(HIM539)
MODUL 3
PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
(PERENCANAAN DAN REKRUTMEN SDM)
DISUSUN OLEH
NAURI ANGGITA TEMESVARI, SKM, MKM
B. Uraian
Perencanaan SDM adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara
sistematis dan strategis yang berkaitan dengan peramalan kebutuhan tenaga kerja/pegawai
dimasa yang akan datang dalam suatu organisasi (publik,bisnis) dengan menggunakan sumber
informasi yang tepat guna penyediaan tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas sesuai yang
dibutuhkan. Perencanaan sumber daya manusia di bidang kesehatan diatur dalam Kepmenkes
nomor 81 tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Salah satu metode yang
sering digunakan untuk menghitung kebutuhan pekerja dalam perencanaan SDM adalah
analisis menggunakan Workload Indicator Staffing Need (WISN).
Andrew E. Sikula (1981) menyampaikan bahwa Perencanaan SDM adalah proses
menentukan kebutuhan SDM yang berarti bahwa mempertemukan kebutuhan tersebut dengan
kebutuhan organisasi agar pelaksanaannya terintegrasi dengan rencana organisasi. Model
perencanaan SDM menurut Andrew Sikula menggambarkan model perencanaan SDM
mencakup 5 komponen yang terkait satu sama lain.
Model perencanaan SDM menurut Andrew Sikula bersifat sirkuler. Setelah action
plan, masukan-masukan yang diperoleh dapat menjadi bahan evaluasi untuk merumuskan
kembali HR objective agar lebih efektif dan efisien dalam mendukung rencana kerja
organisasi.
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu,
organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM
yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang untuk menghindari
mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
Salah satu tujuan perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk
kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang untuk menghindari kesalahan dalam
manajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan organisasi.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 3 / 26
Selain itu, perencanaan SDM juga sangat diperlukan untuk membentuk tim kerja organisasi
yang stabil sehingga dapat dicapai hasil yang optimal. Sehingga tujuan perencanaan SDM jika
dirinci antara lain:
1) Memperbaiki penggunaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sehingga
seorang pekerja dapat bekerja sesuai dengan keahliannya ‘the right man on the
right place’.
2) Memadukan kegiatan personalia dengan tujuan organisasi yg akan datang secara
ekonomis. Dengan perencanaan SDM maka dapat ditentukan pekerja yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi sehingga biaya yang dikeluarkan organisasi untuk
pekerja sesuai dengan harapan dari organisasi.
3) Mengadakan recruitment karyawan baru secara efisien. Setelah dilakukan
perencanaan maka akan diketahui kebutuhan karyawan yang diperlukan oleh
organisasi sehingga saat melakukan recruitment dapat memilih pekerja yang sesuai
kebutuhan organiasi dengan cepat, efektif, dan efisien.
4) Mengembangkan informasi dasar mengenai kebutuhan sumber daya manusia dan
unit organisasi lainnya. Perencanaan SDM memiliki tanggung jawab untuk
melakukan analisis mengenai kondisi SDM yang ada dalam organisasi dan
kebutuhan SDM untuk organisasi.
5) Membantu program manajemen sumber daya manusia dalam organisasi.
Perencanaan SDM juga berfungsi untuk mengatur posisi pekerja sesuai dengan
keahliannya sehingga pekerja merasa nyaman saat bekerja dan dapat bekerja
dengan kondisi optimal.
b. Faktor Internal
- Struktur organisasi
- Strategi bisnis
3. Menentukan SDM
Dengan berbekal visi dan misi yang sudah jelas, analisis masalah yang mencukupi
maka organisasi akan menuju ke langkah ketiga. Hal ini termasuk jumlah pegawai
yang dibutuhkan, level produktivitas yang dibutuhkan untuk memperoleh kesuksesan
dan seterusnya. Organisasi menggunakan beberapa prosedur untuk memprediksi
kebutuhan pegawai dimasa yang akan datang. Secara khas hal ini berdasarkan estimasi
dari SDM yang dibutuhkan. Sehingga dilakukan peramalan kebutuhan SDM untuk
organisasi.
4. Menentukan Kemampuan SDM Masa depan
Pada Langkah keempat terutama memberikan perhatian khusus pada cara
memprediksi jumlah kebutuhan pegawai atau angka suplai SDM yang dibutuhkan
organisasi diwaktu mendatang.Dalam hal ini metode yang diguanakan adalah mettode
kuantitatif yakni yang termasuk didalamnya adalah markov analisis dan WISN.
Sedangkan pada metode kualitatif yakni metode Replacement Planning, manajemen
suksesi dan bencmarking.
