Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN BIOKIMIA

PRAKTIKUM PROTEIN

“ Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Albumin, Uji Biuret, Uji


Ninhidrin”

Disusun oleh :

Fourth Three Badriyatul A. 19030244040

Diki Wahyudi 19030244044

Ismi Nur Aini 19030244058

Helanita Woriasih 19030244076

Biologi 2019 E

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti
pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting dan utama
pada sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk
tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai
zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh (Poedjiadi, 2009).
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik
tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein
merupakan komponen terbesar setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang
terdiri atas unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (±7%), oksigen
(±13%), dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein
lainnya mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi.
Protein merupakan molekul yang dikenal mempunyai struktur yang
paling rumit. Sesuai dengan fungsinya yang beragam itu, molekul protein
sangat beragam itu, molekul protein sangat beragam bentuknya, setiap
jenis protein memiliki bentuk tiga dimensi atau konfirmasi yang unik.
Meskipun protein beragam, semua molekul protein merupakan polimer
yang dibangun dari kumpulan 20 asam amino yang sama. Polimer asam
amino disebut polipeptida. Suatu protein terdiri atas satu atau lebih
polipeptida yang terlipat dan terbelit membentuk suatu kesesuaian yang
spesifik. Protein terdiri dari asam-asam amino yang dihubugkan melalui
ikatan peptida pada ujung-ujungnya. Selain ikatan peptida terdapat ikatan
kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan
ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan van der Waals. Protein dapat tidak
stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut
organik, dan detergen.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuktikan unsur-unsur apa saja yang ada dalam
protein ?

C. Tujuan
1. Untuk membuktikan unsur-unsur apa saja yang ada dalam protein.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang


tersusun dari atom nitrogen, karbon, dan oksigen, beberapa jenis asam amino yang
mengandung sulfur (metionin, sistin dan sistein) yang dihubungkan oleh ikatan
peptida. Dalam makhluk hidup, protein berperan sebagai pembentuk struktur sel
dan beberapa jenis protein memiliki peran fisiologis (Bintang, 2010). Protein
adalah instrumen yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti juga terdapat
ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing mencirikan satu sifat nyata dari
organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda, masing-
masing membawa fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen yang sesuai. Protein,
karenanya bukan hanya makromolekul yang berlimpah, tetapi juga amat
bervariasi fungsinya.

Protein mempunyai beberapa fungsi protein:

a. Membentuk jaringan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh.


b. Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang
rusak atau mati.
c. Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim
pencernaan dan metabolisme serta antibodi yang diperlukan.
d. Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam tiga kompartemen, yaitu
intraseluler, ekstraseluler/intraseluler dan intravaskuler (Adriani dan
Wirjatma, 2012).

Semua protein di dalam semua makhluk, tanpa memandang fungsi dan


aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam
amino baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Secara
cukup sederhana protein berbeda satu sama lain karena masing-masing
mempunyai deret unit asam amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad
struktur protein, karena molekul-molekul ini dapat disusun dalam jumlah deret
yang hampir tidak terbatas, untuk membuat berbagai protein dalam jumlah yang
hampir tidak terbatas.

Protein berasal dari hewan ( protein hewani) dan tumbuhan (protein nabati)

a. Protein Nabati
Hampir sekitar 70% penyedian protein di dunia berasal dari bahan nabati
(hasil tanaman), terutama berasal dari biji-bijian (serealia) dan kacang-
kacangan. Sayuran dan buah-buahan tidak memberikan kontribusi protein
dalam jumlqh yqng cukup bearti, sebagian besar penduduk dunia
menggunakan serealia (terutama beras, gandum dan jagung) sebagai
sumber utama kalori, yang ternyata sekaligus juga merupakan sumber
protein yang penting.
b. Protein Hewani
Hasil-hasil hewani yang umum digunakan sebagai sumber protein adalah
daging , telur, susu dan ikan. Protein hewani disebut sebagai protein yang
lengkap dan bermutu tinggi, karena mempunyai kandungan asam-asam
amino esensial yang lengkapnyang susunannya mendekatiapa yang
diperlukan oleh tubuh (Muchtadi, D, 2010).

Pengelompokan protein, Menurut Fatciyah dkk (2011), protein dapat


dikelompokkan menjadi tiga tingkat struktur, yaitu :

a. Struktur polimer
Struktur polimer menggambarkan sekuens linier residu asam amino dalam suatu
protein. Sekuens asam amino selalu dituliskan dari struktur sekunder, tersier, dan
kuartener. Faktor yang menentukan untuk menjaga atau menstabilkan ketiga
tingkat struktur tersebut adalah ikatan kovalen yang terdapat dalam struktur
primer.

b. Struktur sekunder

Struktur sekunder dibentuk karena adanya ikatan hidrogen antara hidrogen amida
dan oksigen kerbonil dari rangka peptida. Struktur sekunder utama meliputi α-
heliks dan β-strands (termasuk β-sheets).

c. Struktur tersier

Struktur tersier menggambarkan rantai polipeptida yang mengalami folded


sempurna yang kompak. Beberapa polipetida folded terdiri dari beberapa protein
glubar yang berbeda dihubungkan oleh residu asam amino. Unit tersebut
dinamakan domain. Struktur tersier distabilkan oleh interaksi antara gugus R yang
terletak tidak bersebelahan pada rantai polipeptida. Pembentukan struktur tersier
membuat struktur primer dan sekunder menjadi saling berdekatan.

d. Struktur kuartener

Struktur kuartener melibatkan asosiasi dua atau lebih rantai polipeptida yang
membentuk multi sub unit atau protein oligomerik. Rantai polipeptida yang
membentuk multi sub unit atau protein oligomerik. Rantai polipeptida penyusun
protein oligomerik dapat sama atau berbeda.

Protein dicerna atau dihidrolisis di dalam tubuh, untuk membedakan asam


amino agar dapat diserap dan didistribusikan oleh darah keseluruh organ dan
jaringan tubuh. Asam amino merupakan produk akhir dari perombakan protein.
Proses perubahan protein menjadi asam amino berlangsung didalam saluran
pencernaan, terutama usus halus, akan dihasilkan 20 jenis asam amino yang
berbeda (Afrianto dan Liviawaty, 2007).Protein yang berbentuk polipeptida
(polimer dari asam amino) akan diubah menjadi peptida yang lebih sederhana oleh
enzim pepsin dan tripsin. Selanjutnya, dengan bantuan amino peptidase, peptida
ini akan diubah lagi menjadi asam amino. Asam amino akan diserap oleh darah
dan diangkut keseluruh bagian tubuh. Didalam jaringan tubuh, asam amino akan
diubah kembali menjadi protein dan selanjutnya disimpan sebagai cadangan
dalam bentuk protein tubuh (Afrianto dan Liviawaty, 2007).

Albumin jika dipanaskan terus-menerus di atas api, maka akan tercium


seperti bau rambut terbakar, yang menunjukkan bau khas dari senyawa nitrogen.
Selain itu juga akan terbentuk arang yang merupakan indikasi adanya unsur
karbon. Pada bagian dinding tabung reaksi terdapat titik-titik uap air. Adanya uap
air menandakan terdapat unsur nitrogen.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Praktikum

a. Waktu : Rabu, 15 April 2020

b. Tempat : Laboratorium Fisiologi Jurusan Biologi Fakultas


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Surabaya.

B. Alat dan Bahan


a. Alat :
- Tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
- Pipet tetes
- Rak tabung
- Gelas ukur
- Lampu spirtus
b. Bahan :
- NaOH padat
- Larutan albumin
- Larutan tempe
- Larutan tahu
- Lakmus merah dan biru
- Aquades

C. Prosedur Kerja
1) Memasukkan sedikit albumin kedalam tabung reaksi yang kering
2) Memanaskan diatas pembakar spirtus sampai terdapat gejala yang
tampak (warna, uap air, arang, bau)
3) Memasukkan sedikit albumin ke dalam tabung reaksi yang kering
lainnya
4) Teteskan larutan NaOH pekat ( 2 kali jumlah albumin)
5) Memanaskan diatas pembakar spiritus
6) Amati perubahan pada albumin

D. Alur Percobaan
Percobaan 1

Larutan albumin, tempe dan tahu

- Teteskan setiap larutan pada tabung reaksi kering yang berbeda-


beda
- Panaskan diatas lampu spiritus
- Perhatikan perubahan yang terjadi

Hasil berupa bau rambut terbakar,


adanya uap air dan adanya arang

Percobaan 2

Larutan albumin, tempe dan tahu

- Teteskan setiap larutan pada tabung reaksi kering yang berbeda-


beda
- Tambahkan NaOH pekat 2 kali jumlah albumin
- Panaskan diatas lampu spiritus
- Perhatikan perubahan yang terjadi

Hasil berupa bau rambut terbakar,


adanya uap air dan adanya arang
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Tabel Data
Tabel 1 hasil pegamatan pengujian unsur-unsur protein

No Bahan Kegiatan Hasil pengamatan


protein yang
diuji Sebelum Sesudah

1. Albumin 1 ml albumin + tidak berwarna Larutan


(putih telur) dipanaskan bening

Ada bau
uap air
lakmus
M M

1 ml albumin + 2 tidak berwarna Larutan


ml NaOH pekat + tidak
dipanaskan berwarna,

Ada bau
rambut
terbakar,
tidak ada
uap air,
lakmur
M. B

2. Tempe 1 ml ekstrak tempe Kuning (++) Larutan


+ Dipanaskan berwarna
kuning

Ada bau
tempe,
ada uap
air,
lakmus
M. B

1 ml ekstrak tempe Kuning (+) Larutan


+ 2 ml NaOH berwarna
pekat + dipanaskan kuning,
ada bau
kapur,
tidak ada
uap air
lakmus
M B

3. Tahu 1 ml ekstrak tahu + Putih Larutan


dipanaskan berwarna
putih, ada
bau tahu

Ada uap
air,
lakmus
M M

1 ml ekstrak tahu + Putih Larutan


2 ml NaOH pekat berwarna
+ dipanaskan putih, ada
bau
kapur,
tidak ada
uap air,
lakmus
M. B

B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum diperoleh hasil albumin 2% bening
menghasilkan larutan bening, terdapat bau, uap air dan lakmus merah
tetap menjadi merah, ablumin 2% + NaOH bening dipanaskan
menghasilkan larutan bening terdapat bau seperti rambut terbakar,
tidak ada uap air, lakmus merah menjadi lakmus biru. Ekstrak tempe
kuning (++) dipanaskan menghasilkan larutan berwarna kuning,
terdapat bau tempe, ada uap air, lakmus merah menjadi lakmus biru.
Ekstrak tempe + NaOH menghasilkan larutan berwarna kuning (+),
tercium bau kapur, tidak ada uap air, lakmus merah menjadi biru.
Ekstrak tahu dipanaskan menghasilkan warna putih, tercium bau tahu,
ada uap air, lakmus merah tetap menjadi merah. Ekstrak tahu + NaOH
dipanaskan menghasilkan larutan berwarna putih, tercium bau kapur,
ada uap air, lakmus merah menjadi biru. Dari hasil tersebut
disimpulkan bahwa semua larutan yang di panaskan menghasilkan
bau, semua larutan yang tidak ditambahkan NaOH menghasilkan uap
air, dan pada larutan yang ditambahkan NaOH lakmus merah berubah
menjadi lakmus biru. Jika pada percobaan menghasilkan bau hal itu
menunjukkan bahwa adanya unsur N di dalam larutan. Hal ini terjadi
apabila dipanaskan terus menerus di lampu spiritus baunya seperti bau
rambut terbakar yang menunjukkan bau khas dari Nitrogen.
Munculnya uap air ketika dipanaskan menunjukkan adanya unsur H
dan O karena uap air memiliki susunan H2O. Pada percobaan ini tidak
menunjukkan adanya arang yang menunjukkan adanya unsur C
dikarenakan kurang lamanya proses pemanasan yang dilakukan belum
terbentuknya arang di bagian dasar tabung. Namun setiap larutan coba
mengandung protein sumber asam amino yang mengandung unsur
C,H,O dan N.
Fungsi NaOH dalam percobaan ini adalah membuat suasana
larutan menjadi basa, dimana pH diatas 7. Dihubungkan dengan titik
isolektiknya akan menghasilkan larutan dengan endapan yang lebih
sedikit. Serta penambahan NaOH menjadi zat terlarut yang dapat
mengurangi tekanan uap yang dihasilkan.
C. Diskusi
1. Apakah ada perubahan warna pada uji dengan kertas lakmus ?
bagaimana pendapat saudara ?
Jawab : Ada, pada uji membuktikan unsur-unsur dalam
protein dengan kertas lakmus terdapat perubahan warna
pada uji membuktikan unsur-unsur pada protein pada saat
belum ditambahkan albumin dan dipanaskan memiliki
perbedaan ukuran pH.
2. Bila kertas lakmus menunjukkan perubahan warna hal tersebut
mengindikasikan adanya unsur apa? Alasan ?
Jawab : Bila kertas lakmus menunjukkan perubahan warna,
hal tersebut mengindikasikan adanya unsur-unsur H+ bila
asam, dan unsur OH- bila larutan basa. Karena pada larutan
asam akan mengandung unsur penyusun H+ sebagai
indikator asam dan senyawa OH- untuk indikator basa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Hasil dari uji unsur-unsur yang ada dalam protein adalah
menghasilkan perubahan warna, bau, pH, uap air, gelembung, endapan,
dan arang. Hal ini mengindikasikan bahwa di dalam protein mengandung
unsur nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon.
B. Saran
Diharapkan agar praktikan lebih memperhatikan lagi hal-hal
tentang kebersikan alat, masa kadaluwarsa bahan-bahan pelarut yang
akan digunakan, ukuran zat yang diuji, waktu percobaan, tingkat
pemahaman praktikan terhadap praktikum, dan hal-hal lainnya. Karena
kesalahan sedikitpun dapat mempengaruhi hasil percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Adams, A. 1998. Catering Technology. London : B. Batsford

Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Fried, G. H. dan Hademenos, G. J., 2006, Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua,
Penerbit Eralangga, Jakarta.
Hart H, Craine LE, Hart DJ. 2003. Kimia Organik : Suatu Kuliah Singkat.Achmad
SS, penerjemah; Safitri A, editor.Jakarta(ID): Erlangga. Terjemahan dari:
Organic Chemistry: A Short Course Eleventh Edition.
Kuchel, P. dan Ralston G. B., 2006, Biokimia Schaum’s Easy Outlines, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Poedjiadi & Supriyanti. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta (ID): UI Press

Jurnal: https://www.academia.edu/36554456/IDENTIFIKASI_UNSUR-
UNSUR_PENYUSUN_PROTEIN

https://www.slideshare.net/mobile/fauziahkn/laporan-bbiokimia-praktikum-
protein-uji-unsur-unsur-protein-uji-kelarutan-albumin-uji-biuret-dan-uji-
ninhidrin
UJI KELARUTAN ALBUMIN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisme atau makhluk hidup baik yang uniseluler maupun
multiseluler tersusun atas biomolekul yakni protein, asam nukleat,
karbohidrat, dan lipid. Protein dalam organism manapun terlihat identik
namun tidak sama satu sama lain. Protein berperan penting dalam
membangun unit terkecil kehidupan atau biasa disebut dengan sel.
Fungsi utama protein makanan bagi tubuh adalah sebagai sumber
asam amino esensial yang akan digunakan untuk sintesis asam amino non
esensial dan sintesis protein di dalam tubuh. Protein yang disintesis tubuh
berfungsi sebagai zat pembangun tubuh, zat pengatur tubuh, mengganti
bagian sel dan jaringan yang rusak, serta mempertahankan tubuh dari
serangan mikrobia penyebab penyakit sebagai antibody (Al-Awwaly,
2017).
Sumber protein bagi manusia dapat digolongkan menjadi dua macam,
yakni sumber konvensional dan non konvesional. Protein konvensional
adalah sumber protein yang dihasilkan dari pertanian serta produk-produk
olahannya. Berdasarkan sifatnya, protein konvensional terbagi menjadi
dua, yaitu sumber protein nabati seperti biji-bijian atau serealia dan jga
kacang-kacangan. Kemudian ada sumber protein hewani seperti daging
ikan, susu, dan telur. Sedangkan protein non konvesional adalah sumber
protein yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan
bersifat protein baru. Seperti sumber protein dari hasil buangan yakni
bungkil kacang-kacangan, dan sumber protein yang tidak dimanfaatkan
seperti biji kapas, biji kecipir, protein sel tunggal, dan konsentrat protein
daun.
Protein jika diklasifikasi berdasarkan daya kelarutannya terbagi
menjadi beberapa macam yakni albumin, globlin, glutein,
plolamin/gliadin, histon dan protamin. Ada beberapa cara untuk
melakukan uji protein, salah satunya dapat menggunakan sampel albumin
untuk menguji kelarutan albumin.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam
pelarut?

C. Tujuan
1. Untuk membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam pelarut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Albumin
Protein adalah unsur pokok alat tubuh dan jaringan lunak tubuh.Zat
tersebut digunakan sebagai zat pembangun, perbaikan & pertumbuhan sel,
sebagai penyeimbang asam & basa, sebagai pembentuk atau menstimulasii
enzim & hormon (Anggorodi, 1995). Protein dapat diklasifikasikan
berdasarkan komposisinya, antara lain
a. Protein Sederhana
1) Albumin, protein larut dalam air dan larutan garam encer.
2) Globulin, tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan encer garam.
3) Histon, protein basa karena banyak mengandung asam amino bermuatan
positif.
4) Globin, mengandung arginin dan triptofan dalam jumlah sama,
mengandung histidin juga tetapi tidak mengandung isoleusin.
5) Glutelin, tidak larut dalam larutan netral tapi larut dalam basa dan asam
encer.
6) Prolamin, banyak terdapat pada sayuran. Tidak larut dalam alkohol
absolut.
b. Protein Kompleks
1) Fosfoprotein, hidrolisisnya menghasilkan asam amino dan asam fosfat.
2) Glikoprotein, merupakan turunan karbohidrat.
3) Khromoprotein, protein dengan gugus prostetik yang berpigmen.
4) Nukleoprotein
5) Lipoprotein
6) Flavoprotein
7) Metaloprotein. (Soedarmo,dkk, 1988)

Sifat kelarutan pada protein sangat tergantung dari jenis protein.


Selain itu jenis dan macam pelarut yang cocok juga berperan. Contohnya,
albumin dapat larut dalam air, asam, basa, dan larutan garam encer, dapat
digumpalkan oleh panas dan dapat diendapkan oleh garam jenuh (Amonium
Sulfat), misalkan serum albumin, laktalbumin (pada susu) dan ovalbumin
(pada telur). Larutan protein yang digunakan dalam praktikum ini adalah
larutan albumin. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta
dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah dan
putih telur (Poedjiadi, 1994).
Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh
manusia, yaitu sekitar 55-60% dan total kadar protein serum normal adalah
3,8-5,0 g/dl. Albumin terdiri dari rantai tunggal polipeptida dengan berat
molekul 66,4 kDa dan terdiri dari 585 asam amino. Pada molekul albumin
terdapat 17 ikatan disulfida yang menghubungkan asam-asam amino yang
mengandung sulfur. Molekul albumin berbentuk elips sehingga dengan
bentuk molekul seperti itu tidak akan meningkatkan viskositas plasma dan
larut sempurna. Kadar albumin serum ditentukan oleh fungsi laju sintesis,
laju degradasi, dan distribusi antara kompartemen intravaskular dan
ekstravaskular. Cadangan total albumin 3,5-5,0 g/kg BB atau 250-300 g
pada orang dewasa sehat dengan berat 70 kg, dari jumlah ini 42% berada di
kompartemen plasma dan sisanya di dalam kompartemen ektravaskular
(Evans, 2002).
Albumin dapat ditemukan dalam putih telur dan darah manusia.
Golongan protein ini paling banyak dijumpai pada telur (albumin telur),
darah (albumin serum), dalam susu (laktalbumin). Berat molekul albumin
plasma manusia 69.000, albumin telur 44.000, dalam daging mamalia
63.000. Gangguan akibat kekurangan albumin yaitu albuminemia. Penderita
albuminemia ini hanya mempelihatkan gejala edema yang sedang dalam
keadaan ini juga diperkirakan jumlah protein plasma yang lain akan
meningkat untuk mengkompensasi kekurangan albumin(Normalita, dkk.
2016).
Untuk membuktikan kelarutan albumin terhadap beberapa jenis
pelarut. Maka sifat kelarutan pada protein dimana sangat tergantung pada
jenis protein. Selain itu jenis dan macam pelarut yang cocok juga berperan.
Contohnya, albumin dapat larut dalam air, asam, basa, dan larutan garam
encer, dapat digumpalkan oleh panas dan dapat diendapkan oleh garam
jenuh ( Amonium Sulfat), misalkan serum albumin, laktabumin pada susu
dan ovalbumin pada telur. (Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA
UNESA.2016)
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Praktikum
a. Waktu : Rabu, 15 April 2020
b. Tempat : Laboratorium Fisiologi Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Surabaya.

B. Alat dan Bahan


a. Alat :
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Rak tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
- Gelas ukur
- Vortex
b. Bahan :
- Larutan albumin 2%
- NaOH 0,2%
- NaCO3 0,2%
- Larutan HCl 0,2 %
- Aquadest

C. Prosedur Kerja
1) Siapkan 4 tabung reaksi, masukkan 1ml larutan albumin 2% pada
masing-masing tabung reaksi.
2) Tambahkan ke dalam tabung reaksi :
- Tabung ke satu : 1ml Aquadest
- Tabung kedua : 1ml larutan NaOH 0,2%
- Tabung ketiga : 1ml larutan HCl 0,2%
- Tabung ke empat : 1ml larutan NaCO3 0,2%
3) Masing-masing tabung reaksi divorteks selama 1-2 menit, dibiarkan
sesaat lalu diamati apa yang terjadi.

D. Alur Percobaan
1ml lar. 1ml lar. 1ml lar. 1ml lar.
Albumin Albumin Albumin Albumin
2% 2% 2% 2%

- + 1ml Aquadest - + 1ml larutan - + 1ml larutan - + 1ml larutan


NaOH 0,2% HCl 0,2% NaCO3 0,2%

- Di-vorteks selama 1-2 menit


- Dibiarkan sesaat lalu diamati yang
terjadi
-

HASIL
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Data
Tabel 1 : Hasil Pengamatan Uji Kelarutan Albumin

Hasil Pengamatan
No. Reaksi
Sebelum Sesudah
1mL larutan albumin Albumin:
1 2% bening Bening
+ 1mL Aquades Aquades:
bening
Aquades + albumin:
Bening
1mL larutan albumin Albumin:
2 2% bening Bening
+ 1mL NaOH 0,2% NaOH:
Bening
NaOH + albumin: bening
1mL larutan albumin Albumin:
3 2% bening Keruh
+ 1mL HCl 0,2% HCl:
kekuningan
HCl + albumin: keruh
1mL larutan albumin Albumin:
4 2% bening Bening
+ 1mL NaCO3 0,2% NaCO3:
bening
NaCO3 + albumin: bening

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan uji kelarutan albumin didapatkan
bahwa 1ml larutan albumin 2% + 1ml Aquades setelah di vorteks larutan
akan menjadi bening yang menandakan bahwa keduanya telah larut, 1ml
larutan albumin 2% + 1ml NaOH 0,2% setelah di vorteks larutan akan
menjadi bening yang menandakan bahwa keduanya telah larut, 1ml
larutan albumin 2% + 1ml HCl 0,2% yang berwarna kekuningan setelah
di vorteks larutan berubah menjadi keruh yang menandakan bahwa
keduanya tidak dapat larut, serta 1ml larutan albumin 2% + 1ml NaCO3
0,2% setelah di vorteks larutan akan menjadi bening yang menandakan
bahwa keduanya telah larut. Dapat disimpulkan bahwa albumin larut pada
aquades, NaOH, dan NaCO3 . Hal ini dikarenakan albumin sebenarnya
dapat larut dalam air, asam, basa, dan larutan garam encer, serta dapat
digumpalkan oleh panas dan dapat dindapkan oleh garam jenuh(Amonium
sulfat) (Tim Dosen Biokimia jurusan Biologi FMIPA UNESA, 2016).
Sedangkan pada larutan HCl albumin bersikap sebaliknya, yakni albumin
tidak dapat larut. Hal ini dikaremakan adanya pH larutan di bawah pH
buffer asetat (pH 4,7) sehingga menghasilkan larutan keruh (Simanjutak,
2003).

C. Diskusi
1. Mengapa sifat protein tergantung pada jenis protein serta jenis dan
macam pelarut?
Jawab :Protein mempunyai sifat amfoter, sifat ion switzer, dan
optis aktif.sifat Amfoter merupakan sifat yang dimiliki larutan
untuk dapat bereaksi dengan asam maupun basa. Sifat Switzer
merupakan sifat dari protein yang dapat membentuk ion yang
bermuatan positif maupun negative Sifat optis aktif merupakan
sifat yang diliki protein mengenai kelarutan yang terjadi jika
direaksikan dengan larutan lain. Pada umumnya mereka larut
dalam air dan tidak larut dalam (pelarut organik) dan tidak larut
dalam pelarut organic non-polar seperti eter, aseton, dan
chloroform. Sifat-sifat inilah yang menyebabkan kelarutan protein
bergantung pada jenis protein serta jenis dan macam-macam
pelarut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada uji kelarutan albumin ini, albumin larut pada aquades, NaOH,
dan NaCO3 . Hal ini dikarenakan albumin sebenarnya dapat larut dalam
air, asam, basa, dan larutan garam encer, serta dapat digumpalkan oleh
panas dan dapat dindapkan oleh garam jenuh(Amonium sulfat). Namun
pada larutan HCl albumin bersikap sebaliknya, yakni albumin tidak dapat
larut. Hal ini dikaremakan adanya pH larutan di bawah pH buffer asetat
(pH 4,7) sehingga menghasilkan larutan keruh.

B. Saran

Pada uji ini seharusnya dilakukan praktikum langsung dikarenakan


juga membutuhkan data untuk uji sampel terhadap bahan makanan belum
ditemukan, namun karena adanya kendala maka data dianalisis dengan
seadanya.
DAFTAR PUSTAKA

Al Awwaly, Khotibul Umam. 2017. Protein Pangan Hasil Ternak Dan


Aplikasinya. Malang : UB Press.

Anggorodi, H. R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Jakarta: PT


GramediaPustaka Utama.

Evans, T.W. 2002. Albumin As A Drug-Biological Effects Of Albumin Unrelated


To Oncotic Pressure. Review Article. Aliment Pharmacol Ther. 5:6-11.

Normalita, dkk. 2016. Albumin dan Pemeriksaan Albumin. (online).


https://www.academia.edu/27463243/ALBUMIN_DAN_PEMERIKSAA
N_ALBUMIN. diakses pada 21 April 2020.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.

Simanjutak, M. T., dan Silalahi, J. 2003. Penuntun Praktikum Biokimia. Fakultas


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Farmasi. Medan : USU
Press.

Soedarmo, M.G., dan Abdul, M. 1988. Biokimia. Bogor : Pusat Antar Universitas
IPB.

Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA UNESA. 2016. Penuntun Praktikum
Biokimia. Surabaya : Unesa Press.
UJI BIURET
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisme atau makhluk hidup baik yang uniseluler maupun
multiseluler tersusun atas biomolekul yakni protein, asam nukleat,
karbohidrat, dan lipid. Protein dalam organism manapun terlihat identik
namun tidak sama satu sama lain. Protein berperan penting dalam
membangun unit terkecil kehidupan atau biasa disebut dengan sel.
Fungsi utama protein makanan bagi tubuh adalah sebagai sumber
asam amino esensial yang akan digunakan untuk sintesis asam amino non
esensial dan sintesis protein di dalam tubuh. Protein yang disintesis tubuh
berfungsi sebagai zat pembangun tubuh, zat pengatur tubuh, mengganti
bagian sel dan jaringan yang rusak, serta mempertahankan tubuh dari
serangan mikrobia penyebab penyakit sebagai antibody (Al-Awwaly,
2017).
Sumber protein bagi manusia dapat digolongkan menjadi dua macam,
yakni sumber konvensional dan non konvesional. Protein konvensional
adalah sumber protein yang dihasilkan dari pertanian serta produk-produk
olahannya. Berdasarkan sifatnya, protein konvensional terbagi menjadi
dua, yaitu sumber protein nabati seperti biji-bijian atau serealia dan jga
kacang-kacangan. Kemudian ada sumber protein hewani seperti daging
ikan, susu, dan telur. Sedangkan protein non konvesional adalah sumber
protein yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan
bersifat protein baru. Seperti sumber protein dari hasil buangan yakni
bungkil kacang-kacangan, dan sumber protein yang tidak dimanfaatkan
seperti biji kapas, biji kecipir, protein sel tunggal, dan konsentrat protein
daun.
Protein jika diklasifikasi berdasarkan daya kelarutannya terbagi
menjadi beberapa macam yakni albumin, globlin, glutein,
plolamin/gliadin, histon dan protamin. Ada beberapa cara untuk
melakukan uji protein, salah satunya dapat menggunakan sampel albumin
untuk menguji kelarutan albumin.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menunjukkan atau membuktikan ikatan peptida yang
membentuk protein?

C. Tujuan
1. Untuk membuktikan ikatan peptida yang membentuk protein.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Uji Biuret
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptide
dalam suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptide mengindikasikan
adanya protein, karena asam amino berikatan denganasam amino yang lain
melalui ikatan peptide membentuk protein. Ikatan peptida merupakan
ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu
molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain.
Reaksi tersebut melepaskan molekul air sehingga disebut reaksi
kondensasi (Febrianti, 2014).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Praktikum


a. Waktu : Rabu, 15 April 2020
b. Tempat : Laboratorium Fisiologi Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Surabaya.

B. Alat dan Bahan


a. Alat :
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Rak tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
- Gelas ukur
- Vortex
b. Bahan :
- NaOH 10 %
- CuSO4 0,01 M
- Albumin
- Kuning telur
- Daging ayam
- Susu sapi
- Udang
- Tahu
- Kacang hijau
- Kacang panjang
- Susu kedelai

C. Prosedur Kerja
1) Menyiapkan 3 mL Larutan protein
2) Memeasukkan ke dalam tabung reaksi
3) Menambahkan 1 mL NaOH 10%
4) Memvortex tabung reaksi tersebut selama 2 menit.
5) Memasukkan 3 tetes CuSO4 0,01 M
6) Mengaduknya hingga timbul perubahan warna , jika tidak timbul
tambahkan lagi 1 -2 tetes CuSO4 0,01M

D. Alur Percobaan
3mL Larutan protein (albumin, tahu,susu sapi, kuning
telur, kacang hijau, susu kedelai, kacang panjang, daging
ayam, dan udang)
- Dimasukkan dalam tabung reaksi yang
berbeda-beda
- Ditambahkan 1mL larutan NaOH 10%
pada tiap-tiap tabung
- Dihomogenkan dengan vorteks
- Dimasukkan 10-15 tetes larutan
CuSO4 0,01M pada tiap-tiap tabung
- Diaduk
- Ditambahkan 1-2 tetes biuret apabila
tidak terjadi perubahan
- Diamati perubahan yang terjadi

Hasil berupa perubahan warna larutan menjadi


ungu
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Data
Tabel 1 : Hasil Pengamatan Uji Biuret

No. Bahan Kegiatan Hasil pengamatan


Sebelum Sesudah
1. Albumin 3 mL Albumin + -Albumin : Tidak -Warna : Ungu
1 mL NaOH 10% berwarna (++)
di vortex 1 menit - NaOH : tidak - endapan : ada
+ larutan biuret + berwarna (++++)
3 tetes CuSO4 -Biuret : biru
0,01 M muda
- CuSO4 : biru
pudar
2. Tahu 3 mL Tahu + 1 - Tahu : putih -Warna : Ungu
mL NaOH 10% di keruh (+)
vortex 1 menit + - NaOH : tidak - endapan : ada
larutan biuret + 3 berwarna (++)
tetes CuSO4 0,01 -Biuret : biru
M muda
- CuSO4 : biru
pudar
3. Kacang Hijau 3 mL Kacang - Kacang Hijau: -Warna : Ungu
Hijau + 1 mL hijau (+)
NaOH 10% di - NaOH : tidak - endapan : ada
vortex 1 menit + berwarna (++++)
larutan biuret + 3 -Biuret : biru
tetes CuSO4 0,01 muda
M - CuSO4 : biru
pudar
4. Susu kedelai 3 mL Susu kedelai - Susu kedelai: -Warna : Ungu
+ 1 mL NaOH putih keruh (+)
10% di vortex 1 - NaOH : tidak - endapan :
menit + larutan berwarna Tidak ada (-)
biuret + 3 tetes -Biuret : biru
CuSO4 0,01 M muda
- CuSO4 : biru
pudar
5. Kacang 3 mL Susu kedelai - Susu kedelai: -Warna : Hijau
panjang + 1 mL NaOH putih keruh muda (+)
10% di vortex 1 - NaOH : tidak - endapan :
menit + larutan berwarna Tidak ada (-)
biuret + 3 tetes -Biuret : biru
CuSO4 0,01 M muda
- CuSO4 : biru
pudar
6. Daging ayam 3 mL Daging - Daging ayam: -Warna : Ungu
ayam + 1 mL putih keruh (++)
NaOH 10% di mengendap - endapan :
vortex 1 menit + - NaOH : tidak Tidak ada
larutan biuret + 3 berwarna (++++)
tetes CuSO4 0,01 -Biuret : biru
M muda
- CuSO4 : biru
pudar
7. Udang 3 mL Udang + 1 - Udang: jingga -Warna : Ungu
mL NaOH 10% di - NaOH : tidak (++)
vortex 1 menit + berwarna - endapan :
larutan biuret + 3 -Biuret : biru Tidak ada (-)
tetes CuSO4 0,01 muda
M - CuSO4 : biru
pudar
8. Kuning telur 3 mL Kuning telur - Kuning telur: -Warna : Ungu
+ 1 mL NaOH kuning (+++)
10% di vortex 1 - NaOH : tidak - endapan : ada
menit + larutan berwarna (++++)
biuret + 3 tetes -Biuret : biru
CuSO4 0,01 M muda
- CuSO4 : biru
pudar
9. Susu Sapi 3 mL Susu Sapi + - Susu Sapi: -Warna : Ungu
1 mL NaOH 10% putih keruh (++)
di vortex 1 menit - NaOH : tidak - endapan :
+ larutan biuret + berwarna Tidak ada (-)
3 tetes CuSO4 -Biuret : biru
0,01 M muda
- CuSO4 : biru
pudar

B. Pembahasan
Pada percobaan ini bertujuan untuk membuktikan ikatan
peptida yang membentuk protein. Pada “uji biuret”, ion Cu2+ (dari
pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau
ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap dua buah
ikatan peptide atau lebih dan ditandai dengan adanya perubahan warna
menjadi ungu atau merah muda akibat terjadinya persenyawaan antara
cadangan N dari peptide dan O dari air. Warna yang terjadi dari panjang
nya ikatan peptide ,bila ikatan peptida panjang maka dapat diidentifikasi
dengan perubahan warna menjadi Ungu pekat , dan sebaliknya jika ikatan
peptide pendek maka warna nya menjadi merah muda, tetapi negative
untuk asam amino bebas atau dipeptida dan dapat ditandai dengan
perubahan warna selain ungu atau merah muda. Reaksi pun positif
terhadap senyawa-senyawa yang mengandung dua gugus: -CH2NH2, -
CSNH2, -C(NH)NH2, dan –CONH2. Biuret adalah senyawa dengan dua
ikatan peptide yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea.

Pada percobaan kedelapan, Kuning telur didapatkan hasil warna


Ungu yang sangat pekat sekali . dikarenakan adanya banyak ikatan
Peptida yang tersusun sangat panjang pada kuning telur tesebut sehingga
ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan
polipeptida atau ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu (violet).

Dan sebaliknya pada percobaan kelima, Kacang panjang


didapatkan hasil negative uji biuret , dengan ditandai perubahan warna
menjadi hijau muda (bukan ungu). Hal itu disebabkan karena mungkin
kandungan proteinnya sangat sedikit dan mungkin juga terdapat banyak
asam amino bebas dan dipeptide sehingga sangat sulit untuk menghasilkan
warna ungu karena hasil positif warna ungu adalah jika protein tersebut
memiliki banyak ikatan peptide sehingga ion Cu2+ (dari pereaksi biuret)
dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan
peptide yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu.

C. Diskusi
1. Dapatkah uji biuret digunakan untuk mengetahui hidrolisis seperti
protein telah selesai? Jelaskan!
Jawab:
Bisa, karena pada hidrolisis protein, suatu peptida yang terdiri dari 2
atau lebih ikatan peptida bereaksi dengan Cu2+ dalam larutan basa akan
menyebabkan terbentuknya senyawa kompleks berwarna biru-ungu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Percobaan Biuret ditambahkan NaOH yang kemudian di vorteks setelah
itu ditambahkan CuSO4 menghasilkan larutan berwarna ungu dan
terbentuk busa / buih. Hal tersebut karena dalam suasana basa CuSO 4
bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida
membentuk kompleks berwarna ungu.
.
B. Saran
Pada uji ini seharusnya dilakukan praktikum langsung dikarenakan
juga membutuhkan lebih banyak berkonsultasi mengenai hasil dari tiap-
tiap uji apakah sudah dapat diamati dan dicatat hasil pengamatannya
sebelum menyudahi praktikum dikarenakan hasil dari percobaan
membutuhkan hasil yang tepat agar sesuai dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA

Febrianti, Anggi. 2014. Laporan Praktikum Biokimia 1 Uji Biuret (online).


https://www.academia.edu/10811372/Laporan_Praktikum_Biokimia_1_Uj
i_Biuret_, diakses 23 April 2020.

Sumber youtube :

https://www.youtube.com/watch?v=Z2GZo71Bi3U

https://www.youtube.com/watch?v=Tveuu0CG7Ls&t=5s

https://www.youtube.com/watch?v=uCYAphfhdEs&t=108s
UJI NINHIDRIN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Protein berasal dari kata protos atau proteos yang memeiliki arti
pertama atau utama. Protein termasuk komponen penting dan utama pada
sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh
kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh (Poedjiadi, 2009).
Protein adalah komponen utama dalam semua sel hidup, baik
tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein
merupakan komponen terbesar setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang
terdiri atas unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (±7%), oksigen
(±13%), dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein
lainnya mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi.
Protein adalah molekul yang dikenal memiliki struktur yang paling
rumit. Fungsi protein beragam, oleh karena itu molekul protein juga sangat
beragam. Setiap jenis protein memiliki bentuk tiga dimensi atau
konfirmasi yang unik. Meskipun protein beragam, semua molekul protein
merupakan polimer yang dibangun dari kumpulan 20 asam amino yang
sama. Polimer asam amino disebut polipeptida. Suatu protein terdiri atas
satu atau lebih polipeptida yang terlipat dan terbelit membentuk suatu
kesesuaian yang spesifik. Protein terdiri dari asam-asam amino yang
dihubugkan melalui ikatan peptida pada ujung-ujungnya. Selain ikatan
peptida terdapat ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen,
ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan van der Waals.
Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu,
medium pelarut organik, dan detergen.
Asam amino yang terkandung didalam protein dapat diketahui
melalui beberapa uji misalnya untuk menguji adanya protein yang ada di
dalam makanan dapat diuji dengan membuktikan unsur-unsur yang ada
dalam protein, kelarutan albumin, uji biuret, dan uji ninhidrin. Keempat uji
ini kami gunakan dalam percobaan yang kami lakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuktikan adanya suatu asam amino ?
C. Tujuan
1. Untuk membuktikan adanya suatu asam amino.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Uji Ninhidrin

Semua asam amino-α bebas akan bereaksi dengan ninhidrin


(triketohidrinden hidrat) membentuk aldehid dengan satu atom C lebih
rendah dan melepaskan NH3 dn CO2. Disamping itu, terbentuk senyawa
kompleks berwarna biru, namun prolinksiprolin menghasilkan senyawa
berwarna kuning yang diduga bereaksi dengan NH3 setelah asam amino
tersebut dioksidasi. (Mardiana, 2011: 3- 4)

Ninhidrin adalahsuatu reagen yang berguna untuk mendeteksi asam


amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini
merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila bereaksi dengan asam
amino menghasilkan zat berwarna ungu Uji ninhidrin digunakan untuk
menunjukan asam amino dalam zat yang diuji. Uji ninhidrin berlaku untuk
semua asam amino. Ninhidrin(2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione)
merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mendeteksi gugus amina
dalam molekul asam amino.Asam amino bereaksi dengan ninhidrin
membentuk aldehida dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan
molekul NH3 danCO2. Ninhidrin yang telah bereaksi akan membentuk
hidrindantin.Hasil positif ditandai dengan terbentuknya kompleks
berwarna biru/keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin +
hidrindantin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut
dioksidasi.Apabila ninhidrin (triketohidrin) dipanaskan bersama asam
amino, maka akan terbentuk kompleks berwarna biru.

