Anda di halaman 1dari 21

Gullaine Barre

Syndrom (GBS)
GULLAINE BARRE SYNDROM (GBS) Adalah penyakit langka di
mana sistem kekebalan seseorang menyerang sistem syaraf tepi
dan menyebabkan kelemahan otot bahkan apabila parah bisa
terjadi kelumpuhan. Hal ini terjadi karena susunan syaraf tepi
yang menghubungkan otak dan sumsum belakang dengan seluruh
bagian tubuh kita rusak.
• Etiologi GBS sampai saat ini masih belum dapat diketahui dengan
pasti penyebabnya dan masih menjadi bahan perdebatan. Beberapa
keadaan/penyakit yang mendahului dan mungkin ada hubungannya
dengan terjadinya SGB, antara lain:
• Infeksi
• Vaksinasi
• Pembedahan
• Penyakit sistematik :
• Keganasan
• Systemic lupus erythematosus
• Tiroiditis
• Penyakit Addison
• Kehamilan atau dalam masa nifas
Fase progresif

Fase plateau

Fase
penyembuhan
1. Kelumpuhan
Pada sebagian besar penderita kelumpuhan dimulai dari kedua
ekstremitas bawah kemudian menyebar secara asenderen ke badan,
anggota gerak atas dan saraf kranialis. Kelumpuhan otot-otot ini simetris
dan diikuti oleh hiporefleksia atau arefleksia
2. Gangguan sensibilitas
- Parastesi
- Nyeri otot
3. Saraf Kranialis
Saraf kranialis yang paling sering dikenal adalah N.VII. Kelumpuhan otot-
otot muka sering dimulai pada satu sisi tapi kemudian segera menjadi
bilateral, sehingga bisa ditemukan berat antara kedua sisi.. Diplopia bisa
terjadi akibat terkenanya N.IV atau N.III. Bila N.IX dan N.X terkena akan
menyebabkan gangguan berupa sukar menelan, disfonia dan pada kasus
yang berat menyebabkan kegagalan pernafasan karena paralisis n.
laringeus.
4. Gangguan fungsi otonom
Gangguan tersebut berupa sinus takikardi atau lebih jarang
sinus bradikardi, muka jadi merah (facial flushing), hipertensi
atau hipotensi yang berfluktuasi, hilangnya keringat atau
episodic profuse diaphoresis.
5. Kegagalan pernafasan
Kegagalan pernafasan ini disebabkan oleh paralisis
diafragma dan kelumpuhan otot-otot pernafasan.
6. Papiledema
Diduga karena peninggian kadar protein dalam cairan otot
yang menyebabkan penyumbatan villi arachoidales sehingga
absorbsi cairan otak berkurang .
• Kegagalan jantung
• Kegagalan pernapasan
• Infeksi dan sepsis (adanya mikroorganisme di dalam darah)
• Trombosis vena
• Emboli paru
• Hipokalemia
• Kelumpuhan otot pernapasan
• Dekubitus
Lumbar
puncture
Pemeriksaan Elektro
fungsi paru miografi

Foto Darah
rontgen lengkap
Dukungan pernafasan dan kardiovaskuler
Plasmaferesis
Penatalaksanaan nyeri
Nutrisi
Gangguan tidur
Dukungan emosional
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan klien dengan GBS meliputi
anamnesis riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
diagnostik, dan pengkajian psikososial.

Untuk pemeriksaan fisik, dilakukan per sistem B1-B6(Breatung,


Blood, Brain, Bladder, Bowel, Bone) dengan fokus pemeriksaan
fisik pada pemeriksaan B3 (brain) yang terarah dan dihubungkan
dengan keluhan-keluhan dari klien.
Diagnosis GBS sangat bergantung pada :

• Riwayat penyakit dan perkembangan gejala-gejala klinik.


• Lumbal pungs dapat menunjukkan kadar protein normal pada awalnya dengan
kenaikan pada mnggu ke-4 sampai ke-6. Cairan spinal memperlihatkan adanya
peningkatan konsentrasi protein dengan menghitung jumlah sel normal.
• Pemeriksaan konduksi saraf mencatat transmisi impuls sepanjang serabut saraf.
Pengujan elektrofisiologis diperlihatkan dalam bentuk lambatnya laju konduksi
saraf.
• Sekitar 25% orang dengan penyakit ini mempunyai antibody baik terhadap
cytomegalovirus atau virus Epstein-Barr. Telah ditunjukkan bahwa perubahan
respons imun pada antigen saraf tepi menunjang perkembangan gangguan.
• Uji fungsi pulmonal dapat dilakukan jika GBS terduga, sehingga dapat
ditetapkan nilai dasar untuk perbandingan sebagai kemajuan penyakit.
Penurunan kapasitas pulmonal dapat menunjukkan kebutuhan akan ventilasi
mekanik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan kelemahan


progresif cepat otot-otot pernapasan dan ancaman gagal
pernapasan
• Resiko tinggi penurunan curah jantung yang berhubungan dengan
perubahan frekuensi, irama, dan konduksi listrik jantung.
• Resiko gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan ketidakmampuan mengunyah dan menelan
makanan.
• Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan
neuromuscular, penurunan kekuatan otot, dan penurunan kesadaran.
• Cemas yang berhubungan dengan kondisi sakit dan prognosis
penyakit yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai