Disusun oleh :
1. Adinda Zareta / 03
2. Arya Pradipta / 07
3. Irhamna Raditya / 17
4. Ragil T.R / 27
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat dibuat makalah tersebut karena ingin lebih banyak tahu tentang Sejarah
dari Bhineka Tunggal Ika
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Sejarah semboyan Bhinneka Tunggal Ika dirumuskan oleh para pendiri bangsa
jauh sebelum Indonesia merdeka. Dilansir situs Pemerintah Kabupaten Badung,
sejarah Bhinneka Tunggal Ika mulai menjadi bahan diskusi terbatas antara
Muhammad Yamin, I Gusti Bagus Sugriwa, dan Bung Karno di sela-sela sidang
BPUPKI sekitar 2,5 bulan sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (Kusuma
R.M. A.Β, 2004).
Fungsi dari Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri adalah mempertahankan kerukunan
social, menghormati perbedaan, membangun persatuan, menghargai keanekaragaman
budaya, memperkuat identitas nasional.
Toleransi dapat mencairkan perbedaan sehingga tidak ada lagi perpecahan atau konflik.
Karenanya keBhinnekaan harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme
yang berlandaskan kepada kekuatan spiritualitas. Perbedaan etnis, religi maupun ideologi.
Oleh karena itu, kita juga perlu mengetahui prinsip-prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
Beberapa prinsip-prinsip Bhinneka Tunggal Ika adalah
1. Common Denominator
Terdapat 5 agama di Indonesia, namun sesuai dengan prinsip pertama Bhinneka Tunggal Ika
perbedaan dalam hal keagamaan haruslah dicari common denominatornya, atau dengan kata
lain menemukan persamaan dalam perbedaan sehingga semua rakyat Indonesia dapat hidup
rukun berdampingan.
Pandangan-pandangan sektarian dan eksklusif harus dihilangkan, karena ketika sifat sektarian
dan eksklusif sudah terbentuk, maka akan ada banyak konflik yang terjadi dikarenakan
kecemburuan, kecurigaan, sikap yang berlebih-lebihan serta kurang memperhitungkan
keberadaan kelompok atau pribadi lain.
3. Tidak Formalistis
3
Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini dilandasi oleh adanya rasa
cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya mempercayai, dan saling rukun
antar sesama. Dengan cara tersebutlah keanekaragaman kemudian dapat disatukan dalam
bingkai ke-Indonesiaan.
4. Bersifat Konvergen
Bersifat Konvergen maksudnya segala keanekaragaman bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi
harus dicari titik temu yang dapat membuat segala kepentingan bertemu di tengah. Hal ini
dapat dicapai jika terdapat sikap toleran, saling percaya, rukun, non sektarian, dan inklusif di
antara masyarakat.
6. Semangat Gotong-Royong
Semangat gotong-royong tidak melulu tentang bahu-membahu membersihkan lingkungan,
atau menjaga keamanan lingkungan sekitar rumahmu. Tapi juga pada semangat gotong-
royong dalam melawan hoax atau berita bohong yang kini tersebar dimana-mana atas nama
clickbait.
•Perilaku inklusif
Seseorang harus menganggap bahwa dirinya sedang berada di dalam suatu populasi yang
luas. Sehingga tidak melihat dirinya melebihi dari yang lain, begitu juga dengan
kelompok.Kepentingan bersama lebih diutamakan daripada sebuah keuntungan pribadi atau
kelompoknya. Kepentingan bersama bisa membuat segala komponen merasa puas dan
senang.
Ditinjau dari keanekaragaman yang ada di dalam negeri, Indonesia adalah bangsa dengan
tingkat pluralistik terbesar di dunia. Ini membuat bangsa Indonesia disegani oleh bangsa
lain.Tapi bila kondisi plural tidak dimanfaatkan dengan baik, maka sangat mungkin akan
terjadi disintegrasi di dalam bangsa.Jumlah agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya
yang ada di Indonesia sangat banyak dan beragam.Sikap saling toleran, saling menghormati,
saling mencintai, dan saling menyayangi menjadi hal mutlak yang dibutuhkan oleh segenap
rakyat Indonesia. Supaya tercipta masyarakat yang tenteram dan damai.
4
Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah terjadi pada zaman sekarang. Apalagi dengan
diberlakukannya sistem demokrasi yang menuntut segenap rakyat bebas mengungkapkan
pendapat masing-masing. Oleh sebab itu, untuk mencapai prinsip keBhinnekaan maka
seseorang harus saling menghormati antara satu pendapat dengan pendapat yang lain.
Perbedaan ini tidak untuk dibesar-besarkan tetapi untuk dicari suatu titik temu dengan
mementingkan suatu kepentingan bersama. Sifatnya konvergen harus benar-benar dinyatakan
dalam hidup berbangsa dan bernegara, jauhkan sifat divergen.
Perbedaan pendapat antarkelompok dan pribadi haruslah dicari solusi bersama dengan
diberlakukannya musyawarah. Segala macam perbedaan direntangkan untuk mencapai satu
kepentingan. Prinsip common denominator atau mencari inti kesamaan harus diterapkan di
dalam musyawarah. Dalam musyawarah, segala macam gagasan yang akan timbul akan
diakomodasikan dalam kesepakatan. Sehingga kesepakatan itu yang mencapai mufakat antar
pribadi atau kelompok.
Sesuai dengan pedoman sebaik-baik manusia yaitu yang bermanfaat bagi manusia lainnya,
rasa rela berkorban harus diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Rasa rela berkorban ini
akan terbentuk dengan dilandasi oleh rasa saling kasih mengasihi, dan sayang menyayangi.
Jauhi rasa benci karena akan menimbulkan konflik dalam kehidupan.
5
BAB 3
PENUTUP
Dengan penutup ini, marilah kita merangkum perjalanan yang telah diuraikan dalam
makalah ini. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai semboyan dan falsafah hidup Indonesia, menjadi
landasan kokoh bagi persatuan dalam keberagaman. Seiring berjalannya waktu, konsep ini
terus berkembang, menguatkan identitas nasional, dan menginspirasi untuk menerima
perbedaan sebagai kekayaan.
Tantangan dan dinamika zaman tidak bisa diabaikan, namun semangat Bhinneka Tunggal Ika
memandu kita untuk menjaga keharmonisan di tengah perbedaan. Melalui pemahaman
mendalam terhadap konsep ini, diharapkan kita dapat membangun masyarakat yang inklusif,
menghargai keberagaman, dan memperkokoh persatuan.
Sebagai penutup, mari kita bahu-membahu memelihara nilai-nilai luhur Bhinneka Tunggal
Ika, mewariskannya kepada generasi penerus, sehingga semangat kebersamaan dan
keberagaman terus menyala sebagai cahaya pencerahan di Indonesia.
Terima kasih kepada semua yang telah menyempatkan waktu untuk membaca makalah ini.
Semoga pesan Bhinneka Tunggal Ika senantiasa menginspirasi kita dalam membentuk masa
depan yang lebih baik dan damai.
6
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan