Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PRAKTIKUM

TEKNIK PEMBAKARAN

Disusun Oleh

TIM PRODI D3 Kimia Terapan

LABORATORIUM ENERGI DAN REKAYASA MATERIAL

D3 KIMIA INDUSTRI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI JAMBI

2016

0
PERATURAN PRAKTIKUM

I. KEHADIRAN
1. Praktikan dianggap absen jika datang terlambat 10 menit setelah jadwal

praktikum yang telah ditentukan.


2. Praktikan yang tidak mengikuti satu kali praktikum dianggap gagal dan

harus mengulang seluruh praktikum pada kesempatan berikutnya.

II. TATA TERTIB


1. Setiap praktikan wajib memakai jas lab warna putih pada setiap kali

mengikuti praktikum.
2. Tidak dibenarkan memakai sandal, sepatu sandal dan sejenisnya.
3. Selama berlangsungnya praktikum tidak dibenarkan meningalkan ruangan

praktikum (Laboratorium) tanpa seijin asisten yang bersangkutan.


4. Selama berada di Laboratorium dilarang merokok.
5. Praktikan harus menjaga keamanan dan ketenangan selama berada di Labo-

ratorium.

III. PEMAKAIAN ALAT


1. Setiap pemakaian alat harus seijin asisten.
2. Praktikan harus bertanggung jawab atas alat yang dipergunakan.
3. Setiap akhir praktikum, ruangan dan alat-alat harus dirapihkan dan di-
bersihkan.

IV. TUGAS-TUGAS DAN LAPORAN


1. Tugas dan laporan dibuat diatas kertas A4.
2. Tugas sebelum praktikm, dikumpulkan sebelum praktikum dimulai.
3. Sebelum praktikum akan diadakan tes pendahuluan. Asisten mengeluarkan

praktikan yang tidak siap.


4. Laporan dikumpulkan per-Regu dalam waktu 24 jam setelah akhir

praktikum.
5. Laporan harus ditulis rapid dan diketik.
6. Setelah semua praktikum berakhir, akan diadakan ujian praktikum. Waktu

dan tempat akan diadakan kemudian.

MODUL
PIROLISIS MINYAK PLASTIK JENIS ...... SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

A. TUJUAN PENGUJIAN
Adapun tujuan praktikum adalah

1
1. Mengetahui proses pirolisis plastic dan destilasi
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dari bahan bakar yang

dihasilkan
3. Melakukan pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar
4. Mengetahui proses pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak
5. Mengetahui jenis bahan bakar yang dihasilkan.
6. Mengetahui Karakterisasi Minyak Plastik.

B. MANFAAT
Adapun manfaat yang di dapatkan dari praktikum ini yaitu mahasiswa mengetahui

bagaimana plastik bisa diolah menjadi bahan bakar minyak yang bisa dijadikan

acuan sebagai bahan bakar alternative dimasa yang akan datang sekaligus

mengurangi dampak sampah plastik yang semakin meningkat

C. DASAR TEORI
Pendahuluan
Sampah merupakan masalah yang umum terjadi di Indonesia. Berdasarkan data

Kementerian Lingkungan Hidup (Meneg LH, 2008) produksi sampah di Indonesia

mencapai 167 ribu ton perhari dengan komposisi sampah plastik di Indonesia adalah

11%. Dalam pengelolaan sampah plastik, di Indonesia masih sulit dilakukan karena

sulit untuk mengotomatisasi penyortiran sampah plastik yang apabila dibakar

sampah plastic akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan

dan jika ditimbun maka dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai

secara sempurna (Radar Sulteng, 2009). Isu yang berkembang saat ini adalah adalah

mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar cair airternatif dengan cara

pirolisis. Dengan cara ini dapat dihasilkan minyak dan gas yang bisa digunakan

sebagai bahan bakar alternative pengganti bahan bakar fosil (Bhattacharya, 2009).
Sampah plastik dicacah dan dimasukan dalam konverter dan dipanaskan hingga

suhu 900 C , lalu uap yang dihasilkan dikondensasi melalui crossflow kondensor.

Bahan bakar minyak yang dihasilkan pada suhu pemanasan 900C tersebut diuji

nilai kalor nya menggunakan Bom Kalorimeter dan pengujian Gas Chromatograf

(GC) Pengujian nilai kalor dilakukan menggunakan bom kalorimeter yang terdapat di

Laboraturium Teknik Konversi Energi, Politekni k Negeri Jakarta. Metode analisis GC

- MS (Gas Cromatografy Mass Spectrometry ) adalah dengan membaca spektra yang

terdapat pada kedua metode yang digabung tersebut

1. Pirolisis
Pirolisis adalah suatu proses penguraian material organic secara thermal pada

temperature tinggi tanpa adanya oksigen (Bhattacharya P et al 2009) pirolisis berasal

2
dari Bahasa Yunani pry artinya api dan lysis artinya memisahkan. Produk yang

dihasilkan dari proses pirolisis adalah padatan, minyak dan gas. Paddatan

mempunyai struktur seperti graft. Padatan tersusun atas karbon murni pada

temperature tinggi. Struktur ini bias juga ditemukan pada membrane fuel cell.

Minyak yang dihasilkan pada proses pirolisis dapat dibandingkan dengan minyak

tanah dan minyak ini merupakan sumber dari bahan kimia yang berharga misalnya

alkohol, asam organic, eter, karbone, aliphatic dan hidrokarbon aromatic dengan gas

yang dihasilkan berupa Cox, NOx, H2 dan alkane (Aydinli, B & Caglar, A,. 2010).

2. Pengertian Plastik
Plastik adalah salah satu jenis makromolekul yang dibentuk dengan proses

polimerisasi. Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul sederhana

(monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar (makromolekul atau

polimer). Plastik merupakan senyawa polimer yang unsur penyusun utamanya

adalah Karbon dan Hidrogen. Untuk membuat plastik, salah satu bahan baku yang

sering digunakan adalah Naphta, yaitu bahan yang dihasilkan dari penyulingan

minyak bumi atau gas alam. Sebagai gambaran, untuk membuat 1 kg plastik

memerlukan 1,75 kg minyak bumi , untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya

maupun kebutuhan energi prosesnya (Kumar dkk., 2011).

3. Jenis Plastik
Plastik dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu thermoplastic dan

termosetting. Thermoplastic adalah bahan plastik yang jika dipanaskan sampai

temperatur tertentu, akan mencair dan dapat dibentuk kembali menjadi bentuk yang

diinginkan. Sedangkan thermosetting adalah plastik yang jika telah dibuat dalam

bentuk padat, tidak dapat dicairkan kembali dengan cara dipanaskan. Berdasarkan

sifat kedua kelompok plastik di atas, thermoplastik adalah jenis yang

memungkinkan untuk didaur ulang. Jenis plastik yang dapat didaur ulang diberi

kode berupa nomor untuk memudahkan dalam mengidentifkasi dan

penggunaannya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

Tabel . Jenis plastik, kode dan penggunaannya

No
Kode Jenis plastic Penggunaannya

1 PET (polyethylene botol kemasan air mineral, botol minyak goreng,

terephthalate) jus, botol sambal, botol obat, dan botol kosmetik

2 HDPE (High-density botol obat, botol susu cair, jerigen pelumas, dan

3
Polyethylene) botol kosmetik

3 PVC (Polyvinyl pipa selang air, pipa bangunan, mainan, taplak

Chloride) meja dari plastik, botol shampo, dan botol sambal

4 LDPE (Low-density kantong kresek, tutup plastik, plastik pembungkus

Polyethylene) daging beku, dan berbagai macam plastik tipis

lainnya

5 PP (Polypropylene cup plastik, tutup botol dari plastik, mainan anak,

atau Polypropene) dan margarine

6 PS (Polystyrene) sendok dan garpu plastik, gelas plastik, atau

kotak CD tempat makanan dari styrofoam, dan tempat

makan plastik transparan

7 Other (O) jenis plastik lainnya selain dari no.1 hingga 6 botol

susu bayi, plastik kemasan, gallon air minum,

suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga,

komputer, alat-alat elektronik, sikat gigi, dan

mainan lego

4. Sifat Thermal
Bahan Plastik Pengetahuan sifat thermal dari berbagai jenis plastik sangat penting

dalam proses pembuatan dan daur ulang plastik. Sifat-sifat thermal yang penting

adalah titik lebur (Tm), temperatur transisi (Tg) dan temperatur dekomposisi.

Temperatur transisi adalah temperatur di mana plastik mengalami perengganan

struktur sehingga terjadi perubahan dari kondisi kaku menjadi lebih fleksibel.Di

atas titik lebur, plastik mengalami pembesaran volume sehingga molekul bergerak

lebih bebas yang ditandai dengan peningkatan kelenturannya.Temperatur lebur

adalah temperatur di mana plastik mulai melunak dan berubah menjadi cair.

Temperatur dekomposisi merupakan batasan dari proses pencairan. Jika suhu

dinaikkan di atas temperatur lebur, plastik akan mudah mengalir dan struktur akan

mengalami dekomposisi. Dekomposisi terjadi karena energi thermal melampaui

energi yang mengikat rantai molekul. Secara umum polimer akan mengalami

dekomposisi pada suhu di atas 1,5 kali dari temperatur transisinya (Budiyantoro,

4
2010) Data sifat termal yang penting pada proses daur ulang plastik bisa dilihat

pada tabel berikut:


Tabel 2. Data temperatur transisi dan temperatur lebur plastik

Jenis Tm (C) Tg (C) Temperatur kerja maks. (C)

Bahan

PP 168 5 80

HDPE 134 -110 82

LDPE 330 -115 260

PA 260 50 100

PET 250 70 100

ABS 110 85

PS 90 70

PMMA 100 85

PC 150 246

PVC 90 71

5. Daur ulang sampah plastik


Daur ulang merupakan proses pengolahan kembali barang-barang yang

dianggap sudah tidak mempunyai nilai ekonomis lagi melalui proses fsik

maupun kimiawi atau kedua-duanya sehingga diperoleh produk yang dapat

dimanfaatkan atau diperjualbelikan lagi. Daur ulang (recycle) sampah plastik

dapat dibedakan menjadi empat cara yaitu daur ulang primer, daur ulang

sekunder, daur ulang tersier dan daur ulang quarter. Daur ulang primer adalah

daur ulang limbah plastik menjadi produk yang memiliki kualitas yang hampir

setara dengan produk aslinya. Daur ulang cara ini dapat dilakukan pada

sampah plastik yang bersih, tidak terkontaminasi dengan material lain dan

terdiri dari satu jenis plastik saja. Daur ulang sekunder adalah daur ulang yang

menghasilkan produk yang sejenis dengan produk aslinya tetapi dengan

kualitas di bawahnya.Daur ulang tersier adalah daur ulang sampah plastik

menjadi bahan kimia atau menjadi bahan bakar. Daur ulang quarter adalah

proses untuk mendapatkan energi yang terkandung di dalam sampah plastik

5
(Kumar dkk., 2011). Perbandingan energi yang terkandung dalam plastik

dengan sumber- sumber energi lainnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3 Nilai kalor plastik dan bahan lainnya

Material Nilai Kalor (MJ/kg)

Polyethylene 46,3

Polypropylene 46,4

Polyvinyl chloride 18,0

Polystyrene 41,4

Coal 24,3

Petrol 44,0

Diesel 43,0

Heavy fuel oil 41,1

Light fuel oil 41.9

LPGs 46,1

Kerosene 43,4

Sumber: Das dan Pande, 2007

6. Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak


Mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak termasuk daur

ulang tersier.Merubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak dapat

dilakukan dengan proses cracking (perekahan). Cracking adalah proses

memecah rantai polimer menjadi senyawa dengan berat molekul yang lebih

rendah. Hasil dari proses cracking plastik ini dapat diguna sebagai bahan kimia

atau bahan bakar. Ada tiga macam proses cracking yaitu hidro cracking,

thermal cracking dan catalytic cracking (Panda, 2011).


Hidro cracking Hidro cracking adalah proses cracking dengan mereaksikan

plastik dengan hidrogen di dalam wadah tertutup yang dilengkapi dengan

pengaduk pada temperatur antara 423 673 K dan tekanan hidrogen 3 10

MPa. Dalam proses hydrocracking ini dibantu dengan katalis. Untuk membantu

6
pencapuran dan reaksi biasanya digunakan bahan pelarut 1-methyl

naphtalene, tetralin dan decalin. Beberapa katalis yang sudah diteliti antara

lain alumina, amorphous silica alumina, zeolite dan sulphate zirconia.

Penelitian tentang proses hydrocracking ini antara lain telah dilakukan oleh

Rodiansono (2005) yang melakukan penelitian hydro cracking sampah plastik

polipropilena menjadi bensin (hidrokarbon C5-C12) menggunakan katalis

NiMo/Zeolit dan NiMo/Zeolit-Nb2O5. Proses hydro cracking dilakukan dalam

reaktor semi alir (semi flow-fxed bed reactor) pada temperatur 300, 360, dan

400 C; rasio katalis/umpan 0,17; 0,25; 0,5 dengan laju alir gas hidrogen 150

mL/jam. Uji aktivitas katalis NiMo/zeolite yang menghasilkan selektivitas

produk C7-C8 tertinggi dicapai pada temperatur 360 C dan rasio

katalis/umpan 0,5. Kinerja katalis NiMo/zeolit menurun setelah pemakaian

beberapa kali, tetapi dengan proses regenerasi kinerjanya bisa dikembalikan

lagi.

D. METODOLOGI

1. Waktu dan tempat


Praktikum pengolahan limbah plastik dilakukan pada labor energi Fakultas Sains

Dan Teknologi Universitas Jambi.

7
2. Alat dan bahan

Gambar Reaktor

Bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu sampah plastik jenis PP (Polypropilen),

Bensi atau Solar sebagai pembanding.

8
Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah seperangkat alat gelas

(merek pyrex iwaki), seperangkat alat destilasi(reaktor berbahan bakar gas LPG 3

kg), magnetic, piknometer tipe pyrex, termometer, kalorimeter bom, mesin motor.

3. Cara Kerja Alat


a. Siapkan Reaktor Pirolisis dan Destilator
b. Siapkan pemanasnya berupa kompor gas, terlebih dahulu dilakukan

pemanasan terhadap reaktor.


c. Masukan plastik PP yang sudah digunting kecil kecil dengan keadaan kering

ke dalam reaktor pirolisis.


d. Tunggu sampai sampah plastik terbakar semua sehingga menghasilkan uap

yang di distribusikan melalui selang anti panas ke dalam kondensor.


e. Setelah sampah plastik terbakar semua, buang sisa-sisa pembakaran melalui

lubang pembuangan.
4. Prosedur Pengujian
Pembuatan minyak plastik
a. Siapkan kompor bahan bakar gas, unit reaktor dan unit kondensor kemudian

hubungkan masing-masing komponen.


b. Siapkan plastik yang telah di potong-potong sesuai dengan ukuran, masukkan ke

dalam tabung reaktor dan panaskan menggunakan panas dari gas.


c. Kemudian tutup rapat dan kunci penutup reaktor tersebut.
d. Kemudian mulailah melakukan pengambilan data dengan memperhatikan suhu

uap yang keluar dari reaktor (T (uap) ) di 1 Jam pertama.


e. Perhatikan tekanan udara dalam tabung reaktor melalui barometer.
f. Gunakan stop watch sebagai pengukur waktu.
g. Catat suhu selama pengujian berlangsung.
h. Lakukan cara yang sama untuk menit ke 2, 3, 4, 5 dan 6
Pengujian minyak plastik
a) Penentuan Densitas Minyak
Menentukan densitas minyak plastik dilakukan menurut prosedur

Apriyantono (1989) dengan menggunakan piknometer. Piknometer dibersihkan dan

ditimbang untuk diketahui berat kosongnya. Piknometer kemudian diisi dengan

bensin, pengisian dilakukan sampai air dalam botol meluap dan tidak ada

gelembung udara didalamnya. Setelah ditutup, botol direndam dalam bak air yang

bersuhu 20C selama beberapa menit kemudian diangkat dan dikeringkan dan

ditimbang berat botol dan isinya.


b) Penentuan Nilai Kalor Minyak
Untuk menentukan nilai kalor dari minyak plastik yang dihasilkan

digunakan instrumentasi berupa Bomb Calorimeter.

5. Tabel Pengamatan
Untuk memperoleh data yang dilakukan dalam pengujian kondensor dilaksanakan

dengan melakukan pengamatan pada saat jalannya pengujian.

9
Tabel 1. Formulir suhu reaktor

Jam Suhu

1 Jam

2 Jam

3 Jam

4 Jam

Tabel 2. Nilai Densitas dari Minyak plastik

Jenis minyak Nilai Densitas

Tabel 3. Nilai Kalor dari Minyak Plastik

Jenis minyak Nilai Kalor

6. Analisa Hasil Penelitian

10
Lakukan analisa terhadap minyak yang di peroleh dari hasil pirolisis dan

bandingkan dengan minyak bensin/solar yang ada dipasaran. serta diuji emisi

menggunakan mesin motor serta diuji gas buangnya.

11

Anda mungkin juga menyukai