DALAM KERANGKA
BHINEKA TUNGGAL IKA
PEMBAHASAN
Reproduksi kultural yang menjamin bahwa dalam konsepsi politik yang baru,
tetap ada kelangsungan tradisi dan koherensi pengetahuan yang memadai untuk
kebutuhan konsesus praktis dalam praktek kehidupan sehari-hari.
b.
c.
Sosialisasi yang menjamin bahwa konsepsi politik yang disepakati harus mampu
memberi ruang tindak bagi generasi mendatang dan penyelarasan konteks
kehidupan individu dan kehidupan kolektif tetap terjaga.
Bangsa
Definisi Bangsa adalah sekelompok manusia yang di takdirkan untuk bersama, senasib sepenanggungan
dalam suatu negara, secara umum Bangsa dapat diartikan sebagai Kesatuan orang-orang yang sama asal
keturunan, adat, agama, dan historisnya.
Keanekaragaman masyarakat dan sosial budaya Indonesia merupakan sebuah potensi kekayaan yang
harus dioptimalkan sehingga terasa manfaatnya. Oleh karena itu, potensi tersebut perlu diwujudkan
menjadi kekuatan riil sehingga mampu menjawab berbagai tantangan kekinian yang ditunjukkan dengan
melemahnya ketahanan budaya yang berimplikasi pada menurunnya kebanggaan nasional. Untuk itu,
sinergi segenap komponen bangsa dalam melanjutkan pembangunan karakter bangsa (national and
character building) yang sudah dimulai sejak awal kemerdekaan perlu terus diperkuat sehingga
memperkuat jati diri bangsa dan mampu membentuk bangsa yang berkarakter, maju, dan berdaya saing.
PERKEMBANGAN SOSIAL
BUDAYA MASYARAKAT
INDONESIA
Posisi Indonesia terletak di persimpangan dua Samudra (Hindia
dan Pasifik) dan dua Benua (Asia dan Australia), yang sejak dahulu
merupakan daerah perlintasan dan pertemuan berbagai macam
agama dan ideologi serta kebudayaan
Dalam kondisi yang demikian, maka terdapat 5 lapisan
perkembangan sosial budaya Indonesia:
1. Lapisan sosial budaya lama dan asli
3. Lapisan yang datang dengan agama islam tersebar luas
4. Lapisan yang datang dari Barat bersama dengan agama Kristen
5. Lapisan kebudayaan Indonesia yang dimualai kesadaran bangsa.
Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian
generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat.
Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontakkontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan
serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan
kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .