PRAKTIKUM PROTEIN
Disusun oleh :
Biologi 2019 E
JURUSAN BIOLOGI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti
pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting dan utama
pada sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk
tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai
zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh (Poedjiadi, 2009).
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik
tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein
merupakan komponen terbesar setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang
terdiri atas unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (±7%), oksigen
(±13%), dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein
lainnya mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi.
Protein merupakan molekul yang dikenal mempunyai struktur yang
paling rumit. Sesuai dengan fungsinya yang beragam itu, molekul protein
sangat beragam itu, molekul protein sangat beragam bentuknya, setiap
jenis protein memiliki bentuk tiga dimensi atau konfirmasi yang unik.
Meskipun protein beragam, semua molekul protein merupakan polimer
yang dibangun dari kumpulan 20 asam amino yang sama. Polimer asam
amino disebut polipeptida. Suatu protein terdiri atas satu atau lebih
polipeptida yang terlipat dan terbelit membentuk suatu kesesuaian yang
spesifik. Protein terdiri dari asam-asam amino yang dihubugkan melalui
ikatan peptida pada ujung-ujungnya. Selain ikatan peptida terdapat ikatan
kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan
ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan van der Waals. Protein dapat tidak
stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut
organik, dan detergen.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuktikan unsur-unsur apa saja yang ada dalam
protein ?
C. Tujuan
1. Untuk membuktikan unsur-unsur apa saja yang ada dalam protein.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Protein berasal dari hewan ( protein hewani) dan tumbuhan (protein nabati)
a. Protein Nabati
Hampir sekitar 70% penyedian protein di dunia berasal dari bahan nabati
(hasil tanaman), terutama berasal dari biji-bijian (serealia) dan kacang-
kacangan. Sayuran dan buah-buahan tidak memberikan kontribusi protein
dalam jumlqh yqng cukup bearti, sebagian besar penduduk dunia
menggunakan serealia (terutama beras, gandum dan jagung) sebagai
sumber utama kalori, yang ternyata sekaligus juga merupakan sumber
protein yang penting.
b. Protein Hewani
Hasil-hasil hewani yang umum digunakan sebagai sumber protein adalah
daging , telur, susu dan ikan. Protein hewani disebut sebagai protein yang
lengkap dan bermutu tinggi, karena mempunyai kandungan asam-asam
amino esensial yang lengkapnyang susunannya mendekatiapa yang
diperlukan oleh tubuh (Muchtadi, D, 2010).
a. Struktur polimer
Struktur polimer menggambarkan sekuens linier residu asam amino dalam suatu
protein. Sekuens asam amino selalu dituliskan dari struktur sekunder, tersier, dan
kuartener. Faktor yang menentukan untuk menjaga atau menstabilkan ketiga
tingkat struktur tersebut adalah ikatan kovalen yang terdapat dalam struktur
primer.
b. Struktur sekunder
Struktur sekunder dibentuk karena adanya ikatan hidrogen antara hidrogen amida
dan oksigen kerbonil dari rangka peptida. Struktur sekunder utama meliputi α-
heliks dan β-strands (termasuk β-sheets).
c. Struktur tersier
d. Struktur kuartener
Struktur kuartener melibatkan asosiasi dua atau lebih rantai polipeptida yang
membentuk multi sub unit atau protein oligomerik. Rantai polipeptida yang
membentuk multi sub unit atau protein oligomerik. Rantai polipeptida penyusun
protein oligomerik dapat sama atau berbeda.
METODE PENELITIAN
C. Prosedur Kerja
1) Memasukkan sedikit albumin kedalam tabung reaksi yang kering
2) Memanaskan diatas pembakar spirtus sampai terdapat gejala yang
tampak (warna, uap air, arang, bau)
3) Memasukkan sedikit albumin ke dalam tabung reaksi yang kering
lainnya
4) Teteskan larutan NaOH pekat ( 2 kali jumlah albumin)
5) Memanaskan diatas pembakar spiritus
6) Amati perubahan pada albumin
D. Alur Percobaan
Percobaan 1
Percobaan 2
PEMBAHASAN
A. Tabel Data
Tabel 1 hasil pegamatan pengujian unsur-unsur protein
Ada bau
uap air
lakmus
M M
Ada bau
rambut
terbakar,
tidak ada
uap air,
lakmur
M. B
Ada bau
tempe,
ada uap
air,
lakmus
M. B
Ada uap
air,
lakmus
M M
B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum diperoleh hasil albumin 2% bening
menghasilkan larutan bening, terdapat bau, uap air dan lakmus merah
tetap menjadi merah, ablumin 2% + NaOH bening dipanaskan
menghasilkan larutan bening terdapat bau seperti rambut terbakar,
tidak ada uap air, lakmus merah menjadi lakmus biru. Ekstrak tempe
kuning (++) dipanaskan menghasilkan larutan berwarna kuning,
terdapat bau tempe, ada uap air, lakmus merah menjadi lakmus biru.
Ekstrak tempe + NaOH menghasilkan larutan berwarna kuning (+),
tercium bau kapur, tidak ada uap air, lakmus merah menjadi biru.
Ekstrak tahu dipanaskan menghasilkan warna putih, tercium bau tahu,
ada uap air, lakmus merah tetap menjadi merah. Ekstrak tahu + NaOH
dipanaskan menghasilkan larutan berwarna putih, tercium bau kapur,
ada uap air, lakmus merah menjadi biru. Dari hasil tersebut
disimpulkan bahwa semua larutan yang di panaskan menghasilkan
bau, semua larutan yang tidak ditambahkan NaOH menghasilkan uap
air, dan pada larutan yang ditambahkan NaOH lakmus merah berubah
menjadi lakmus biru. Jika pada percobaan menghasilkan bau hal itu
menunjukkan bahwa adanya unsur N di dalam larutan. Hal ini terjadi
apabila dipanaskan terus menerus di lampu spiritus baunya seperti bau
rambut terbakar yang menunjukkan bau khas dari Nitrogen.
Munculnya uap air ketika dipanaskan menunjukkan adanya unsur H
dan O karena uap air memiliki susunan H2O. Pada percobaan ini tidak
menunjukkan adanya arang yang menunjukkan adanya unsur C
dikarenakan kurang lamanya proses pemanasan yang dilakukan belum
terbentuknya arang di bagian dasar tabung. Namun setiap larutan coba
mengandung protein sumber asam amino yang mengandung unsur
C,H,O dan N.
Fungsi NaOH dalam percobaan ini adalah membuat suasana
larutan menjadi basa, dimana pH diatas 7. Dihubungkan dengan titik
isolektiknya akan menghasilkan larutan dengan endapan yang lebih
sedikit. Serta penambahan NaOH menjadi zat terlarut yang dapat
mengurangi tekanan uap yang dihasilkan.
C. Diskusi
1. Apakah ada perubahan warna pada uji dengan kertas lakmus ?
bagaimana pendapat saudara ?
Jawab : Ada, pada uji membuktikan unsur-unsur dalam
protein dengan kertas lakmus terdapat perubahan warna
pada uji membuktikan unsur-unsur pada protein pada saat
belum ditambahkan albumin dan dipanaskan memiliki
perbedaan ukuran pH.
2. Bila kertas lakmus menunjukkan perubahan warna hal tersebut
mengindikasikan adanya unsur apa? Alasan ?
Jawab : Bila kertas lakmus menunjukkan perubahan warna,
hal tersebut mengindikasikan adanya unsur-unsur H+ bila
asam, dan unsur OH- bila larutan basa. Karena pada larutan
asam akan mengandung unsur penyusun H+ sebagai
indikator asam dan senyawa OH- untuk indikator basa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil dari uji unsur-unsur yang ada dalam protein adalah
menghasilkan perubahan warna, bau, pH, uap air, gelembung, endapan,
dan arang. Hal ini mengindikasikan bahwa di dalam protein mengandung
unsur nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon.
B. Saran
Diharapkan agar praktikan lebih memperhatikan lagi hal-hal
tentang kebersikan alat, masa kadaluwarsa bahan-bahan pelarut yang
akan digunakan, ukuran zat yang diuji, waktu percobaan, tingkat
pemahaman praktikan terhadap praktikum, dan hal-hal lainnya. Karena
kesalahan sedikitpun dapat mempengaruhi hasil percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Fried, G. H. dan Hademenos, G. J., 2006, Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua,
Penerbit Eralangga, Jakarta.
Hart H, Craine LE, Hart DJ. 2003. Kimia Organik : Suatu Kuliah Singkat.Achmad
SS, penerjemah; Safitri A, editor.Jakarta(ID): Erlangga. Terjemahan dari:
Organic Chemistry: A Short Course Eleventh Edition.
Kuchel, P. dan Ralston G. B., 2006, Biokimia Schaum’s Easy Outlines, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Poedjiadi & Supriyanti. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta (ID): UI Press
Jurnal: https://www.academia.edu/36554456/IDENTIFIKASI_UNSUR-
UNSUR_PENYUSUN_PROTEIN
https://www.slideshare.net/mobile/fauziahkn/laporan-bbiokimia-praktikum-
protein-uji-unsur-unsur-protein-uji-kelarutan-albumin-uji-biuret-dan-uji-
ninhidrin
UJI KELARUTAN ALBUMIN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisme atau makhluk hidup baik yang uniseluler maupun
multiseluler tersusun atas biomolekul yakni protein, asam nukleat,
karbohidrat, dan lipid. Protein dalam organism manapun terlihat identik
namun tidak sama satu sama lain. Protein berperan penting dalam
membangun unit terkecil kehidupan atau biasa disebut dengan sel.
Fungsi utama protein makanan bagi tubuh adalah sebagai sumber
asam amino esensial yang akan digunakan untuk sintesis asam amino non
esensial dan sintesis protein di dalam tubuh. Protein yang disintesis tubuh
berfungsi sebagai zat pembangun tubuh, zat pengatur tubuh, mengganti
bagian sel dan jaringan yang rusak, serta mempertahankan tubuh dari
serangan mikrobia penyebab penyakit sebagai antibody (Al-Awwaly,
2017).
Sumber protein bagi manusia dapat digolongkan menjadi dua macam,
yakni sumber konvensional dan non konvesional. Protein konvensional
adalah sumber protein yang dihasilkan dari pertanian serta produk-produk
olahannya. Berdasarkan sifatnya, protein konvensional terbagi menjadi
dua, yaitu sumber protein nabati seperti biji-bijian atau serealia dan jga
kacang-kacangan. Kemudian ada sumber protein hewani seperti daging
ikan, susu, dan telur. Sedangkan protein non konvesional adalah sumber
protein yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan
bersifat protein baru. Seperti sumber protein dari hasil buangan yakni
bungkil kacang-kacangan, dan sumber protein yang tidak dimanfaatkan
seperti biji kapas, biji kecipir, protein sel tunggal, dan konsentrat protein
daun.
Protein jika diklasifikasi berdasarkan daya kelarutannya terbagi
menjadi beberapa macam yakni albumin, globlin, glutein,
plolamin/gliadin, histon dan protamin. Ada beberapa cara untuk
melakukan uji protein, salah satunya dapat menggunakan sampel albumin
untuk menguji kelarutan albumin.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam
pelarut?
C. Tujuan
1. Untuk membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam pelarut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Albumin
Protein adalah unsur pokok alat tubuh dan jaringan lunak tubuh.Zat
tersebut digunakan sebagai zat pembangun, perbaikan & pertumbuhan sel,
sebagai penyeimbang asam & basa, sebagai pembentuk atau menstimulasii
enzim & hormon (Anggorodi, 1995). Protein dapat diklasifikasikan
berdasarkan komposisinya, antara lain
a. Protein Sederhana
1) Albumin, protein larut dalam air dan larutan garam encer.
2) Globulin, tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan encer garam.
3) Histon, protein basa karena banyak mengandung asam amino bermuatan
positif.
4) Globin, mengandung arginin dan triptofan dalam jumlah sama,
mengandung histidin juga tetapi tidak mengandung isoleusin.
5) Glutelin, tidak larut dalam larutan netral tapi larut dalam basa dan asam
encer.
6) Prolamin, banyak terdapat pada sayuran. Tidak larut dalam alkohol
absolut.
b. Protein Kompleks
1) Fosfoprotein, hidrolisisnya menghasilkan asam amino dan asam fosfat.
2) Glikoprotein, merupakan turunan karbohidrat.
3) Khromoprotein, protein dengan gugus prostetik yang berpigmen.
4) Nukleoprotein
5) Lipoprotein
6) Flavoprotein
7) Metaloprotein. (Soedarmo,dkk, 1988)
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Praktikum
a. Waktu : Rabu, 15 April 2020
b. Tempat : Laboratorium Fisiologi Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Surabaya.
C. Prosedur Kerja
1) Siapkan 4 tabung reaksi, masukkan 1ml larutan albumin 2% pada
masing-masing tabung reaksi.
2) Tambahkan ke dalam tabung reaksi :
- Tabung ke satu : 1ml Aquadest
- Tabung kedua : 1ml larutan NaOH 0,2%
- Tabung ketiga : 1ml larutan HCl 0,2%
- Tabung ke empat : 1ml larutan NaCO3 0,2%
3) Masing-masing tabung reaksi divorteks selama 1-2 menit, dibiarkan
sesaat lalu diamati apa yang terjadi.
D. Alur Percobaan
1ml lar. 1ml lar. 1ml lar. 1ml lar.
Albumin Albumin Albumin Albumin
2% 2% 2% 2%
HASIL
BAB IV
A. Hasil Data
Tabel 1 : Hasil Pengamatan Uji Kelarutan Albumin
Hasil Pengamatan
No. Reaksi
Sebelum Sesudah
1mL larutan albumin Albumin:
1 2% bening Bening
+ 1mL Aquades Aquades:
bening
Aquades + albumin:
Bening
1mL larutan albumin Albumin:
2 2% bening Bening
+ 1mL NaOH 0,2% NaOH:
Bening
NaOH + albumin: bening
1mL larutan albumin Albumin:
3 2% bening Keruh
+ 1mL HCl 0,2% HCl:
kekuningan
HCl + albumin: keruh
1mL larutan albumin Albumin:
4 2% bening Bening
+ 1mL NaCO3 0,2% NaCO3:
bening
NaCO3 + albumin: bening
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan uji kelarutan albumin didapatkan
bahwa 1ml larutan albumin 2% + 1ml Aquades setelah di vorteks larutan
akan menjadi bening yang menandakan bahwa keduanya telah larut, 1ml
larutan albumin 2% + 1ml NaOH 0,2% setelah di vorteks larutan akan
menjadi bening yang menandakan bahwa keduanya telah larut, 1ml
larutan albumin 2% + 1ml HCl 0,2% yang berwarna kekuningan setelah
di vorteks larutan berubah menjadi keruh yang menandakan bahwa
keduanya tidak dapat larut, serta 1ml larutan albumin 2% + 1ml NaCO3
0,2% setelah di vorteks larutan akan menjadi bening yang menandakan
bahwa keduanya telah larut. Dapat disimpulkan bahwa albumin larut pada
aquades, NaOH, dan NaCO3 . Hal ini dikarenakan albumin sebenarnya
dapat larut dalam air, asam, basa, dan larutan garam encer, serta dapat
digumpalkan oleh panas dan dapat dindapkan oleh garam jenuh(Amonium
sulfat) (Tim Dosen Biokimia jurusan Biologi FMIPA UNESA, 2016).
Sedangkan pada larutan HCl albumin bersikap sebaliknya, yakni albumin
tidak dapat larut. Hal ini dikaremakan adanya pH larutan di bawah pH
buffer asetat (pH 4,7) sehingga menghasilkan larutan keruh (Simanjutak,
2003).
C. Diskusi
1. Mengapa sifat protein tergantung pada jenis protein serta jenis dan
macam pelarut?
Jawab :Protein mempunyai sifat amfoter, sifat ion switzer, dan
optis aktif.sifat Amfoter merupakan sifat yang dimiliki larutan
untuk dapat bereaksi dengan asam maupun basa. Sifat Switzer
merupakan sifat dari protein yang dapat membentuk ion yang
bermuatan positif maupun negative Sifat optis aktif merupakan
sifat yang diliki protein mengenai kelarutan yang terjadi jika
direaksikan dengan larutan lain. Pada umumnya mereka larut
dalam air dan tidak larut dalam (pelarut organik) dan tidak larut
dalam pelarut organic non-polar seperti eter, aseton, dan
chloroform. Sifat-sifat inilah yang menyebabkan kelarutan protein
bergantung pada jenis protein serta jenis dan macam-macam
pelarut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada uji kelarutan albumin ini, albumin larut pada aquades, NaOH,
dan NaCO3 . Hal ini dikarenakan albumin sebenarnya dapat larut dalam
air, asam, basa, dan larutan garam encer, serta dapat digumpalkan oleh
panas dan dapat dindapkan oleh garam jenuh(Amonium sulfat). Namun
pada larutan HCl albumin bersikap sebaliknya, yakni albumin tidak dapat
larut. Hal ini dikaremakan adanya pH larutan di bawah pH buffer asetat
(pH 4,7) sehingga menghasilkan larutan keruh.
B. Saran
Soedarmo, M.G., dan Abdul, M. 1988. Biokimia. Bogor : Pusat Antar Universitas
IPB.
Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA UNESA. 2016. Penuntun Praktikum
Biokimia. Surabaya : Unesa Press.
UJI BIURET
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisme atau makhluk hidup baik yang uniseluler maupun
multiseluler tersusun atas biomolekul yakni protein, asam nukleat,
karbohidrat, dan lipid. Protein dalam organism manapun terlihat identik
namun tidak sama satu sama lain. Protein berperan penting dalam
membangun unit terkecil kehidupan atau biasa disebut dengan sel.
Fungsi utama protein makanan bagi tubuh adalah sebagai sumber
asam amino esensial yang akan digunakan untuk sintesis asam amino non
esensial dan sintesis protein di dalam tubuh. Protein yang disintesis tubuh
berfungsi sebagai zat pembangun tubuh, zat pengatur tubuh, mengganti
bagian sel dan jaringan yang rusak, serta mempertahankan tubuh dari
serangan mikrobia penyebab penyakit sebagai antibody (Al-Awwaly,
2017).
Sumber protein bagi manusia dapat digolongkan menjadi dua macam,
yakni sumber konvensional dan non konvesional. Protein konvensional
adalah sumber protein yang dihasilkan dari pertanian serta produk-produk
olahannya. Berdasarkan sifatnya, protein konvensional terbagi menjadi
dua, yaitu sumber protein nabati seperti biji-bijian atau serealia dan jga
kacang-kacangan. Kemudian ada sumber protein hewani seperti daging
ikan, susu, dan telur. Sedangkan protein non konvesional adalah sumber
protein yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan
bersifat protein baru. Seperti sumber protein dari hasil buangan yakni
bungkil kacang-kacangan, dan sumber protein yang tidak dimanfaatkan
seperti biji kapas, biji kecipir, protein sel tunggal, dan konsentrat protein
daun.
Protein jika diklasifikasi berdasarkan daya kelarutannya terbagi
menjadi beberapa macam yakni albumin, globlin, glutein,
plolamin/gliadin, histon dan protamin. Ada beberapa cara untuk
melakukan uji protein, salah satunya dapat menggunakan sampel albumin
untuk menguji kelarutan albumin.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menunjukkan atau membuktikan ikatan peptida yang
membentuk protein?
C. Tujuan
1. Untuk membuktikan ikatan peptida yang membentuk protein.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Uji Biuret
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptide
dalam suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptide mengindikasikan
adanya protein, karena asam amino berikatan denganasam amino yang lain
melalui ikatan peptide membentuk protein. Ikatan peptida merupakan
ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu
molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain.
Reaksi tersebut melepaskan molekul air sehingga disebut reaksi
kondensasi (Febrianti, 2014).
BAB III
METODE PENELITIAN
C. Prosedur Kerja
1) Menyiapkan 3 mL Larutan protein
2) Memeasukkan ke dalam tabung reaksi
3) Menambahkan 1 mL NaOH 10%
4) Memvortex tabung reaksi tersebut selama 2 menit.
5) Memasukkan 3 tetes CuSO4 0,01 M
6) Mengaduknya hingga timbul perubahan warna , jika tidak timbul
tambahkan lagi 1 -2 tetes CuSO4 0,01M
D. Alur Percobaan
3mL Larutan protein (albumin, tahu,susu sapi, kuning
telur, kacang hijau, susu kedelai, kacang panjang, daging
ayam, dan udang)
- Dimasukkan dalam tabung reaksi yang
berbeda-beda
- Ditambahkan 1mL larutan NaOH 10%
pada tiap-tiap tabung
- Dihomogenkan dengan vorteks
- Dimasukkan 10-15 tetes larutan
CuSO4 0,01M pada tiap-tiap tabung
- Diaduk
- Ditambahkan 1-2 tetes biuret apabila
tidak terjadi perubahan
- Diamati perubahan yang terjadi
A. Hasil Data
Tabel 1 : Hasil Pengamatan Uji Biuret
B. Pembahasan
Pada percobaan ini bertujuan untuk membuktikan ikatan
peptida yang membentuk protein. Pada “uji biuret”, ion Cu2+ (dari
pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau
ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap dua buah
ikatan peptide atau lebih dan ditandai dengan adanya perubahan warna
menjadi ungu atau merah muda akibat terjadinya persenyawaan antara
cadangan N dari peptide dan O dari air. Warna yang terjadi dari panjang
nya ikatan peptide ,bila ikatan peptida panjang maka dapat diidentifikasi
dengan perubahan warna menjadi Ungu pekat , dan sebaliknya jika ikatan
peptide pendek maka warna nya menjadi merah muda, tetapi negative
untuk asam amino bebas atau dipeptida dan dapat ditandai dengan
perubahan warna selain ungu atau merah muda. Reaksi pun positif
terhadap senyawa-senyawa yang mengandung dua gugus: -CH2NH2, -
CSNH2, -C(NH)NH2, dan –CONH2. Biuret adalah senyawa dengan dua
ikatan peptide yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea.
C. Diskusi
1. Dapatkah uji biuret digunakan untuk mengetahui hidrolisis seperti
protein telah selesai? Jelaskan!
Jawab:
Bisa, karena pada hidrolisis protein, suatu peptida yang terdiri dari 2
atau lebih ikatan peptida bereaksi dengan Cu2+ dalam larutan basa akan
menyebabkan terbentuknya senyawa kompleks berwarna biru-ungu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Percobaan Biuret ditambahkan NaOH yang kemudian di vorteks setelah
itu ditambahkan CuSO4 menghasilkan larutan berwarna ungu dan
terbentuk busa / buih. Hal tersebut karena dalam suasana basa CuSO 4
bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida
membentuk kompleks berwarna ungu.
.
B. Saran
Pada uji ini seharusnya dilakukan praktikum langsung dikarenakan
juga membutuhkan lebih banyak berkonsultasi mengenai hasil dari tiap-
tiap uji apakah sudah dapat diamati dan dicatat hasil pengamatannya
sebelum menyudahi praktikum dikarenakan hasil dari percobaan
membutuhkan hasil yang tepat agar sesuai dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber youtube :
https://www.youtube.com/watch?v=Z2GZo71Bi3U
https://www.youtube.com/watch?v=Tveuu0CG7Ls&t=5s
https://www.youtube.com/watch?v=uCYAphfhdEs&t=108s
UJI NINHIDRIN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protein berasal dari kata protos atau proteos yang memeiliki arti
pertama atau utama. Protein termasuk komponen penting dan utama pada
sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh
kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh (Poedjiadi, 2009).
Protein adalah komponen utama dalam semua sel hidup, baik
tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein
merupakan komponen terbesar setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang
terdiri atas unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (±7%), oksigen
(±13%), dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein
lainnya mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi.
Protein adalah molekul yang dikenal memiliki struktur yang paling
rumit. Fungsi protein beragam, oleh karena itu molekul protein juga sangat
beragam. Setiap jenis protein memiliki bentuk tiga dimensi atau
konfirmasi yang unik. Meskipun protein beragam, semua molekul protein
merupakan polimer yang dibangun dari kumpulan 20 asam amino yang
sama. Polimer asam amino disebut polipeptida. Suatu protein terdiri atas
satu atau lebih polipeptida yang terlipat dan terbelit membentuk suatu
kesesuaian yang spesifik. Protein terdiri dari asam-asam amino yang
dihubugkan melalui ikatan peptida pada ujung-ujungnya. Selain ikatan
peptida terdapat ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen,
ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan van der Waals.
Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu,
medium pelarut organik, dan detergen.
Asam amino yang terkandung didalam protein dapat diketahui
melalui beberapa uji misalnya untuk menguji adanya protein yang ada di
dalam makanan dapat diuji dengan membuktikan unsur-unsur yang ada
dalam protein, kelarutan albumin, uji biuret, dan uji ninhidrin. Keempat uji
ini kami gunakan dalam percobaan yang kami lakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuktikan adanya suatu asam amino ?
C. Tujuan
1. Untuk membuktikan adanya suatu asam amino.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Uji Ninhidrin
C. Prosedur Kerja
1. Tambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1% ke dalam 1 ml larutan
protein pada tabung reaksi.
2. Panaskan hingga mendidih, kemudian tunggu sampai dingin dan amati
perubahan warna yang terjadi.
D. Alur Percobaan
1 ml larutan protein
Sebelum Sesudah
B. Pembahasan
Dalam uji Ninhidrin ini bertujuan untuk membuktikan adanya
asam amino bebas dalam zat yang di uji. Asam amino bebas adalah asam
amino yang gugus aminonya tidak terikat. Ninhidrin adalah oksidator
penyebab dekarboksilasi-oksidatif dari α-asam amino dengan
mengeluarkan CO2, NH3, dan aldehid. Ninhidrin yang tereduksi akan
bereaksi dengan NH3 bebas membentuk senyawa kompleks berwarna biru.
Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik dan bila bereaksi dengan
asam amino akan menghasilkan zat warna ungu. Pemanasan yang
dilakukan tiap uji percobaan bertujuan untuk melihat perubahan warna
yang terjadi. Adanya perubahan warna pada arginine dan albumin
menunjukkan bahwa kedua larutan tersebut mengandung asam amino.
C. Diskusi
1. Mengapa pereaksi ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan
adanya asam amino? Jelaskan!
Jawab :
Karena ninhidrin merupakan oksidator penyebab dekarboksilasi-
oksidatif dan α-asam amino dengan mengeluarkan CO2, NH3, dan
aldehid, sehingga ninhidrin yang tereduksi akan bereaksi dengan NH3
bebas membentuk senyawa kompleks berwarna biru. semakin kuat
warna biru yang dihasilkan berarti semakin banyak kandungan asam
amino yang ada dalam larutan protein yang diuji sebaliknya semakin
lemah warna biru yang dihasilkan berarti semakin sedikit kandungan
asam amino yang ada dalam larutan protein yang diuji.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Keimpulan
Ninhidrin merupakan oksidator penyebab dekarboksilasi-oksidatif dan α-
asam amino dengan mengeluarkan CO2, NH3, dan aldehid, sehingga
ninhidrin yang tereduksi akan bereaksi dengan NH3 bebas membentuk
senyawa kompleks berwarna biru. semakin kuat warna biru yang
dihasilkan berarti semakin banyak kandungan asam amino yang ada dalam
larutan protein yang diuji.
B. Saran
Sebaiknya dalam percobaan uji seliwanoff di lakukan langsung di
laboratorium agar kami sebagai praktikan lebih memahami lagi dan bisa
benar-benar mengetahui bahwa teori yang sudah ada itu benar adanya.
DAFTAR PUSTAKA
Youtobe :
- https://youtu.be/edTRUi8H1Do
- https://youtu.be/b8dHXanlzX0
- https://youtu.be/dha8kRjLaJs