Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesiapan jiwa setia individu dalam menerima kebenaran dan tunduk
terhadap cahayanya itu berbeda-beda. Jiwa yang jernih yang fitrahnya tidak
ternoda kejahatan akan segera menyambut petunjuk dan membukakan pintu hati
bagi sinarnya serta berusaha mengikutinya sekalipun petunjuk itu sampai
kepadanya hanya sepintas kilas. Sedang jiwa yang tertutup awan kejahilan dan
diliputi gelapnya kebatilan tidak akan tergoncang hatinya kecuali dengan
pukulan peringatan dan bentuk kalimat yang kuat lagi kokoh, sehingga dengan
demikian, barulah tergoncang keingkarannya itu. Qasam (sumapah) dalam
pembicaraan, termasuk salah satu uslub pengokohan kalimat yang diselingi
dengan bukti konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang
diingkarinya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas pemakalah membahs tentang:
1. Apa Pengertian Aqsamul Qur’an?
2. Bagaimana Unsur-unsur Aqsam dan Ungkapannya?
3. Apa Macam-Macam Aqsam?
4. Ap saja Faedah Qasam dalam al-Qur’an?
5. Apa Hikmah Sumpah Dalam Al-Qur’an?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Aqsamul Qur’an!
2. Untuk mengetahui Unsur-unsur Aqsam dan Ungkapannya!
3. Untuk mengetahui Macam-Macam Aqsam!
4. Untuk mengetahui Faedah Qasam dalam al-Qur’an!
5. Untuk mengetahui Hikmah Sumpah Dalam Al-Qur’an!

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqsamul Qur’an


Menurut bahasa Aqsam adalah bentuk jamak dari Qasam yang artinya
sumpah. Adapun kata yang memiliki arti sama dengan kata aqsam
adalah yamin dan al-half . tentang yamin, Ibrahim mengatakan
bahwa qasam sama dengan yamin bermakna sumpah. Qasam didefinisikan
sebagai “mengikat hati jiwa (hati) agar tidak melakukan atau melakukan sesuatu,
dengan suatu makna yang dipandang besar, agung, baik secara hakiki maupun
secara i’tiqadi, oleh orang yang bersumpah itu. Bersumpah juga
dinamakan yamin (tangan kanan) karena orang arab ketika bersumpah
memegang tangan kanan sahabatnya. Selain qasam sama dengan
yamin, qasam sama dengan half. Didalam al-qur’an ungkapan untuk
memaparkan sumpah ada kalanya menggunakan aqsama yang disebutkan
sebanyak 22 kali, adakalanya juga menggunakan halafa sebanyak 13 kali.
Adapun menurut terminologi yang dimaksud dengan aqsamul
qur’an ialah yang membicarakan tentang sumpah-sumpah yang terdapat dalam
ayat-ayat al-qur’an.
Aqsam ialah mengucapkan kalimat sumpah. Bersumpah merupakan salah
satu upaya yang dilakukan oleh manusia dalam rangka meyakinkan orang lain
bahwa dia berada diatas kebenaran. Artinya dia bersungguh-sungguh sedang
serius, tidak berbohong atau bergurau atau sebagainya. Dengan ucapan kalimat
oleh seseorang maka orang lain yang awalnya ragu atau tidak percaya tentang
informasi yang disampaikannya, menjadi percaya dan meyakini berita yang
dibawanya. Jika demikian halnya, maka sumpah boleh disebut suatu mekanisme
yang teramat penting dalam berkomunikasi antar sesama manusia sebab
kepercayaan orang lain sangat diperlukan. Manusia dengan segala kekurangan
keterbatasannya sulit sekali membebaskan dirinya secara penuh dari kesalahan.
Inilah cikal bakal lahirnya perbuatan dosa darinya. Dalam upaya membela
dirinya dari kesalahan dan kealpaan itu, maka salah satu mekanisme yang harus
ditempuhnya ialah bersumpah atas nama Allah.

2
B. Unsur-unsur Aqsam dan Ungkapannya
1. Fi’il (kata kerja) transitif dengan diawali huruf Ba’ sighat qasam baik bentuk
“‫ ”اقسم‬atau ” ‫ ”حلف‬tidak berfungsi tanpa dita’diahkan dengan huruf ba.
2. Muqsam bih adalah lafazh yang terletak sesudah qasam yang dijadikan
sebagai sandaran sumpah yang disebut juga sebagai syarat. Tampak ada dua
hal yang dijadikan Allah untuk bersumpah, yaitu diri-Nya sendiri dan
makhluk-Nya. Apabila Allah bersumpah dengan diri-Nya, maka itu adalah
untuk menunjukkan keagungan dan kekuasaan-Nya sementara jika Allah
bersumpah dengan sebagian makhluk-Nya, menurut Ibnu Qayyim, iu
menunjukan bahwa makhluk tersebut merupakan salah satu diantara ayat-
ayat kebesaran-Nya.
Didalam al-qur’an, Allah bersumpah dengan diri-Nya sendiri pada tujuh
tempat, yaitu:
a. Surat As-sabba 3
‫َو َقاَل اَّلِذ يَن َكَفُروا اَل َتْأِتيَن ا الَّس اَع ُة ُق ْل َبَلى َو َر ِّبي َلَت ْأِتَيَّنُك ْم َع اِلِم اْلَغْيِب اَل َيْع ُز ُب َع ْن ُه‬
‫ِم ْثَق اُل َذ َّر ٍة ِفي الَّس َم اَو اِت َو اَل ِفي اَأْلْر ِض َو اَل َأْص َغ ُر ِم ن َذ ِل َك َو اَل َأْك َب ُر ِإاَّل ِفي ِكَت اٍب‬
٣- ‫ُّم ِبيٍن‬
“Dan orang-orang kafir berkata, hari berbangkit itu tidak akan datang
kepada kami. Katakanlah, pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui
yang gaib, sesungguhnya kiamat itu pasti datang kepadamu”. (QS As-
Sabba: 3)
b. Surah Yunus 53
٥٣- ‫َو َيْسَتنِبُئوَنَك َأَح ٌّق ُهَو ُقْل ِإي َو َر ِّبي ِإَّنُه َلَح ٌّق َو َم ا َأنُتْم ِبُم ْع ِج ِز يَن‬-
“Dan mereka akan menanyakan kepadamu, benarka (azab yan dijanjikan)
itu? Katakanlah: “Ya, demi tuhanku, sesungguhnya azab itu pasti benr dan
kamu sekali kali tidak dapat menghindar”. (QS: Yunus: 53)
c. Surah Ath-Thagabun 7
-٧- ‫َز َع َم اَّلِذ يَن َكَفُروا َأن َّلن ُيْبَع ُثوا ُقْل َبَلى َو َر ِّبي َلُتْبَع ُثَّن ُثَّم َلُتَنَّبُؤَّن ِبَم ا َع ِم ْلُتْم َو َذ ِلَك َع َلى ِهَّللا َيِس يٌر‬
“Orang-orang kafir mengira, bahwa nereka itu tidak akan dibangkitkan.
Katakanlah (Muhammad), “tidak demikian, demi tuhanku, kamu pasti

3
dibangkitkan, kemudian diberitakan semua yang telah kamu kerjakan”
demikian itu mudah bagi Allah” (QS: At-Tagabun: 7)

d. Surah Maryam 68
‫َفَو َر ِّبَك َلَنْح ُش َر َّنُهْم َو الَّش َياِط يَن ُثَّم َلُنْح ِض َر َّنُهْم َح ْو َل َجَهَّنَم ِج ِثّيا‬
“Maka Demi Tuhanmu, sungguh pasti akan Kami kumpulkan mereka
bersama setan, kemudian pasti kami datangkan mereka keseliling jahannam
yang berlutut”. (QS: Maryam: 68)
e. Surah al-Hijr 92
‫َفَو َر ِّبَك َلَنْس َأَلَّنُهْم َأْج َم ِع ْيَن‬
“Demi tuhanmu Kami pasti akan menanyai mereka semua”. (QS: al-Hijr:
92)
f. Surah an-Nisa 65
– ‫َفَال َو َر ِّبَك َال ُيْؤ ِم ُنوَن َح َّتَى ُيَح ِّك ُم وَك ِفيَم ا َش َجَر َبْيَنُهْم‬
“Maka Demi Tuhanku, maka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan Kami hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan”. (QS: An-Nisa:65)
g. Surah al-Ma’arij 40
‫َفاَل ُأْقِس ُم ِبَر ِّب اْلَم َش اِرِق َو اْلَم َغاِر ِب ِإَّنا َلَقاِد ُروَن‬
Maka Aku bersumpah dengan Tuhan yang memiliki timur dan barat,
sungguh kami pasti mampu.(QS: al-Ma’arij: 40)
Seluruh sumpah yang terdapat dalam al-qur’an, Allah bersumpah dengan
makhluk-makhluknya.
a. Surah Asy-syams 1-2
(٢) ‫( َو اْلَقَم ِر ِإَذ ا َتاَل َها‬١)‫َو الَّش ْم ِس َو ُض َح اَها‬
“Demi matahari dan cahaya dipagi hari. Dan bulan apabilamengirinya”.
QS: Asy-Syams:1-2)
b. Surah al-Lail 1-3
(٣) ‫( َو َم ا َخ َلَق الَّذ َك َر َو اُأْلنَثى‬٢) ‫( َو الَّنَهاِر ِإَذ ا َتَج َّلى‬١) ‫َو الَّلْيِل ِإَذ ا َيْغ َش ى‬
“Demi malam apabila menutupi (cahaya siang). Dan siang apabila terang
benderang. Dan diciptakan laki-laki dan perempuan”.(QS: al-Lail: 1-3)

4
c. Surah al-Fajr 1-2
(٢) ‫( َو َلَياٍل َع ْش ٍر‬١) ‫َو اْلَفْج ِر‬
“Demi fajar, dan malam yang sepuluh”. (QS: Al-Fajr: 1-2)

d. Surah at-Takwir 15
(١٥) ‫َفاَل ُأْقِس ُم ِباْلُخَّنِس‬
“Sungguh aku bersumpah dengan bintang-bintang”. (QS: At-Takwir: 15)
e. Surah at-Tiin 1-2
(٢) ‫( َو ُطوِر ِس يِنيَن‬١) ‫َو الِّتيِن َو الَّز ْيُتوِن‬
“Demi buah tin dan buah zaitun dan Demi bukit Tursina” (QS: At-
Tiin:1-2)

3. Muqsam ‘alaih (Jawab qasam)


Adapun menjadi muqsam alaih biasanya dipakai hal-hal yang patut
untuk itu seperti masalah yang gaib atau hal-hal yang abstrak. Adapun benda-
benda seperti matahari, langit, masa dan sebagainya digunakan muqsam
bih tidak muqsam alaih sesuatu yang dilakukan sumpah atau kata lain
terhadapnya, sesuatu yang diperkuat dengan sumpah. Untuk itu, tidak tepat
difungsikan.
Sumpah didalam al-qur’an maka dijumpai muqsam alaih (jawab qasam)
terdiri atas beberapa macam, yaitu:
a. Ketauhidan (ash-Shaffat 1-4)
b. Kebenaran al-qur’an (al-Waqi’ah 75-77)
c. Kebenaran Rasulullah (Yasin 1-3)
d. Kebenaran adanya pembalasan, janji, ancaman (al-Mursalat 1-7)
e. Keadaan manusia (at-Tin 1-4)

4. Adat aqsam (alat untuk bersumpah), yaitu ba, ta,dan wa yaitu sighat yang
digunakan untuk menunjukkan qasam, baik dalam bentuk huruf maupun kata,
seperti aqsama dan halafa dengan idom ba.

5
C. Macam-Macam Aqsam
1. Qasam dzahir, yaitu qasam yang fiil qasam dan muqsam bihnya lebih jelas
terlihat dan disebutkan, atau qasam yang fiil qasamnya tidak disebutkan, tetapi
diganti dengan huruf qasam yaitu, ba, ta, dan wawu. Didalam beberapa tempat,
terdapat fiil qasam yang didahului dengan la nafiyah (‫ )ال‬.
(٢) ‫( َو اَل ُأْقِس ُم ِبالَّنْفِس الَّلَّو اَم ِة‬١) ‫اَل ُأْقِس ُم ِبَيْو ِم اْلِقَياَم ِة‬
“Aku bersumpah dengan hari kiamat. Dan aku bersumpah dengan jiwa yang
menyesali (dirinya sendiri)”. (QS: Al-Qiyamah: 1-2)
2. Qasam Mudmar, yaitu qasam yang fiil qasam dan muqsam bihnya tidak jelas
dan tidak disebutkan, tetapi keberadaanya ditunjukkan oleh lam muakkidah (lam
yang berfungsi untuk isi pembicaraan) yang teletak pada jawab qasam.[9] Al-
Imran
(١٨٦ ) ‫َلُتْبَلُو َّن ِفي َأْم َو اِلُك ْم َو َأنُفِس ُك ْم‬
“Kamu sungguh-sunguhakan diuji terhadap hartamu dan dirimu”. (QS: Al-Imran
: 86)

D. Faedah Qasam dalam al-Qur’an


Bahasa Arab mempunyai keistimewaan tersendiri berupa kelembutan
ungkapan ]dan beraneka ragam uslubnya sesuai dengan berbagai tujuan. Orang yang
dihadapi pembicaraan ada beberapa keadaan, yang dalam ilmu ma’ani
dikatakan adlrubul khabar, yaitu: ibtidai, thalabi dan ingkari.
Mukahatab terkadang seorang berhati kosong (kholiyuz zihni), sama sekali
tidak mempunya persepsi akan pernyataan yang diterangkan kepadanya, maka
perkataan yang disampaikan kepadanya tidak pwerlu memakai penguat (ta’kid),
penggunaan perkataan yang demikian dinamakan ibtidai.
Terkadang ia ragu-ragu tentang kebenaran yamg disampaikan kepadanya.
Maka perkataan untuk orang ini sebaiknya diperkuat dengan suatu penguat guna
menghilangkan keraguannya. Perkataan demikian dinamakan thalabi.
Dan terkadang ia ingkar atau menolak isi pernyataan. Maka pembicaraan
untuknya harus disertai penguat sesuai kadar keingkarannya, kuat atau lemah.
Pembicaraan demikian dikatakan inkari.

6
Qasam merupakan salah satu penguat yang masyhur untuk memantapkan
atau memperkuat kebenaran sesuatu didalam jiwa. Al-Qur’an al-karim diturunkan
untuk seluruh manusia, dan manusia mempunyai sikap yang bemacam-macam
terhadapnya. Diantaranya ada yang meragukan, mengingkari dan ada pula yang
memusuhi. Karena itu dipakailah aqsam dalam Kalamulllah, guna menghilangkan
keraguan, melenyapkan kesalahpahaman, menegakkan hujjah, menguatan khabar dan
menetapkan hukum denga cara yang paling sempurna.

E. Hikmah Sumpah Dalam Al-Qur’an


Sebelum menguraikan hikmah sumpah dalam al-qur’an perlu diketahui,
bahwa Allah dalam bersumpah tak pernah memakai lafal ‫ حلف‬melainkan senantiasa
melafalkan atau kata kerja ‫م‬DD‫ أقس‬atau cukup dengan huruf (adat) qasam tanpa
menyebut lafal tersebut. Lafal ‫ حلف‬berbeda konotasinya dari ‫ أقسم‬sebab lafal ‫ حلف‬tidak
menjamin bahwa si pelaku sumpah (muqsim) berada diatas kebenaran, boleh jadi ia
berbohong seperti diiyaratkan Allah dalam ayat 56 at-Taubah:
(٥٦) ‫َو َيْح ِلُفوَن ِباِهّلل ِإَّنُهْم َلِم نُك ْم َو َم ا ُهم ِّم نُك ْم َو َلـِكَّنُهْم َقْو ٌم َيْفَر ُقوَن‬
“Dan mereka (orang-orang munafik) bersumah dengan nama Allah bahwa
sesungguhnya mereka termasuk golonganmu, padahal mereka buan
golonganmu, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut
kepadamu”. (QS: At-Taubah, 56)
Dan juga surah al-Maidah 89:
‫َذ ِلَك َك َّفاَر ُة َأْيَم اِنُك ْم ِإَذ ا َح َلْفُتْم‬
“Itulah kafarat (tebusan) sumpahmu apabila kamu bersumpah (kemudian kamu
langgar)” (QS: Al-Maidah, 89)
Tampak jelas dengan dua ayat tersebut lafal ‫ف‬DDDD‫ حل‬dipaka untuk
mengambarkan suatu yang boleh jadi si pelakunya (muqsam) berbohong seperti ayat
pertama atau sumpah tersebut dilanggarnya seperti pada ayat kedua.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bersumpah dengan ‫ حلف‬belum tentu
pelakunya (muqsim) berada diatas kebenaran, tidak mustahil dia berpura-pura agar
orang lain percaya maka dia bersumpah. Disinilah terletak antara lain perbedaan
konotasi dua lafal sumpah itu, tidak salah bila dikatakan bahwa tidak dapat
digunakannya lafal ‫ حلف‬itu untuk sumpah oleh Allah dalam al-qur’an menjadi salah

7
satu indikasi bahwa semua sumpah yang terdapat dalam al-qur’an adalah benar,
tidak pura-pura apalagi berbohong.
Penetapan ketentuan sumpah dari Allah sebenarnya untuk menghapus tradisi
sumpah. Dengan adanya sumpah dalam al-Qur’an, berarti ketentuan sumpah
mengikat terutama orang-orang Islam. Al-Bukhari, dalam bukuya Mahasin Al-Islam
wa Syara’i Al-Islam, telah menuturkan rahasia-rahasia dibalik penyebutan nama
Allah dalam bersumpah, yaitu
1. Melalui sumpah seseorang mengekspresikan pemuliaan hatinya terhadap Allah
dengan menyebut nama-Nya.
2. Menghiasai pembicaraan dengan menyebut nama Allah, salah satunya bagi lisan
adalah memuji Allah.
3. Huruf yang diperkenankan untuk dipakai ketika bersumpah adalah ba,
ta, dan wawu.
4. Terkadang Allah bersumpah dengan cara menggunakan huruf nafi (‫ )ال‬al-
Qiyamah:
‫اَل ُأْقِس ُم ِبَيْو ِم اْلِقَياَم ِة‬
“Aku bersumpah dengan hari kiamat. (QS: Al-Qiyamah,1)
5. Seandainya seseorang bersumpah untuk tidak mengerjakan shalat dan puasa
ramadhan, maka batallah sumpahnya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sumpah atau qasam adalah suatu mekanisme yang teramat penting
dalam berkomunikasi antar sesama manusia sebab kepercayaan orang lain
sangat diperlukan. Aqsamul qur’an ialah yang membicarakan tentang sumpah-
sumpah yang terdapat dalam ayat-ayat al-qur’an.
Qasam merupakan salah satu penguat yang masyhur untuk memantapkan
atau memperkuat kebenaran sesuatu didalam jiwa. Al-Qur’an al-karim
diturunkan untuk seluruh manusia dan manusia mempunyai sikap yang
bemacam-macam terhadapnya. Dengan adanya sumpah dalam al-Qur’an, berarti
ketentuan sumpah mengikat terutama orang-orang Islam.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, mudah-mudahan dengan adanya makalah
ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat bagi kita semua. Untuk
kesempurnaan makalah ini, kami selaku pemakalah bersedia menerima kritik dan
saran yang membangun untuk menuju yang lebih baik nantinya. untuk perhatiannya
kami ucapkan terima kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ustuhri dkk, Qawaid Tafsir. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014)


Ahmad Syadali, ahmad rofi’i, Ulumul Qur’an 2. (Bandung: Pustaka Setia, 1997)
Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005)
Nasruddin Baidan Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005)
Halimuddin. Pembahasan Ilmu Al-Qur’an 2, ( Jakarta: Renika Citra,1995)
Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005)
Ahmad Ustuhri, dkk. Qawaid Tafsir, (]Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014)
Terjemah Mudzakkir. Studi IlmuIilmu al-qur’an, ( Jakarta: Pustaka Litera Antarnusa)
Rosihan Anwar. Ilmu Tafsir, (Bandung: Pustaka Setia, 2005)
M. Hasbi ash-Shidieqie. Ilmu-Ilmu al-Qur’an, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1967)
Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2005)
Rosihan Anwar, ilmu Tafsir, (Bandung: Pustaka Setia, 2005)

10
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Aqsamul Qur’an” Tanpa pertolongan-Nya
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad
SAW.

Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Guru yang telah berkenan
membimbing kami dalam matapelajaran “Ilmu Tafsir” yang telah membantu. Oleh
karenanya kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dan terlebih dahulu
kami ucapkan terima kasih.
Demikian makalah ini kami sajikan semoga bermanfaat bagi kami dan pembaca.

Ujung Gading, Oktober 2020

Penulis,

i 11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................... 1
C. Tujuan........................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqsamul Qur’an...................................... 2
B. Unsur-unsur Aqsam dan Ungkapannya..................... 3
C. Macam-Macam Aqsam............................................. 6
D. Faedah Qasam dalam al-Qur’an................................ 6
E. Hikmah Sumpah Dalam Al-Qur’an........................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................ 9
B. Saran.......................................................................... 9

DAFTAR KEPUSTAKAAN

ii 12

Anda mungkin juga menyukai