Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENTINGNYA PEMAHAMAN LATAR BELAKANG PROSES TERBENTUK, DAN


PENGESAHAN SEMBOYAN BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI IDENTITAS
NASIONAL GUNA PENGUATAN KOMPETENSI SOSIAL BAGI CALON GURU
BIOLOGI

(Makalah ini disusun demi memenuhi tugas akhir mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan)

Dosen Pengampu : Drs. Achmad Muthaliin, M. Si.

Disusun oleh :

Nama : Restu Helmiyana

NIM : A420210112

Kelas : Pendidikan Biologi (B)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang tentunya

berbeda antara satu bangsa dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah salah satu bangsa

yang memiliki bermacam identitas nasional yang mengkhaskan dan tentunya berbeda

dengan negara lainnya. Beragamnya suku bangsa, bahasa, kebudayaan serta keagamaan

menjadi pedoman terbentuknya semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”

“Bhinneka Tunggal Ika” merupakan semboyan bangsa Indonesia. Semboyan

tersebut berasal dari bahasa jawa kuno diambil dari kitab atau kakawin Sutasoma

karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan majapahit sekitar abad ke-14 M. Semboyan

itu sendiri memiliki arti “Berbeda-beda tapi tetap satu”. Semboyan ini sangat cocok

untuk Indonesia yang dihuni oleh beragam suku, ras, agama, dan kebudayaan.

Memahami semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” sangat penting bagi seorang

calon Guru Biologi dikarenakan menjadi seorang guru kita akan mengajar banyak

murid yang berasal dari beragam suku, agama, ras dan kebuadayaan. Diharapkan

dengan memahami semboyan tersebut dapat membantu kita menjadi Guru Biologi yang

baik.

2. Rumusan Masalah

Mengapa pemahaman latar belakang, proses terbentuk, pengesahan semboyan

bhinneka tunggal ika sebagai identitas nasional penting guna penguatan kompetensi

sosial bagi calon guru biologi?

1
BAB II

LATAR BELAKANG PROSES TERBENTUK, DAN PENGESAHAN SEMBOYAN

BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL

1. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Identitas Nasional

Identitas Nasional seperti yang sudah kita ketahui bersama yaitu merupakan ciri

khas atau pandangan hidup suatu bangsa yang dapat membedakannya dengan bangsa lain.

Tetapi identitas nasional itu terus berkembang dengan seiringnya pekembangan zaman.

Identitas nasional juga harus tetap dijaga serta dilestarikan agar tidak terbawa oleh arus

globaisasi yang sangat pesat ini. Seperti yang kita ketahui ada beberapa bentuk identitas

nasional Indonesia, yaitu bahasa nasioal (bahasa Indonesia), bendera merah putih, lagu

Indonesia raya, lambang negara pancasila, hukum dasar negara UUD 1945, semboyan

bhinneka tuggal ika, dan masih banyak lagi. Faktor pembentuk identitas nasional sendiri

yaitu mulai dari suku, budaya, agama dan juga bahasa.

Identitas nasional dan integrasi nasional itu sangat berkaitan. Dengan adanya

integrasi nasional maka akan menguatkan identitas nasional yang dibangun. Indonesia

merupakan negara yang beragam baik suku, ras, budaya, bahasa, dan juga agama, oleh

karena itu jangan sampai kita terpecah belah dengan perbedaan, justru dengan perbedaan

kita harus mampu bersatu demi mewujudkan cita-cita bangsa. Sesuai dengan salah satu

identitas nasional bangsa Indonesia yaitu semboyan Bhinneka tuggal ika yang memiliki arti

berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Di sini telah ditegaskan bahwasannya kita harus bersatu

di dalam perbedaan yang ada. Sehingga bhinneka tuggal ika bukan hanya semboyan semata

tetapi harus di implementasikan karena merupakan kunci persatuan dan kesatuan bangsa

tanpa adanya perpecahan.

2
2. Latar Belakang Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Identitas Nasional

Adanya beragam perbedaan tidak luput dari suatu tantangan bagi masyarakat. Hal-

hal rentan sering terjadi seperti kekerasan yang nantinya berujung konflik. Oleh karena itu

kita sebagai warga negara indonesia harus bisa saling menghormati satu sama lain, menjaga

kedamaian serta berinteraksi secara baik demi persatuan dan kesatuan bangsa. Tetapi di

indonesia juga msih banyak yang belum mengimplementasikan semboyan bhinneka tuggal

ika sehingga masih banyaknya kasus-kasus pelanggaran yang terjadi. Misalnya rasis

terhadap orang papua yang berkulit hitam, penghinaan terhadap orang miskin, sering terjadi

pembulian di sekolah, dan juga masih banyaknya orang yang suka memilih-milih teman

seperti menjauhi teman yang memiliki cacat atau berkebutuhan khusus. Sikap-sikap inilah

yang menjadi tantangan bangsa dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan. Oleh karena

itu mari kita merubah sikap kita dengan cara saling mengenal antar suku, tidak bertindak

ekspresif, toleransi sesama, memiliki rasa empati, dan juga kita harus punya rasa bangga

memiliki bangsa dan negara yang beragam, jadi kita harus sadar diri bahwa kita itu harus

hidup rukun tanpa membedakan satu sama lain sehingga bangsa kita bisa damai, aman

sentosa dan dapat bersatu dari sabang sampai merauke. Sehingga identitas nasional

semboyan bhinneka tunggal ika kita itu tidak luntur dan juga bisa terealisasikan dengan

baik, bukan hanya sebagai semboyan dipandanng sebelah mata saja

Jadi sudah jelas bahwa semboyan Bhinneka Tuggal Ika merupakan identitas

nasional bangsa Indonesia, karena merupakan alat yang sangat penting untuk mewujudkan

persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia, termasuk dalam memepersatukan

keragaman yang ada. Oleh karena itu mari kita bersama-sama menjaga, melestarikan serta

mengimplementasikan bentuk identitas nasional bangsa Indonesia salah satunya yaitu

semboyan bhinneka tuggal ika.

3
3. Proses Terbentuk Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Identitas Nasional

Bhinneka Tunggal Ika yang berasal dari bahasa Jawa Kuno, diambil dari kitab atau

Kakawin Sutasoma karangan Empu Tantular pada masa Kerajaan Majapahit sekitar abad

ke-14 M. Bhinneka mempunyai arti beragam atau beraneka, Tunggal artinya satu dan Ika

berarti itu. Kitab Kakawin ini mengajarkan toleransi antar agama, terutama antar agama

Hindu-Siwa dan Buddha. Artinya secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika menjadi beraneka

satu itu maknanya, meski beragam tetapi tetap satu jua.

Frasa Bhinneka Tunggal Ika dimuat dalam tulisan berjudul Verspreide Geschriften

yang dtulis oleh seorang orientalis ahli bahasa Belanda bernama Johan Hendrik Casper

Kern. Tulisan Hendrik Kern tersebut dibaca oleh Mohammad Yamin sekitar tujuh abad

setelah kakawin Sutasoma dibuat. Moh Yamin kemudian membawa frasa tersebut pada

sidang BPUPKI pertama (29 Mei hingga 1 Juni 1945). Moh Yamin menyebut frasa

Bhinneka Tunggal Ika, lalu I Gusti Bagus Sugriwa sontak meneruskan frasa tersebut

dengan “Tan hana dharma mangrwa” yang berarti tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika kemudian dimasukkan ke dalam Garuda

Pancasila. Lambang negara dirancang oleh Sultan Hamid II atau Syarif Abdul Hamid

Alkadrie dan diumumkan ke publik pada tanggal 15 febuari 1950.Semboyan Bhinneka

Tunggal Ika dianggap mewakili pandangan negara Indonesia dan dapat memperteguh

kedaulatan bangsa. Menyatukan masyarakat Indonesia yang berbeda-beda menjadi satu

kedaulatan negara Indonesia tanpa adanya diskriminasi.

4. Pengesahan dan Dasar Hukum Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Sebagai

Identitas Nasional

Pemerintah menetapkan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan resmi Indonesia

pada 17 Oktober 1951. Hal ini ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951

4
tentang Lambang Negara.Peraturan itu menjelaskan bahwa lambang negara Indonesia

terdiri dari Burung Garuda Pancasila, Perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai

pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara Indonesia, yang tertulis pada pita

burung Garuda Pancasila. Secara konstitusional, semboyan negara diatur dalam pasal 36A

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yakni “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila

dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika”.

5. Hakekat dan Makna Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Identitas Nasional

Pada hakikatnya Bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan

untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Makna Bhinneka Tunggal Ika, semboyan Bhinneka Tunggal Ika

menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, yang terdiri dari beraneka

ragam suku, budaya, ras, agama, dan bahasa. Meskipun Indonesia beraneka, namun

semboyan ini mempunyai makna yang tercermin pada masyarakat Indonesia yang diikat

dalam prinsip persatuan dan kesatuan bangsa yang dikenal dengan 'Bhinneka Tunggal Ika'.

Kekuatan dan kerukunan beragama, berbangsa, dan bernegara yang harus disadari.Sesuai

dengan arti dari Bhinneka Tungga Ika, Agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat, dan budaya

yang ada di Indonesia harus mempunyai sikap toleran dan saling mencintai.

6. Kendala dan Tantangan Pelaksanaan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Sebagai

Identitas Nasional

Kendala dan tantangan yang terdapat pada pelaksanaan semboyan bhineka salah

satunya adalah globalisasi dimana masuknya beragam kebudayaan dari luar Indonesia.

Maraknya teknologi di era globalisasi membuat banyak anak-anak yang kurang

mengerti atau mengenal semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

5
BAB III

PENGUATAN KOMPETENSI SOSIAL BAGI CALON GURU BIOLOGI

1. Kompetensi Calon Guru Biologi

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan,

teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffahmembentuk kompetensi standar

profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,

pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Di dalam agama Islam juga diterangkan bagaimana sikap yang harus dimiliki

oleh seorang pendidik yaitu mempunyai kecerdasan secara menyeluruh (cerdas

intelektual dan kepribadian) serta memberikan suri tauladan yang baik kepada peserta

didik maupun masyarakat. Al-Ghozali mengatakan: Seseorang yang berilmu dan

kemudian bekerja dengan ilmunya itu dialah yang bekerja di bidang pendidikan.

Sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan sangat penting, maka

hendaknya ia memelihara adab dan sopan santun dalam tugasnya ini

Kompetensi adalah gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak

sangat berarti. Dengan gambaran pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi

keguruannya. Dalam undang-undang No:14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab IV

pasal 10 ditegaskan bahwa untuk mampu melaksanakan tugas profesionalnya dengan

baik, seorang guru harus memiliki empat kompetensi inti yakni : kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

2. Kompetensi Sosial Calon Guru Biologi

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,

6
orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki

subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut: (1) Mampu berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dangan peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator

esensial : berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik; (2) Mampu berkomunikasi

dan bergaul secara efekif dangan sesama pendidik dan tenaga kependidikan; dan (3)

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dangan orang tua/wali peserta didik

dan masyarakat sekitar.

Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan

guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat

tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat

diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang

lain yang bukan guru. Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan

mendidik adalah tugas memanusiakan manusia. Dengan terjaganya tali silahturahmi

maka akan mengeratkan hubungan yang harmonis guru yang satu dengan guru yang

lain bahkan terhadap orang lain. Guru merupakan tokoh dan tipe mahluk yang diberi

tugas dan beban membina dan membimbing masyarakat ke arah norma yang berlaku.

Guru perlu memiliki kompetensi sosial untuk berhubungan dengan masyarakat dalam

rangka menyelenggaraka proses belajar mengajar yang efektif karena dengan

dimilikinya kompetensi sosial tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat

akan berjalan dengan lancar sehingga jika ada keperluan dengan orang tua peserta didik

atau masyarakat tentang masalah peserta didik yang perlu diselesaikan tidak akan sulit

menghubunginya.

7
3. Penguatan Kompetensi Sosial Bagi Calon Guru Mata Pelajaran Biologi

Penguatan kompetensi sosial calon guru Biologi dapat dilakukan dengan metode

pembalajaran pelaksanaan eksperimen atau praktikum yang berkaitan dengan materi

pembelajaran. Implementasi eksperimen dalam pembelajaran biologi dapat

meningkatkan kemampuan mengorganisasi, mengkomunikasi dan menginterpretasikan

hasil observasi.

4. Urgensi Penguatan Kompetensi Sosial Bagi Calon Guru Mata Pelajaran Biologi

Seorang calon guru wajib memiliki kompetensi sosial, hal ini akan diteladani

oleh para murid. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik, mampu bergaul dan

bekerjasama dengan lingkungan sekitar, berlaku jujur dan bersikap adil kepada semua

peserta didik. Hal ini dan menjadi perkenalan kecerdasan sosial terhadap murid.

5. Kendala dan Tantangan Proses Penguatan Kompetensi Sosial Bagi Calon Guru

Mata Pelajaran Biologi

Terdapat beberapa tantangan guru dibidang sosial budaya, diantaranya :

1). Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki beragam

budaya dengan kompetensi multi bahasa.

2). Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi makna

konsep.

3). Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif.

4). Teaching and tecnology, mengajar dan teknologi.

5). Teaching and choice, mengajar dengan pilihan.

6). Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas

8
BAB IV

PENTINGNYA PEMAHAMAN LATAR BELAKANG, PROSES TERBENTUK, DAN

PENGESAHAN SEMBOYAN BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI IDENTITAS

NASIONAL GUNA PENGUATAN KOMPETENSI SOSIAL BAGI CALON GURU

BIOLOGI

Identitas Nasional seperti yang sudah kita ketahui bersama yaitu merupakan ciri

khas atau pandangan hidup suatu bangsa yang dapat membedakannya dengan bangsa lain.

Tetapi identitas nasional itu terus berkembang dengan seiringnya pekembangan zaman.

Identitas nasional juga harus tetap dijaga serta dilestarikan agar tidak terbawa oleh arus

globaisasi yang sangat pesat ini. Seperti yang kita ketahui ada beberapa bentuk identitas

nasional Indonesia, yaitu bahasa nasioal (bahasa Indonesia), bendera merah putih, lagu

Indonesia raya, lambang negara pancasila, hukum dasar negara UUD 1945, semboyan

bhinneka tuggal ika, dan masih banyak lagi. Faktor pembentuk identitas nasional sendiri

yaitu mulai dari suku, budaya, agama dan juga bahasa.

Identitas nasional dan integrasi nasional itu sangat berkaitan. Dengan adanya

integrasi nasional maka akan menguatkan identitas nasional yang dibangun. Indonesia

merupakan negara yang beragam baik suku, ras, budaya, bahasa, dan juga agama, oleh

karena itu jangan sampai kita terpecah belah dengan perbedaan, justru dengan perbedaan

kita harus mampu bersatu demi mewujudkan cita-cita bangsa. Sesuai dengan salah satu

identitas nasional bangsa Indonesia yaitu semboyan Bhinneka tuggal ika yang memiliki arti

berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Di sini telah ditegaskan bahwasannya kita harus bersatu

di dalam perbedaan yang ada. Sehingga bhinneka tuggal ika bukan hanya semboyan semata

9
tetapi harus di implementasikan karena merupakan kunci persatuan dan kesatuan bangsa

tanpa adanya perpecahan.

Pada hakikatnya Bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan

untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Makna Bhinneka Tunggal Ika, semboyan Bhinneka Tunggal Ika

menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, yang terdiri dari beraneka

ragam suku, budaya, ras, agama, dan bahasa. Meskipun Indonesia beraneka, namun

semboyan ini mempunyai makna yang tercermin pada masyarakat Indonesia yang diikat

dalam prinsip persatuan dan kesatuan bangsa yang dikenal dengan 'Bhinneka Tunggal Ika'.

Kekuatan dan kerukunan beragama, berbangsa, dan bernegara yang harus disadari.Sesuai

dengan arti dari Bhinneka Tungga Ika, Agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat, dan budaya

yang ada di Indonesia harus mempunyai sikap toleran dan saling mencintai.

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan,

teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffahmembentuk kompetensi standar profesi

guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran

yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Kompetensi adalah gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak

sangat berarti. Dengan gambaran pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi

keguruannya. Dalam undang-undang No:14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab IV

pasal 10 ditegaskan bahwa untuk mampu melaksanakan tugas profesionalnya dengan

baik, seorang guru harus memiliki empat kompetensi inti yakni : kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

10
Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan

guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat

tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat

diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang

lain yang bukan guru. Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan

mendidik adalah tugas memanusiakan manusia. Dengan terjaganya tali silahturahmi

maka akan mengeratkan hubungan yang harmonis guru yang satu dengan guru yang

lain bahkan terhadap orang lain. Guru merupakan tokoh dan tipe mahluk yang diberi

tugas dan beban membina dan membimbing masyarakat ke arah norma yang berlaku.

Guru perlu memiliki kompetensi sosial untuk berhubungan dengan masyarakat dalam

rangka menyelenggaraka proses belajar mengajar yang efektif karena dengan

dimilikinya kompetensi sosial tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat

akan berjalan dengan lancar sehingga jika ada keperluan dengan orang tua peserta didik

atau masyarakat tentang masalah peserta didik yang perlu diselesaikan tidak akan sulit

menghubunginya.

Penguatan kompetensi sosial calon guru Biologi dapat dilakukan dengan metode

pembalajaran pelaksanaan eksperimen atau praktikum yang berkaitan dengan materi

pembelajaran. Implementasi eksperimen dalam pembelajaran biologi dapat

meningkatkan kemampuan mengorganisasi, mengkomunikasi dan menginterpretasikan

hasil observasi.

11
BAB V

KESIMPULAN

Sebagai calon guru biologi sangat penting memahami Latar Belakang, Proses

Terbentuk, dan Pengesahan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, karena pemahaman yang

terkandung di dalamnya dapat digunakan sebagai acuan untuk menguatkan kompetensi

sosial calon guru. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika menggambarkan persatuan dan

kesatuan Bangsa Indonesia, yang terdiri dari beraneka ragam suku, budaya, ras, agama, dan

bahasa. Meskipun Indonesia beraneka, namun semboyan ini mempunyai makna yang

tercermin pada masyarakat Indonesia yang diikat dalam prinsip persatuan dan kesatuan

bangsa yang dikenal dengan “Bhinneka Tunggal Ika”. Kekuatan dan kerukunan beragama,

berbangsa, dan bernegara yang harus disadari. Sesuai dengan arti dari Bhinneka Tunggal

Ika, Agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat, dan budaya yang ada di Indonesia harus

mempunyai sikap toleran dan saling mencintai.

Kompetensi adalah gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak

sangat berarti. Dengan gambaran pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi

merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.

Dalam undang-undang No:14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab IV pasal 10

ditegaskan bahwa untuk mampu melaksanakan tugas profesionalnya dengan baik, seorang

guru harus memiliki empat kompetensi inti yakni : kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Kompetensi sosial meliputi mampu berkomunikasi dengan baik, mampu bekerja

sama dengan lingkungan sekitar untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif,

bersikap adil kepada semua murid, jujur dan terbuka. Oleh karena itu pemahaman mengenai

semboyan Bhinneka Tunggal Ika dapat membantu menguatkan kompetensi sosial Guru.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Berdasarkan SK.


Dirjen Dikti No.43/Dikti/Kep/2006. Yogyakarta: Paradigma

Tim MKU LPIDB UMS. 2019. Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan, Mengacu Surat
Edaran Ristek Dikti No.435/B/SE/2016. Surakarta: LPIDB UMS

RISTEKDIKTI. 2016. Pendidkan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:


Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Afifah, Tatu. 2018. “Identitas Nasional di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945 dan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009”.Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2.

Tabi’in, As’adut. 2016. “Kompetensi Guru dalam Menimngkatkan Motivasi Belajar pada
MTsn Pekan Heran Indragri Hulu”. Jurnal Al-Thariqah, Vol. 1 No. 2

Ramaliya. 2018. “Pengembangan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran”. Bidayah: Studi


Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. 9 No. 1

Pertiwi, Dwi Amalia dan Dewi, Anggraeni Dinie. 2021. “Implementasi Nilai Pancasila
Sebagai Landasan Bhinneka Tunggal Ika”. Jurnal Kewarganegaraan, Vol. 5 No. 1

Utami, Silmi Nurul. 2021. “Sejarah Bhinneka Tunggal Ika”. https: //www.kompas.com
/skola/read/2021/04/28/180743569/ sejarah-bhinneka-tunggal-ika . Diakses pada 11 Juli
2022 pukul 14.26

Awlia, Tasya. 2020. “Mengenal Sejarah Bhinneka Tunggal Ika dan Maknanya”. https:
//news.detik.com/berita/d-4851675/mengenal-sejarah-bhinneka-tunggal-ika-dan-
maknanya#:~:text=Bhinneka%20Tunggal%20Ika%20yang%20berasal,satu%20dan%20
Ika%20berarti%20itu. Diakses pada 11 Juli 2022 Pukul 14.13

Oka, Dewa Nyoman; Adi, Ni Nyoman Serma; dan Wati, Ni Made Serma. 2021. Penguatan
Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Biologi Di Era Revolusi Industri 4.0.
Vol. 22 No. 1

13
BORANG REVIEW TEMAN SEJAWAT TUGAS MAKALAH INDIVIDUAL

Judul Makalah : Pentingnya Pemahaman Latar Belakang, Proses

Terbentuk, dan Pengesahan Semboyan Bhinneka

Tunggal Ika Sebagai Identitas Nasional Guna

Penguatan Kompetensi Sosial Bagi Calon Guru

Biologi

Nama san NIM Penulis Makalah : Restu Helmiyana (A420210112)

Tugas Matakuliah : Pendidikan Kewarganegaraan/Teori & Hukum

Konstitusi*

Nama dan NIM Pelaksana Review : Yusuf Ramdhon Nur (A420219032)

Review makalah yang dimaksud dengan memberi √ (centang) pada kolom berikut, yang

sesuai dengan kenyataan yang tertuang dalam makalah tersebut.

Terpenuhi/Sesuai atau

NO Unsur Penilaian Makalah Belum

Sudah Belum

1. Rumusan masalah sesuai dengan judul √

2. Latar belakang menggambarkan rumusan masalah √

3. Jumlah halaman latar belakang (Bab 1 atau A) sesuai acuan** √

4. Penjabaran Bab 2 (B) singkron dengan judul √

5. Sub-sub Bab 2 (B) sesuai dengan ajuan yang sudah di ACC √

6. Jumlah halaman Bab 2 (B) sesuai acuan*** √

7. Sub-sub Bab 3 (C) sesuai dengan ajuan yang sudah di ACC √

8. Jumlah halaman Bab 3 (C) sesuai acuan**** √


9. Uraian Bab 4 (D) mengaitkan isi Bab 2 (B) dan Bab 3 (C) √

10. Jumlah halaman Bab 4 (D) sesuai acuan***** √

11. Kesimpulan merupakan jawaban rumusan masalah √

12. Jumlah daftar pustaka sesuai acuan*@ √

Setiap Bab dimulai pada halaman baru, termasuk daftar


13. √
pustaka

14. Sistematika sesuai ajuan yang di ACC √

15. Nomor halaman dicantumkan √

16. Margin atas, bawah, kanan, dan kiri sesuai standar*@@ √

17. Penyusunan margin kanan rata √

18. Spasi dibuat sesuai acuan (2 spasi) √

19. Ukuran huruf (font 12) dan kertas (A4) sesuai ketentuan √

20. Jumlah maksimal keseluruhan halaman sesuai acuan *@@@ √

21. Persetujuan judul (ACC) dilampirkan √

22. Tidak perlu kata pengantar dan daftar isi √

Berdasarkan review yang saya lakukan, makalah tersebut sudah/belum* memenuhi

keseluruhan item review di atas, dengan demikian sudah/belum* layak untuk dikumpulkan

pada dosen pengampu.

Surakarta, 11 juli 2022

Pelaksana Review

(Yusuf Ramdhon Nur)

Nim: A4202109032
Keterangan:

* : Coret yang tidak sesuai

** : Bab 1 (A) Makalah Mk. PKn serta Teori & Hukum konstitusi: 1-2 Halaman

*** : Bab 2 (B) Makalah Mk. PKn : 2-3, sedang Teori & Hukum Konstitusi : 3-4 Halaman

**** : Bab 3 (C) Makalah Mk. PKn : 2-3, sedang Teori & Hukum Konstitusi : 3-4 Halaman

***** : Bab 4 (D) Makalan Mk. PKn : 3-4, sedang Teori & Hukum Konstitusi : 4-5 Halaman

*@ : Jumlah Daftar Pustaka Makalah Mk. PKn: 10, sedang Teori & Hukum Konstitusi : 15

*@@ : Margin atas dan kiri 3,5 Cm, sedang margin kanan dan bawah 3 Cm.

*@@@ : Makalah Mk. PKn : 13 Sedang Teori & Hukum Konstitusi 16 Halman, termasuk cover

Penting : Reviewer (sejawat yang mereview) harus jujur dan serius. Jangan ditandatangani

jika belum memenuhi semua item borang ini. Karena akan mengurangi poin nilai

makalah saudara sendiri.


LAMPIRAN PERSETUJUAN (ACC) JUDUL DAN RANCANGAN

Anda mungkin juga menyukai