Anda di halaman 1dari 6

A.

Cara kerja
 Membuat isolat enzim
- Membedah ikan pada bagian perutnya, kemudian memisahkan ventrikel, usus, dan
empedu dari organ lain secara hati-hati.
- Memotong bagian ventrikulus hingga usus besar.
- Memisahkan antara bagian ventrikulus dan usus halus dan memisahkannya dari usus
besar.
- Menyayat secara longitudinal pada masing-masing ventrikulus dan usus halus.
- Membersihkan ventrikulus dan usus halus dengan akuades lalu dikeringkan menggunkan
tisu.
- Meletakkan ventrikulus atau usus halus pada mortar dan menambahkan 20 ml gliserin 50
% lalu menggerusnya menggunakan alu.
- Memasukkan isolat ventrikulus atau usus halus pada botol gelap dan memberi label
identitas menggunakan kertas label yaitu kode V0, V7, U0, dan U7.
- Menambahkan toluene 4-5 tetes pada tiap botol lalu menutupnya.
- Menguji isolat ventrikel dan usus halus untuk contoh uji berlabel V0 dan U0 dan
menyimpan selama 7 hari untuk contoh uji berlabel V7 dan U7 pada masing-masing jenis
ikan.
 Uji aktivitas enzim amylase
- Memberi label tabung reaksi dengan K sebagai kontrol, V0, V7, U0, U7 sebagai contoh
uji empedu ikan mujair
- Menuangkan cairan empedu masing-masing ikan pada tabung yang telah disiapkan.
- Mengisi tabung K (kontrol) dengan 1 ml substrat ditambahkan 1 ml akuades kemudian
diamati
- Untuk perlakuan normal, 2 ml reagent benedict ditambahkan 2 ml larutan amilum dan 1
ml substrat kemudian goyangkan tabung reaksi selama 5-10 menit dan amati
- Untuk perlakuan asam, 2 ml reagent benedict ditambahkan 2 ml larutan amilum, 1 ml
substrat dan 2 tetes HCl kemudian di goyangkan selama 5-10 menit dan amati
- Untuk perlakuan panas, 2 ml reagent benedict ditambahkan 2 ml larutan amilum dan 1 ml
substrat kemudian goyangkan tabung reaksi selama 5-10 menit dan dipanaskan. Diamkan
selama 15-20 menit setelah itu diamati
 Uji aktivitas enzim maltase
 Memberi label tabung reaksi dengan K sebagai kontrol dan V0, V7, U0, U7 sebagai
contoh uji.
 Mengisi tabung K (kontrol) dengan 1 ml substrat dan tambahkan 1 ml akuades dan amati
 Untuk perlakuan normal, 1 ml substrat ditambahkan 2 ml benedict dan 2 ml maltosa 2%
kemudian diamati
 Untuk perlakuan asam, 1 ml substrat ditambahkan 2 ml benedict, 2 ml maltosa 2% dan 2
tetes HCl 0,1 M kemudian tabung reaksi digoyangkan. Mengamati perubahan yang terjadi
 Untuk perlakuan panas, 1 ml substrat ditambahkan 2 ml benedict dan 2 ml maltosa 2%
dan goyangkan. Kemudian tabung reaksi dipanaskan dan diamkan selama 15-20 menit
setelah itu diamati perubahan yg terjadi
 Uji aktivitas lemak
- Memberi label tabung reaksi dengan K sebagai kontrol dan V0, V7, U0, U7 sebagai
contoh uji.
- Mengisi tabung K (kontrol) dengan substrat (empedu) dan tambahkan 2 ml akuades dan
amati
- Untuk erlakuan normal,substrat (empedu) ditambahkan dengan 2 ml akuades dan minyak
goreng sebanyak 2 ml. Kocok dan amati perubahan
 Uji aktivitas enzim trypsin
- Mengencerkan putih telur dengan akuades dengan perbandingan 1:1.
- Memberi label tabung reaksi dengan K sebagai kontrol dan V0, V7, U0, U7
- Untuk perlakuan K (Kontrol), isi tabung reaksi dengan 1 ml substrat kemudian
tambahkan 1 mlakuades dan amati
- Untuk perlakuan normal, Memasukkan putih telur encer sebanyak 1 ml tambahkan 1 ml
substrat dan diamkan selama 10 menit. Tambahkan biuret 10 tetes kemudian amati
- Untuk perlakuan asam, memasukkan 1 ml putih telur ditambahkan dengan 1 l substrat
dan diamkan selama 10 menit.Tambahkan 10 tetes biuret dan 2 tetes HCl kemudian
goyangkan tabung reaksi. Amati perubahan yang terjadi
- Untuk perlakuan panas, memasukkan 1 ml putih telur yang di tambahi 1 ml substrat.
Diamkan selama 10menit. Tambahkan 10 tetes biuret dan kemudian panaskan. Amati
perubahan yang terjadi
B. Pembahasan
Enzim amilase
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui melalui hasil
secara umum pengujian dari pengulangan, bahwasannya pengujian keberadaan enzim
Amilase pada ventrikel dan usus ikan mujair (O. mossambicus) hari ke-0 pada
perlakuan kontrol menunjukkan tidak adanya perubahan warna, hal ini dikarenakan
gula polisakarida tidak dapat dipecah menjadi gula yang lebih kecil yaitu gula
disakarida oleh enzim amilase (di dalam akuades tidak terdapat enzim yang
memecahnya) yang berarti tidak terjadi reaksi kimia sehingga tidak ada perubahan
warna. Sedangkan pada perlakuan normal, asam dan panas mengalami perubahan
warna, yang mula-mula berwarna biru menjadi biru kehijauan, hijau terang, dan hijau
tua. Hal ini dikarenakan dalam usus ikan mujair terdapat enzim amilase yang
mengubah amilum, gula polisakarida menjadi gula disakarida berarti terjadi reaksi
kimia sehingga menimbulkan perubahan warna. Pada hari ke-7 perlakuan normal dan
asam menunjukan tidak ada perubahan warna hal ini dikarenakan gula polisakarida
tidak dapat dipecah menjadi gula yang lebih kecil yaitu gula disakarida oleh enzim
amilase (di dalam akuades tidak terdapat enzim yang memecahnya) yang berarti tidak
terjadi reaksi kimia sehingga tidak ada perubahan warna, sedangkan untukperlakuan
panas menunjukkan adanya perubahan warna yang mula berwarna biru menjadi biru
kehijauan dan hijau tua dikarenakan dalam usus ikan mujair terdapat enzim amilase
yang mengubah amilum, gula polisakarida menjadi gula disakarida berarti terjadi
reaksi kimia sehingga menimbulkan perubahan warna.

