Anda di halaman 1dari 123

MODUL NUSANTARA II

Dr. Muhammad Taufik, S. Si. M. Si.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MEDAN

1. Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah kesatuan dari beragam suku bangsa yang juga memiliki
perbedaan dalam bahasa, etnik, kepercayaan dan ideologi. Perbedaan tersebut dapat
mendorong untuk terjadinya konflik, namun sebaliknya juga dapat menjadikan
persatuan dengan terwujudnya sikap saling tolerir antar warga Indonesia. Akan tetapi,
untuk mewujudkan persatuan dengan dasar perbedaan yang ada itu, Indonesia
membutuhkan nilai-nilai yang dapat mengikatkan masyarakatnya menjadi satu
kesatuan (majemuk).

Konsep multikulturalisme sebagaimana telah dikemukakan pada hakikatnya adalah


semakna dengan motto Bhinneka Tunggal Ika yang telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia semenjak memproklamasikan kemerdekaannya; bahkan, telah menjadi
milik nenek moyang bangsa ini paling tidak sejak abad XIV ketika kerajaan Majapahit
masih tegak berkembang. Pada tataran ideal, baik konsep multikulturalisme maupun
Bhinneka Tunggal Ika sesungguhnya tidak dipermasalahkan lagi. Dengan kata lain,
semua orang dapat menerimanya, bahkan memandangnya sebagai konsep yang baik.
Namun, kenyataannya permasalahan yang sekaligus menjadi kendala dalam upaya
pembinaan kesatuan bangsa Indonesia tidak kunjung selesai, bahkan secara sporadis
konflik atau kerusuhan muncul di sejumlah bagian wilayah negara ini.

Bhinneka Tunggal Ika Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garudayang


kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisaiberbentuk
menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda,dan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetapsatu” ditulis di atas pita
yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari
Pontianak, yang kemudian disempurnakan olehPresiden Soekarno dan diresmikan
pemakaiannya sebagai lambang negarapertama kali pada Sidang Kabinet Republik
Indonesia Serikat tanggal 11Februari 1950. Penggunaan lambang negara diatur dalam
UUD 1945 pasal 36Adan UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara,serta Lagu Kebangsaan. (LN 2009 Nomor 109, TLN 5035).
Sebelumnya lambangnegara diatur dalam Konstitusi RIS, UUD Sementara 1950, dan
PeraturanPemerintah No. 43/1958 Pasal 36 A, yaitu Lambang Negara Ialah
GarudaPancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan Pasal 36 B:
LaguKebangsaaan ialah Indonesia Raya. Menurut risalah sidang MPR tahun
2000,bahwa masuknya ketentuan mengenai lambang negara dan lagu
kebangsaankedalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang
melengkapi pengaturan mengenai bendera negara dan bahasa negara yangtelah ada
sebelumnya merupakan ikhtiar untuk memperkukuh kedudukan danmakna atribut
kenegaraan di tengah kehidupan global dan hubunganinternasional yang terus berubah.
Dengan kata lain, kendatipun atribut itutampaknya simbolis, hal tersebut tetap penting,
karena menunjukkan identitasdan kedaulatan suatu negara dalam pergaulan
internasional. Atribut kenegaraanitu menjadi simbol pemersatu seluruh bangsa
Indonesia ditengah perubahandunia yang tidak jarang berpotensi mengancam keutuhan
dan kebersamaansebuah negara dan bangsa tak terkecuali bangsa dan negara
Indonesia.

Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam buku Sutasoma, karangan MpuTantular
pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Dalam bukuSutasoma
(Purudasanta), pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankanpada perbedaan
bidang kepercayaan juga keanekaragam agama dankepercayaan di kalangan
masyarakat Majapahit. Kata Bhinneka Tunggal Ika dapat pula dimaknai bahwa
meskipun bangsa dannegara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang
memilikikebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka
ragamkepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakansuatu
persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebutbukanlah
merupakan perbedaan yang bertentangan namun justrukeanekaragaman itu bersatu
dalam satu sintesa yang pada gilirannya justrumemperkaya sifat dan makna persatuan
bangsa dan negara Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan dasar


untukmewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan semboyanBhinneka
Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidupsaling
menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpamemandang suku
bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit dan lainlain. Seperti diketahui
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dariberibu-ribu pulau dimana
setiap daerah memiliki adat istiadat, bahasa, aturan,kebiasaan dan lain-lain yang
berbeda antara yang satu dengan yang lainnyatanpa adanya kesadaran sikap untuk
menjaga Bhinneka tunggal Ika pastinyaakan terjadi berbagai kekacauan di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika kita
harus membuang jauh-jauh sikapmementingkan dirinya sendiri atau daerahnya sendiri
tanpa peduli kepentinganbersama. Bila hal tersebut terjadi pastinya negara kita ini akan
terpecah belah.Oleh sebab itu, kita perlu menjaga Bhinneka tunggal ika dengan sebaik-
baiknyaagar persatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga.

Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki keanekaragaman


budaya dari berbagai etnis yang mendiami wilayah ini. Selain etnis setempat yang
sedikitnya ada 8 etnis yaitu Toba, Melayu, Mandailing, Simalungun, Pak-pak, Karo,
Angkola dan Nias. Juga didiami oleh etnis lain seperti Jawa, Banjar, Padang, Aceh,
Cina, India, dan lain sebagainya, dan menjadikan Sumatera Utara sebagai wilayah
yang didiami masyarakat yang heterogen. Keanekaragaman budaya yang dimiliki
berbagai etnis ini, terlihat dalam berbagai hasil karya yang mereka buat dalam
berbagai keperluan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk dan diperuntukkan untuk
tujuan-tujuan tertentu. Kesenian sebagai salah satu produk budaya yang menghasilkan
berbagai karya, menjadi media yang dibutuhkan oleh masyarakat, dalam upaya
penyampaian kehendak. Bentuk-bentuk kesenian yang mereka hasilkan digunakan
dalam berbagai aktifitas dan diwujudkan dalam berbagai karya seni dari seni musik,
seni tari, seni rupa, seni sastra dan lain sebagainya. Musik tradisional merupakan
musik yang dihasilkan oleh satu kelompok masyarakat, untuk tujuan tertentu yang
diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi, yang berkembang sesuai
zamannya. Masyarakat Sumatera Utara telah diperkenalkan dan diperhadapkan kepada
musik daerahnya yang masing-masing mempunyai keunikan tersendiri.

Pendidikan tinggi bertujuan menghasilkan orang-orang terpelajar yang memiliki


pengetahuan yang kritis, mandiri, dan kreatif untuk membangun bangsa melalui Tri
Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat).
Selain tujuan ini, perguruan tinggi juga sangat penting untuk menciptakan ruang-
ruang perjumpaan bagi para mahasiswa dari berbagai macam latar belakang. Tujuan
akhir dari ruang-ruang perjumpaan ini adalah menciptakan orang-orang terpelajar dari
perguruan tinggi yang memberikan penghargaan dan toleransi yang tinggi terhadap
keberagaman Indonesia dari suku, ras, agama, dan kepercayaan. Orang-orang
terpelajar ini adalah pemimpin bagi diri mereka dan lingkungan sekitar pada saat ini.
Mereka juga akan menjadi pemimpin bagi bangsa ini pada masa mendatang. Dengan
adanya ruang perjumpaan ini, mereka tidak hanya terpelajar di bidang ilmu
pengetahuannya masing-masing, tetapi juga menjadi orang-orang yang memiliki nilai
toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman di Indonesia.

Kampus merupakan miniatur ke-Indonesiaan karena dihuni oleh insan dengan


berbagai latar belakangsosial budaya, agama, suku bangsa, dan adat-istiadat yang
merepresentasikan keberagamanbangsa Indonesia. Karena itu, perlu dibangun budaya
kewargaan di Perguruan Tinggi.Pembudayaan nilai pluralisme harus dilakukan secara
sistematis, komprehensif, dan terintegrasimelalui program kurikuler, ko-kurikuler,
ekstrakurikuler, budaya kampus, dan asrama. Tugas initidak hanya menjadi
tanggungjawab satu pihak, melainkan merupakan tanggungjawab kolektifseluruh
sivitas akademika perguruan tinggi. Karena itu, diperlukan sinergi, kolaborasi,
dankomitmen bersama untuk sama-sama melakukan tugas mulia ini.

Modul Nusantara merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan non-akademik yang


dikemas secara sistematik, berisi rangkaian kegiatan pembinaan dan pemahaman yang
terencana. Hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan ruang perjumpaan
antarmahasiswa, menambah pemahaman, dan pengendapan makna toleransi.
Kegiatan-kegiatan ini bertujuan memperkenalkan kekayaan kebudayaan Nusantara
yang bersumber dari berbagai golongan, suku, ras, agama, dankepercayaan.Proposal
ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan Modul Nusantara yang
nantinya akan menghasilkan pencapaian perkuliahan secara maksimal.

Modul Nusantara di perguruan tinggi masing-masing akan disusun oleh para Dosen
Pembimbing Modul Nusantara. Penyusunan tersebut sebagai salah satu bentuk
komitmen perguruan tinggi dalam menjalankan program Pertukaran Mahasiswa
Merdeka. Untuk memastikan bahwa Modul Nusantara di perguruan tinggi masing-
masing dilaksanakan secara baik dan berkualitas sehingga dapat mencapai tujuannya
maka diperlukan satu panduan penyusunan yang memudahkan perguruan tinggi untuk
memahami esensi dari Modul Nusantara, mengembangkan, dan melaksanakannya
dalam konteks masing- masing daerah.

2. Tujuan
Tujuan umum
Tersedianya panduan standar bagi dosen dalam membimbing mahasiswa Program
Pertukaran Mahasiswa Merdeka di kampus Universitas Sumatera Utara.

Tujuan khusus
a. Modul ini sebagai panduan dalam pelaksanaan Modul Nusantara (Kebinekaan,
Inspirasi, Refleksi, dan Kontribusi sosial) yang disusun secara terintegrasi
danterukur.
b. Modul ini sebagai panduan agar pelaksanaan Modul Nusantara dapat dievaluasi
secara objektif dan kuantitatif dengan tetap mengedepankan kearifanlokal.

3. Target Peserta
Seluruh mahasiswa dari Perguruan Tinggi yang mengikuti program Pertukaran
Mahasiswa Merdeka sehingga munculnya berbagai kegiatan inspiratif dan inovatif
mahasiswa dalam membangun kohesi sosial di lingkungan masyarakat

4. JadwalKegiatan
Jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan dirinci pada Tabel 4.1. berikut ini.
Tabel 4.1. Jadwal kegiatan
NO Tanggal Waktu Kegiatan Narasumber
kegiatan Kegiatan

1. 21 September 14.00 - Kebinekaan 1 : Bedah Film “ Mahasiswa Pertukaran


2022 17.00 Boru Panggaoran “ Karya Tagor Pelajar
Tampubolon

2. 22 September 14.00 - Refleksi 1 : Refleksi Dosen dan Mahasiswa


2022 16.00 menggunakan kartu Pertukaran Pelajar
permainan yang didesain
sambil berdiskusi antar
mahasiswa tentang Bedah
Film “ Boru Panggaoran “
Karya Tagor Tampubolon
3. 1 Oktober 08.00 – Kebinekaan 2: Survey dan Pemandu tempat
2022 10.00 Wawancara tentang Budaya bersejarah Istana
Melayu di Sumatera Utara. Maimun Medan

4. 2 Oktober 14.00- Inspirasi 1: Talkshow Bapak Fahri Akbar


2022 17.00 bersama tokoh seniman Pimpinan dan Tim
melayu Lebah Begantong Sanggar Seni Lebah
Begantong Medan
5. 8 Oktober 14.00- Kebinekaan 3: Survey dan Pemandu tempat
2022 17.00 Wawancara perihal budaya India bersejarah Kuil
di Kuil Shri Mariamman Hindu tertua di
Medan
6. 9 Oktober 08.00- Refleksi 2 : Refleksi Dosen dan Mahasiswa
2022 menggunakan kartu permainan Pertukaran Pelajar
10.00
tebak tebakan mengenai sejarah
Indonesia di medan sambil
berdiskusi antarmahasiswa tentang
kunjungan ke Istana Maimun
Medan , group Seniman Melayu
Deli Lebah Begantong dan Kuil
Shri Mariamman
7. 15 Oktober 14.00- Kebinekaan 5 : Survey dan Pemandu tempat wisata
2022 Wawancara perihal taman Alam Lumbini
17.00
keanekaragaman budaya di Berastagi
Taman Alam Lumbini
Berastagi

8. 16 Oktober 14.00- Kebinekaan 5 : Survey dan Pemandu tempat Air


17.00 Wawancara perihal budaya Terjun Sikulikap
masyarakat di sekitar air
terjun Sikulikap Berastagi
9. 22 Oktober 14.00- Refleksi 3 : Refleksi antar Dosen dan LO (mentor)
2022 16.00 mahasiswa tentang kunjungan
Taman Alam Lumbini dan Air
terjun Sikulikap yang ada di
Berastagi
10. 23 Oktober 14.00- Kebinekaan 6: Survey dan Pemandu tempat
2022 Wawancara perihal budaya bersejarah Tjong A
17.00
China di Sumatera Utara yakni : Fie Medan
Rumah Tjong A Fie Medan

11. 29 Oktober 14.00- Inspirasi 2: Talkshow Bapak Robert Sianipar


2022 16.00 Budaya Ulos Batak bersama
pengusaha Galery Ulos
Sianipar

12. 30 Oktober 14.00- Refleksi 4: Refleksi mengenai Dosen dan LO (mentor)


2022 16.00 keragaman budaya meliputi
kunjungan ke Rumah Tjong A Fie
dan Ulos Batak Sianipar “

13. 5 November 14.00- Kebinekaan 7: Survey dan Pemilik Mie Aceh Titi
2022 17.00 Wawancara tentang Makanan Bobrok
Khas Aceh bersama Pemilik
Mie Aceh Titi Bobrok
14. 6 November 14.00- Inspirasi 3 : Talkshow Pemilik usaha Ucok
2021 16.00 bersama pengusaha Ucok Durian , Bapak Zainal
Durian Medan membahas Abidin
makanan Khas Medan
(Durian dan olahannya)
15. 12 November 14.00- Reflek si 5 : Refleksi Dosen dan LO (mentor)
2022 mengenai kunjungan ke
16.00
tempat makan Mie Aceh Titi
Bobrok dan Ucok Durian
Medan

16. 13 November 14.00- Kebinekaan 8 : Survey dan Pemandu tempat di


2022 17.00 Wawancara tentang keragaman Museum Negeri Sumatera
budaya Nasional di Museum Utara
Negeri Sumatera Utara
17. 19 November 14.00- Kebinekaan 9 : Survey dan Pemandu tempat
2022 Wawancara tentang keberagaman Museum situs kota
17.00
budaya di Museum situs kota China China
18. 20 November 14.00 – Kebinekaan 10 : Survey dan Pemandu tempat Tjong
2022 17.00 Wawancara tentang Yong Hian Gallery
keberagaman budaya pada
Tjong Yong Hian Gallery

19. 26 November 14.00 – Refleksi 6 : Refleksi antar Dosen dan LO


2022 16.00 mahasiswa tentang kunjungan (mentor)
ke Museum Negeri Sumatera ,
Museum situs kota China dan
Tjong Yong Hian Gallery
20. 27 November 14.00- Kebinekaan 11 : Dosen dan LO (mentor)
2022 Memperkenalkan permainan khas
17.00
Batak (Margala , Batu Marsiada ,
Taratintin , Marultop

21. 3 Desember 14.00- Kebinekaan 12 : Survey dan Pemilik usaha , Bapak


2022 17.00 Wawancara perihal budaya Edy Gunawan
batik khas Medan : Ardhina
Batik Medan

22. 4 Desember 14.00- Kebinekaan 13 : Survey dan Pemandu tempat


2022 Wawancara tentang Budaya Siwaluh Jabu
17.00
Suku Karo

23. 10 Desember 14.00- Kebinekaan 14: Survey dan Dosen dan LO (mentor)
2022 Wawancara perihal
17.00
keragaman makanan makanan
Khas Putra Jawa Kelahiran
Sumatera ( Pujakesuma )
yakni Sate Memeng
H.Muhammad Saimin
24. 11 Desember 14.00- Refleksi 7 : diskusi antar Dosen dan LO
2022 mahasiswa perihal keragaman (mentor)
16.00
budaya , yakni permainan khas
Batak (Margala,Batu
Marsiada,Taratintin,Marultop),
Budaya membatik di Medan
melalui : Ardhina Batik Medan ,
Budaya Suku Karo , dan Makanan
Khas Putra Jawa Kelahiran
Sumatera (Pujakesuma) yakni Sate
Memeng H. Muhammad Saimin
25. 17 Desember 14.00- Kontribusi Sosial : Dosen dan LO
2022 Penyuluhan Gaya Hidup Sehat (mentor)
17.00
melalui keberagaman Budaya.
A. RekapanAnggaran

Besaran
No JenisPendanaan JenisKomponen satuan Vol Sifat
(Rp)
Honor Narasumber Modul Biaya Narasumber Modul Lump
1 OJ
Inspirasi Inspirasi 1.000.000 3 Sum
Transportasi Narasumber Transportasi Narasumber Lump
4 KALI
Modul Inspirasi Modul Inspirasi 150.000 3 Sum
Biaya Penyelenggaraan Modul
5 Tiket Masuk (2 orang) KALI At Cost
Kebhinekaan 40.000 14
Biaya Penyelenggaraan Modul
6 Transport (2 orang) KALI At Cost
Kebhinekaan 40.000 14
Biaya Penyelenggaraan Modul
7 Tiket Masuk (2 orang) 30.000 KALI 4 At Cost
Inspirasi
Biaya Penyelenggaraan Modul
8 Transport (4 orang) 25.000 KALI 1 At Cost
Inspirasi
8 KontribusiSosial KontribusiSosial 1.000.000 KALI 19 At Cost
5. Penilaian
Mahasiswa yang mengikuti Modul Nusantara akan mendapatkan kredit 2 sks. Oleh
karena itu, pada akhir pelaksanaan Modul Nusantara ini, diperlukan penilaian akhir.
Hal-hal yang dapat dinilai dari pelaksanaan Modul Nusantara adalah: kehadiran,
partisipasi, dan kontribusi sosial.

6. Sesi Kegiatan

Berikut ini rincian urutan rangkaian kegiatan modul nusantara.

PERTEMUAN 1

Tema Kegiatan Bedah Film “Boru Panggoaran” Karya Tagor tampubolon

Jenis Kegiatan Kebinekaan : Bedah film

Objektif Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Mengenal Keberagaman

Metode Menyimak dan memahami dari film “ boru panggoaran”

Alat Laptop, Film

Waktu 3 Jam

Langkah-langkah Pra kegiatan:


Mahasiswa diminta untuk mengenal, mempelajari, dan memahami
dari Film
kegiatan Selama kegiatan:
1. Mahasiswa membuat ramgkuman dari film
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikancara
mahasiswa memahami film
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi
aktif

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


1. Apa latar belakang dari film?
2. Apa manfaat dari memahami film?
3. Bagaimana cara menerapkan moral yang didapatkan kepada
masyarakat?

C. Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.

PERTEMUAN 2

Tema Kegiatan Refleksi menggunakan kartu permainan yang didesain sambil


berdiskusi antar mahasiswa tentang Bedah Film “ Boru Panggaoran “
Karya Tagor Tampubolon
Jenis Kegiatan Refleksi: Berdiskusi antar mahasiswa dengan dosen pembimbing

Objektif Menumbuhkan rasa simpati dan empati berupa nilai moral hubungan
antar masyarakat.

Metode Pengenalan film batak Sumatera Utara

Alat Infocus

Waktu 2 Jam
Langkah-langkah Pra kegiatan:
Mahasiswa diminta untuk mempelajari dan memahami modul
kegiatan
khebinekaan.

Selama kegiatan:
1. Mahasiswa memperhatikan, menyimak, dan mendengarkan
pemaparan dari pemandu.
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan,menyimak,
dan mendengarkan dengan baik pemandu.
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi
aktif.

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk prosesdiskusi:


1. Apa makna yang didapat setelah berkunjung dari tempat
wisata tersebut.
2. Bagaimana sikap dan sifat bertoleransi yang terdapat dalam
objek?
3. Bagaimana nilai moral yang ditunjukan dari tempat wisata?
4. Bagaimana menyikapi nilai moral dalam hubungan manusia
dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan
manusia dengan diri sendiri?

C. Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.

PERTEMUAN 3

Tema Kegiatan Survey dan Wawancara tentang Budaya Melayu di Sumatera Utara

Jenis Kegiatan Kebinekaan: kunjungan tempat bersejarah

Objektif Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Mengenal Keberagaman


Sejarah serta Budaya dalam kehidupan bermasyarakat sekitar daerah
Medan, sumatera utara

Metode Kunjungan ke tempat bersejarah Istana maimun jl. Brigjend


Katamso No.66, A U R, Kec. Medan Maimun, Kota Medan

Alat -

Waktu 3 Jam

Langkah-langkah A. Pra kegiatan:


Mahasiswa diminta untuk mempelajari materi pembelajaran tentang
Kegiatan
tempat bersejarah Istana Maimun

B. Selama kegiatan:
1. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap tempat bersejarah.
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan
konsentrasi dan fokus mahasiswa ketika mengunjungi tempat
bersejarah.
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi
aktif dengan pemandu tempat bersejarah.

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


1. Bagaimana sejarah yang melatar belakangi berdirinya
Istana Maimun?
2. Sejauh mana pengetahuan masyarakat Medan dan sekitarnya
tentang tempat bersejarah Istana Maimun?
3. Bagaimana peran pengelola tempat bersejarah dalam
menumbuhkan rasa nasionalisme dan keberagaman terhadap
masyarakatnya?
4. Bagaimana cara pengelola tempat bersejarah Istana Maimun
memperkenalkan kepada masyarakat,khususnya warga Medan
sehingga menumbuhkan rasa simpati dan memiliki?

C. Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.

PERTEMUAN 4

Tema Kegiatan Talkshow bersama tokoh seniman melayu Lebah Begantong

Tema Kegiatan Mengundang seniman Melayu Deli Bapak Fahri Akbar Pimpinan
Sanggar Seni Lebah Begantong Medan
Jenis Kegiatan Inspirasi : Talkshow

Objektif Menumbuhkan Kebinekaan melalui Kegiatan Inspirasi dengan


Mengundang Seniman Melayu Deli Sanggar Seni Lebah
Begantong Medan
Metode Talkshow tentang kesenian dengan Pimpinan Sanggar Seni Lebah
Begantong Medan
Alat Handycam, laptop

Waktu 2 jam
Langkah-langkah Pra kegiatan:
kegiatan Mahasiswa memahami tentang kebinekaan melalui pelaksanaan talk
show kesenian

Selama kegiatan:
1. Mahasiswa menyimak, memahami, dan mendengarkan
materi yang disampaikan oleh narasumber
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan
konsentrasi dan fokus mahasiswa ketika mengikuti workshop
kesenian
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi
aktif dengan narasumber.

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


1. Mengapa memilih menjadi seniman, ?
2. Bagaimana cara mempertahankan sanggar kesenian Lebah
Begantong agar tetap menginspirasi hingga viral di Tiktok dan
diundang Pejabat pejabat di Indonesia ?
3. Selain di medan, dimana Sanggar Seni Lebah Begantong dapat
ditemukan ?
PERTEMUAN 5

Tema Kegiatan Survey dan Wawancara perihal budaya India di Kuil Shri Mariamman

Jenis Kegiatan Kebinekaan: Kunjungan Ke tempat bersejarah

Objektif Menumbuhkan rasa Nasionalisme dan keberagaman

Metode Berkunjung ke kuil shri mariamman kota medan sumatera utara

Alat Handycam

Waktu 3 Jam

Langkah-langkah A. Prakegiatan:
Mahasiswa diminta untuk mempelajari dan memahami tentang
kegiatan
kuil shri mariamman kota medan sumatera utra
B. Selama kegiatan:
1. Mahasiswa memperhatikan, menyimak, dan mendengarkan dengan
baik paparan yang disampaikan pemateri
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan,menyimak,
dan mendengarkan dengan baik paparan yang disampaikan
pemateri
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi
aktif dengan pemateri

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


1. Bagaimana proses kreatifitas mahasiswa terhadap tempat sejarah?
2. Bagaimana sikap penduduk sekitar terhadap adanya tempat
wisata tersebut?
3. Bagaimana menempatkan diri terhadap sejarah?
4. Bagaimana mengonsistensikan diri terhadap tempat sejarah?