Dalam melakukan proses perencanaan SDM, terdapat tiga faktor utama yang perlu
diperhatikan, yakni:
1. Estimasi jumlah pekerja yang keluar (baik karena pensiun atau mengundurkan
diri). Data mengenai jumlah pegawai yang keluar (pensiun atau mengundurkan
diri) merupakan variabel utama dalam menentukan kebutuhan jumlah SDM di
masa mendatang
2. Kebutuhan perusahaan karena akan melakukan ekspansi atau pemekaran
organisasi. Rencana pengembangan organisasi atau adanya unit usaha baru di
masa depan memberikan informasi mengenai berapa jumlah pegawai baru yang
diperlukan, dan bagaimana kebutuhan kualifikasinya.
3. Sumber daya keuangan perusahaan. Rencana SDM selalu harus memperhatikan
dan disesuaikan dengan sumber daya keuangan perusahaan. Dalam hal ini
diharapkan perencanaan SDM akan mampu memberikan solusi penggunaan biaya
tenaga kerja yang paling optimal (efisien dan efektif).
Metode Perencanaan SDM yang akan kita bahas ada 2 (dua), yaitu berdasarkan
analisis beban kerja atau Workload Indicator Staff Needed dan Full Time Equivalent.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
81/MENKES/SK/I/2014 Analisis Beban Kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada
satuan kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan
kapasitas kerja perorangan satuan waktu. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Keuangan,
Nomor 140/PMK.01/2006 Analisis Beban Kerja adalah suatu teknik manajemen yang
dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan
efisiensi kerja organisasi berdasarkan volume kerja.
Metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja ini merupakan suatu
metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja nyata yang
dilaksanakan oleh setiap kategori sumber daya manusia kesehatan pada tiap unit kerja di
fasilitas pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 6 / 26
Metode perhitungan tersebut pada saat ini telah diadaptasi dan digunakan oleh
Kementerian Kesehatan RI dalam menghitung jumlah kebutuhan masing- masing kategori
tenaga kesehatan yang dibutuhkan di Kantor Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Propinsi,
Kabupaten/Kota, serta disahkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI
no.81/Menkes/SK/2004.
Menurut Shipp (1998), metode perhitungan ini memiliki keunggulan dibandingkan
metode perhitungan kebutuhan tenaga lainnya. Kelebihan metode ini adalah:
1. Mudah dilaksanakan, karena menggunakan data yang dikumpulkan dari
laporan kegiatan rutin unit layanan,
2. Mudah dalam melakukan prosedur perhitungan, sehingga manajer kesehatan di
semua tingkatan dapat segera memasukkannya dalam perencanaan ketenagaan,
3. Mudah untuk segera mendapatkan hasil perhitungannya, sehingga dapat segera
dimanfaatkan oleh manajer kesehatan di semua tingkatan dalam pengambilan
keputasan/kebijakan,
4. Metode perhitungan dapat digunakan bagi berbagai jenis ketenagaan, termasuk
tenaga non kesehatan (tenaga administrasi, tenaga keuangan, tenaga
perencanaan, tenaga penunjang umum lainnya), dan
5. Hasil perhitungannya realistic, sehingga hasilnya akan memberikan
kemudahan dalam menyusun perencanaan anggaran dan alokasi sumber daya
lainnya.
Adapun kekurangan dari metode ini adalah karena input data yang diperlukan bagi prosedur
perhitungan berasal dari rekapitulasi kegiatan/statistik rutin kegiatan unit satuan
kerja/institusi, dimana tenaga yang dihitung bekerja, maka kelengkapan pencatatan data dan
kerapihan penyimpanan data mutlak harus dilaksanakan demi memberikan
keakuratan/ketepatan hasil perhitungan jumlah tenaga secara maksimal.
Keterangan:
A = Hari kerja tersedia selama satu tahun yang berlaku di unit kerja
B = Cuti tahunan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 7 / 26
C = Pendidikan dan pelatihan, yaitu waktu (dalam hari) setiap kategori SDM
mengikuti pendidikan dan pelatihan
D = Hari libur nasional
E = Ketidakhadiran kerja, yaitu ketidakhadiran kerja setiap kategori SDM selama
satu tahun karena alasan sakit, alpa, atau izin
F = Waktu kerja, yaitu waktu kerja selama satu hari sesuai peraturan unit kerja
Contoh Soal:
= 265 x 5.25
= 1.391.25 jam
= 83.475 menit
= 52 / 1.391.25
= 0.037 dibulatkan 0,04
4. Kuantitas kegiatan pokok harian
Ouput kegiatan pokok harian yang dihasilkan oleh TPPRJ adalah sebagai berikut:
Pasien baru = 150
5. Kebutuhan SDM
+ Standar Kelonggaran
Metode kedua dalam perencanaan SDM yang kita akan bahas adalah Full Time
Equivalent. Full Time Equivalent merupakan salah satu tools yang digunakan oleh para
professional & manager untuk mengatur jam kerja karyawan menjadi lebih baik lagi (efektif
& efisien). FTE diasumsikan sebagai ukuran waktu yang diperlukan untuk mengerjakan
aktifitasnya secara komprehensif (full).
Pada prinsipnya pengukuran FTE itu mengikuti job description dari semua pemilik
jabatan tersebut dan fokus pada jumlah jam kerja yang dikonsumsi para karyawan tersebut.
Semua akifitas yang dilakukan dicatat dan dihubungkan dengan tujuan & goal dari organisasi.
Aktifitas-aktifitas yang sesuai dengan job description tersebut dihitung waktunya dan
dibandingkan dengan FTE tersebut.
Contoh:
Saat ini RS X memiliki jumlah petugas analisis kelengkapan RM sebanyak 3 petugas.
Berdasarkan data yang didapat dari hasil wawancara dengan petugas penerimaan berkas
rekam medis kembali rata-rata per hari sebanyak 150 rekam medis.
Sedangkan jumlah pasien pulang dari tahun 2011 -2013 sebagai berikut:
1 2011 37.850
2 2012 39.786
3. 2013 39.239
Jumlah 116.875
= 265 x 5.25
= 1.391.25 jam
X Tahun Y=a+bx
-2 2014 40347.33
-3 2015 41041.83
D. Kunci Jawaban
B. Uraian
Rekrutmen merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam hal pengadaan
tenaga kerja. Jika suatu rekrutmen suskses dengan kata lain banyak pelamar yang
memasukkan lamarannya, maka peluang perusahaan untuk mendapatkan pegawai yang
terbaik akan menjadi semakin terbuka. Kegiatan rekrutmen merupakan kelanjutan dari apa
yang sudah direncanakan dalam perencanaan tenaga kerja sebelumnya. Kebutuhan tenaga
kerja yang sudah direncanakan, baik dari segi jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan
harus segera direalisasikan sesuai waktunya. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
tersebut akan diperoleh dengan berbagai cara melalui rekrutmen karyawan.
Perencanaan tenaga kerja yang telah disusun berisi kebutuhan sejumlah tenaga
kerja yang harus dipenuhi untuk periode tertentu dengan kualifikasi yang telah ditetapkan.
Artinya yang dibutuhkan adalah kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang sudah dibuat
sebelumnya. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja tersebut maka perlu ditarik dari
berbagai sumber yang tersedia, baik dari sumber umum atau sumber khusus melalui iklan di
berbagai media, surat-surat masuk, referensi atau cara lainnya.
Selanjutnya tenaga kerja yang sudah direkrut maka perlu dipilih sesuai dengan
jumlah dan kualifikasi yang diinginkan. Untuk memilih tenaga kerja yang sesuai dengan
keinginan perusahaan, maka perlu dilakukan seleksi karyawan. Tujuannya agar karyawan
yang dipilih benar-benar memenuhi persyaratan kualifikasi yang ditetapkan. Kegiatan
penarikan dan memilih karyawan inilah yang dikenal dengan rekrutmend an seleksi
karyawan.
Pertanyaannya seberapa pentingkah rekrutmen dan seleksi harus dilakukan oleh
pihak manajemen? jawabannya tentu sangat penting mengingat kebutuhan tenaga kerja
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 15 / 26
tidak dapat ditunda, bahkan segera harus dipenuhi apalagi dalam posisi yang sangat
mendesak. Dengan melakukan rekrutmen dan seleksi yang benar dan secara berkala sesuai
dengan perencanaan sumber daya manusia (SDM), maka akan tersedia sejumlah tenaga
kerja yang diinginkan tepat pada waktunya dibutuhkan.
Rivai dan Sagala (2009), rekrutmen pada hakikatnya merupakan proses penentuan
dan penarik pelamar, yang mampu bekerja dalam organisasi. Artinya bahwa rekrutmen
sebuah media yang digunakan untuk mendapatkan SDM yang baru dengan metode-metode
penarikan tertentu.
Yunarsih dan Suwatno (2008), perekrutan merupakan kegiatan untuk mendapatkan
sejumlah pegawai, dari berbagai sumber berdasarkan kualifikasi yang dibutuhkan sehingga
dapat menjalankan misi sebagai realisasi visi organisasi serta tujuannya.
Dubois dan Rothwell (2004), rekrutmen adalah proses menarik sebanyak mungkin
kualifikasi pelamar untuk lowongan yang ada dan bukan diantisipasi.
Pynes (2004), rekrutmen merupakan proses penarik kandidat yang memenuhi
syarat untuk melamar posisi yang kosong dalam sebuah organisasi.
Dalam melakukan rekrutmen dan seleksi pihak manajer sumber daya manusia
perlu memperhatikan beberapa hal agar pelamar yang diharapkan memenuhi kualifikasi
yang diinginkan. Paling tidak ada 4 (empat) hal yang paling penting untuk diketahui yaitu:
1. sumber tenaga kerja yang potensial untuk direkrut
2. membuat cara agar pelamat tertarik untuk melamar
3. memenuhi kualifikasi yang diinginkan
4. pertimbangan jumlah biaya yang dikeluarkan
Pengertian sumber tenaga kerja artinya tempat memperoleh sejumlah tenaga kerja
yang diinginkan. Sumber tenaga kerja dapat dipilih secara umum, artinya dengan membuka
lowongan di berbagai media, mendatangi kampus atau perguruan tinggi, lembaga pelatihan,
agen tenaga kerja atau asosiasi tenaga kerja atau tempat-temat lainnya. Hal itu dilakukan
karena dengan memilih tempat atau sumber tenaga kerja yang memiliki reputasi di bidang
ilmu tertentu sangat menguntungkan perusahaan, misalnya melakukan rekrutmen ke
berbagai universitas ternama yang memang memiliki kualitas alumni terbaik di bidangnya.
Demikian pula pertimbangan jika merekrut lewat berbagai media, maka jumlah pelamar
yang melamar diharapkan membludak dan beragam.
2. Format lamaran dibuat menarik dan menunjukan kesan perusahaan bonafid. Kesan ini
sangat penting karena banyak pelamar yang memperhatikan hal ini sebelum mengirim
surat lamaran. Misanya kesan untuk ukuran iklan yang terlalu kecil tentu berbeda ukuran
iklan yang sedang atau besar.
4. Menempelkan brosur di perguruan tinggi dan lembaga pelatihan yang memiliki kualitas
atau reputasi tinggi. Hal ini penting karena biasanya perguruan tinggi yang memiliki
reputasi tinggi akan menghasilkan lulusan yang dapat dipertanggungjawabkan
5. Waktu yang diberikan jangan terlalu singkat, sehingga mampu memaksimalkan jumlah
pelamar. Misalnya satu minggu atau 10 hari, tujuanya agar informasi lebih menyebar
dalam waktu yang relative lebih lama.
Mengapa rekrutmen penting? Jika organisasi tidak menyediakan jumlah dan mutu SDM
pada waktu yang tepat, maka akan mengganggu produksi, pelayanan, atau keuangan.
Tujuan utama dari proses rekrutmen dan seleksi adalah untuk mendapatkan orang yang
tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan
dapat bertahan di perusahaan untuk waktu yang lama.
Menurut Henry Simamora (1997), tujuan rekrutmen antara lain:
1. Untuk memikat sekumpulan besar pelamar kerja sehingga organisasi akan
mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon
pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.
2. Tujuan pasca pengangkatan (post-hiring goals) adalah penghasilan karyawan-
karyawan yang merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap bersama dengan
perusahaan sampai jangka waktu yang masuk akal.
3. Upaya-upaya perekrutan hendaknya mempunyai efek luberan (spillover effects)
yakni citra umum organisasi haruslah menanjak, dan bahkan pelamar-pelamar yang gagal
haruslah mempunyai kesan-kesan positif terhadap perusahaan.
Proses rekrutmen berlangsung mulai dari saat mencari pelamar hingga pengajuan
lamaran oleh pelamar. Oleh karena itulah rekrutmen sebagai salah satu kegiatan manajemen
sumber daya manusia tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan kegiatan yang lain seperti
deskripsi dan spesifikasi pekerjaan atau jabatan sebagai hasil analisis pekerjaan atau jabatan
yang memberikan gambaran tentang tugas-tugas pokok yang harus dikerjakan. Proses
rekrutmen ini adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah
orang dari dalam maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan
karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya
manusia. Hasil yang didapatkan dari proses rekrutmen adalah sejumlah tenaga kerja yang
akan memasuki proses seleksi, yakni proses untuk menentukan kandidat yang mana yang
Beberapa langkah atau tahapan dalam proses pelaksanaan rekrutmen dan seleksi antara
lain:
1. Mengidentifikasi jabatan yang lowong dan berapa jumlah tenaga yang
diperlukan.
Proses rekrutmen dimulai saat adanya bidang pekerjaan baru di perusahaan, karyawan
dipindahkan atau dipromosikan ke posisi lain, mengajukan permintaan pengunduran dirt
adanya PHK, atau karena pensiun yang direncanakan. Dengan melihat dinamika dari
beberapa hal tersebut dan mencocokkannya dengan perencanaan sumber daya manusia yang
sudah tersusun (jika ada) maka akan diketahui jabatan apa saja yang sedang lowong dan
berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan tersebut.
Uraian jabatan (Job Description) adalah suatu catatan yang sistematis tentang tugas dan
tanggung jawab suatu jabatan tertentu, yang ditulis berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 21 / 26
Penyusunan uraian jabatan ini adalah sangat penting, terutama untuk menghindarkan
terjadinya perbedaan pengertian, untuk menghindari terjadinya pekerjaan rangkap, serta
untuk mengetahui batas-batas tanggung jawab dan wewenang masing-masing jabatan.
Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam Uraian Jabatan pada umumnya meliputi:
4. Identifikasi Jabatan, yang berisi informasi tentang nama jabatan, bagian dan
nomor kode jabatan dalam suatu perusahaan
5. lkhtisar Jabatan, yang berisi penjelasan singkat tentang jabatan tersebut; yang
juga memberikan suatu definisi singkat yang berguna sebagai tambahan atas informasi pada
identifikasi jabatan, apabila nama jabatan tidak cukup jelas
6. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Bagian ini adalah merupakan inti dari
Uraian Jahatan dan merupakan bagian yang paling sulit untuk dituliskan secara tepat. Untuk
itu, bisa dimulai menyusunnya dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang
apa dan mengapa suatu pekerjaan dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya
7. Pengawasan yang harus dilakukan dan yang diterima. Bagian ini menjelaskan
nama-nama jabatan yang ada diatas dan di bawah jabatan ini, dan tingkat pengawasan yang
terlibat
8. Hubungan dengan jabatan lain. Bagian ini menjelaskan hubungan vertikal dan
horizontal jabatan ini dengan jabatan-jabatan lainnya dalam hubungannya dengan jalur
promosi, aliran serta prosedur kerja
9. Mesin, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan
10. Kondisi kerja, yang menjelaskan tentang kondisi fisik lingkungan kerja dari suatu
jabatan. Misalnya panas, dingin, berdebu, ketal, bising dan lain-lain terutama kondisi kerja
yang berbahaya
11. Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan di atas
Spesifikasi jabatan (Job Specification) adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi
oleh orang yang menduduki suatu jabatan, agar ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya dengan baik. Spesifikasi jabatan ini dapat disusun secara bersama-
sama dengan Uraian Jabatan, tetapi dapat juga di susun secara terpisah. Beberapa hal yang
pada umumnya dimasukkan dalam Spesifikasi Jabatan adalah:
1. Persyaratan pendidikan, latihan dan pengalaman kerja
2. Persyaratan pengetahuan dan keterampilan
3. Persyaratan fisik dan mental
4. Persyaratan umur dan jenis kelamin
3. Menentukan sumber kandidat yang tepat.
Dua alternatif untuk mencari kandidat yakni dari dalam perusahaan atau dari luar
perusahaan. Jika diambil dari dalam, apabila kebutuhan staf untuk masa yang akan
datang telah direncanakan, maka perlu juga diketahui siapa kira-kira karyawan yang
ada saat ini yang dapat dipindahkan atau dipromosikan. Jika kandidat harus dicari
dari luar perusahaan maka perlu dipertimbangan dengan cermat metode rekrutmen
yang tepat untuk mendaptakan kandidat tersebut.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber pencarian calon pekerja
dapatt berupa internal dan eksternal karyawan. Sumber internal, artinya berasal dari
dalam perusahaan (kerabat atau teman, tenaga kerja lokal). Kelebihannya adalah
proses rekrutmen murah dan cepat; tetapi kelemahannya adalah membatasi karyawan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 22 / 26
luar, dan menghambat perkembangan/wawasan. Sumber eksternal, artinya berasal
dari luar. Kelebihannya adalah adanya perkembangan wawasan baru, mencegah klik
atau kelompok eksklusif; tetapi kelemahannya adalah, menimbulkan
ketidaksenangan sumber internal, proses rekrutmrn lama dan mahal.
D. Kunci Jawaban
a. Proses penentuan dan penarik pelamar, yang mampu bekerja dalam organisasi