C. Diskusi
1. Mengapa dalam praktikum ini menggunakan organ pencernaan ikan yang
masih segar?
Jawab:
Penggunaan organ ikan yang masih segar dimaksudkan agar enzim-enzim yang
terdapat di dalam sistem pencernaan masih aktif.
2. Ciri apa yang dapat kalian kemukakan adanya enzim amylase, maltase dan
tripsin?
Jawab:
- Adanya enzim amylase dapat dilihat dari pecahnya amilum menjadi maltosa
yang dapat diketahui pengunjiannya yang enggunakan reagent benedict.
- Adanya enzim maltase dapat dilihat dari pecanya maltosa menjadi dua
monomer glukosa yang dapat diketahui pengujiannya yang menggunakan
reagent benedict.
- Adanya enzim tripsin ditunjukkan dengan berubahnya cairan berwarna
ungu serta terdapat cinein ungu yang berfungsi memecah polipeptida
menjadi ikatan-ikatan peptida yang lebih kecil.
3. Apakah fungsi larutan gliserin 50% dan toulene pada praktikum ini?
Jawab:
Larutan gliserin berfungsiuntuk membantu proses peluruhan enzim pencernaan
yang ada di dalam usus halus. Sedangkan tolene berfungsi sebagai pengawet yang
menjaga enzim dari kerusakan atau pembusukan selama penyimpanan.
4. Mengapa organ pencernaan yang dipilih untuk isolasi enzim adalah
ventrikulus dan usus halus?
Jawab:
Karena pada organ pencernaan ventrikulus dan usus halus menghasilkan beberapa
enzim pencernaan yaitu amylase, maltase dan trypsin.
5. Apakah ada perbedaan aktivitas enzim amylase, maltase dan trypsin?
Jawab:
6. Bagaimana hasil pengamatan aktivitas enzim pencernaan terhadap lama
waktu yang berbeda?
Jawab:
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas enzim pencernaan terhadap lama waktu
simpan yang berbeda, terdapat perbedaan hasil pada uji tripsin. Pada uji tripsin
hari ke- 0 saat isolat ventrikulus dan usus halus direaksikan dengan beberapa
pengulangan (normal, asam dan panas) menghasilkan warna larutan menjadi
kuning jernih. Namun pada uji tripsin perlakuan hari ke- 7 saat isolat isolat
ventrikulus dan usus halus direaksikan dengan beberapa pengulangan (normal,
asam dan panas) menghasilkan warna larutan menjadi ungu jernih. Reaksi positif
dengan berubahnya warna ungu terjadi karena adanya kompleks warna senyawa
yang terjadi antara Cu dengan N dari molekul ikatan peptida. Bila pada perlakuan
hari ke- 0 tidak dihasilkan warna ungu, hal tersebut terjadi arena pendeknya ikatan
peptida.
Pada uji amylase dan uji maltase tidak terdapat perbedaan antara perlakuan hari
ke-0 dan hari ke-7.
7. Apakah pengaruh cairan empedu terhadap minyak dan apa kaitannya
terhada proses pencernaan lemak?
Jawab:
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% beupa air dan tidak mengandung
enzim. Akan tetapi mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam
proses pencernaan makanan. Cairan empedu tersusun atas;
- Air, sebagai pelarut
- Mucin, untuk membasai/melicinkan duodenum agar tidak mengalami iritasi
pada dinding usus
- Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu
bersifat alkali. Garam empedu berfungsi menurunkan tegangan permukaan
lemak dan air.
Proses ini penting dala pencernaan lemak karena dengan adanya garam empedu
sebagai emulgator maka lemak dalam usus dapat dipecah-pecah menjadi partikel-
partikel lebih kecil sebagai emulsi sehingga luas permukaan lemak bertambah
besar, sehingga proses hidrolisis dapat berjalan cepat. Dan lemak yang dipecah-
pecah menjadi partikel lebih kecil dapat di serap oleh organ tubuh lainnya dalam
ikan untuk dilanjutkan ke proses pencernaan yang berikutnya.
8. Jelaskan proses hidrolisis amilum dan protein!
Jawab:

a. Hidrolisis amilum
Proses hidrolisis asam menggunakan senyawa asam sebagai katalis, baik asam lemah
maupun asam kuat. Secara umum hidrolisis asam encer terdiri dari dua tahap. Pada
tahap pertama sebagian besar pati akan terhidrolisis menjadi maltosa. Tahap kedua
dioptimasi untuk menghidrolisis maltosa sehingga menghasilkan dekstrosa. Jenis
asam encer yang biasanya digunakan untuk hidrolisis ini adalah HCl 0,1 M.
Pada hidrolisis enzim, digunakan perlakuan panas. Karena faktor yang
mempengaruhi kerja enzim salah satunya yaitu suhu. Pada proses pemanasan
ditujukan untuk memecah granula pati. Karena pati terdiri dari amilosa dan
amilopektin, pemanasan dengan menggunakan air akan membuat keduanya
terpisah. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi yang tidak terlarut disebut
amilopektin (Winarno, 1989).
b. Hidrolisis protein
Enzim merupakan salah satu bentuk protein yang memiliki peran penting bagi
kehidupan. Salah satunya adalah enzim protoase yang berfungsi untuk
menghidrolisis atau merusak protein. Arti dari hidrolisis itu sendiri adalah
suatu proses kimia yang menggunakan H2O sebagai pemecah suatu
persenyawaan termasuk inversi gula, H 20 sebagai pemecah suatu
persenyawaan. Sehingga dapat didefinisikan hidrolisis protein adalah protein
yang mengalami degradasi hidrolitik dengan basa atau asam kuat.
9. Jelaskan proses enzimatis yang terjadi pada ventrikulus dan usus halus!
Jawab:
Jika suatu makanan teah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dinding
saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormone gastrin.
Hormone ini akan memacu pengeluaran HCl dan pepsinogen. HCl akan mengubah
pepsinogen menjadi pepsin ynag merupakan enzim pencernaan aktif. Di dalam
usus halus, makanan akan merangsang keluarnya hormone kolsistokinin.
Hormone ini kemudian akan memacu keluarnya getah empedu dari hati.
Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemudian
ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah
memperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam
air dan diserap oleh usus. Enzim amylase akan memecah karbohidrat menjadi
glukosa. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Sedangkan protease memcah protein menjadi asam amino.

D. Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diperoleh simpulan bahwa
organ pencernaan pada ikan mujair (Oreochromis mossambicus) yang enghasilkan
enzim adalah ventrikulus dan usus halus. usus halus terjadi pencernaan
karbohidrat, lemak, dan protein. Pencernan karbohidrat diindikasikan dengan
adanya enzim amilase (memecah zat tepung/amilum menjadi disakarida dan
maltosa) dan maltase (mengubah maltosa menjadi glukosa). Pencernaan protein
diindikasikan salah satunya dengan adanya enzim tripsin (memecah protein
menjadi peptida berantai pendek). Sedangkan pencernaan lemak membutuhkan
sekret dari empedu yang memecah trigliserida menjadi monogliserida; kemudian
monogliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Keberadaan enzim pencernaan
diketahui secara tidak langsung dengan menggunakan ragen Benedic untuk
amilase. Apabila hasil uji menghasilkan larutan hijau sampai kuning maka hasil
uji dikatakan positif mengandung gula disakarida seperti maltosa
Ikan herbivora memiliki aktivitas karbohidrase lebih, dari pada karnivora atau
omnivore. Ikan karnivora memiliki aktivitas enzim tripsin lebih, dari pada
herbivora atau omnivora, namun ikan herbivore memiliki aktivitas tripsin
terendah. Kadar enzim ini disesuaikan oleh jenis makanan yang memungkinkan
adanya adaptasi fisiologi tubuh. Lama waktu penyimpanan berpengaruh terhadap
isolat enzim pencernan pada ikan mujair (Oreochromis mossambicus), enzim
karbohidrase seperti amylase dan maltase akan menunjukkan peningkatan kinerja
enzim jika disimpan. Enzim dalam pencernaan berfungsi untuk mencerna protein,
karbohidrat dan lemak. Cairan empedu berperan dalam mengemulsi lemak
sehingga memudahkan enzim lipase untuk memecah lemak.
Uji amilase perlakuan panas pada hari ke-7 menunjukkan adanya glukosadan
uji lemak pada empedu perlakuan normal menunjukkan adanya doplet.
Saran

Praktikan sebaiknya melakukan praktikum dengan sungguh-sungguh dan


teliti. Pada pengujian adanya amylase, maltase dan tripsin seharusnya dilakukan
secara teliti dan diamati hasilnya secara cermat, setiap perbedaan warna
sedikitpun perlu dicatat dan dibandingkan, alangkah baiknya praktikan selalu
mendokumentasikan hasil kerja praktikum.

Anda mungkin juga menyukai