NPM : 41182911200012
Sumpah atau al-Qasam merupakan suatu hal atau kebiasaan bangsa Arab dalam
berkomunikasi untuk meyakinkan lawan bicaranya. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh
bangsa Arab merupakan suatu hal oleh Al-Quran direkonstruksi bahkan ada yang didekonstruksi
nilai dan maknanya. Oleh karena itu, Al-Quran diturunkan dilingkungan bangsa Arab dan juga
dalam bahasa Arab, maka Allah menggunakan sumpah dalam mengkomunikasikan Kalam-Nya.
Meskipun bangsa Arab dikenal dengan menyembah berhala atau (paganism) mereka tetap
menggunakan kata Allah dalam sumpahnya, seperti disinyalir oleh Al-Quran dalam surah An-
Nahl ayat 38 yang berbunyi:
بَ َل َو ْعدًا َعلَ ْي ِه, ُث هللاُ َمن يَ ُم ْوت ُ الَ يَ ْب َع,س ُم ْوا باِهللِ َج ْه َد أَ ْي َمنِ ِه ْم
َ َوأَ ْق
َ ًَّحق
ِ اولَ ِكنَّ أَ ْكثَ َرالنَّا
َس الَ يَ ْعلَ ُم ْون
Artinya: “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh:
“Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati”. (tidak demikian). Bahkan (pasti Allah
akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui”.
(Q.S. An-Nahl 16: 38)
Yaitu menguatkan sesuatu dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan dengan menggunakan
huruf-huruf (sebagai perangkat sumpah) seperti و, ب
َ َب ْل أَ ْكثَ َر ُه ْم الَيَ ْعقِلُون,ِلح ْم ُدهلل َ س َما ِء َما ًء فَأ َ ْحيَا ِب ِه ْاألَ ْر
َ قُ ِل ْا,ُض ِمن َب ْع ِد َم ْوتِ َهالَيَقُولُنَّ هللا َّ سأ َ ْلتَ ُهم َّمن نَّ َّز َل ِمنَ ال
َ َولَئِن
Artinya: “Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: “Siapakah yang
menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya? “tentu
mereka akan menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Segala puji bagi Allah”, tetapi kebanyakan
mereka tidak memahami(nya)”.
(Q.S. Al-Ankabut: 63)
Akan tetapi, bangsa Arab pra-Islam yang dikenal sebagai masyarakat yang menyembah berhala
(paganism). Mereka menyebutkan atau mengatakan sumpah dengan atas nama tuhannya dengan
sebutan Allah, seperti yang tersurat dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 61 yang berbunyi:
َّس َو ْالقَ َم َرلَيَقُولُن َّ س َّخ َرال
َ ش ْم َ ت َو ْاألَ ْر
َ ض َو ِ س َم َو َ َسأ َ ْلتَ ُهم َّمنْ َخل
َّ ق ال َ َولَئِن
َ
َ فَأنَّى يُؤْ فَ ُكون,ُهللا
Artinya: “Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menjadikan
langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan? “tentu mereka akan menjawab:
“Allah”, Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar)”. (Q.S. Al-
Ankabut: 61)
Dhamir (kata ganti) همdalam surat Al-Ankabut ayat 63 tersebut, seperti dikutip Toshihiko Izutsu
berarti
“the pagan Arabs”. Izutsu berpendapat ada lima konsep Allah menurut bangsa Arab pra-Islam
seperti yang disebut oleh Al-Quran yaitu:
1.Allah adalah pencipta dunia;
2.Allah adalah pencipta hujan, lebih umum lagi Dia-lah yang menciptakan kehidupan
dipermukaan bumi;
3.Allah satu-satunya yang berhak disebut dalam sumpah;
4.Allah adalah obyek monoteisme “sementara”
5.Allah adalah Tuhannya Kabah (Lord of Ka’bah).
Sedangkan huruf-huruf yang berfungsi sebagai perangkat sumpah atau untuk membentuk lafal
sumpah ada 3 macam, yaitu:
1. Wawu ()و
Seperti firman Allah dalam surat Adz-Dzariyaat ayat 23 yang berbunyi:
ِ ق ِّم ْث َل َمآأَنَّ ُك ْم ت
ََنطقُون ٌ لَ َح,ُض إِنَّه َ س َمآ ِء َواألَ ْر َّ فَ َو َر ِّب ال
Artinya: “Maka demi Tuhan langit dan bumi, Sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah
benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan”.
(Q.S. Adz-Dzariyaat: 23).
Dengan masuknya huruf wawu-sebagai huruf qasam-maka ‘amil(pelaku)nya wajib
dihapuskan. Dan setelah wawu harus diikuti dengan isim dhamir.
2. Ba’ ()ب
Seperti dalam firman Allah dalam surat Al-Qiyaamah ayat 1 yang berbunyi:
س ُم ِبيَ ْو ِم ْالقِيَ َمه ِ آَل اُ ْق
Artinya: “Aku bersumpah demi hari kiamat”.
(Q.S. Al-Qiyaamah: 1)
Maka dengan masuknya huruf Ba’ ini boleh disebutkan ‘amil-nya sebagaimana contoh
di atas, dan boleh juga menghapusnya.
Setelah huruf Ba’ boleh diikuti isim dhamir sebagaimana telah dicontohkan di atas, dan
boleh juga diikuti oleh isim dhamir
3. Ta’ ()ت
Seperti dalam firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 56:
س َعلُنَّ َع َّما ُكنتُ ْم ْ ُ تَاهللِ لَت,ص ْيبا ً ِّم َّما َر َز ْقنَ ُه ْم
ِ ََوت َْج َعلُونَ لِ َما الَيَ ْعلَمونَ ن
َتَ ْفتَرُون
Artinya: “Dan mereka sediakan untuk berhala-berhala yang mereka tiada mengetahui
(kekuasaannya), satu bagian dari rezeki yang Telah kami berikan kepada mereka. Demi
Allah. Sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang Telah kamu ada-adakan”.
(Q.S. An-Nahl: 56). Dengan masuknya huruf Ta’ ini. ‘amil (pelaku)-nya harus
dihapuskan dan tidak bisa diikuti sesudahnya kecuali isim jalalah (nama Allah), yaitu هلل
atau رب.
ّ
Selain dari unsur-unsur dan redaksi sumpah tersebut, yang paling fundamental adalah rukun
sumpah yang merupakan unsur-unsur sumpah, muncul Nashrudin Baidan mengungkapkan
bahwa rukun sumpah ada 4, yaitu:
1. Muqsim (pelaku sumpah)
2. Muqsam Bih (sesuatu yang dipakai sumpah)
3. Adat Qasam (alat untuk bersumpah)
4. Muqsam “Alaih (berita yang dijadikan isi sumpah atau disebut juga dengan jawab
sumpah)
Macam-macam qasam :
1. Zhahir, ialah sumpah yang di dalamnya disebutkan fi’il qasam dan muqsam bihi (sesuatu
yang dipakai sumpah).
2. Mudhmar, sumpah yang di dalamnya tidak disebutkan atau dijelaskan fi’il qasam dan
muqsam bihi, tetapi ditunjukkan oleh “lam taukid” yang masuk ke dalam jawab qasam. Q.S.
Ali-Imran, 3:186 :
ْ َوإِن ت,س َم ُعنَّ ِمنَ الَّ ِذينَ أُوتُوا ْا ِكت ََب ِمنْ قَ ْبلِ ُك ْم َو ِمنَ الَّ ِذينَ أَش َْر ُكو ْا أَ ًذى َكثِي ًرا
َصبِ ُروا َوتَتَّقُوا ِ ُلَتُ ْبلَ ُونَّ فِي أَ ْم َولِ ُك ْم َوأَنف
ْ َس ُك ْم َولَت
فَإِنَّ َذلِكَ ِمنْ ع َْز ِماْ ألُ ُمور
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang Telah diberi Kitab
(yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi Kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu
menyembunyikannya,”lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan
mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka
terima”.
*di antara keterangan yang disembunyikan itu ialah tentang kedatangan Nabi Muhammad
SAW
Pada kondisi yang psikologis thalaby dan inkary dibutuhkan suatu penegasan. Keadaan
psikologis manusia inilah Al-Qur’an merangkumnya dengan konsep qasam yang
mengadaftasi terhadap kebiasaan (bahasa) Arab.
3. Oleh karena itu, tidaklah tepat bersumpah kecuali dalam keadaan berikut:
Hendaknya sesuatu yang disumpahkan (al-muqsam álaih) itu adalah sesuatu yang penting.
Adanya keraguan dari mukhaththab (orang yang diajak bicara).
Adanya pengingkaran dari mukhaththab (orang yang diajak bicara).
HASIL DISKUSI
Jawab : untuk mengukuhkan dan mewujudkan muqsam alaih yang berupa sesuatu yang layak
dijadikan sumpah seperti hal-hal yang tersembunyi. Yang dimaksud qosam itu artinya
kebenaran, jiwa yang jernih yang fitrah nya tidak ternoda kejahatan akan menyambut
petunjuk dan membukakan pintu hati bagi sinarnya serta berusaha mengikutinya.
Jawab :
Hanya Allah satu satu tujuan di dunia yg kita tahu bahwa dunia adalah sementara.
Tujuan di akhirat itu yg kekal dan abadi. Objek itu tujuan atau sasaran.
3. Menurut nasrudin baidan bahwa rukun sumpah itu ada adat qasam atau alat bersumpah.
Contoh alat bersumpah itu apa? (Ahmad muzaki)
Jawab :
Tambahan : huruf-huruf qasam itu ada yaitu waw, ba, dan ta. Tapi yang sering digunakan
adalah huruf waw, seperti هَّلل َوyang artinya demi allah. Bisa juga seperti والَّ ۡي َلyang artinya
demi malam.
Jawab :
Inkarii: metode yang ketiga. Apabila mukhatab mengingkari kebeneran suatu pertanyaan
yang disampaikan.
Tolabii: metode yang kedua. Demi malam,matahari dalam kondisi mukhatab itu ragu_ragu
terhadap ucapan mutakallim.
Yg artian untuk menegaskan sumpah di al qur'an. Intinya tholabi dan ingkari adalah metode²
untuk memperkuat sumpah dari Allah jika ada orang yang belum mempercayai apa yang
Allah perintahkan.
Jawab : Lawan bicara tidak ada asumsi apa-apa terhadap mutakalim (pengujar dalam tradisi
lisan atau penulis dalam tradisi tulisan). keadaan inilah al-qur'an merangkumnya dengan
konsep qasam yang mengadaptasi terhadap kebiasaan (bahasa arab).