang penting, yaitu analisis dan desain
pekerjaan, menentukan perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi,
pelatihan dan pengembangan, kompensasi, penilaian kinerja,
hubungan karyawan (Fadila, 2019).
Selain pada tingkat rumah sakit, perumusan strategi pada
instalasi sebagai unit pelayanan juga dibutuhkan. Instalasi rawat inap
merupakan suatu kelompok pelayanan kesehatan yang terdapat di
rumah sakit, yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi
pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien
yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena
penyakitnya. Rawat inap merupakan pelayanan kesehatan

1
perorangan yang meliputi observasi, pengobatan, keperawatan,
rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap karena
penyakitnya dan mengalami tingkat transformasi yaitu pasien sejak
masuk ruang perawatan hingga pasien dinyatakan boleh pulang
(Afnawati et al., 2018).
Salah satu pengelolaan pelayanan instalasi rawat inap rumah
sakit yang mendapatkan perhatian yang cukup besar yaitu
ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM). Menurut Badriyah
(2015), perencanaan SDM bertujuan untuk memastikan bahwa
sumber daya yang dibutuhkan, baik kuantitas maupun kualitas telah
tersedia pada saat diperlukan. Kelebihan maupun kekurangan jumlah
SDM dalam perusahaan mengindikasikan bahwa perencanaan SDM
belum dilaksanakan dengan baik. Perencanaan SDM menjadi dasar
dalam keputusan dalam rekrutmen, seleksi dan penempatan
karyawan. Perawat merupakan salah satu SDM yang memegang
peranan penting dalam pelayanan rawat inap. Perawat merupakan
tenaga kesehatan di rumah sakit yang memberikan pelayanan
keperawatan kepada pasien selama 24 jam. Beban kerja perawat
yang tinggi dan kompensasi yang rendah akan berdampak pada
penurunan produktifitas kerja perawat yang dapat mempengaruhi
pelayanan kepada pasien (Gabriel & Lingga, 2018).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) di
beberapa rumah sakit?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM)
di beberapa rumah sakit

2
BAB II

PEMBAHASAN

Rekam medis menurut Permenkes RI Nomor 55 Tahun 2013 adalah


berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien pada suatu pelayanan kesehatan. Berkas rekam medis di suatu
pelayanan kesehatan dikelola oleh tenaga rekam medis atau perekam medis
yang berdasarkan kompetensi dan pendidikannya bertugas untuk
memberikan pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan pasien.
Tenaga rekam medis di Rumah Sakit Bedah Surabaya bertanggungjawab
dalam proses perakitan, kelengkapan berkas rekam medis, pengembalian
dan peminjaman berkas, penyimpanan, kerahasiaan dan keamanan berkas
dan juga keakuratan data yang digunakan sebagai laporan pihak rumah
sakit. Semakin bertambahnya jumlah pasien, semakin tinggi pula pelayanan
rekam medis yang dibutuhkan (Susanto, 2018).
Berdasarkan penelitian Wardanis (2018) beban kerja untuk
pelaksana rekam medis shift pagi tergolong normal meskipun berdasarkan
pencatatan pada daily log dan konfi rmasi melalui wawancara terdapat
beberapa hari dimana terjadi penambahan kegiatan kerja. Hal tersebut
terjadi ketika terdapat kenaikan jumlah pasien yang umumnya terjadi di
hari-hari tertentu seperti pada hari senin hingga kamis, adanya berkas rekam
medis yang tidak lengkap, permintaan data oleh manajemen ataupun unit
terkait dan terkadang masih terdapat operan dari shift sebelumnya yang
pekerjaannya dilimpahkan ke pelaksana shift pagi. Namun, kegiatan
tersebut tidak terjadi secara periodik sehingga tidak terjadi peningkatan
beban kerja yang signifi kan. Beban kerja normal merupakan beban kerja
dimana karyawan dan pekerjaan yang dilakukan seimbang sehingga tidak
mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya. Pelaksana rekam

