Anda di halaman 1dari 9

UAS ULUMUL QUR’AN

Dosen Mata Kuliah : WISNAWATI LOEIS, Lc., MA

Nama : Uswatun Hasanah

Program Studi : PAI REG A1

NPM : 41182911200012

UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI


Jawab soal di bawah ini dengan benar dalam bahasa Indonesia yang baik. !

Tulis ayat/dalil yang berkaitan dengan soal!

Jawab dengan jujur! Semoga ILMU yang didapat BERMANFAAT!

Tidak mendiskusikan jawaban dengan teman jarak dekat atau jauh!

SOAL

i. Uraikan Rukun Qasam! Jelaskan masing-masingnya, dan berikan contoh !!!

ii. Uraikan bentuk dan macam-macam Naskh dalam AlQuran berikut contoh ayatnya!

iii. Jelaskan bentuk-bentuk Perdebatan/ Jadal dalam al-Qur’an dan tulis dalilnya!

iv. Jelaskan karakteristik surat Makkiyah!!!

v. Apa yang dimaksud dengan Ayat secara etimologi dan istilah?

vi. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Tafsir bi Ar-Ra’yi? Jelaskan sebab yang memicu

munculnya Tafsir bi Ar-Ra’yi. Tulis nama kitab Tafsir bi Ar-Ra’yi yang dapat dipercaya!

vii. Uraikan hikmah mempelajari Amtsalul Quran! Lengkapi dengan ayat-ayatnya!

viii. Jelaskan huruf-huruf yang berfungsi sebagai perangkat sumpah atau untuk membentuk

lafal sumpah. Berikan contoh ayat masing-masingnya.

JAWABAN:

