DI SUSUN OLEH:
I. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga mengetahui tindakan yang
dilakukan dalam merawat penderita dengan masalah perilaku kekerasan
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberi penyuluhan diharapkan keluarga dapat :
1. Menyebutkan kembali pengertian perilaku kekerasan
2. Menyebutkan kembali penyebab perilaku kekerasan
3. Meneybutkan kembali tentang rrentang respon marah
4. Menyebutkan kembali tentang tanda dan gejala perilaku kekerasan
5. Menyebutkan kembali peran keluarga pada penderita gangguan jiwa
masalah perilaku kekerasan
II. MATERI
Materi penyuluhan terlampir :
1. Definisi perilaku kekerasan
2. Penyebab perilaku kekerasan
3. Rentang respon marah perilaku kekerasan
4. Tanda dan gejala perilaku kekerasan
5. Peran keluarga pada penderita gangguan jiwa dengan masalah perilaku
kekerasan
III. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
IV. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet mengenai perilaku kekerasan
3. Flipchart mengenai perilaku kekerasan
V. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
1. Moderator : Ilun Chairunisyah Napitu
2. Penyaji : Echa Kania Diva
3. Fasilitator : Putri Agesti
4. Dokumenter : Rissa Melinda
5. Observer : Yuni Andriyani
VII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di tempat yang telah ditentukan untuk penyuluhan kesehatan
minimal 10 orang
b. Penyuluhan kesehatan dilaksanakan di ruang tungggu ruang rawat jalan RS
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
c. Sarana dan prasarana memadai
2. Evaluasi Proses
a. Moderator memberi salam dan memperkenalkan diri
b. Meoderator menjelaskan tujuan dari penyuluhan
c. Moderator melakukan kontrak waktu dan menjelasakan mekanisme
penyuluhan
d. Moderator menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan
e. Penyaji menggali informasi dan pengalaman yang telah diketahui peserta
tentang perilaku kekerasan
f. Penyaji menjelaskan tentang hal yang dapat dilakukan untuk penanganan
perilaku kekerasan di rumah
g. Peserta mengajukan pertanyaan dna menjawab pertanyaan dengan benar
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta memahami tentang cara membantu sosialisasi (interaksi sosial)
pasien gangguan jiwa setelah perawatan di rumah sakit
b. Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan kesehatan sesuai dengan yang
diharapkan
c. Kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan yang dicapai
PERILAKU KEKERASAN
A. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan
perasaan kesal atau marah yang tidak kondusif (Stuart dan Sundeen, 1995).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri maupun
orang lain (Toesend,1982). Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku
yang bertujuan untuk melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis
(Keliat, 2009).
C. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor
predisposisi, artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi perilaku
kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu:
1) Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang
tidak menyenangkan yaitu persaan ditolak, dihina atau sanksi
penganiayaan.
2) Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan,
sering mengobservasi kekerasan dirumah sakit atau diluar rumah,
semua aspek menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
3) Sosial budaya, tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan
control social yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan
menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan yang diterima
(permissive).
4) Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistem limbic, bolus frontal,
lobus temporal, dan ketidakseimbangan neurotransmitter turut
berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan, atau interaksi
dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik),
keputusan, ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi
penyebab perilau kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan
yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan , kehilangan
orang yang dicintai / pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor penyebab
yang lain. Interaksi social yang provokatif dan konflik dapat pula memicu
perilaku kekerasan.
D. Rentang Respon
Respon kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif-mal adaptif.
Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut:
Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atas
keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan.
Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan kekerasan.
Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melikau
perasaan orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat
dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui
hak orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung
untuk mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perilaku yang
sama dari orang lain.
Mengantuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan control diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya
sendiri maupun terhadap orang lain.
Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan
perasaan yang dialami.