Refleksi
a. Tema: Refleksi pengalaman kebinekaan dan sumber-sumber lain
yang dirasakan, dipahami, dan dilakukan mahasiswa
b. Objektif: Mahasiswa melakukan proses refleksi dari kegiatan
kebinekaan dan sumber-sumberlain
c. Metode:Perenungan
d. Waktu: 1jam
e. Alat: laptop dan video/lagu untuk proses refleksi
f. Langkah-langkah kegiatan:

Selama kegiatan:
• Mahasiswa duduk saling berjarak
• Dosen pembimbing memutar video rekaman lagu untukproses
refleksi
• Dosen pembimbing mengutarakan pertanyaan-pertanyaan seputar
tempat bersejarah
• Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring danevaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI

PERTEMUAN 6

Tema Kegiatan Refleksi menggunakan kartu permainan tebak tebakan mengenai sejarah
Indonesia di medan sambil berdiskusi antarmahasiswa tentang kunjungan ke
Istana Maimun Medan , group Seniman Melayu Deli Lebah Begantong dan
Kuil Shri Mariamman
Jenis Kegiatan Refleksi: Berdiskusi antar mahasiswa dengan dosen pembimbing

Objektif Menumbuhkan rasa simpati dan empati berupa nilai moral hubungan
antar masyarakat.

Metode Pengenalan objek wisata

Alat Handycam

Waktu 2 Jam
Langkah-langkah Pra kegiatan:
Mahasiswa diminta untuk mempelajari dan memahami modul
kegiatan
khebinekaan.

Selama kegiatan:
4. Mahasiswa memperhatikan, menyimak, dan mendengarkan
pemaparan dari pemandu.
5. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan,menyimak,
dan mendengarkan dengan baik pemandu.
6. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi
aktif.

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk prosesdiskusi:


4. Apa makna yang didapat setelah berkunjung dari tempat
wisata tersebut.
5. Bagaimana sikap dan sifat bertoleransi yang terdapat dalam
objek?
6. Bagaimana nilai moral yang ditunjukan dari tempat wisata?

PERTEMUAN 7

Tema Kegiatan Survey dan Wawancara perihal keanekaragaman budaya di Taman


Alam Lumbini Berastagi

Jenis Kegiatan Kebinekaan: kunjungan tempat wisata Berastagi

Objektif Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Mengenal Keberagaman


Sejarah serta Budaya dalam kehidupan bermasyarakat sekitar daerah
Medan, sumatera utara

Metode Kunjungan ke tempat wisata Taman Alam Lumbini Berastagi,


Jl. Barusjahe,Dolat Rayat, Kec.Dolat Rayat, Kabupaten Karo,
Sumatera Utara

Alat -

Waktu 3 Jam

Langkah-langkah A. Pra kegiatan:


Mahasiswa diminta untuk mempelajari materi pembelajaran tentang
Kegiatan
tempat wisata Taman Alam Lumbini Berastagi

B. Selama kegiatan:
A.pra kegiatan
Mahasiswa diminta untuk mempelajari materi pembelajaran tentang
tempat wisata Taman Alam Lumbini Berastagi

B.Selama kegiatan
4. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap tempat wisata.
5. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan konsentrasi
dan fokus mahasiswa ketika mengunjungi tempat wisata.
6. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi
aktif dengan pemandu tempat wisata

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:

7. Bagaimana sejarah yang melatar belakangi berdirinya


pagoda swedagon?
8. Sejauh mana pengetahuan masyarakat Medan dan sekitarnya
tentang tempat bersejarah pagoda swedagon?
9. Bagaimana peran pengelola tempat bersejarah dalam
menumbuhkan rasa nasionalisme dan keberagaman terhadap
masyarakatnya?
10. Bagaimana cara pengelola tempat bersejarah pagoda
swedagon memperkenalkan kepada masyarakat,khususnya
warga Medan sehingga menumbuhkan rasa simpati dan
memiliki?

C. Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.
4. Bagaimana menyikapi nilai moral dalam hubungan manusia
dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan
manusia dengan diri sendiri?

C. Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.

Pertemuan 8

Tema kegiatan Survey dan Wawancara perihal budaya masyarakat di sekitar air
terjun Sikulikap Berastagi

Jenis kegiatan Kebinekaan : berkunjung ke tempat wisata Air Terjun Sikulikap

Objektif Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Mengenal Keberagaman


Sejarah serta Budaya dalam kehidupan bermasyarakat sekitar daerah
Medan, sumatera utara

Metode Kunjungan ke tempat wisata Air Terjun Sikulikap , Desa Doulu


Kec. Sibolangit , Kabupaten Karo, Sumatera Utara
Alat Handycam

Waktu 2 jam

Langkah- A.pra kegiatan


langkah Mahasiswa diminta untuk mempelajari materi pembelajaran tentang
kegiatan tempat wisata Air Terjun Sikulikap

B.Selama kegiatan
1. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap tempat wisata.
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan
konsentrasi dan fokus mahasiswa ketika mengunjungi
tempat wisata.
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara
berdiskusi aktif dengan pemandu tempat wisata

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


1. Bagaimana sejarah yang melatar belakangi
munculnya Air terjun Sikulikap ?
2. Sejauh mana pengetahuan masyarakat Medan dan
sekitarnya tentang tempat wisata Air Terjun
Sikulikap
3. Bagaimana peran pengelola tempat wisata dalam
menumbuhkan rasa nasionalisme dan keberagaman
terhadap masyarakatnya?
4. Bagaimana cara pengelola tempat wisata Air Terjun
Sikulikap memperkenalkan kepada
masyarakat,khususnya warga Medan sehingga
menumbuhkan rasa simpati dan memiliki?
C. Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci

PERTEMUAN 9

Tema Kegiatan Refleksi antar mahasiswa tentang kunjungan Taman Alam Lumbini
dan Air terjun Sikulikap yang ada di Berastagi

Jenis Kegiatan Refleksi: Berdiskusi antar mahasiswa dengan dosen pembimbing

Objektif Menumbuhkan rasa simpati dan empati berupa nilai moral hubungan
antar masyarakat.

Metode Pengenalan objek wisata

Alat Handycam

Waktu 2 Jam

Langkah-langkah Pra kegiatan:


Mahasiswa diminta untuk mempelajari dan memahami modul
kegiatan
khebinekaan.

Selama kegiatan:
7. Mahasiswa memperhatikan, menyimak, dan mendengarkan
pemaparan dari pemandu.
8. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan,menyimak,
dan mendengarkan dengan baik pemandu.
9. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi
aktif.

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk prosesdiskusi:


7. Apa makna yang didapat setelah berkunjung dari tempat
wisata tersebut.
8. Bagaimana sikap dan sifat bertoleransi yang terdapat dalam
objek?
9. Bagaimana nilai moral yang ditunjukan dari tempat wisata?
PERTEMUAN 10

Tema Kegiatan Survey dan Wawancara perihal budaya China di Sumatera Utara
yakni : Rumah Tjong A Fie Medan

Jenis Kegiatan Kebinekaan: kunjungan rumah Bersejarah


Objektif Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Mengenal Keberagaman
Tokoh-Tokoh

Metode Kunjungan ke Rumah Tjong A Fie Jl. Jend. Ahmad Yani


No.105, Kesawan, Kec. Medan Bar., Kota Medan

Alat -

Waktu 3 Jam

Langkah-langkah A. Pra kegiatan:


Mahasiswa diminta untuk memahami pentingnya Sejarah parah
tokoh-tokoh
kegiatan
B. Selama kegiatan:
1. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap rumah Tjong A
Fie
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan
konsentrasi dan fokus mahasiswa ketika mengunjungi rumah
Tjong A Fie Medan
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi
aktif dengan pengurus rumah Tjong A Fie

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


1. Apa filosofi dari bagian-bagian bangunan yang ada di
Rumah Tjong A Fie
2. Siapa saja yang diperkenankan untuk bisa masuk Rumah Tjong
A Fie
3. Adakah waktu-waktu khusus untuk menerima kunjungan
orang dari luar?
4. Bagaimana sikap warga sekitar terhadap Rumah Tjong A Fie?

C. Refleksi
a. Tema:
Refleksi pengalaman kebinekaan yang dirasakan, dipahami, dan
dilakukan mahasiswa
b. Objektif:
Mahasiswa melakukan proses refleksi dari kegiatan kebinekaan
c. Metode:Perenungan
d. Waktu: 1jam
e. Alat: laptop dan video/lagu untuk proses refleksi
f. Langkah-langkah kegiatan:

Selama kegiatan:
Mahasiswa duduk saling berjarak
1. Dosen pembimbing memutar video rekaman lagu untukproses
refleksi.
2. Dosen pembimbing mengutarakan pertanyaan-pertanyaan untuk
merefleksikan makna toleransi dan kebinekaan setelah
mengunjungi tempat bersejarah Rumah Tjong A Fie Medan
3. Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan
evaluasi kegiatan di SPADADIKTI.
11. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap tempat bersejarah.
12. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan
konsentrasi dan fokus mahasiswa ketika mengunjungi tempat
bersejarah.
13. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara
berdiskusi aktif dengan pemandu tempat bersejarah.

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


5. Bagaimana sejarah yang melatar belakangi berdirinya
Istana Maimun?
6. Sejauh mana pengetahuan masyarakat Medan dan sekitarnya
tentang tempat bersejarah Istana Maimun?
7. Bagaimana peran pengelola tempat bersejarah dalam
menumbuhkan rasa nasionalisme dan keberagaman terhadap
masyarakatnya?
8. Bagaimana cara pengelola tempat bersejarah Istana Maimun
memperkenalkan kepada masyarakat,khususnya warga Medan
sehingga menumbuhkan rasa simpati dan memiliki?

C. Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.

PERTEMUAN 11

Tema Kegiatan Talkshow Budaya Ulos Batak bersama pengusaha Galery Ulos
Sianipar , Bapak Robert Sianipar di Jalan A. R. Hakim Gg. Pendidikan
No.130 Medan.
Jenis Kegiatan Inspirasi: Talkshow

Objektif Menumbuhkan Kebinekaan melalui Kegiatan Inspirasi dengan


Mengundang Pengusaha Galery Ulos Sianipar

Metode Talkshow kewirausahaan tentang usaha bidang fashion dari pemilik


Galery Ulos Sianipar
Alat Handycam, laptop

Waktu 2 Jam
Langkah-langkah Pra kegiatan:
Mahasiswa memahami tentang kebinekaan melalui pelaksanaan talk
kegiatan
show kewirausahaan

Selama kegiatan:
1. Mahasiswa menyimak, memahami, dan mendengarkan
materi yang disampaikan oleh narasumber
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan
konsentrasi dan fokus mahasiswa ketika mengikuti workshop
kewirausahaan
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi
aktif dengan narasumber.

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


1. Mengapa memilih batik, padahal dulu batik belum
seramaisekarang?
2. Bagaimana cara mempertahankan usaha dalam bidang fashionini
dengan semakin banyaknya usaha-usaha sejenis yang juga terus
berkembang?
3. Selain di medan, di mana saja outlet ulos sianipar ini
bisaditemukan?
Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.

PERTEMUAN 12

Tema Kegiatan Refleksi mengenai keragaman budaya meliputi kunjungan ke Rumah


Tjong A Fie dan Ulos Batak Sianipar

Jenis Kegiatan Refleksi: Berdiskusi antar mahasiswa dengan dosen pembimbing

Objektif Menumbuhkan rasa simpati dan empati berupa nilai moral hubungan
antar masyarakat.

Metode Pengenalan Keragaman Budaya

Alat Handycam

Waktu 2 Jam
Langkah-langkah Pra kegiatan:
Mahasiswa diminta untuk mempelajari dan memahami modul
kegiatan
khebinekaan.

Selama kegiatan:
10.Mahasiswa memperhatikan, menyimak, dan mendengarkan
pemaparan dari pemandu.
11.Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan,menyimak,
dan mendengarkan dengan baik pemandu.
12.Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara
berdiskusi aktif.

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk prosesdiskusi:


10.Apa makna yang didapat setelah berkunjung dari tempat
wisata tersebut.
11.Bagaimana sikap dan sifat bertoleransi yang terdapat dalam
objek?
12. Bagaimana nilai moral yang ditunjukan dari tempat wisata?

PERTEMUAN 13

Tema Kegiatan Survey dan Wawancara tentang Makanan Khas Aceh bersama
Pemilik Mie Aceh Titi Bobrok

Jenis Kegiatan Kebinekaan: kuliner

Objektif Mamahami dan mengetahui proses dari pembuatan mie aceh

Metode Penjelasan cara pembuatan dari mie aceh

Alat Handycam

Waktu 3 Jam
Langkah-langkah Pra kegiatan:
Mahasisiwa mengenal dan memahami cara pembuatan
kegiatan
Selamakegiatan:
1. Masing-masing mahasiswa melakukan pengamatan
2. Mahasiswa yang memperhatikan penjelasan pemilik
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantaraberdiskusi
aktif

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


1. Bagamana cara pembuatan mie aceh?
2. Apa filosofi dari mie aceh?

C. Setelah kegiatan:

Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi


kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci

Pertemuan 14

Tema kegiatan Talkshow bersama pengusaha Ucok Durian Medan membahas


makanan Khas Medan (Durian dan olahannya) di Jalan K.H.
Wahid Hasyim No.68, Babura, Kec. Medan Baru, Kota Medan

Jenis kegiatan Inspirasi : Talkshow

Objketif Menumbuhkan Kebhinekaan melalui Kegiatan Inspirasi dengan


Mengundang Pengusaha ucok durian medan

Metode Talkshow kewirausahaan tentang usaha bidang fashion dari


pemilik ucok durian medan

Alat Laptop, infokus


Waktu 2 jam

Langkah- Pra kegiatan:


langkah Mahasiswa memahami tentang kebinekaan melalui
kegiatan pelaksanaan talk show kewirausahaan

Selama kegiatan:
1. Mahasiswa menyimak, memahami, dan
mendengarkan materi yang disampaikan oleh
narasumber
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara
memperhatikan konsentrasi dan fokus mahasiswa
ketika mengikuti workshop kewirausahaan
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul
Nusantara berdiskusi aktif dengan narasumber.

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


1. Mengapa memilih durian, padahal dulu durian
belum seramai sekarang?
2. Bagaimana cara mempertahankan usaha dalam bidang
kuliner ini dengan semakin banyaknya usaha-usaha
sejenis yang juga terus berkembang?Selain di medan,
di mana saja outlet ucok durian ini bisaditemukan?

Selama kegiatan:
1. Mahasiswa membuat ramgkuman rasa
makanan
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara
memperhatikancara mahasiswa bertanya
dengan narasumber
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul
Nusantaraberdiskusi aktif

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


1. Apa latar belakang berdirinya usaha tersebut ?
2. Apa manfaat dari buah durian ?
3. Bagaimana cara mendapatkan buah durian dengan
kualitas tinggi dan tetap terjaga keaslian di Ucok
Durian ?

C. Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan
evaluasi kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya
sebagai dokumen

PERTEMUAN 15

Tema Kegiatan Refleksi mengenai kunjungan ke tempat makan Mie Aceh Titi bobrok
dan Ucok Durian Medan

Jenis Kegiatan Refleksi: Berdiskusi antar mahasiswa dengan dosen pembimbing

Objektif Menumbuhkan rasa simpati dan empati berupa nilai moral hubungan
antar masyarakat.

Metode Pengenalan wisata kuliner

Alat Handycam
Waktu 2 Jam

Langkah-langkah Pra kegiatan:


Mahasiswa diminta untuk mempelajari dan memahami modul
kegiatan
khebinekaan.

Selama kegiatan:
13.Mahasiswa memperhatikan, menyimak, dan mendengarkan
pemaparan dari narasumber.
14.Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan,menyimak,
dan mendengarkan dengan baik narasumber.
15.Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara
berdiskusi aktif.

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk prosesdiskusi:


13.Apa makna yang didapat setelah berkunjung dari tempat
kuliner tersebut.
14.Bagaimana sikap dan sifat bertoleransi yang terdapat dalam
objek?
15. Bagaimana nilai moral yang ditunjukan dari tempat kuliner?

Pertemuan 16

Tema kegiatan Survey dan wawancara tentang keragaman budaya Nasional di


Museum Negeri Sumatera Utara

Jenis kegiatan Kebinekaan : berkunjung ke tempat sejarah Museum Negeri


Sumatera Utara

Objektif Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Mengenal Keberagaman


Sejarah serta Budaya dalam kehidupan bermasyarakat sekitar daerah
Medan, sumatera utara

Metode Kunjungan ke tempat sejarah Museum Negeri Sumatera Utara,


Jl.H.M.Joni No.51, Teladan Barat, Kec.Medan Kota,Kota
Alat Handycam

Waktu 3 jam

Langkah- A.pra kegiatan


langkah Mahasiswa diminta untuk mempelajari materi pembelajaran tentang
kegiatan tempat sejarah Museum Negeri Sumatera Utara

B.Selama kegiatan
4. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap tempat sejarah.
5. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan
konsentrasi dan fokus mahasiswa ketika mengunjungi
tempat sejarah.
6. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara
berdiskusi aktif dengan pemandu tempat sejarah

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


5. Bagaimana sejarah yang melatar belakangi
adanya Museum tersebut ?
6. Sejauh mana pengetahuan masyarakat Medan dan
sekitarnya tentang tempat sejarah tersebut ?
7. Bagaimana peran pengelola tempat sejarah dalam
menumbuhkan rasa nasionalisme dan keberagaman
terhadap masyarakatnya?
8. Bagaimana cara pengelola tempat sejarah Museum
Negeri Sumatera Utara memperkenalkan kepada
masyarakat,khususnya warga Medan sehingga
menumbuhkan rasa simpati dan memiliki?

C. Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci

Pertemuan 17

Tema kegiatan Survey dan Wawancara tentang keberagaman budaya di Museum


situs kota China

Jenis kegiatan Kebinekaan : berkunjung ke tempat sejarah Museum Situs Kota


China

Objektif Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Mengenal Keberagaman


Sejarah serta Budaya dalam kehidupan bermasyarakat sekitar daerah
Medan, sumatera utara

Metode Kunjungan ke tempat sejarah Museum situs kota China, Jl.Kota


Cina,Paya pasir, Kec.Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara
Alat Handycam

Waktu 3 jam

Langkah- A.pra kegiatan


langkah Mahasiswa diminta untuk mempelajari materi pembelajaran tentang
kegiatan tempat sejarah Museum Situs Kota China

B.Selama kegiatan
7. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap tempat sejarah.
8. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan
konsentrasi dan fokus mahasiswa ketika mengunjungi
tempat sejarah.
9. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara
berdiskusi aktif dengan pemandu tempat sejarah

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


9. Bagaimana sejarah yang melatar belakangi
adanya Museum tersebut ?
10. Sejauh mana pengetahuan masyarakat Medan dan
sekitarnya tentang tempat sejarah tersebut ?
11. Bagaimana peran pengelola tempat sejarah dalam
menumbuhkan rasa nasionalisme dan keberagaman
terhadap masyarakatnya?
12. Bagaimana cara pengelola tempat sejarah Museum
Negeri Sumatera Utara memperkenalkan kepada
masyarakat,khususnya warga Medan sehingga
menumbuhkan rasa simpati dan memiliki?

C. Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci

Pertemuan 18

Tema kegiatan Survey dan Wawancara tentang keberagaman budaya pada Tjong
Yong Hian Gallery

Jenis kegiatan Kebinekaan : berkunjung ke tempat sejarah Tjong Yong Hian


Gallery

Objektif Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Mengenal Keberagaman


Sejarah serta Budaya dalam kehidupan bermasyarakat sekitar daerah
Medan, sumatera utara

Metode Kunjungan ke tempat sejarah Tjong Yong Hian Gallery, Jl.


Kejaksaan, Petisah tengah Kec. Medan Petisah, Kota Medan,
Sumatera Utara
Alat Handycam

Waktu 3 jam

Langkah- A.pra kegiatan


langkah Mahasiswa diminta untuk mempelajari materi pembelajaran tentang
kegiatan tempat sejarah Tjong Yong Hian Gallery
B.Selama kegiatan
10. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap tempat sejarah.
11. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan
konsentrasi dan fokus mahasiswa ketika mengunjungi
tempat sejarah.
12. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara
berdiskusi aktif dengan pemandu tempat sejarah

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


13. Bagaimana sejarah yang melatar belakangi
adanya tempat sejarah tersebut ?
14. Sejauh mana pengetahuan masyarakat Medan dan
sekitarnya tentang tempat sejarah tersebut ?
15. Bagaimana peran pengelola tempat sejarah dalam
menumbuhkan rasa nasionalisme dan keberagaman
terhadap masyarakatnya?
16. Bagaimana cara pengelola tempat sejarah Museum
Negeri Sumatera Utara memperkenalkan kepada
masyarakat,khususnya warga Medan sehingga
menumbuhkan rasa simpati dan memiliki?

C. Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci

PERTEMUAN 19

Tema Kegiatan Refleksi antar mahasiswa tentang kunjungan ke Museum Negeri


Sumatera Utara, Museum situs kota China dan Tjong Yong Hian
Gallery
Jenis Kegiatan Refleksi: Berdiskusi antar mahasiswa dengan dosen pembimbing

Objektif Menumbuhkan rasa simpati dan empati berupa nilai moral hubungan
antar masyarakat.

Metode Pengenalan wisata sejarah

Alat Handycam

Waktu 2 Jam
Langkah-langkah Pra kegiatan:
Mahasiswa diminta untuk mempelajari dan memahami modul
kegiatan
khebinekaan.

Selama kegiatan:
16.Mahasiswa memperhatikan, menyimak, dan mendengarkan
pemaparan dari narasumber.
17.Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan,menyimak,
dan mendengarkan dengan baik narasumber.
18.Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara
berdiskusi aktif.

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk prosesdiskusi:


16.Apa makna yang didapat setelah berkunjung dari tempat
sejarah tersebut.
17.Bagaimana sikap dan sifat bertoleransi yang terdapat dalam
objek?
18. Bagaimana nilai moral yang ditunjukan dari tempat sejarah
tersebut ?

PERTEMUAN 20

Tema Kegiatan Memperkenalkan permainan khas Batak (Margala , Batu Marsiada ,


Taratintin , Marultop)

Jenis Kegiatan Kebinekaan: permainan

Objektif Menumbuhkan rasa nasionalisme dan mengenal keberagaman


budaya, ras, bahasa, dan adat istiadat melalui permainan

Metode Melakukan permainan tradisional

Alat Bambu,kayu,tempurung,batu

Waktu 3 Jam
Langkah-langkah Pra kegiatan 1:
Mahasisiwa mempersiapkan alat dan kebutuhan permainan
kegiatan
Selamakegiatan
1. Mahasiswa membuat alat permainan
2. Mahasiswa melaksanakan kegiatan permainan
3. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikankonsentrasi
dan fokus

C. Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.

PERTEMUAN 21

Tema Kegiatan Survey dan Wawancara perihal budaya batik khas Medan :
Ardhina Batik Medan di Jalan Bersama Gg. Musyawarah No.2,
Bantan, Kec. Medan Tembung
Jenis Kegiatan Kebinekaan : Talkshow Kewirausahaan

Objektif Menumbuhkan Kebinekaan melalui Kegiatan Inspirasi dengan


Mengundang Pengusaha Ardhina batik medan

Metode Talkshow kewirausahaan tentang usaha bidang fashion dari pemilik


Gardhina batik medan

Alat Handycam, laptop

Waktu 3 jam

Langkah-langkah Pra kegiatan:


kegiatan Mahasiswa memahami tentang kebinekaan melalui pelaksanaan talk
show kewirausahaan

Selama kegiatan:
4. Mahasiswa menyimak, memahami, dan mendengarkan
materi yang disampaikan oleh narasumber
5. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan
konsentrasi dan fokus mahasiswa ketika mengikuti workshop
kewirausahaan
6. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi
aktif dengan narasumber.

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


4. Mengapa memilih batik, padahal dulu batik belum
seramaisekarang?
5. Bagaimana cara mempertahankan usaha dalam bidang fashionini
dengan semakin banyaknya usaha-usaha sejenis yang juga terus
berkembang?
6. Selain di medan, di mana saja outlet ulos sianipar ini
bisaditemukan?

PERTEMUAN 22

Tema Kegiatan Survey dan Wawancara tentang Budaya Suku Karo di Siwaluh
Jabu, Jl. Bunga Herba 5, No.59, Kota Medan , Sumatera Utara

Jenis Kegiatan Kebhinekaan 8: Suku Karo

Objektif Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Mengenal Keberagaman


budaya dan adat istiadat

Metode Survey dan Wawancara perihal Budaya Suku Karo, dilakukan di


Siwaluh Jabu yang merupakan Rumah adat suku karo pada
zaman dahulu

Alat -

Waktu 3 Jam
Langkah-langkah Mahasiswa diminta untuk mengenal Suku Karo dan Tradisi Karo
kegiatan
Selama kegiatan:
1. Mahasiswa melakukan Kegiatan Diskusi tentang Suku Karo
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikankonsentrasi
dan fokus mahasiswa ketika berdiskusi
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara
menyimpulkan materi secara aktif

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


1. Bagaimana Tradisi suku Karo ?
2. Bagaimana Kondisi Suku Karo di Sumatera Utara ?
3. Bagaimana Masyarakat heterogen di Sumatera Utara duduk
bersama dalam menjalin kebersamaan ?

Selama kegiatan:
• Mahasiswa duduk saling berjarak
• Dosen pembimbing memberikan buku
• Mahasiswa membaca dan memahami buku
• Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring danevaluasi
kegiatan di SPADADIKTI

PERTEMUAN 23

Tema Kegiatan Survey dan Wawancara perihal keragaman makanan Khas Putra
Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) yakni Sate Memeng H.
Muhammad Saimin
Jenis Kegiatan Kebinekaan: kuliner

Objektif Mamahami dan mengetahui proses dari pembuatan mie aceh

Metode Penjelasan cara pembuatan Sate di Sate Memeng H. Muhammad


Saimin Jl. Irian Barat No. 2. gg.buntu, Kec.Medan Timur , Kota
Medan , Sumatera Utara
Alat Handycam

Waktu 3 Jam
Langkah-langkah Pra kegiatan:
Mahasisiwa mengenal dan memahami cara pembuatan
kegiatan
Selamakegiatan:
4. Masing-masing mahasiswa melakukan pengamatan
5. Mahasiswa yang memperhatikan penjelasan pemilik
6. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantaraberdiskusi
aktif

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk proses diskusi:


3. Bagamana cara pembuatan bumbu sate tersebut ?
4. Apa alasan mengapa memilih menjual sate ?

D. Setelah kegiatan:

Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi


kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci

PERTEMUAN 24

Tema Kegiatan Diskusi antar mahasiswa perihal keragaman budaya, yakni permainan
khas Batak (Margala , Batu Marsiada, Taratintin, Marultop), Budaya
membatik di Medan melalui : Ardhina Batik Medan, Budaya Suku
Karo, dan Makanan Khas Putra Jawa Kelahiran Sumatera
(Pujakesuma) yakni Sate Memeng H. Muhammad Saimin
Jenis Kegiatan Refleksi: Berdiskusi antar mahasiswa dengan dosen pembimbing

Objektif Menumbuhkan rasa simpati dan empati berupa nilai moral hubungan
antar masyarakat.

Metode Pengenalan keberagaman budaya dan kuliner yang ada di Medan

Alat Handycam

Waktu 2 Jam
Langkah-langkah Pra kegiatan:
Mahasiswa diminta untuk mempelajari dan memahami modul
kegiatan
khebinekaan.

Selama kegiatan:
19.Mahasiswa memperhatikan, menyimak, dan mendengarkan
pemaparan dari narasumber.
20.Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan,menyimak,
dan mendengarkan dengan baik narasumber.
21.Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara
berdiskusi aktif.

Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk prosesdiskusi:


19.Apa makna yang didapat setelah berkunjung dari tempat
tersebut.
20.Bagaimana sikap dan sifat bertoleransi yang terdapat dalam
objek?
21. Bagaimana nilai moral yang ditunjukan dari tempat tersebut ?

Pertemuan 25

Tema kegiatan Penyuluhan Gaya Hidup Sehat melalui keberagaman Budaya di


Kampung Madras Medan

Jenis kegiatan Kontribusi sosial : penyuluhan

Objektif Menimbulkan gaya hidup sehat dan mencegah penyakit

Metode Kunjungan dan pembagian alat kesehatan

Alat Sabun Mandi , sabun cuci tangan

Waktu 2 jam

Langkah- Pra kegiatan:


langkah Mahasiswa memahami tentang gaya hidup sehat
kegiatan
B.Selama kegiatan
1. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap lokasi.
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan
mahasiswa melakukan penyuluhan
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara
berdiskusi aktif dengan masyarakat.

C. Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen
lampiran jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci
BAB 1
KEBHINEKAAN 1
BEDAH FILM “BORU PANGGOARAN”
KARYA TAGOR TAMPUBOLON

A. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan
pemahaman tentang keragaman budaya batak dalam Film “Boru Panggoaran“
Karya Tagor Tampubolon. .

B. Uraian Materi
I. Boru Panggoaran
Sistem patrilineal pada masyarakat Batak Toba menempatkan anak laki-laki
sebagai pemegang peranan penting dalam kelanjutan generasi. Oleh karena itu,
ada perbedaan perlakuan terhadap anak perempuan dan anak laki-laki pada bentuk
sapaan.Anak laki-laki pada masyarakat Batak Toba dipanggil dengan sebutan
anak, sedangkan anak perempuan dipanggil dengan sebutan boru. Akan tetapi,
perbedaan bentuk sapaan dalam masyarakat Batak Toba tidak mengurangi
tanggung jawab seorang ayah dalam menjaga dan melindungi anak
perempuannya. Dalam lirik lagu Boru Panggoaran, Boru Buha Baju, dan Supir
Panjang kita akan melihat pemilihan kata sapaan yang digunakan sang ayah
(penutur) terhadap anak perempuannya (mitra tutur) dalam menunjukkan rasa
kasih sayang dan kebanggaannya memiliki anak perempuan di dalam keluarga.
Hal ini sangat menarik untuk dikaji dan diteliti dari segi kebahasaannya. Oleh
karena itu, permasalahan yang akan dikaji dalam tulisan ini meliputi bentuk kata
sapaan terhadap anak perempuan dalam bahasa Batak Toba berdasarkan pada lirik
lagu Boru Panggoaran, Boru Buha Baju, danSupir Panjangserta faktor-faktor yang
memengaruhi penggunaan bentuk sapaan tersebut.
Pada masyarakat Batak Toba pemilihan bentuk sapaan merupakan bagian dari
adat istiadat. Kesalahan penggunaan kata sapaanakan memengaruhi hubungan
bermasyarakat. Oleh karena itu,analisis bentuk sapaan terhadap anak perempuan.
Dalam bahasa Batak Toba pada lirik lagu Boru Panggoaran, Boru Buha Baju,
dan Supir Panjang dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik.
Penelitian bentuk sapaan dalam masyarakat Batak Toba telah banyak dilakukan.
Penelitian tersebut banyak mengkaji partuturan atau kata sapaan kekerabatan yang
berhubungan dengan marga. Penelitian bentuk sapaan yang khusus mengkaji
bentuk sapaan terhadap anak perempuan sepengetahuan peneliti belum pernah
dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan infomasi
bagi para peneliti mengenai bentuk sapaan terhadap anak perempuan masyarakat
Batak Toba dan dapat memperkaya sistem sapaan nasional.
Panggoaran adalah gelar atau nama panggilan kepada orang tua dengan
menggunakan nama anak sulungnya. Jikalau anak pertamanya perempuan,
putrinya inilah yang disebut Boru Panggoaran, karena gelar panggilan
orangtuanya adalah nama putri sulungnya tersebut. Misalnya: Nama putri
sulungnya SiSorta, maka nama panggilan Bapaknya Amani
Sorta, dan penggelaran Ibunya menjadi Ina ni Sorta atau Nai Sorta.
Meskipun keluarga Batak mendambakan anak sulungnya laki-laki, sebagai
generasi yang akan meneruskan marganya, dan suatu kebanggaan tersendiri bila
ia dipanggil dengan nama anak sulungnya laki-laki, bukanlah berarti menjadi
kekecewaan bila ternyata anak pertamanya perempuan. Anak perempuan sulung
merupakan tumpuan kesayangan dan belahan jiwa orangtuanya. Pada masyarakat
Batak tradisional mulai kecil hingga remaja dan dewasa anak perempuan terdidik
dan mengambil peran penting untuk mengurus pekerjaan rumah tangga: memasak,
mencuci, membersihkan rumah dan menjaga adik-adiknya sementara kedua
orangtuanya bekerja.
Setelah berumah tangga, anak perempuan lebih perhatian kepada orangtuanya
dibanding anak laki-laki. Umumnya orang tua Batak akan lebih betah tinggal
berlama-lama di rumah menantunya (anak perempuannya) daripada anak laki-
lakinya. Ketika orangtuanya sudah tua renta, tak berdaya dan sakit-sakitan
biasanya anak perempuan sulung yang telah berumahtangga akan membawa
orangtuanya tinggal di rumahnya di tengah keluarganya. Bagi
suaminya merupakan suatu berkah, kehormatan dan ungkapan ketulusan kasih
sayangnya bukan hanya kepada istrinya tapi juga kepada mertuanya selaku hula-
hula, yang sudah dianggap sebagai orangtuanya kandung. Inilah salah satu nilai-
nilai adat yang terpatri dalam jiwa suku Batak.
II. Situs
https://youtu.be/KaBagPLxEoI
KEBHINEKAAN 2
ISTANA MAIMUN

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan
pemahaman tentang keragaman budaya lokal khususnya budaya Melayu yang
terdapat di Sumatera Utara.

B. Uraian Materi
I. Sejarah Istana Maimun
Istana Maimoon (dibaca : 'Maimun'), juga disebut sebagai Istana Putri Hijau,
merupakan istana bergengsi Kerajaan Deli. Arsitektur istana didominasi dengan
warna kuning yang menandai kerajaan Melayu. Pembangunan istana selesai pada 25
Agustus 1888 selama era terkemuka Sultan Makmun Al - Rasyid Perkasa Alamsyah.
Sultan Makmun adalah putra tertua dari Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota
Medan. Sejak 1946, istana telah ditempati oleh ahli waris Deli Kerajaan. Selama
acara-acara khusus, pertunjukan musik tradisional Melayu sering diadakan di istana.
Pertunjukan yang biasa dipergunakan diadakan ke Merry upacara pernikahan atau
acara lainnya. Selain pertunjukan musik tradisional, mengumpulkan antara anggota
keluarga istana diadakan dua kali setahun. Setiap Jumat malam, anggota (Raja)
Keluarga Sultan menyambut pengunjung untuk melihat koleksi sejarah, meskipun
koleksi sejarah istana ditampilkan di ruang pertemuan istana. Istana Maimoon
merupakan salah satu tempat bersejarah yang sangat diminati di Kota Medan. Istana
ini berlokasi di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, kelurahan Sukaraja, Kecamatan
Medan Maimun, Medan – Sumatra Utara, kurang lebih 3 kilometer dari Bandar Udara
Polonia, Medan. Istana Maimoon juga penting karena fungsinya sebagai pintu
gerbang utama ke Kota Medan. Kota Medan memiliki beberapa objek wisata menarik
termasuk situs sejarah yang perlu dilestaikan oleh pihak berwenang di kota tersebut.
Pemerintah setempat telah merilis beberapa peraturan untuk mendukung
pengembangan obyek wisata di kota. Tujuan dikembangkan dikelola dengan baik
secara signifikan akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan
daerah dan devisa nasional. Berdasarkan hal tersebut dampak positif, pemerintah
daerah akan berkomitmen untuk mendukung pengelolaan dan pelestarian obyek
wisata kota menyadari masih banyak benda-benda budaya dan situs sejarah tidak
dikelola dengan baik. Kekayaan serta keindahan situs sejarah budaya di Medan akan
menarik lebih banyak pengunjung jika mereka secara optimal dikembangkan oleh
pemerintah daerah. Istana Maimoon adalah contoh yang baik dari situs sejarah
berkembang dengan baik di Medan. Pemerintah setempat telah berhasil dengan baik
dan berhubungan istana dengan nilai-nilai sejarah yang menarik. Istana sekarang telah
baik tahu dan dicatat sebagai salah satu situs yang paling penting dari kerajaan Deli.
Istana Maimoon telah dianugerahkan sebagai bangunan terindah di Kota Medan
Sumatera Utara. Arsitekturnya yang unik adalah daya tarik utama dari istana
Maimoon. Pengaruh Eropa terlihat pada balairung atau ruang tamu, jendela, pintu dan
sebuah prasasti di depan tangga yang bertuliskan huruf latin berbahasa Belanda.
Sedangkan ciri Islam muncul pada atapnya yang bergaya Persia melengkung, style
yang dijumpai pada bangunan-bangunan di kawasan Timur Tengah.

Gambar 1. Istana Maimoon


Dalam hal obyek wisata di Istana Maimoon ini, mempunyai batas yang jelas
atau lokasi yang nyata dengan ciri fisik yang jelas pula. Namun demikian pengertian
obyek wisata dalam arti sempit dari segi fungsi ternyata ada perbedaan, sehingga
menimbulkan kewenangan pembinaan sektoral yang berbeda. Dari segi fungsi, maka
perlu disimak bahwa sumber daya tertentu memang memiliki fungsi utama sebagai
obyek wisata, seperti obyek wisata istana Maimoon. Selain itu, terdapat pula sumber
daya tertentu lain yang memiliki fungsi utama bukan sebagai obyek wisata atau fungsi
obyek wisata adalah sekunder seperti: Keberadaan istana, mesjid raya, karena fungsi
utamanya adalah sebagai obyek wisata sejarah, wisata budaya dan wisata rohani.
Sementara ada juga pengertian umum tentang obyek wisata adalah tempat keadaan
alam yang memilki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga
mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dapat dikunjungi
wisatawan. Sedangkan sumber daya wisata adalah unsur lingkungan hidup yang
terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya buatan dan sumber daya alam yang
dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Keberadaan Istana
Maimoon yang telah diklasifikasi sebagai benda cagar budaya yang perlu dilestarikan,
pengertian cagar budaya pada Undang-undang Republik Indonesia No.11 tahun 2010.
Bab 1 pasal 1 : Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa
benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya di darat dan/atau
di air yang
perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah,
ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses
penetapan. Pariwisata dalam suatu kawasan bertujuan untuk mengoptimalisasi
penggunaan lahan berdasar fungsi-fungsi yang diperlukan dalam pembentukan
karakter lingkungan yang berkesinambungan serta memiliki daya tarik estetika suatu
kawasan harus mempertimbangkan keseimbangan antara berbagai tindakan yang
dilakukan, antara lain :
a. Pelestarian, yang harus dilakukan terhadap berbagai sumber daya budaya dan alam
(cultural and natural resources), terutama yang tidak tergantikan dan tidak berbalikkan
(irreversible). Hal ini bukan hanya meliputi kawasan inti di wilayah perencanaan,
melainkan juga karakter alam pedesaan serta sungai, bukit, dan pepohonan di wilayah
perencanaan.

b. Pemanfaatan dan optimalisasi, yang dapat dilakukan terhadap untuk meningkatkan


daya guna berbagai asset yang masih belum termanfaatkan secara optimal. Hal ini
meliputi banyaknya obyek daya tarik yang memiliki potensi namun belum banyak
dikunjungi fasilitas pendukung yang masih belum termanfaatkan secara optimal, serta
kegiatan yang belum dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik bagi kawasan ini.
c. Pembangunan dan eksploitasi, yang dapat dilakukan terhadap bagian-bagian
kawasan untuk memperoleh keuntungan baik dari sisi sosial budaya kemasyarakatan
maupun dari sisi ekonomi-finansial. Aspek terakhir ini juga digunakan untuk
melakukan subsidi terhadap tindakan pelestarian dan optimalisasi. Istana Maimoon
bukan sebagai tempat rekreasi semata namun sebagai cagar budaya yang perlu
dilestarikan, dengan perawatan yang baik, misalnya adanya fasilitas infrastruktur dan
adanya peningkatan kemampuan manajerial. Untuk kegiatan promosi diharapkan akan
menambah manfaat utamanya, dalam hal peningkatan kegiatan ekonomi di
lingkungan istana dan masyarakat setempat agar penataan ruang komersil di sekitar
istana lebih teratur dan diupayakan untuk melestarikan lingkungan istana tidak
merusak lingkungan. Sejalan dengan era otonomi daerah, tampaknya masing-masing
pemerintah daerah mulai memikirkan berbagai upaya untuk mendatangkan
pendapatan dari berbagai sektor. Untuk itu, keberadaan istana Maimoon pun mulai
dilirik sebagai salah satu aset bagi pendapatan daerah.

II. Lokasi
https://g.page/warkop-kopi-saok?share
Lokasi : Istana maimun Jl. Brigjend Katamso No.66, A U R, Kec. Medan
Maimun, Kota Medan
KEBHINEKAAN 3
KUIL SHRI MARIAMMAN

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan
pemahaman tentang keragaman budaya Lokal yakni budaya China dan India yang
terdapat di Sumatera Utara.

B. Uraian Materi
I. Kuil Shri Mariamman
Kota Medan adsalah kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan
Surabaya, dan kota terbesar diluar pulau Jawa. Kota Medan terkenal dengan
multikulturalismenya, menyebabkan kehidupan manusia sangat lekat dengan budaya
yang membesarkan dirinya dan melalui budaya itu pula menciptakan dunia disekitar
dirinya.Kota Medan adalah kota multietnis yang mana penduduknya terdiri dari
orang-orang dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda.
Selain etnis Melayu sebagai penghuni awal Medan didominasi oleh suku Jawa,
Batak, Tionghoa, Mandailing dan India. Medan sendiri berasal dari bahasa Tamil
“Maidhan” atau “Maidhanam” yang berarti lapangan atau tempat yang luas dan
kemudian teradopsi kebahasa Melayu. Mengetahui tentang budaya India menjadi
daya tarik tersendiri, dimana budaya India juga menjadi salah satu budaya yang
cukup akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia dan mampu menawan semua
pemikatnya, hal ini diperlihatkan dari unsur kebudayaan India yang sangat menarik
hati dan memiliki keunikan serta ciri khas sendiri dimata masyarakat Indonesia
maupun dimata dunia.
Keberadaan suku Tamil dikota Medan sendiri berawal dari gelombang migrasi
masif orang Tamil ke Sumatera Utara (dahulu dengan sebutan Sumatera Timur)
yang terjadi ketika dibukanya tembakau Deli. pada abad ke-19 yang dipelopori oleh
Jacobus Nienhuys.
Orang Tamil tersebut dipekerjakan sebagai Universitas Sumatera Utara 2 buruh
di pabrik-pabrik tembakau Deli. Kalau dikaji dterdahulu “flashback” Bangsa India
sudah datang jauh sebelum perkebunan tersebut dibuka. Pada tahun 1872 ditemukan
batu tertulis ( kira-kira 12 kilometer dari Barus).
Dengan populasi sekitar 77 juta jiwa yang tersebar diseluruh dunia, suku Tamil
adalah salah satu bangsa tanpa negara yang tertua dan terbesar di dunia modern.
Suku Tamil berjumlah 15,36% dari populasi Sri Lanka; 5,91% dari populasi India;
5,83% dari populasi Mauritius; 5% dari populasi Singapura; serta 5,7% dari populasi
Malaysia.
Di Indonesia, ada sekitar 75 ribu orang Tamil di Indonesia, baik yang asli
maupun keturunan. Sekitar 40 ribu jiwa tinggal di Sumatera Utara. (Diaspora Tamil
in Indonesia - Tamil Nation. 15 Januari 2015) Menelusuri kedatangan orang Tamil
ke Deli Serdang bisa diperkirakan pada abad pertama Masehi Keterangan tersebut
didapati dari buku tua yang berjudul Manimegelei karangan pujangga Sitenar yang
aslinya terbit pada abad pertama Masehi dan sangat populer di India.
Dalam buku tersebut disebutkan bahwa orang-orang India beretnik Tamil
bersama rombongannya di sebuah kampung yang bernama Haru (sekarang menjadi
Karo). Oleh karena itu kita dapat melihat sejarah peninggalan dari hindu berupa kuil
shri mariamman,Kuil Shri Mariamman merupakan kuil tertua di Sumatera Utara
dengan usia yang mencapai lebih dari 1 abad. Terletak di Kampung Madras yang
banyak ditempati oleh masyarakat India Tamil, kuil ini menjadi salah satu tujuan
favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke kampung ini. Adanya Kuil Shri
Mariamman menunjukkan bahwa Kota Medan merupakan kota yang memiliki
beragam kebudayaan serta suku, di mana kuil ini merupakan tempat beribadah bagi
para umat Hindu. Selain itu, kuil yang berada di tengah kota ini juga memiliki daya
tarik lain yang selalu membuat wisatawan penasaran untuk datang mengunjunginya.
Nama kuil ini memiliki arti penting tersendiri bagi masyarakat sekitar. Kuil Shri
Mariamman diambil dari nama seorang Dewi Mariamman. Dewi ini banyak dipuja
di beberapa wilayah di India Selatan.
Menurut kepercayaan Hindu, Dewi Mariamman merupakan dewi yang
dipercayai mempunyai kekuatan yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit,
mulai dari penyakit ringan hingga berat. Dewi Mariamman juga dipercaya bisa
menurunkan hujan ketika mengalami musim kemarau yang tandus.
Gambar 3. Kuil Shri Mariamman
Dilansir dari laman gobatak, salah satu yang menjadi daya tarik dari kuil ini
adalah gaya arsitekturnya yang nampak cantik. Bangunan kuil ini dibangun dengan
gaya arsitektur India yang dihiasi dengan gapura berwarna hijau yang ada diatas pintu
gerbang kuil. Di atas pintu gerbang kuil terdapat gambar 2 malaikat yang membawa
kalung bunga berukuran besar. Sedangkan di atas kuil terdapat sebuah patung gajah
yang menjadi lambang hewan suci dalam kepercayaan umat Hindu.Tiang dan lantai
dari kuil ini terbuat dari marmer dengan dilapisi karpet hijau dan di langit-langit kuil
tergantung beberapa lampu mewah sebagai hiasan.
Keindahan bangunan kuil ini masih sangat terjaga walaupun sudah berusia 134
tahun. Nuansa religius dari kuil ini masih terasa sangat kental.
Di kuil ini, terdapat tiga bilik sebagai tempat pemujaan utama yang terdapat patung
Shri Maha Visnu, Siva dan Brahmana. Ruangan kuil juga dikelilingi oleh gambar dan
patung para Dewa, seperti Dewa Ganesha, Wisnu, Siwa, Dewi Durga dan Dewi
Aman.
Di bagian dalam kuil, terdapat banyak patung dewa yang menghiasi seluruh
sudut ruangan. Patung-patung ini diantaranya terdiri dari patung Shri Murugan, Shri
Mariamman Visnu, Shri Murugan, Annai, Narayanan, Vinayagar, Brahman, Sivan,
Visnu, Agasthiyar, Parvathi, dan masih banyak lagi. Adanya patung-patung ini juga
sering kali menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang berkunjung ke kuil ini.

III. Lokasi
https://g.co/kgs/kxwDfQ
Lokasi : Kuil Shri Mariamman , jl.Teuku Umar No.18,Petisah
tengah,Kec.Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara
KEBHINEKAAN 4

Taman Alam Lumbini Berastagi

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa modul nusantara akan mampu


menjelaskan keberanekaragaman budaya di Taman Alam lumbini

B. Uraian Materi

I. Pagoda Shwedagon

Pagoda Shwedagon adalah tempat ibadah yang paling suci di Kota Yangon,
Myanmar. Warna emas pada keselurahan bangunan membuatnya terlihat megah.
kemegahan itu juga terlihat pada replika pagoda di Berastagi, Sumatera Utara.

Replika Pagoda Shwedagon


Replika adalah sesuatu yang dibuat sangat mirip dengan aslinya. Bangunan yang
mirip dengan Pagoda Shwedagon Myanmar ternyata ada di Indonesia juga. Tepatnya
ada di Kuil Taman Alam Lumbini Berastagi, Sumatera Utara.

Pagoda yang ada di Taman Alam Lumbini ini merupakan replika tertinggi kedua
setelah yang ada di Burma. Pagoda ini merupakan yang termegah dan tertinggi di
Indonesia sehingga meraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Taman Alam Lumbini Berastagi.

Taman Alam Lumbini yang ada di Berastagi merupakan kuil umat Buddha yang
berlokasi di Tongkoh, Kecamatan Dolatrayat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Bangunan ini diresmikan tahun 2010 bersama replika Pagoda Shwedagon yang ada di
dalamnya. Acara peresmiannya pada waktu itu dilakukan besar-besaran. Ada 1300
biksu dan 200 orang dari berbagai penjuru dunia yang datang ke acara peresmian
tersebut.
Tempat Wisata yang Mengagumkan
Hampir seluruh bagian di Pagoda Taman Alam Lumbini ini berwarna keemasan.
Pagoda emas ini memiliki empat ruang buddha berukuran sedang. Bagian tengah
pagoda dijadikan tempat untuk bersembahyang bagi para pengunjung yang
datang. Selain adanya Pagoda Shwedagon di Kuil Taman Alam Lumbini, komplek
seluas 3 hektar ini juga memiliki taman yang indah.

Desain bangunan pagoda emas Taman Alam Lumbini ini cukup menarik dan
mengagumkan karena mirip juga dengan pagoda-pagoda yang ada di Thailand. Oleh
karena itu, jika kita berfoto di depan pagoda ini, akan membuat kita berasa sedang
berada di Thailand.

Perkebunan Stroberi
Selama perjalanan menuju ke lokasi ini, para wisatawan bisa menyaksikan
perkebunan stroberi yang terbentang di sepanjang kanan dan kiri jalan.

Gambar 4. Pagoda Shwedagon

I. Lokasi
https://g.page/pagodalumbini?share
Lokasi : Taman Alam Lumbini Berastagi, Jl. Barusjahe,Dolat Rayat,
Kec.Dolat Rayat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara
KEBHINEKAAN 5
AIR TERJUN SIKULIKAP

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa modul nusantara akan mampu
menjelaskan tentang objek wisata alam sikulikap

B. Uraian Materi
I. Air Terjun Sikulikap
Air terjun, pasti sudah tidak asing lagi kan bagi kita? Namun, bagi yang belum
pernah tahu air terjun tentu perlu untuk tahu. Air terjun merupakan sebuah formasi
geologi dari arus air yang mengalir melalui sebuah formasi batuan yang
mengalami macam-macam erosi dan jatuh dari ketinggian tertentu. Singkatnya, air
terjun merupakan formasi aliran air yang jatuh dari ketinggian tertentu karena
memang lintasan airnya yang demikian.
Air terjun selain ada yang terbentuk secara alami, ada pula yang sengaja
dibuat oleh manusia. Misalnya saja di taman kita sering melihat hiasan air yang
mengalir ke bawah, nah itu adalah replika air terjun yang dibuat oleh manusia.
Karena pemandangan yang disuguhkan air terjun sangat indah dan juga hawa
yang dihasilkan begitu segar. Maka dari itulah banyak yang membuat replika air
terjun. Lalu, bagaimanakah sebenarnya proses terbentuknya air terjun? Kita akan
bahas selanjutnya.
Seperti kenampakan alam lainnya yang ada asalnya, air terjun pun juga
demikian. Pada dasarnya air terjun merupakan sungai atau badan air lainnya yang
jatuh dari tebing berbatu menuju ke kolam terjun yang ada di bawahnya.
Pergerakan air jatuh ini sebenarnya mengikuti hukum alamiah air yaitu mengalir
dari tempat tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah. Terus mengapa ada
tebing? Tebing ini terbentuk karena peristiwa geologi Bumi. Nah, itulah sebabnya
mengapa air terjun lebih banyak kita temukan di daerah pegunungan atau dataran
tinggi.
Air terjun yang merupakan kenampakan alam memiliki banyak manfaat.
Manfaat yang dihasilkan oleh air terjun tidak hanya untuk kesehatan manusia,
namun juga untuk sarana hiburan dan juga perekonomian masyarakat. Adapun
manfaat yang bisa ditimbulkan air terjun antara lain sebagai berikut:
1. Menyegarkan pikiran dan tubuh manusia

Salah satu manfaat dari air terjun adalah dapat menyegarkan tubuh dan juga
pikiran. Hal ini akan kita rasakan apabila kita berada di dekat air terjun tersebut.
Percikan air yang super besar akan menyegarkan tidak hanya tubuh namun juga
pikiran kita.

2. Sebagai sarana rekreasi

Yang paling umum dari air terjun adalah manfaatnya sebagai sarana rekreasi
atau pariwisata. Banyak orang yang terpikat dengan keindahan alam di sekitar air
terjun sehingga rela untuk menemukannya meskipun di tengah hutan sekalipun.

3. Meningkatkan perekonomian masyarakat

Air terjun yang telah dibuka sebagai tempat pariwisata sudah pasti banyak
sedikit akan mendatangkan keuntungan secara ekonomi bagi masyarakat yang
mengelolanya maupun yang ada di sekitarnya.

4. Melancarkan peredaran darah

Air terjun aliran airnya dapat melancarkan peredaran darah apabila kita mandi
di bawahnya. Namun perlu diingat bahwa kita harus berhati- hati dalam memilih
pancuran air, tidak boleh yang terlalu besar.

5. Merilekskan otot- otot yang tegang

Selain melancarkan peredaran darah, air terjun juga bisa merilekskan otot- otot
yang tegang. Terlebih apabila titik- titik yang dijatuhi air adalah titik yang tepat.

6. Sumber pengairan

Air terjun juga banyak digunakan sebagai sumber pengairan baik dalam
pertanian atau sawah maupun perkebunan atau bahkan perikan

Pariwisata adalah kegiatan/aktivitas wisatawan yang bertujuan untuk


menikmati fasilitas dan layanan khusus di luar tempat dimana biasa mereka
tinggal dan bekerja guna mencari kebahagiaan dengan lingkungan hidup Apabila
ditinjau dari aspek industri, pariwisata dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat lokal dan meningkatkan pembangunan fisik dan infrastruktur lokasi
wisata. Salah satu elemen yang terpenting dalam pariwisata adalah dengan
tersedianya sebuah atraksi wisata.
Air terjun sikulikap sangat menarik terutama bagi pengunjung yang sangat
suka berfoto dikarenakan banyak spot berfoto yang sangat bagus dan aman
walaupun sedang berada di sekitar Air Terjun , Air terjun ini berada di Desa
Doulu Kec. Sibolangit , Kabupaten Karo, Sumatera Utara , Air Terjun ini
mempunyai ketinggian jatuh 30 m dan jarak dari monumen Berastagi ke obyek
wisata ini lebih kurang 11 Km. Dikelilingi hutan tropis tempat Gibon
bergantungan yang kadangkala berteriak bersahut-sahutan dan di sekitar lokasi ini
terdapat bajing, burung gagak, phyton dan kupu-kupu berwarna-
warni. Disepanjang jalan objek wisata ini dapat dinikmati jagung bakar dan rebus .

Gambar 5. Air Terjun Sikulikap

II. Lokasi
https://g.co/kgs/TBb1q6
Lokasi : Air Terjun Sikulikap , Desa Doulu Kec. Sibolangit , Kabupaten Karo,
Sumatera Utara
KEBHINEKAAN 6
TJONG A FIE
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan
pemahaman tentang keragaman budaya Lokal yakni budaya China dan India yang
terdapat di Sumatera Utara.

B. Uraian Materi
I. Biografi Tjong A Fie
Tjong Yong Hian (1850-1911) adalah seorang keturunan Tiongkok yang
mempunyai jasa besar terhadap perkembangan masyarakat di kota Medan sekitar awal
tahun 1900an.
Beliau mulai ke masuk Indonesia pada tahun 1867 atau saat berusia sekitar 17
tahun, Tjong Yong Hian dikenal juga sebagai Zhang Yu Nan atau Zhang Rong Xuan,
keturunan keluarga Hakka, lahir di Guangdong, kota Songkou, distrik Meixian,
Tiongkok Selatan, pada tahun 1850. Dia merantau dari Tiongkok ke
Indonesia,berangkat melalui pelabuhan Shantou dan berlayar mengarungi Laut China
Selatan, setelah berlayar selama 21 hari, dia mendarat di Jakarta (dulu namanya
Batavia), tahun 1867 pada usia 17 tahun. Tiga tahun kemudian, setelah mempunyai
tabungan yang cukup, Tjong Yong Hian meninggalkan Batavia menuju Medan,
Sumatera, dengan niat memulai usaha sendiri. Tjong Yong Hian fasih berbahasa
Melayu yang merupakan bahasa terhormat di Sumatera Utara.
Dibarengi dengan jiwa filantropis, dimana rasa kasih sayangnya terhadap sesama
perantau dan terhadap sahabat serta terhadap lingkungan sekitar. Berkawan akrab
dengan siapa saja, dari berbagai bangsa, mulai dari Belanda, Arab, India dan Melayu.
Tjong Yong Hian menjadi seorang pengusaha yang cepat meraih kesuksesan.
Tahun 1870 memulai usaha sendiri Mendirikan NV. Wan Yun Chong. Usahanya
berkembang pesat sampai berinvestasi di perkebunan tebu, tembakau, karet dan
agrikultur yang lain. Dia bekerja sama dengan bekas majikannya di Batavia, yaitu
Tjong Fatt Tze memulai perusahaan perkebunan di Yogyakarta. menanam karet,
kelapa, kopi dan teh. Mereka memiliki tanah seluas ratusan km persegi, meliputi 8
perkebunan karet dan pabrik pengolahan teh, sehingga dapat menyediakan lapangan
kerja untuk ribuan orang. Kemudian membuka bank Jogja bekerja sama dengan Tjong
Fatt Tze. Dengan bantuan adiknya Tjong A Fie, bisnis Tjong Yong Hian berkembang
makin maju, berusaha lagi di bidang pembangunan real estate, di Medan yang dikenal
kawasan Kesawan. Tahun 1907 mendirikan bank Deli bersama adiknya Tjong A Fie,
dimana Bank Deli berusaha menghilangkan monopoli Bank Hindia Belanda, dimana
Bank Hindia Belanda memiliki prosedur yang rumit untuk mengirimkan uang ke
negara Tiongkok oleh orang Tiongkok perantauan di Sumatera. Usahanya menyebar
ke berbagai penjuru dunia, dengan kapitalisasi modal terbesar di Asia Tenggara pada
masa itu. Tjong bersaudara kembali bekerja sama dengan Tjong Fatt Tze mendirikan
dua perusahaan pelayaran, di Batavia dan Medan bernama Yi Chong dan Fuk Guang.
Tjong Yong Hian diangkat oleh Belanda menjadi mayor dan adiknya Tjong A Fie
diangkat menjadi sebagai kapten. Mayor adalah pangkat perwira menengah, peringkat
terendah dalam ketentaraan, satu tingkat dibawah letnan kolonel dan satu tingkat
diatas kapten. Tjong Yong Hian sangat dihormati oleh komunitas Tionghoa dan
sangat dihargai pemerintahan Belanda Pada tahun 1904, Tjong Yong Hian mendapat
penghargaan tertinggi dari Belanda, atas dedikasi pengorbanan tenaga, pikiran dan
waktu, demi keberhasilan suatu tujuan mulia: pengabdian melaksanakan cita-cita yang
luhur untuk kemanusiaan.
Salah satu bentuk apresiasi dan penghargaan yang diberikan Pemerintah Kota
Medan terhadap Tjong Yong Hian (abang kandung dari Tjong A Fie) adalah
menabalkan nama Jalan Bogor menjadi Jalan Tjong Yong Hian dan meresmikan
Taman Tjong Yong Hian di Jalan Kejaksaan Medan. Penabalan dan peresmian taman
disaksikan langsung oleh pewaris dan keturunan Tjong Yong Hian, yaitu Budihardjo
Chandra (Chang Hung Kuin). Penghargaan yang diberikan Pemko Medan kepada
keluarga Alm. Tjong Yong Hian juga sebagai bentuk ucapan terima kasih terhadap
kontribusi Tjong Yong Hian yang telah ikut serta membangun kota Medan di masa
lalu. Taman Tjong Yong Hian yang ada di Jalan Kejaksaan Medan adalah tempat
peristirahatan terakhir Tjong Yong Hian dan isterinya. Di gapura pintu masuk ke
kawasan ini tertulis Taman Kebun Bunga (Mao Rong Yuan), setelah masuk beberapa
meter ke dalam, di atas pintu masuk berpagar warna hijau baru ada tertulis Taman
Tjong Yong Hian.
II. Kontribusi Sosial
Kontribusi yang diberikan oleh Tjong Yong Hian terhadap Medan, Penang dan
China ternyata mendapat perhatian dan penghargaan dengan gelar dari Pemerintah
Qing untuk kontribusi sosialnya di China. Ia juga mendapat kehormatan diterima dua
kali di Beijing oleh Ratu Ci Xi dan Kaisar Guang Xu. Pada tahun 1904, atas
kontribusinya terhadap pembangunan Medan Tjong Yong Hian diberikan
penghargaan dengan menamai sebuah jalan yang ramai Jalan Tjong Yong Hian,
kemudian berubah menjadi Jalan Bogor. Serangkaian dengan Hari Pahlawan tahun
2013, Jalan Bogor ditabalkan kembali menjadi Jalan Tjong Yong Hian oleh Pelaksana
Tugas (Plt) Wali kota Medan Dzulmi Eldin.
Tjong Yong Hian memiliki banyak rumah di Medan dan juga beberapa rumah di
kampung halamannya China. Alamatnya di China adalah: Guangdong City, Meizhou
province, Meizhou state, South Songnan village. Ia dan isterinya (Nee Xu)
mempunyai tiga anak laki-laki Pu Ching, Cen Ching dan Min Ching dan empat anak
perempuan. Rumah keluarga Tjong di Medan terletak di Jalan Kesawan (sekarang
Jalan A. Yani). Sementara di China, Tjong dan leluhurnya memiliki rumah di
Meixian, China. Tjong Yong Hian meninggal dunia di usia 61 tahun (11 September
1911), ribuan pelayat dari segala suku dan kebangsaan. Tempat peristirahatan terakhir
Tjong Yong Hian adalah di Taman Mao Rong sebuah taman miliknya di kawasan
Jalan Kejaksaan Medan. Saat berada di Taman Tjong Yong Hian ini, luasnya tidak
seperti aslinya lagi. Makam berwarna merah menyala Tjong Yong Hian dan isterinya
menghadap ke kolam teratai. Taman ini tetap terjaga keberadaannya karena dirawat
oleh cicit Tjong Yong Hian, Budihardjo Chandra (Chang Hung Kuin), generasi
keempat, dan keluarganya.
III. Kematian
Setelah wafat pada 1911, putra tertuanya Chang Pu Ching beserta saudaranya
melanjutkan kegiatan sosial ayahnya dengan membangun jembatan Tjong Yong Hian
yang melintasi Sungai Babura (Jalan KH. Zainul Arifin). Kini jembatan itu diberi
nama Jembatan Kebajikan dan telah dijadikan sebagai salah satu warisan sejarah dan
budaya Kota Medan, serta mendapatkan penghargaan Unesco Award Of Merit Tahun
2003.
Adik Tjong Yong Hian, yaitu Tjong A Fie yang meninggal pada tahun 1921,
membuat surat wasiat tentang harta warisannya yang tidak boleh dipindah-tangan
maupun diperjual-belikan kepada pihak lain. Semua warisannya harus dikelola oleh
yayasan Toen Moek Tong. Sementara, sampai saat ini, belum diketahui dengan jelas
bagaimana isi surat wasiat dari Tjong Yong Hian. Tetapi dari berbagai sumber,
didapat kabar bahwa SURAT WASIAT Tjong Yong Hian dan anaknya Chang Pu
Ching, saat ini berada di tangan satu penerusnya yaitu Budihardjo Chandra.
IV. Regenerasi
Tjong Yong Hian mendarat di Batavia pada tahun 1867 di saat Indonesia berada
dalam masa penjajahan Belanda. Kepintaran Tjong Yong Hian dalam melihat
kesempatan usaha sangat terpuji, berangkat dari seorang kuli toko, Tjong Yong Hian
membaca kondisi keperluan masyarakat dan kebutuhan pengusaha pada saat itu.
Tjong Yong Hian bergaul baik dengan otoritas Hindia Belanda dan juga menjaga
hubungan yang baik dengan Raja Sultan Deli pada masa itu. Hubungan yang baik
dengan para penguasa tersebut, membuat Perusahaan Tjong Yong Hian mengalami
kemajuan yang sangat pesat.
Generasi kedua, Chang Pu Ching/Tjong Hau Lung, Chan Cen Ching/Tjong Hian
Lung dan Chang Min Ching/Tjong Seng Lung, masih berada dalam lingkungan
kondisi Indonesia dalam masa penjajahan Belanda. Kementerian perdagangan
Kerajaan Qing, China mengangkat Chang Pu Ching sebagai inspektur untuk
mengawasi proyek pembangunan jalan kereta api antara kota Chao Chow dan kota
Chow Shan Tou, hal ini karena pemilik Perusahaan pembangunan kereta api
sebelumnya adalah Tjong Yong Hian dan adiknya Tjong A Fie, sedangkan pada tahun
1904 anak-anak Tjong A Fie masih dalam masa pendidikan sekolah.
Tentang kemewahan kehidupan generasi penerus Tjong Yong Hian, tertulis
dalam buku keponakan Tjong Yong Hian bahwa: “Kami menikmati mobil Fiat kuning
pertama di Medan tahun 1920, suamiku membuka bank barunya Kong Siong Bank
mengikuti jejak papa saya Tjong A Fie dengan Bank Delinya. Sesuai status barunya
sebagai konsul China, sepupu saya Chang Pu Ching merombak rumah Tjong Yong
Hian menjadi Konsulat China, disitu Chang Pu Ching tinggal dengan keluarganya
menikmati kehormatan dari komunitasnya dan kekebalan hukum. Saudara Chang Pu
Ching, Kung We, Kung Lip dan Kung Tat selalu menjelajahi jalanan kota dengan
model mobil terbaru seperti Hudson dan Cadillac, dan istri-istri mereka berusaha
pamer satu sama lain dengan busana mewah dan perhiasan mahal. Mereka seolah
melupakan Perang Dunia Pertama yang baru terjadi, dan menyimpang dari kehidupan
sebelumnya, mereka menjadi orang kaya baru. Mereka tidak bijaksana terhadap
warisan orang tuanya yang bersusah payah dalam mendapatkan uang dan tidak
menghormati warisannya. Mamanya istri Tjong Yong Hian dari desa, tante Hsi,
seorang yang rajin dan hidup hemat sudah melihat kehidupan anaknya yang menjadi
bahan kritikan masyarakat. Dan ketika buku ini terbit, semua kehidupan mewah itu
sudah sirna” (Queeny Chang, 1981, hal 159)
Generasi ketiga pada masa itu menghadapi keadaan politik yang sedang rawan,
dimana Indonesia pada saat itu sedang menanggung hutang luar negeri yang besar
akibat dari kekosongan kas Negara karena baru merdeka, lalu pasca kemerdekaan.
Kondisi politik yang kacau dan tidak stabil, membuat para keturunan generasi ketiga
ini berhamburan menyelamatkan diri keluar negeri, ada yang ke China, Malaysia,
Eropa dll. Hal ini membuat Perusahaan Keluarganya juga terlantar tanpa control dari
pimpinannya.

Generasi keempat pada masanya juga berusaha memulai usaha baru seperti biro
travel untuk penjualan tiket dan tour "Hari-Hari Travel" yang dibuka oleh generasi
keempat Fadjar Pranoto.

Generasi keempat yang lain yaitu Budiharjo pada tahun 1972, membuka pabrik
Industri Pembungkus Indonesia (IPI) berpatungan dengan saudara perempuannya
yang saat ini menetap di Singapura dan bersama satu lagi teman baiknya William
Tiopan. Usaha IPI dikembangkan lagi Budiharjo membuka sebuah pabrik kertas
untuk mensupply bahan baku kertas ke IPI, yaitu PT. Evergreen International Paper.
Usaha Budiharjo juga dikembangkan oleh anak Budiharjo ke sektor sawit dan
pembangunan perumahan serta pembangunan pergudangan, dan juga pabrik minyak
kelapa sawit (PKS).

Pembongkaran rumah besar Tjong Yong Hian yang didirikan dari hasil jerih
payah Tjong Yong Hian, bukti hasil jerih payahnya sirna seketika atas keputusan
generasi penerus kedua yang membongkar dan membangun menjadi ruko-ruko,
membuat kesedihan besar bagi sebagian keturunannya, pada awal tahun 1963.

V. Rumah Tjong A Fie


Tjong A Fie dibangun pada akhir abad ke 19 hingga awal abad ke 20 ini hingga
sekarang masih bisa dilihat dan masih berdiri kokoh. Bangunan ini tampak menonjol
karena berbeda dengan bangunan-bangunan di sekitarnya yang umumnya berbentuk
rumah toko (ruko). Hal lain yang membuat bangunan ini menarik adalah gerbangnya
yang sangat kental dengan ciri khas Cinanya, yang ditunjukkan pada ornamen
puncak atap dan penempatan dua patung singa di depan pintu gerbang, masing-
masing di sebelah kanan dan kiri. Sementara itu pada bangunan utama terlihat
mengadopsi percampuran beberapa langgam arsitektur.
Hindia Belanda sebagai Chinese Officer, yaitu duta resmi komunitas Cina di
Deli. Pengangkatan ini didasarkan pada kesuksesan Tjong bersaudara dalam
mengembangkan bisnisnya di berbagai bidang, seperti: real estate, hotel, bank,
perkebunan, pabrik gula dan minyak, serta kelapa sawit.
Beberapa Meskipun Belanda mendominasi industri perkebunan, pengaruh Tjong
A Fie tidak bisa diremehkan. Tahun 1921 dia telah menguasai 75 persen real estate
Kota Medan dan sebagian di Tebing Tinggi. Dia juga memiliki saham di hotel-hotel
di Medan maupun Prapat. Tjong bersaudara kemudian diangkat Pemerintah
bangunan pasar yang berhasil dibangun Tjong bersaudara, antara lain: pasar daging
pada tahun 1886, pasar ikan tahun 1887, dan pasar sayur tahun 1906. Sebagian
keuntungan dari bisnis ini disumbangkan kepada
yayasan Tjie On Djie Jan. Dari yayasan ini mereka membiayai rumah sakit Cina Tjie
On Djie Jan di Medan.
Salah satu peninggalan Tjong A Fie yang bias dilihat dan masih berdiri kokoh
hingga sekarang adalah sebuah rumah tinggalnya yang besar (foto 1). Bangunan ini
bisa dikatakan sebagai living monument (monumen hidup) yang menjadi saksi
kejayaan Tjong A Fie dan juga perkembangan Kota Medan di akhir abad ke-19
hingga awal abad ke-20. Bangunan tempat tinggal ini terletak di jalan Ahmad Yani
no. 105 Medan, di sebelah utara Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Sumatera Utara, di wilayah Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota
Medan.
Rumah tinggal milik Tjong A Fie adalah salah satu bangunan peninggalan masa
Kolonial yang sampai saat ini masih terpelihara keaslian bentuknya. Bangunan yang
kini berusia sekitar 125 tahun ini dibangun pada tahun 1895 – 1900 dan memiliki satu
bangunan utama, dua bangunan tambahan yang masing-masing ada di sayap kanan
dan sayap kiri. Bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 2.200 m2 ini terdiri dari
dua lantai dan memiliki 35 kamar. Dilihat dari segi fisik, bangunan ini masih kokoh
berdiri, bahkan saat ini sebagian ruangan digunakan sebagai tempat tinggal pribadi
keluarga keturunan Tjong A Fie.

Gambar 2. Rumah Tjong A Fie


Bagian depan rumah tinggal Tjong A Fie berpagar besi dengan pintu gerbang
bergaya Cina menghadap ke arah barat (cenderung ke arah barat daya) menyesuaikan
letak jalan raya di depannya. Gerbang ini dibuat berdinding dengan kolom-kolom
beton (pilaster). Pada dinding depan terdapat beberapa lukisan, dua di sebelah kanan
pintu dan dua di sebelah kiri pintu. Di depan pintu, pada sisi kanan dan kiri,
diletakkan masing-masing patung singa. Selain itu, di depan pintunya tergantung
lampion-lampion merah, yang semakin mencirikan identitas kecinaannya.
Pintu gerbang depan merupakan akses menuju halaman depan sebelum
memasuki bangunan utama. Halaman depan ini ditanami berbagai tanaman hias dan
bunga-bungaan sehingga menambah asri pemandangan. Setelah melewati halaman
depan ini, maka bagian selanjutnya adalah teras atau serambi (beranda) rumah. Lantai
teras rumah yang memanjang masih
dihiasi dengan porselen bergambar berasal dari Itali yang masih asli. Porselen ini
menghiasi hampir keseluruhan lantai satu, sedangkan lantai dua terbuat dari kayu.
Plafon teras dibuat tinggi dengan pilar(tiang) beton yang menyambung hingga lantai
dua. Plafon tersebut dihiasi dengan ornamen yang masih terjaga keasliannya.
Pintu masuk utama terdiri dari dua daun yang lebar dan diapit oleh dua
jendela di sebelah kanan dan dua jendela di sisi kirinya. Jendela–jendela yang ada di
rumah ini mempunyai ukuran yang lebar dengan teralis berbentuk garis-garis lurus
vertikal. Ventilasinya pun lebar berbentuk setengah lingkaran (setengah roda pedati).
Panel pintu masuk utama diberi hiasan tulisan Cina, begitu pula di bagian atas pintu
maupun sebelah kanan dan kiri pintu utama pun tergantung papan bertuliskan huruf
Cina.
Rumah ini terdiri dari tiga bangunan, yaitu satu bangunan utama (berada di
tengah) dan dua bangunan yang masing-masing berada di sayap kanan (sisi selatan)
dan sayap kiri(sisi utara). Antara rumah utama dengan bangunan disampingnya
terdapat ruangan terbuka. Bangunan rumah ini terdiri dari dua lantai. Di ruang terbuka
tersebut terdapat sebuah sumur,
baik di sisi utara maupun selatan. Sementara itu bangunan utama berbentuk persegi
panjang, ruang-ruangnya dibuat memutar mengelilingi suatu ruang terbuka berdenah
segi empat yang ada di tengah rumah. Semua ruangan di rumah utama ini mempunyai
pintu akses ke ruang terbuka tersebut.
Bangunan rumah utama lantai I di bagian depan (sisi barat) adalah ruang tamu.
Ruang tamu ini terbagi menjadi tiga bagian (ruangan). Ruangan I atau ruang tengah
adalah ruang tamu utama berukuran paling luas. Di ruangan ini terdapat meja dan
kursi kayu berukir dan dilapisi
batu marmer yang sangat mewah, untuk menunjukkan tingkat sosial pemiliknya.
Sementara itu ruangan II atau ruangan di sebelah kiri (sisi utara) diperuntukkan untuk
para tamu dari etnis Melayu, seperti sultan Deli. Ruangan III atau ruangan di sebelah
kanan (sisi selatan) disediakan untuk para tamu yang masih kerabat(etnis Tionghoa).
Di ruangan ini terdapat sepasang kursi dan meja serta sebuah lemari tanam tempat
menyimpan buku-buku. Ruangan tamu bagian tengah diperuntukkan untuk tamu-tamu
yang sifatnya lebih umum dan tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan pemilik
rumah. Ruangan tengah ini mempunyai akses ke halaman depan (melalui pintu utama)
maupun ke ruangan terbuka ditengah rumah.
Ruangan paling belakang (paling timur) dari bangunan utama adalah ruang
makan. Plafon di ruang makan ini dibuat tinggi dan mempunyai ornamen yang indah.
Dalam ruangan ini terdapat satu set meja dan kursi makan dari kayu, satu set meja dan
kursi santai yang terbuat dari kayu, dua buah lemari makan, rantang atau tempat nasi
dan lauknya model dahulu. Di sebelah selatan ruang makan adalah ruang dapur atau
ruang untuk memasak. Di ruangan ini terdapat tungku berbahan bakar kayu yang
masih sederhana terbuat dari semen yang permanen. Tungku tersebut terlihat sudah
mengalami renovasi, ini nampak dengan pemasangan keramik model sekarang pada
tungku tersebut. Sampai sekarang tungku ini masih dipergunakan, khususnya pada
waktu ada acara-acara atau perayaan-perayaan. Peralatan memasak tradisional juga
masih di simpan, seperti pipisan dan alat pembuat ramuan. Dari dapur ini terdapat
pintu ke ruang makan (sebelah selatannya) di bagian paling belakang bangunan
utama. Dari dapur ini terdapat pintu keluar menghadap ke timur menuju halaman
belakang. Sementara itu, bangunan tambahan di sayap selatan saat ini difungsikan
sebagai tempat tinggal keluarga keturunan Tjong A Fie.
Bangunan di sayap selatan, lantai bawahnya digunakan untuk tempat eksibisi
foto-foto dan benda-benda peninggalan Tjong A Fie yang pernah digunakan semasa
dia hidup, seperti piano klasik, lemari berhias naga, dan sebagainya. Selain itu juga
terdapat satu stel meja kursi dari kayu. Bagian paling timur rumah Tjong A Fie adalah
halaman belakang, di tempat ini terdapat sebuah sumur yang tidak difungsikan lagi
dan paviliun yang masih dihuni oleh keturunan Tjong A Fie. Di bagian belakang juga
terdapat pintu gerbang menghadap ke arah timur yang tembus jalan Perniagaan.
Lantai II bisa dikatakan desain ruangannya sama dengan lantai I. Di lantai atas
ini terdapat ruangan untuk berdansa, yang letaknya tepat di atas ruang tamu. Di
ruangan ini tidak banyak terdapat perabotan, hanya sepasang kaca besar yang masing-
masing diletakkan menempel dinding di sisi utara dan selatan. Berhadapan dengan
ruang dansa adalah ruang pemujaan dewa.

IV. Lokasi
https://g.co/kgs/9zqSid
Lokasi : Rumah Tjong A Fie, Jl.Jend Ahmad Yani No 105 , Kesawan
Kec.Medan Barat, Kota Medan , Sumatera Utara
KEBHINEKAAN 7

MIE ACEH TITI BOBROK

A. Tujuan pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan pemahaman


tentang keragaman makanan khas Sumatera Utara sebagai daya tarik daerah yakni
makanan khas Aceh Mie Aceh Titi Bobrok

B. Uraian Materi

I. Mie Aceh Titi Bobrok

Mie aceh adalah masakan mie pedas khas Aceh di Indonesia. Mie kuning tebal
dengan irisan daging sapi, daging kambing atau makanan laut (udang dan cumi)
disajikan dalam sup sejenis kari yang gurih dan pedas. Mi aceh biasanya ditaburi
dengan bawang goreng dan disajikan bersama emping, potongan bawang
merah, mentimun, dan jeruk nipis.

Mie aceh menunjukkan sejarah budaya masyarakat Aceh dengan yang mendapat
banyak pengaruh budaya asing yang membentuk wilayah Aceh. Kuah berbahan
dasar kari adalah pengaruh masakan India, sedangkan mi adalah pengaruh masakan
Tionghoa. Preferensi pada daging kambing dan daging sapi menunjukkan
nilai Islam yang mengharuskan memakan makanan yang halal.

Sedangkan preferensi pada se afood menunjukkan letak geografis Aceh yang


dikelilingi perairan seperti Selat Malaka, Laut Andaman dan Samudra Hindia, juga
cara hidup mayoritas penduduk Aceh sebagai pedagang, petani dan nelayan. Saat ini,
tempat makan mi aceh dapat ditemukan di sebagian besar kota-kota di Indonesia, dan
juga negara tetangga seperti Malaysia dan Australia.

Seperti yang kita ketahui mie aceh memang cukup terkenal sehingga daerah-
daerah lain juga memiliki ciri khasnya,nah di medan juga memiliki kuliner mie aceh
yaitu mie aceh titi bobrok.
Mie Aceh Titi Bobrok ini merupakan tempat kuliner yang menjual kuliner khas
Aceh di Kota Medan. Seperti Mie Aceh, yang merupakan masakan mie pedas khas
Aceh di Indonesia.Mie Aceh Titi Bobrok merupakan usaha Almarhum bapak Fuadi
Yusuf yang beralamat di Jalan Setia Budi No.17 D, Sei Sikambing B, Kecamatan
Medan Sunggal, Kota Medan. Kedai mi Aceh legendaris ini sudah berdiri sejak 1996
dan masih eksis sampai sekarang

Gambar 6. Mie Aceh Titi Bobrok

Warung yang diberi nama Mie Aceh Titi Bobrok ini, terinspirasi dari kondisi titi
(jembatan) di sebelah tempat berjualan mi Aceh, pada saat itu kondisi titi tersebut
rusak dan banyak disebut titi bobrok.

Sejak masa lampau, Mie Aceh Titi Bobrok ini paling diburu wisatawan Kota
Medan. Mie Aceh menjadi favorit dan selalu sering dipesan wisatawan yang datang
ke tempat ini. Mie Aceh Titi Bobrok ini tak hanya dikunjungi wisatawan lokal dan
nasional saja, melainkan manca negara. Wajar saja para wisatawan tersebut sering
berkunjung ke Mie Aceh Titi Bobrok. Karena Mie Aceh Titi Bobrok selain enak,
tetapi juga harganya yang murah dan terjangkau. Mie Aceh Titi Bobrok ini
merupakan tempat kuliner yang menjual kuliner khas Aceh di Kota Medan. Seperti
Mie Aceh,

yang merupakan masakan mie pedas khas Aceh di Indonesia.Dari segi rasa, Mi Aceh
Titi Bobrok memiliki rasa yang kaya akan rempah, apalagi ditambah dengan irisan
bawang yang dipadukan dengan sayuran. Soal rasa, Mi Aceh Titi Bobrok sangat susah
dikalahkan.Harga menu Mie Aceh Titi Bobrok relatif terjangkau, dan bisa dikatakan
Gambar 7. Mie Aceh Titi Bobrok

murah. Harga menunya dari harga Rp12.000-an sampai Rp40.000-an. Kalau untuk
Mie Aceh Kepiting ini dibanderol senilai Rp27.000-an perporsi.Tak hanya mie aceh,
ada juga menu lain seperti mie tiau aceh, mie hun aceh, nasi goreng, martabak, hingga
roti cane yang semuanya juga dibanderol antara ribuan hingga puluhan ribu rupiah
saja per porsi.

III. Lokasi
https://g.co/kgs/bqYcsE
Lokasi : Mie Aceh Titi Bobrok, Jl. Setia budi No.17,Sei Sikambing B,Kec.
Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara
KEBHINEKAAN 8

MUSEUM NEGERI SUMATERA UTARA

A. Tujuan pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan pemahaman


tentang keragaman budaya Nasional di Masa Lalu (Museum Negeri, Museum situs
kota China dan Tjong Yong Hian Gallery) sehingga akan terbangun Jiwa
Patriotisme dalam mengisi kemerdekaan

B. Uraian Materi

I. Museum Negeri Sumatera Utara

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara diresmikan tanggal 19 April 1982 oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr.Daoed Yoesoef, namun peletakan koleksi
pertama dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, tahun 1954
berupa makara. Oleh karena itu museum ini terkenal dengan nama Gedung Arca.
Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara terletak di Jalan H.M.Joni no. 15, Medan. Jarak
dari bandara udara Polonia sekitar 3 km, dan dari pelabuhan laut Belawan sekitar 25 km.
Sedangkan dari pusat pemerintahan kantor Gubernur Sumatera Utara berkisar 3 km.

Bangunan museum berdiri di atas lahan seluas 10.468 meter persegi, terdiri dari
bangunan induk dua lantai yang difungsikan sebagai ruang pameran tetap, ruang
pameran temporer, ruang audio-visual/ceramah, ruang Kepala Museum, tata usaha, ruang
seksi bimbingan, perpustakaan, ruang mikro film, ruang komputer, serta gudang. Secara
arsitektur, bentuk bangunan induk museum ini menggambarkan rumah tradisional daerah
Sumatera Utara. Pada bagian atap depan dipenuhi dengan ornamen dari etnis Melayu,
Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, dan Nias.

Berdasarkan koleksi yang dimiliki, Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara


dikategorikan sebagai museum umum. Sebagian besar koleksinya berasal dari daerah
Sumatera Utara berupa benda-benda peninggalan sejarah budaya mulai dari masa
prasejarah, klasik pengaruh Hindu-Buddha, Islam, hingga sejarah perjuangan masa kini.
Sebagian lainnya berasal dari beberapa daerah lain di Indonesia dan dari negara lain
seperti Thailand. Hingga tahun 2005 Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara
menyimpan kurang lebih 6.799 koleksi. Berikut akan diuraikan koleksi museum ini.

II. MASA PRASEJARAH

Pada ruang pertama ini ditampilkan sejarah geologi mulai terbentuknya alam semesta,
pergeseran benua, dan Pulau Sumatera. Sejarah alam mengenai migrasi manusia, sebaran
flora dan fauna, juga mengenai kehidupan prasejarah. Koleksi yang ditampilkan meliputi
replika hewan khas Sumatera, replika fosil manusia purba, diorama kehidupan
prasejarah, serta beragam perkakas prasejarah.

III. KEBUDAYAAN SUMATERA UTARA KUNO

Menampilkan jejak dari peradaban awal masyarakat Sumatera Utara, mulai dari masa
megalitik tua hingga masa perundagian. Koleksi yang ditampilkan meliputi temuan
budaya megalit seperti peti mati dari batu (sarkofagus), benda-benda religi berupa patung
batu dan kayu, tongkat perdukunan, wadah obat dari gading, serta koleksi naskah Batak
Kuno yang ditulis pada kulit kayu yang disebut Pustaha Laklak.

IV. MASA KERAJAAN HINDU-BUDDHA

Peradaban Hindu dan Buddha menyebar ke wilayah Indonesia seiring dengan


berkembangnya perniagaan Asia sekitar abad ke-2 Masehi. Ruang ini menampilkan
koleksi peninggalan agama Hindu-Buddha yang ditemukan di daerah Sumatera Utara,
diantaranya temuan arkeologi dari situs Percandian Padang Lawas dan situs Kota Cina.
Benda koleksi meliputi arca batu, perunggu, pecahan keramik, dan mata uang kuno, juga
sebuah replika candi induk dari Candi Bahal I.

V. MASA KERAJAAN ISLAM


Ruang Islam menampilkan berbagai artefak peninggalan masa Islam seperti replika
berbagai batu nisan dari makam Islam yang ditemukan di daerah Barus, Sumatera Utara.
Serta nisan peninggalan Islam yang bercorak khas Batak, beberapa Al Qur'an, dan
naskah Islam tua yang ditulis dengan tangan. Serta sebuah replika Masjid Azizi di Medan
(note: tepatnya di Tanjung Pura, Langkat; negeri kelahiran Amir Hamzah).

VI. KOLONIALISME DI SUMATERA UTARA

Sebelum Pemerintah Hindia Belanda masuk dan memerintah di wilayah Sumatera, para
pengusaha dari Eropa khususnya Jerman telah datang dan membuka perkebunan di
Sumatera. Koleksi masa kolonial membawa kita kembali pada masa-masa tersebut,
ketika kemajuan usaha perkebunan telah melahirkan Medan sebagai kota multikultur
yang kaya, unik, dan menarik. Koleksi yang ditampilkan meliputi komoditas
perdagangan kolonial, alat-alat, dan mata uang perkebunan, foto-foto bersejarah yang
langka, model figur kolonial, serta replika dari kehidupan kota Medan tempo dulu.

VII. PERJUANGAN RAKYAT SUMATERA UTARA

Seperti halnya daerah lain di Indonesia, di Sumatera Utara telah tumbuh benih-benih
perlawanan terhadap penjajah jauh sebelum kemerdekaan. Ruang perjuangan
menceritakan sejarah perjuangan masyarakat Sumatera Utara sejak sebelum 1908 sampai
masa revolusi fisik 1945-1949, juga ditampilkan sejarah perjuangan pers di Sumatera
Utara. Benda koleksi meliputi senjata tradisional dan modern, obat-obatan tradisional,
peralatan komunikasi yang digunakan melawan penjajah. Juga ditampilkan lukisan
kepahlawanan dan poster propaganda masa perang.

VIII. GUBERNUR & PAHLAWAN SUMATERA UTARA

Ruang ini menampilkan para pahlawan nasional yang berasal dari provinsi Sumatera
Utara, juga para mantan gubernur yang telah berjasa membangun dan memajukan
provinsi Sumatera Utara. Koleksi berupa foto-foto serta lukisan dari para pahlawan dan
mantan gubernur Sumatera Utara.

IX. Lokasi

https://g.co/kgs/ZVJ5kh

Lokasi : Museum Negeri Sumatera Utara, Jl.H.M.Joni No.51, Teladan Barat,


Kec.Medan Kota,Kota Medan,Sumatera Utara
KEBHINEKAAN 9

MUSEUM SITUS KOTA CINA

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan


pemahaman tentang keragaman budaya Nasional di Masa Lalu (Museum Negeri,
Museum situs kota China dan Tjong Yong Hian Gallery) sehingga akan terbangun
Jiwa Patriotisme dalam mengisi kemerdekaan

B. Uraian Materi
I. Museum Situs Kota China
Kawasan situs Kota Cina yang letaknya kurang lebih enam hingga tujuh
kilometer kepedalaman pulau dari Pelabuhan Belawan Deli yang berada antara
pertemuan Sungai Belawan dan Sungai Deli. Air dari Sungai Belawan mengalir
menuju Barat dan Utara, sedangkan Sungai Deli megalir menuju ke Timur. Pada
umumnya di wilayah sekitarnya sangat berawa dan berhubungan dengan beberapa
sungaisungai yang aliran airnya kecil yang beberapa diantaranya sangat dalam.
Kawasan Kota Cina yang berada di pantai timur Sumatera Utara ini dipercaya
merupakan kawasan dagang setelah kehancuran Barus di pantai barat Sumatera
Utara. Dikenalnya daerah ini karena secara tidak sengaja ditemukan banyak
benda-benda peninggalan sejarah seperti koin, keramik dan tembikar pada waktu
adanya perluasan kebun deli yang pada waktu itu diperuntukkan untuk Marryland
Estate yang berasal dari Amerika Serikat. Penemuan benda-benda ini mendorong
Lembaga Kepurbakalaan Belanda untuk melakukan penelitian di kawasan ini pada
tahun 1875.
Nama Kota Cina diberikan berdasarkan pertimbangan sejarah Melayu yang
menyebutkan bahwa pengertian kota adalah kawasan yang ramai untuk
berdagang. Sedangkan Tjina merujuk pada daerah asal ditemukannya benda-
benda artefak dikawasan ini. Oleh karena itu, sejak tahun 1914 terutama dalam
laporan Dinas Kepurbakalaan Belanda, nama tersebut secara resmi dituliskan
menjadi nama daerah ini dan pada tahun 1920 nama daerah Kota Tjina sudah
dicantumkan dalam peta Belanda.
Kawasan situs Kota Cina ini merupakan suatu daratan yang sebagian
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Itulah sebabnya sebagian besar perairan
dikawasan ini didominasi air payau yang berasal dari sungai yang dikenal
masyarakat setempat sebagai paluh tangkahan lajang, yang menghubungkan
bagian utara kawasan ini dengan anak Sungai Belawan yang disebut oleh
masyarakat setempat sebagai sungai besar. Dibagian perairan payau itu banyak
ditumbuhi tanaman nipah atau rumbia yang daunnya masih dimanfaatkan oleh
warga sekitar sebagai bahan baku pembuatan atap bangunan

Gambar 8. Museum Situs Kota China

Lahan yang berada di kawasan situs Kota Cina ini utamanya digunakan oleh
masyarakat untuk bertani dan membangun hunian atau tempat tinggal, dan
beberapa diantaranya dibangun diatas sisa-sisa struktur bangunan bata (bata
kuno). Sesuai keterangan warga sekitar bahwa ramainya permukiman dikawasan
ini terjadi setidaknya sejak awal tahun 1980-an, seiring dengan masuknya para
pendatang terutama dari pusat Kota Medan. Dapat dibandingkan dengan
gambaran kepadatan penduduk di kawasan ini pada tahun 1875, ketika Halewijn
(dalam Mckinnon, 1984:9) mencatat bahwa Kota Cina adalah sebuah kampung
kecil yang hanya terdiri dari sepuluh rumah tangga. Ketika Edmund Edward
Mckinnon mulai melakukan penelitian intensif pada kawasan ini di awal tahun
1970-an, rumah-rumah warga tampaknya masih belum terlalu padat, masih
banyak lahan kosong milik warga yang difungsikan sebagai persawahan dan
perkebunan dengan berbagai macam jenis tanaman diantaranya pisang, duku dan
kelapa.
Kawasan situs Kota Cina diyakini sebagai cikal bakal terbentuknya Kota
Medan sekarang yang berasal dari permulaan abad ke 12. Dimana ditunjukkan
oleh banyaknya peninggalan atau artefak arkeologis (archeological evidence) yang
tertuju pada satu era yakni sejak abad ke-12 hingga awal abad ke-14 seperti
tembikar, keramik, coin (mata uang), gelas, batu bata berfragmen candi, arca,
tulang belulang bahkan sisa-sisa perahu tua.
Museum Kota Cina, Museum ini berada di Jl. Kota Cina Kel. Payah Pasir Kec.
Medan Marelan Prov. Sumatera Utara. Museum ini menyimpan berbagai koleksi
yang diperoleh dari kawasan situs Kota Cina diantaranya arca, uang kuno,
jenisjenis batu, keramik-keramik, tembikar yang diperkirakan berasal dari abad
XII – XIV M. Bangunan museum sendiri dibuat menyerupai kapal kuno yang
ditemukan di areal situs Kota Cina dan museum ini sudah banyak dikunjungi
seperti pelajar, mahasiswa, wisatawan maupun peneliti.
Pada kawasan situs Kota Cina terdapat jalur sungai yang tentunya sangat
menarik jika dijadikan objek wisata sungai. Sungai ini menghubungkan bagian
utara situs ini dengan cabang Sungai Belawan/Hamparan Perak yang dikenal
masrakat lokal dengan sungai besar. Disepanjang jalur sungai ini banyak
ditumbuhi pohon nipah atau rumbia dan bakau yang memiliki habitat asli berupa
hewan-hewan seperti monyet, biawak, burung dan lain-lain. Disamping itu tidak
jauh dari Danau Siombak terdapat juga kolam pancing. Kolam pancing ini terbuka
untuk umum yang ingin menyalurkan bakatnya untuk memancing.

Situs Kota China di Medan Marelan telah diketahui sejak tahun 1970-an,
namun jejak sejarahnya mulai terkuak sejak ditemukanya sebuah arca kuno
tepatnya pada saat adanya penggalian tanah menggunakan alat berat untuk
penimbunan pembangunan jalan Tol Belmera pada tahun 1986 silam.

Terkuburnya jejak sejarah Kota China, yang hingga kini belum habis tergali
adalah kerajaan yang makmur dan terdapat pelabuhan laut (bandar)internasional
yang dihuni para imigran asal Tiongkok. Pada umumnya, Bangsa China datang
dengan latar belakang keinginan untuk mencari peruntungan hidup lebih baik dari
tempat asalnya, dengan melakukan bisnis perdagangan.

Di bandar tertua, diperkirakan pada masa Dinasti Song, Kota China yang
berada di sebelah utara Kota Medan ini, mengalami kejayaan. Kawasan daratan
dan pantai dihuni imigran dari negeri Tiongkok, dengan pelabuhan rakyat serta
jalur perdagangan tersibuk. Transaksi perdagangan seperti tembikar, guci,
keramik, rempah-rempah dan termasuk arca berlanggam Chola atau India Selatan
diperjual belikan.

Tidak hanya niaga, tapi dibandar tertua di Kota Medan ini juga berlangsung
beragam aktivitas budaya. Bukti dari sejarah pelabuhan ini diketahui, setelah
adanya penemuan kayu rangka dari bangkai kapal. Untuk penemuan kayu sisa dari
rangka kapal ditemukan di sebelah utara, ditempat itu diyakini sebagai lokasi
pelabuhan laut pada masa itu,” ujar, Pak Ade pekerja di Museum Situs Kota
China.

Kemajuan perdagangan di bandar Kota China mendadak terhenti, setelah kota


itu dilanda musibah alam. Kawasan pelabuhan laut yang berkembang pesat,
terkubur menjadi daratan. Dari cerita legenda di masyarakat hilangnya Kota China
dikarenakan menerima kutukan dan diserang oleh pasukan kepah. Sedangkan
sebagian lain beranggapan, kota tempat imigran Tiongkok itu hilang setelah
terkena bencana tsunami.

Sekitar 5 abad kemudian setelah bandar Kota China terjadi pendangkalan,


pelabuhan baru lalu berdiri di kawasan Bandar Labuhan Deli atau saat ini berada
di wilayah Kelurahan Pekan labuhan, berjarak sekitar 3 kilometer dari lokasi situs
Kota China. Sejarah bandar Labuhan Deli dibangun pada tahun 1814, setelah raja
deli ketiga, Tuanku Panglima Pasutan memindahkan pusat pemerintahan
Kesultanan Deli dari Deli Tua ke daerah Labuhan Deli.

II. Lokasi
https://g.co/kgs/6tjqWy
Lokasi : Museum situs kota China, Jl.Kota Cina,Paya pasir, Kec.Medan
Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara
KEBHINEKAAN 9

TJONG YONG HIAN GALLERY

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan


pemahaman tentang keragaman budaya Nasional di Masa Lalu (Museum Negeri,
Museum situs kota China dan Tjong Yong Hian Gallery) sehingga akan terbangun
Jiwa Patriotisme dalam mengisi kemerdekaan

B. Uraian Materi
I. Tjong Yong Hian Gallery

Banyak peninggalan Tjong bersaudara yang hingga kini dapat dilihat. Salah
satunya, Rumah Tjong A Fie yang masih berdiri megah di Kota Medan. Sejarah
kehidupan kedua taipan yang dikenal dermawan semasa hidupnya ini pun masih
selalu menarik untuk diulas. Tjong bersaudara yang berbeda usia tujuh tahun, berasal
dari Sungkow, Distrik Mei Xian, Guangdong, Tiongkok Selatan. Tjong Yong Hian
lahir pada tahun 1850 sementara adiknya Tjong A Fie tahun 1857. Mereka sama-sama
tidak melanjutkan sekolah dan membantu menjaga toko kelontong milik ayah mereka.
Saat berusia 17 tahun atau pada tahun 1867, Tjong Yong Hian memutuskan
meninggalkan kampung halamannya untuk mengubah hidup menjadi lebih baik. Dia
merantau ke Batavia. Dari Pelabuhan Shantou, dia berlayar mengarungi Laut China
Selatan. Setelah 21 hari di laut, dia akhirnya tiba di Batavia. Ia hanya tiga tahun di
Batavia dan pindah ke Kota Medan yang saat itu masih disebut Deli Tua. Dia berniat
memulai usaha sendiri dengan tabungannya. Niatnya itu terwujud pada tahun 1870.
Benny G Setiono dalam Tionghoa dalam Pusaran Politik menyebutkan, Tjong Yong
Hian memulai usahanya dengan membuka toko untuk memasok berbagai kebutuhan
perkebunan tembakau dan kelapa sawit milik orang-orang Belanda. Dia juga
memasok buruh perkebunan dari daratan Tiongkok. Dari sejumlah usahanya, dia
paling banyak mendapat keuntungan dari perdagangan candu dan rumah judi. Sebab,
saat itu, buruh perkebunan sangat bergantung pada candu. Jika tidak memperoleh
candu, mereka kehilangan semangat bekerja. Namun, kata Benny G Setiono, pemilik
perkebunan lah yang sengaja membuat mereka bergantung pada candu dan perjudian.
Dengan begitu buruh akan menghabiskan penghasilannya. Saat kontrak kerja mereka
selama tiga tahun berakhir, alhasil buruh tidak bisa kembali ke daerah asalnya. Situasi
ini dimanfaatkan para pemilik perkebunan untuk tetap mempekerjakan mereka. Tidak
perlu lagi mengeluarkan biaya mendatangkan buruh baru. Sepertinya kesuksesan
Tjong Yong Hian di Medan menjadi inspirasi bagi adiknya. Lima tahun kemudian,
Tjong A Fie yang saat itu berusia 18 tahun menyusulnya ke Sumatra. Ia hanya
berbekal uang 10 perak Manchu yang dia ikatkan ke ikat pinggangnya. Berbulan-
bulan dalam pelayaran, tibalah Tjong A Fie di Labuhan Deli, kota kecil di pantai
timur Sumatera pada tahun 1880. Meskipun kakaknya Tjong Yong Hian sudah
berhasil dan dikenal sebagai pemuka masyarakat Tionghoa, Tjong A Fie Tidak mau
tergantung padanya. Dia bekerja di toko kelontong milik Tjong Sui Fo. Mungkin
karena terbiasa menjaga toko milik ayahnya, dia tidak menemukan kesulitan. Dia
melayani pembeli, memegang bagian pembukuan, menagih utang, dan pekerjaan
serabutan lain. Selama bekerja pada Tjong Sui Fo, dia juga ditugaskan mengantar
barang ke penjara sehingga sering mengobrol dengan para narapidana. Belakangan,
Tjong A Fie semakin dikenal karena pintar bergaul. Di Labuhan Deli, dia dipercaya
menjadi pengawas kuli kontrak dari Tionghoa. Ia juga sering diminta menjadi
penengah ketika ada perselisihan antara orang-orang Tionghoa maupun dengan
pemerintah Hindia Belanda. Saat itu, sering terjadi kerusuhan di kalangan buruh
perkebunan Belanda karena latar belakang suku dan etnis. Hal ini membuat Belanda
kerepotan. Pemerintah Hindia Belanda lalu mengangkatnya menjadi letnan Tionghoa.
Dia diminta pindah ke Kota Medan sehingga harus berhenti bekerja dari toko Tjong
Sui Fo. Dalam waktu singkat, Tjong A Fie diangkat menjadi kapten pada tahun 1895.
Di Medan, Tjong A Fie bergaul sangat luas. Ia dikenal pedagang yang luwes dan
sangat dermawan. Dia membina hubungan baik dengan Sultan Deli, Makmoen Al
Rasyid Perkasa Alamsyah dan Tuanku Raja Moeda. Tjong A Fie bahkan menjadi
orang kepercayaan Sultan Deli untuk mewakilinya dalam berbagai urusan bisnis.
Reputasinya yang baik membuat namanya kian tersohor. Selain menjadi kepercayaan
Sultan, Tjong A Fie menjalin hubungan dengan pedagang lain, termasuk dari Eropa
dan pejabat pemerintahan setempat. Hubungan baik dengan Sultan Deli menjadi awal
kesuksesan Tjong A Fie dalam bisnis. Dia mendapat konsesi penyediaan atap nipah
dari sang Sultan untuk pembuatan bangsal-bangsal di perkebunan tembakau. Dalam
perjalanannya, Tjong A Fie juga berhasil memonopoli perdagangan candu untuk
kawasan Deli. Keuntungannya digunakan untuk pengembangan usaha. Ia lalu
membeli perkebunan karet yang akhirnya memberi banyak keuntungan. Tjong A Fie
menjadi orang Tionghoa pertama yang mempunyai perkebunan tembakau. Di samping
perkebunan karetnya, dia membuka perkebunan teh. Dia juga berinvestasi pada
perkebunan kelapa sawit yang sangat luas. Bahkan, bisnisnya berkembang hingga ke
sektor pertambangan di Sumatra Barat. Bisnis kakaknya Tjong Yong Hian pun
semakin berkembang. Mereka lalu bekerja sama dengan konsul Tiongkok di
Singapura saat itu, Tio Tiauw, mendirikan perusahaan kereta api di Tiongkok Selatan.
Pada 1907, Tjong A Fie berkongsi dengan pengusaha asal Penang mendirikan Bank
Deli. Sementara di Batavia pada 1916, Tjong A Fie bersama sejumlah temannya
mendirikan Bank Batavia. Saat itu, ia menguasai sepertiga sahamnya. Setelah
kakaknya meninggal pada tahun 1911, Tjong A Fie menggantikan posisi kakaknya
sebagai mayor. Benny G Setiono dalam Tionghoa dalam Pusaran Politik juga
menyebutkan, Tjong A Fie sepanjang hidupnya banyak berbuat sosial dan senang
menolong orang susah serta miskin. Mungkin itu karena keyakinannya, harta
kekayaan yang berasal dari “uang panas”, yaitu dari keuntungan monopoli penjualan
candu, maka sebagian harus dikembalikan ke masyarakat. Ia membangun sarana-
sarana untuk kepentingan umum dan menolong orang miskin tanpa membedakan
warna kulit, suku, dan agamanya. Tjong A Fie membangun sarana ibadah kelenteng,
tempat pemakaman di Pulo Brayan, dan mendirikan perkumpulan kematian untuk
merawat kuburan. Ia juga membangun rumah sakit Tjie On Tjie Jan dan rumah sakit
khusus untuk merawat pasien berpenyakit lepra di Pulau Sicanang. Dia membangun
Masjid Raya Medan dengan menyumbang sepertiga dari seluruh biaya pembangunan.
Tjong A Fie juga membiayai seluruh biaya pembangunan Masjid Gang Bengkok di
dekat kediamannya di Jalan Kesawan, yang kini menjadi Jalan Jenderal A Yani. Di
Kota Medan, bahkan hampir di seluruh Sumatra Timur saat itu, Tjong A Fie sangat
terkenal karena kedermawanannya. Banyak sekolah mendapat bantuannya, baik
sekolah Kristen, Islam, maupun Tionghoa. Ia menyediakan tanah untuk pembangunan
sekolah Methodis di Medan. Memberi sumbangan pada berbagai kelenteng, masjid,
gereja, dan kuil-kuil Hindu. Dia juga menyumbang jam besar di puncak gedung Balai
Kota lama. Sebagai pemimpin masyarakat Tionghoa, Tjong A Fie sangat disegani dan
dihormati karena piawai memadukan kekuatan ekonomi dan politik. Kerajaan
bisnisnya meliputi perkebunan, pabrik minyak kelapa sawit, pabrik gula, bank, dan
perusahaan kereta api. Di masa itu, lebih dari 10.000 orang bekerja di berbagai
perusahaannya. Atas rekomendasi Sultan Deli, Tjong A Fie diangkat menjadi anggota
dewan kota atau saat itu disebut sebagai gemeenteraad dan dewan kebudayaan atau
culturraad. Tak hanya itu, dia juga diangkat sebagai penasihat oleh pemerintah Hindia
Belanda untuk urusan Tionghoa. Hal yang luar biasa dari Tjong A Fie, meskipun
memiliki banyak perkebunan, ia menentang poenale sanctie. Ini peraturan yang
melindungi kepentingan para pemilik perkebunan. Jika buruh melarikan diri sebelum
masa kontrak kerjanya habis, maka buruh akan dikejar dan ditangkap. Kemudian,
dikembalikan atau dihukum penjara. Menurut Tjong A Fie, peraturan ini pada
hakikatnya membuat nasib para buruh atau kuli kontrak tidak jauh berbeda dengan
budak belian. Karena sikapnya itu, Tjong A Fie pernah dituduh para pemilik
perkebunan lainnya sebagai pengkhianat. Di Labuhan Deli, Tjong A Fie menikah
dengan Nona Chew dari Penang dan mempunyai tiga anak. Setelah istri keduanya itu
meninggal, dia menikah dengan Lim Kui Yap yang lahir pada tahun 1880 di Binjai.
Mertuanya kepala mandor perkebunan tembakau di Sungai Mencirim yang
mengepalai ratusan kuli kontrak. Dari istri ketiganya, dia memperoleh tujuh anak.
Anak pertamanya Tjong Foek Yin atau Queeny Chang kelak menulis autobiografi
berjudul Memories of a Nonya. Saat Tjong A Fie meninggal pada 8 Februari 1921
karena pendarahan otak, seluruh Kota Medan pun gempar dan berkabung. Ribuan
pelayat datang dari berbagai daerah di Sumatera Timur, Aceh, Padang, Jawa, Penang,
dan Singapura. Hal yang sama juga terlihat saat kakaknya Tjong Yong Hian
meninggal. Kedermawanan mereka tanpa membeda-bedakan bangsa, ras, agama, dan
asal-usul, membuat Tjong bersaudara menjadi legenda, terutama bagi penduduk Kota
Medan dan sekitarnya. Bahkan empat bulan sebelum meninggal, Tjong A Fie sudah
membuat surat wasiat. Isinya mewariskan seluruh kekayaannya kepada Yayasan Toen
Moek Tong yang harus didirikan di Medan dan Sungkow, kampung halamannya, saat
ia meninggal dunia. Yayasan di Medan diminta melakukan lima hal. Tiga hal di
antaranya, memberikan bantuan keuangan pada kaum muda berbakat dan berkelakuan
baik serta ingin menyelesaikan pendidikannya, tanpa membedakan ras, keturunan dan
kebangsaannya. Kemudian, membantu yang tidak mampu bekerja dengan baik karena
cacat tubuh, buta, atau menderita penyakit berat. Dia juga berpesan kepada yayasan
membantu korban bencana alam tanpa membedakan kebangsaan atau etnisnya.
Sayangnya setelah Tjong A Fie meninggal, seiring berjalannya waktu, semua harta
peninggalan baik perkebunan, bank, pertambangan, dan rumah, habis. Kini, salah satu
jejak kekayaan Tjong A Fie bisa dilihat di Jalan Ahmad Yani atau Jalan Kesawan,
Medan. Kediamannya yang didirikan pada tahun 1895 itu dikenal sebagai Tjong A Fie
Mansion. Rumah ini dibuka untuk umum pada 18 Juni 2009, memperingati ulang
tahun Tjong A Fie ke-150. Bangunan berarsitektur China, Melayu dan Art Deco ini
menjadi salah satu objek wisata bersejarah di Medan. Sementara jejak kakaknya
Tjong Yong Hian dapat dilihat di Jembatan Kebajikan di Jalan Zainul Arifin,
Kampong Madras, yang dibangun tahun 1916. Jembatan di atas Sungai Babura ini
memang sengaja dibangun oleh putranya untuk mengenang Tjong Yong Hian. Di
Kota Medan juga ada jalan yang dinamai Pemkot Medan sebagai Jalan Tjong Yong
Hian.

II. Lokasi
https://g.co/kgs/RKBkdw
Lokasi : Tjong Yong Hian Gallery, Jl. Kejaksaan, Petisah tengah Kec. Medan
Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara
KEBHINEKAAN 11
PERMAINAN TRADISIONAL
SUMATERA UTARA

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan
pemahaman tentang keragaman budaya, yakni permainan khas Batak (Margala , Batu
Marsiada, Taratintin, Marultop), Budaya membatik di Medan melalui : Ardhina Batik
Medan, Budaya Suku Karo, dan Makanan Khas Putra Jawa Kelahiran Sumatera
(Pujakesuma) yakni Sate Memeng H. Muhammad Saimin sehingga akan terbangun
kohesi sosial di lingkungan masyarakat yang heterogen terutama di Sumatera Utara

B. Uraian Materi
I. Permainan Tradisional
Permainan sesuatu yang digunakan untuk bermain (sebuah mainan), sebuah
barang atau sesuatu yang pada umumnya digunakan untuk hiburan atau kesenangan,
dan kadang-kadang digunakan sebagai alat pendidikan.Permainan berbeda
dari pekerjaan, yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan upah, dan dari seni,
yang lebih sering merupakan ekspresi elemen estetika atau ideologis. Namun,
perbedaannya tidak jelas, dan banyak permainan juga dianggap sebagai karya
(seperti pemain profesional olahraga atau permainan penonton) atau seni
(seperti puzzle atau permainan yang melibatkan tata letak artistik
seperti Mahjong, solitaire, atau beberapa permainan video).
Permainan tradisional merupakan permainan yang sangat dirindukan oleh
generasi 90-an. Pasalnya memang di zaman ini sangat jarang sekali dijumpai
dimainkan oleh anak-anak. Ada banyak manfaat dan filosofi yang tersirat di dalam
permainan tradisional itu sendiri. Berikut ini adalah pengertian permainan
tradisional dan mengapa dikatakan tradisional.
Menurut KBBI, kata “tradisional” memiliki makna menurut tradisi atau adat.
Dengan pengertian tersebut dan disandingkan dengan kata permainan, maka
permainan tradisional adalah permainan yang erat kaitannya dengan tradisi
masyarakat setempat dan sesuai dengan adat di suatu tempat. Seringkali menjadi ide
lomba permainan ini diadakan untun memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus
tiap tahunnya.
II. Manfaat Permainan Tradisional
Dari segi manfaat, semua permainan dibuat untuk menghilangkan rasa bosan.
Namun, untuk permainan tradisional memiliki nilai lebih lainnya, seperti
membangun rasa percaya diri, melatih konsentrasi dan ketangkasan anggota badan,
menyambung persahabatan, mengajari cara bekerja sama dengan orang lain, dan
mengubah hal-hal sederhana menjadi hal yang menyenangkan, sangat tepat sebagai
aktivitas permainan untuk anak SD.

Ada berbagai jenis dan motif dari permainan yang ada diseluruh Indonesia,termasuk
sumatera utara pastinya memiliki permainan-permainan yang sangan menarik,dari
permainan tersebut kita juga dapat mengambil manfaatnya,jadi disini akan
dijelaskam apa-apa saja permainan tradisional yang berasal dari sumatera utara
berikut permainanya:
1. Marsiada atau marsada, saya kurang tahu persis mana yang tepat. Namun saya
di sini memakai “marsiada”. Dalam bahasa Indonesia permainan ini dikenal
dengan batu lima. Saya ketemu permainan ini sewaktu duduk di SD.Marsiada
adalah permainan batu. Permainan ini berlomba mengumpulkan angka
sebanyak-banyaknya. Ada beberapa jenis kalau bukan tingkatan dalam
permainan marsiada. Saya akan coba tuliskan marsiada yang sederhana dan
paling umum dimainkan.Permainan paling sederhana tersebut yaitu
dimainkan dua orang dengan batu lima biji seukuran kelereng. Kelima batu
tersebut akan dimainkan secara bergantian setelah melanggar aturan
main.Permainan ini terlihat sepele dan belakangan muncul jarak pemisah si
pemakai. Jadinya belakangan lebih banyak dimainkan perempuan, padahal
marsiada tidak memandang gender. Lagipula kata guru SD saya (Ibu Sinurat),
marsiada ini juga wadah untuk mengasah matematika/ilmu berhitung. .

2. Marultop~BambuTembak Bahan yang terbuat dari Bambu dan pelurunya


terbuat dari biji atau buah pohon atau dari gulungan kertas.Untuk membuat
senapan 80amboo, mereka juga tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Sebab
bahan-bahannya dari ranting 80amboo didapat di pekarangan atau kebun
80amboo secara gratis pula. Pletokan dibuat dari 80amboo, panjangnya
sekitar 30 cm.Bambu dipilih yang kuat dan tua supaya tidak cepat pecah.
Bambu dibagi dua, satu untuk penyodok, dan satunya lagi diraut bundar
sesuai dengan lingkaran laras dan bagian pangkal dibuat pegangan sekitar 10
cm.Peluru dibuat dari kertas yang dibasahkan, atau juga dari bunga jambu air
yang masih muda. Caranya, kertas di basahi air, lalu di dimasukkan ke lubang
laras sampai padat lalu disodok.Suara letusan dari laras senapan ini juga tak
kalah dengan senjata mainan yang banyak dijual di 81amb-toko mainan anak.
Bahkan, suaranya tidak membuat bising dan tidak mengejutkan siapa saja
yang mendengarnya. Sejumlah anak mengaku, jka terkena sasaran senapan

3. Taratintin / Halip Berondok adalah suatu jenis permainan dengan banyak


orang dan terdapat satu orang penjaganya atau orang yang kena hukuman
untuk bertugas dan yang lain akan bersembunyi di tempat yang benar-benar
sulit di temukan.
4. Margala adalah Permainan Margala ini adalah salah satu permainan sebagai
hiburan resmi para raja Batak terdahulu. Permainan ini dulunya dimainkan
pada saat rondang bulan atau poltak tula, yang artinya terang bulan. Ketika
rondang bulan inilah seluruh rakyat berkumpul di halaman rumah sang raja ,
Cara memaikan permainan ini sangatlah seru. Pertama-tama, tiga orang lawan
berkesempatan untuk menjaga di tiga titik terdepan dan ada seseorang lagi
yang berkesempatan menjaga di tengah garis vertikal. Kemudian yang
menjadi pihak lawan akan berusaha memasuki arena yang telah dijaga
tersebut. Lawan akan berusaha masuk dengan cara jangan sampai badan
mereka tersentuh oleh pihak yang menjaga, apabila salah seorang pihak lawan
yang masuk badannya tersenggol oleh tim yang menjaganya maka berarti
lawan tersebut kalah dan permainan digantikan oleh pihak yang bertugas
menjaga. Namun, jika lawan lolos maka akan mendapat tambahan nilai dan
posisinya akan kembali ke tempat semula untuk memainkan permainan untuk
yang kedua
KEBHINEKAAN 12
ARDHINA BATIK MEDAN

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan
pemahaman tentang keragaman budaya, yakni permainan khas Batak
(Margala , Batu Marsiada, Taratintin, Marultop), Budaya membatik di
Medan melalui : Ardhina Batik Medan, Budaya Suku Karo, dan Makanan
Khas Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) yakni Sate Memeng H.
Muhammad Saimin sehingga akan terbangun kohesi sosial di lingkungan
masyarakat yang heterogen terutama di Sumatera Utara

B. Uraian Materi
I. Ardhina Batik Medan
Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan
menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya
diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. sebagai
keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang
terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk
Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible
Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 200
Di daerah Sumatera Utara misalnya terdapat suku melayu dan berbagai
suku batak yang di antaranya adalah : Suku Batak Karo, Batak Simalungun,
Batak Pakpak Dairi, Batak Mandailing, dan Batak Toba. Pengerajin batik
mengalami perkembangan hampir di setiap kota di Indonesia mempunyai
home industry tentang batik, beragam corak ragam hias budaya daerah
menjadi icon tersendiri. Salah satunya yang ada di Medan, yaitu Pengerajin
Ardhina Batik Medan, yang beralamat di Jl. Bersama Gg. Musyawarah No 2
Medan Tembung.Bapak R. Edy Gunawan selaku pemilik home industry
mendirikan usahanya sejak tahun 2010.Batik sudah lama dikenal sebagai
warisan budaya Nusantara. Selama berabad-abad, dunia mengenal batik
berasal dari Indonesia. Sayangmya kita kurang mencintai warisan luhur ini,
Karena di Indusri Ardhina Batik Medan motif batiknya dulu menggunakan
motif tumbuh-tumbuhan dan hewan laluberkembang menjadi motif yang
kesukuan hingga sampai sampai sekarang masih cenderung menggunakan
motif tradisional. Hal ini dilakukan karena di Ardhina Batik Medan bertumpu
pada selera konsumen nya. Maka itu jenis-jenis ornament yang ada pada
pengrajin Ardhina Batik Medan bermacam macam, dan masih cenderung
menggunakan ornamen tradisional. Keanekaragaman dan kekayaan budaya
Indonesia sangat mengaggumkan, salah satunya produk batik yang memiliki
keanekaragaman Motif.
Apalagi bila ditinjau dari segi tempat pengerajin Ardhina Batik Medan
sangat sulit untuk diketahui khalayak ramai, karena tidak berada di pusat kota
belum lagi area pekerjaan pengerajin Ardhina Batik Medan belum sepenuhnya
memadai untuk itu seharusnya pemerintah kota medan perlu memperhatikan
industri batik ini karena karya-karya Ardhina Batik Medan sangat digemari
peminatnya masing-masing. Ornamen-ornamen tersebut berasal dari filosofi
budaya pada setiap daerah.Perkembangan berikutnya karya batik motif Batak
pak Edy dengan teknik batik cap menghasilkan produksi yang bercorak ragam
baik dari motif, warna,dan fungsi. Warna pada Ardhina Batik Medan ini dari
mulai membuka batik tidak terlalu banyak perubahanya sampai sekarang
sehingga masih terlihat monoton karena menpertahankan warna yang sesuai
dengan etnis Sumatera Utara, hanya saja sekarang Ardhina Batik Medan
sedikit memodifikasi warna-warna agar terlihat fress. Karena pemasaran yang
semakin meningkat dan tuntutan zaman yang semakin berkembang dan juga
karena faktor harga batik cap yang lebih terjangkau atau relatif murah maka
pengerjaan batik tulis pun mulai.
Gambar 9. Edy gunawan
berkurang. Dengan kondisi seperti ini maka pengrajin memperbanyak dan
mulai mengembangkan batik cap dengan motif – motif tradisional Batak.
Kerajinan batik sebagai salah satu hasil industri rakyat yang khas haruslah
terus dikembangkan dan dibina serta digalakkan kreativitasnya agar tetap
berkembang dengan baik. Baik dalam motif, warna dan fungsi mempunyai ciri
khas yang tersendiri dan agar mudah untuk lebih dikenal dan dicintai
masyarakat Sumatera utara. Kurangnya masyarakat kota Medan mengenal
Industri Ardhina Batik Medan dikarenakan Tempat dan lokasi tidak terletak di
pusat kota, maka dari itu diperlukan kepandaian dan keterampilan serta
tersendiri yang harus dipelajari dengan tekun. Pengerajin Ardhina Batik
Medan yang dulunya bekerja di dalam rumah sekarang sudah mulai bekerja di
luar rumah, dan pegawai yang ada di Ardhina Batik sudah memperkejakan 10
pegawai, sehingga area pekerjaan yang aada di rumah terlalu sempit dan
kurang memadai.

II. Lokasi
https://g.co/kgs/wWrv1J
Lokasi : Ardhina Batik Medan , jl.Bersama gg. Musyawarah No.2 , Bantan ,
Kec.Medan Tembung
KEBHINEKAAN 13

SUKU KARO

A. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan
pemahaman tentang keragaman budaya, yakni permainan khas Batak (Margala ,
Batu Marsiada, Taratintin, Marultop), Budaya membatik di Medan melalui :
Ardhina Batik Medan, Budaya Suku Karo, dan Makanan Khas Putra Jawa
Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) yakni Sate Memeng H. Muhammad Saimin
sehingga akan terbangun kohesi sosial di lingkungan masyarakat yang heterogen
terutama di Sumatera Utara

B. Uraian Materi

I. Suku Karo

Suku Karo adalah suku yang mendiami dataran tinggi Sumatera Utara
tepatnya berada di Kabupaten Karo. Suku Karo memiliki sapaan khas yaitu
“Mejuah-Juah” yang secara harafiah diartikan sebagai ucapan damai sejahtera,
ucapan sehat-sehat bagi masyarakat Karo yang bertemu. Pada umumnya
masyarakat Karo yang berada di Tanah Karo masih memegang erat adat dan
budaya yang mereka yakini memberi kekuatan didalam melanjutkan
kehidupannya. Adat dan budaya itu kemudian mengintegrasikan masyarakat Karo
kepada suatu hubungan kekeluargaan yang sangat baik. Adat dan budaya Karo
kemudian membuat masyarakat Karo menyadari pentingnya menjaga kerukunan
dan keharmonisan antar masyarakat suku Karo. Karo adalah satu Suku Bangsa
yang menduduki Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Suku ini
adalah satu suku terbesar dalam Sumatera Utara. Nama suku ini menjadi satu
nama Kabupaten di aib satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo)
yaitu Tanah Karo. Suku ini mempunyai bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo
atau Cakap Karo. Pakaian norma budaya suku Karo didominasi dengan warna
merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas. Karo dianggap bagi
anggota dari suku kekerabatan Batak, seperti kekerabatan Batak Toba, Batak
Mandailing, Batak Simalungun, Batak Pak-Pak atau Dairi, dan Batak Karo.
Namun biasanya masyarakat suku Karo menggap bahwa mereka bukanlah
anggota dari kekerabatan Batak tersebut, tetapi Karo adalah suku yang berdiri
sendiri.

II. Eksistensi Kerajaan Haru-Karo


Kerajaan Haru-Karo (Kerajaan Aru) mulai menjadi kerajaan luhur di
Sumatera, namun tidak dikenali secara pasti kapan berdirinya. Namun demikian,
Brahma Putra, dalam bukunya "Karo dari Zaman ke Zaman" menyebut bahwa
pada zaman 1 Masehi sudah mempunyai kerajaan di Sumatera Utara yang rajanya
bernama "Pa Lagan". Menilik dari nama itu adalah bahasa yang berasal dari suku
Karo. Ada-adanya pada masa itu kerajaan haru sudah ada?, hal ini masih
membutuhkan penelitian lebih lanjut.(Darwan Prinst, SH :2004)

Gambar 10. Orang Karo


Kerajaan Haru-Karo dikenali tumbuh dan berkembang bersamaan
waktunya dengan kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Johor, Malaka dan Aceh.
Terbukti karena kerajaan Haru pernah bertempur dengan kerajaan-kerajaan
tersebut. Kerajaan Haru pada masa keemasannya, pengaruhnya tersebar mulai
dari Aceh Luhur sampai ke sungai Siak di Riau. Terdapat suku Karo di Aceh
Luhur yang dalam bahasa Aceh disebut Karee. Keberadaan suku Haru-Karo di
Aceh ini diakui oleh H. Muhammad Said dalam bukunya "Aceh Sepanjang
Abad", (1981). Ia menekankan bahwa masyarakat asli Aceh Luhur adalah
keturunan mirip Batak. Namun tidak diterangkan keturunan dari Batak mana
masyarakat asli tersebut. Sementara itu, H. M. Zainuddin dalam bukunya "Tarich
Atjeh dan Nusantara" (1961) menyebut bahwa di lembah Aceh Luhur disamping
terdapat kerajaan Islam terdapat pula kerajaan Karo. Selanjunya dikatakan bahwa
masyarakat asli atau bumi putera dari ke-20 mukim bercampur dengan suku Karo.
Brahma Putra, dalam bukunya "Karo Sepanjang Zaman" menyebut bahwa raja
terakhir suku Karo di Aceh Luhur adalah Manang Ginting Suka. Kumpulan karo
di Aceh yang belakang sekali berubah nama menjadi "Kaum Lhee Reutoih" atau
Kaum Tiga Ratus. Penamaan demikian terkait dengan peristiwa perselisihan
selang suku Karo dengan suku Hindu di sana yang disepakati diselesaikan dengan
perang tanding. Sebanyak tiga ratus (300) orang suku Karo akan berkelahi dengan
empat ratus (400) orang suku Hindu di suatu lapangan membuka. Perang tanding
ini mampu didamaikan dan sejak ketika itu suku Karo disebut bagi kaum tiga
ratus dan kaum Hindu disebut kaum empat ratus. Dikemudian hari terjadi
pencampuran antar suku Karo dengan suku Hindu dan mereka disebut bagi kaum
Ja Sandang. Golongan lainnya adalah Kaum Imeum Peuet dan Kaum Tok Batee
yang adalah campuran suku pendatang, seperti: Kaum Hindu, Arab, Persia, dan
lainnya.

III. Wilayah pengaruh suku Karo


Sering terjadi kekeliruan dalam diskusi sehari-hari di masyarakat bahwa
Taneh Karo diidentikkan dengan Kabupaten Karo. Padahal, Taneh Karo jauh
lebih lebar daripada Kabupaten Karo karena meliputi:
Kabupaten Tanah Karo

Gambar 11. Tanah Karo terletak di kaki Gunung Sinabung


(foto diambil sekitar tahun 1917).
Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Tanah Karo. Kota yang terkenal
dengan di wilayah ini adalah Brastagi dan Kabanjahe. Brastagi adalah aib satu
kota turis di Sumatera Utara yang sangat terkenal dengan produk pertaniannya
yang unggul. Aib satunya adalah buah jeruk dan produk minuman yang terkenal
yaitu bagi penghasil Markisa Jus yang terkenal sampai seluruh nusantara.
Mayoritas suku Karo bermukim di daerah pegunungan ini, tepatnya di daerah
Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak yang sering disebut bagi atau "Taneh
Karo Simalem". Jumlah keunikan-keunikan terdapat pada masyarakat Karo, adil
dari geografis, dunia, maupun bangun masakan. Masakan Karo, aib satu yang
unik adalah disebut terites. Terites ini disajikan pada ketika pesta budaya, seperti
pesta pernikahan, pesta memasuki rumah baru, dan pesta tahunan yang disebut -
kerja tahun-. Trites ini bahannya diambil dari isilambung sapi/kerbau, yang belum
dikeluarkan bagi kotoran.Bahan inilah yang diolah sedemikian rupa dicampur
dengan bahan rempah-rempah sehingga aroma tajam pada isi lambung susut dan
mampu dinikmati. Masakan ini adalah makanan favorit yang suguhan pertama
diberikan bagi yang dihormati.
Kota Ajang

Pendiri kota Ajang adalah seorang putra Karo yaitu Guru Patimpus Sembiring
Pelawi.

Kota Binjai

Kota Binjai adalah daerah yang mempunyai interaksi paling kuat dengan Kota
Ajang dikarenakan oleh jaraknya yang relatif sangat dekat dari Kota Ajang
bagi ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Kabupaten Dairi

Wilayah Kabupaten Dairi pada umumnya sangat subur dengan kemakmuran


masyarakatnya melewati perkebunan kopinya yang sangat bermutu. Sebagian
Kabupaten Dairi yang adalah anggota Taneh Karo:

 Kecamatan Taneh Pinem

 Kecamatan Tiga Lingga

 Kecamatan Gunung Sitember

 Kabupaten Aceh Tenggara

Taneh Karo di kabupaten Aceh Tenggara meliputi:

 Kecamatan Lau Sigala-gala (Desa Lau Deski, Lau Perbunga, Lau Kinga)

 Kecamatan Simpang Simadam

Marga

Suku Karo mempunyai sistem kemasyarakatan atau norma budaya yang dikenal
dengan nama merga silima, tutur siwaluh, dan rakut sitelu. Merga disebut
bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan yang disebut beru. Merga atau beru
ini disandang di belakangan nama seseorang. Merga dalam masyarakat Karo
terdiri dari lima kumpulan, yang disebut dengan merga silima. Kelima merga
tersebut adalah:
1. Karo-karo : Barus, Bukit, Gurusinga, Kaban, Kacaribu, Surbakti, Sinulingga,
Sitepu dan lain-lainnya (Jumlah = 18)

2. Tarigan : Bondong, Ganagana, Gerneng, Purba, Sibero dan lain-lainnya


(Jumlah = 13)

3. Ginting: Munthe, Saragih, Suka, Ajartambun, Jadibata, Manik, dan lain-


lainnya (Jumlah = 16)

4. Sembiring: Sembiring si banci man biang (sembiring yang boleh makan


anjing): Keloko, Sinulaki, Kembaren, Sinupayung (Jumlah = 4); Sembiring
simantangken biang (sembiring yang tidak boleh makan Anjing): Brahmana,
Depari, Meliala, Pelawi dan lain-lainnya (Jumlah = 15)

5. Perangin-angin: Bangun, Sukatendel ,Kacinambun, Perbesi,Sebayang,


Pinem, Sinurat dan lain-lainnya (Jumlah = 18)

Total semua submerga adalah = 84

Kelima merga ini masih mempunyai submerga masing-masing. Setiap orang


Karo mempunyai aib satu dari merga tersebut. Merga diperoleh secara turun
termurun dari ayah. Merga ayah juga merga anak. Orang yang mempunyai merga
atau beru yang sama, dianggap bersaudara dalam artian mempunyai nenek
moyang yang sama. Sekiranya laki-laki bermarga sama, maka mereka disebut
(b)ersenina, demikian juga selang perempuan dengan perempuan yang
mempunyai beru sama, maka mereka disebut juga (b)ersenina. Namun selang
seorang laki-laki dengan perempuan yang bermerga sama, mereka disebut
erturang, sehingga dilarang melakukan perkawinan, kecuali pada merga
Sembiring dan Peranginangin mempunyai yang mampu menikah di selang
mereka.

Rakut Sitelu
Hal lain yang penting dalam susunan masyarakat Karo adalah rakut sitelu
atau daliken sitelu (artinya secara metaforik adalah tungku nan tiga), yang
artiannya ikatan yang tiga. Artian rakut sitelu tersebut adalah sangkep
nggeluh (kelengkapan hidup) bagi orang Karo. Kelengkapan yang dimaksud
adalah lembaga sosial yang terdapat dalam masyarakat Karo yang terdiri dari
tiga kumpulan, yaitu:

 kalimbubu

 anak beru

 senina

Kalimbubu mampu diberikan definisi bagi keluarga pemberi isteri, anak beru
keluarga yang mengambil atau menerima isteri, dan senina keluarga satu
galur keturunan merga atau keluarga inti. dan lain-lainnya ok

Tutur Siwaluh

Tutur siwaluh adalah konsep kekerabatan masyarakat Karo, yang berkomunikasi


dengan penuturan, yaitu terdiri dari delapan golongan:

1. puang kalimbubu

2. kalimbubu

3. senina

4. sembuyak

5. senina sipemeren

6. senina sepengalon/sedalanen

7. anak beru

8. anak beru menteri

Dalam pelaksanaan upacara norma budaya, tutur siwaluh ini masih mampu dibagi
lagi dalam kelompok-kelompok lebih khusus sesuai dengan keperluan dalam
pelaksanaan upacara yang dilaksanakan, yaitu bagi berikut:

1. Puang kalimbubu adalah kalimbubu dari kalimbubu seseorang

2. Kalimbubu adalah kumpulan pemberi isteri bagi keluarga tertentu,


kalimbubu ini mampu dikelompokkan lagi menjadi:
1. Kalimbubu bena-bena atau kalimbubu tua, yaitu kumpulan pemberiisteri bagi
kumpulan tertentu yang dianggap bagi kumpulan pemberi isteri adal dari
keluarga tersebut. Contohnya A bermerga Sembiring bere-bere Tarigan,
maka Tarigan adalah kalimbubu Si A. Jika A mempunyai anak, maka merga
Tarigan adalah kalimbubu bena-bena/kalimbubu tua dari anak A. Sah
kalimbubu bena-bena atau kalimbubu tua adalah kalimbubu dari ayah
kandung.

2. Kalimbubu simada dareh adalah berasal dari ibu kandung seseorang.


Kalimbubu simada dareh adalah saudara laki-laki dari ibu kandung
seseorang. Disebut kalimbubu simada dareh karena merekalah yang dianggap
mempunyai darah, karena dianggap darah merekalah yang terdapat dalam
diri keponakannya.

3. Kalimbubu iperdemui, artiannya kalimbubu yang menjadi kalimbubu oleh


karena seseorang mengawini putri dari satu keluarga bagi pertama kalinya.
Sah seseorang itu menjadi kalimbubu adalah sesuai perkawinan.

4. Senina, yaitu mereka yang bersadara karena mempunyai merga dan


submerga yang sama.

5. Sembuyak, secara harfiah se artiannya satu dan mbuyak artiannya


kandungan, sah artiannya adalah orang-orang yang lahir dari kandungan atau
rahim yang sama. Namun dalam masyarakat Karo istilah ini digunakan bagi
senina yang berbeda submerga juga, dalam bahasa Karo disebut sindauh
ipedeher (yang jauh menjadi dekat).

6. Sipemeren, yaitu orang-orang yang ibu-ibu mereka bersaudara kandung.


Anggota ini didukung lagi oleh pihak siparibanen, yaitu orang-orang yang
mempunyai isteri yang bersaudara.

7. Senina Sepengalon atau Sendalanen, yaitu orang yang bersaudara karena


mempunyai anak-anak yang memperisteri dari beru yang sama.

8. Anak beru, artiannya pihak yang mengambil isteri dari suatu keluarga
tertentu bagi diperistri. Anak beru mampu terjadi secara langsung karena
mengawini wanita keluarga tertentu, dan secara tidak langsung melewati
perantaraan orang lain, seperti anak beru menteri dan anak beru
singikuri.Anak beru ini terdiri lagi atas:
1. anak beru tua, adalah anak beru dalam satu keluarga turun temurun. Paling
tidak tiga generasi telah mengambil isteri dari keluarga tertentu
(kalimbubunya). Anak beru tua adalah anak beru yang utama, karena tanpa
kehadirannya dalam suatu upacara norma budaya yang dibuat oleh pihak
kalimbubunya, maka upacara tersebut tidak mampu dimulai. Anak beru tua
juga berfungsi bagi anak beru singerana (sebagai pembicara), karena
fungsinya dalam upacara norma budaya bagi pembicara dan pimpinan
keluarga dalam keluarga kalimbubu dalam konteks upacara norma budaya.

2. Anak beru cekoh baka tutup, yaitu anak beru yang secara langsung mampu
mengetahui segala sesuatu di dalam keluarga kalimbubunya. Anak beru
sekoh baka tutup adalah anak saudara perempuan dari seorang kepala
keluarga. Contohnya Si A seorang laki-laki, mempunyai saudara perempuan
Si B, maka anak Si B adalah anak beru cekoh baka tutup dari Si A. Dalam
panggilan sehari-hari anak beru disebut juga bere-bere mama.

3. Anak beru menteri, yaitu anak berunya anak beru. Asal kata menteri adalah
dari kata minteri yang artiannya meluruskan. Sah anak beru minteri
mempunyai pengertian yang lebih lebar bagi segala sesuatu yang diajarkan,
mengawasi serta membantu tugas kalimbubunya dalam suatu kewajiban
dalam upacara norma budaya. Mempunyai pula yang disebut anak beru
singkuri, yaitu anak berunya anak beru menteri. Anak beru ini
mempersiapkan hidangan dalam konteks upacara norma budaya.

Aksara

Aksara Karo

Gambar 12. Aksara Karo


Aksara Karo ini adalah aksara kuno yang dipergunakan oleh masyarakat
Karo, akan tetapi pada ketika ini penggunaannya sangat terbatas sekali bahkan
hampir tidak pernah digunakan lagi.guna melengkapi cara penulisan perlu
dilengkapi dengan anak huruf seperti o= ketolongen, x= sikurun, ketelengen dan
pemantek Kebudayaan tradisional
Suku Karo mempunyai beberapa kebudayaan tradisional, di selangnya tari
tradisional:

 Piso Surit

 Lima Serangkai

 Tari Terang Bulan

 Tari Roti Manis

Suku Karo juga mempunyai drama tradisional yang disebut dengan kata Gundala.

Keaktifan budaya

 Merdang merdem = "kerja tahun" yang ditemani "Gendang guro-guro aron".

 Mahpah = "kerja tahun" yang ditemani "Gendang guro-guro aron".

 Mengket Rumah Mbaru - Pesta memasuki rumah (adat - ibadat) baru.

 Mbesur-mbesuri - "Ngerires" - menciptakan lemang waktu padi mulai


bunting.

 Ndilo Udan - memanggil hujan.

 Rebu-rebu - mirip pesta "kerja tahun".

 Ngumbung - hari henti "aron" (kumpulan pekerja di desa).

 Erpangir Ku Lau - penyucian diri (untuk membuang sial).

 Raleng Tendi - "Ngicik Tendi" = memanggil jiwa setelah seseorang kurang


tenang karena terkejut secara suatu kejadian yang tidak disangka-sangka.

 Motong Rambai - Pesta kecil keluarga - handai taulan bagi memanggkas


habis rambut bayi (balita) yang terjalin dan tidak rapi.

 Ngaloken Cincin Upah Tendi - Upacara keluarga pemberian cincin


permintaan dari keponakan (dari Mama ke Bere-bere atau dari Bibi ke
Permain).

IV. Lokasi
Lokasi : Siwaluh Jabu, Jl. Bunga Herba 5, No.59, Kota Medan , Sumatera
Utara
KEBHINEKAAN 14

SATE MEMENG H. MUHAMMAD SAIMIN

A. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan
pemahaman tentang keragaman budaya, yakni permainan khas Batak (Margala ,
Batu Marsiada, Taratintin, Marultop), Budaya membatik di Medan melalui :
Ardhina Batik Medan, Budaya Suku Karo, dan Makanan Khas Putra Jawa
Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) yakni Sate Memeng H. Muhammad Saimin
sehingga akan terbangun kohesi sosial di lingkungan masyarakat yang heterogen
terutama di Sumatera Utara

B. Uraian Materi

A. Sate Memeng
Sumatera Utara tak hanya terkenal sebagai kota multikultural melainkan juga
sebagai kota beragam kuliner yang tidak bisa dilewatkan saat berkunjung ke kota
ini. semua jenis makanan di sini memang sangat lezat dan mampu
menggoyangkan lidah. Salah satu yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke
kota ini adalah sate legendaris yang dikenal dengan nama Sate Memeng.

Salah satu sate ter-enak di Kota Medan ini terletak di Jalan Irian Barat No.2
Medan. Di sana tersedia aneka sate mulai dari ayam, kambing, sapi dan beberapa
menu lainnya seperti mi rebus. Karena rasa yang mampu menggoyangkan lidah
dan tempatnya yang strategis tepat di pinggir jalan, Sate Memeng ini tak pernah
sepi pengunjung.

Nama Sate Memeng sendiri berasal dari nama sang peracik sate yaitu H.
Muhammad Saimin yang kerap dipanggil Memeng. Racikan sate nya sudah
dijajakan sejak zaman kemerdekaan, sangat legendaris ya! Konon, Sate Memeng
ini merupakan tempat nongkrong yang hype di kalangan generasi remaja tahun
1980 hingga 1990-an dulu.,
Pembeda Sate Memeng dengan sate lainnya adalah cita rasa-nya yang khas
dengan pilihan sambal kacang kecap serta saus padang. Tekstur dagingnya pun
cukup lembut dengan potongan yang besar-besar. Karena kelezatannya, Sate
Memeng mampu menghabiskan 70 kg daging bahkan lebih dalam sehari.
Untuk harga per porsinya cukup murah yaitu mulai dari Rp20.000 saja.
Warung ini buka mulai pukul 18.00 hingga 01.00 WIB. Selain sate, di sini
tersedia mie rebus yang juga favorit pengunjung. Dengan tampilan menggiurkan
disajikan bersama sayuran dan topping, mie rebus ini hanya dibandrol seharga
Rp17.000 saja.

B. Lokasi
https://g.co/kgs/Vb3Th4
Lokasi : Sate Memeng H. Muhammad Saimin
Jl. Irian Barat No. 2. gg.buntu, Kec.Medan Timur , Kota Medan , Sumatera
Utara
BAB 2

REFLEKSI 1

BEDAH FILM BORU PANGGOARAN

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan


pemahaman tentang keragaman budaya batak dalam Film “Boru Panggoaran“
Karya Tagor Tampubolon akan terbangun kohesi sosial yang heterogen terutama
di Sumatera Utara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa latar belakang dari film?


2. Apa manfaat dari memahami film?
3. Bagaimana cara menerapkan moral yang didapatkan kepada masyarakat?
C. Metode Refleksi
Pra kegiatan:
Mahasiswa memahami tentang kebhinekaan melalui pemotivasian dari
seseorang,karya film,dan karya seni

Selama kegiatan:
1. Mahasiswa menyimak, memahami, dan mendengarkan materi yang
disampaikan
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan konsentrasi dan
fokus mahasiswa
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi aktif

Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen lampiran
jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.
REFLEKSI 2

ISTANA MAIMUN , GROUP SENIMAN MELAYU DELI LEBAH BEGANTONG


DAN KUIL SHRI MARIAMMAN

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan


pemahaman tentang keragaman budaya lokal khususnya budaya Melayu dan
Hindu yang terdapat di Sumatera Utara

B. Rumusan Masalah

A. Bagaimana sejarah terbentuknya Istana Maimun dan Kuil Shri Mariamman ?


B. Bagaimana sikap penduduk sekitar dengan adanya tempat bersejarah
tersebut?
C. Apa saja ritual yang dilakukan warga sekitar untuk menghargai
tempat tersebut?
D. Bagaimana respons warga di luar medan terhadap adanya istana
maimun dan Kuil Shri Mariamman ?
C. Metode Refleksi
Pra kegiatan:
Mahasiswa diminta untuk mengenal lebih dekat dan memahami tentang
kebhinekaan ras, suku, budaya, dan adat istiadat
Selama kegiatan:
1. Mahasiswa melakukan pengamatan dan pemahaman tentang ras, suku,
budaya, dan adat istiadat
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan konsentrasi dan
fokus mahasiswa.
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi aktif.
Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen lampiran
jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.
REFLEKSI 3

TAMAN ALAM LUMBINI DAN AIR TERJUN SIKULIKAP

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan


pemahaman tentang keragaman kepercayaan khususnya Agama Budha dan
peningkatan pemahaman budaya masyarakat di sekitar Air Terjun Sikulikap.

B. Rumusan Masalah

E. Bagaimana sejarah munculnya Taman Alam Lumbini dan Air Terjun


Sikulikap ?
F. Bagaimana sikap penduduk sekitar dengan adanya tempat wisata
tersebut?
G. Apa saja ritual yang dilakukan warga sekitar untuk menghargai
tempat tersebut?
H. Bagaimana respons warga di luar medan terhadap adanya Taman Alam
lumbini dan Air Terjun Sikulikap
C. Metode Refleksi
Pra kegiatan:
Mahasiswa diminta untuk mengenal lebih dekat dan memahami tentang
kebhinekaan ras, suku, budaya, dan adat istiadat
Selama kegiatan:
4. Mahasiswa memperhatikan, menyimak, dan mendengarkan pemaparan
dari pemandu
5. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan konsentrasi dan
fokus mahasiswa.
6. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi aktif.
Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen lampiran
jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.
REFLEKSI 4

TJONG A FIE DAN ULOS BATAK SIANIPAR

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan


pemahaman tentang keragaman budaya dalam TJONG A FIE dan Budaya Ulos
Batak sehingga akan terbangun kohesi sosial yang heterogen terutama di
Sumatera Utara.

C. Rumusan Masalah

I. Bagaimana sejarah terbentuknya Tjong A Fie dan ?


J. Bagaimana sikap penduduk sekitar dengan adanya tempat bersejarah
tersebut?
K. Apa saja ritual yang dilakukan warga sekitar untuk menghargai
tempat tersebut?
L. Bagaimana respons warga di luar medan terhadap adanya Tjong A Fie ?
4. masyarakat?
5. Bagaimana sejarah adanya ulos ?
6. Bagaimana kontribusi masyarakat ulos Batak Sianipar ?
7. Bagaimana respons masyarakat terhadap Ulos Batak Sianipar ?

D. Metode Refleksi
Pra kegiatan:
Mahasiswa memahami tentang kebhinekaan melalui pemotivasian dari
seseorang,karya film,dan karya seni

Selama kegiatan:
4. Mahasiswa menyimak, memahami, dan mendengarkan materi yang
disampaikan
5. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan konsentrasi dan
fokus mahasiswa
6. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi aktif

Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen lampiran
jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.
REFLEKSI 5

MIE ACEH TITI BOBROK DAN UCOK DURIAN MEDAN

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan


pemahaman tentang keragaman makanan khas Sumatera Utara sebagai daya tarik
daerah yakni makanan khas Aceh Mie Aceh Titi Bobrok dan Makanan Khas
Medan Durian dan Ucok Durian. .

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa memilih durian, padahal dulu durian belum seramai sekarang?


2. Bagaimana cara mempertahankan usaha dalam bidang kuliner ini dengan
semakin banyaknya usaha-usaha sejenis yang juga terus berkembang?Selain
di medan, di mana saja outlet ucok durian ini bisa ditemukan ?
3. Bagaimana cara pembuatan mie aceh?
4. Apa filosofi dari mie aceh?

C. Metode Refleksi
Pra kegiatan
Mahasiswa diminta untuk mengenal dan merasakan langsung proses dari
pembuatan kuliner
Selama kegiatan:
1. Mahasiswa melakukan pengamatan dan pemahaman terhadap
keberagaman melalui karya,kulinar,dan alam.
2. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan konsentrasi dan
fokus mahasiswa ketika berdiskusi
3. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi dengan
aktif

Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen lampiran
jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.
REFLEKSI 6

MUSEUM NEGERI SUMATERA UTARA , MUSEUM SITUS KOTA CHINA DAN


TJONG YONG HIAN GALLERY

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan


pemahaman tentang keragaman budaya Nasional di Masa Lalu (Museum Negeri,
Museum situs kota China dan Tjong Yong Hian Gallery) sehingga akan
terbangun Jiwa Patriotisme dalam mengisi kemerdekaan.

B. Rumusan Masalah

5. Mengapa memilih batik, padahal dulu batik belum seramai sekarang?


6. Bagaimana cara mempertahankan usaha dalam bidang fashion ini dengan
semakin banyaknya usaha-usaha sejenis yang juga terus berkembang?
7. Selain di medan, di mana saja outlet Ardhina Batik ini bisaditemukan?
8. Bagaimana asal usul dari air terjun sipiso-piso?
9. Bagaimana masyarakat sekitar mengelolah alam?
10. Bagaimana cara akses kelokasi wisata?
11. Bagamana cara pembuatan mie aceh?
12. Apa filosofi dari mie aceh?

C. Metode Refleksi
Pra kegiatan
Mahasiswa diminta untuk mengenal dan merasakan langsung proses dari
pembuatan Batik,kuliner,serta merasakan langsung keindahan yang diberikan
oleh alam.

Selama kegiatan:
4. Bagaimana sejarah yang melatar belakangi adanya tempat
bersejarah tersebut ?
5. Sejauh mana pengetahuan masyarakat Medan dan sekitarnya tentang
tempat sejarah tersebut ?

6. Bagaimana peran pengelola tempat sejarah dalam menumbuhkan rasa


nasionalisme dan keberagaman terhadap masyarakatnya?

7. Bagaimana cara pengelola tempat sejarah Museum Negeri Sumatera Utara ,


Museum Situs Kota China dan Tjong Yong Huan Gallery memperkenalkan
kepada masyarakat,khususnya warga Medan sehingga menumbuhkan rasa
simpati dan memiliki?

Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen lampiran
jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.
REFLEKSI 7

PERMAINAN KHAS BATAK , ARDHINA BATIK , SUKU KARO DAN SATE


MEMENG

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan


pemahaman tentang keragaman budaya, yakni permainan khas Batak (Margala ,
Batu Marsiada, Taratintin, Marultop), Budaya membatik di Medan melalui :
Ardhina Batik Medan, Budaya Suku Karo, dan Makanan Khas Putra Jawa
Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) yakni Sate Memeng H. Muhammad Saimin
sehingga akan terbangun kohesi sosial di lingkungan masyarakat yang heterogen
terutama di Sumatera Utara

B. Rumusan Masalah

13. Mengapa memilih batik, padahal dulu batik belum seramai sekarang?
14. Bagaimana cara mempertahankan usaha dalam bidang fashion ini dengan
semakin banyaknya usaha-usaha sejenis yang juga terus berkembang?
15. Selain di medan, di mana saja outlet Ardhina Batik ini bisaditemukan?
16. Bagaimana Tradisi suku Karo ?

17. Bagaimana Kondisi Suku Karo di Sumatera Utara ?

18. Bagaimana Masyarakat heterogen di Sumatera Utara duduk bersama dalam


menjalin kebersamaan ?

C. Metode Refleksi
Pra kegiatan
Mahasiswa diminta untuk mengenal dan merasakan langsung proses dari
pembuatan Batik , Suku , Kuliner . dan Permainan Tradisional yang ada di
Sumatera Utara

Selama kegiatan:
8. Mahasiswa melakukan pengamatan dan pemahaman terhadap
keberagaman melalui karya dan kuliner
9. Dosen Pembimbing Modul Nusantara memperhatikan konsentrasi dan fokus
mahasiswa ketika berdiskusi
10. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Modul Nusantara berdiskusi dengan
aktif

Setelah kegiatan:
Mahasiswa diwajibkan mengisi pertanyaan monitoring dan evaluasi
kegiatan di SPADA DIKTI, atau melampirkannya sebagai dokumen lampiran
jika materinya banyak dan diuraikan secara rinci.
BAB 3
INSPIRASI 1
SENIMAN MELAYU LEBAH BEGANTONG

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan
pemahaman tentang keragaman budaya lokal khususnya budaya Melayu yang
terdapat di Sumatera Utara

B. Uraian Materi
I. Lebah Begantong
Melayu sebagai salah satu dari kebudayaan yang subur dan kental di tengah-
tengah masyarakat Kota Medan hingga kini. Selain kekompakan dan adatnya,
Melayu juga dikenal dengan pantun yang berisikan nasehat hingga jenaka. Nah,
di Kota Medan, ada sebuah kelompok musik yang masih melestarikan budaya
tersebut. Ia adalah Lebah Begantong.

"Ikuti zamanmu, jangan tinggalkan budayamu," itulah jargon yang digunakan


Lebah Begantong, Orkes Melayu yang mensyiarkan budaya di Sumatra Utara
(Sumut). Sejak 2017, kumpulan pemuda asal Kota Medan dan sekitarnya ini
membentuk satu kelompok musik.

"Kami berbentuk sebuah grup yang bergerak di bidang budaya. Membuat


pergerakan mandiri dan keliling di sekitar Sumut. Untuk memperkenalkan Lebah
Begantong, kami bawa program Ketipak Ketipung Melalak, main ke
Tanjung Pura di Langkat, Desa Percut, sekitar Sumut

Berawal dari Gerakan Boemi Poetera yang dipelopori Tengku Zainuddin,


Lebah Begantong dibentuk. Uniknya, kelompok yang terdiri dari sepuluh orang
ini memiliki latar belakang dari etnis yang berbeda. Meskipun demikian, mereka
punya satu tujuan yang sama, konsisten untuk mensyiarkan budaya Melayu
melalui musik.
"Awalnya manggung itu di Kedai Sri Lela Manja. Untuk penamaan Lebah
Begantong diberikan Tengku Zainuddin, maknanya agar kami selalu kompak dan
menghasilkan yang baik-baik

penampilan musik orkes Melayu lainnya menggunakan kata sindiran, namun


hal itu tidak akan ditemukan di Lebah Begantong. Katanya, Lebah Begantong
menyelipkan edukasi di setiap pantun-pantun yang disampaikan.

"Kadang-kadang yang dikenal awam itu pantun Melayu hanya sekadar pantun
lucu, padahal gak hanya sebatas itu. Kami bukan sebagai tontonan aja, tapi
tuntunan juga. Kami punya jargon dari Tengku Zainuddin, ikuti zamanmu, jangan
tinggalkan budayamu

II. Lokasi
https://g.co/kgs/svVwwa
INSPIRASI 2
GALERI ULOS SIANIPAR

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa modul nusantara akan mampu
Menumbuhkan Inspirasi melalui Kegiatan Inspirasi dengan pemateri Pengusaha
Galery Ulos Sianipar.

B. Uraian Materi
I. Galeri Ulos Sianipar

Ulos atau sering juga disebut kain ulos adalah salah satu busana khas
Indonesia. Ulos secara turun temurun dikembangkan oleh
masyarakat Batak, Sumatra Utara. Dari bahasa asalnya, ulos berarti kain. Cara
membuat ulos serupa dengan cara membuat songket khas Palembang, yaitu
menggunakan alat tenun bukan mesin.

Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh
ragam tenunan dari benang emas atau perak. Mulanya ulos dikenakan di dalam
bentuk selendang atau sarung saja, kerap digunakan pada perhelatan resmi atau
upacara adat Batak, tetapi kini banyak dijumpai di dalam bentuk produk suvenir,
sarung bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet, dan gorden.

Ulos juga kadang-kadang diberikan kepada sang ibu yang


sedang mengandung supaya mempermudah lahirnya sang bayi ke dunia dan
untuk melindungi ibu dari segala mara bahaya yang mengancam saat proses
persalinan.

Sebagian besar ulos telah punah karena tidak diproduksi lagi, seperti Ulos
Raja, Ulos Ragi Botik, Ulos Gobar, Ulos Saput (ulos yang digunakan sebagai
pembungkus jenaza, dan Ulos Sibolang.

Sumatera Utara memiliki berbagai budaya yang sudah dikenal luas oleh
masyarakat. Salah satunya ulos yang merupakan kain berbentuk selendang,
digunakan oleh suku Batak pada berbagai kegiatan adat.
Berbagai macam motif pun dapat ditemui pada ulos. Kain ini pun, telah
dikenal oleh para wisatawan sebagai oleh-oleh wajib bagi mereka kita
mengunjungi kota Medan. Hal ini dimanfaatkan oleh salah satu pengusaha asal
Sumatera Utara yang membuka sebuah galeri seni, yaitu Galeri Ulos Sianipar dan
UKM Bersama. Berlokasi di Jalan A.R Hakim Gang Pendidikan Nomor 130,
Pasar Merah, Medan. Galeri Ulos Sianipar dan UKM Bersama didirikan oleh
Robert Maruli Tua Sianipar, S.E. Berawal Pada tahun 1987, dimana terjadi
peningkatan permintaan konsumen terhadap ulos, namun produksi ulos tidak
mampu memenuhi kebutuhan pasar.

Galeri Ulos Sianipar pun bekerjasama dengan para UKM. Galeri Ulos Sianipar
berdiri pada tanggal 21 Juni 1992, dan pada saat itu kapasitas pembuatan produk
ulos hanya mampu menghasilkan sekitar 17 lembar ulos perharinya.

Seiring meningkatnya jumlah pengunjung yang datang setiap tahunnya, Galeri


Ulos Sianipar berganti nama menjadi Galeri Ulos Sianipar dan UKM Bersama,
dan akhirnya diresmikan pada bulan April tahun 2014 silam. Hingga saat ini,
Galeri Ulos Sianipar dan UKM Bersama menjalin kerjasama dengan lebih dari 40
UKM di Propinsi Sumatera Utara.

Gambar 13. Robert Sianipar dan Ulos Sianipar

Galeri ini terdiri atas tiga lantai, dimana pada lantai pertama dan kedua
merupakan tempat pajangan aneka kerajinan yang siap menggoda para
pengunjung untuk membelinya. Sedangkan lantai ketiga merupakan tempat alat
produksi milik Galeri Ulos Sianipar dan UKM Bersama.

Pada bagian depan gedung galeri, terdapat sebuah rumah tenun yang berbentuk
seperti rumah adat batak. Rumah tenun tersebut tidak dibangun di atas tanah,
melainkan berbentuk seperti Rumah Bolon yang merupakan rumah adat suku
batak. Melalui bagian bawah rumah tenun, anda dapat melihat berbagai jenis
patung khas suku batak, serta pajangan beberapa ulos. Namun jika ingin sekadar
duduk santai, tersedia meja dan kursi dari kayu yang didesain dengan gaya
modern tetapi tetap memberikan sentuhan adat batak. Serta kolam kecil
bertingkat ala air terjun yang membuat suasana semakin sejuk.

Ketika akan melangkah masuk kedalam galeri, anda akan disambut oleh
pramuniaga yang siap menemani dan membantu memilih oleh-oleh yang
diinginkan. Suasana bersih, dingin, dan nyaman tergambar jelas pada galeri ini,
sehingga tidak heran bahwa galeri ini cukup ramai dikunjungi.

Kerajinan-kerajinan yang ditawarkan pun menarik, mulai dari kain ulos,


songket, baju, tas, dompet, sepatu, pernak-pernik, dan lain sebagainya. Sebagian
dari kerajinan-kerajinan tersebut adalah hasil produk turunan siap pakai yang
ditenun dan diproduksi sendiri oleh Galeri Ulos Sianipar dan UKM Bersama.

Hasil produksi dari UKM-UKM lain yang bekerjasama dengan galeri ini turut
dipajang, seperti batik, pernak-pernik, dan makanan sehingga menambah variasi
pilihan oleh-oleh yang akan diburu oleh pengunjung. Adapun produk kerajinan
ditawarkan dengan harga yang beragam, mulai dari kisaran harga Rp5000 hingga
Rp37.000.000. Hal ini ditentukan oleh jenis dan kualitas produk yang dipilih.

Terpisah dari itu, terdapat rumah tenun dengan sejumlah alat tenun yang biasa
digunakan untuk menenun ulos. Lokasinya pun tidak terlalu jauh dari galeri Ulos
Sianipar dan UKM Bersama. Para pengunjung boleh melihat langsung proses
penenunan yang dilakukan oleh pegawai galeri yang sudah piawai. Di rumah
produksi tenun tersebut ada kurang lebih 150 penenun yang setiap hari
menghabiskan waktunya dari pukul delapan pagi hingga enam sore untuk
menenun ulos.

Rata-rata para penenun merupakan ibu rumah tangga dan berdomisili di


Medan. Satu gulungan kain ulos memiliki panjang sekitar 200 meter dan akan
diberi motif sesuai dengan pesanan. Dalam seminggu, satu penenun diperkirakan
dapat menyelesaikan lima ulos. Ulos-ulos yang telah ditenun tidak langsung di
pasarkan. Namun, harus di periksa terlebih dahulu oleh penanggung jawab
apakah ulos tersebut layak untuk dipasarkan.

“Harapannya, ya, semoga Galeri Ulos Sianipar ini semakin dicintai oleh
masyarakat Indonesia dan dikenal oleh orang luar negeri. Kan bangga rasanya
kalau budaya kita dikenal oleh orang luar.” tutur Tina, selaku sekretaris di Galeri
Ulos Sianipar dan UKM Bersama.

Hingga saat ini, Galeri Ulos Sianipar dan UKM Bersama semakin berkembang
dan dikenal oleh masyarakat kota Medan. Tidak hanya itu, nama Galeri Ulos
Sianipar dan UKM Bersama sudah dikenal di berbagai mancanegara, seperti
Malaysia, Singapura, Australia, dan Jerman.

V. Lokasi
https://g.co/kgs/jqTJDw
Lokasi : Galery Ulos Sianipar, Jl.A.R. Hakim Gg.Pendidikan No.130 Medan
INSPIRASI 3
UCOK DURIAN MEDAN

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini Mahasiswa mengalami peningkatan
pemahaman tentang keragaman makanan khas Sumatera Utara sebagai daya tarik
daerah yakni makanan khas Aceh Mie Aceh Titi Bobrok dan Makanan Khas
Medan Durian dan Ucok Durian

B. Uraian Materi
I. Sejarah Ucok Medan
Nama juragan durian asal Medan itu Zainal Abidin Chaniago. Atau, biasanya
orang memanggil Ucok Durian. Apa halnya panggilannya jadi begitu. Karena dia
adalah putra asli Medan, putra Batak. Berkat dia pula buah durian lokal tak
sekedar menjadi hiasan. Dia sukses menjual aneka durian utuh. Itulah sebab
adanya embel- embel nama durian di belakang namanya. Sebelum setenar
sekarang perlu kamu tau perjalanan hidupnya tak mudah.
Menurut Kontan.co.id, sejak usia 14 tahun, terlahir dikeluarga yang
kekurangan. Membuat Ucok terbiasa mencari uang sendiri. Memulai usaha dari
nol sejak belasan tahun. Lantaran orang tua miskin membuatnya tak punya uang
membayar sekolah. Pendidikan terakhir Ucok mentok dikelas 2 SMP. Ayah
hanyalah tukang becak. Dan ibu membantu ekonomi keluarga menjadi buruh
cuci. Itu masih tak cukup membiayai Ucok dan lima adiknya.
Ia memutuskan usaha sendiri. Memutuskan mandiri mencari uang sendiri,
mencoba ikut membantu ekonomi keluarga. Di masa awal, Ucok bekerja menjadi
karyawan di gerai penjualan buah durian di Kota Medan. Tak sekedar bekerja
juga aktif belajar tentak seluk- beluknya. Bertahun- tahun bekerja di tempat
orang, hasrat membuka usaha sendiri akhirnya tersalurkan.
Modal Rp1,75 juta ditambah pengalaman dan pengetahuan soal durian. Ucok
memberanikan diri membuka bisnis sendiri. Uang tersebut digunakan membeli
durian sebanyak setengah mobil bak. Lantas dijajakan di pinggiran jalan. Umur
24 tahun sudah punya usaha sendiri. Sebuah warung tenda sederhana di pinggir
jalan. Jikalau durian sisa dan tak habis maka langsung dijualkan ke pasar. Untung
jualan pertama cukup lumayan omzetnya Rp.300.000.
Omzet tiga ratus ribu per- hari dibaginya menjadi tiga. Pertama dibagikan ke
teman sekaligus mitra bisnisnya. Lalu uang Rp.50.000 diberikan kepada keluarga.
Sembari berbisnis, tak lupa belajar mengenai si buah durian ini. Caranya lewat
menyambangi petani durian di berbagai tempat. Bahkan sampai ke Aceh cuma
buat durian. Dedikasinya akan durian membawanya ke pusat durian Aceh,
Sumatra Utara, Sumatra Barat, seluruh Pulau Sumatra .
Lambat laun kegiatannya itu membuahkan jaringan bisnis. Koneksinya ke
para petani durian semakin kental dan kuat saja. Modal saling percaya digunakan
oleh pria yang sekarang sudah berumur 45 tahun ini. Modal PD -nya atau percaya
dirinya berani membeli durian lebih mahal. Dia menawarkan harga lebih mahal
dari pedagang lain. Selain itu ketika ada petani membutuhkan uang karena
kebutuhan mendesak; Ucok selalu ada disana.

Jaringan kuat

Ia bahkan rela meminjam uang untuk membantu petani. Hasilnya ketika


mereka panen, hasil durian mereka akan menjadi milik Ucok. "Sebagai gantinya
ketika sudah panen, durian-durian milik petani itu menjadi milik saya," kata dia.
Berkat pendekatan itulah maka lapaknya selalu kebanjiran stok terus. Tidak ada
matinya, ia bahkan mampu menjual durian 24 jam non- stop. Startegi
"memanjakan" diterapkan kembali ke konsumen pula.

Baginya kepuasan merupakan kunci suksesnya. Pengusaha yang sudah 20


tahun melalang buana ini. Sudah tau betul persaingan semakin ketat. Itulah
baginya pelanggan merupakan "mahal" seolah seperti pelanggan adalah raja.
Memanjakan mereka, maka lapak Ucok menghadirkan durian dengan variasi jenis
terbanyak. Berkat pemahaman akan durian Ucok membuat penjualan lebih
efektif.

Sejak itupula lapaknya disulap lebih nyaman. Agar pelanggan bisa makan
langsung di tempatnya. Guna memenuhi kebutuhan durian, setiap hari, ada enam
mobil hingga tujuh mobil berisi durian berasal dari Aceh, Sumatra Barat atau
Sumatra Utara. Menjalin hubungan baik dengan para petani masih dilakukannya.
Seolah mereka sudah menjadi bagian keluarga. Berkat inilah sepanjang tahun
Ucok bisa mendapatkan stok durian lengkap.ektif.
Bulan Juni, Juli, Agustus, dan September, menjadi bulan melimpah durian.
Lalu Oktober dan juga November jumlah durian akan menyusut. Pada bulan
Desember, maka durian akan mulai melimpah kembali. Karena sudah terbaca
maka di bulan- bulan panen ramailah tempat itu. Berkat dedikasinya yang tinggi
telah mampu membuat usahanya jadi legenda. Menjadi suatu keharusan kalau ke
Medan harus mampir ke tempat Ucok Durian.

Gambar 14. Durian Ucok Medan

Ini sudah menjadi ajang pariwisata. Dari turis lokal dan asing pasti
menyempatkan diri mampir. Sukses dalam membangun brand -nya maka tak ayal.
Pada suatu hari, seorang President, yakni Pak SBY rela mampir ke tempatnya
buat mencicipi.

"Saya merasa sangat terhormat toko ini pernah didatangi pak SBY. Momen
itu sungguh tidak akan terlupakan sepanjang hidup," kenangnya.

Untuk seharinya Ucok Durian mampu menjual 7.000 buah durian per- hari.
Soal harga berfariasi dari Rp.20.000- Rp.25.000 per- buah untuk ukuran kecil.
Ukuran lebih besar, cukup murah kok yakni cuma Rp.30.000 saja. Dalam sehari
ia mengaku mampu mengantongi omzet Rp.45 juta sehari. Kalau masuk di akhir
pekan bisa mencapai omzet Rp.55 juta per- hari. Bisa dibayangkan dalam sebulan
berapakah omzet dari Ucok Durian.

Dibantu 30 orang karyawan bekerja 24 jam non- stop berjualan. Ucok sendiri
tak menyadari harapan bisnis durianya telah menjadi ikon pariwisata. Berkat
usahanya durian juga, pria yang cumalah lulusan SD ini, telah mampu
memberangkatkan kedua orang tuanya berhaji. Dia juga bisa menyekolahkan
adik- adiknya menjadi sarjana.

Soal rencana membuka kebun durian. Ucok mengaku tak terpikirkan soal itu.
Ia maunya fokus di penjualan durian saja. Soal stok diserahkan sepenuhnya
kepada petani mitra. Kalau bicara ekspansi maka impiannya adalah memiliki
pusat oleh- oleh sendiri. Ia ingin membuka lapak aneka produk yang khas dari
Medan. Lapaknya nanti akan menjual ikan teri, ikan asin, sirup markisa, lapis
legit, kemudian bika ambon,dll.

II. Ucok Durian Medan


Wisata kuliner di Medan yang cukup terkenal hingga tingkat nasional
adalah Ucok durian. Masyarakat banyak menganggap Ucok durian merupakan
icon Kota Medan, karena masyarakat dari luar kota Medan berkunjung ke Kota
Medan pasti menanyakan Ucok durian. Mereka tidak hanya makan durian
ditempatnya saja melainkan juga dibawa pulang kekampung halaman mereka
untuk sebagai oleh-oleh khas Kota Medan.
Durian termasuk buah dari segala raja buah dari pohon besar yang
berakar tunggang, dimana buah durian ini sangat kontroversial, meskipun banyak
orang yang menyukai buah ini, namun sebagian lain malah muak dengan
aromanya. Durian banyak tumbuh didaerah beriklim tropis, termasuk Indonesia
yang dimana banyak tumbuh buah jenis ini. Salah satunya Sumatera Utara paling
banyak tumbuh disini, maka tidak heran Medan dijulukin kota durian. Durian
adalah buah yang sangat unik. Dari luar terkesan menakutkan, tetapi didalamnya
mengagumkan.

Gambar 15. Zainal abidin chaniago


Ucok Durian terkenal akan duriannya yang lezat dan memiliki rasa-rasa durian
yang berbeda. Banyak para penikmat durian berkunjung ke Ucok durian untuk
menikmati rasa durian yang bisa dipilih tergantung dengan selera penikmat dan di
Ucok durian inilah semua rasanya ada. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sudah
dibuktikan dari banyaknya wisatawan lokal, domestik maupun mancanegara
kalau sudah ke Kota Medan pastilah berkunjung ke Ucok durian ini.

III. https://g.co/kgs/LygxiZ
Lokasi : Ucok Durian Medan , Jl.K.H.Wahid Hasyim No.68,Babura,Kec.Medan
Baru, Kota Medan,Sumatera Utara
KONTRIBUSI SOSIAL
PENYULUHAN GAYA HIDUP SEHAT DAN PEMBERIAN SABUN MANDI DAN
SABUN CUCI TANGAN DIKAMPUNG MADRAS

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan ini mahasiswa modul nusantara diharapkan akan
mampu memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada masyarakat diantaranya
adalah sabun cuci tangan dan sabun mandi

B. Uraian Materi
I. Kampung Madras
Kampung yang terletak di kawasan Jalan Zainul Arifin, Kota Medan ini
bermukim warga keturunan India, dimana warga keturunan India juga ikut
mewarnai sejarah perjalanan Kota Medan. Nama Kampung ini mengikuti
panggilan populer bagi etnis keturunan India yang umumnya berkulit gelap atau
keling.
Ketika etnis penduduk India semakin banyak dan interaksi antar mereka
semakin intens, dijelaskannya, maka lambat laun bermunculan perkampungan
komunitas-komunitas India di wilayah Kesultanan Deli tersebut. Salah satunya
yang cukup di kenal dan banyak dikunjungi oleh para wisatawan domestik
maupun mancanegara adalah Kampung Keling.
Keragaman penduduk Kota Medan yang berasal dari etnis Melayu, China,
Arab, Batak, Tamil, Jawa dan lain sebagainya melebur menjadi satu dalam
dinamika pertumbuhan sebuah kota besar di Pulau Sumatera. "Kita
mengutamakan saling menghormati tanpa membedakan suku, agama dan ras. Dan
di kawasan Kampung Madras ini, masih berdiri bangunan kuno peninggalan
kolonial Belanda yang masih kokoh berdiri. Selain itu, kita dapat menemukan
banyak kuil yang masih berdiri sebagai tempat peribadatan, seperti; Kuil Shri
Mariamman yang dibangun pada tahun 1884.
Dikatakan, mayoritas warga Tamil di Kampung Keling beragama Hindu.
Namun, ada juga yang memeluk agama Islam yang membentuk komunitas
Muslim Tamil. "Kita lihat dengan adanya sebuah bangunan Masjid Ghaudiyah,
tanah pekuburan Muslim, dan tanah wakaf seluas 1.000 meter2 yang asal
muasalnya dari tanah hibah Sultan Deli.
Dikatakan, mayoritas warga Tamil di Kampung Keling beragama Hindu.
Namun, ada juga yang memeluk agama Islam yang membentuk komunitas
Muslim Tamil. "Kita lihat dengan adanya sebuah bangunan Masjid Ghaudiyah,
tanah pekuburan Muslim, dan tanah wakaf seluas 1.000 meter2 yang asal
muasalnya dari tanah hibah Sultan Deli.

Gambar 16. Kampong keeling

Kampung Madras (dahulu disebut Kampung Keling) adalah nama bagi sebuah
kawasan seluas sekitar 10 hektare di Kota Medan, Indonesia yang pernah
mempunyai komunitas India yang besar. Kawasan ini terletak di sekitar
kecamatan Medan Polonia dan Medan Petisah. Di kawasan ini terdapat
kuil Hindu tertua terbesar di Kota Medan adalah Kuil Sri Mariamman dan
kelenteng Konghucu tertua terbesar di Kota Medan adalah Vihara Gunung
Timur sementara Masjid Jami dan Masjid Ghaudiyah yang dibangun
oleh Muslim India.
Kawasan tersebut awalnya dipanggil "Patisah", namun kemudian terjadi
perubahan nama menjadi "Kampung Madras" guna mencerminkan tanah asal para
warga keturunan India yang berdiam di sana. Nama "Kampung Madras"
menggantikan nama "kampung keling" yang dianggap berkonotasi negatif
dikarenakan sering digunakan sebagai racial slur dan ejekan yang merendahkan.
Meskipun hingga tahun 1950-an kawasan ini masih dihuni oleh warga
keturunan India dalam jumlah yang besar, sejak saat itu jumlah tersebut telah
berkurang karena keadaan ekonomi yang sulit sehingga membuat mereka harus
pindah ke kawasan lain. Kampung Madras kini bahkan lebih banyak dihuni oleh
kebanyakan terdahsyat kehebatan terbesar warga keturunan Tionghoa Medan,
dan India (termasuk sebanyak Tamil) daripada India bersama dengan George
Town, Kuala Lumpur, Johor Bahru, Ipoh, dan Singapura
II. Lokasi
https://g.co/kgs/u7xo6G

Anda mungkin juga menyukai