I. Adat qasam adalah sighat yang digunakan untuk menunjukkan


qasam/sumpah, baik dalam bentuk fi῾il maupun huruf seperti ba, ta, dan
waw sebagai pengganti fi῾il qasam karena sumpah sering digunakan
dalam keseharian. Contoh qasam dengan memakai kata kerja, misalnya
firman Allah SWT.:
Artinya: “Mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpahnya yang sungguh-
sungguh, "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati". (Tidak demikian),
bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah,
akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. “(QS. An-Nahl ayat: 38)
2.Al-Muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah. Sumpah dalam al-
Quran ada kalanya dengan memakai nama yang Agung (Allah), dan adakalanya dengan
menggunakan nama-nama ciptaanNya. Qasam dengan menggunakan nama Allah dalam
al-Quran hanya terdapat dalam tujuh tempat yaitu14: a. QS. An-Nisa ayat 65 b. QS.
Yunus ayat 53 c. QS. Al-Hijr ayat 92 d. QS. Maryam ayat 68 e. QS. Saba‟ ayat 3 f. QS.
At-Taghabun ayat 7 g. QS. Al-Ma‟arij ayat 40
3. Muqsam ‘alaih kadang juga disebut jawab qasam. Muqsam ‘alaih merupakan suatu
pernyataan yang datang mengiringi qasam, berfungsi sebagai jawaban dari qasam. Di
dalam Quran terdapat dua Muqsam ‘alaih, yaitu yang disebutkan secara tegas atau
dihilangkan
Bentuk-bentuk Nasikh dalam Al-Qur`an. Dilihat dari segi bacaan dan hukumnya,
mayoritas ulama membagi naskh menjadi tiga macam yaitu:
@ Penghapusan terhadap hukum dan bacaan secara bersamaan. Ayat-ayat yang terbilang
kategori ini tidak dibenarkan untuk dibaca dan diamalkan lagi. Misal, sebuah riwayat
Bukhari dan Muslim dari Aisyah yang artinya : “ Dahulu termasuk yang diturunkan (ayat
Al-Qur`an) adalah sepuluh kali susuan yang diketahui, kemudian di-nasakh dengan lima
susuan yang diketahui. Setelah Rasulullah SAW. wafat, hukum yang terakhir tetap dibaca
sebagai bagian Al-Qur`an.”
QS. Al-Mujadalah : 12
‫ُوا فَإ ِ َّن ٱهَّلل َ َغفُو ٌر‬ ۟ ‫طهَ ُر ۚ فَإن لَّ ْم تَ ِجد‬
ِ َ ِ‫ص َدقَةً ۚ ٰ َذل‬
ْ َ‫ك خَ ْي ٌر لَّ ُك ْم َوأ‬ ۟ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامنُ ٓو ۟ا إ َذا ٰنَ َج ْيتُ ُم ٱل َّرسُو َل فَقَ ِّد ُم‬
َ ‫وا بَ ْينَ يَ َدىْ نَجْ َو ٰى ُك ْم‬ ِ َ
‫َّحي ٌم‬ ِ ‫ر‬
Yang memiliki sebuah arti,
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan
Rasul, hendaknya kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum
pembicaraan itu. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu dan lebih bersih, jika kamu
tiada memperoleh (yang akan disedekahkan) maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun.”
@ Penghapusan terhadap hukumnya saja sedangkan bacaanya tetap ada. Misalnya, ayat
tersebut menjelaskan tentang mendahulukan sedekah pada Lagi Maha Penyayang.” Ayat
ini di-naskh oleh ayat selanjutnya (ayat 13)
QS. Al-Mujadalah Ayat 13
‫هّٰللا‬ ‫ت ؕ فَا ۡذ لَمۡ ت َۡفعلُ ۡوا وت هّٰللا‬
َ ‫َاب ُ َعلَ ۡي ُكمۡ فَاَقِ ۡي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰكوةَ َواَ ِط ۡيعُوا‬ َ َ َ ِ ‌ٍ ‫صد َٰق‬ َ ۡ‫َءاَ ۡشفَ ۡقتُمۡ اَ ۡن تُقَ ِّد ُم ۡوا بَ ۡينَ يَد َۡى ن َۡج ٰوٮ ُكم‬
َ‫َو َرس ُۡولَهٗ‌ ؕ َوهّٰللا ُ خَ بِ ۡي ۢ ٌر بِ َما ت َۡع َملُ ۡون‬
Artinya :

“Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum
pembicaraan dengan Rasul? maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah
memberi tobat kepadamu, maka dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada
Allah dan Rasul-Nya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang anda kerjakan.”
@ Penghapusan terhadap bacaan saja, sedangkan hukumnya tetap berlaku. Contoh
kategori ini adalah ayat rajam. Mula-mula ayat rajam ini termasuk ayat Al-Qur`an. Ayat
ini dinyatakan mansukh bacaanya, sementara hukumnya tetap berlaku. Adapun artinya
sebagai berikut, “ Jika seorang pria tua dan wanita tua berzina, maka rajamlah keduanya.”
Kemudian, cerita tentang orang tua yang berzina itu di-naskh pada ayat tersebut. Hal ini
diriwayatkan oleh Ubay ibn Ka’ab bin Abu Umamah bin Sahl.
II. MACAM-MACAMNYA :

1. Al-Qur’an di-Nasakh dengan Al-Qur’an

Contoh ayat al-Qur’an yang di-nasakh dengan al-Qur’an. Allah swt berfirman:

َ‫صابِرُونَ َي ْغلِبُوا ِمائَتَ ْي ِن َوإِنْ يَ ُكنْ ِم ْن ُك ْم ِمائَةٌ يَ ْغلِبُوا أَ ْلفًا ِمن‬ ِ ‫َيا أَ ُّي َها النَّبِ ُّي َح ِّر‬
ْ ‫ض ا ْل ُمؤْ ِمنِينَ َعلَى ا ْلقِتَا ِل إِنْ َي ُكنْ ِم ْن ُك ْم ِع‬
َ َ‫شرُون‬
٦٥( َ‫(الَّ ِذينَ َكفَ ُروا بِأَنَّ ُه ْم قَ ْو ٌم ال يَ ْفقَهُون‬

“Wahai Nabi (Muhammad) kobarkanlah semangat para Mukmin untuk berperang.Jika ada dua
puluh orang yang sabar diantara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang
musuh.Dan jika ada seratus orang (yang sabar) diantara kamu, niscaya mereka dapat
mengalahkan seribu orang kafir, karena orag-orang kafir itu adalah kaum yang tidak
mengerti.”  (QS. al-Anfāl [8]: 65)

2. Al-Qur’an di-Nasakh dengan Al-Sunnah

Ayat tentang wasiat terhadap kedua orangtua dan kerabat telah dihapus hukumnya dengan hadis
Nabi: “Ketahuilah bahwa tidak ada wasiat terhadap ahli waris” contoh lain ayat tentang, “hukum
cambuk (jilid) bagi perempuan dan laki-laki yang berzina dengan seratus kali cambuk” di-nasakh
oleh hadis tentang rajam” pelaku zina.

3. Al-Sunnah di-Nasakh dengan Al-Qur’an

Contoh hadis Nabi yang menyatakan, “Menghadap ke Baitul Maqdis ketika shalat selama 16
sampai 17 bulan” (HR. al-Bukhārī). Kemudian, ketentuan ini dihapus oleh al-Qur’an surat al-
Baqarah [2]: 144 yang menyerukan untuk menghadap ke Baitullah (Mekkah). Allah swt
berfirman:

ُ‫ش ْط َره‬
َ ‫ث َما ُك ْنتُ ْم فَ َولُّ ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْم‬
ُ ‫س ِج ِد ا ْل َح َر ِام َو َح ْي‬ْ ‫ش ْط َر ا ْل َم‬ َ ‫ضاهَا فَ َو ِّل َو ْج َه َك‬ َ ‫س َماء فَلَنُ َولِّيَنَّ َك قِ ْبلَةً ت َْر‬َّ ‫قَ ْد نَ َرى تَقَلُّ َب َو ْج ِه َك فِي ال‬
َ‫ق ِمنْ َّربِّ ِه ْم َو َما هللاُ بِ َغافِ ٍل َع َّما يَ ْع َملُ ْون‬ َ ‫َو إِنَّ الَّ ِذيْنَ أُ ْوتُوا ا ْل ِكت‬
ُّ ‫َاب لَيَ ْعلَ ُم ْونَ أَنَّهُ ا ْل َح‬

“(Allah) berfirman, “Wahai Mūsā! Sesungguhnya aku memilih (melebihkan) engkau dari
manusia yang lain (pada masamu) untuk membawa risalah-Ku, sebab itu berpegang teguhlah
kepada Apa yang aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau termasuk orang-orang yang
bersyukur.”

4. As-Sunnah di-Nasakh dengan Al-Sunnah


Contoh al-Sunnah yang di-nasakh dengan al-Sunnah adalah seperti larangan berziarah kubur
pada waktu permulaan Islam. Kemudian Rasul dengan hadisnya yang lain membolehkan ziarah
kubur setelah masyarakat mengetahui hakikat ziarah kubur. (HR. Muslim).

)‫(رواه مسلم‬ ‫ُك ْنتُ نَ َه ْيتُ ُك ْم عَنْ ِزيَا َر ِة ا ْلقُبُ ْو ِرأَاَل فَ ُز ُر ْوهَا‬

“Dulu Aku (Nabi) melarang kalian untuk berziarah kubur sekarang ber-ziarah kuburlah kamu.”

III. Bentuk-bentuk perdebatan dalam alquran :

a) Menyebutkan ayat-ayat Kauniyah, disertai perintah dengan melakukan


perhatian dan pemikiran untuk dijadikan dalil bagi penetapan dasar-dasar kaidah.
Seperti: ketauhidan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Uluhiyah dan keimanan kepada
malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-sarul-Nya. Seperti Firman-NyA:

َ‫ٱعبُدُو ْا َربَّ ُك ُم ٱلَّ ِذي َخلَقَ ُكمۡ َوٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ۡبلِ ُكمۡ لَ َعلَّ ُكمۡ تَتَّقُون‬ ُ َّ‫ٰ َيٓأ َ ُّي َها ٱلن‬
ۡ ‫اس‬

 
ِ ‫ٓاء فَأ َ ۡخ َر َج بِ ِهۦ ِمنَ ٱلثَّ َم ٰ َر‬
‫ت ِر ۡز ٗقا لَّ ُكمۡۖ فَاَل ت َۡج َعلُو ْا هَّلِل ِ أَندَادٗ ا‬ َّ ‫ٓاء َوأَن َز َل ِمنَ ٱل‬
ٗ ‫س َمٓا ِء َم‬ َ ‫ٱلَّ ِذي َج َع َل لَ ُك ُم ٱأۡل َ ۡر‬
َّ ‫ض فِ ٰ َرشٗ ا َوٱل‬
ٗ َ‫س َمٓا َء بِن‬
َ‫َوأَنتُمۡ ت َۡعلَ ُمون‬

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan
bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS.
Al-Baqarah (2): 21-22)
Membantah pendapat para penentang dan lawan, dan mematahkan argumentasi mereka.
Macam-macam perdebatan :
Membungkam lawan bicara dengan mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diakui
dan diterima oleh akal/mengakui dari apa yang diingkari.
Seperti: Penggunaan dalil dengan Makhluk untuk menetapkan adanya Khalik.
Mengambil dalil dengan mabda’ (Asal Mula Kejadian) untuk menetapkan ma’ad (Hari
Kebangkitan)
B) Membatalkan pendapat lawan dan membuktikan kebenarannya.
Ayat tersebut merupakan bantahan kepada pendirian orang Yahudi, sebagaimana
diceritan Allah dalam Firman-Nya, bahwa mereka tidak menghormati Allah dengan
penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan
sesuatu pun kepada manusia.”
Menghimpun dan merinci beberap sifat dan menerangkan bahwa sifat-sifat tersebut ‘illah
atau alasan hukum.
Membungkan lawan dan mematahkan hujjahnya dan menjelaskan bahwa pendapat yang
dikemukakannya menimbulkan pendapat yang tidak diakui siapapun.
IV. Makkiyyah
 Di dalamanya terdapat ayat sajadah;
 Ayat-ayatnya dimulai dengan kata kalla;
 Dimulai dengan ungkapan yaa ayyuha an-naas dan tidak ada ayat dimulai dengan
ungkapan yaa ayyha al ladzina, kecuali dalam surat Al-Hajj [22], karena
dipenghujung surat itu terdapat sebuah ayat yang dimulai dengan ungkapan yaa
ayyuha al-ladziina;
 Ayat-ayatnya mengandung tema kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu
 Ayat-ayatnya berbicara tentang kisah Nabi Adam dan Iblis, kecuali surat Al-
Baqarah [2]; dan
 Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf-huruf terpotong-potong (huruf al-tahajji)
seperti alif la mim dan sebagainya, kecuali surat Al- Baqarah [2] dan Ali 'Imran
[3].
 Dan setiap surat yang ayatnya pendek-pendek.
V. Pengertian secara terminologi : ayat diartikan sebagai suatu kelompok
kata yang memiliki awal dan akhir yang masuk dalam suatu Al Quran .
Artinya menghubungkan makna –makna etimologis di atas sehingga
saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Pengertian Ayat secara etimologi

Pertama “ Mukjizat” sebagai firman Allah SWT. (QS. Al -baqarah :211)

ِ ‫د ْال ِعقَا‬¤ُ ‫يل َك ْم آتَ ْينَاهُ ْم ِم ْن آيَ ٍة بَيِّنَ ٍة ۗ َو َم ْن يُبَدِّلْ نِ ْع َمةَ هَّللا ِ ِم ْن بَ ْع ِد َما َجا َء ْتهُ فَإ ِ َّن هَّللا َ َش ِدي‬
‫ب‬ َ ِ‫َسلْ بَنِي إِ ْس َرائ‬

Terjemahan arti : Tanyakanlah kepada Bani Israil: "Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran)
yang nyata, yang telah Kami berikan kepada mereka". Dan barangsiapa yang menukar nikmat
Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya

 Kedua “Tanda “ Sebagai firman Allah SWT.

(QS.Al-baqarah : 248)
ٓ
‫ ةُ ۚ إِ َّن فِى‬¤‫ُوت فِي ِه َس ِكينَةٌ ِّمن َّربِّ ُك ْم َوبَقِيَّةٌ ِّم َّما تَ َركَ َءا ُل ُمو َس ٰى َو َءا ُل ٰهَرُونَ تَحْ ِملُهُ ْٱل َم ٰلَئِ َك‬
ُ ‫َوقَا َل لَهُ ْم نَبِيُّهُ ْم إِ َّن َءايَةَ ُم ْل ِك ِٓۦه أَن يَأْتِيَ ُك ُم ٱلتَّاب‬
َ‫َذلِكَ َل َءايَةً لَّ ُك ْم إِن ُكنتُم ُّم ْؤ ِمنِين‬ ٰ

Terjemah Arti: Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan
menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu
dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.
 Ketiga “Pelajaran” atau “ Ibrah” sebagai firman Allah SWT (Qs. An-nahl : 67)

َ ِ‫ب تَتَّ ِخ ُذونَ ِم ْنهُ َس َكرًا َو ِر ْزقًا َح َسنًا ۗ إِ َّن فِي ٰ َذل‬
َ‫ك آَل يَةً لِقَوْ ٍم يَ ْعقِلُون‬ ِ ‫ت النَّ ِخي ِل َواأْل َ ْعنَا‬
ِ ‫َو ِم ْن ثَ َم َرا‬

Terjemahan arti :Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan
dan rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.

• Keeempat “ Hal yang menganggumkan” sebagai sebagaimana firman Allah Swt. (QS.
Al-Mu’minun :50)

‫ين‬
ٍ ‫ار َو َم ِع‬ ِ ‫َو َج َع ْلنَا ا ْبنَ َمرْ يَ َم َوأُ َّمهُ آيَةً َوآ َو ْينَاهُ َما إِلَ ٰى َر ْب َو ٍة َذا‬
ٍ ‫ت قَ َر‬
VI. Pengertian Tafsir bi al-Ra’yi ( bi Al-dirayah)
Tafsir bi al-ra’yi berasal dari kata tafsir, bi dan al- ra’yi. Secara semantik al-
ra’yi berarti keyakinan, pengaturan dan akal. Al-ra’yi juga identik dengan
ijtihad.
Tafsir bi al-ra’yi juga dibagi menjadi 2: tafsir bi al-ra’yi al-madzmum (yang
tercela) dan al-mahmud (yang terpuji). Ibnu Hajar al-Aaqalani menjelaskan
bahwa pada mulanya seluruh tafsir bi al-ra’yi adalah tercela. Hal ini karena
adanya hadits yang melarang penafsiran Al-Qur’an dengan al-ra’yi. Namun pada
abad kelima hijriah, karena kebutuhan dan tuntutan zaman, ada kampanye untuk
membentuk opini.

Kitab-kitab yang Tergolong Tafsir bi Al- Ra’yi

1. Al- Bahr al- Muhit : Muhammad al- ‘Andalusi.


2. Ghara’ib al- Qur’an wa Ragha’ib al- Furqan : Nizamuddin an- Nisabur.
3. Ruh al- Ma`ani fi Tafsir al-Qur’an al- ‘Adhim wa as- Sab’ al- Masani : Allamah al-
Alusi.
4. Tanzih Al-Qur’an ‘an al- Mata’in : Al- Qadhi `Abdul Jabbar.
5. Amali asy- Syarif al- Murtada : ‘Abu al- Qasim `Ali at- Tahir.
VII. Hikmah Dari Amtsal Qur’an:

-Dapat mengungkapkan pengertian yang abstrak menjadi kongkrit agar manusia


dapat mengerti ajaran-ajaran Al-Qur’an.

-Dapat mengungkapkan kenyataan dan bisa mengkongkritkan hal yang abstrak.

-Dapat mengumpulkan makna indah yang menarik dalam ungkapan yang singkat,
padat seperti hal nya dalam amtsalul kaminah,amtsalul mursalah dan sebagainya.

-Mendorong orang giat beramal melakukan hal-hal yang dijadikan perumpamaan


yang menarik dalam Al-qur’an.
-Menghindarkan orang dari perbuatan tercela yang dijadikan perumpamaan
dalam Al-qur’an, setelah diketahui kejelekan perbuatan tersebut.

Sedangkan huruf-huruf yang berfungsi sebagai perangkat sumpah atau untuk membentuk lafal
sumpah ada 3 macam, yaitu:

VIII. Wawu (‫)و‬


Seperti firman Allah dalam surat Adz-Dzariyaat ayat 23 yang berbunyi:
َ‫ق ِّم ْث َل َمآأَنَّ ُك ْم تَن ِطقُون‬
ٌ ‫ لَ َح‬,ُ‫ض إِنَّه‬ َ ‫س َمآ ِء َواألَ ْر‬ َّ ‫فَ َو َر ِّب ال‬
Artinya: “Maka demi Tuhan langit dan bumi, Sesungguhnya yang
dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang
kamu ucapkan”.
(Q.S. Adz-Dzariyaat: 23).
Dengan masuknya huruf wawu-sebagai huruf qasam-maka
‘amil(pelaku)nya wajib dihapuskan. Dan setelah wawu harus diikuti
dengan isim dhamir.
 Ba’ (‫)ب‬
Seperti dalam firman Allah dalam surat Al-Qiyaamah ayat 1 yang
berbunyi:
‫س ُم بِيَ ْو ِم ْالقِيَ َمه‬ ِ ‫آَل اُ ْق‬
Artinya: “Aku bersumpah demi hari kiamat”.
(Q.S. Al-Qiyaamah: 1)
Maka dengan masuknya huruf Ba’ ini boleh disebutkan ‘amil-nya
sebagaimana contoh di atas, dan boleh juga menghapusnya.
Setelah huruf Ba’ boleh diikuti isim dhamir sebagaimana telah
dicontohkan di atas, dan boleh juga diikuti oleh isim dhamir
 Ta’ (‫)ت‬
Seperti dalam firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 56:
‫س َعلُنَّ َع َّما ُكنتُ ْم‬ ْ ُ‫ تَاهللِ لَت‬,‫ص ْيبا ً ِّم َّما َر َز ْقنَ ُه ْم‬
ِ َ‫َوت َْج َعلُونَ لِ َما الَيَ ْعلَمونَ ن‬
َ‫تَ ْفتَرُون‬
Artinya: “Dan mereka sediakan untuk berhala-berhala yang mereka tiada
mengetahui (kekuasaannya), satu bagian dari rezeki yang Telah kami
berikan kepada mereka. Demi Allah. Sesungguhnya kamu akan ditanyai
tentang apa yang Telah kamu ada-adakan”.
(Q.S. An-Nahl: 56). Dengan masuknya huruf Ta’ ini. ‘amil (pelaku)-nya
harus dihapuskan dan tidak bisa diikuti sesudahnya kecuali isim jalalah
(nama Allah), yaitu ‫ هلل‬atau ‫رب‬. ّ

Anda mungkin juga menyukai