Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PEMBAHASAN
A. Pengertian Qasam
Aqsam merupakan bentuk jamak dari
qasam yang memiliki makna sama dengan al-
yamin dan al-hilf, yang berarti sumpah. Aqsam
al-Qur’an secara harfiah berarti ungkapan-
ungkapan sumpah yang terdapat dalam al-
Qur’an.
Secara istilah, qasam berarti ungkapan
sumpah yang bertujuan ujntuk menguatkan suatu
berita setelahnya. Jika suatu berita yang
disampaikan ingin dikuatkan bahwa itu benar-
benar terjadi biasanya akan digunakan sumpah.1
Supah juga bisa diartikan janji atau ikrar
yang teguh. Sumpah mengandung nilai yang
lebih suci dan bertujuan untuk meyakinkan
sesuatu untuk menegaskan fakta suatu berita.
Setiap sumpah memuat empat komponen:
penyumpah, kalimat sumpah, hal yang dijadikan

1
sumpah, dan tujuan sumpah yang ilakukan oleh
Allah SWT, oleh Nabi Muhammad SAW atau
nabi-nabi lain, oleh orang-orang yang beriman,
maupun oleh orang-orang yang membangkang.
Namun al-Qur’an lebih menekankan sumpah
yang diyatakan oleh Allah SWT, mengingat
adalah firman Allah SWT.
Sumpah tidak hanya terdapat dalam
bahasa Arab, tetapi dalam bahasa Indonesia juga.
Hal ini seperti sumpah para pejabat ketika
diangkat menduduki suatu jabatan bahwa ia
benar-benar akan melaksanakan amanah yang
diembannya; “Demi Allah, bahwa saya benar-
benar akan menjalankan pemerintahan inin
dengan bersih dari korupsi’.
Ada beberapa bentuk kalimat sumpah
Allah SWT dalan Al-Quran, yaitu:
1. Menggunakan kalimat “bersumpah” (qasam).
Ada kalanya kata ini ditampilkan dan
terkadang disembunyikan. Penampilan kata
“qasam” terdapat di beberapa ayat, antara
lain: Surat al-Ma’arij [70] ayat 40,Surat al-
Balad [90] ayat 1, al-Takwir [81] ayat 15, dan
surat al-Qiyamah [75] ayat 1-2.
Adapun pembunyian kata “qasam” terdapat
pada ayat yang menggunakan huruf sumpah,
yaitu huruf Ba’, huruf Ta’, dan huruf wawu
yang semuanya berarti “demi”. Huruf yang
terakhir ini paling sering digunakan al-Quran.
Misalnya sumpah Allah dalam surat al-Dluha
“wa al-dluha” (Demi waktu Dluha).
2. Menggunakaan waktu yang tidak bermaksa
“bersumpah”, namun ia dipahami sebagai
sumpah. Dalam surat al-Munafiqun ayat 1
Allah SWT berfirman “Wa-Allahu yasyhadu”
(Dan Allah bersumpah) atas kedustaan orang-
orang munafik. Kalimat yang dipakai adalah
“yasyhadu” (arti semula: menyaksikan, lalu
ditafsirkan: bersumpah). Contoh lainnya
adalah surat Ali’Imran [03] ayat 186. Ayat ini
menggunakan uruf “Lam” yang semula
sebagai penguat kalimat ia selalu diartikan
sebagai sumpah.
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu
dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan
mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum
kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan
Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati.
Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya
yang demikian itu termasuk urusan yang patut
diutamakan. (QS. Ali ‘Imran [03]: 186)

Selain kata “qasam”, sumpah dalam al-Qur’an


jug menggunakan kata “halaf” yang berarti sumpah.
Bedanya dengan qasam, halaf berarti sumpah yang bisa
saja dibatalkan oleh pengucapnya, sebagaimana dalam
surat at-Taubah ayat 56 sebagai berikut:

Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan


(nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk
golonganmu; padahal mereka bukanlah dari
golonganmu, akan tetapi mereka adalah orang-orang
yang sangat takut (kepadamu). (QS. Al-Taubah [09]:
56).
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, dalam al-
Qur’an, Allah SWT bersumpah dengan kedudukan-Nya
sebagai Tuhan yang Maha Memiliki dan mengatur
mahkluk-Nya serta dengan mahkluk ciptaan-Nya.
Mahkluk yang dijadikan sumpah oleh Allah SWT
adalah: manusia, benda, tempat, keadaan, dan waktu.
Allah SWT tidak pernah bersumpah dengan nama jin
dan setan. Sumpah yang dinyatakan Allah SWT dengan
nama atau sifat-Nya yang meliputi sifat-Nya Yang Maha
Agung dan Maha Besar. Dalam hal ini, Allah
menggunakan kata “Rabb” yang berarti Tuhan Maha
Pemilik dan Maha Pengatur. Diantara ayat-ayat yang
menggunakan sumpah kedudukan Allah SWT ini adlah
Surat al Taghabun [64] ayat 7, al Saba’ [34] ayat 3,
Yunus [10] ayat 53, Maryam [19] ayat 68, al-Hajr [15]
ayat 92, al Nisa’ [04] ayat 65, dan al-Ma’arij [70] ayat
40. Dalam al-Qur’an, jumlah ini tidak sebanyak jumlah
sumpah Allah SWT ciptaan-Nya. Secara garis besar,
diklasifikasi menjadi empat: benda, waktu, dan dan
manusia.
Dibawah ini adalah beberapa sumpah dalam al-
Qur’an:
1. al Taghabun [64] ayat 7

Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa


mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan.
Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-
benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan
diberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah
2. al Saba’ [34] ayat 3

Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari


berbangkit itu tidak akan datang kepada kami".
Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang
Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu
pasti akan datang kepadamu. Tidak ada
tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun
yang ada di langit dan yang ada di bumi dan
tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan
yang lebih besar, melainkan tersebut dalam
Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)".
3. Yunus [10] ayat 53

Dan mereka menanyakan kepadamu: "Benarkah


(azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah: "Ya,
demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah
benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput
(daripadanya)".
4. Maryam [19] ayat 68

Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami


bangkitkan mereka bersama syaitan, kemudian
akan Kami datangkan mereka ke sekeliling
Jahannam dengan berlutut.
5. al-Hajr [15] ayat 92
Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai
mereka semua.
6. al Nisa’ [04] ayat 65

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya)


tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap
putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.
7. al-Ma’arij [70] ayat 40

Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang


memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami
benar-benar Maha Kuasa.2

2
B. Unsur-unsur Qasam
Untuk kebahasaan suatu sumpah, perlu tiga
unsur didalamya, baik disebutkan secara nyata
maupun tidak. Ketiga unsur tersebut adalah:
1. Fi’il Qasam
Fi’il qasam adalah kata kerja yang berarti
sumpah, seperti aqsama atau ahlafa. Dalam
bersumpah, fi’il qasam ini selalu dibuang
sehingga tinggal hanya “Ba’”, bahkan “Ba’”
sering juga dihilangkan dan diganti dengan
“Wawu” atau “Ta’”. Yang terakhir ini jarang
digunakan Al quran, yang sering digunakan
adalah huruf “Wawu”. Dalam bahasa
Indonesia, Fi’il qasam juga jarang
dissebutkan ketika bersumpah; orang hanya
mengatakan “demi Allah”, dimana asalnya
“aku bersumpah, demi Allah”.
2. Muqsam Bih
Muqsam bih adalah suatu kata yang
dijadikan untuk bersumpah, dimana kata
tersebyt mempunyai makna Maha Besar dan
Maha Agung bagi orang yang besumpah,
seperti lafal jalalah (Allah) dalam ungkapan
aqsamtu bi Allah. Dalam Islam, yang boleh
dijadikan muqsam bih hanya nama-nama
Allah saja; seorang muslim dilarang
bersumpah dengan selain Allah, seperti yang
telah dijelaskan diatas.
Akan tetapi, dalam al-Qur’an terdapat
banyak sumpah dengan nama mahkluk. Allah
bersumpah dngan nama-nama itu. Dia
penguasa Mutlak, di atas segala-galanya, dan
tidak ada yang membatasi-Nya apapun yang
Dia lakukan. Maka tidak ada larangan atas-
Nya bersumpah dengan nama apa saja yang
Dia kehendaki. Sumpah Allah dengan nama
suatu mahkluk mempunyai arti bahwa
mahkluk itu mempuyai kelebihan atau
manfaat yang besar bagi mahkluk lainnya
termasuk manusia. Allah bersumpah dengan
mahkluk tersebut agar manusia mengambil
pelajaran darinya dan dapat menjadi bahan
kajian atau bukti ke Maha Besaran-Nya.
Dalam sebuah hadis, yag diriwayatkan oleh
Ibnu Abi Hatim dijelaskan, “Sesungguhnya
Allah bersumpah dengan mahkluk yang
dikehendaki-Nya. Namun, tidak boleh bagi
seorangpun besumpah kcuali dengan (nama)
Allah”.
3. Muqsam Alayh (jawab Qasam)
Muqsam alayh adalah ungkapan yang
dikuatkan atau yang dikukuhkan dengan
sumpah. Dalam istilah lain, ia juga disebut
dengan jawab sumpah3

Anda mungkin juga menyukai