Kompleks berwarna biru dihasilkan dari reaksi ninhidrin dengan


hasil reduksinya , yaitu hidrindantin dan amonia. Asam amino dapat
ditentukan secara kuantitatif dengan jalan mengamati intensitas warna
yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi asam amino tersebut. Pada
reaksi ini, dilepaskan CO2 dan NH4 sehingga asam amino dapat ditentukan
secara kuantitatif dengan mengukur jumlah CO2 dan NH3 yang
dilepaskan. Prolin dan hidroksi prolin menghasilkan kompleks yang
berbeda warnanya dengan asam amino lainya. Kompleks berwarna yang
terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi dengan
amonia yang dilepaskan pada oksidasi asam amino (Tarsana, 2010).

Keseluruhan reaksi asam amino dengan ninhidrin adalah


sebagai berikut:

 Dekarboksilasi oksidatif dari asam amino dan produksi ninhidrin


tereduksi, amoniak dan dioksida.
 Reaksi ninhidrin tereduksi dengan molekul ninhidrin yang
laindengan molekul amoniak yang dihasilkan, pembentukan
kompleks berwarna biru.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


a. Waktu : Rabu, 15 April 2020
b. Tempat : Laboratorium Fisiologi Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Surabaya.

B. Alat dan Bahan


a. Alat :
- Tabung reaksi
-pipet tetes
-rak tabung reaksi
- penjepit tabung reaksi
-gelas ukur
-lampu spiritus.
b. Bahan
- Arginin
-Larutan ninhidrin 0,1%
-pereaksi protein (3 macam).

C. Prosedur Kerja
1. Tambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1% ke dalam 1 ml larutan
protein pada tabung reaksi.
2. Panaskan hingga mendidih, kemudian tunggu sampai dingin dan amati
perubahan warna yang terjadi.

D. Alur Percobaan
1 ml larutan protein

- Di tambahkan 5 tetes larutan


ninhidrin 0,1%

- Di panaskan hingga mendidih


- Di tunggu hingga dingin
- Di tambahkan 5 tetes larutan
- ninhidrin
Di amati 0,1%warnya
perubahan
- Di tambahkan 5 tetes larutan
ninhidrin 0,1%
Larutan
berwarna biru
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Analisis


Tabel 1 : Hasil Pengamatan Uji Ninhidrin
No Prosedur Hasil Pengamatan

Sebelum Sesudah

1 Albumin + 5 tetes Albumin : putih Warna : biru


larutan ninhidrin keruh
0,1% + dipanaskan + Larutan ninhidrin
di tunggu hingga : tidak berwarna
dingin + di amati
perubahan warnanya
2 Arginin + 5 tetes Arginin : tidak Warna : biru
larutan ninhidrin berwarna
0,1% + dipanaskan + Larutan ninhidrin
di tunggu hingga : tidak berwarna
dingin + di amati
perubahan warnanya

B. Pembahasan
Dalam uji Ninhidrin ini bertujuan untuk membuktikan adanya
asam amino bebas dalam zat yang di uji. Asam amino bebas adalah asam
amino yang gugus aminonya tidak terikat. Ninhidrin adalah oksidator
penyebab dekarboksilasi-oksidatif dari α-asam amino dengan
mengeluarkan CO2, NH3, dan aldehid. Ninhidrin yang tereduksi akan
bereaksi dengan NH3 bebas membentuk senyawa kompleks berwarna biru.
Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik dan bila bereaksi dengan
asam amino akan menghasilkan zat warna ungu. Pemanasan yang
dilakukan tiap uji percobaan bertujuan untuk melihat perubahan warna
yang terjadi. Adanya perubahan warna pada arginine dan albumin
menunjukkan bahwa kedua larutan tersebut mengandung asam amino.

C. Diskusi
1. Mengapa pereaksi ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan
adanya asam amino? Jelaskan!
Jawab :
Karena ninhidrin merupakan oksidator penyebab dekarboksilasi-
oksidatif dan α-asam amino dengan mengeluarkan CO2, NH3, dan
aldehid, sehingga ninhidrin yang tereduksi akan bereaksi dengan NH3
bebas membentuk senyawa kompleks berwarna biru. semakin kuat
warna biru yang dihasilkan berarti semakin banyak kandungan asam
amino yang ada dalam larutan protein yang diuji sebaliknya semakin
lemah warna biru yang dihasilkan berarti semakin sedikit kandungan
asam amino yang ada dalam larutan protein yang diuji.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Keimpulan
Ninhidrin merupakan oksidator penyebab dekarboksilasi-oksidatif dan α-
asam amino dengan mengeluarkan CO2, NH3, dan aldehid, sehingga
ninhidrin yang tereduksi akan bereaksi dengan NH3 bebas membentuk
senyawa kompleks berwarna biru. semakin kuat warna biru yang
dihasilkan berarti semakin banyak kandungan asam amino yang ada dalam
larutan protein yang diuji.
B. Saran
Sebaiknya dalam percobaan uji seliwanoff di lakukan langsung di
laboratorium agar kami sebagai praktikan lebih memahami lagi dan bisa
benar-benar mengetahui bahwa teori yang sudah ada itu benar adanya.
DAFTAR PUSTAKA

Mardiana. 2011. Laporan Praktikum Biokimia Percobaan III Protein, (online)


https://www.slideshare.net/diangibol/protein-14531644, diakses
tanggal 21 Maret 2019.

Tarsana, Agus.Identifikasi Kandungan Asam Amino.2019[Online].Tersedia


di:http://agustarsana.blogspot.com/2010/11/identifikasi-kandungan-
asam-amino- pada.html

Youtobe :

- https://youtu.be/edTRUi8H1Do
- https://youtu.be/b8dHXanlzX0
- https://youtu.be/dha8kRjLaJs

Anda mungkin juga menyukai