Anda di halaman 1dari 10

KODE MORTALITAS (Penyebab 

Kematian)
March 17, 2012 · Filed under Kesehatan
World Health Assembly XX tahun 1967 mendifinisikan Penyebab kematian adalah penyakit,
keadaan sakit atau cedera yang dapat menimbulkan kematian dan kecelakaan atau kekerasan
yang menimbulkan cedera yang mematikan.
Underlying cause of death (sebab kematian utama) adalah penyakit atau cedera yang 
menimbulkan serangkaian kejadian yang berakhir dengan kematian atau  kecelakaan atau
kekerasan yang menimbulkan  cedera yang mematikan.
Tujuan Mengumpulkan Data Mortalitas adalah untuk mengetahui:
 Penyakit Penyebab kematian menurut ICD-10 secara nasional dan menurut  kawasan.
 Angka kematian kasar dan angka kematian menurut kelompok umur
Manfaat Statistik Penyebab Kematian
 Tren dan diferensial penyakit
 Perencanaan program intervensi
 Monitoring
 Evaluasi program
 Penelitian epidemiologi
 Penelitian biomedis dan sosiomedis Perencana kesehatan, Administrator, medis
profesional
Statistik kematian vs kesakitan
 
KEMATIAN                                                                                          KESAKITAN
Satu kali seumur hidup                                                                  Berkali-kali seumur hidup
Kejadian final                                                                                     Bukan kejadian final
Hanya 1 perhitungan utk setiap individu                                Lebih dari 1 perhitungan untuk
setiap individu
Informasi ttg paparan kesehatan masa lampau                  Informasi ttg paparan kesehatan saat ini
 
Formulir Sertifikat Kematian (lihat http://www.mtaufikharahap.com)
 
Sertifikat Kematian terdiri dari 2 bagian :
1. Penyakit yang berhubungan dengan rangkaian kejadian yang langsung menyebabkan
kematian.
2. Penyakit penting lainnya yang membantu menimbulkan kematian, tetapi tidak ada
hubungannya dengan penyakit yang menimbulkan kematian.
Rangkaian kejadian 1                 penyebab pada (a).
Rangkaian kejadian >1              penyebab langsung pada (a),
originating antecendent cause pada (d),
penyebab antara pada (b) dan (c).
Contoh :
(a)    Pulmonary embolism
(b)   Pathological fracture
(c)    Secondary carcinoma of femur
(d)   Carcinoma of breast
 
Bagian II adalah kondisi yang membantu menyebabkan fatal outcame, tetapi tidak berhubungan
langsung dengan penyakit atau kondisi yang langsung menyebabkan kematian
 
 
Mencatat perkiraan interval (menit, jam, minggu, bulan atau tahun) antara onset setiap kondisi
dan kematian akan membantu dalam menegakkan rangkaian kejadian yang menyebabkan
kematian dan juga berguna sebagai petunjuk bagi pemberi kode untuk memilih kode yang tepat.
 
Contoh :
 
(a)
Asphyxia                                                                                                     Minutes
DUE TO, OR AS A CONSEQUENCE OF (Enter one cause only)
(b)
Cerebellar hemorrage                                                                            Hours
DUE TO, OR AS A CONSEQUENCE OF (Enter one cause only)
(c)
Hypertension                                                                                             About 3 years
DUE TO, OR AS A CONSEQUENCE OF (Enter one cause only)
(d) Heart disease                                                                                      15  years
 
Peraturan seleksi Originating antecedent cause
 
 
Prinsip Umum
 
Bila lebih 1 kondisi diisi, pilih baris terbawah pada bagian I.
(a)    Cerebral Haemorrhage
(b)   Hypertension
(c)    Chronic pyelonephritis
(d)   Prostatic Adenoma
(d) menyebabkan (c), (c) menyebabkan (b) dan (b) menyebabkan (a). Yang dipilih (d)
 
 
Peraturan 1
 
Bila didapat rangkaian laporan pada kondisi yang pertama, pilih originating cause nya. Bila lebih
dari 1 rangkaian yang berakhir pada kondisi yang disebut pertama, pilih originating  cause dari
kejadian yang disebut pertama.
 
I (a) Bronchopneumonia
(b) Cerebral infarction and Hypertension heart disease
 
Cerearbral infarction and Hypertension heart disease dapat menyebabkan bronchopneumonia,
maka yang dipilih cerebral infarction.
 
I (a) Oesophageal varices and congestive heart failure
(b) Chronic rheumatic heart disease and cirrhosis of liver
 
Oesophageal varices disebabkan cirrhosis of liver
Congestive heart failure disebabkan Chronic rheumatic heart disease
Yang dipiih penyebab yang disebut pertama, disebut pertama Oesophageal varices yaitu cirrhosis
of liver
 
 
Peraturan 2
Bila tidak ada laporan kejadian yang berakhir pada kondisi pertama, dipilih kondisi yang disebut
pertama.
 
I (a) Fibrocytic disease of the pancreas
(b) Bronchitis and bronchiectasis
 
Bronchitis and bronchiectasis tidak menyebabkan Fibrocytic disease of the pancreas
Maka yang dipilih Fibrocytic disease of the pancreas
 
 
Peraturan 3
 
Bila kondisi yang dipilih pada prinsip umum atau peraturan 1 atau peraturan 2 adalah suatu
akibat langsung dari kondisi lain yang      dilaporkan pada Bagian I atau II, dipilih kondisi primer
ini.
 
Asumsi kondisi lain.
 
Diagnosa yang diklasifikasikan di C46, atau C81-C96 dipandang sebagai akibat langsung dari
HIV. Tidak ada asumsi femikian untuk neoplasma yang lain.
 
I (a) Kaposi’s sarcoma
II       AIDS
Maka yang dipilih adalah HIV disease resulting in Kaposi’s sarcoma (B21.0)
I (a) Cancer of Ovary
II       HIV disease
 
Maka yang dipilih adalah malignant neoplasma of ovary (C56)
 
Penyakit infeksi yang diklasifikasi A00-B19, B25-B64,B99 atau J12-J18, dianggap sebagai
akibat langsung dari penyakit HIV yang dilaporkan.
I (a) Tuberculosis
II       HIV disease
Maka yang dipilih adalah HIV disease resulting in mycobacterial infection (B20.0).
 
Komplikasi post operasi tertentu (semua macam pneumonia, hemorrhage, thrombophlebitis,
embolism, thrombosis, septicemia, cardiac arrest, renal failure (akut), aspirasi, atelectasis dan
infarct) dianggap sebagai akibat langsung dari operasi, kecuali jika operasi dilakukan dalam 4
minggu atau lebih sebelum kematian.
 
Pneumonia dan bronchopneumonia dapat diterima sebagai akibat langsung dari wasting disease
(neoplasma ganas,malnutrisi) dan penyakit yang menyebabkan paralysis (brain atau spinal cord
injury, cerebral hemorrhage/thrombosis dan poliomyelitis).
I (a) Bronchopneumonia
II       Secondary anemia and chronic lymphatic leukemia
Maka yang dipilih chronic lymphatic leukemia bukan secondary anemia, karena secondary
anemia  dan bronchopneumonia dianggap sebagai alibat langsung dari chronic lymphatic
leukemia.
 
Emboli dapat diduga sebagai akibat  langsun dari venous thrombosis, phlebitis, valvular heart
disease, atrial fibrilasi, persalinan atau setiap operasi.
 
Penyakit yang dinyatakan sekunder diasumsikan sebagai akibat langsung dari penyebab primer
yang paling mungkin yang dicatat.
 
Anemia, malnutrisi, marasmus atau cachexia dapat diduga sebagai akibat langsung dari setiap
keganasan.
 
Pyelonephritis dianggap sebagai akibat dari urinary obstruction.
 
Nephritic syndrome dapat dianggap sebagai akibat dari setiap infeksi streptococcus (scarlet
fever).
 
Dehidrasi dianggap sebagai akibat dari infeksi gastrointestinal.
 
Setiap operasi pada suatu organ harus dipandang sebagai akibat dari suatu kondisi pembedahan
(tumor atau cedera) dari anggota yang sama yang dilaporkan.
 
Ringkasan kode yang tidak digunakan pada pemberian kode penyebab kematian
 
–   Tidak digunakan bila diketahui penyebab utama
F01-F09, F70-F79, G81-G83, H54, H90-H91, N46, N47, O30, P07, P08, T79
–   Tidak digunakan, yang digunakan dalam tanda kurung (jika tidak ada gunakan kode R99)
B95-B97, E89, G97, H59, H95, I15
I23                          (kode pada I21 atau I22)
I24.0                      (kode pada I21 atau I22)
I65                          kode pada I63)
I66                          (kode pada I63)
I97, J95, K91,M96, N99, O08
O80-O84              (kode pada O75.9)
R69                         (kode pada R95-R99)
S00-T98                (kode pada V01-Y89)
Y90-Y98 dan Z00-Z99
 
 
SERTIFIKAT KEMATIAN PERINATAL
 
Sertifikat penyebab kematian perinatal yang terpisah harus dilengkapi dengan urutan sbb:
 
(a)    Penyakit utama atau kondisi janin atau bayi
(b)   Penyakit lain atau kondisi janin atau bayi
(c)    Penyakit maternal utama atau kondisi ibu yang mempengaruhi janin atau bayi
(d)   Penyakit maternal lain atau kondisi ibu yang mempengaruhi janin atau bayi
(e)   Penyakit atau keadaan lain yang ada kaitannya.
 
Untuk analisa yang menyeluruh diperlukan data dari ibu dan bayi.
Data Ibu :
–          Tanggal lahir
–          Jumlah kehami;an sebelumnya : lahir hidup, lahir mati, abortus
–          Tanggal dan hasil dari kehamilan sebelumnya : lahir hidup, lahir mati, abortus
–          Kehamilan saat ini, meliputi :
 Hari pertama dari saat menstruasi terakhir (perkiraan hamil dalam minggu)
 Perawatan antenatal (dua kali atau lebih)
 Persalinan normal spontan vertex/lain (sebutkan)
Data Anak :
–          Berat badan lahir dalam gram
–          Jenis kelamin
–          Lahir tunggal/kembar pertama/kembar kedua/persalinan multiple yang lain
–          Jika lahir mati, kapan kejadiannya : sebelum persalinan/selama persalinan/tidak tahu
Variabel lain :
–          Penolong persalinan khusus, seperti dokter/bidan/personalia yang terlatih lain
(sebutkan)/lain-lain (sebutkan).
 
 
Sertifikat Penyebab Kematian Perinatal (lihat http://www.mtaufikharahap.com)
 
 
Sertifikat mempunyai 5 bagian,
bagian (a) dan (b) diisi penyakit atau kondisi janin atau bayi, yang penting pada (a) dan yang lain
pada (b) bila ada. Bagian (a) adalah yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap kematian janin
atau bayi.
Cara kematian  seperti heart failure, asphyxia atau anoxia tidak dimasukkan pada bagian (a)
kecuali hanya pada janin atau bayi yang tidak diketahui kondisinya, begitu juga halnya untuk
prematuritas.
Pada bagian (c) dan (d) diisi semua penyakit atau kondisi ibu yang mempunyai pengaruh
terburuk pada janin atau bayi. Sementara bagian (e) adalah kejadian lain yang berhubungan
dengan kematian tetapi tidak dapat menggambarkan suatu penyakit atau kondisi bayi atau ibu,
misalnya persalinan tanpa kehadiran penolong.
 
Contoh 1 :
Riwayat seorang wanita mengalami abortus spontan pada minggu 12 dan 18, masuk rumah sakit
pada kehamilan 24 minggu dengan diagnosa persalinan premature. Dilakukan persalinan spontan
dengan Berat Bayi 700 gram, bayi meninggal pada hari pertama. Diagnosa Bayi disebutkan
pulmonary immaturity.
Sebab kematian perinatal :
(a)    Pulmonary immaturity
(b)   –
(c)    Persalinan premature
(d)   Abortus berulang
(e)   –
 
Contoh 2 :
Seorang ibu hamil umur 30 tahun mempunyai anak umur 4 tahun yang lahir dengan kehamilan
normal dengan hidramnions. Pada kehamilan saat ini, usia kehamilan 36 minggu dilakukan
pemeriksaan X-ray didapat anencephali. Persalinan dilakukan dengan induksi dan bayi lahir mati
dengan anencephalic berat badan 1500 gram.
Penyebab kematian perinatal :
(a)    Anencephaly
(b)   –
(c)    Hydramnios
(d)   –
(e)   –
 
Aturan pemberian kode
 
Peraturan yang terpilih untuk mortalitas umum tidak dapat diterapkan pada sertifikat kematian
perinatal.
 
Peraturan 1. Cara untuk kematian atau prematuritas yang dimasukkan di (a).
 
Contoh 1 : bayi lahir hidup, mati setelah 4 hari.
(a)    Prematurity (P07.3)
(b)   Spina bifida (Q05.9)
(c)    Placental insuffisiensi
(d)   –
Prematurity di beri kode pada (b) dan spina bifida pada (a).
Yang perlu dicatat kode ICD Q pada (a) dan kode P pada (b).
 
Peraturan 2. Dua atau lebih kondisi dimasukkan pada bagian (a) atau (c).
 
Contoh 2 : bayi lahir mati sebelum lahir
(a)    Severe fetal malnutrition
Light for dates
Antepartum anoxia
(b)   –
(c)    Severe pre eclampsia
Placenta praevia
(d)   –
(e)   –
Light for dates dengan severe fetal malnutrition pada (a) dan antepartum anoxia pada (b), severe
pre eclampsia pada (c) dan placenta praevia pada (d).
 
Peraturan 3. Tidak ada isian pada (a) atau (c)
 
Contoh 3 : Bayi lahir hidup dan meninggal pada menit 15
(a)    –
(b)   Tentorial tear
(c)    –
(d)   –
Tentorial tear pada (a) dan pada (c) diisi xxx.x (artinya kondisi ibu tidak dilaporkan).
 
Contoh 4 :  bayi lahir hidup dan meninggal pada hari kedua
(a)    –
(b)   –
(c)    –
(d)   Eclampsia
Pada (a) disi Unspecified perinatal cause dan eclampsia pada (c).
 
Peraturan 4. Kondisi diisi pada bagian yang salah
 
Contoh 5 : Bayi lahir mati, meninggal selama persalinan
(a)    Severe intrauterine hypoxia
(b)   Persistent occipitoposterior
(c)    –
(d)   –
(e)   Difficult forceps delivery
Persistent occipitoposterior pada (c), difficult forceps delivery pada (d).
 
 
Sumber : http://www.mtaufikharahap.com (disarikan dari Buku ICD 10 terbitan WHO).

Anda mungkin juga menyukai