3
medis shift sore memiliki beban kerja dalam kategori rendah dikarenakan
permintaan untuk pelayanan berkas rekam medis pasien yang lebih sedikit
dibandingkan dengan shift pagi. Beban pekerjaan yang terlalu rendah
(underload) mengindikasikan bahwa jumlah pekerja yang dipekerjakan
terlalu banyak sehingga membuat perusahaan harus mengalokasikan gaji
berlebih dengan tingkat produktivitas sama. Ketidakseimbangan beban kerja
dalam satu unit kerja dapat menimbulkan kecemburuan antar karyawan
sehingga dapat berakibat pada penurunan produktivitas unit. Beban kerja
pelaksana rekam medis shift malam termasuk ke dalam kategori rendah.
Meskipun memiliki beban kerja yang paling kecil, namun tingkat kelelahan
yang terjadi ketika melakukan pekerjaan pada shift malam cukup tinggi
dikarenakan memiliki jam kerja yang lebih panjang dari shift lainnya. Tidak
ada hubungan antara beban kerja fisik terhadap kelelahan kerja namun ada
hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja. Petugas rekam medis
shift malam bertugas untuk selalu standby dan menahan rasa kantuk apabila
terdapat pasien baru dari IGD. Manusia mempunyai circadian rhythm yaitu
fl uktuasi dari berbagai macam fungsi tubuh selama 24 jam. Pada saat
malam hari manusia berada dalam fase ‘trohotropic’ yaitu fase dimana
tubuh melakukan pembaharuan cadangan energi atau penguatan kembali
sedangkan pada siang hari manusia berada pada fase ‘ergotrophic’ yaitu fase
dimana semua organ dan fungsi tubuh siap untuk melakukan tindakan
sehingga tingkat kesalahan, ketelitian dan kecelakaan akan meningkat pada
saat malam hari. Beban kerja helper di unit Rekam Medis termasuk ke
dalam kategori rendah dikarenakan helper juga melakukan tugas dari unit
lain sedangkan pada saat pengisian daily log hanya dilakukan pencatatan
kegiatan kerja yang dilakukan di unit Rekam Medis saja. Peran helper di
unit Rekam Medis membantu meringankan beban kerja pelaksana rekam
medis, terutama dalam melakukan pendistribusian berkas dan
mengembalikan berkas ke dalam rak.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Chrismawanti (2020)
menyatakan bahwa Rumah Sakit Umum “Darmayu” Ponorogo memiliki

4
beberapa petugas di unit rekam medis yang masingmasing unit berdasarkan
hasil perhitugan dari peneliti dengan metode ABK-Kes meliputi Tempat
Pendaftaran Rawat Jalan,Rawat Inap dan IGD berjumlah 9 orang petugas,
Assembling berjumlah 3 orang petugas, Indexsing berjumlah 2 orang
petugas, Coding berjumlah 3 orang petugas, Filling berjumlah 3 orang
petugas. Metode ABK Kes adalah suatu metode perhitungan kebutuhan
SDMK berdasarkan pada beban kerja yang dilaksankan oleh setiap jenis
SDMK pada tiap fasilitas pelayanan pelayanan kesehatan (Fayankes) sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya. Metode ini digunakan untuk
menghitung kebutuhan semua jenis SDMK, ada 6 langkah Metode ABK
Kes diantaranya, menetapkan Fayankes dan jenis SDMK, menetapkan
waktu kerja tersedia (WKT), menetapkan komponen beban kerja dan norma
waktu, menghitung standar beban kerja (SBK), mengkitung standar tugas
penunjang (STP) dan faktor tugas penunjang (FTP), dan menghitung
kebutuhan sumber daya manusia kesehatan (SDMK). Berdasarkan data
Rekapitulasi Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) di rekam medis
diatas dengan Metode ABK-Kes terdapat kesenjangan pemenuhan jumlah
SDM pada unit rekam medis yaitu bagian pendaftaran, assembling, dan
Coding hal tersebut diketahui dengan cara menghitung Metode Analisa
Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes). Penambahan sumber daya manusia di
bagian pendaftaran, assembling, dan coding guna meningkatkan kualitas
kinerja di bagian tersebut hal ini dikarenakan dalam kategori pendidikan
petugas tersebut bukan lulusan asli rekam medis melainkan lulusan SLTA.
Puput (2020) dalam penelitiannya mengatakan bahwa Waktu kerja
petugas rekam medis di RSU Permata Bunda Medan yaitu 9 jam dalam 1
hari dan 48 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja. Waktu kerja
tersedia berdasarkan jumlah jam kerja efektif di bagian rekam medis
berjumlah 2457 jam/tahun, dalam 1 hari jam kerja adalah 9 jam.
Berdasarkan dari peraturan diatas jumlah waktu kerja petugas di RSU
Permata Bunda Medan belum sesuai dengan ketentuan yang ada. Adapun
hambatan yang terjadi di bagian assembling RSU Permata bunda,

5
dikarenakan dokumen rekam medis rawat inap dengan menggunakan
asuransi BPJS diantar ke ruangan rekam medis dalam waktu 2 bulan sekali,
sehingga menyebabkan petugas lainnya mengerjakan assembling tersebut.
Hambatan berikutnya terjadi di bagian penyimpanan, berkas berserakan dan
belum tersusun di rak dikarenakan kurangnya rak penyimpanan dan petugas
yang bertugas dibagian penyimpanan juga memiliki tugas dibagian lain di
unit rekam medis sehingga menyebabkan terjadinya beban kerja. Hasil
perhitungan secara keseluruhan total kebutuhan sumber daya manusia pada
unit Rekam Medis adalah 12.56 atau berjumlah 13 orang petugas sedangkan
petugas yang ada di RSU Permata Bunda Medan yaitu berjumlah 9 orang.
Sehingga masih perlu adanya penambahan petugas karena belum sesuai
dengan standar beban kerja. Dengan adanya penambahan tenaga kerja akan
mengurangi beban kerja dan akan dapat meningkatkan pelayanan rumah
sakit.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat, (Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 pasal 1). Fungsi
rumah sakit yaitu menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit,
meningkatkan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan
yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis dan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
untuk meningkatkan kemampuan dalam pelayanan kesehatan. Untuk
menjaga dan meningkatkan mutu rumah sakit harus mempunyai
ukuran yang menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan. Dalam
menjalankan upaya kesehatan rumah sakit memerlukan upaya
penunjang yaitu salah satunya unit rekam medis. Perencanaan SDM
yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kebutuhan SDM tiap
unit dan proses rekrutmen karyawan di periode yang akan datang.
Berkembangnya kualitas kinerja petugas dalam melayani dan
menangani pasien dapat meningkatkan kepercayaan pada kualitas
rumah sakit tersebut, maka dalam melayani pasien yang lebih cepat
butuh tenaga rekam medis yang memadahi, selain itu dalam
pendataan pasien dan hasil pelaporan dapat ditangani dengan cepat
dan tepat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Afnawati, A. D., Inayati, A., & Pratama, T. W. Y. (2018). Ketersediaan


Sumber Daya Manusia Dan Pelaksanaan Job Description Dalam Unit
Kerja Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Sumberrejo. Jurnal
Hospital Science, 2(2), 16–21.
Chrismawanti, M. (2020). Tinjauan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Di
Rekam Medis Berdasarkan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan
(ABK-Kes) Di Rumah Sakit Umum Darmayu Ponorogo. Jurnal
Delima Harapan, 7(1), 48–57.
Fadila, R. (2019). Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia Rekam Medis
di Unit Filing. Jurnal Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan, 2(1),
48–52.
Gabriel, H., & Lingga, J. (2018). Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya
Manusia Berdasarkan Beban Kerja Pada Pelayanan Unit Kerja Rekam
Medis... JOURNAL PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI
KESEHATAN, 1(1), 7–22.
Hutauruk, P. M., & Gurning, M. M. B. (2020). Analisis Kebutuhan Sumber
Daya Manusia Terhadap Beban Kerja Di Bagian Rekam Medis
Menggunakan Metode (Work Load Indicator Staffing Need) Di Rumah
Sakit Umum Permatabunda Medan Tahun 2019. Jurnal Ilmiah
Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI), 5(2), 187–199.
Susanto, A. (2018). Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia Di Unit
Rekam Medis Pku Muhammadiyah Surakarta. Jurnal INFOKES
Universitas Duta Bangsa Surakarta, 8(2).
Wardanis, D. T. (2018). Analisis beban kerja tenaga rekam medis rumah

8
sakit bedah Surabaya menggunakan metode FTE. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia, 6(1), 53–60.

Anda mungkin juga menyukai