NPM : 41182911200012
SOAL
ii. Uraikan bentuk dan macam-macam Naskh dalam AlQuran berikut contoh ayatnya!
iii. Jelaskan bentuk-bentuk Perdebatan/ Jadal dalam al-Qur’an dan tulis dalilnya!
vi. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Tafsir bi Ar-Ra’yi? Jelaskan sebab yang memicu
munculnya Tafsir bi Ar-Ra’yi. Tulis nama kitab Tafsir bi Ar-Ra’yi yang dapat dipercaya!
viii. Jelaskan huruf-huruf yang berfungsi sebagai perangkat sumpah atau untuk membentuk
JAWABAN:
“Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum
pembicaraan dengan Rasul? maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah
memberi tobat kepadamu, maka dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada
Allah dan Rasul-Nya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang anda kerjakan.”
@ Penghapusan terhadap bacaan saja, sedangkan hukumnya tetap berlaku. Contoh
kategori ini adalah ayat rajam. Mula-mula ayat rajam ini termasuk ayat Al-Qur`an. Ayat
ini dinyatakan mansukh bacaanya, sementara hukumnya tetap berlaku. Adapun artinya
sebagai berikut, “ Jika seorang pria tua dan wanita tua berzina, maka rajamlah keduanya.”
Kemudian, cerita tentang orang tua yang berzina itu di-naskh pada ayat tersebut. Hal ini
diriwayatkan oleh Ubay ibn Ka’ab bin Abu Umamah bin Sahl.
II. MACAM-MACAMNYA :
Contoh ayat al-Qur’an yang di-nasakh dengan al-Qur’an. Allah swt berfirman:
َصابِرُونَ َي ْغلِبُوا ِمائَتَ ْي ِن َوإِنْ يَ ُكنْ ِم ْن ُك ْم ِمائَةٌ يَ ْغلِبُوا أَ ْلفًا ِمن ِ َيا أَ ُّي َها النَّبِ ُّي َح ِّر
ْ ض ا ْل ُمؤْ ِمنِينَ َعلَى ا ْلقِتَا ِل إِنْ َي ُكنْ ِم ْن ُك ْم ِع
َ َشرُون
٦٥( َ(الَّ ِذينَ َكفَ ُروا بِأَنَّ ُه ْم قَ ْو ٌم ال يَ ْفقَهُون
“Wahai Nabi (Muhammad) kobarkanlah semangat para Mukmin untuk berperang.Jika ada dua
puluh orang yang sabar diantara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang
musuh.Dan jika ada seratus orang (yang sabar) diantara kamu, niscaya mereka dapat
mengalahkan seribu orang kafir, karena orag-orang kafir itu adalah kaum yang tidak
mengerti.” (QS. al-Anfāl [8]: 65)
Ayat tentang wasiat terhadap kedua orangtua dan kerabat telah dihapus hukumnya dengan hadis
Nabi: “Ketahuilah bahwa tidak ada wasiat terhadap ahli waris” contoh lain ayat tentang, “hukum
cambuk (jilid) bagi perempuan dan laki-laki yang berzina dengan seratus kali cambuk” di-nasakh
oleh hadis tentang rajam” pelaku zina.
Contoh hadis Nabi yang menyatakan, “Menghadap ke Baitul Maqdis ketika shalat selama 16
sampai 17 bulan” (HR. al-Bukhārī). Kemudian, ketentuan ini dihapus oleh al-Qur’an surat al-
Baqarah [2]: 144 yang menyerukan untuk menghadap ke Baitullah (Mekkah). Allah swt
berfirman:
ُش ْط َره
َ ث َما ُك ْنتُ ْم فَ َولُّ ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْم
ُ س ِج ِد ا ْل َح َر ِام َو َح ْيْ ش ْط َر ا ْل َم َ ضاهَا فَ َو ِّل َو ْج َه َك َ س َماء فَلَنُ َولِّيَنَّ َك قِ ْبلَةً ت َْرَّ قَ ْد نَ َرى تَقَلُّ َب َو ْج ِه َك فِي ال
َق ِمنْ َّربِّ ِه ْم َو َما هللاُ بِ َغافِ ٍل َع َّما يَ ْع َملُ ْون َ َو إِنَّ الَّ ِذيْنَ أُ ْوتُوا ا ْل ِكت
ُّ َاب لَيَ ْعلَ ُم ْونَ أَنَّهُ ا ْل َح
“(Allah) berfirman, “Wahai Mūsā! Sesungguhnya aku memilih (melebihkan) engkau dari
manusia yang lain (pada masamu) untuk membawa risalah-Ku, sebab itu berpegang teguhlah
kepada Apa yang aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau termasuk orang-orang yang
bersyukur.”
“Dulu Aku (Nabi) melarang kalian untuk berziarah kubur sekarang ber-ziarah kuburlah kamu.”
َٱعبُدُو ْا َربَّ ُك ُم ٱلَّ ِذي َخلَقَ ُكمۡ َوٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ۡبلِ ُكمۡ لَ َعلَّ ُكمۡ تَتَّقُون ُ َّٰ َيٓأ َ ُّي َها ٱلن
ۡ اس
ِ ٓاء فَأ َ ۡخ َر َج بِ ِهۦ ِمنَ ٱلثَّ َم ٰ َر
ت ِر ۡز ٗقا لَّ ُكمۡۖ فَاَل ت َۡج َعلُو ْا هَّلِل ِ أَندَادٗ ا َّ ٓاء َوأَن َز َل ِمنَ ٱل
ٗ س َمٓا ِء َم َ ٱلَّ ِذي َج َع َل لَ ُك ُم ٱأۡل َ ۡر
َّ ض فِ ٰ َرشٗ ا َوٱل
ٗ َس َمٓا َء بِن
ََوأَنتُمۡ ت َۡعلَ ُمون
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan
bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS.
Al-Baqarah (2): 21-22)
Membantah pendapat para penentang dan lawan, dan mematahkan argumentasi mereka.
Macam-macam perdebatan :
Membungkam lawan bicara dengan mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diakui
dan diterima oleh akal/mengakui dari apa yang diingkari.
Seperti: Penggunaan dalil dengan Makhluk untuk menetapkan adanya Khalik.
Mengambil dalil dengan mabda’ (Asal Mula Kejadian) untuk menetapkan ma’ad (Hari
Kebangkitan)
B) Membatalkan pendapat lawan dan membuktikan kebenarannya.
Ayat tersebut merupakan bantahan kepada pendirian orang Yahudi, sebagaimana
diceritan Allah dalam Firman-Nya, bahwa mereka tidak menghormati Allah dengan
penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan
sesuatu pun kepada manusia.”
Menghimpun dan merinci beberap sifat dan menerangkan bahwa sifat-sifat tersebut ‘illah
atau alasan hukum.
Membungkan lawan dan mematahkan hujjahnya dan menjelaskan bahwa pendapat yang
dikemukakannya menimbulkan pendapat yang tidak diakui siapapun.
IV. Makkiyyah
Di dalamanya terdapat ayat sajadah;
Ayat-ayatnya dimulai dengan kata kalla;
Dimulai dengan ungkapan yaa ayyuha an-naas dan tidak ada ayat dimulai dengan
ungkapan yaa ayyha al ladzina, kecuali dalam surat Al-Hajj [22], karena
dipenghujung surat itu terdapat sebuah ayat yang dimulai dengan ungkapan yaa
ayyuha al-ladziina;
Ayat-ayatnya mengandung tema kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu
Ayat-ayatnya berbicara tentang kisah Nabi Adam dan Iblis, kecuali surat Al-
Baqarah [2]; dan
Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf-huruf terpotong-potong (huruf al-tahajji)
seperti alif la mim dan sebagainya, kecuali surat Al- Baqarah [2] dan Ali 'Imran
[3].
Dan setiap surat yang ayatnya pendek-pendek.
V. Pengertian secara terminologi : ayat diartikan sebagai suatu kelompok
kata yang memiliki awal dan akhir yang masuk dalam suatu Al Quran .
Artinya menghubungkan makna –makna etimologis di atas sehingga
saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
ِ د ْال ِعقَا¤ُ يل َك ْم آتَ ْينَاهُ ْم ِم ْن آيَ ٍة بَيِّنَ ٍة ۗ َو َم ْن يُبَدِّلْ نِ ْع َمةَ هَّللا ِ ِم ْن بَ ْع ِد َما َجا َء ْتهُ فَإ ِ َّن هَّللا َ َش ِدي
ب َ َِسلْ بَنِي إِ ْس َرائ
Terjemahan arti : Tanyakanlah kepada Bani Israil: "Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran)
yang nyata, yang telah Kami berikan kepada mereka". Dan barangsiapa yang menukar nikmat
Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya
(QS.Al-baqarah : 248)
ٓ
ةُ ۚ إِ َّن فِى¤ُوت فِي ِه َس ِكينَةٌ ِّمن َّربِّ ُك ْم َوبَقِيَّةٌ ِّم َّما تَ َركَ َءا ُل ُمو َس ٰى َو َءا ُل ٰهَرُونَ تَحْ ِملُهُ ْٱل َم ٰلَئِ َك
ُ َوقَا َل لَهُ ْم نَبِيُّهُ ْم إِ َّن َءايَةَ ُم ْل ِك ِٓۦه أَن يَأْتِيَ ُك ُم ٱلتَّاب
ََذلِكَ َل َءايَةً لَّ ُك ْم إِن ُكنتُم ُّم ْؤ ِمنِين ٰ
Terjemah Arti: Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan
menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu
dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.
Ketiga “Pelajaran” atau “ Ibrah” sebagai firman Allah SWT (Qs. An-nahl : 67)
َ ِب تَتَّ ِخ ُذونَ ِم ْنهُ َس َكرًا َو ِر ْزقًا َح َسنًا ۗ إِ َّن فِي ٰ َذل
َك آَل يَةً لِقَوْ ٍم يَ ْعقِلُون ِ ت النَّ ِخي ِل َواأْل َ ْعنَا
ِ َو ِم ْن ثَ َم َرا
Terjemahan arti :Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan
dan rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.
• Keeempat “ Hal yang menganggumkan” sebagai sebagaimana firman Allah Swt. (QS.
Al-Mu’minun :50)
ين
ٍ ار َو َم ِع ِ َو َج َع ْلنَا ا ْبنَ َمرْ يَ َم َوأُ َّمهُ آيَةً َوآ َو ْينَاهُ َما إِلَ ٰى َر ْب َو ٍة َذا
ٍ ت قَ َر
VI. Pengertian Tafsir bi al-Ra’yi ( bi Al-dirayah)
Tafsir bi al-ra’yi berasal dari kata tafsir, bi dan al- ra’yi. Secara semantik al-
ra’yi berarti keyakinan, pengaturan dan akal. Al-ra’yi juga identik dengan
ijtihad.
Tafsir bi al-ra’yi juga dibagi menjadi 2: tafsir bi al-ra’yi al-madzmum (yang
tercela) dan al-mahmud (yang terpuji). Ibnu Hajar al-Aaqalani menjelaskan
bahwa pada mulanya seluruh tafsir bi al-ra’yi adalah tercela. Hal ini karena
adanya hadits yang melarang penafsiran Al-Qur’an dengan al-ra’yi. Namun pada
abad kelima hijriah, karena kebutuhan dan tuntutan zaman, ada kampanye untuk
membentuk opini.
-Dapat mengumpulkan makna indah yang menarik dalam ungkapan yang singkat,
padat seperti hal nya dalam amtsalul kaminah,amtsalul mursalah dan sebagainya.
Sedangkan huruf-huruf yang berfungsi sebagai perangkat sumpah atau untuk membentuk lafal
sumpah ada 3 macam, yaitu: